2. IDENTITAS
DATA PASIEN AYAH IBU
Nama An. J Tn. A Ny. A
Umur 1 tahun 9 hari 26 tahun 24 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Alamat Jl. Kemakmuran no 64 RT 01 RW 05
Agama Islam Islam Islam
Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa
Pendidikan - SMA SMA
Pekerjaan - Pegawai -
Penghasilan - Rp 2.000.000,- -
Keterangan Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung
Asuransi BPJS
No. RM 09705880
3. ANAMNESIS
• Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis terhadap ibu
kandung pasien pada hari Jumat, 20 Mei 2016 di RSUD Kota
Bekasi.
Keluhan Utama
• BAB cair
Keluhan tambahan
• Muntah, batuk
4. RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
BAB cair
sejak 2 hr
SMRS
3 hari SMRS
mengalami batuk
pilek. Batuk
berdahak, dahak
sulit dikeluarkan.
batuk darah,
suara mengi dan
sesak napas
disangkal.
Batuk tersebut
disertai dengan
demam. Demam
tinggi, timbul tiba
– tiba, terus
menerus namun
demam menurun
bila diberi obat
penurun panas.
BAB cair 2x/hr
berwarna kuning
tanpa darah dan
jumlahnya tidak
terlalu banyak.
4 jam SMRS BAB cair
sebanyak 4X, berwarna
kuning dengan ampas dan
lendir tanpa darah,
jumlahnya setengah gelas
aqua, bau busuk atau bau
asam pada BAB disangkal.
muntah sebanyak 2 kali,
muntah setiap diberikan
makanan, muntah berisi
susu. Ibu mengaku keluhan
ini diperberat jika pasien
mengonsumsi susu
formula.
Ibu pasien menyangkal
adanya muntah yang
proyektil, muntah darah
dan muntah berwarna
hijau. Ibu pasien juga
menyangkal adanya kejang
dan keluhan pada BAK.
Pasien menjadi lebih diam,
tampak sangat lemas,
tidak mau makan dan
minum sama sekali, masih
menangis namun tidak
keluar air mata dan
tangisannya cepat mereda.
5. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien belum penah
mengalami hal
serupa dan tidak
pernah dirawat di RS
Riwayat alergi obat
dan makanan
disangkal
6. Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama.
Riwayat adanya penyakit jantung bawaan, penyakit paru seperti
asma, batuk-batuk lama atau pengobatan flek paru juga disangkal.
Riwayat alergi makanan dan obat disangkal.
Riwayat Lingkungan Perumahan
• Keadaan lingkungan rumah dan sanitasi baik, ventilasi dan
pencahayaan baik.
Riwayat Sosial Ekonomi
• Penghasilan kurang
7. Riwayat Kehamilan dan Pemeriksaan Prenatal
• Ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur di bidan sebulan
sekali. Mendapatkan suntikan TT 2x. Tidak pernah menderita
penyakit selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan
disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat
minum obat tanpa resep dokter dan jamu disangkal, riwayat demam
selama kehamilan disangkal. Riwayat penyakit jantung, asma, TB,
perdarahan dan trauma disangkal. Selama hamil, ibu makan 3 kali
sehari, berupa nasi, lauk-pauk dengan variasi telur, tahu, tempe,
sayuran dan susu.
Kesan: Riwayat kehamilan dan perawatan prenatal baik.
8. Riwayat Persalinan
• Tempat kelahiran : RS
• Penolong persalinan : Dokter Sp.OG
• Cara persalinan : Sectio caesaria a/i gawat janin
• Masa gestasi : aterm
• Air ketuban : Ibu tidak tahu
• Berat badan lahir : 2400 gram
• Panjang badan lahir : 47 cm
• Lingkar kepala : Ibu lupa
• Langsung menangis : Ya
• Nilai APGAR : Ibu tidak tahu
• Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan: Neonatus aterm, lahir pervagimam, bayi dalam keadaan bugar.
9. Riwayat Pemeliharaan Postnatal
• Pemeliharaan setelah kehamilan dilakukan di Puskesmas secara teratur
sebulan sekali dan anak dalam keadaan sehat.
