SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
BAB 5

P OLA-P OLA
HEREDITAS
Standar Kompetensi:
• memahami penerapan konsep dasar dan
prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya
pada salingtemas
Kompetensi Dasar:
• menerapkan prinsip hereditas dalam
mekanisme pewarisan sifat
Genetika
Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
(hereditas) dari individu induk kepada keturunannya
Dikembangkan oleh

Gregor Mendel, melalui penelitiannya pada kacang
ercis (Pisum sativum). Ditulis dalam Proceeding of
National History Society pada tahun 1866.
timbul

Hukum Pewarisan Sifat:
Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II
Hukum Pewarisan Sifat
Hukum Mendel I atau hukum segregasi: alel-alel akan berpisah
secara bebas dari diploid menjadi haploid pada saat
pembentukan gamet.
Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang
antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga
putih dengan satu faktor pembawa sifat.
Hukum Mendel II atau the law of independent assortment:
perkawinan silang yang menyangkut dua atau lebih pasangan
sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan
faktor sifat-sifat tersebut adalah bebas sendiri-sendiri (masingmasing tidak tergantung satu sama lain.
Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang
antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga
putih dengan dua atau lebih faktor pembawa sifat.
Hukum Mendel I

Persilangan antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih
menghasilkan keturunan F1 ercis berbunga ungu.
Keturunan F1 dikawinkan antarsesamanya menghasilkan keturunan F2
di mana sebagian ercis berbunga ungu (3/4 bagian) dan sebagian
berbunga putih (1/4 bagian)
Hukum Mendel II

Persilangan antara ercis
berbiji kuning bentuk bulat
dengan ercis berbiji hijau
bentuk keriput.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
1. Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)
Fenomena atavisme atau interaksi beberapa gen terdapat pada bentuk
empat macam jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea, dan single.
Fenomena ini diungkapkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Persilangan ayam
berjengger rose (R)
dengan ayam
berjengger pea
atau biji (P)
menghasilkan 100%
ayam berjengger
walnut (RP). Jika
ayam berjengger
walnut disilangkan
dengan sesamanya
maka akan
menghasilkan ayam
berjengger walnut,
rose, pea, dan
single dengan
perbandingan 9 :
3 : 3 : 1.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
2. Epistasis dan
Hipostasis
Aktivitas saling memengaruhi
antargen dominan
diperlihatkan oleh peristiwa
epistasis-hipostasis, yaitu
penutupan ekspresi satu gen
oleh gen lain yang bukan
alelnya. Gen yang menutup
disebut gen epistasis,
sedangkan gen yang ditutup
disebut hipostasis. Peristiwa
epistasis dapat berupa epistasis
dominan dan epistasis resesif.
Contoh: persilangan gandum
berbiji hitam dengan gandum
berbiji kuning.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
3. Polimeri
Polimeri atau poligeni
merupakan peristiwa
munculnya suatu sifat pada
hasil persilangan heterozigot
karena adanya pengaruh gengen lain. Hal ini disebabkan
oleh adanya dua atau lebih
gen yang menempati lokus
berbeda, tetapi memiliki sifat
sama.
Contoh: persilangan antara
gandum berbiji merah
dengan gandum berbiji
putih.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
4. Kriptomeri
kriptomeri merupakan peristiwa
munculnya sifat tersembunyi suatu
induk pada keturunannya jika gen
dominannya berkumpul bersamasama. Berkumpulnya gen dominan
tersebut akan membentuk sifat
lain sehingga mirip atavisme. Oleh
karena itu, ada yang mengatakan
bahwa kriptomeri sama dengan
atavisme.
Contoh: persilangan antara
bunga Linaria maroccana galur
murni warna merah dengan galur
murni warna putih
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
5. Gen Komplementer
Komplementer merupakan
interaksi gen yang saling
melengkapi. Jika salah satu
gen tidak ada, sifat yang
muncul tidak sempurna.
Fenomena ini pertama kali
disampaikan oleh W.
Bateson dan R.C. Punnett
saat mengamati bunga jenis
kacang Lathyrus odoratus.
Tautan Gen
Istilah tautan atau pautan gen
(linkage gene) digunakan untuk
menunjukkan gen-gen yang
terletak pada kromosom yang
sama atau dalam satu pasang
kromosom homolog, seperti
tampak pada gambar di
samping ini.
Gambar tersebut menunjukkan
sepasang kromosom homolog,
gen A bertautan dengan gen B,
C, D, dan E. Demikian juga
alelnya, yaitu gen a, b, c, d,
dan e saling bertautan.
Tautan Sex
Tautan seks atau gen
terikat seks (sex linkage)
adalah gen-gen yang
berlokus di kromosom seks
(gonosom). Penelitian
Morgan menguatkan
adanya peristiwa tautan
seks, yaitu dengan
menyilangkan Drosophila
betina mata merah dengan
jantan mata putih.
Ternyata, keturunan yang
bermata putih hanya
didapatkan pada
Drosophila jantan. Warna
mata lalat normal adalah
merah (Gambar 5.12).
Pindah Silang
Gen-gen yang bertautan pada satu kromosom tidak selalu harus berada bersamasama sewaktu pembentukan gamet. Mungkin saja terjadi pindah silang (crossing
over) atau pertukaran segmen kromatid yang bukan kakak-adik (nonsister
cromatid) dari pasangan kromosom homolog.Tempat terjadinya pindah silang
pada kromosom disebut kiasma. Pindah silang terjadi pada akhir profase atau
awal metafase pada meiosis I. Untuk lebih memahami peristiwa pindah silang,
perhatikan gambar di bawah ini!
Determinasi Seks
Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan
kromosom di dalam sel. Salah seorang perintis yang
berhasil menemukan perbedaan susunan kromosom sel jenis
kelamin jantan dan betina adalah McClung.
Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa sistem
pengelompokan kromosom,di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Sistem XX-XY, misalnya pada manusia dan lalat.
2. Sistem XX-XO, pada beberapa jenis serangga.
3. Sistem ZZ-ZW, pada unggas, kupu-kupu, dan ikan.
Determinasi Seks

