Dokumen tersebut membahas tentang tujuan penelitian mengenai alga mikroskopis di beberapa tempat di Sumatera Selatan, jenis-jenis alga makroskopis yang ditemukan, habitat, klasifikasi, dan manfaat dari berbagai jenis alga.
1. I. Tujuan
– Mengetahui ada tidaknya alga mikroskopis dalam air di Palembang, air di Prabumulih dan air
di Indraya.
– Mengidentifikasi jenis-jenis alga makroskopis yang ditemukan yang dilihat menggunakan
mikroskop.
– Membandingkan dari tiga jenis air yang manakah yang banyak terdapat alga mikroskopis.
– Mengetahui ciri-ciri, habitat,klasifikasi dan manfaat dari jenis-jenis alga tersebut.
II. Dasar Teori
Alga dapat ditemukan diseluruh massa air mulai dari permukaan sampai pada kedalaman,
dimana intensitas cahaya matahari masih memungkinkan untuk digunakan dalam proses
fotosintesis (zona eufotik). Hasil fotosintesis alga merupakan mata rantai yang sangat penting
bagi zooplankton (Hardiansyah, dkk, 2010: 79).
Biakan murni Chlorella sp. yang digunakan diperoleh dari koleksi kultur mikroalga Pusat
Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Biakan tersebut
merupakan hasil isolasi Chlorella sp. yang diperoleh dari perairan Teluk Jakarta, ditumbuhkan
dalam air laut steril yang diperkaya dengan medium F/2 dalam gelas erlenmeyer volume 100 ml,
pada salinitas media 28 psu (Santoso, dkk, 2011: 65).
Ordo Centrales dan Ordo Pennales. Ordo Centrales memiliki sel berbentuk sirkular, tidak
memiliki rafe dan striae, fungsinya digantikan oleh punctae, beberapa jenis membentuk koloni
sederhana. Bentuk hidup planktonik atau peripitik di dalam perairan tawar atau laut. Contoh
spesiesnya adalah Coscinodiscus sp. dan Cyclotella sp. Ordo Pennales memiliki bentuk sel yang
bervariasi mulai dari bentuk tongkat, sigmoid dan bentuk sabit (Widiana, dkk, 2011: 156).
Ciri-ciri
Bentuk hidupnya juga bervariasi, mulai dari bentuk yang uniseluler, berkoloni,
berfilamen, berbentuk lembaran ataupun berupa tabung. Organisasi talus algae multiseluler
dibedakan 5 tipe, koloni senobium (tersusun dari beberapa sel dengan jumlah tertentu dan
ukurannya tetap untuk setiap jenis), koloni agregat (tersusun dari beberapa sel dengan jumlah
dan ukurannya tidak tetap untuk setiap jenis) dengan tipe palmeloid, koloni dendroid, dan koloni
rhizopodial, filamen, sifoneus (talus banyak inti tetapi tidak terbagi-bagi menjadi sel-sel),
parenkimateus.
Susunan sel pada algae prokariotik invaginasi membran belum sempurna, karenanya
tidak dilengkapi organela, sedangkan susunan sel pada algae eukariotik dilindungi dinding sel
2. yang tersusun oleh polisakarida. Dinding sel algae terdiri dari dua komponen, fibriler dan non-
fibriler. Plastida dengan tipe kloroplas dengan klorofil merupakan pigmen terbanyak seperti
karotenoid (karoten dan xantofil) dan fukosianin (xantofil).
Habitat
Alga adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam air dan selama
hidupnya merupakan plankton (Odum, 1981). Alga (ganggang) memiliki pigmen hijau daun
yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen-
pigmen tambahan lain yang dominan. Dalam perairan alga merupakan penyusun fitoplankton
yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup melekat di dasar perairan.
Salah satu kelompok alga yang hidup di air adalah alga epilitik. Alga epilitik merupakan
bagian dari kelompok mikroalga perifitik yang hidupnya melekat pada berbagai substrat, seperti
batu, karang, kerikil dan benda keras lainnya. Alga epilitik di dalam badan perairan berfungsi
sebagai produsen. Selain itu, keberadaannya di dalam perairan juga dapat berfungsi sebagai
indikator biologis untuk kualitas air. Berbagai jenis alga epilitik dapat memperlihatkan
kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh.
Dari delapan devisi alga, yang umum ditemukan sebagai alga epilitik adalah Chlorophyta,
Chrysophyta, Cyanophyta dan Euglenophyta. Alga hijau ditemui hidup dalam perairan dengan
berbagai ragam kondisi, mulai dari perairan tawar sampai perairan laut.
Klasifikasi
Pengklasifikasian Algae berdasarkan pada pigmen yang dominan, komponen penyusun
dinding sel, jumlah dan posisi flagela, sifat fisik dan kimia dinding sel, serta bentuk makanan
cadangan. Algae dikelompokkan dalam tujuh divisio, Euglenophyta, Pyrrophyta, Bacillariophyta,
Chlorophyta, Cyanophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Chlorophyta, ada yang
bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler. Dinding sel Chlorophyta tersusun atas bahan
selulosa. Chlorophyta mempunyai pigmen klorofil dan karotenoid. Chlorophyta mempunyai
pirenoid dan stigma. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan hasil fotosintesis berupa amilum.
Stigma berguna untuk menuntun Algae ke arah cahaya agar bisa melakukan fotosintesis.
Tubuhnya berwarna hijau. Habitatnya sebagian besar di air tawar. Beberapa di antaranya hidup
di air laut. Reproduksi seksualnya dengan cara konjugasi. Reproduksi aseksual dengan cara
pembelahan biner, fragmentasi filamen, dan pembentukan zoospora. Contohnya, Chlorella sp.