Kesan: riwayat pemeliharaan postnatal baik
10. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
• Pertumbuhan gigi I : 6 bulan (normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
• Tengkurap : 4 bulan (normal: 3-4 bulan)
• Duduk : 6 (normal: 6 bulan)
• Berdiri : 9 (normal: 9-12 bulan)
• Berjalan : 12 (normal: 13 bulan)
• Bicara : 9 bulan (normal: 9-12 bulan)
Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan normal.
14. Pemeriksaan fisik
• CM/TSS, tampak kurus, sesak (-), ptekie (-), nafas cuping hidung(-)
Keadaan Umum
• Nadi : 110 x/menit, reguler, isi cukup, kuat
• Laju nafas : 24 x/menit, reguler
• Suhu : 36,6˚C (aksila)
Tanda Vital
• BB: 7 kg
• TB: 67 cm
Antropometri
15. Kepala :
Mesocephali, warna rambut hitam,
distribusi merata
Mata :
CA -/-, SI -/-,
pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+
THT :
Otorhea -/-, rinorhea -/-, septum deviasi (-)
faring hiperemis (-), uvula di tengah,T1-T1
Leher :
KGB dan tiroid TTM
Thorax : Bentuk (N), simetris +/+
Cor : BJ I-II (N), murmur (-) gallop (-)
Pulmo : SN vesikular (+/+) rhonki (-/-)
wheezing (-/-)
Abdomen :
Datar, BU (+) 3 x/menit
NTE (-), supel, timpani
Hepatomegali (-),
shifting dullness (-)
Extremitas :
Akral hangat,(+), CRT <2”, edema (-),
sianosis (-)
Genitalia :
Tidak ada kelainan
Status
Generalisata
16. Data Antropometri
Anak laki – laki berusia 1 tahun 9 hari
Berat badan 7 kg
Tinggi badan 67 cm
Lingkar kepala 45 cm
Pemeriksaan Status Gizi
Pertumbuhan persentil anak menurut CDC adalah sebagai
berikut:
1.BB/U= 7/7,4 x 100% = 94,5% (berat badan normal
menurut umur)
2.TB/U = 67/66 x 100% = 101% (tinggi badan tinggi
menurut umur)
3.BB/TB = 7/7,6 x 100% = 92,1% (status gizi baik)
Kesan: Anak laki-laki 1 tahun 9 hari, status gizi baik.
19. 2. Gambaran darah tepi
• Eritrosit : Normositik
normokrom
• Ret HE : 24 pg ( 26 – 37
pg)
• Leukosit : Jumlah
meningkat, hipersegmentasi +,
granula toksik +, vakuolisasi +,
limfosit atipik +
• Trombosit : Jumlah
meningkat
• Kesan : Anemia normositik
normokrom dengan leukositosis,
limfosit atipik dan trombositosis
reaktif akibat proses infeksi
3. Foto thorax
• Kesan: Bronkopneumonia
20. PENATALAKSANAAN
• Asupan cairan
• IVFD Tridex 27A 700 cc/ hari
• Medikamentosa:
• Cefotaxime 2 x 600 mg
• L-Bio 2 x 1 sach
• L-Zink 2 x 5 ml
• Ranitidin 2 x 10 mg
• Dexamethasone 3 x 1 mg
• Edukasi ibu pasien
21. PROGNOSIS
• Ad vitam : Ad Bonam
• Ad functionam : Dubia Ad Bonam
• Ad sanationam : Dubia Ad Bonam
22. FOLLOW UP
TGl 16 Mei 2016 di Melati (H1)
S BAB cair (+) hari ke 3, lemas (+) batuk (+), sesak (+), abdominal discomfort (+) mual (+) muntah (-), makan(↓), minum(↓) ,
BAK (+)
O TD : tidak dilakukan, S: 36,30 C
KU: TSB/somnolen, sesak (+)
Mata : CA (+/+), SI (-/-)
Paru : SN Vesikular, Rh(+/+), Wh(-/-)
Jantung : S1/S2 regular, M (-), G (-)
Abdomen: cekung, supel, BU(+), turgor lambat
Ekstremitas: oedem ekstremitas (-), akral dingin (+), CRT>2s
A GEA dengan dehidrasi berat
Syok hipovolemia
ISPA
P Medikamentosa:
O2 3-4 lpm
RL 40 tpm
Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
