SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PENDAHULLUAN




 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
     DENGAN PNEMONI




                OLEH:
            ANI HARYANI
         02/159980/EIK/00234




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
   FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
         YOGYAKARTA
              2004
Pengertian
   Pnemonia adalah suatu radang pada paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
   seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing

Klasifikasi
   Pola penyakit tergantung pada hal-hal:
       1. Agen penyebab
       2. Usia anak
       3. Reaksi anak
       4. Luasnya lesi
       5. Derajat obstruksi bronkus

   a. Klasifikasi secara etiologi:
      ♦ Pneumonia bakteri
      ♦ Pneumonia virus
      ♦ Pneumonia mikoplasma
   b. Klasifikasi secara anatomis
       Pneumonia lobaris
       Pnemonia lobularis
       Pneumonia interstisialis—Pneumonia aspirasi

Patogenesis
   Patofisiologi secara etiologi
   a. Pneumonia Bakteri
      Pneumonia stafilokokus, streptokokus dan pneumokokus merupakan pneumonia yang
      paling sering ditemukan.Gejala awal: rinitis ringan, anoreksia, gelisah. Gejala
      berkembang sampai denagn awitan yang tiba-tiba: demam, malaise, napas cepat dan
      dangkal (50-80 x/menit), ekspirasi berbunyi, sakit kepala dan kedinginan, vomitus dan
      diare ringan, leukositosis, foto thoraks pneumonia lobaris.
   b. Pneumonia virus
      Virus penyebab adalah virus influensa, adenovirus, rubella, varisella,, sitomegalovirus
      manusia dan virus sinsisium pernafasan. Gejala awal adalah batuk dan rinitis. Gejala
      berkembang sampai awitan berangsur atau cepat: demam ringan, batuk ringan dan
      malaise sampai dengan demam tinggi bauk hebat dan prostasi/kelesuan. Emfisema
      obstruktif, Ronki basah, hasil thorax foto bronkopneumonia, penurunan lekosit.
   c. Pneumonia mikoplasma
      Gejala awal berupa demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia. Gejala
      berkembang sampai awitan yan gtersembunyi atau-tiba-tiba: Rinitis, sakit tenggorokan,
      batuk kering –berdahak, hasil foto thorax area konsolidasi.

   Patofisiologi secara Anatomis
   a. Pneumonia Lobaris
      Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tetapi kadang-kadang didahului oleh infeksi
      traktus Respiratoriius bagian atas. Pada anak besar sering disertai dengan menggigil dan
      pada bayi dapat diserytai dengan kejang. Suhu naik cepat sampai 39-40 derajat selsiius
      dan suhu ini biasanya menunjukan tipe febris kontinyu. Nafas menjadi sesak dan disertai
      dengan pernafsaan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut serta rasa nyeri
      pada dada. Anak lebih suka tiduran pada dada yang saki. Batuk mula-mula kering
      kemudian menjadi produktif.
      Pada pemeriksaan fisik kelainan yang khas tampak setelah 1-2 hari. Pada inspeksi dan
      palpasi tampak pergeseran toraks yang terkena berkurang. Pada permulaan suara

                                                                                                2
pernafasan melemah sedangkan pada perkusi tidak jelas ada kelainan. Setelah terjadi
      kongesti, ronki basah nyaring terdengar keredupan dengan suara pernapasan sub bronkial
      sampai bronkial. Pada stadium resolusi ronki terdengar lebih jelas. Tanpa pengobatan
      dapat sembuh dengan krisis 5-9 hari.
   b. Bronkopneumonia


Manifestasi Klinis
  Tanda-tanda klinis utama adalah hal-hal berikut:
  1. batuk
  2. Dispneu
  3. Takipneu
  4. Sianosis
  5. Melemahnya suara nafas
  6. retraksi dinding thorax
  7. Napas cuping hidung
  8. Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di dekatnya)
  9. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum terjadi pada anak yang lebih kecil)
  10. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit

Pemeriksaan Penunjang
   Uji laboratorium dan diagnostik
   1. Kajian foto thorax, digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru-parudan status
       pulmoner (untuk mengkaji perubahan pada paru)
   2. Nilai analisa gas darah utnuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan
       oksigenasi
   3. Hitung darah lengkap dengan hitung jenis, digunakan untuk menetapkan adanya anemi,
       infeksi, proses inflamasi.
   4. Pewar naan gram (darah) untuk seleksi awal antimikroba
   5. Tes kulit untuk tuberkulin, mengesampingkan kemungkinan tuberkulosis jika anak tidak
       berespon terhadap pengobatan
   6. Jumlah lekosit, lekositosis ditemukan pada pneumonia bakterial
   7. Tes fungsi paru digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
       beratnya penyakit dan membantu mendiagnosis keadaan.
   8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang di inspirasi
   9. Kultur darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus dan bakteri
   10. Kultur cairan pleura untuk menetapkan agen penyebab seperti bakteri dan virus
   11. Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari
       trakheobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostik secara terapetik digunakan
       untuk menetapkan dan mengangkat benda asing
   12. Biopsi paru selama tgorakotomi, jaringan paru dieksisi untuk melakukan kajian
       diagnostik

Pengobatan/penatalaksanaan
   ℵ Penisilin 50.000 u/KgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/KgBB/hari atau
      diberikan antibiotik yangmemiliki spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini
      diteruskan smpai bebas selama demam 4-5 hari
   ℵ Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan
      nacl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mEq/500ml/botol infus
   ℵ Karena sebagian pasien jatuh kedalam asidosis metabolilk akibat kurang makan dan
      hipoksia maka dapat dikoreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri.

                                                                                                3
Komplikasi:
  1. Pneumonia interstisial menahun
  2. Atelektasisi segmental atau lobar kronik
  3. Rusaknya jalan nafas
  4. Efusi Pleura
  5. Kalsifikasi paru
  6. Fibrosis paru
  7. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis
  8. Atelektasis persisten.

PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
   1. Riwayat pasien: Panas, batuk, nasal discharge, perubahan pola makan, kelemahan,
      Penyakit respirasi sebelumnya,perawatan dirumah, penyakit lain yangdiderita anggota
      keluarga di rumah
   2. Pemeriksaan Fisik: Demam, dispneu, takipneu, sianosis, penggunaan otot pernapasn
      tambahan, suara nafas tambahan, rales, menaikan sel darah putih (bakteri pneumonia),
      arterial blood gas, X-Ray dada
   3. Psikososial dan faktor perkembangan: Usia, tingkat perkembangan, kemampuan
      memahami rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah denganm orang tua, mekanisme
      koping yang diapkai sebelumnya, kebiasaan (pengalaman yang tidak menyenangkan,
      waktu tidur/rutinitas pemberian pola makan, obyek favorit)
   4. Pengetahuan pasien dan keluarga: Pengalaman dengan penyakit pernafasan, pemahaman
      akan kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat pengetahuan kesiapan dan
      keinginan untuk belajar.

Diagnosis Keperawatan yangmungkin uncul:
   1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret,
      sekret yang tertahan, batuk tak efektif
   2. Risiko kekkurangn volume caikran berhubungan dengan peningkatan metabolisme,
      takipneu, demam
   3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, dehidrasi, peningkatan metabolisme
   4. Kurang pengetahuan tentang perawtan anak setelah pulang berhubungan dengan kurang
      informasi
   5. Risiko infeksi berhubungan dengan prosdur infasive
   6. Risiko Aspirasi berhubungan dengan menurunnya batuk dan refleks menelan, NGT,
      peningkatan tekanan intra gaster