(lanjutan)

a. Sistem XX-XY pada manusia dan Drosophila. Jantan merupakan heterogamet dan
menghasilkan dua gamet (X atau Y), sedangkan yang betina adalah homogamet dan
hanya menghasilkan satu macam gamet saja (X)
b. Sistem XX-XO pada belalang dan serangga lainnya, yang jantan juga heterogamet,
tetapi kedua macam gametnya adalah X dan X bukan X dan Y
c. Sistem ZZ-ZW pada unggas dan kupu-kupu, yang betina adalah heterogamet,
kromosom seksnya disebut Z untuk jantan dan W untuk betina
d. Pada lebah madu dan ordo Hymenoptera lainnya, telur-telur tidak dibuahi dan
berkembang haploid dengan jenis jantan, sedangkan yang dibuahi menjadi diploid
dengan jenis kelamin betina
Pedigree
Untuk mempelajari hereditas pada manusia, kita tidak
mungkin melakukan percobaan pada manusia. Beberapa
alasannya, antara lain usia peneliti sama dengan usia
manusia yang diteliti, dan keturunan yang dihasilkan
manusia tidak sebanyak pada tumbuhan atau hewan.
Sehingga untuk mempelajari hereditas pada manusia dapat
menggunakan pedigree.
Pedigree merupakan peta silsilah makhluk hidup yang terdiri
atas beberapa generasi sehingga dapat diketahui riwayat
kondisi kesehatan keluarga dalam silsilah tersebut.
Pedigree

(lanjutan)
Jenis Kelamin
Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44
autosom dan 2 gonosom, atau 22 pasang autosom dan 1 pasang
gonosom.
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom
seks (gonosomnya):
•Susunan kromosom perempuan bersifat homogametik (XX).
•Susunan kromosom seks laki-laki bersifat heterogametik (XY).
Jenis kelamin anak, ditentukan oleh
ayah karena ibu hanya menghasilkan
satu macam sel gamet.
Jadi, seorang ibu akan memberikan
jenis kromosom seks yang sama,
baik kepada anak laki-laki maupun
anak perempuan.
Seorang ayah akan memberikan
kromosom X kepada anak perempuan
dan kromosom Y kepada anak laki-laki.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks
Albinisme
Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif yang tidak tertaut seks.
Kelainan albino mempunyai ciri-ciri:
1. Pigmentasi (pewarnaan) kulit dan organ tubuh lainnya tidak
normal.
2. Mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap
cahaya
berintensitas tinggi
Seorang anak yang albino dapat lahir dari:
1. Suami istri normal yang keduanya heterozigot
2. Suami normal heterozigot istri albino
3. Suami istri yang keduanya albino
Penderita albinisme tampak seperti orang bulai.
Kulit dan rambutnya putih serta
pigmen kulitnya putih (melanin).
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks

Albinisme yang terjadi dari perkawinan
antara ♂ dan ♀ normal heterozigot.

