SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Lingkar Lengan Atas (cm)
Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon
Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik
Syarat pengukuran LLA
1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri)
2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian
3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah
dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengan lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi cukup
terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
Rumus LLA
Laki-laki 29,5 cm
Prempuan 28,5 cm
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 75, 1% – 85%
Buruk < 75%
2. Tebal Lipatan Kulit
Tempat Pemeriksaan TLK
1. M Biceps brachii
2. M. triceps brachii
3. Suprailiaca
4. Subscapula
5. Mid Axillaris
6. Abdominalis
7. Femoralis
8. Infrascapula
9. M. Gastrocnemius
Alat : Skinfold Calipers
Syarat : Alat ukur harus
dalam keadaan baik dan
bagian yang diukur
terbebas dari pakaian
Cara pengukuran TLK
1. Pasien melipat siku 90 %
2. Ambil lipatan kulit dengan arah vertikal pada jarak antara
penonjolan lateral processus acromion dan batas inferior
processus olecranon
3. Ukur pada sisi samping lengan dengan menggunakan pita
pengukur lalu tandai garis tengahnya dengan menggunakan spidol
4. Gunakan caliper/lange lalu ukur tebal lipatan kulit sekitar 1 cm
diatas tanda spidol yang dibuat
5. Menghitung dan menginterpretasikan hasil pengukuran TLK
Rumus
Standar
• Laki-laki : 12,5 cm
• Perempuan : 16,5 cm
Interpretasi
• Baik > 90%
• Kurang 60,5 – 90%
• Buruk < 60%
Hubungan LLA dan TLK
Cara singkat
Ө Lengan =
Ө Otot = Ө Lengan – TLK
O Otot = Ө otot x 3,14
WHR
• Merupakan metode sederhana untuk
membandingkan kandungan lemak tubuh
bagian atas (pinggang dan area
abdomen)dengan kandungan lemak tubuh
bagian bawah (panggul dan bokong).
• Alat yang digunakan: meteran
• Tempat pengukuran :
• Pinggang : pertengahan arcus costae XII – SIAS
• Panggul : pertengahan M. gluteus maximus
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan
WHR:
WHR = L Pi
L Pa
• Nilai standar:
– Laki-laki : 0,9
– Perempuan : 0,85
Praktikum 2
“FOOD RECALL 24
HOURS”
Salah satu metode ‘diet assessment’ yang
dapat mengevaluasi secara kasar diet
seseorang dengan cara mengevaluasi
makanan apa saja yang dikonsumsi per hari
(24 jam)
Praktikum 3
Karbohidrat dan
Glycemik Indeks (GI)
Glikemik Indeks
Pengelompokan bahan makanan oleh karena kemampuannya
dalam meningkatkan kadar glukosa darah
Low ≤ 55
Medium 56 – 69
High > 70
Glikemik Load
Berdasarkan efek terhadap level glukosa darah dalam 3 jam
Low ≤ 10
Medium 11 – 19
High ≥ 20
Praktikum 4
Diet Rendah Lemak
Rendah Kalori
Tujuan : Mempertahankan BB berdasarkan umur, JK, dan kerja fisik
Syarat :
1. Energi sesuai kebutuhan
2. Protein agak tinggi yaitu 1 – 1,2 g/kgBB
3. Pada keadaan akut, lemak tidak boleh diberikan
4. Bila perlu berikan suplemen vitamin ADEK
5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pectin yang dapat mengikat
kelebihan asam empedu dalam saluran cerna
6. Tidak merangsang saluran cerna
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
1. Diet Rendah Lemak I
