SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
KULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGAN
Ibu. Ekosari R.
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah
suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma,
jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian
tersebut pada nutrisi yang mengandung zat
pengatur tumbuh tanaman pada kondisi
pengatur tumbuh tanaman pada kondisi
aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman sempurna kembali
Prinsip utama : perbanyakan tanaman
menggunakan bagian jaringan tanaman
(jaringan akar, tunas, pollen dsb.) menjadi
tanaman utuh (sempurna) dikondisi
invitro (didalam gelas), menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat
steril
steril
Kultur jaringan (tissue culture), penanaman
sel-sel yang telah diisolasi dari jaringan atau
potongan kecil jaringan secara in vitro dalam
medium biakan..
2.DASAR TEORI
Teori Sel. Sel, yang istilahnya pertama kali
digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703),
merupakan satuan dasar minimum suatu jasad
hidup yang mampu melakukan perbanyakan
sendiri (self duplication). Semua jasad
(organisme) hidup terdiri dari sel yang memiliki
(organisme) hidup terdiri dari sel yang memiliki
nukleus (inti) yang terbungkus membran atau
struktur serupa tapi tanpa membran. Sel-lah yang
menentukan struktur maupun fungsi semua jasad
hidup, baik tingkat rendah maupun tinggi. Sel
hanya terjadi dari pembelahan sel yang ada
sebelumnya, dan masing-masing sel mempunyai
sistem kehidupan sendiri.
Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun
letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut
setiap sel berasal dari satu sel...Omni cellula e
cellula
Sel mengalami proses pertumbuhan dan
Sel mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan (pembelahan dan pembesaran,
serta diferensiasi)..juga..dediferensiasi...
Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential),
artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti
sel zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan
untuk menjadi individu yang sempurna.
 Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G.Heberlandt
tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang
berasal dari Jerman.
 Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori
 Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori
tersebut dengan menggunakan objek empulur
wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wortel,
F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi
individu wortel.
 Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh
Muer, Hildebrandt, dan Riker
TUJUAN  MANFAAT
 Pengadaan bibit.
 Menyediakan bibit bebas virus/penyakit
 Membantu program pemuliaan tanaman
 Membantu proses konservasi  preservasi
 Membantu proses konservasi  preservasi
plasma nutfah…termasuk embryo rescu
 Produksi senyawa kimia untuk farmasi,
industri makanan  kosmetik
Pengadaan bibit.
 Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam pengembangan pertanian di masa mendatang.
 Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan
dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang
 Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan
dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang
cepat akan sulit dicapai dengan perbanyakan melalui
teknik konvensional.
 Membantu memperbanyak tanaman (menyediakan
bibit), khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif
Keunggulan bibit hasil kultur jaringan,
antara lain:
identik dengan induknya,
massal  hemat tempat ,
waktu yang relatif singkat,
waktu yang relatif singkat,
lebih seragam,
mutu bibit lebih terjamin
kecepatan tumbuh bibit lebih cepat
Menyediakan bibit bebas virus/penyakit
 Banyak virus yang tak menampakkan gejalanya, namun
bersifat laten, dan akan dapat mengurangi vigor, kualitas
dan kuantitas produksi. Virus dalam tanaman induk
merupakan masalah untuk perbanyakan vegetatif
tanaman hortikultura secara konvensional. Morrel 
Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem
Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem
apikal, ternyata kandungan virusnya paling rendah
bahkan tidak ada. Hal ini mungkin karena virus bergerak
melalui sistem pembuluh, sedang daerah tersebut belum
ada sistem pembuluhnya, selain itu aktivitas
metabolisme tinggi pada daerah tersebut tidak
mendukung replikasi virus, juga konsentrasi auksin yang
