Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya berupa batuk terus menerus yang diawali batuk kering dan berlanjut menjadi batuk berdahak disertai bunyi "whoop" ketika menghirup napas. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium."
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Dokumen ini membahas tentang bronkopneumonia yang merupakan jenis pneumonia yang terlokalisir pada bronkiolus dan alveolus. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh bakteri seperti Streptokokus pneumoni dan Haemofilus influenza atau virus seperti parainfluenza, influenza, dan RSV. Gejalanya antara lain demam, sesak napas, batuk produktif, dan sulit makan minum. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah imunisasi, menjaga kebers
Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya berupa batuk terus menerus yang diawali batuk kering dan berlanjut menjadi batuk berdahak disertai bunyi "whoop" ketika menghirup napas. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium."
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Dokumen ini membahas tentang bronkopneumonia yang merupakan jenis pneumonia yang terlokalisir pada bronkiolus dan alveolus. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh bakteri seperti Streptokokus pneumoni dan Haemofilus influenza atau virus seperti parainfluenza, influenza, dan RSV. Gejalanya antara lain demam, sesak napas, batuk produktif, dan sulit makan minum. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah imunisasi, menjaga kebers
Bioinformatika memainkan peran penting dalam penemuan kasus SARS dengan membantu analisis genom virus corona yang menyebabkan penyakit tersebut, serta menemukan bahwa genom virus SARS berbeda dari virus corona lain. Bioinformatika juga bermanfaat untuk penemuan penyakit baru dan pengembangan obat.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi AIDS, yang merupakan penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan mengakibatkan imunosupresi berat. Juga membahas epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, dan komplikasi penyakit AIDS.
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Dokumen ini membahas penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan pneumonia, meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa keperawatan seperti gangguan pertukaran gas dan bersihan saluran napas, serta intervensi seperti pemberian oksigen dan obat, serta latihan bernapas.
Bronkhomalasia adalah kondisi bawaan dimana tulang rawan pada saluran udara lebih kecil melemah, menyebabkan saluran udara lebih mudah tersedak dan sulit bernapas. Gejalanya termasuk batuk, sesak napas, dan ronki pada anak di bawah 6 tahun. Komplikasinya dapat berupa pneumonia, asma, atau bronkitis. Penanganannya meliputi ventilasi tekanan udara positif seperti CPAP.
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru yang dibagi menjadi kurang dari 2 bulan dan antara 2 bulan hingga 5 tahun untuk balita. Obat digunakan untuk mengobati pneumonia pada balita.
Bioinformatika memainkan peran penting dalam penemuan kasus SARS dengan membantu analisis genom virus corona yang menyebabkan penyakit tersebut, serta menemukan bahwa genom virus SARS berbeda dari virus corona lain. Bioinformatika juga bermanfaat untuk penemuan penyakit baru dan pengembangan obat.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi AIDS, yang merupakan penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan mengakibatkan imunosupresi berat. Juga membahas epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, dan komplikasi penyakit AIDS.
Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Dokumen ini membahas penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan pneumonia, meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa keperawatan seperti gangguan pertukaran gas dan bersihan saluran napas, serta intervensi seperti pemberian oksigen dan obat, serta latihan bernapas.
Bronkhomalasia adalah kondisi bawaan dimana tulang rawan pada saluran udara lebih kecil melemah, menyebabkan saluran udara lebih mudah tersedak dan sulit bernapas. Gejalanya termasuk batuk, sesak napas, dan ronki pada anak di bawah 6 tahun. Komplikasinya dapat berupa pneumonia, asma, atau bronkitis. Penanganannya meliputi ventilasi tekanan udara positif seperti CPAP.
Dokumen tersebut membahas tentang lanjut usia di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi lanjut usia menurut WHO dan UU Indonesia yaitu berusia 60 tahun ke atas. Dokumen ini juga menyebutkan persentase populasi lanjut usia Indonesia dari tahun ke tahun yang terus meningkat, serta menunjukkan data penyakit yang sering diderita oleh lanjut usia di Indonesia seperti hipertensi, diabetes, dan osteoartritis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru yang dibagi menjadi kurang dari 2 bulan dan antara 2 bulan hingga 5 tahun untuk balita. Obat digunakan untuk mengobati pneumonia pada balita.
Pneumonia is an infectious lung disease caused by bacteria, viruses, or fungi. It affects the elderly, chronically ill, and young children the most severely. Symptoms include fever, cough, chest pain, and difficulty breathing. Diagnosis involves physical exam, x-rays, and testing sputum or blood samples. Treatment depends on the cause but may include antibiotics, oxygen, or antiviral medications. Vaccination and healthy habits can help prevent pneumonia.
1) O documento discute pneumonias adquiridas na comunidade, incluindo definição, incidência, agentes etiológicos, quadro clínico e exames complementares.
2) Aborda a avaliação de gravidade das pneumonias comunitárias utilizando os escores PSI e CURB-65.
3) Apresenta informações sobre tratamento empírico, duração da antibioticoterapia e resistência do pneumococo no Brasil.
Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma that can be caused by bacteria, viruses, or other pathogens. It is commonly classified anatomically based on the location of lung involvement or etiologically based on the causative agent. Common causes of infectious pneumonia include Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, and various influenza viruses. Diagnosis involves chest X-ray and culture of sputum or other respiratory samples. Treatment depends on the identified cause but generally involves antibiotics for bacterial pneumonia.
This document provides an overview of pneumonia, including its definition, epidemiology, etiology, clinical features, diagnosis, severity assessment, management, and treatment guidelines. It discusses community-acquired pneumonia and outlines 4 patient categories based on risk factors and symptoms. Key points include that pneumonia has many potential causes, symptoms often include cough and fever, and treatment involves antibiotics with consideration of atypical pathogens and severity of illness. Hospitalization is recommended for higher-risk patients or those not improving after 2 days.
Case presentation bronchopneumoni + susp. down's syndromeTiara Mangiwa
Dokumen tersebut merangkum rekam medis pasien bayi laki-laki berusia 5 bulan dengan diagnosis Bronchopneumonia duplex dan Down Syndrome. Pasien dirawat karena keluhan demam dan batuk, serta diduga terinfeksi virus dan bakteri nonspesifik. Penatalaksanaan yang diberikan antara lain antibiotik, oksigen, dan terapi suportif.
Dokumen tersebut membahas tentang 10 penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, pneumonia, meningitis, campak, polio, dan rubella. Diberikan pula penjelasan mengenai gejala, pencegahan, dan pentingnya melaksanakan lima imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Dokumen tersebut membahas fisiologi dan patofisiologi sistem fonasi mulai dari anatomi organ penghasil suara seperti faring dan laring hingga berbagai kondisi gangguan seperti radang faring-laring, hipertrofi adenoid, tonsilitis, laringitis, dan kelainan laring lainnya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pneumonia pada anak, mulai dari epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, pendekatan MTBS, hingga tata lakana terapi oksigen dan antibiotik. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang deteksi dini dan penanganan pneumonia pada anak.
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti batuk, nyeri dada, dan hemoptisis. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis, hasil laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. Pengobatan tuberkulosis paru memerlukan kombinasi obat selama 6-9 bulan untuk mencegah timbulnya resistensi obat.
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Dokumen tersebut merupakan rancangan satuan acara penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencakup tujuan, subpokok bahasan, media, kegiatan, evaluasi, sumber, dan materi penyuluhan tentang ISPA seperti pengertian, klasifikasi, penyebab, gejala, penularan, pencegahan dan penanganannya.
Gangguan nafas pada bayi baru lahir merupakan masalah umum yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti prematuritas, infeksi, dan kelainan bawaan. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, dan penanganannya meliputi pemberian oksigen, pemberian makanan, antibiotik, serta rujukan ke fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas perawatan lanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia. ISPA merupakan penyakit pernapasan yang umum di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak. Pneumonia adalah komplikasi berat dari ISPA yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di paru-paru. Dokumen ini menjelaskan gejala, diagnosis, klasifikasi, epidemiologi, dan pencegahan ISPA serta
1. Pasien mengeluhkan sesak napas, nyeri dada, dan perut selama seminggu terakhir beserta demam dan penurunan nafsu makan
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi paru dan gizi buruk
3. Hasil laboratorium dan rontgen paru menunjukkan adanya TB paru aktif beserta hipertiroid dan anemia
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
8. LARINGOTRACHEITIS (Croup)
GEJALA
• Suara serak atau parau
• Batuk menggonggong
• Panas
• Pilek
• Pada kasus berat : Obstruksi
– Air liur keluar berlebihan
– Stridor inspiratoir
– Retraksi dinding dada
TANDA
• Faring : hiperemis
• Stridor inspiratoar
• Berat : Tanda sesak
– Napas cuping hidung
– Retraksi
– Takipneu
– Takikardia
DEFINISI : Keradangan pada laring dan trachea yang disebabkan oleh
virus/bakteri/jamur. Terutama menyerang anak usia 3 bulan – 5 tahun
9. BRONKITIS
GEJALA
• BATUK :
– Awal : batuk kering & nyeri
substernal
– Lanjut : batuk dengan riak
jernih / kental, batuk dapat
disertai muntah
• Batuk didahului batuk/pilek
selama 3-4 hari
TANDA
• Ku cukup baik, tidak sesak
• Panas (+/-)
• Pemeriksaan dada :
– Ronchi basah kasar
– Ronki kering
DEFINISI : Keradangan pada bronkus dengan manifestasi batuk yang akut
atau kronis. Proses ini disebabkan perluasan ISPA
10. PNEUMONIA
GEJALA
• Batuk
• Demam tinggi terus
menerus
• Sesak
Pada Kasus Berat (Hipoksia)
• Biru
• Tidak menangis, pe↓
kesadaran
• Tidak menyusu
• Kejang (bayi)
TANDA
• Suhu > 39
• Napas cepat, napas cuping
hidung
• Retraksi dinding dada (dada
tertarik ke dalam)
