Dokumen tersebut berisi identitas dan riwayat kesehatan pasien bernama An CPA berusia 3 tahun 7 bulan. Terdapat informasi mengenai keluarga, riwayat kehamilan, perkembangan, imunisasi, dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium. Didiagnosis dengan bronkopneumonia dan anemia.
2.
Nama : An CPA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 21 September 2012
Suku Bangsa : Betawi
Umur : 3 Tahun 7 bulan
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Alamat : Jl. D gang 2 Karanganyar 003/001,
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Identitas pasien
3. Identitas Orang Tua
• Data Ibu
• Ny. S
• 25 tahun
• SMA
• Ibu rumah tangga
• Data Ayah
• Tn. U
• 25 tahun
• SD
• Wiraswasta
4.
Tanggal Masuk RS : 3 Mei 2016 Jam 23.50 WIB
Tanggal Pemeriksaan : 5 Mei 2016 Jam 14.00 WIB
Dilakukan di : Bangsal Melati 5307
5.
Anamnesis
• Sesak sejak 5 jam
SMRSKELUHAN
UTAMA
• Demam
• Batuk
• Penurunan nafsu
makan
KELUHAN
TAMBAHAN
6. RIWAYAT MASUK RS
7 hari
SMRS
• Demam
• Batuk
berdahak
6 hari
SMRS
• Sesak
hilang
timbul,
membaik
saat
istirahat
3 Mei (RS)
• Sesak
semakin
memberat
8.
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi +
Asma + Kakek dari ibu, namun tidak tinggal serumah dengan pasien
Tuberkulosis + Kakek dari ibu, namun tidak tinggal serumah dengan pasien
Hipertensi +
Diabetes +
Kejang Demam +
Epilepsi +
9. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Kehamilan
Perawatan antenatal : Trimester I
1x, trimester II 1x, trimester III 2x
Tempat perawatan:Puskesmas.
Penyakit kehamilan: Tidak ada
Tempat kelahiran : Rumah Bersalin
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Cukup bulan 38
minggu
Keadaan bayi
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala: Tidak diketahui
Langsung menangis kuat
Pucat/Biru/Kuning/Kejang : Negatif
Nilai APGAR : Tidak diketahui,
Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
10. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Sektor personal sosial:
Ibu os tidak ingat
Sektor motor halus adaptif:
Ibu os tidak ingat
Sektor bahasa:
Ibu os tidak ingat
Sektor motor kasar:
Ibu os tidak ingat
RIWAYAT IMUNISASI
(+) BCG usia 1 bulan
(+) DPT, 2 bulan, 4 bulan, 6
bulan
(+) Polio, 0 bulan, 2 bulan,
4 bulan, 6 bulan
(+) Hep. B, 0 bulan, 1
bulan, 6 bulan
(+) Campak, 9 bulan
Kesan: Imunisasi dasar
pasien lengkap
11. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 121 kali/menit, reguler, kuat
Suhu : 38,7 °C
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 26 kali/menit,
teratur, reguler
12.
Panjang badan : 93 cm
Berat badan (5/5) : 12 kg
LILA : 15 cm
IMT : 15,03 kg/m2
Status Gizi :
BB/ U : 0 sd -2
TB/U : 0 sd -2
BB/TB : -1 sd -2
Kesan: status gizi baik
Antropometri
16. PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala : normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, reflex cahaya tak
langsung +/+, konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-,
sekret -/-
Telinga : normotia +/+, nyeri tekan tragus (-), serumen -/-, sekret -/-
Mulut : mukosa mulut tidak hiperemis
Bibir : bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus (-),
Lidah : normoglosia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-)
Tenggorok : faring tidak hiperemis, granular (-)
Leher : trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)
17. THORAKS
1. Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal,
simetris keadaan statis maupun
dinamis, retraksi sela iga (-),
pernafasan torakoabdominal
Palpasi : Fremitus baik simetris, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan
paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler,
rhonki +/+, wheezing -/-
2. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak
terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
pada sela iga 4 linea
midklavikularis kiri
Perkusi : Batas atas jantung di
ICS II linea parasternal kiri.
Batas kiri jantung di ICS IV, linea
midclavicula kiri.
Batas kanan jantung di ICS IV,
linea sternal kanan.
Auskultasi : BJ I/II murni reguler,
murmur (-), gallop (-)
18. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar.
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut
19. Extremitas
Ekstremitas superior : Akral hangat, deformitas
(-), Edema -/- , CRT < 2 detik
Ekstremitas Inferior : Akral hangat, deformitas
(-), Edema -/- , CRT < 2 detik.