tinggi menghambat multiplikasi.
Membantu program pemuliaan tanaman
Dengan kultur jaringan dapat membantu
program pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan tanaman yang lebih baik
melalui :
melalui :
Keragaman Somaklonal, Kultur Haploid,
Embryo Rescue, Seleksi In Vitro,
Fusiprotoplas, Transformasi Gen
/Rekayasa Genetika Tanaman dll.
Keragaman somaklonal
 Melalui kombinasi berbagai cara pengkulturan,
hormon/zat pengatur tumbuh dan lamanya periode
pengkulturan, memungkinkan adanya perubahan dan
keragaman pada bentuk morfologis dan genetis atau
abnormalitas (baik yang permanen maupun non
permanen), yang disebut Keragaman somaklonal.
permanen), yang disebut Keragaman somaklonal.
 Keragaman somaklonal melalui kultur jaringan umumnya
terjadi pada kultur kalus akibat pengaruh media kultur;
dengan adanya keragaman somaklonal, bisa
mendapatkan dan memperbanyak tanaman dengan
tingkat ploidi yang berbeda dalam waktu yang relatif
singkat.
Sebagai contoh, kultur haploid dengan
mengkulturkan pollen (jumlah
kromosomnya setengah sel somatik),
kultur triploid dengan mengkulturkan
jaringan endosperm.
jaringan endosperm.
Kultur jaringan juga dapat menyediakan
protoplasma sel somatik dan sel generatif
(misalnya polen) untuk bahan transfer
gen dalam pembentukan sel transgenik.
Seleksi in vitro
 dilakukan untuk menyeleksi tanaman yang
tahan kondisi cekaman/stres, dengan
keuntungan,
 Dapat digunakan untuk stres biotik maupun
abiotik
abiotik
 Menghemat lahan percobaan
 Dapat memberi tekanan seleksi yang seragam
(untuk mengurangi kehilangan/escape)
 Dapat untuk populasi tingkat sel dalam jumlah
jutaan
 Menghemat waktu dan beaya
Fusi protoplas
Kultur jaringan bisa ditujukan untuk
mendapatkan hibrida baru, baik yang
inter-spesifik maupun yang intra-spesifik,
dengan fusi protoplasma, sehingga
dengan fusi protoplasma, sehingga
mendapatkan hibridisasi somatik.
Dengan cara ini dapat mengatasi masalah
inkompatibilitas.
Membantu proses konservasi dan preservasi plasma nutfah
 Konservasi in vivo dalam bentuk penyimpanan biji dan
tanaman hidup (Kebun Raya).
 Preservasi in vivo dengan cara menyimpan biji.
Penyimpanan secara kultur jaringan dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik pertumbuhan minimal
(minimal growth) dan kriopreservasi.
 Untuk biji ortodoks dalam ruang dengan temperatur dan
kelembaban yang terkendali. Masalahnya pada biji
rekalsitran (apalagi yang ukuran bijinya besar); perlu
secara kultur karingan, yaitu sel-sel kompeten (mampu
beregenerasi) disimpan dalam temperatur rendah dan
dibekukan dalam cairan nitrogen (Kriopreservasi).
 Adapun penelitian penyimpanan secara kultur jaringan
telah dilakukan suatu lembaga (BSJ) terhadap tanaman
ubi-ubian, sepeti ubi kayu, gembili, dan yam
Memproduksi senyawa kimia untuk farmasi, industri makan dan
industri kosmetik
 Sel-sel tanaman yang dapat memproduksi
senyawa tertentu, ditumbuhkan dalam
bioreaktor besar. Misalnya untuk produksi
senyawa antibiotik dari suatu jenis fungi.
senyawa antibiotik dari suatu jenis fungi.
Senyawa hasil tersebut bisa didapatkan dari
hasil sintesis lengkap; juga dapat merupakan
hasil transformasi oleh enzim dalam sel
tanaman. Misalnya pewarna merah untuk lipstik
dari tanaman, yang disebut dengan biolips
(prod. Kosmetik Kanebo)
Embryo rescue.
 Pemuliaan tanaman terjadi melalui hibridisasi dan seleksi. Dengan
menyilangkan tanaman, pemulia berusaha untuk menggabungkan
karakter terbaik dari 2 tanaman yang berbeda. Melalui seleksi,
pemulia mencoba untuk menyeleksi anakan yang memiliki
kombinasi kualitas yang optimal dari kedua tanaman induk. Proses
ini tentu saja sangat tergantung pada produksi benih viable. Jika
benih viabel tidak terbentuk, tidak akan ada keturunan yang akan
diseleksi. Tidak ada anakan tidak berarti fertilisasi tidak terjadi
diseleksi. Tidak ada anakan tidak berarti fertilisasi tidak terjadi
setelah polinasi. Kemungkinan terjadi keguguran embryo pada fase
dini perkembangan biji, akibat penyebab yang tidak diketahui.
Dengan teknik kultur jaringan, embryo yang belum matang ini dapat
diselamatkan (SBW International, 2008)
 Kultur jaringan untuk mengamankan hibrida unik yang secara
konvensional sulit didapat - misalnya apabila beberapa hari setelah
polinasi, embrionya gugur - dengan cara mengkulturkan jaringan
embrio tersebut untuk mendapatkan tanaman yang
lengkap/sempurna
