2. Definisi Anthropometri
Anthropometri berasal dari kata Anthropos
(manusia) dan metros (ukuran).
Anthropometri adalah upaya untuk
memberikan penilaian terhadap status gizi
seseorang dengan membandingkan ukuran-
ukuran tubuh atau membandingkan dengan
usia seseorang.
3. Tujuan Anthropometri
Pemantauan Status Gizi (Nutritional Status
Monitoring) Untuk memberikan gambaran perubahan
status gizi seseorang dari waktu ke waktu.
Survei Gizi (Nutritional Survey) untuk gambaran
tentang status gizi seseorang pada waktu tertentu dan
faktor-faktor yang berpengaruh.
4. Syarat yang Mendasari Penggunaan
Antropometri
Alat mudah didapat dan digunakan
Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan
mudah dan objektif
Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khusus
profesional, dapat oleh tenaga lain setelah mendapat
pelatihan
Biaya relatif murah
Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point
dan baku rujukan yang sudah pasti
Secara ilmiah diakui kebenarannya
5. Keunggulan Antropometri
Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam
jumlah sampel cukup besar
Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan
dibuat di daerah setempat
Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di
masa lampau
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan
baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas
Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi
6. Kelemahan Antropometri
Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu, misal Fe dan Zn
Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil
pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan
asumsi yang keliru
Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan
petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan
pengukuran
7. Jenis Parameter Antropometri
Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia
Jenis parameter antropometri:
1. Umur
2. Berat Badan
3. Tinggi Badan
4. Lingkar Lengan Atas
5. Lingkar Kepala
6. Lingkar Dada
7. Jaringan Lunak
8. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status
gizi.
Kesalahan penentuan umur >> interpretasi status gizi
salah
Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor,
1980):
- Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
- Bulan usia penuh (completed month): untuk anak
umur 0-2 tahun digunakan
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan
9. Umur
Bila tidak ingat tanggal lahir, maka
tanggal lahir ditentukan sebagai
tanggal 15 (Permendagri, no 19
tahun 2010)
Bila tidak ingat bulan lahir, maka
ditentukan sebagai bulan 6
10. Umur
Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut:
1. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain
yang dibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila
memungkinkan catatan pamong desa
2. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan
lokal (Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional
3. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau
berdasar kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa,
pemilihan kades, pemilu, banjir, gunung meletus dll)
4. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan
anak kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.
5. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak
diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan ybs
11. Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus)
Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR
Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat
kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan
Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada
tulang
Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot
menurun
Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam
tubuh
Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi
12. Berat Badan
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan
utama:
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan
dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan
dan kesehatan
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan
periodik memberikan gambaran pertumbuhan
3. Umum dan luas dipakai di Indonesia
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh
keterampilan pengukur
5. Digunakan dalam KMS
6. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
7. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian
tinggi: dacin
13.
14. Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal
Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur
Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu
singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan
nampak dalam waktu yang relatif lama
15. Tinggi Badan (TB)
Merupakan parameter paling penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat
Merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor
umur dapat dikesampingkan
Alat ukur :
- Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau
anak yang belum dapat berdiri.
- Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri
16.
17.
18. Lingkar Lengan Atas
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak
memerlukan data umur yang terkadang susah
diperoleh
Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan
otot dan lapisan lemak bawah kulit
Lila mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
mencerminkan:
1. Status KEP pada balita
2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi BBLR
19. Lingkar Lengan Atas
Alat: suatu pita pengukur dari fiber
glass atau sejenis kertas tertentu
berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):
LLA WUS dengan risiko KEK di
Indonesia < 23.5 cm
Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
Balita dengan KEP <12.5 cm
20. Lingkar Lengan Atas
Kelemahan:
- Baku LLA yang sekarang digunakan belum
mendapat pengujian yang memadai untuk
digunakan di Indonesia
- Kesalahan pengukuran relatif lebih besar
dibandingkan pada TB
- Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah),
tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa
21.
22. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur
dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, biasanya untuk memeriksa
keadaan patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala
Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus
Lingkar kepala dihubungkan dengan
ukuran otak dan tulang tengkorak
23. Ukuran otak meningkat secara cepat selama
tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala
tidak menggambarkan keadaan kesehatan
dan gizi
Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan
tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi
sesuai dengan keadaan gizi
Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida
cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lika juga digunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukuran umur
24. Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena
pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur
3 tahun
Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan
sebagai
indikator KEP pada balita
Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.
Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat
daripada lingkar dada
Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada
yang lambat → rasio lingkar dada dan kepala < 1
26. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan
tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut
bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansia
Pada lansia digunakan tinggi lutut
karena pada lansia terjadi penurunan
masa tulang >> bungkuk>> sukar
untuk mendapatkan data tinggi badan
akurat
27. Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi
orang yang berusia >59 tahun
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04
x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) –
(0.24 x umur (tahun)) + 84.88
28. Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang
bervariasi
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut
untuk menilai status gizi di masyarakat
Lemak subkutan (subcutaneous fat)
Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan
distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa
metode
29. Metode yang digunakan untuk
menilai komposisi tubuh
(jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
1. Ultrasonik
2. Densitometri (melalui penempatan air pada
densitometer atau underwater weighting)
3. Teknik Isotop Dilution
4. Metoda Radiological
5. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
6. Antropometri (pengukuran berbagai tebal
lemak menggunakan kaliper: skin-fold
calipers)
30. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan
menggunakan kaliper
1. Pengukuran triceps
2. Pengukuran bisep
3. Pengukuran suprailiak
4. Pengukuran subskapular
34. Alat Alat yang Dibutuhkan :
Detecto (Salter) Satu Set /Salter spring
balance
Bathroom Scale (Timbangan Injak)
Length Board (Panjang Badan)
Microtoise
Pita LILA
Skinfold
35. Cara Penggunaan Alat
1. Detectometer
Pasang alat bantu Detecto meter (sarung detecto, besi
pengait dan tali penggantung)
Kaliberasi alat detecto meter sampai jarum detecto meter
menunjukan angka nol “0”.