Tulang belakang : tidak tampak kelainan tulang
belakang
Anus dan Rektum: tidak ditemukan iritasi
Kulit: kulit tidak kering dan keriput, turgor kulit baik,
warna kulit sawo matang,
23. PENATALAKSANAAN
Infus RL 12 tpm
Oksigen 2 liter/menit
Nebulisasi ventolin 1 ampul + NaCl 3% 2 cc
Paracetamol syr 3 x 1 cth
Cinam 3 x 600 mg
24. Ad Vitam : ad bonam.
Ad Fungsionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
25. FOLLOW UP
Tanggal 5 Mei 2016
S Pasien masih batuk, sesak sudah berkurang, demam masih hilang timbul. Pasien masih
mau makan dan minum.
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 110x/menit RR: 31x/menit Suhu: 38,1oC TD: 100/60 mmHg
Mata: tidak cekung, CA +/+
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baik
A Bronkopneumonia (perbaikan) + anemia
P Terapi dan nebulisasi lanjut
Diet makan biasa 3 kali sehari
26. Tanggal 6 Mei 2016
S Pasien masih batuk, sesak sudah berkurang, demam kadang masih hilang timbul. Nafsu
makan dan minum masih baik
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 105x/menit RR: 29x/menit Suhu: 37,8oC TD: 90/60 mmHg
Mata: tidak cekung, CA -/-
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baik
A Bronkopneumonia (perbaikan) + anemia
P Terapi lanjut
27. Tanggal 7 Mei 2016
S Pasien masih batuk, tidak ada sesak lagi, demam sudah tidak timbul lagi. Nafsu makan dan
minum semakin membaik
O KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
HR: 99x/menit RR:27x/menit Suhu: 36,8oC TD: 90/70 mmHg
Mata: tidak cekung, CA -/-
Dada: tak ada retraksi sela iga, Rh +/+
Abdomen: tak ada retraksi epigastrium, turgor baik
A Bronkopneumonia (perbaikan)
P Nebulisasi kalau perlu
Pulv cetirizine 1 mg, ranitidin 10 mg, prednison 1 mg 3x1 pulv
Boleh pulang
28. DIAGNOSIS
• Anamnesis: sesak nafas, nafas cepat, batuk berdahak, &
demam.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah halus
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hal berikut.
• Gambaran darah menunjukkan leukositosis, 15.000–40.000/mm3
• Nilai Hb menurun.
• Peningkatan LED.
29. Diagnosis Gejala yang ditemukan
Pneumonia - Demam
- Batuk dengan nafas cepat
- Crackles / rhonki pd auskultasi
- Kepala terangguk-angguk
- Nafas cuping hidung
- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
- Merintih (grunting)
- Sianosis
Bronkiolitis • Episode wheezing pertama anak usia < 2 tahun
• Hiperinflasi dinding dada
• Ekspirasi memanjang
• Gejala pada pneumonia dapat dijumpai
• Kurang / tidak respon dengan bronkodilator
TBC • Riwayat kontak TB dengan dewasa (meragukan)
• Uji tuberkulin + (≥ 10 mm, keadaan imunosupresi ≥ 5 mm)
• Pertumbuhan buruk / kurus, BB turun
• Demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab jelas
• Batuk kronis (≥ 3 minggu)
• Pembesaran KGB (coli, aksila, inguinal spesifik). Pembengkakan tulang-
sendi, punggung, panggul, lutut, falang
Asma • Riwayat wheezing
• Berulang
31. Etiologi
Bronko-
pneumonia
Umur Penyebab yang sering
Lahir-20 hari E.coli
Streptococcus grup B
Listeria monocytogenes
3 minggu-3 bulan Bakteri:
Chlamydia trachomatis
Streptococcus pneumonia
Virus:
Respiratory Syncitial Virus
Influenza dan parainfluenza virus
Adenovirus
4 bulan-5 tahun Bakteri:
Streptococcus pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
Virus:
Respiratory Syncitial Virus
Rhinovirus
Influenza dan parainfluenza virus
Adenovirus
Measles virus
5 tahun-remaja Chlamydia pneumoniae
Streptococcus pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
32. WHO
O Bronkopneumonia sangat berat : sianosis sentral, anak
tak sanggup minum rawat di RS & diberi antibiotik.
O Bronkopneumonia berat : ada retraksi, tanpa sianosis &
masih sanggup minum rawat di RS & diberi
antibiotik.
O Bronkopneumonia : tak ada retraksi tapi dijumpai
pernafasan cepat :
O > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
O > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun
O > 40 x/menit pada anak usia 1 – 5 tahun
33. Masuknya mikroorganisme ke saluran nafas & paru
melalui berbagai cara berikut.
Inhalasi langsung dari udara
Aspirasi dari bahan-bahan di nasofaring & orofaring
Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
Penyebaran secara hematogen
34. Bila pertahanan tubuh tak kuat mikroorganisme dapat melalui
jalan nafas sampai alveoli radang dinding alveoli & jaringan
sekitarnya mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan berikut.