Teknik penyelamatan embrio (embryo rescue) mulai
dikembangkan tahun 1900an yang memungkinkan benih
yang belum matang atau embrio diselamatkan untuk
membentuk tanaman baru.
 Ini biasanya dilakukan untuk benih – benih yang memiliki
masa dormansi yang panjang. Belakangan ini juga
masa dormansi yang panjang. Belakangan ini juga
berkembang teknik penyelamatan bakal biji yang telah
terserbuki tapi tidak pernah menghasilkan benih viable.
Penyelamatan embryo banyak dilakukan untuk
memperoleh hibrida interspesifik dan intergenerik.
Misalnya pada kentang dan berbagai tanaman hias.
Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel
tanaman mempunyai sifat totipotensi (Steward,
1968) yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan
berkembang membentuk tanaman lengkap
dalam medium aseptik yang mengandung unsur
hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai.
hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai.
Sitokinin dan auksin merupakan zat pengatur
tumbuh yang ditambahkan dalam medium.
Sitokinin dimaksudkan untuk merangsang
pembent ukkan pucuk, sedangkan auksin untuk
merangsang pembentukkan akar
(Narayanaswamy, 1973).
MACAM TEKNIK2 KULTUR JARINGAN
 1. Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan
bagian tanaman dari jaringan muda atau meristem.
 2. Pollen atau Anther culture, yakni teknik kultur
jaringan dengan menggunakan bagian tanaman berupa
serbuk sari atau benang
 sari.
 sari.
 3. Chloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan
menggunakan kloroplas untuk keperluan memperbaiki
sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru.
 4. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni
persilangan dua macam protoplasma menjadi satu,
kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman
yang mempunyai sifat baru.
Kultur kalus
 Kalus adalah suatu kumpulan sel yang terjadi dari sel-sel jaringan
awal yang membelah secara terus menerus. Dalam keadaan in vivo,
kalus dapat terbentuk pada bekas-bekas luka akibat infeksi
Agrobacterium tumefaciens, akibat gigitan atau tusukan serangga.
Kalus juga dapat diinduksi secara in vitro. Secara in vitro kalus
dapat diperoleh dari potongan organ yang steril dan ditumbuhkan
didalam media yang mengandung auxin atau kadang-kadang
mengandung sedikit sitokinin.
mengandung sedikit sitokinin.
 Kalus dapat diinisiasi dari hamper semua bagian tanaman. Tetapi
organ yang berbeda menunjukkan kecepatan pembelahan sel yang
berbeda pula. Pada pengamatan pembentukan kalus, sering diamati
bahwa pembelahan sel tidak terjadi pada semua sel dalam jaringan
asal, tetapi hanya pada sel yang berada pada jaringan periphery
yang membelah terus-menerus, sedang sel-sel di tengah tetap.
Pembelahan yang hanya terjadi pada lapisan luasr dapat disebbkan
karena, ketersediaan hara yang lebih banyak, keluarnya gas CO2,
penghambat yang bersifat fenolik, cahaya.
Dalam kultur kalus dapat terbentuk sel-sel yang
heterogen. Sel-sel yang heretogen ini selain berasal dari
materi asalnya, juga dapat muncul akubat periode kultur
yang panjang melalui proses subkultur yang berkali-kali.
Perubahan yang terjadi dapat merupakan aberasi
kromosom, mutasi gen, duplikasi/poliploidi.
kromosom, mutasi gen, duplikasi/poliploidi.
 Kecepatan perubahan dalam kromosom dipengaruhi
juga oleh macam media yang digunakan serta jenis
tanaman. Kromosom yang tidak stabil ini menyulitkan
perbanyakan jika tujuannya untuk memperoleh hasil
yang sama dengan tanaman asal. Tetapi dapat
digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk memperoleh
sifat-sifat baru.
Secara umum, tahapan yang dilakukan
dalam perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan adalah:
1. Pembuatan media
TAHAPAN PERBANYAKAN TANAMAN DG
KULTUR JARINGAN
1. Pembuatan media
2. Inisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
Skema kultur jaringan
Media
 Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan. Komposisi media yang
digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari
garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan
pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang
digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.
Macam media
 Ada dua penggolongan media tumbuh: media
padat dan media cair.
 Media padat pada umumnya berupa padatan
gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada
agar.
agar.
 Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air.