Diberikan kepada pasien kolesistisis dan kolelithiasis dengan kolik akut.
Makanan yang dapat diberikan berupa buah-buahan dan mineral.
Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali A danC.
Sebaiknya selama 1-2 hari saja
2. Diet Rendah Lemak II
Keadaan akut yang sudah dapat diatasi, pasien dengan penyakit kronis yang
terlalu gemuk
dalam bentuk cincang, lunak atau biasa,rendah energi, kalsium, B1
3. Diet Rendah Lemak III
Pasien dengan penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dan cukup
nafsu makan
makanan lunak atau biasa
Cukup energi dan semua zat gizi
Bahan makanan yag tidak dianjurkan
makanan/daging berlemak
makanan yang digoreng
makanan yang menimbulkan gas
Diet Rendah Kalori
Tujuan :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi
sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan
kebutuhan fisik
2. IMT Normal yaitu 18,5 – 22,9 kg/m2
3. Mengurangi asupan sehingga tercapai
penurunan BB sebanyak ½ - 1 kg/minggu.
Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak
dengan mengukur TLK dan Lingkar pinggang
Syarat
1. Energi rendah ditujukan untuk menurunkan berat badan
2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 gr/kg BB/hari, 15-20% dari
kebutuhan energi total
3. Lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
6. Dianjurkan untuk 3 kali makan sesuai dengan kebutuhan
7. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan
8. Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari
1. Diet rendah kalori I : 1200 kalori/hari
2. Diet rendah kalori II : 1500 kalori/hari
3. Diet rendah kalori III : 1700 kalori/hari
Tujuan :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau
exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal
4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama
serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal
Syarat :
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat nadan
normal
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-55% dari kebutuhan energi total
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebuthan energi total, yaitu
60-70%
5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
6. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari
7. Pasien DM dengan TD normal diperbolehkan mengonsumsi natrium
dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari
8. Cukup vitamin dan mineral
1. Subjective data
• Identity
• History diet
• Food recall 24 jam
2. Objective data
• Antropometri
• Pemeriksaan fisis
• Pemeriksaan laboratorium
3. Assessment
• Diagnosa klinis
• Diagnosa Gizi
• Kebutuhan gizi penderita
4. Planning
• Menyusun menu makanan
5. Evaluation
• Follow-up penderita
Satuan IMT : Berat Badan (BB) dalam kg
Tinggi Badan (TB) dalam meter (m)
IMT = BB
(TB)2
Status IMT ( kg/m2 )
Resiko
Komorbiditas
Kurang < 18,5 Rendah
Normal 18,5 – 22,9 Normal
Overweight 23 – 24, 9 Meningkat
Obes 1 25 – 29,9 Moderat
Obes 2 > 30 Berat
• Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Harris-
Benedict, sbb:
Laki-laki
BEE = 66 + 13,7W + 5H – 6,8A
Perempuan
BEE = 655 + 9,6W + 1,7H – 4,7A
• Tentukan jenis dietnya
• Menyusun menu pagi-malam
• Menghitung jumlah kalori, HA, lemak, dan protein
• Pemberian nutrisi harus adekuat, masing-masing + 10%