Albinisme yang terjadi dari
perkawinan antara ♀ albino dan ♂
normal heterozigot
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks
Gangguan Mental
Gangguan mental terdiri atas debil, imbisil, dan idiot.
Sifat menurun ini dikendalikan oleh gen resesif tidak tertaut seks.
Orang yang mengalami gangguan mental, mempunyai ciri-ciri:
1. menunjukkan gejala kebodohan.
2. reaksi refeksnya lamban.
3. rambut dan kulit kekurangan pigmen.
4. umumnya tidak berumur panjang.
5. jarang mempunyai keturunan.
6. jika air urinenya diberi
larutan ferioksida 5% akan
menghasilkan warna
hijau kebiruan.
Seorang anak yang mengalami
gangguan mental berasal dari
pasangan yang keduanya normal
heterozigot.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks
Brachydactil
Penderita brachydactily memiliki jari-jari yang pendek karena tulangtulang falanges (ruas jari)-nya pendek akibat adanya gen dominan (B).
•Jika gen-gen berada dalam keadaan homozigot dominan (BB) akan letal
•Jika dalam heterozigot (Bb) menderita brachydactily
•Jika dalam keadaan homozigot resesif (bb) adalah normal.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks
Sickle cell anemia (anemia sel sabit)
Penderitanya mempunyai sel darah merah berbentuk sabit akibat
mutasi irisan asam amino rantai β molekul Hb (daya ikat terhadap
oksigen lebih sedikit).
Penderita sickle cell anemia bergenotipe ss, orang normal bergenotipe
SS, orang yang bergenotipe Ss adalah normal heterozigot.
Orang bergenotipe Ss sehat, tetapi sel darah merahnya berbentuk sabit.
Orang yang bergenotipe ss, umumnya berumur pendek karena mati
sebelum dewasa.
Penderita sickle cell anemia
dapat lahir dari pasangan yang
kedua orang tuanya normal
heterozigot (Ss)
Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut
seks
Thalassemia
Penderitanya berciri-ciri sel darah merahnya kecil-kecil, lonjong,
jumlahnya lebih banyak dari normal, dan afinitas terhadap oksigen
rendah.
Penyakit ini dibedakan menjadi dua:
1. Thalassemia mayor: penderita anemia yang sangat parah dan
dapat menyebabkan kematian waktu bayi. Bergenotipe homozigot
dominan ThTh.
2. Thalassemia minor: penderita anemia yang tidak parah.
Umumnya bergenotipe heterozigot Thth yang dominan
Seorang penderita
thalassemia mayor
dilahirkan oleh pasangan
yang keduanya
heterozigot.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut Seks
Buta Warna
Penyakit buta warna ditentukan oleh gen resesif yang tertaut seks, kromosom
X. Kemungkinan genotipe orang yang
normal dan buta warna dapat dibedakan:
Tipe perkawinan pada masyarakat
yang ada kemungkinan penderita
buta warna:

Keterangan:
1. tipe perkawinan
2. tipe perkawinan
warna
3. tipe perkawinan
4. tipe perkawinan
warna
5. tipe perkawinan
normal
6. tipe perkawinan

ibu dan bapak normal
ibu normal dan bapak buta
ibu carrier dan bapak normal
ibu carrier dan bapak buta
ibu buta warna dan bapak
ibu dan bapak buta warna
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Tipe perkawinan 3: ibu carrier (XXcb) dan bapak normal (XY).
Kemungkinan hasil perkawinan:
a. 25% perempuan normal (nomor 1).
b. 25% perempuan carrier (nomor 3) atau 50% anak perempuannya
adalah normal dan 50% lainnya carrier.
c. 25% laki-laki normal (nomor 2).
d. 25% laki-laki buta warna (nomor 4) atau 50% dari anak lelakinya
normal dan 50% lainnya buta warna.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Kemungkinan keturunan dari tiap-tiap tipe perkawinan tersebut?
Tipe perkawinan 1: kedua orang tuanya normal (XX × XY)
tidak ada seorang anak pun yang buta warna baik laki-laki dan
perempuan.
Tipe perkawinan 2: ibu normal (XX) dan bapak buta warna (XcbY)
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Tipe perkawinan 4: ibu carrier (XXcb) dan bapak buta warna (XcbY).
Kemungkinan hasil perkawinannya:
a. 25% perempuan carrier (nomor 1).
b. 25% perempuan buta warna (nomor 3) atau 50% dari anak
perempuannya carrier dan 50% lagi buta warna.
c. 25% laki-laki normal (nomor 2).
d. 25% laki-laki buta warna (nomor 4) atau 50% dari anak laki-lakinya
normal dan 50% lagi buta warna.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Pewarisan sifat buta warna:
1. Ayah yang buta warna akan mewariskan pada seluruh anak
perempuan dan tidak kepada anak laki-lakinya.
2. Seorang ibu yang buta warna, apabila melahirkan anak laki-laki
maka seluruhnya akan buta warna.
3. Apabila pasangan suami istri normal, kemungkinan memiliki anak
laki-laki buta warna maka dapat dipastikan bahwa sifat buta warna
tersebut diwarisi dari ibunya.
4. Seorang perempuan buta warna dapat lahir dari pasangan ibu
carrier dan bapak buta warna, atau bapak ibu yang keduanya buta
warna.
5. Laki-laki penderita buta warna lebih banyak dijumpai daripada
wanita.
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Hemoflia
Hemoflia: kelainan pada darah di mana darah yang keluar dari pembuluh sukar
membeku. Disebabkan oleh gen resesif
yang tertaut pada kromosom X.
Bila XH adalah gen untuk sifat normal
dan Xh adalah mengandung gen hemoflia,
kemungkinan genotipe wanita
dan pria normal ataupun hemoflia:

Berbagai tipe perkawinan penyebab
hemofilia:
Keterangan:
1. tipe perkawinan ibu
2. tipe perkawinan ibu
hemofilia
3. tipe perkawinan ibu
normal
4. tipe perkawinan ibu
hemoflia

dan bapak normal
normal dan bapak
carrier dan bapak
carrier dan bapak
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks
Kemungkinan keturunan dari tiap-tiap tipe perkawinan tersebut?
Tipe perkawinan 1: ibu normal (XHXH) dan bapak hemoflia (XhY).
Kemungkinan anak-anaknya:
50% laki-laki normal
50% perempuan carrier
Tipe perkawinan 2: ibu carrier (XHXh) dan bapak normal (XHY).
Kemungkinan anak-anaknya:
25% laki-laki normal
25% laki-laki hemofilia
25% perempuan carrier
25% perempuan normal
Tipe perkawinan 3: ibu carrier (XHXh) dan bapak hemoflia (XhY)
Kemungkinan anak-anaknya:
25% laki-laki normal
25% laki-laki hemofilia
25% perempuan carrier
25% perempuan hemofilia
Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks

Tipe perkawinan 2
Tipe perkawinan 1

Tipe perkawinan 3
Golongan Darah
Berdasarkan sistem A, B, dan O, golongan darah manusia dibedakan:
1. Golongan darah A, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A.
Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA.
2. Golongan darah B, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen B
yang munculnya dikendalikan oleh gen IB.
3. Golongan darah A dan B,jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen
A dan B, yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen I A dan IB.
4. Golongan darah O, jika dalam sel darah merahnya tidak terdapat
antigen A atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I O
yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA maupun gen IB.
Golongan Darah
Tabel hubungan antara fenotipe golongan darah,
genotipe, dan kemungkinan sel gametnya
Golongan Darah
Tabel golongan darah orang tua dan kemungkinan atau
tidak mungkin pada golongan darah anak-anaknya
Golongan Darah
Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia
dibedakan:
1. golongan Rh+, jika dalam sel darah merahnya ditemukan antigen
rhesus
2. golongan Rh–, jika dalam sel darah merahnya tidak ditemukan
antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah, dikendalikan oleh gen IRH yang
dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem
Rh dibedakan:
Golongan Darah
Seorang ibu yang bergolongan Rh– jika mengandung embrio Rh– tidak akan mengalami gangguan
apapun dan mungkin lahir dengan selamat.
Akan tetapi, jika mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan lahir dengan
selamat (tidak mengalami gangguan karena sistem Rh). Setelah bayi ini lahir, dalam rahim ibu
kemungkinan akan tertinggal antigen Rh sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti-Rh.
Zat anti-Rh ini akan terus meningkat. Jika ibu tersebut mengandung anak kedua yang bergolongan
Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia berat yang disebut erythroblastosis
fetalis.
Menghindari Penyakit Menurun
Menghindari penyakit atau kelainan menurun dapat
dilakukan dengan cara-cara:
1. Hindarilah perkawinan antara sesama keluarga yang
masih dekat hubungan darahnya. Hal ini untuk mencegah
terjadinya rekombinasi gen-gen yang menimbulkan cacat
atau penyakit yang bersifat resesif.
2. Sedapat mungkin janganlah mengawini orang-orang
yang sakit jiwa atau mengalami gangguan mental, seperti
idiot, debil, dan imbisil.
3. Kenali silsilah keluarga calon pasangan.

More Related Content

What's hot

Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganDiniarti Prayuni
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminJeneng Omega
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKWulung Gono
 
Kelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan selKelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan selUNIB
 
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPABab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Power Point Mutasi
Power Point MutasiPower Point Mutasi
Power Point MutasiHusain Anker
 
Laporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseLaporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseHilya Auliya
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptDiana Muliadi
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusPPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusRian Maulana
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 

What's hot (20)

Bab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPABab 7 evolusi XII SMA IPA
Bab 7 evolusi XII SMA IPA
 
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPABab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
Bab 8 bioteknologi kelas XII SMA IPA
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
 
Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
 
Kelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan selKelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan sel
 
Anabolisme
AnabolismeAnabolisme
Anabolisme
 
Hukum hardy weinberg
Hukum hardy weinbergHukum hardy weinberg
Hukum hardy weinberg
 
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPABab 4  reproduksi sel kelas XII SMA IPA
Bab 4 reproduksi sel kelas XII SMA IPA
 