Media cair dapat bersifat tenang atau dalam
kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Inisiasi
 Inisiasi adalah pengambilan eksplan/
inokulum dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan.
 Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
 Bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
 Inokulum dapat diambil dari potongan yang
berasal dari kecambah atau jaringan tanaman
dewasa yang mengandung jaringan meristem
(Kartha, 1975; Yoeman, 1973).
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan
dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada
peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus
steril.
Multiplikasi adalah kegiatan
memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan
ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang
menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah
ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak
dan ditempatkan di tempat yang steril
dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan
menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk
melihat pertumbuhan dan perkembangan akar
serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur. Eksplan yang
terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti
berwarna putih atau biru (disebabkan jamur)
atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan
eksplan keluar dari ruangan aseptic ke kultur pot
atau bedeng. Pemindahan dilakukan secara
hati-hati dan bertahap, yaitu dengan
memberikan sungkup. Sungkup digunakan
untuk melindungi bibit dari udara luar dan
untuk melindungi bibit dari udara luar dan
serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur
jaringan sangat rentan terhadap serangan hama
penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
secara bertahap sungkup dilepaskan dan
pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang
sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP
REGENERASI
 Bentuk Regenerasi, bisa berupa pucuk aksilar (ketiak), pucuk adventif, embrio
somatik (berasal dari sel somatik, dimana calon akar  calon pucuk berada di dalam
satu sumbu, pembentukan protocorm like bodies (plb), pembentukan umbi mikro,
pembentukan cormel dan rimpang mikro dll.
 Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk
perbanyakan tanaman.
 Media Tumbuh. D dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik,
zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam
zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam
kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium
(WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas
adalah MS.
 Zat pengatur tumbuh. jenis zat pengatur tumbuh yang dipakai, konsentrasi, urutan
penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering
digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Acetic Acid (IAA), Napthalene
Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin
seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan
Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol,
Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
 Lingkungan Tumbuh, meliputi temperatur, faktor penyinaran seperti panjang
penyinaran, intensitas penyinaran  kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
FAKTOR YANG PERLU DIHINDARI PADA REGENERASI
 Vitrifikasi pada kultur
 Pucuk albino atau variegata
 Penyimpangan genetis
FUSI PROTOPLAS
Lihat ppt.nya
Tanaman2 yang telah berhasil
diperbanyak dengan cara kultur jaringan
 tanaman hias (misal: anggrek dan mawar),
tanaman obat (misal: purwoceng dan bidara
upas), tanaman berkayu (misal: jati dan
cendana), serta tanaman buah-buahan (misal:
pisang dan manggis).
pisang dan manggis).
 Sedangkan perbaikan tanaman melalui
keragaman somaklonal telah menghasilkan
beberapa nomor tanaman potensial, seperti
nilam dengan kadar minyak lebih tinggi, padi
dan kedelai tahan alumunium, padi tahan
kekeringan, dan pisang tahan layu Fusarium
(masih dalam pengujian).
Pustaka:
 Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan.
Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut
Pertanian Bogor, Bogor
 Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture:
 Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture:
Techniques and Experiments. Academic press,
London.
 Taji, A., Dodd, W., Williams, R.R. 1997. Plant
Tissue Culture Practice. University of New
England, Armidale, NSW, Australia