More Related Content

What's hot

PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMIPRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMIRiany Zahrah
 
Ppt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionPpt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionTri Purnasari
 
Gizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaGizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaAgnescia Sera
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihCahya
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Dewi Ratna Sari,SKep.Ns.M
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSDwi Handayani
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizif1992
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Sop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldSop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldamriljambak
 
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannyaGizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannyaSuci Nur Hidayah
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 

What's hot (20)

PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMIPRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
 
Ppt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionPpt assesment of body composition
Ppt assesment of body composition
 
Gizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaGizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansia
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
 
Buku ajar nutrisi bedah
Buku ajar nutrisi bedahBuku ajar nutrisi bedah
Buku ajar nutrisi bedah
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Pbl 1 malnutrition
Pbl 1 malnutritionPbl 1 malnutrition
Pbl 1 malnutrition
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Pap smear
Pap smearPap smear
Pap smear
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Sop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldSop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopold
 
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannyaGizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannya
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 

Viewers also liked

Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...
Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...
Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...nor rahmah
 
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN JakartaFlash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakartaastridkarolinaa
 
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurProtein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurhesti kusdianingrum
 
Flash card vitamin (kelompok 3 ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakarta
Flash card vitamin (kelompok 3   ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakartaFlash card vitamin (kelompok 3   ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakarta
Flash card vitamin (kelompok 3 ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakartaastridkarolinaa
 
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMIPRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMIRiany Zahrah
 
Mineral (Ilmu Gizi)
Mineral (Ilmu Gizi)Mineral (Ilmu Gizi)
Mineral (Ilmu Gizi)Hilma Ahdiah
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
KadarziHealth
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziToserba Ku
 
Mannan 6b anthropometricand nutritional status indicators
Mannan 6b  anthropometricand nutritional status indicatorsMannan 6b  anthropometricand nutritional status indicators
Mannan 6b anthropometricand nutritional status indicatorsSizwan Ahammed
 
Ppt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPpt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPutri Hamidah
 
Penilaian kebugaran jasmani
Penilaian kebugaran jasmaniPenilaian kebugaran jasmani
Penilaian kebugaran jasmaniAgnescia Sera
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangAgnescia Sera
 
Gizi dan kesehatan repoduksi
Gizi dan kesehatan repoduksiGizi dan kesehatan repoduksi
Gizi dan kesehatan repoduksiAgnescia Sera
 
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK pjj_kemenkes
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 

Viewers also liked (20)

Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...
Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...
Gizi fertilitas, menarche, menstruasi dan menopause AKBID BETANG ASI RAYA PAL...
 
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN JakartaFlash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
Flash Card Karbohidrat Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
 
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daurProtein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
Protein dan efeknya bagi kesehatan wanita sepanjang daur
 
Flash card vitamin (kelompok 3 ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakarta
Flash card vitamin (kelompok 3   ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakartaFlash card vitamin (kelompok 3   ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakarta
Flash card vitamin (kelompok 3 ilmu gizi) kesehatan masyarakat uin jakarta
 
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMIPRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI BLOK RESPIRASI FK UMI
 
Mineral (Ilmu Gizi)
Mineral (Ilmu Gizi)Mineral (Ilmu Gizi)
Mineral (Ilmu Gizi)
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan gizi
 
Gizi pada-remaja
Gizi pada-remajaGizi pada-remaja
Gizi pada-remaja
 
Mannan 6b anthropometricand nutritional status indicators
Mannan 6b  anthropometricand nutritional status indicatorsMannan 6b  anthropometricand nutritional status indicators
Mannan 6b anthropometricand nutritional status indicators
 
Ilmu gizi mineral- kel.5
Ilmu gizi mineral- kel.5Ilmu gizi mineral- kel.5
Ilmu gizi mineral- kel.5
 
Ppt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPpt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan gizi
 
Penilaian kebugaran jasmani
Penilaian kebugaran jasmaniPenilaian kebugaran jasmani
Penilaian kebugaran jasmani
 
Peran Zat Gizi Pada Remaja
Peran Zat Gizi Pada RemajaPeran Zat Gizi Pada Remaja
Peran Zat Gizi Pada Remaja
 
Kebutuhan energi 2
Kebutuhan energi 2Kebutuhan energi 2
Kebutuhan energi 2
 
Tabel asam amino
Tabel asam aminoTabel asam amino
Tabel asam amino
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Gizi dan kesehatan repoduksi
Gizi dan kesehatan repoduksiGizi dan kesehatan repoduksi
Gizi dan kesehatan repoduksi
 
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 

Similar to MENGEVALUASI STATUS GIZI

Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Charles Manubulu
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.pptNicholasGmarzai1
 
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIPRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIRiany Zahrah
 
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptx
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptxStrategi perencanaan makan utk penderita dm.pptx
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptxPanaceaClinic1
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfRiefClasher
 
Pola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.pptPola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.pptPesonaKita
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdfMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdfbemmysetiawan1
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisicuttriahajaton
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
EDUKASI PROLANIS.pptx
EDUKASI PROLANIS.pptxEDUKASI PROLANIS.pptx
EDUKASI PROLANIS.pptxssuser3de57d
 
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptx
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptxPENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptx
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptxdrWidaMariane
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamiltris nia
 