Power Point Mutasi
Power Point MutasiPower Point Mutasi
Power Point Mutasi
 
Laporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim KatalaseLaporan Biologi Enzim Katalase
Laporan Biologi Enzim Katalase
 
Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-VirusPPT Biologi SMA Kelas X-Virus
PPT Biologi SMA Kelas X-Virus
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 

Similar to HEREDITAS

Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.ArrijalMaf
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx1023LeoniRannuMangir
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanAswin Ndraha
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptriyanardiansyah4
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola HereditasDa Idaa
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2farharahma
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditaskth97jjk
 
GENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMPGENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMPAwanda Gita
 

Similar to HEREDITAS (20)

Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.
 
Bio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditasBio bab 5 hereditas
Bio bab 5 hereditas
 
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
4._Pertemuan_4_(Genetika_dan_Hereditas)_.pptx
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Bab 06 hereditas
Bab 06 hereditasBab 06 hereditas
Bab 06 hereditas
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptxMEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
MEKANISME_PEWARISAN_SIFAT.pptx
 
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.pptBAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
BAB_06_HEREDITAS_kelas_12_pelajaran_biol.ppt
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
hereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptxhereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptx
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2Pewarisan sifat 2
Pewarisan sifat 2
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
GENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMPGENETIKA KELAS 9 SMP
GENETIKA KELAS 9 SMP
 
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptxPPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
 