More Related Content

Similar to KULTUR JARINGAN

IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"
IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"
IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"UlfahNurul11
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaShella Sagita
 
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 Jakarta
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 JakartaMateri IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 Jakarta
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 JakartaLiana Susanti SMPN 248
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanafifauliya
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Yosua Silalahi
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Annisa Dinandya
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta  "BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta Liana Susanti SMPN 248
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Shella Sagita
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFppghybrid4
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturHasbiah Ibrahim
 

Similar to KULTUR JARINGAN (20)

IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"
IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"
IPA BIOLOGI "KULTUR JARINGAN"
 
kultur jaringan kentang
kultur jaringan kentangkultur jaringan kentang
kultur jaringan kentang
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_Lala
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Bab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9jBab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9j
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 Jakarta
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 JakartaMateri IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 Jakarta
Materi IPA Bab 6 Bioteknologi kelas IX H Kelompok Amelia SMPN264 Jakarta
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta  "BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA  SMPN 264 Jakarta
"BAB 6 BIOTEKNOLOGI " Materi IPA SMPN 264 Jakarta
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
BIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDFBIOLOGI_M6KB3 PDF
BIOLOGI_M6KB3 PDF
 
Kultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhanKultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan
 
fungi ppt
fungi pptfungi ppt
fungi ppt
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kultur
 

More from DebbyUstari1

2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdfDebbyUstari1
 
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.ppt
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.pptdasar-dasar-pewarisan-mendel 6.ppt
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.pptDebbyUstari1
 
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfadoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfDebbyUstari1
 
DETERIORASI BENIH 2020.pptx
DETERIORASI  BENIH 2020.pptxDETERIORASI  BENIH 2020.pptx
DETERIORASI BENIH 2020.pptxDebbyUstari1
 
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptx
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptxPROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptx
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptxDebbyUstari1
 
gwc-lit-review-resentation-matt-w.ppt
gwc-lit-review-resentation-matt-w.pptgwc-lit-review-resentation-matt-w.ppt
gwc-lit-review-resentation-matt-w.pptDebbyUstari1
 
2. Karakteristik tanaman buah.pptx
2. Karakteristik tanaman buah.pptx2. Karakteristik tanaman buah.pptx
2. Karakteristik tanaman buah.pptxDebbyUstari1
 
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptxLect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptxDebbyUstari1
 
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdf
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdfnurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdf
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdfDebbyUstari1
 

More from DebbyUstari1 (9)

2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf2-Bioteknologi-Kloning.pdf
2-Bioteknologi-Kloning.pdf
 
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.ppt
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.pptdasar-dasar-pewarisan-mendel 6.ppt
dasar-dasar-pewarisan-mendel 6.ppt
 
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdfadoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
adoc.pub_keragaman-somaklonal-yushi-mardiana-sp-msi-retno-d.pdf
 
DETERIORASI BENIH 2020.pptx
DETERIORASI  BENIH 2020.pptxDETERIORASI  BENIH 2020.pptx
DETERIORASI BENIH 2020.pptx
 
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptx
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptxPROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptx
PROBLEM IDENTIFICATION IN SCIENTIFIC RESEARCH.pptx
 
gwc-lit-review-resentation-matt-w.ppt
gwc-lit-review-resentation-matt-w.pptgwc-lit-review-resentation-matt-w.ppt
gwc-lit-review-resentation-matt-w.ppt
 
2. Karakteristik tanaman buah.pptx
2. Karakteristik tanaman buah.pptx2. Karakteristik tanaman buah.pptx
2. Karakteristik tanaman buah.pptx
 
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptxLect 9 - Kultur Jaringan.pptx
Lect 9 - Kultur Jaringan.pptx
 
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdf
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdfnurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdf
nurserymanagement-220602143004-4574a13a.pdf
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