Inj. Dexamethasone 3 x 1 mg
Inj. Paracetamol 70 mg (k/p)
Inj. Ranitidine 2 x 10 mg
Po. Lacto – B 2 x ½ cth
Po. Paracetamol 3 x 1 cth
Po. Zinc 1 x 1 cth
Non-medikamentosa:
Tirah Baring
Edukasi pasien
Banyak minum
Diet lunak
Observasi KU dan tanda vital
Pemeriksaan
Darah lengkap
23. 17 Mei 2016 di Melati (H2)
BAB cair (+) hari ke 4, lemas (+) batuk (+), sesak (+), abdominal discomfort (+) mual (+) muntah (-), makan(↓), minum(↓) , BAK (+)
TD : tidak dilakukan
HR: 150x/m, RR: 28x/m, S: 370 C
KU: TSB/somnolen, sesak (+)
Mata : CA (+/+), SI (-/-)
Paru : SN Vesikular, Rh(+/+), Wh(-/-)
Jantung : S1/S2 regular, M (-), G (-)
Abdomen: cekung, supel, BU(+), turgor baik
Ekstremitas: oedem ekstremitas (-), akral dingin (-), CRT<2s
GEA dengan dehidrasi berat
Syok hipovolemia
ISPA
Pro PICU
Medikamentosa:
O2 3-4 lpm
RL 600 cc / hari
Inj. Cefotaxime 2 x 300 mg
Inj. Dexamethasone 3 x 1 mg
Inj. Paracetamol 70 mg (k/p)
Inj. Ranitidine 2 x 10 mg
Po. Lacto – B 2 x 1 cth
Po. Zinc 2 x 5 mg
Non-medikamentosa:
Tirah Baring
Edukasi pasien
Observasi KU dan tanda vital
Pemeriksaan
Darah lengkap, GDS, elektrolit
Ro thorax
Instruksi:
IVFD Tridex 27A 700cc/hr
Pasang NGT untuk diet
Laboratorium Darah 17 Mei 2016 pukul 21.05 R.Melati
RSUD Kota Bekasi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Darah rutin
Leukosit 31.6 103/ul 5 – 10
Hemoglobin 9.0 g/dl 13 – 17.5
Hematokrit 27.0 % 40 – 54
Trombosit 457 103/ul 150 – 400
24. 18 Mei 2016 di Melati (H3)
BAB cair (-), lemas (+) batuk (+), sesak (-), mual (-) muntah (-), makan(↓), minum(+) , BAK (+)
TD : tidak dilakukan
HR: 100x/m, RR: 24x/m, S: 370 C
KU: TSS/apatis, sesak (↓)
Mata : CA (+/+), SI (-/-)
Paru : SN Vesikular, Rh(+/+), Wh(-/-)
Jantung : S1/S2 regular, M (-), G (-)
Abdomen: cekung, supel, BU(+), turgor baik
Ekstremitas: oedem ekstremitas (-), akral dingin (-), CRT<2s
GEA dengan dehidrasi berat perbaikan
Bronkopneumonia
Medikamentosa:
O2 3-4 lpm
IVFD Tridex 27A 700 cc/hr
Inj. Cefotaxime 2 x 300 mg
Inj. Dexamethasone 3 x 1 mg
Inj. Paracetamol 70 mg (k/p)
Inj. Ranitidine 2 x 10 mg
Po. Lacto – B 2 x 1 cth
Po. Zinc 2 x 5 mg
Non-medikamentosa:
Tirah Baring
Edukasi pasien
Observasi KU dan tanda vital
Laboratorium Darah 18 Mei 2016 pukul 17.52 R.Melati RSUD Kota
Bekasi (post transfusi)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah rutin
Leukosit 29.7 103/ul 5 – 10
Hemoglobin 13.4 g/dl 13 – 17.5
Hematokrit 37.6 % 40 – 54
Trombosit 316 103/ul 150 – 400
Instruksi:
Transfusi PRC 75
cc dengan
pemberian diuretic
(inj. Furosemide 7
mg iv)
Inj. Cefotaxime 2
x 600 mg
25. 19 Mei 2016 di Melati (H4) 20 Mei 2016 di Melati (H5)
BAB cair (-), lemas (+) batuk (↓), sesak (-), mual (-)
muntah (-), makan(+), minum(+) , BAK (+)
BAB cair (-), lemas (-), rewel, batuk (↓), sesak (-), mual (-
) muntah (-), makan(+), minum(+) , BAK (+)
TD : tidak dilakukan
HR: 100x/m, RR: 24x/m, S: 36,70 C
KU: TSS/CM, sesak (-)
Mata : CA (+/+), SI (-/-)
Paru : SN Vesikular, Rh(+/+), Wh(-/-)
Jantung : S1/S2 regular, M (-), G (-)
Abdomen: cekung, supel, BU(+), turgor baik
Ekstremitas: oedem ekstremitas (-), akral dingin (-),
