Eksperimen ini bertujuan untuk membuktikan hukum Mendel pertama tentang rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1 pada persilangan monohibrid. Kancing berwarna merah dan putih dicampur secara acak, lalu dipisahkan untuk menentukan jumlah kombinasi warna. Hasilnya sesuai dengan hukum Mendel pertama, dengan rasio genotipe 12:25:13 atau 1:2:1 dan rasio fenotipe 37:13 atau hampir 3
1. PRAKTIKUM II
Hukum Mendel I
07 Januari 2016
I. Tujuan :
1. Untuk membuktikan perbandingan menurut mendel 1 : 2 : 1 untuk rasio
genotip dan 3 : 1 untuk rasio fenotip pada persilangan monohybrid. .
2. Untuk menghitung X² untuk menguji data hasil pengamatan.
II. Dasar Teori
Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat
beda (monohibrit). Setiap indifidu yang berkembang baik secara seksual terbentuk
dari perleburan 2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis
mendel dari setiap sifat/karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hokum
mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 memiliki genotip heterozigot.
Dalam peritiwa meiyosis, gen sealel akan terpisah , mesisng-masing terbentuk
gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet.
Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F2) dan pada proses fertilisasi gamet-
gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam
peleburan atau peristiwa.( Suryati Doti, 2011 : 76 ).
2. Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet.
Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum
Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid. ( Syamsuri, 2004 : 101 ).
Hukum Mandel I berlaku pada gametogenesis F1. F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Baik pada bunga betina maupun benang sari, terbentuk 2 macam
gamet. Maka kalau terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F1) terdapat 4 macam
perkawinan. ( Wildan Yatim, 1996 : 76 ).
III. Alat dan Bahan
1. Karton / kancing genetik dua warna masing-masing berukuran 3 x 3 cm
dan masing-masingnya berjumlah 12 pasang.
IV. Cara Kerja
1. Diambil 12 kancing genetika yang berwarna putih.
2. Diambil kancing genetika yang berwarna merah.
3. Dicampur adukkan kedua warna tersebut.
4. Dimasukkan kedalam tempat / platik,
5. Diambil dua biji kancing baju tampa melihat kedalam tempat tersebut.
6. Ditentukan jumlah fenotip dan genotip dalam sebuah tabel.
4. VI. Pembahasan
Pada percobaan ini, gamet jantan dan gamet betina dari masing- masing
kancing berwarna dipisahkan, kemudian dikawinkan bebas sehingga bersifat 2n
dengan cara mengambilnya secara acak. Setelah dicermati dengan seksama
ternyata hasil dari pengamatan ini sesuai dengan bunyi hukum Mendel 1 atau
hukum pemisahan gen yang menyatakan bahwa pada saat pembentukan gamet
terjadi segregasi alel- alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid.
Perbandingan genotip berdasarkan percobaan ini MM:Mm:mm adalah12:25:13
atau kira- kira 1:2:1. Sementara perbandingan fenotipnya merah:putih adalah
37:13 atau hampir setara dengan 1:3.
Parental 1
MM x mm
Gamet
M dan m
F1
Mm
Parental 2
Mm x Mm
F2
MM, Mm, Mm, mm
Perbandingan genotip
MM:Mm:mm = 1:2:1
Perbandingan fenotip
Merah: putih = 2:1
5. VII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan laporan akhir ini adalah sebagai berikut :
Persilangan monohybrid menghasilkan rasio genotip 1:2:1 sedan rasio
fenotipnya 3:1
6. VIII. Daftar Pustaka
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu:
Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Wildan, Yatim. 1996. Genetika. Bandung: TARSITO.