HEREDITAS

  • 1.
  • 2. BAB 5 P OLA-P OLA HEREDITAS
  • 3. Standar Kompetensi: • memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar: • menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
  • 4. Genetika Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat (hereditas) dari individu induk kepada keturunannya Dikembangkan oleh Gregor Mendel, melalui penelitiannya pada kacang ercis (Pisum sativum). Ditulis dalam Proceeding of National History Society pada tahun 1866. timbul Hukum Pewarisan Sifat: Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II
  • 5. Hukum Pewarisan Sifat Hukum Mendel I atau hukum segregasi: alel-alel akan berpisah secara bebas dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet. Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan satu faktor pembawa sifat. Hukum Mendel II atau the law of independent assortment: perkawinan silang yang menyangkut dua atau lebih pasangan sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan faktor sifat-sifat tersebut adalah bebas sendiri-sendiri (masingmasing tidak tergantung satu sama lain. Untuk mengujinya, Mendel melakukan perkawinan silang antara antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih dengan dua atau lebih faktor pembawa sifat.
  • 6. Hukum Mendel I Persilangan antara ercis berbunga ungu dengan ercis berbunga putih menghasilkan keturunan F1 ercis berbunga ungu. Keturunan F1 dikawinkan antarsesamanya menghasilkan keturunan F2 di mana sebagian ercis berbunga ungu (3/4 bagian) dan sebagian berbunga putih (1/4 bagian)
  • 7. Hukum Mendel II Persilangan antara ercis berbiji kuning bentuk bulat dengan ercis berbiji hijau bentuk keriput.
  • 8. Penyimpangan Semu Hukum Mendel 1. Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme) Fenomena atavisme atau interaksi beberapa gen terdapat pada bentuk empat macam jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea, dan single. Fenomena ini diungkapkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett.
  • 9. Penyimpangan Semu Hukum Mendel Persilangan ayam berjengger rose (R) dengan ayam berjengger pea atau biji (P) menghasilkan 100% ayam berjengger walnut (RP). Jika ayam berjengger walnut disilangkan dengan sesamanya maka akan menghasilkan ayam berjengger walnut, rose, pea, dan single dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
  • 10. Penyimpangan Semu Hukum Mendel 2. Epistasis dan Hipostasis Aktivitas saling memengaruhi antargen dominan diperlihatkan oleh peristiwa epistasis-hipostasis, yaitu penutupan ekspresi satu gen oleh gen lain yang bukan alelnya. Gen yang menutup disebut gen epistasis, sedangkan gen yang ditutup disebut hipostasis. Peristiwa epistasis dapat berupa epistasis dominan dan epistasis resesif. Contoh: persilangan gandum berbiji hitam dengan gandum berbiji kuning.
  • 11. Penyimpangan Semu Hukum Mendel 3. Polimeri Polimeri atau poligeni merupakan peristiwa munculnya suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gengen lain. Hal ini disebabkan oleh adanya dua atau lebih gen yang menempati lokus berbeda, tetapi memiliki sifat sama. Contoh: persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
  • 12. Penyimpangan Semu Hukum Mendel 4. Kriptomeri kriptomeri merupakan peristiwa munculnya sifat tersembunyi suatu induk pada keturunannya jika gen dominannya berkumpul bersamasama. Berkumpulnya gen dominan tersebut akan membentuk sifat lain sehingga mirip atavisme. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa kriptomeri sama dengan atavisme. Contoh: persilangan antara bunga Linaria maroccana galur murni warna merah dengan galur murni warna putih
  • 13. Penyimpangan Semu Hukum Mendel 5. Gen Komplementer Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak ada, sifat yang muncul tidak sempurna. Fenomena ini pertama kali disampaikan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett saat mengamati bunga jenis kacang Lathyrus odoratus.
  • 14. Tautan Gen Istilah tautan atau pautan gen (linkage gene) digunakan untuk menunjukkan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama atau dalam satu pasang kromosom homolog, seperti tampak pada gambar di samping ini. Gambar tersebut menunjukkan sepasang kromosom homolog, gen A bertautan dengan gen B, C, D, dan E. Demikian juga alelnya, yaitu gen a, b, c, d, dan e saling bertautan.
  • 15. Tautan Sex Tautan seks atau gen terikat seks (sex linkage) adalah gen-gen yang berlokus di kromosom seks (gonosom). Penelitian Morgan menguatkan adanya peristiwa tautan seks, yaitu dengan menyilangkan Drosophila betina mata merah dengan jantan mata putih. Ternyata, keturunan yang bermata putih hanya didapatkan pada Drosophila jantan. Warna mata lalat normal adalah merah (Gambar 5.12).
  • 16. Pindah Silang Gen-gen yang bertautan pada satu kromosom tidak selalu harus berada bersamasama sewaktu pembentukan gamet. Mungkin saja terjadi pindah silang (crossing over) atau pertukaran segmen kromatid yang bukan kakak-adik (nonsister cromatid) dari pasangan kromosom homolog.Tempat terjadinya pindah silang pada kromosom disebut kiasma. Pindah silang terjadi pada akhir profase atau awal metafase pada meiosis I. Untuk lebih memahami peristiwa pindah silang, perhatikan gambar di bawah ini!
  • 17. Determinasi Seks Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan kromosom di dalam sel. Salah seorang perintis yang berhasil menemukan perbedaan susunan kromosom sel jenis kelamin jantan dan betina adalah McClung. Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa sistem pengelompokan kromosom,di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Sistem XX-XY, misalnya pada manusia dan lalat. 2. Sistem XX-XO, pada beberapa jenis serangga. 3. Sistem ZZ-ZW, pada unggas, kupu-kupu, dan ikan.