Similar to MENGEVALUASI STATUS GIZI (20)

Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
 
Ltm 1
Ltm 1Ltm 1
Ltm 1
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIPRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
 
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptx
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptxStrategi perencanaan makan utk penderita dm.pptx
Strategi perencanaan makan utk penderita dm.pptx
 
What is fitness
What is fitnessWhat is fitness
What is fitness
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011Askep nutrisi 2011
Askep nutrisi 2011
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdf
 
Pola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.pptPola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.ppt
 
Pola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.pptPola_Makan_Sehat.ppt
Pola_Makan_Sehat.ppt
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdfMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
 
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisiasuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
EDUKASI PROLANIS.pptx
EDUKASI PROLANIS.pptxEDUKASI PROLANIS.pptx
EDUKASI PROLANIS.pptx
 
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptx
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptxPENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptx
PENGATURAN POLA MAKAN PENYANDANG DIABETES dinkes jepara1.pptx
 
Obesitas
ObesitasObesitas
Obesitas
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

MENGEVALUASI STATUS GIZI

  • 1.
  • 2.
  • 3. Lingkar Lengan Atas (cm) Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik Syarat pengukuran LLA 1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri) 2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian 3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang 4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
  • 4. Cara pengukuran LLA 1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon 2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon 3. Tentukan titik tengan lengan 4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi cukup terukur lingkar lengan 5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar 6. Cara pembacaan skala yang benar
  • 5. Rumus LLA Laki-laki 29,5 cm Prempuan 28,5 cm INTERPRETASI Baik > 85% Kurang 75, 1% – 85% Buruk < 75%
  • 6. 2. Tebal Lipatan Kulit Tempat Pemeriksaan TLK 1. M Biceps brachii 2. M. triceps brachii 3. Suprailiaca 4. Subscapula 5. Mid Axillaris 6. Abdominalis 7. Femoralis 8. Infrascapula 9. M. Gastrocnemius Alat : Skinfold Calipers Syarat : Alat ukur harus dalam keadaan baik dan bagian yang diukur terbebas dari pakaian
  • 7. Cara pengukuran TLK 1. Pasien melipat siku 90 % 2. Ambil lipatan kulit dengan arah vertikal pada jarak antara penonjolan lateral processus acromion dan batas inferior processus olecranon 3. Ukur pada sisi samping lengan dengan menggunakan pita pengukur lalu tandai garis tengahnya dengan menggunakan spidol 4. Gunakan caliper/lange lalu ukur tebal lipatan kulit sekitar 1 cm diatas tanda spidol yang dibuat 5. Menghitung dan menginterpretasikan hasil pengukuran TLK
  • 8. Rumus Standar • Laki-laki : 12,5 cm • Perempuan : 16,5 cm Interpretasi • Baik > 90% • Kurang 60,5 – 90% • Buruk < 60%
  • 9. Hubungan LLA dan TLK Cara singkat Ө Lengan = Ө Otot = Ө Lengan – TLK O Otot = Ө otot x 3,14
  • 10. WHR • Merupakan metode sederhana untuk membandingkan kandungan lemak tubuh bagian atas (pinggang dan area abdomen)dengan kandungan lemak tubuh bagian bawah (panggul dan bokong). • Alat yang digunakan: meteran • Tempat pengukuran : • Pinggang : pertengahan arcus costae XII – SIAS • Panggul : pertengahan M. gluteus maximus
  • 11. • Rumus penentuan status gizi berdasarkan WHR: WHR = L Pi L Pa • Nilai standar: – Laki-laki : 0,9 – Perempuan : 0,85
  • 13. Salah satu metode ‘diet assessment’ yang dapat mengevaluasi secara kasar diet seseorang dengan cara mengevaluasi makanan apa saja yang dikonsumsi per hari (24 jam)
  • 15. Glikemik Indeks Pengelompokan bahan makanan oleh karena kemampuannya dalam meningkatkan kadar glukosa darah Low ≤ 55 Medium 56 – 69 High > 70 Glikemik Load Berdasarkan efek terhadap level glukosa darah dalam 3 jam Low ≤ 10 Medium 11 – 19 High ≥ 20