KULTUR JARINGAN

  • 2. PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali
  • 3. Prinsip utama : perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan tanaman (jaringan akar, tunas, pollen dsb.) menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas), menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril steril Kultur jaringan (tissue culture), penanaman sel-sel yang telah diisolasi dari jaringan atau potongan kecil jaringan secara in vitro dalam medium biakan..
  • 4. 2.DASAR TEORI Teori Sel. Sel, yang istilahnya pertama kali digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703), merupakan satuan dasar minimum suatu jasad hidup yang mampu melakukan perbanyakan sendiri (self duplication). Semua jasad (organisme) hidup terdiri dari sel yang memiliki (organisme) hidup terdiri dari sel yang memiliki nukleus (inti) yang terbungkus membran atau struktur serupa tapi tanpa membran. Sel-lah yang menentukan struktur maupun fungsi semua jasad hidup, baik tingkat rendah maupun tinggi. Sel hanya terjadi dari pembelahan sel yang ada sebelumnya, dan masing-masing sel mempunyai sistem kehidupan sendiri.
  • 5. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut setiap sel berasal dari satu sel...Omni cellula e cellula Sel mengalami proses pertumbuhan dan Sel mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan (pembelahan dan pembesaran, serta diferensiasi)..juga..dediferensiasi... Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti sel zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
  • 6. Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G.Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wortel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker
  • 7.
  • 8. TUJUAN MANFAAT Pengadaan bibit. Menyediakan bibit bebas virus/penyakit Membantu program pemuliaan tanaman Membantu proses konservasi preservasi Membantu proses konservasi preservasi plasma nutfah…termasuk embryo rescu Produksi senyawa kimia untuk farmasi, industri makanan kosmetik
  • 9. Pengadaan bibit. Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam waktu yang cepat akan sulit dicapai dengan perbanyakan melalui teknik konvensional. Membantu memperbanyak tanaman (menyediakan bibit), khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif
  • 10. Keunggulan bibit hasil kultur jaringan, antara lain: identik dengan induknya, massal hemat tempat , waktu yang relatif singkat, waktu yang relatif singkat, lebih seragam, mutu bibit lebih terjamin kecepatan tumbuh bibit lebih cepat
  • 11. Menyediakan bibit bebas virus/penyakit Banyak virus yang tak menampakkan gejalanya, namun bersifat laten, dan akan dapat mengurangi vigor, kualitas dan kuantitas produksi. Virus dalam tanaman induk merupakan masalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura secara konvensional. Morrel Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem Martin (1952) menemukan bahwa pada daerah meristem apikal, ternyata kandungan virusnya paling rendah bahkan tidak ada. Hal ini mungkin karena virus bergerak melalui sistem pembuluh, sedang daerah tersebut belum ada sistem pembuluhnya, selain itu aktivitas metabolisme tinggi pada daerah tersebut tidak mendukung replikasi virus, juga konsentrasi auksin yang tinggi menghambat multiplikasi.
  • 12. Membantu program pemuliaan tanaman Dengan kultur jaringan dapat membantu program pemuliaan tanaman untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik melalui : melalui : Keragaman Somaklonal, Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll.
  • 13. Keragaman somaklonal Melalui kombinasi berbagai cara pengkulturan, hormon/zat pengatur tumbuh dan lamanya periode pengkulturan, memungkinkan adanya perubahan dan keragaman pada bentuk morfologis dan genetis atau abnormalitas (baik yang permanen maupun non permanen), yang disebut Keragaman somaklonal. permanen), yang disebut Keragaman somaklonal. Keragaman somaklonal melalui kultur jaringan umumnya terjadi pada kultur kalus akibat pengaruh media kultur; dengan adanya keragaman somaklonal, bisa mendapatkan dan memperbanyak tanaman dengan tingkat ploidi yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat.
  • 14. Sebagai contoh, kultur haploid dengan mengkulturkan pollen (jumlah kromosomnya setengah sel somatik), kultur triploid dengan mengkulturkan jaringan endosperm. jaringan endosperm. Kultur jaringan juga dapat menyediakan protoplasma sel somatik dan sel generatif (misalnya polen) untuk bahan transfer gen dalam pembentukan sel transgenik.
