Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Dokumen ini membahas penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan pneumonia, meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa keperawatan seperti gangguan pertukaran gas dan bersihan saluran napas, serta intervensi seperti pemberian oksigen dan obat, serta latihan bernapas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Gejalanya meliputi batuk, demam, dan kesulitan bernafas. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, terapi oksigen, dan fisioterapi pernapasan.
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Dokumen ini membahas penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan pneumonia, meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa keperawatan seperti gangguan pertukaran gas dan bersihan saluran napas, serta intervensi seperti pemberian oksigen dan obat, serta latihan bernapas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Gejalanya meliputi batuk, demam, dan kesulitan bernafas. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, terapi oksigen, dan fisioterapi pernapasan.
Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara paru-paru yang menyebabkan batuk berdahak. Anak berusia 7 tahun ini mengalami bronkitis akut selama 14 hari dengan gejala batuk, demam, dan kesulitan makan. Pemeriksaan menunjukkan hiperventilasi paru dan peningkatan diameter saluran udara. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan bersih saluran napas, pertukaran gas, dan keseimbangan gizi yang perlu ditangani dengan obat
Bronkopneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada ujung bronkiolus dan alveolus. Gejala utamanya adalah demam tinggi, sesak napas, dan batuk. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik tepat, tetapi angka kematian akan meningkat jika pasien menderita malnutrisi atau terlambat mendapat perawatan. Pencegahannya meliputi imunisasi lengk
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang faktor risiko, gejala klinis, dan penanganan asma pada bayi. Beberapa faktor risiko yang disebutkan antara lain obesitas dan kemiskinan. Pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru-paru. Penanganannya meliputi pemberian bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid, serta edukasi kepada orang tua tentang tanda bah
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia. Bronkopneumonia adalah radang paru dalam satu atau lebih area dalam bronki dan meluas ke parenkim paru. Laporan ini menjelaskan anatomi saluran pernapasan, definisi, klasifikasi, etiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan bronkopneumonia pada anak.
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian tinggi, terutama di negara berkembang. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis pneumonia pada anak, termasuk gejala seperti demam tinggi, napas cepat dan sesak. Faktor risiko terjadinya pneumonia antara lain status gizi buruk, infeksi virus atau bakteri, dan daya tahan tubuh rendah.
Pneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing lainnya. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri dada, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Penanganannya meliputi antibiotik sesuai penyebabnya, istirahat yang cukup, dan oksigen tambahan jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas mengenai penyulit dalam program penanggulangan tuberkulosis, yang antara lain meliputi ketidakpatuhan terhadap protokol pengobatan DOTS dan ISTC, serta ketidaktepatan dalam menerapkan PNPK. Dokumen tersebut juga membahas mengenai penanganan TB pada pasien dengan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, hepatitis, dan kehamilan.
PPOM merupakan gangguan paru obstruktif kronik yang ditandai dengan dispnea dan penurunan aliran udara paru. Terdiri dari bronkitis kronis, asma, dan emfisema. Bronkitis kronis ditandai dengan batuk kronis berdahak, sedangkan asma ditandai dengan serangan sesak napas dan emfisema menyebabkan kerusakan alveoli dan sesak napas kronis.
Pasien berusia 56 tahun datang dengan keluhan batuk selama sebulan dan kehilangan berat badan selama 3 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan gejala pernapasan seperti ronki basah. Diagnosis TB Paru didukung dengan hasil tes sputum dan foto toraks. Pengobatan bertujuan mengobati pasien, mencegah komplikasi dan penularan, serta mencegah timbulnya resistensi obat.
Bronkitis akut adalah peradangan pada selaput lendir saluran pernafasan yang menyebabkan saluran napas menyempit. Penyebabnya biasanya virus seperti influenza atau bakteri seperti Mycoplasma. Gejalanya berupa batuk, demam ringan, dan sesak napas. Pengobatannya bersifat meredakan gejala seperti memberi antibiotik jika ada infeksi bakteri.
Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara paru-paru yang menyebabkan batuk berdahak. Anak berusia 7 tahun ini mengalami bronkitis akut selama 14 hari dengan gejala batuk, demam, dan kesulitan makan. Pemeriksaan menunjukkan hiperventilasi paru dan peningkatan diameter saluran udara. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan bersih saluran napas, pertukaran gas, dan keseimbangan gizi yang perlu ditangani dengan obat
Bronkopneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada ujung bronkiolus dan alveolus. Gejala utamanya adalah demam tinggi, sesak napas, dan batuk. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik tepat, tetapi angka kematian akan meningkat jika pasien menderita malnutrisi atau terlambat mendapat perawatan. Pencegahannya meliputi imunisasi lengk
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang faktor risiko, gejala klinis, dan penanganan asma pada bayi. Beberapa faktor risiko yang disebutkan antara lain obesitas dan kemiskinan. Pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru-paru. Penanganannya meliputi pemberian bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid, serta edukasi kepada orang tua tentang tanda bah
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia. Bronkopneumonia adalah radang paru dalam satu atau lebih area dalam bronki dan meluas ke parenkim paru. Laporan ini menjelaskan anatomi saluran pernapasan, definisi, klasifikasi, etiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan bronkopneumonia pada anak.
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan kematian tinggi, terutama di negara berkembang. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis pneumonia pada anak, termasuk gejala seperti demam tinggi, napas cepat dan sesak. Faktor risiko terjadinya pneumonia antara lain status gizi buruk, infeksi virus atau bakteri, dan daya tahan tubuh rendah.
Pneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing lainnya. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri dada, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Penanganannya meliputi antibiotik sesuai penyebabnya, istirahat yang cukup, dan oksigen tambahan jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas mengenai penyulit dalam program penanggulangan tuberkulosis, yang antara lain meliputi ketidakpatuhan terhadap protokol pengobatan DOTS dan ISTC, serta ketidaktepatan dalam menerapkan PNPK. Dokumen tersebut juga membahas mengenai penanganan TB pada pasien dengan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, hepatitis, dan kehamilan.
PPOM merupakan gangguan paru obstruktif kronik yang ditandai dengan dispnea dan penurunan aliran udara paru. Terdiri dari bronkitis kronis, asma, dan emfisema. Bronkitis kronis ditandai dengan batuk kronis berdahak, sedangkan asma ditandai dengan serangan sesak napas dan emfisema menyebabkan kerusakan alveoli dan sesak napas kronis.
Pasien berusia 56 tahun datang dengan keluhan batuk selama sebulan dan kehilangan berat badan selama 3 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan gejala pernapasan seperti ronki basah. Diagnosis TB Paru didukung dengan hasil tes sputum dan foto toraks. Pengobatan bertujuan mengobati pasien, mencegah komplikasi dan penularan, serta mencegah timbulnya resistensi obat.