  • 18. Determinasi Seks (lanjutan) a. Sistem XX-XY pada manusia dan Drosophila. Jantan merupakan heterogamet dan menghasilkan dua gamet (X atau Y), sedangkan yang betina adalah homogamet dan hanya menghasilkan satu macam gamet saja (X) b. Sistem XX-XO pada belalang dan serangga lainnya, yang jantan juga heterogamet, tetapi kedua macam gametnya adalah X dan X bukan X dan Y c. Sistem ZZ-ZW pada unggas dan kupu-kupu, yang betina adalah heterogamet, kromosom seksnya disebut Z untuk jantan dan W untuk betina d. Pada lebah madu dan ordo Hymenoptera lainnya, telur-telur tidak dibuahi dan berkembang haploid dengan jenis jantan, sedangkan yang dibuahi menjadi diploid dengan jenis kelamin betina
  • 19. Pedigree Untuk mempelajari hereditas pada manusia, kita tidak mungkin melakukan percobaan pada manusia. Beberapa alasannya, antara lain usia peneliti sama dengan usia manusia yang diteliti, dan keturunan yang dihasilkan manusia tidak sebanyak pada tumbuhan atau hewan. Sehingga untuk mempelajari hereditas pada manusia dapat menggunakan pedigree. Pedigree merupakan peta silsilah makhluk hidup yang terdiri atas beberapa generasi sehingga dapat diketahui riwayat kondisi kesehatan keluarga dalam silsilah tersebut.
  • 21. Jenis Kelamin Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44 autosom dan 2 gonosom, atau 22 pasang autosom dan 1 pasang gonosom. Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom seks (gonosomnya): •Susunan kromosom perempuan bersifat homogametik (XX). •Susunan kromosom seks laki-laki bersifat heterogametik (XY). Jenis kelamin anak, ditentukan oleh ayah karena ibu hanya menghasilkan satu macam sel gamet. Jadi, seorang ibu akan memberikan jenis kromosom seks yang sama, baik kepada anak laki-laki maupun anak perempuan. Seorang ayah akan memberikan kromosom X kepada anak perempuan dan kromosom Y kepada anak laki-laki.
  • 22. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Albinisme Kelainan ini dikendalikan oleh gen resesif yang tidak tertaut seks. Kelainan albino mempunyai ciri-ciri: 1. Pigmentasi (pewarnaan) kulit dan organ tubuh lainnya tidak normal. 2. Mempunyai penglihatan yang sangat peka, terutama terhadap cahaya berintensitas tinggi Seorang anak yang albino dapat lahir dari: 1. Suami istri normal yang keduanya heterozigot 2. Suami normal heterozigot istri albino 3. Suami istri yang keduanya albino Penderita albinisme tampak seperti orang bulai. Kulit dan rambutnya putih serta pigmen kulitnya putih (melanin).
  • 23. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Albinisme yang terjadi dari perkawinan antara ♂ dan ♀ normal heterozigot. Albinisme yang terjadi dari perkawinan antara ♀ albino dan ♂ normal heterozigot
  • 24. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Gangguan Mental Gangguan mental terdiri atas debil, imbisil, dan idiot. Sifat menurun ini dikendalikan oleh gen resesif tidak tertaut seks. Orang yang mengalami gangguan mental, mempunyai ciri-ciri: 1. menunjukkan gejala kebodohan. 2. reaksi refeksnya lamban. 3. rambut dan kulit kekurangan pigmen. 4. umumnya tidak berumur panjang. 5. jarang mempunyai keturunan. 6. jika air urinenya diberi larutan ferioksida 5% akan menghasilkan warna hijau kebiruan. Seorang anak yang mengalami gangguan mental berasal dari pasangan yang keduanya normal heterozigot.
  • 25. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Brachydactil Penderita brachydactily memiliki jari-jari yang pendek karena tulangtulang falanges (ruas jari)-nya pendek akibat adanya gen dominan (B). •Jika gen-gen berada dalam keadaan homozigot dominan (BB) akan letal •Jika dalam heterozigot (Bb) menderita brachydactily •Jika dalam keadaan homozigot resesif (bb) adalah normal.
  • 26. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Sickle cell anemia (anemia sel sabit) Penderitanya mempunyai sel darah merah berbentuk sabit akibat mutasi irisan asam amino rantai β molekul Hb (daya ikat terhadap oksigen lebih sedikit). Penderita sickle cell anemia bergenotipe ss, orang normal bergenotipe SS, orang yang bergenotipe Ss adalah normal heterozigot. Orang bergenotipe Ss sehat, tetapi sel darah merahnya berbentuk sabit. Orang yang bergenotipe ss, umumnya berumur pendek karena mati sebelum dewasa. Penderita sickle cell anemia dapat lahir dari pasangan yang kedua orang tuanya normal heterozigot (Ss)
  • 27. Kelainan dan Penyakit Menurun yang tidak Tertaut seks Thalassemia Penderitanya berciri-ciri sel darah merahnya kecil-kecil, lonjong, jumlahnya lebih banyak dari normal, dan afinitas terhadap oksigen rendah. Penyakit ini dibedakan menjadi dua: 1. Thalassemia mayor: penderita anemia yang sangat parah dan dapat menyebabkan kematian waktu bayi. Bergenotipe homozigot dominan ThTh. 2. Thalassemia minor: penderita anemia yang tidak parah. Umumnya bergenotipe heterozigot Thth yang dominan Seorang penderita thalassemia mayor dilahirkan oleh pasangan yang keduanya heterozigot.
  • 28. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut Seks Buta Warna Penyakit buta warna ditentukan oleh gen resesif yang tertaut seks, kromosom X. Kemungkinan genotipe orang yang normal dan buta warna dapat dibedakan: Tipe perkawinan pada masyarakat yang ada kemungkinan penderita buta warna: Keterangan: 1. tipe perkawinan 2. tipe perkawinan warna 3. tipe perkawinan 4. tipe perkawinan warna 5. tipe perkawinan normal 6. tipe perkawinan ibu dan bapak normal ibu normal dan bapak buta ibu carrier dan bapak normal ibu carrier dan bapak buta ibu buta warna dan bapak ibu dan bapak buta warna