Pakaian yang digunakan oleh anak seminimal mungkin
Anak dinaikan ke sarung detecto meter
Baca dan catat angka penunjukan jarum
36. Cara Penggunaan Alat
2. Bathroom Scale
Letakkan alat timbangan injak tersebut pada lantai yang datar
Kaliberasi alat dengan memutar alat kaliberasi yang ada pada
bagian belakang alat
Mintalah anak untuk naik di atas timbangan tersebut dengan
Pembaca hasil penimbangan harus berada tepat sejajar dengan
jarum penunjuk hasil penimbangan
Catat hasil penimbangan pada kertas yang telah
37. Cara Penggunaan Alat
3. Length Board
Syarat digunakan :
Umur anak kurang dari 2
tahun (0-23 bulan)
Anak yang umurnya lebih
dari 2 tahun tapi
pertumbuhannya tidak
normal
38. Cara Penggunaan Alat
Kalibrasi alat sebelum pengukuran dengan pita centimeter (cm)
Tempatkan alat pada permukaan yang datar (180 Derajat)
Lepaskan sepatu atau topi anak yang akan di ukur
Baringkan anak yang akan diukur pada permukaan yang datar pada bagian dalam length
board.
Pastikan ujung kepala anak menempel pada bagian ujung length board yang tidak akan
digeser dan tumit serta telapak kaki menyentuh bagian ujung length board yang digeser.
Garis tengah badan anak sejajar dengan garis tengan alat ukur.
Sedapat mungkin kepala anak di pegang agar mata anak memandang tegak lurus ke atas.
Pengukur yang memegang kepala anak berada di belakang ujung alat ukur untuk memastikan
si anak tidak merubah posisinya dan betugas untuk menbaca hasil pengukuran sedangkan
pengukur ke dua berada didepan alat ukur dan menaruh satu tangan pada lutut anak untuk
memastikan kaki anak tetap lurus.
Kemudian pengukur ke dua menggerakkan papan ukur horisontal yang dapat digerakan
dengan tangan lain sampai menyentuh tumit anak.
Baca pita pengukuran dan catatlah hasil pengukuran panjang anak bila posisinya sudah
benar skala 0,1 cm terdekat.
39. Cara Penggunaan
4. Microtoise
Alat pengukuran tinggi
badan ini di gunakan bila
orang/ anak yang akan di
ukur umurnya lebih dari
24 bulan dan
pertumbuhannya dalam
keadaan normal.
40. Cara Penggunaan
Pilihlah tempat dengan dinding vertical (sedapat mungkin 90 derajat) dan permukaan lantai
yang horizontal (180 derajat).
Letakan microtoise di lantai dan tarik pita sentimeter ke atas sepanjang dinding sampai angka
“0” muncul dan persis pada penunjuk angka microtoise.
Pasang ujung microtoise pada dinding dengan paku/ lakban.
Periksa kembali alat penunjuk angka pada microtoise di lantai apakah masih menunjukan angka
“0”. Jika tidak pasang ulang posisi microtoise yang benar.
Subjek yang akan diukur tidak boleh menggunakan alas kaki dan topi.
Mikrotoa digeser ke atas sehingga lebih tinggi dari anak yang akan di ukur.
Pastikan bahwa anak tersebut tidak menggunakan alas kaki dan tutup kepala (Topi).
Anak yang akan diukur berdiri tegak lurus dan rapat ke dinding tepat dibawa mikrotoa (kepala
bagian belakang, bahu bagian belakang, pantat dan tumit harus rapat ke dinding serta
pandangan rata ke depan)
Geser mikrotoa sampai menyentuh tapat pada bagian atas kepala dan pastikan sisi mikrotoa
tetap menempel rapat ke dinding.
Lalu baca penunjukan mikrotoa dengan pembacaan dilakukan dari arah depan tegak lurus
dengan mikrotoa (Posisi pembacaan sangat mempengaruhi hasil tinggi badan.
Pencatatan tinggi badan dilakukan dengan ketelitian satu angka dibelakang koma. (0,1)
41. Cara Penggunaan
5. Pita Lila
Subjek diminta berdiri tegak.
Yang diukur adalah lengan kiri atau lengan yang yang tidak aktif
Minta subjek untuk membuka lengan pakaian yan menutup lengan kiri
atau jika pakaian terlalu ketat, mintalah untuk membuka pakaiannya.
Untuk menentukan titik tengah, siku subjek menekuk 90% dengan
telapak tangan menghadap keatas.
Pengukur berdiri dibelakang subjek dan tentukan titik tengah antara
tulang atas pada bahu kiri dan tulang siku.
Tandai titik tengah dengan pena.
Dengan tangan tergantung lepas dan siku lurus disamping badan dan
telapak tangan menghadap ke paha. Ukur lingkar lengan atas pada posisi
yang sudah diberi tanda dengan pita centimeter atau pita LILA menempel
pada kulit, tidak terlalu ketat dan tidak longgar.
Lingkar Lengan Atas dicatat pada skala 0.1 cm terdekat.