Bronkitis akut adalah peradangan pada selaput lendir saluran pernafasan yang menyebabkan saluran napas menyempit. Penyebabnya biasanya virus seperti influenza atau bakteri seperti Mycoplasma. Gejalanya berupa batuk, demam ringan, dan sesak napas. Pengobatannya bersifat meredakan gejala seperti memberi antibiotik jika ada infeksi bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang asma sebagai penyakit saluran pernapasan kronis yang serius, serta kasus pasien laki-laki berusia 42 tahun yang mengalami sesak nafas. Dokter mendiagnosis pasien dengan kemungkinan asma setelah pemeriksaan fisik menemukan tanda obstruksi saluran napas, dan menyarankan pasien untuk melakukan spirometri dan uji bronkodilator guna memastikan diagnosis serta member
Makalah ini membahas tentang pneumonia yang merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Tanda dan gejalanya meliputi batuk berdahak, nyeri dada, demam, dan sesak napas. Pemeriksaan laboratorium dan rontgen dada dapat membantu diagnosis. Pengobatan berfokus pada antibiotik, oksigenasi, dan terapi suportif seperti istirahat dan cairan. Penatalaksanaan keperawatan mencakup pemberian
Tinjauan teoritis membahas konsep dasar asma pada anak, termasuk definisi, anatomi, fisiologi, etiologi, dan patofisiologi penyakit ini. Asma merupakan penyakit saluran pernafasan yang ditandai dengan penyempitan luar saluran nafas dan berbagai faktor dapat memicu serangan. Penanganan melibatkan pengobatan dan asuhan keperawatan yang tepat.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan anak dengan pneumonia. Secara ringkas, pneumonia adalah radang paru yang disebabkan bakteri, virus, jamur atau benda asing. Tanda klinis utama adalah batuk, sesak napas, dan demam. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. Pengobatan berfokus pada pemberian antibiotik, oksigen, dan cairan serta menjaga kebersihan saluran napas.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 39 tahun dengan keluhan sesak napas dan batuk. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan rontgen didiagnosis menderita asma derajat sedang dengan emfisema. Diberikan tatalaksana non-medikamentosa dan medikamentosa seperti obat bronkodilator dan kortikosteroid.
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen penelitian dan metode pengumpulan data. Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian, seperti observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan memperhatikan prinsip-prinsip etis dan mengatasi masalah yang mungkin timbul.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pendelegasian wewenang, yang merupakan konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi dimana tidak ada atasan yang dapat menyelesaikan seluruh tugas secara pribadi. Dokumen tersebut juga membahas proses pendelegasian yang efektif yaitu memilih bawahan yang tepat, menetapkan tujuan dan tanggung jawab delegasi, memberikan dukungan, memantau tugas, serta menetapkan batas
Pemeriksaan fisik gangguan kebutuhan oksigen meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dada anterior dan posterior untuk menilai bentuk, gerakan, fremitus, batas organ dalam dada, serta bunyi pernafasan dan jantung. Pemeriksaan dilakukan dengan berbagai posisi pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian khususnya desain penelitian dan populasi serta sampel penelitian. Terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu observasional, eksperimental semi, dan eksperimental sungguhan. Desain observasional terdiri dari deskriptif seperti survey dan studi kasus, serta analitik seperti cross sectional, case control, dan cohort. Desain eksperimental semi dan sungguhan melibatkan kelompok kontrol dan eksperimen
Dokumen tersebut membahas tentang mutu pelayanan keperawatan, meliputi definisi mutu dan komponen-komponennya, indikator mutu pelayanan keperawatan, sistem dan mekanisme peningkatan kualitas pelayanan, serta audit keperawatan sebagai cara pengendalian mutu.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep, klasifikasi, faktor-faktor pengaruh, dan pengelolaan nyeri dengan berbagai metode seperti distraksi, relaksasi, masase, kompres hangat dan dingin.
Dokumen tersebut merangkum pengkajian gangguan sistem saraf dan kulit. Mencakup gejala, riwayat penyakit, obat-obatan, keluarga, sosial, dan pemeriksaan fisik seperti tonus otot, kekuatan, koordinasi, dan sensasi pada ekstremitas serta inspeksi dan palpasi kulit untuk mendeteksi kelainannya.
Dokumen tersebut membahas diagnosa dan penatalaksanaan gangguan sistem pernapasan meliputi berbagai diagnosis keperawatan, intervensi umum, agen farmakologi respiratori, terapi respiratori, fisioterapi dada, dan oksigen. Diagnosa keperawatan yang dijelaskan antara lain bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan resiko aspirasi. Berbagai penatalaksanaan
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi
Data saat ini
Masalah yang lalu.
Kesehatan keluarga
Perawat mengkaji klien atau keluarga dan
berfokus :
Manifestasi klinik dari keluhan utama
Kejadian yang membuat kondisi sekarang ini
Riwayat perawatan dahulu
Riwayat keluarga, dan
Riwayat psikososial.
3. Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien,
dimana aspek biografi yang sangat erat
hubungannya dengan gangguan oksigenasi
mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan
(terutama yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja) dan tempat tinggal.
Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi
tempat tinggal serta apakah klien tinggal
sendiri atau dengan orang lain yang nantinya
berguna bagi perencanaan pulang (“Discharge
Planning”).
4. Keluhan utama akan menentukan prioritas
intervensi dan mengkaji pengetahuan klien
tentang kondisinya saat ini.
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien
gangguan kebutuhan oksigen dan
karbondioksida antara lain : batuk,
peningkatan produksi sputum, dyspnea,
hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest
pain.
5. 1) Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien
dengan penyakit sistem pernafasan. Tanyakan
berapa lama klien batuk (misal 1 minggu, 3
bulan).
Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul
dengan waktu yang spesifik (misal : pada
malam hari, ketika bangun tidur) atau
hubungannya dengan aktifitas fisik.
Tentukan batuk tersebut apakah produktif
atau non produktif, kongesti, kering.
6. 2) Peningkatan Produksi Sputum.
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar
bersama dengan batuk atau bersihan tenggorok.
Trakeobronkial tree secara normal memproduksi
sekitar 3 ons mucus sehari sebagai bagian dari
mekanisme pembersihan normal (“Normal Cleansing
Mechanism”).
Tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak
normal. Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau
dan jumlah dari sputum karena hal-hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan dari proses patologik.
Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna kuning
atau hijau, sputum mungkin jernih, putih atau kelabu.
Pada keadaan edema paru sputum akan berwarna
merah muda, mengandung darah dan dengan jumlah
yang banyak
7. 3) Dyspnea
Dyspnea merupakan suatu persepsi
kesulitan untuk bernafas/nafas pendek dan
merupakan perasaan subjektif klien.
Perawat mengkaji tentang kemampuan klien
untuk melakukan aktifitas. Contoh ketika
klien berjalan apakah dia mengalami
dyspnea ?.
kaji juga kemungkinan timbulnya
paroxysmal nocturnal dyspnea dan
orthopnea, yang berhubungan dengan
penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.
8. 4) Hemoptysis
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut
dengan dibatukkan.
Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal
dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna
merah terang karena darah dalam paru
distimulasi segera oleh refleks batuk.
Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara
lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru,
Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing
granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru
dan abses paru.
9. 5) Chest Pain
Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan
dengan masalah jantung dan paru.
Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat
menolong perawat untuk membedakan nyeri
pada pleura, muskuloskeletal, cardiac dan
gastrointestinal. Paru-paru tidak mempunyai
saraf yang sensitif terhadap nyeri, tetapi iga,
otot, pleura parietal dan trakeobronkial tree
mempunyai hal tersebut. Dikarenakan perasaan
nyeri murni adalah subjektif, perawat harus
menganalisis nyeri yang berhubungan dengan
masalah yang menimbulkan nyeri timbul.
10. Secara umum perawat menanyakan
tentang :
Riwayat merokok : merokok sigaret
merupakan penyebab penting kanker
paru-paru, emfisema dan bronchitis
kronik. Semua keadaan itu sangat jarang
menimpa non perokok.
11. a. Usia mulainya merokok secara rutin.
b. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap
perhari
c. Usia melepas kebiasaan merokok.
d. Pengobatan saat ini dan masa lalu
e. Alergi
f. Tempat tinggal
12. Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien
penyakit paru-paru sekurang-kurangnya ada tiga,
yaitu :
a) Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa,
ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya; jadi
dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang
terinfeksi dapat diketahui sumber penularannya.
b) Kelainan alergis, seperti asthma bronchial,
menunjukkan suatu predisposisi keturunan tertentu;
selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh
konflik keluarga atau kenalan dekat.
c) Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di
daerah yang polusi udaranya tinggi. Tapi polusi
udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya
memperburuk penyakit tersebut.