                                                                                           4
Perencanaan
Diagnosis Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
                        produksi sekret
         Tujuan                                              Perencanaan
                                        Intervensi                                Rasional
Jalan nafas bersih dengan   Airway Manajemen:
kriteria:                    Monitor pernafasan dan kekuatan
FR dalam batas normal          pernafasan setiap 2 jam
FN dalam batas normal        Auskultasu suara nafas dan warna            Suara Ronki , wheezing,
Tidak terdapat retraksi        kulit                                       crackles, menunjukan
Suara nafas vesikuler                                                      adanya sumbatan di jalan
                                                                           nafas
                               Observasi tanda-tanda obstruksi           Takipneu, takikardi,
                                jalan nafas dan kegagalan                  peningkatan penggunaan
                                pernafasan                                 otot pernafasan, pucat,
                                                                           lemah menunjukan adanay
                                                                           kegagalan pernafasan
                                                                          Pemberian oksigen
                               Berikan oksigensesuai program              meningkatkan kadar oksigen
                                                                           di paru-paru
                                                                          Nebulisasi membantu
                               Lakukan nebulisasi sesuai                  mengencerkan sekret
                                program                                    sehingga mudah terlepas
                                                                          Fisioterapi dada membantu
                               Lakkukan fisioterapi dada                  lepasnya sekret dari paru-
                                                                           paru
                                                                          Suction membantu
                               Lakukan suction sesuai                     membersihkan jalan nafas
                                kebutuhan                                  dari sekret yang terlepas dan
                                                                           terkumpul di jalan nafas
                                                                          Dengan analisa ga darah
                                                                           dapat membantu mengetahui
                               Monitor analsisa gas darah                 proses pemenuhan oksigen
                                                                          Posisi semi fowler and
                                                                           kepala agak ekstensi
                                                                           memungkinkan paru paru
                               Posisikan semi fowler dan                  bergerak lebih leluasa dan
                                pastikan kepala agak ekstensi              jalan nafas bagian atas
                                                                           terbuka
                                                                          Antibiotik membunun
                                                                           mikroorganisme penyebab
                                                                           peradangan pada paru
                               Berikan antibiotik sesui program           sehingga proses peradangan
                                                                           berkurang dan produksi
                                                                           sekret menurun
                                                                          Istirahat membantu
                                                                           mengurangi penggunaan
                               Berikan lingkungan yang tenang             oksigen oleh tubuh sehingga
                                untuk meningkatkan istirahat               fungsi pernafasan dapat
                                                                           tenang.




                                                                                                           5
Diagnosis Keperawatan: Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
                      metabolisme, takipneu, demam
          Tujuan                                         Perencanaan
                                         Intervensi                           Rasional
Kebutuhan cairan             Manajemen cairan:
terpenuhi dengan kriteria:      1. Hitung jumlah kebutuhan            Kebutuhan cairan harian
1. BB sesuai umur, tidak           cairan harian dengan                dapat berubah-ubah sesuai
    mengalami penurunan            memperhitungkan frekuensi           dengan keadaan klien
2. BAK lancar                      pernafasan dan suhu tubuh
3. Membran mukosa               2. Pertahankan kelancaran infus       Kelancaran infus membantu
    lembab                         sesuai dengan program               pemenuhan kebutuhan
4. Fontanel tidak cekung                                               cairan harian sehingga klien
5. sekresi encer                                                       tidak mengalami
                                                                       kekurangan cairan
                                3. Pastikan asupan cairan per         Keadaan anak yang sesak
                                   oral / susu terpenuhi sesuai        dapat menurunkan
                                   dengan kebutuhan                    kemampuan anak menetek
                                                                       sehingga asupan oral
                                                                       menurun
                                4. Monitor intake-output              Intake-output tercatat
                                                                       dengan akurat akan
                                                                       membantu menghitung
                                                                       kebutuhan dan asupan serta
                                                                       keluaran cairan
                                5. Monitor berat badan setiap         Peningkatan dan penurunan
                                    hari, monitor kelembaban           berat badan yang cepat
                                    mukosa, turgor kulit dan           menunjukan status cairna
                                    fontanel                           tubuh. Kekurangan cairan
                                                                       menyebabkan mukosa
                                                                       menjadi kering dan turgor
                                                                       kulit berkurang