CRT<2s
TD : tidak dilakukan
HR: 110x/m, RR: 24x/m, S: 370 C
KU: TSS/CM, sesak (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Paru : SN Vesikular, Rh(-/-), Wh(-/-)
Jantung : S1/S2 regular, M (-), G (-)
Abdomen: datar, supel, BU(+), turgor baik
Ekstremitas: oedem ekstremitas (-), akral dingin (-),
CRT<2s
GEA dengan dehidrasi berat perbaikan
Bronkopneumonia
GEA dengan dehidrasi berat perbaikan
Bronkopneumonia
Medikamentosa:
IVFD Tridex 27A 700 cc/hr
Inj. Cefotaxime 2 x 600 mg
Inj. Dexamethasone 3 x 1 mg
Inj. Paracetamol 70 mg (k/p)
Inj. Ranitidine 2 x 10 mg
Po. Lacto – B 2 x 1 cth
Po. Zinc 2 x 5 mg
Non-medikamentosa:
Tirah Baring
Edukasi pasien
Observasi KU dan tanda vital
Medikamentosa:
IVFD Tridex 27A 700 cc/hr
Inj. Cefotaxime 2 x 600 mg
Inj. Dexamethasone 3 x 1 mg
Inj. Paracetamol 70 mg (k/p)
Inj. Ranitidine 2 x 10 mg
Po. Lacto – B 2 x 1 cth
Po. Zinc 2 x 5 mg
Non-medikamentosa:
Tirah Baring
Edukasi pasien
Observasi KU dan tanda vital
Instruksi:
-Acc pulang
-Kontrol ke poli Anak
26. ANALISA
KASUS
ANAK LAKI, 1 TAHUN 3 HARI
3 hr SMRS batuk + demam + BAB cair
4 jam SMRS BAB cair > 4x, muntah 2x
Pasien menjadi diam, sangat lemas, tidak
mau makan dan minum sama sekali,
masih menangis namun tidak keluar air
mata dan tangisannya cepat mereda
PF: HR 150x/m; RR 32x/m; mata cekung,
turgor kulit lambat, akral dingin, CRT > 2
s
Dehidrasi berat
28. Pengertian
• Gastroenteritis atau diare buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
• Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer
lebih dari 3x sehari baik disertai lendir dan darah maupun
tidak.1
29. Klasifikasi
1. Diare cair akut
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3
kali per hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lender dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu.1
Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
30. Diare kronik
• >15 hari.
• Patogenesis lebih kompleks + berbagai factor.
• penyebab :
• diare osmotic, diare sekretorik,
• malabsorbsi,
• defek system pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit,
• motilitas dan waktu transit usus abnormal,
• gangguan permeabilitas usus
• eksudasi cairan, elektrolit dan mucus yang berlebihan.
• kelainan pada organ : pancreas, hati dan usus.
31. Diare enterovasif
• Ada gejala demam dan tinja berdarah.
• berlaku secara invasive
• sering terjadi di kolon
• frekuensi BAB sering tapi sedikit-sedikit dan sering diawali
dengan diare air
• Sulit dibedakan dengan Irritable Bowel Disease (IBD).
• Pemeriksaan lab :banyak leukosit di tinja
• kultur tinja : bakteri seperti Salmonella, Shigella dan
Campylobacter.
32. Diare enterotoksigenik
• non invasive
• terdapat mual
• gejala tanpa demam dan tanpa darah.
• Tinjanya adalah kolera tinja yaitu seperti cucian beras dan
disertai muntah.
• Penyebab lain: bahan toksik pada makanan (logam berat
misalnya preservative kaleng, nitrit, pestisida, histamine pada
ikan).
• Pemeriksaan lab : tidak ada leukosit di tinja.
• Patogennya : ETEC, G.lamblia, rotavirus, virus cholera dan
jamur.