• Paru : Ronki basah halus
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru
TRIAS PNEUMONIA : SESAK, BATUK, PANAS
11. Patofisiologi Pneumonia
Mikro organsime
• Masuk saluran
napas
infiltrasi
parenkim paru
Hepatisasi Merah
• Peradangan
parenkim paru
oleh sel
radang PMN
• Edema
Hepatisasi
Kelabu
• Fagositosis
kuman
• Deposisi fibrin
Resolusi
• Penyembuhan
13. TERAPI SUPORTIF
• Oksigen : sesak
• Nebulisasi : obstruksi jalan napas,
mengeluarkan dahak
• Antipiretik : bila panas
14. TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Antibiotik
– Pneumonia : lini 1 : ampisilin + gentamisin
• Antihistamin : rhinitis & alergi
• Mukolitik : pengencer dahak
• DMP dan GG tidak boleh diberikan pada anak
usia < 2 tahun
16. Kapan : Asthma atau TB?
ASTHMA
• Batuk berulang
• Sesak berulang
• Terutama malam hari
• Riwayat atopi keluarga
• Mengi / Wheezing
• Posisi Tripod
TB PARU
• Riwayat kontak erat (satu
rumah) px TB
• Reaksi kemerahan cepat pada
BCG dlm 3 -7 hari
• BB ↓ atau tdk naik adekuat
• Gagal tumbuh, anoreksia
• Demam lama
• Batuk > 3 minggu
• Pembesaran kelenjar limfe
tidak nyeri
21. TB PARU
• Apa yang dilakukan kalau ada anak suspek TB
atau riwayat kontak erat dengan pasien TB?
– Lakukan Skoring TB
– Lakukan pemeriksaan mantoux test dan foto thoraks
AP/lateral
• Riwayat kontak erat (satu rumah) px TB
• Reaksi kemerahan cepat pada BCG dlm 3 -7 hari
• BB ↓ atau tdk naik adekuat, Gagal tumbuh, anoreksia
• Demam lama, Batuk > 3 minggu
• Pembesaran kelenjar limfe tidak nyeri
• TB spesifik : scrofuloderma (limfe), gibbus (tulang)
22. SKORING TB
SKORING TB 0 1 2 3
Kontak erat pasien
TB paru
Tidak jelas Laporan keluarga,
BTA tidak tahu
BTA +
Uji tuberculin /
mantoux test
negatif Indurasi > 10 mm atau >
5mm pada gizi buruk
Gizi Gizi Baik BB /TB < 90%
BB / U < 80 %
Klinis Gizi Buruk
BB / TB < 70 %
BB / U < 60%
Demam tanpa
sebab jelas
> 2 minggu
Batuk > 3minggu
Pembesaran
kelenjar leher,
aksila, inguinal
> 1cm,
multipel, tidak
nyeri
Bengkak
tulang/sendi
Bengkak
23. • Apa makna skoring TB?
– Anak menderita/sakit TB bila skor TB ≥ 6, anak
harus mendapat pengobatan TB (OAT)
– Skor = 5 : anak sudah terinfeksi TB tapi belum sakit
TB.
• Apa yang dilakukan bila skoring TB 5?
– Rujuk ke dokter/dokter SpA untuk intepretasi hasil
roentgen.
– Bila skor TB ≥ 6 : OAT , bila skor = 5 : profilaksis
INH
24. Penyebaran
hematogen,
limfogen
Uji tuberculin
(+)
Kompleks
primer
Sakit TB
TB paru
TB
ekstraparu
Infeksi TB Imunitas
optimal
Imunitas
turun
KOMPLEKS
GOHN
Keterangan :
Gohn primer : kuman + makrofag yang lisis
Kompleks primer : fokus gohn+limfangitis+ limfadenitis
Limfogen >>>
hematogen
Krn Respon
imunitas
selular
25. OAT anak : 2 RHZ / 4 RH
FDT & kombipak
Nama Obat BB < 10 kg BB 10 – 20 kg BB 20 – 32 kg
Isoniazid (H) 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampisin (R) 75 mg 150 mg 300 mg
Pirazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
Berat Badan Intensif : 2 bulan tiap hari
RHZ : R75 H50 Z150
4 bulan tiap hari
RH : R 75 H50
5 – 9 kg 1 tab 1 tab
10- 14 kg 2 tab 2 tab
15 - 19 kg 3 tab 3 tab
20 – 32 kg 4 tab 4 tab
26. KESIMPULAN
• Nilai adanya kegawatan napas pada anak setiap
anak dengan gangguan pernapasan. Bila ada atasi
segera kegawatan
• Pelajari kata kunci :
– Batuk didahului ispa= bronkitis
– Mengi = lihat usia & karakteristik sesak : bronchiolitis
atau asthma bronchiale
– Sesak +batuk+panas: pneumonia
– Batuk kronis pikirkan : TB paru & asthma bronchiale.
Lakukan skoring TB bila ada kecurigaan atau riw.
kontak
27. PR : tulis tangan
• Apakah boleh memberikan satu macam OAT pada
anak (+) sakit TB ? Sebutkan alasannya.
• Sebutkan 4 ruang jantung
• Sebutkan katup-katup jantung
• Sebutkan definisi dari :
– TOF
– PDA
– ASD
– VSD