                                                                      Hmt yang meningkat, BJ
                                6. Monitor nilai laboratorium          urine yang meningkat dan
                                   yang sesuai: Hematokrit, BJ         erubahan elektrolit serum
                                   urin dan elektrolit serum           menandakan adanya
                                                                       kekurangan cairan
                                7. Pastikan ibu untuk                 Ketersediaan ASI yang
                                   mendapatkan intake makanan          cukup memastikan klien
                                   dan minuman serta istirahat         mendapatkan ASI sesuai
                                   yang cukup untuk                    dengan kebutuhan
                                   memastikan ketersediaan
                                   ASI




                                                                                                      6
Diagnosis: Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, proses penyakit, dehidrasi


         Tujuan                                        Perencanaan
                                      Intervensi                          Rasional
Suhu Tubuh dalam batas   Pengaturan Suhu:
normal                    1. Monitor suhu tubuh setiap 4 jam
                          2. Monitor BP, HR, RR
                          3. Monitor warna kulit dan suhu
                          4. Tingkatkan intake nutrisi dan     Kekurangan cairan
                             cairan                            menyebqabkan peningkatan suhu
                                                               tubuh
                          5. Diskusikan perlunya pengaturan
                             suhu dan kemungkinan efek
                             negative seperti demam
                          6. Berikan pengobatan untuk
                             mencegah dan mengurangi
                             demam sesuai dengan program
                          7. lakukan kompres sesuai keadaan
                             suhu

                         Manajemen cairan
                         1. Pertahankan intake-output          Pencatatan yang akurat
                            tercatat secara akurat             memudahkan dalam monitoring
                         2. Monitor status hidrasi
                         3. Monitor nilai laboratorium yang
                            sesuai
                         4. Monitor tanda vital

                          5. Berikan cairan secara tepat       Dehidrasi meningkatkan suhu
                          6. Tingkatkan intake oral            tubuh




                                                                                               7
Diagnosis Keperawatan: Risiko infeksi berhubungan dengan


           Tujuan                                                    Perencanaan
                                                 Intervensi                              Rasional
Selama masa perawatan               Control Infeksi
status infeksi tidak terjadi          Ajarkan pada klien & Klg.&             ♦ Cucitangan bagi kelluarga dan
dengan kriteria:                        pengunjung untuk mencuci tangan            pengunjungmengurangi
1. Klien bebas tanda-tanda              sebelum kontak dengan klien                infeksi nosokomial
     infeksi lokal: area infus
     tidak kemerahan, tidak            Berikan antibiotik sesuai dengan      ♦ Antibiotik membunuh
     edema,      aliran     infus       program:                                mikroorganisme penyebab
     lancar.                                                                    infeksi
2. Bebas        tanda      tanda       Mandikan klien setiap hari
     infeksi sistemik: Tanda                                                  ♦ Mandi kulit bersih,
     vital dalam batas normal:                                                  mengurangi jumlah
     : nadi 80-140x/menit,                                                      mikroorganisme yang ada di
     20-40 x/menit, suhu 36                                                     kulit yang dapat menyebabkan
     s.d 37,4 derajat selsius          Ganti alat tenun setiap hari,           infeksi lebih berat
3. Angka lekosit dalam                  pertahankan alat tenun dan pakaian    ♦ Alat enun yang
     batas              normal:         tetap bersih dan kering setiap saat     bersihmemberikan
     5.000-13.500                                                               lingkungan yang
                                                                                bersihmengurangi jumlah
                                                                                mikroorganisme penyebab
                                    Proteksi infeksi :                          infeksi
                                      Monitor Tanda-tanda Vital setiap       ♦ Infeksi menyebabkan
                                         jam                                    perubahan pada tanda vital:
                                                                                Nadi meningkat, suhu
                                                                                meningkat, respirasi
                                                                                meningkat, tekanan darah
                                       Monitor angka lekosit, dan hitung       enurun
                                        jenis lekosit                         ♦ Angka lekosit lebih dari
                                                                                13.000 menunjukan adanya
                                       Ganti balutan infus setiap hari,        infeksi
                                        Monitor tempat insersi dari adanya    ♦ Balutan infus yang tidak
                                        edema, kemerahan,panas                  diganti  media perkembang
                                       Ganti kanul dan infus set setiap 3      buakan mikroorganisme
                                        hari, NGT setiap minggu, kateter        penyebab infeksi
                                        setiap minggu