33. Diare persisten
• Diare tipe ini pada mulanya akut
• berlangsung lebih dari 14 hari
• dimulai dengan diare akut atau disentri.
• Diare kronik tidak sama dengan diare persisten.
• Faktor resiko:
• anak berusia < 1 tahun
• malnutrisi
• minum susu formula
• baru mengalami diare akut.
35. ETIOLOGI (umum)
• Imunodefisiensi
• hipogamaglobulinemia
• penyakit granulomatose kronik
• defisiensi IgA
• imunodefisiensi IgA
• Terapi obat
• antibiotic, kemoterapi, antacid
36. ETIOLOGI (umum)
• Tindakan tertentu
• gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi
• Lain-lain
• sindrom Zollinger-Ellison
• hipersekresi asam lambung, ulserasi peptik parah, dan sel tumor
islet non-beta pankreas (gastrinoma).
• neuropati autonomic
• neuropati diabetic.
37. PATOGENESIS
• MEKANISME DASAR
1. Gangguan
osmotic
(diare osmotic)
makanan atau zat
yang tidak dapat
terserap
tekanan osmotic
dalam rongga usus
meninggi
pergeseran air dan
elektrolit ke dalam
rongga usus
Isi rongga usus
yang berlebihan
merangsang usus
untuk
mengeluarkannya
diare
38. Mekanisme dasar
2. Gangguan sekresi (diare sekretorik)
diare
peningkatan isi rongga usus (volume tinja yang banyak sekali)
peningkatan sekeresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh enterotoksin) pada
dinding usus
39. Mekanisme dasar
• 3. Gangguan motilitas usus
• Hiperperistaltik :berkurang kesempatan usus
untuk menyerap makanandiare.
• peristaltic usus menurun bakteri tumbuh
berlebihan diare
• Penyebab yang lain:
• diabetes mellitus
• pasca vagotomi
• hipertiroid.
40. Mekanisme dasar
• 4. Malabsorbsi asam empedu, malabsorpsi
lemak
• gangguan pembentukan/ produksi micelle
empedu
• penyakit saluran bilier dan hati
41. Mekanisme dasar
• Diare infeksi
• Disebabkan oleh infeksi dinding usus.
Faktor kausal (agent) Faktor pejamu (host)
Kemampuan tubuh untuk
mempertahan diri terhadap organism
yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari factor pertahanan saluran
cerna seperti keasaman lambung,
motilitas usus, imunitas dan
lingkungan flora normal usus.
Daya penetrasi yang dapat merusak sel
mukosa, kemampuan menghasilkan
toksin yang mempengaruhi sekresi
cairan usus halus serta daya lekat
kuman.
42. GEJALA KLINIS
Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Gejala klinis :
Masa Tunas
Panas
Mual, muntah
Nyeri perut
Nyeri kepala
lamanya sakit
17-72 jam
+
Sering
Tenesmus
-
5-7 hari
24-48 jam
++
Jarang
Tenesmus, kramp
+
>7hari
6-72 jam
++
Sering
Tenesmus,kolik
+
3-7 hari
6-72 jam
-
+
-
-
2-3 hari
6-72 jam
++
-
Tenesmus, kramp
-
variasi
48-72 jam
-
Sering
Kramp
-
3 hari
Sifat tinja:
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Darah
Bau
Warna
Leukosit
Lain-lain
Sedang
5-10x/hari
Cair
-
Langu
Kuning hijau
-
anorexia
Sedikit
>10x/hari
Lembek
+
-
Merah-hijau
+
Kejang+
Sedikit
Sering
Lembek
Kadang
Busuk
Kehijauan
+
Sepsis +
Banyak
Sering
Cair
-
-
Tak berwarna
-
Meteorismus
Sedikit
Sering
Lembek
+
-
Merah-hijau
-
Infeksi sistemik+
Banyak
Terus menerus
Cair
-
Amis khas
Seperti air
cucuian beras
-
-
43. PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Symptom Minimal atau tanpa
dehidrasi, kehilangan
BB<5%
Dehidrasi ringan sedang,
kehilangan BB 5%-10%
Dehidrasi berat, kehilangan
BB>10%
Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah,
irritable
Apatis, letargi, idak sadar
Denyut jantung Normal Normal meningkat Takikardi, bradikardi, (kasus
berat)
Kualitas nadi Normal Normal melemah Lemah, kecil tidak teraba
Pernapasan Normal Normal-cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2detik
Cappilary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin,mottled, sianotik
Kencing Normal Berkurang Minimal
46. Pemberian cairan pada diare
dehidrasi murni
1. Jenis Cairan
Cairan rehidrasi oral
○ Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa
○ Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat
lain.
Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila
anak mau minum serta kesadaran baik.
Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi,
tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.
Intravena untuk dehidrasi berat.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia
anak
47. TATALAKSANA
Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga, ASI
oralit diberikan tiap BAB atau muntah dengan dosis :
< 1 tahun : 50-100 cc
1-5 tahun : 100-200 cc
> 5 tahun : semaunya
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkan pemberian cairan tiap BAB
Bisa peroral, NGT, parenteral.
Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairan RL
atau ringer asetat 100 cc/kgBB :
< 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam 1 jam I, 70 cc/kgBB dalam 5 jam
> 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam I, 70 cc/kgBB dalam 2½
jam
48. 4. Seng ( Zinc )
• Seng merupakan mikronutrien komponen berbagai enzim dalam tubuh yang
penting antara lain untuk sintesis DNA. Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF
telah merekomendasikan penggunaan seng pada anak dengan diare dengan
dosis 20 mg per hari selama 10-14 hari, dan pada bayi<6 bulan dengan dosis
10 mg per hari selama 10-14 hari
5. Pemberian makanan selama dan setelah diare
• Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah
sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrien sebanyak
anak mampu menerima. Meneruskan pemberian makanan aan
mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan
menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrien, sehingga memburuknya
status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi. Bayi yang minum ASI
harus diteruskan sesering mungkin dan selama anak mau. Bayi yang tidak
mium ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam.
6. Terapi Medikamentosa
7. Probiotik dan Prebiotik
49. KOMPLIKASI
1. DEHIDRASI
Jenis dehidrasi Kadar ion Na+ dalam plasma
Dehidrasi hipotonik/ dehidrasi
hiponatremia
Kurang kadar Na+ dalam plasma
(<130 mEq/l)
Dehidrasi isotonic 130-150 mEq/l
Dehidrasi hipertonik lebih dari 150 mEq/l
50. 2.gangguan keseimbangan asam-
basa
• asidosis metabolik
• kehilangan NaHCO3 melalui tinja
• penimbunan asam laktat
• produk metabolic bersifat asam yang tidak dapat dikeluarkan
(oliguria atau anuria)
• hipokalemia:
• gelaja hipotoni otot, bradikardia, ileus paralitik
• hipoglikemi:
• Gizi buruk: cadangan glikogen kurang, ggn.absorbsi glukosa
• Lemas, tremor, berkeringat, pucat, kejang, syok
51. 3. Gangguan gizi
masukan makanan berkurang
anoreksia, muntah, memuasakan, memberi makanan encer
• berkurang penyerapan makanan terutama lemak dan protein
• Kerusakan vili usus
• Defisiensi lactase = malabsorbsi laktosa
• Berkurang konsentrasi asam empedu
• Transit makanan melalui usus meningkat
• Meningkatnya kebutuhan zat makanan
• meningkatnya metabolism dan kebutuhan untuk memperbaiki epitel usus
52. 4. Gangguan sirkulasi darah
• Syok hipovolemik
• Akral dingin
• Kesadaran menurun
• Nadi kecil, cepat
• tekanan darah menurun
• kulit lembab berkeringat dingin
• pucat, sianosis
53. PENCEGAHAN
• Faktor kebersihan
• mencuci tangan dengan sabun
• Penyiapan makanan yang higienis
• Penyediaan air minum yang bersih
• Kebersihan perorangan
• Cuci tangan sebelum makan
• Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
• Tempat buang sampah yang memadai
• Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
• Lingkungan hidup yang sehat
54. PENCEGAHAN
• pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan
• vaksin rotavirus per-oral
• Pemberian gizi yang baik kepada anak.
55. PROGNOSIS
• Pasien diare akut disebabkan infeksi virus sembuh dengan baik
tanpa komplikasi sekiranya diberikan terapi rehidrasi yang
tepat.
• Dehidrasi berat tanpa terapi rehidrasi yang adekuat dapat
menyebabkan shock hipovolemia yang berakhir dengan
kematian.