  • 15. Seleksi in vitro dilakukan untuk menyeleksi tanaman yang tahan kondisi cekaman/stres, dengan keuntungan, Dapat digunakan untuk stres biotik maupun abiotik abiotik Menghemat lahan percobaan Dapat memberi tekanan seleksi yang seragam (untuk mengurangi kehilangan/escape) Dapat untuk populasi tingkat sel dalam jumlah jutaan Menghemat waktu dan beaya
  • 16. Fusi protoplas Kultur jaringan bisa ditujukan untuk mendapatkan hibrida baru, baik yang inter-spesifik maupun yang intra-spesifik, dengan fusi protoplasma, sehingga dengan fusi protoplasma, sehingga mendapatkan hibridisasi somatik. Dengan cara ini dapat mengatasi masalah inkompatibilitas.
  • 17. Membantu proses konservasi dan preservasi plasma nutfah Konservasi in vivo dalam bentuk penyimpanan biji dan tanaman hidup (Kebun Raya). Preservasi in vivo dengan cara menyimpan biji. Penyimpanan secara kultur jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pertumbuhan minimal (minimal growth) dan kriopreservasi. Untuk biji ortodoks dalam ruang dengan temperatur dan kelembaban yang terkendali. Masalahnya pada biji rekalsitran (apalagi yang ukuran bijinya besar); perlu secara kultur karingan, yaitu sel-sel kompeten (mampu beregenerasi) disimpan dalam temperatur rendah dan dibekukan dalam cairan nitrogen (Kriopreservasi). Adapun penelitian penyimpanan secara kultur jaringan telah dilakukan suatu lembaga (BSJ) terhadap tanaman ubi-ubian, sepeti ubi kayu, gembili, dan yam
  • 18. Memproduksi senyawa kimia untuk farmasi, industri makan dan industri kosmetik Sel-sel tanaman yang dapat memproduksi senyawa tertentu, ditumbuhkan dalam bioreaktor besar. Misalnya untuk produksi senyawa antibiotik dari suatu jenis fungi. senyawa antibiotik dari suatu jenis fungi. Senyawa hasil tersebut bisa didapatkan dari hasil sintesis lengkap; juga dapat merupakan hasil transformasi oleh enzim dalam sel tanaman. Misalnya pewarna merah untuk lipstik dari tanaman, yang disebut dengan biolips (prod. Kosmetik Kanebo)
  • 19. Embryo rescue. Pemuliaan tanaman terjadi melalui hibridisasi dan seleksi. Dengan menyilangkan tanaman, pemulia berusaha untuk menggabungkan karakter terbaik dari 2 tanaman yang berbeda. Melalui seleksi, pemulia mencoba untuk menyeleksi anakan yang memiliki kombinasi kualitas yang optimal dari kedua tanaman induk. Proses ini tentu saja sangat tergantung pada produksi benih viable. Jika benih viabel tidak terbentuk, tidak akan ada keturunan yang akan diseleksi. Tidak ada anakan tidak berarti fertilisasi tidak terjadi diseleksi. Tidak ada anakan tidak berarti fertilisasi tidak terjadi setelah polinasi. Kemungkinan terjadi keguguran embryo pada fase dini perkembangan biji, akibat penyebab yang tidak diketahui. Dengan teknik kultur jaringan, embryo yang belum matang ini dapat diselamatkan (SBW International, 2008) Kultur jaringan untuk mengamankan hibrida unik yang secara konvensional sulit didapat - misalnya apabila beberapa hari setelah polinasi, embrionya gugur - dengan cara mengkulturkan jaringan embrio tersebut untuk mendapatkan tanaman yang lengkap/sempurna
  • 20. Teknik penyelamatan embrio (embryo rescue) mulai dikembangkan tahun 1900an yang memungkinkan benih yang belum matang atau embrio diselamatkan untuk membentuk tanaman baru. Ini biasanya dilakukan untuk benih – benih yang memiliki masa dormansi yang panjang. Belakangan ini juga masa dormansi yang panjang. Belakangan ini juga berkembang teknik penyelamatan bakal biji yang telah terserbuki tapi tidak pernah menghasilkan benih viable. Penyelamatan embryo banyak dilakukan untuk memperoleh hibrida interspesifik dan intergenerik. Misalnya pada kentang dan berbagai tanaman hias.
  • 21. Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi (Steward, 1968) yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium aseptik yang mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai. hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai. Sitokinin dan auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang ditambahkan dalam medium. Sitokinin dimaksudkan untuk merangsang pembent ukkan pucuk, sedangkan auksin untuk merangsang pembentukkan akar (Narayanaswamy, 1973).
  • 22. MACAM TEKNIK2 KULTUR JARINGAN 1. Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda atau meristem. 2. Pollen atau Anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian tanaman berupa serbuk sari atau benang sari. sari. 3. Chloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru. 4. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni persilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat baru.