                                                                                                                8
Diagnosis Keperawatan: Risiko Aspirasi berhubungan dengan menurunnya batuk dan refleks
                        menelan, NGT, peningkatan tekanan intra gaster

         Tujuan                                             Perencanaan
                                           Intervensi                            Rasional
Tidak terjadi Aspirasi
                             Tindakan Pencegahan Aspirasi:
Kriteria:                     1. Pastikan refleks menghisap dan           Refleks menghisap dan
 1. Klien menetek                menelan anak normal/kuat                  menelan yang kuat
     dengan lancar                                                         mencegah bayi mengalami
 2. pernafasan normal                                                      tersedah
     tidak bertambah berat    2. Posisikan klien duduk saat               Meningkatkan masuknya
     setelah menetek             mentek                                    Asi kesaluran pencernaan
                                                                           dan mencegah refluks
                              3. Anjurkan ibu untukmenghindari            Meneteki pada posisi
                                 meneteki pada posisi anak                 terlentang dapat
                                 terlentang                                meningkatakan
                                                                           kemungkinan refluks
                              4. Ajarkan ibu menyendawakan                Dengan menyendawakan
                                 bayi setelah menetek                      bayi menurunkan tekanan
                                                                           intra gaster dan
                                                                           memastikann Asi terkumpul
                                                                           di dalam gaster
                              5. Siapkan Suction dalam keadaan
                                 siap pakai
                              6. Makan /minum /menetek dalam            Menetek dalam jumlah kecil
                                 jumlah kecil tapi sering                tapi sering mencegah aspirasi
                                                                         dengan memastikan tidak
                                                                         terjadi peningkatan tekanan
                                                                         intra gaster secara mendadak
                              7. Pertahankan bagian kepala              Elevasi bagian kepala tempat
                                  tempat tidur elevasi 30 sampai         tidur menghindari
                                  45 menit dengan miringkekanan          kemungkinan regurgitasi
                                  setelah bayi menetek


Diagnosis Keperawatan: Kurang pengetahuan tentang perawatan setelah pulang di rumah
                        berhubungan dengan kurangnya informasi
        Tujuan                                     Perencanaan
                                    Intervensi                         Rasional
Orang tua memahami           Pendidikan kesehatan
langkah-langkah               1. Kaji kemampuan orang tua untuk
perawatan bayi setelah           membuat perencanaan perawatan
pulang                           dirumah termasuk keseimbangan
                                 diet, waktu istirahat dan aktivitas
                                 yahg sesuai
                              2. Kaji kemampuan orang tua untuk
                                 dapat melindungi anak dari
                                 terjangkitnya kembali oleh
                                 infeksi pernafasan
                              3. Jelaskan manfaat menghabiskan
                                 antibiotik sesuai dengan program
                                 pengobatan

                                                                                                         9
Discharge Planning:
Perencanaan pulang dan perawtan di rumah:
   1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat:
          a. Dosis, rute dan waktu pemberian dan manfaat menyelesaikan dosis keseluruhan
             serta akibat jika tidak menghabiskan dosis keseluruhan
          b. Efek samping obat
          c. Respon anak
   2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta
       pencegahannya:
          a. Hindari kontak dengan sumber infeksi pada lingkungan rumah
          b. Ikuti jadwal imunisasi



Refferensi:
Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed-3, jakarta, Media Auskkulapius FK UI

Greenberg, Cindy Smith, 1988, Nursing Care Planninng Guides For Children, Baltimore,
          Williams & Wilkins

Betz, Cecily, 1997, Buku Saku Keperawatan Pediatri, jakarta, EGC

NANDA, 2001, Nursing Diagnosis: Definition & Classification 2001-2002, Philadelphia, North
        American Nursing Diagnosis Association

Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, Jakarta, EGC




                                                                                           10

More Related Content

What's hot

Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Bronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & BronkiektasisBronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & Bronkiektasis
Muhammad Nasrullah
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
Betty Gobai
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Bella Citra H
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
Ajo Yayan
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
lany pratiwi
 
ispa
ispaispa
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraStiawan Akbar
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
ARDIAN S. LEKY
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom170691
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
Muhammad Nasrullah
 