Stadium I (4–12 jam pertama/kongesti) permeabilitias kapiler naik
Stadium II (48 jam berikutnya) hepatisasi merah, tambah sesak
Stadium III (3 – 8 hari) hepatisasi kelabu
Stadium IV (7 – 11 hari) resolusi
35. Penatalaksanaan
Tergantung penyebab yang sesuai hasil pemeriksaan sputum:
• Anak sesak nafas, cairan IV & oksigen (1-2 L/mnt)
• Cairan sesuai dengan BB, kenaikan suhu & status dehidrasi
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
• Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi & uji resistensi tapi
tidak selalu dilakukan waktu cukup lama dalam praktek
diberi pengobatan polifarmasi penisilin + kloramfenikol atau
antibiotik spektrum luas seperti ampicilin.
36. Analisa Kasus
• Pada kasus sesak nafas, nafas cepat, batuk berdahak,
dan demam.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah halus &
hasil laboratorium menunjukkan leukositosis & anemia,
sehingga diagnosis bronkopneumonia ringan & anemia
dapat ditegakkan.
37. ANTIBIOTIK EMPIRIS
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih antibiotik empiris.
Faktor mikrobiologi
Farmakodinamik
Pejamu (usia)
Efek samping
Faktor lain
38. Dalam kasus antibiotik empiris Cinam Ampicilin (goL penicilin)
& sulbactam (gol β-laktam) karena :
usia 4 bulan – 5 tahun et/ BP & radang sal nafas Streptococcus
pneumonia & Mycoplasma pneumoniae Gram positif,
Cinam antibiotik spektrum luas sensitif.
Saat di follow up, pasien yang awalnya sesak, batuk, & demam
perbaikan gejala tanda infeksi juga mulai berkurang hari demi hari,
Antibiotik empiris
40. PROGNOSIS
Sembuh total, mortalitas < 1 %, mortalitas bisa lebih
tinggi pada anak-anak keadaan malnutrisi energi-protein
& datang terlambat untuk pengobatan.
41. Penyebab anemia menurut umur
• Bayi kurang dari 1 tahun
• Cadangan Fe Alergi protein susu sapi
• Anak umur 1-2 tahun
• Asupan Fe kurang
• Obesitas
• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
• Malabsorbsi.
• Anak umur 2-5 tahun
• Asupan Fe kurang
• Obesitas
• Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis (bakteri, virus atau parasit).
• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).
• Anak umur 5 tahun-remaja
• Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (a.l infestasi cacing tambang)
• Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.
42. Menangani anemia defisiensi besi
Penanganan anak anemia defisiensi besi:
• Mengatasi faktor penyebab.
• Pemberian preparat besi
Parenteral, Indikasi:
• Adanya malabsorbsi
• Membutuhkan kenaikan kadar Fe cepat (pada pasien dialisis yang
perlu eritropoietin)
• Intoleransi pemberian preparat Fe oral
43. KRITERIA DIAGNOSIS ADB MENURUT WHO
Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
Konsentrasi Hb eritrosit kira-kira 31% (N: 32-35%)
Kadar Fe serum < 50 𝞵g/dL (N: 80-180 𝞵g/dL )
Saturasi transferin < 15% (N: 20-50%)
44. • Terapi anemia defisiensi besi adalah dengan suplementasi
besi. Pada pasien ini direncanakan pemberian zat besi setelah
infeksi yang dialaminya membaik.
45. Oral
*besi elemental dosis 3 mg/kgBB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah
makan dibagi 2 dosis.
*Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal
*Vitamin C 2X50 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi.
*Asam folat 2X 5-10 mg/hari untuk meningkatkan aktifitas eritropoiesis
*Hindari makanan penghambat absorpsi Fe (teh, susu murni, kuning telur,
serat) & obat seperti antasida & kloramfenikol.
*Banyak minum untuk mencegah konstipasi (efek samping pemberian
preparat besi)
46. Analisis Kasus
O Pada kasus konjungtiva anemis pada kedua
mata
O Menurut hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan Hb rendah 7,8 dan 8,4 g/dL, MCV
63,3 mEq/L, MCH 16,6 mEq/L, MCHC 26,3 mEq/L
sesuai gambaran anemia mikrositik hipokrom.
O Pada pasien ini tak ditemukan riwayat penyakit
kronis & perdarahan kronis, sehingga dipikirkan
anemia defisiensi besi
47. Ad vitam: ad bonam sesak ringan yang
dialami pasien tidak mengancam nyawa
Ad functionam: ad bonam penyakit dapat
dikendalikan dengan terapi yang adekuat
Ad sanationam: ad bonam orang tua
pasien dapat mengurus anaknya dengan baik
48.
49. Benda asing • Riwayat tiba-tiba tersedak
• Stridor atau distress pernafasan tiba-tiba
• Wheeze / suara pernafasan menurun bersifat fokal
Pertusis • Batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah,
sianosis, atau apneu
• Bisa tanpa demam
• Imunisasi tidak ada / tidak lengkap
• Klinis baik di antara episode buruk
Penyakit
jantung
bawaan
• Sulit makan / menyusu
• Sianosis
• Bising jantung
• Pembesaran hati