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memperlihatkan ciri seperti
tumbuhan sekaligus seperti hewan. Euglenophyta dianggap mirip tumbuhan karena mempunyai
klorofil a dan klorofikl b sehingga dapat berfotosintesis. Selain klorofil a dan klorofil b,
Euglenophyta juga mempunyai karotenoid dan xantofil. Hasil fotosintesis disimpan dalam
bentuk makanan cadangan paramilon. Paramilon disimpan dalam pirenoid. Euglenophyta
3. dikatakan mirip hewan karena selnya tidak mempunyai dinding, tetapi dibungkus oleh protein
yang disebut pelikel. Euglenophyta dapat bergerak bebas menggunakan flagela. Flagelanya
sebanyak 1–3 buah. Organisme ini mempunyai bintik mata yang berfungsi sebagai detektor
cahaya. Detektor ini membantu Euglenophyta agar dapat bergerak menuju arah cahaya yang
intensitasnya sesuai. Habitat Euglenophyta di dalam tanah, air tawar, dan tempat-tempat yang
lembap. Contoh Euglenophyta adalah Euglena sp. Pyrrophyta, sering disebut juga Dinoflagellata
karena memiliki dua buah flagela. Sebagian besar anggotanya bersifat uniseluler dan memiliki
pigmen klorofil a dan c, karotenoid, serta xantofil. Dinding selnya berupa lempengan selulosa
berbentuk poligonal, mempunyai pigmen klorofil, karotenoid, dan xantofil. Tubuh Algae api
berwarna cokelat. Reproduksi aseksual Pyrrophyta dilakukan dengan cara membelah diri.
Sebagian besar Pyrrophyta hidup di laut dan sebagian kecil di air tawar.
Phaeophyta merupakan organisme multiseluler yang menyerupai tumbuhan karena
mempunyai bagian tubuh yang bentuknya mirip akar, batang, dan daun. Warnanya kecokelatan
karena mempunyai pigmen fukosantin. Sebagian besar anggota Phaeophyta hidup di dasar
perairan dan talusnya terapung di perairan. Beberapa anggota Phaeophyta seperti Sargassumdan
Nereocystismemiliki gelembung udara yang berfungsi menyimpan gas nitrogen dan digunakan
untuk mengapung. Reproduksi seksualnya dengan cara peleburan selkelamin. Adapun reproduksi
aseksualnya dengan cara pembentukan zoospora, contoh Laminaria.
Rhodophyta merupakan organisme multiseluler, bentuk tubuhnya seperti rumput, serta
mengandung pigmen klorofil, karotenoid, dan fikobilin (tersusun dari fikoeritrin dan fikosianin).
Fikoeritrin merupakan pigmen yang dominan yang tubuhnya berwarna merah. Rhodophyta
disebut juga red Algae (Algae merah). Habitat Rhodophyta di air laut dan reproduksi seksualnya
dengan cara peleburan sel kelamin. Contoh Rhodophyta adalah Gelidium dan Eucheuma, sering
digunakan sebagai bahan pembuat agar-agar.
Chrysophyta merupakan organisme uniseluler atau multiseluler yang mempunyai pigmen
klorofil, karotenoid, dan xantofil. Oleh karena tubuhnya yang berwarna cokelat keemasan,
Chrysophyta disebut juga golden brown Algae(Algae cokelat keemasan). Habitatnya di air tawar
dan air laut. Chrysophyta banyak terdapat di perairan laut. Contoh Chrysophyta yaitu
Ochromonas (uniseluler) dan Synura (berbentuk koloni). Bacillariophyta merupakan organisme
uniseluler, mempunyai dinding sel dari bahan silikat hidrat, mengandung pigmen klorofil,
karotenoid, dan xantofil. Dinding selnya tersusun atas dua belahan, kotak (hipoteka) dan tutup
(epiteka). Habitatnya di air tawar dan air laut. Contoh Bacillariophyta adalah Navicula.
Cyanophyta, merupakan tumbuhan dengan tipe sel prokariotik berbentuk uniseluler atau
multiseluler. Divisi ini memiliki pigmen klorofil, karotenoid, dan pigmen fikobilin, klorofil tidak
terdapat pada kloroplas tapi tersebar di protoplasma dan bersifat autotroph karena pigmen
klorofil. Tumbuhan ini terbungkus dalam peptidoglikan yang dikelilingi selubung berlendir.
Pengikatan nitrogen dilakukan oleh heterosista dan cadangan makanan dinamakan akinet.
4. Manfaat
Bermacam manfaat dari algae diantaranya, Phaeophyta merupakan sumber mineral dan
vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Ganggang coklat besar (kelp)
mengandung kalium tinggi dan nitrogen berfungsi untuk makanan hewan. Diatome merupakan
bahan dinamit dan industri kaca, dapat juga digunakan sebagai bahan penyaringan dan menyerap
bunyi.
Chlorophyta juga membentuk cadangan makanan berupa tepung, yaitu amylose dan
amilopektin. Divisio ini juga dapat melakukan fiksasi karbon. Dinoflagellata dapat menjadi
stabilisator pada pembuatan es krim dan juga sebagai media agar untuk perbanyakan bakteri.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
2009.
Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Santoso, Arif Dwi,. dkk. 2011. Mikro Alga Untuk Penyerapan Emisi co2 dan Pengelolahan
Limbah Cair Di Lokasi Industri. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3(2): 62-70.
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/ganggang-keemasan-chrysophyta/Diakses
pada tanggal 18 September2018.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/53-60.pdf Diakses pada tanggal 18 September 2018.