DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Sensoris Lidah
1. PRAKTIKUM V
Sensoris ( Indra Pengecap )
14 Januari 2016
I. Tujuan :.
1. Untuk menunjukkan bagian pengecap manis, pahit, asam dan asin.
2. Untuk mengetahui reseptor pengecap pada lidah.
II. Dasar Teori
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap. Lidah berada di dalam mulut.
Permukaan lidah berbintil-bintil. Bintil-bintil tersebut merupakan kumpulan saraf
pengecap. Bintil-bintil ini disebut juga papilla.Indra ini merujuk pada kemampuan
mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun ( Subowo, 1992: 41 ).
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis
dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat
menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah
yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk
rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah
yang belakang untuk rasa pahit ( Bevelander, 1988 : 79 ).
2. Pada hakikatnya indera pengecap mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot.
Otot intrisik lidah melakukan semua gerakan khusus sementara otot ekstrisik
mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-
gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan pada langit-
langit dan gigi dan akhirnya mendorong ke faring ( Wijaya, Jati. 2007 : 52 ).
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pisau
2. Petridish
3. Stopwatch
4. Alat tulis
B. Bahan
1. Asam
2. Garam
3. Gula
4. Pil kina
5. Aquadest
3. IV. Cara Kerja
1. Disediakan bahan.
2. Dikumur mulut beberapa kali dengan aquadest.
3. Dimasukkan bahan ke mulut.
4. Dikumur dalam mulut.
5. Dikunyah.
6. Dirasakan dimana letak rasanya.
7. Diulangi beberapa kali untuk menentukan masing-masing rasa tersebut .
8. Diambil kesimpulan dari hasil percobaan.
5. VI. Pembahasan
Pada hasil praktikum diatas yaitu pada data kelompok didapat bahwa pada
sample gula lidah yang paling merasakan adalah pada ujung lidah, hal ini
dikarenakan pada ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis. Pada
garam yang paling kuar merasakan adalah pada bagian tepi depan lidah, hal ini
dikarenakan pada tepi lidah memiliki papilla pengecap yang kuat terhadap rasa asin.
Pada jeruk nipis yang paling merasakan adalah tepi lidah belakang dan pangkal lidah
hal ini dikarenakan kedua reseptor tersebut merespon rasa asam pada jeruk nipis
yang merupakan kombinasi dari rasa manis dan pahit. Pada pil kina mengkal dan
rimbang, reseptor yang paling peka adalah pada pangkal lidah, hal ini dikarenakan
pil kina mengkal dan rimbang yang memiliki rasa pahit yang berhubungan dengan
reseptor pada pangkal lidah.
Pada data waktu sensasi reseptor pengecap dapat dikatakan bahwa keadaan
lidah lembab lebih cepat merasakan reseptor dari pada keadaan kering. Hal ini
dikarenakan bila terdapat kelembaban pada lidah maka reseptor akan lebih cepat
larut, bereaksi dan menimbulkan rasa.
Sebagai mana dikatakan dalam literatur Selaput lendir membran mukosa
ludah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan
atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jerus.
Pada data kelas, umumnya gula dirasakan pada ujung lidah, hal ini
dikarenakan oleh ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis
Sedangkan pada garam rasa yang kuat umumnya adalah pada tepi lidah depan hal ini
6. dikarenakan adanya papilla pengecap yang sensitive terhadap rasa asin pada tepi
lidah depan. Ketidak homogenan hasil praktikum dikarenakan oleh kelelaian
praktikan. Pada pil kina, data homogen didapat bahwa lebih kuat dirasakan pada
pangkal lidah, hal ini dikarenakan pada pangkal lidah didapat papilla kuat rasa pahit.
Sedangkan pada sample jeruk nipis, umumnya terasa pada tepi lidah depan dan tepi
lidah belakang karna sensasi jeruk nipis adalah kombinasi rasa pahit dan manis.
Dalam segala hal serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir,
khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu dimana setiap organ
berhubungan.
Nampaknya seolah-olah kita mengecap dengan ujung syaraf pada lidah,
mendengar dengan syaraf dalam telinga dan seterusnya, tetapi sesungguhnya otaklah
yang menilai semua perasaan itu.
Pada hakikatnya indera pengecap mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot.
Otot intrisik lidah melakukan semua gerakan khusus sementara otot ekstrisik
mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-
gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan pada langit-
langit dan gigi dan akhirnya mendorong ke faring.
Lidah terletak pada dasar mulut sementara pembuluh darah dan urat syaraf
masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan
gigi-gigi bawah. Sementara dorsum merupakan permukaan melengkungpada bagian
atas lidah. Bila lidah digulungkan ke belakang, maka tampaklah permukaan
7. bawahnya yang disebut frenulum linguale, sebuah struktur ligament halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas
tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir membran mukosa ludah selalu lembab dan pada waktu sehat
berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil
yang terdiri atas tiga jerus.
8. VII. Kesimpulan
Adapun dalam pembuatan laporan akhir ini dapat kita simpulkan bahwa :
Dapat dibedakan empat tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan terletak
di terletak dipermukaan lidah walaupun beberapa ditemukan di langit-langit lunak.
Pada lidah terdapat kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis, asam dan
pahit. Kmoreseptor ini berfungsi untuk menangkap rangsangan yang bersifat
senyawa kimia yang larut dalam air.
.
9. VIII. Daftar Pustaka
Bevelander. 1988. Dasar Histologi. Ed ke-8 Terjemahan Wisnu Gunarso.
Erlangga. Jakarta.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Wijaya, Jati. 2007. Aktif Biologi 2A. Jakarta : Penerbit Ganeca Exact.