  • 23. Kultur kalus Kalus adalah suatu kumpulan sel yang terjadi dari sel-sel jaringan awal yang membelah secara terus menerus. Dalam keadaan in vivo, kalus dapat terbentuk pada bekas-bekas luka akibat infeksi Agrobacterium tumefaciens, akibat gigitan atau tusukan serangga. Kalus juga dapat diinduksi secara in vitro. Secara in vitro kalus dapat diperoleh dari potongan organ yang steril dan ditumbuhkan didalam media yang mengandung auxin atau kadang-kadang mengandung sedikit sitokinin. mengandung sedikit sitokinin. Kalus dapat diinisiasi dari hamper semua bagian tanaman. Tetapi organ yang berbeda menunjukkan kecepatan pembelahan sel yang berbeda pula. Pada pengamatan pembentukan kalus, sering diamati bahwa pembelahan sel tidak terjadi pada semua sel dalam jaringan asal, tetapi hanya pada sel yang berada pada jaringan periphery yang membelah terus-menerus, sedang sel-sel di tengah tetap. Pembelahan yang hanya terjadi pada lapisan luasr dapat disebbkan karena, ketersediaan hara yang lebih banyak, keluarnya gas CO2, penghambat yang bersifat fenolik, cahaya.
  • 24. Dalam kultur kalus dapat terbentuk sel-sel yang heterogen. Sel-sel yang heretogen ini selain berasal dari materi asalnya, juga dapat muncul akubat periode kultur yang panjang melalui proses subkultur yang berkali-kali. Perubahan yang terjadi dapat merupakan aberasi kromosom, mutasi gen, duplikasi/poliploidi. kromosom, mutasi gen, duplikasi/poliploidi. Kecepatan perubahan dalam kromosom dipengaruhi juga oleh macam media yang digunakan serta jenis tanaman. Kromosom yang tidak stabil ini menyulitkan perbanyakan jika tujuannya untuk memperoleh hasil yang sama dengan tanaman asal. Tetapi dapat digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk memperoleh sifat-sifat baru.
  • 25. Secara umum, tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah: 1. Pembuatan media TAHAPAN PERBANYAKAN TANAMAN DG KULTUR JARINGAN 1. Pembuatan media 2. Inisiasi 3. Sterilisasi 4. Multiplikasi 5. Pengakaran 6. Aklimatisasi
  • 27. Media Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
  • 28. Macam media Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
  • 29. Inisiasi Inisiasi adalah pengambilan eksplan/ inokulum dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Inokulum dapat diambil dari potongan yang berasal dari kecambah atau jaringan tanaman dewasa yang mengandung jaringan meristem (Kartha, 1975; Yoeman, 1973).
  • 30. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
  • 31. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
  • 32. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
  • 33. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke kultur pot atau bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
  • 34. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP REGENERASI Bentuk Regenerasi, bisa berupa pucuk aksilar (ketiak), pucuk adventif, embrio somatik (berasal dari sel somatik, dimana calon akar calon pucuk berada di dalam satu sumbu, pembentukan protocorm like bodies (plb), pembentukan umbi mikro, pembentukan cormel dan rimpang mikro dll. Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Media Tumbuh. D dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS. Zat pengatur tumbuh. jenis zat pengatur tumbuh yang dipakai, konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Acetic Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC. Lingkungan Tumbuh, meliputi temperatur, faktor penyinaran seperti panjang penyinaran, intensitas penyinaran kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
  • 35. FAKTOR YANG PERLU DIHINDARI PADA REGENERASI Vitrifikasi pada kultur Pucuk albino atau variegata Penyimpangan genetis
  • 37. Tanaman2 yang telah berhasil diperbanyak dengan cara kultur jaringan tanaman hias (misal: anggrek dan mawar), tanaman obat (misal: purwoceng dan bidara upas), tanaman berkayu (misal: jati dan cendana), serta tanaman buah-buahan (misal: pisang dan manggis). pisang dan manggis). Sedangkan perbaikan tanaman melalui keragaman somaklonal telah menghasilkan beberapa nomor tanaman potensial, seperti nilam dengan kadar minyak lebih tinggi, padi dan kedelai tahan alumunium, padi tahan kekeringan, dan pisang tahan layu Fusarium (masih dalam pengujian).
  • 38. Pustaka: Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture: Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture: Techniques and Experiments. Academic press, London. Taji, A., Dodd, W., Williams, R.R. 1997. Plant Tissue Culture Practice. University of New England, Armidale, NSW, Australia