  • 29. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Tipe perkawinan 3: ibu carrier (XXcb) dan bapak normal (XY). Kemungkinan hasil perkawinan: a. 25% perempuan normal (nomor 1). b. 25% perempuan carrier (nomor 3) atau 50% anak perempuannya adalah normal dan 50% lainnya carrier. c. 25% laki-laki normal (nomor 2). d. 25% laki-laki buta warna (nomor 4) atau 50% dari anak lelakinya normal dan 50% lainnya buta warna.
  • 30. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Kemungkinan keturunan dari tiap-tiap tipe perkawinan tersebut? Tipe perkawinan 1: kedua orang tuanya normal (XX × XY) tidak ada seorang anak pun yang buta warna baik laki-laki dan perempuan. Tipe perkawinan 2: ibu normal (XX) dan bapak buta warna (XcbY)
  • 31. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Tipe perkawinan 4: ibu carrier (XXcb) dan bapak buta warna (XcbY). Kemungkinan hasil perkawinannya: a. 25% perempuan carrier (nomor 1). b. 25% perempuan buta warna (nomor 3) atau 50% dari anak perempuannya carrier dan 50% lagi buta warna. c. 25% laki-laki normal (nomor 2). d. 25% laki-laki buta warna (nomor 4) atau 50% dari anak laki-lakinya normal dan 50% lagi buta warna.
  • 32. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Pewarisan sifat buta warna: 1. Ayah yang buta warna akan mewariskan pada seluruh anak perempuan dan tidak kepada anak laki-lakinya. 2. Seorang ibu yang buta warna, apabila melahirkan anak laki-laki maka seluruhnya akan buta warna. 3. Apabila pasangan suami istri normal, kemungkinan memiliki anak laki-laki buta warna maka dapat dipastikan bahwa sifat buta warna tersebut diwarisi dari ibunya. 4. Seorang perempuan buta warna dapat lahir dari pasangan ibu carrier dan bapak buta warna, atau bapak ibu yang keduanya buta warna. 5. Laki-laki penderita buta warna lebih banyak dijumpai daripada wanita.
  • 33. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Hemoflia Hemoflia: kelainan pada darah di mana darah yang keluar dari pembuluh sukar membeku. Disebabkan oleh gen resesif yang tertaut pada kromosom X. Bila XH adalah gen untuk sifat normal dan Xh adalah mengandung gen hemoflia, kemungkinan genotipe wanita dan pria normal ataupun hemoflia: Berbagai tipe perkawinan penyebab hemofilia: Keterangan: 1. tipe perkawinan ibu 2. tipe perkawinan ibu hemofilia 3. tipe perkawinan ibu normal 4. tipe perkawinan ibu hemoflia dan bapak normal normal dan bapak carrier dan bapak carrier dan bapak
  • 34. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Kemungkinan keturunan dari tiap-tiap tipe perkawinan tersebut? Tipe perkawinan 1: ibu normal (XHXH) dan bapak hemoflia (XhY). Kemungkinan anak-anaknya: 50% laki-laki normal 50% perempuan carrier Tipe perkawinan 2: ibu carrier (XHXh) dan bapak normal (XHY). Kemungkinan anak-anaknya: 25% laki-laki normal 25% laki-laki hemofilia 25% perempuan carrier 25% perempuan normal Tipe perkawinan 3: ibu carrier (XHXh) dan bapak hemoflia (XhY) Kemungkinan anak-anaknya: 25% laki-laki normal 25% laki-laki hemofilia 25% perempuan carrier 25% perempuan hemofilia
  • 35. Kelainan dan Penyakit Menurun yang Tertaut seks Tipe perkawinan 2 Tipe perkawinan 1 Tipe perkawinan 3
  • 36. Golongan Darah Berdasarkan sistem A, B, dan O, golongan darah manusia dibedakan: 1. Golongan darah A, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA. 2. Golongan darah B, jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen B yang munculnya dikendalikan oleh gen IB. 3. Golongan darah A dan B,jika dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen I A dan IB. 4. Golongan darah O, jika dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I O yang bersifat sensitif, baik terhadap gen IA maupun gen IB.
  • 37. Golongan Darah Tabel hubungan antara fenotipe golongan darah, genotipe, dan kemungkinan sel gametnya
  • 38. Golongan Darah Tabel golongan darah orang tua dan kemungkinan atau tidak mungkin pada golongan darah anak-anaknya
  • 39. Golongan Darah Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia dibedakan: 1. golongan Rh+, jika dalam sel darah merahnya ditemukan antigen rhesus 2. golongan Rh–, jika dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen rhesus. Adanya antigen Rh di dalam darah, dikendalikan oleh gen IRH yang dominan terhadap Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh dibedakan:
  • 40. Golongan Darah Seorang ibu yang bergolongan Rh– jika mengandung embrio Rh– tidak akan mengalami gangguan apapun dan mungkin lahir dengan selamat. Akan tetapi, jika mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan lahir dengan selamat (tidak mengalami gangguan karena sistem Rh). Setelah bayi ini lahir, dalam rahim ibu kemungkinan akan tertinggal antigen Rh sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti-Rh. Zat anti-Rh ini akan terus meningkat. Jika ibu tersebut mengandung anak kedua yang bergolongan Rh+ maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia berat yang disebut erythroblastosis fetalis.
  • 41. Menghindari Penyakit Menurun Menghindari penyakit atau kelainan menurun dapat dilakukan dengan cara-cara: 1. Hindarilah perkawinan antara sesama keluarga yang masih dekat hubungan darahnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya rekombinasi gen-gen yang menimbulkan cacat atau penyakit yang bersifat resesif. 2. Sedapat mungkin janganlah mengawini orang-orang yang sakit jiwa atau mengalami gangguan mental, seperti idiot, debil, dan imbisil. 3. Kenali silsilah keluarga calon pasangan.