  • 16. Praktikum 4 Diet Rendah Lemak Rendah Kalori
  • 17. Tujuan : Mempertahankan BB berdasarkan umur, JK, dan kerja fisik Syarat : 1. Energi sesuai kebutuhan 2. Protein agak tinggi yaitu 1 – 1,2 g/kgBB 3. Pada keadaan akut, lemak tidak boleh diberikan 4. Bila perlu berikan suplemen vitamin ADEK 5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pectin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu dalam saluran cerna 6. Tidak merangsang saluran cerna
  • 18. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian 1. Diet Rendah Lemak I Diberikan kepada pasien kolesistisis dan kolelithiasis dengan kolik akut. Makanan yang dapat diberikan berupa buah-buahan dan mineral. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali A danC. Sebaiknya selama 1-2 hari saja 2. Diet Rendah Lemak II Keadaan akut yang sudah dapat diatasi, pasien dengan penyakit kronis yang terlalu gemuk dalam bentuk cincang, lunak atau biasa,rendah energi, kalsium, B1 3. Diet Rendah Lemak III Pasien dengan penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dan cukup nafsu makan makanan lunak atau biasa Cukup energi dan semua zat gizi
  • 19. Bahan makanan yag tidak dianjurkan makanan/daging berlemak makanan yang digoreng makanan yang menimbulkan gas
  • 20. Diet Rendah Kalori Tujuan : 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan kebutuhan fisik 2. IMT Normal yaitu 18,5 – 22,9 kg/m2 3. Mengurangi asupan sehingga tercapai penurunan BB sebanyak ½ - 1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur TLK dan Lingkar pinggang
  • 21. Syarat 1. Energi rendah ditujukan untuk menurunkan berat badan 2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 gr/kg BB/hari, 15-20% dari kebutuhan energi total 3. Lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total 4. Karbohidrat lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total 5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan 6. Dianjurkan untuk 3 kali makan sesuai dengan kebutuhan 7. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan 8. Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari
  • 22. 1. Diet rendah kalori I : 1200 kalori/hari 2. Diet rendah kalori II : 1500 kalori/hari 3. Diet rendah kalori III : 1700 kalori/hari
  • 23.
  • 24. Tujuan : 1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogenous), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik 2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal 3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal 4. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani 5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
  • 25. Syarat : 1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat nadan normal 2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total 3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-55% dari kebutuhan energi total 4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebuthan energi total, yaitu 60-70% 5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas 6. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari 7. Pasien DM dengan TD normal diperbolehkan mengonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari 8. Cukup vitamin dan mineral
  • 26.
  • 27. 1. Subjective data • Identity • History diet • Food recall 24 jam 2. Objective data • Antropometri • Pemeriksaan fisis • Pemeriksaan laboratorium
  • 28. 3. Assessment • Diagnosa klinis • Diagnosa Gizi • Kebutuhan gizi penderita 4. Planning • Menyusun menu makanan 5. Evaluation • Follow-up penderita
  • 29. Satuan IMT : Berat Badan (BB) dalam kg Tinggi Badan (TB) dalam meter (m) IMT = BB (TB)2
  • 30. Status IMT ( kg/m2 ) Resiko Komorbiditas Kurang < 18,5 Rendah Normal 18,5 – 22,9 Normal Overweight 23 – 24, 9 Meningkat Obes 1 25 – 29,9 Moderat Obes 2 > 30 Berat
  • 31. • Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Harris- Benedict, sbb: Laki-laki BEE = 66 + 13,7W + 5H – 6,8A Perempuan BEE = 655 + 9,6W + 1,7H – 4,7A • Tentukan jenis dietnya • Menyusun menu pagi-malam • Menghitung jumlah kalori, HA, lemak, dan protein • Pemberian nutrisi harus adekuat, masing-masing + 10%