PNEUMONIA & BRONKIOLITIS
PNEUMONIA & BRONKIOLITISPNEUMONIA & BRONKIOLITIS
PNEUMONIA & BRONKIOLITIS
Muhammad Nasrullah
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasisnurhiqmah
 

What's hot (20)

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Bronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & BronkiektasisBronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & Bronkiektasis
 
Abses
AbsesAbses
Abses
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Anggraeni putri tut 2
Anggraeni putri tut 2Anggraeni putri tut 2
Anggraeni putri tut 2
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
 
PNEUMONIA & BRONKIOLITIS
PNEUMONIA & BRONKIOLITISPNEUMONIA & BRONKIOLITIS
PNEUMONIA & BRONKIOLITIS
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 

Similar to Lp pnemonia

Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
IndriaPermata1
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
VikiyRamadhanRachim
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
SurtiDepi
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
kristanto djuwahir
 
Asma
AsmaAsma
Askep ispa
Askep ispaAskep ispa
Askep ispa
f' yagami
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
dj92nzy4b6
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
ayu rahmadani
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
SilvhanyAkuba
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
MithaIsmaulidia2
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
Arif WR
 

Similar to Lp pnemonia (20)

Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Askep ispa
Askep ispaAskep ispa
Askep ispa
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA KELOMPOK.pptx
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
 
Dokep tito
Dokep titoDokep tito
Dokep tito
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
 
Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
MuhamadsyakirbinIsma
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
ArulArya1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 

Lp pnemonia

  • 1. LAPORAN PENDAHULLUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEMONI OLEH: ANI HARYANI 02/159980/EIK/00234 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM YOGYAKARTA 2004
  • 2. Pengertian Pnemonia adalah suatu radang pada paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing Klasifikasi Pola penyakit tergantung pada hal-hal: 1. Agen penyebab 2. Usia anak 3. Reaksi anak 4. Luasnya lesi 5. Derajat obstruksi bronkus a. Klasifikasi secara etiologi: ♦ Pneumonia bakteri ♦ Pneumonia virus ♦ Pneumonia mikoplasma b. Klasifikasi secara anatomis  Pneumonia lobaris  Pnemonia lobularis  Pneumonia interstisialis—Pneumonia aspirasi Patogenesis Patofisiologi secara etiologi a. Pneumonia Bakteri Pneumonia stafilokokus, streptokokus dan pneumokokus merupakan pneumonia yang paling sering ditemukan.Gejala awal: rinitis ringan, anoreksia, gelisah. Gejala berkembang sampai denagn awitan yang tiba-tiba: demam, malaise, napas cepat dan dangkal (50-80 x/menit), ekspirasi berbunyi, sakit kepala dan kedinginan, vomitus dan diare ringan, leukositosis, foto thoraks pneumonia lobaris. b. Pneumonia virus Virus penyebab adalah virus influensa, adenovirus, rubella, varisella,, sitomegalovirus manusia dan virus sinsisium pernafasan. Gejala awal adalah batuk dan rinitis. Gejala berkembang sampai awitan berangsur atau cepat: demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai dengan demam tinggi bauk hebat dan prostasi/kelesuan. Emfisema obstruktif, Ronki basah, hasil thorax foto bronkopneumonia, penurunan lekosit. c. Pneumonia mikoplasma Gejala awal berupa demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia. Gejala berkembang sampai awitan yan gtersembunyi atau-tiba-tiba: Rinitis, sakit tenggorokan, batuk kering –berdahak, hasil foto thorax area konsolidasi. Patofisiologi secara Anatomis a. Pneumonia Lobaris Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tetapi kadang-kadang didahului oleh infeksi traktus Respiratoriius bagian atas. Pada anak besar sering disertai dengan menggigil dan pada bayi dapat diserytai dengan kejang. Suhu naik cepat sampai 39-40 derajat selsiius dan suhu ini biasanya menunjukan tipe febris kontinyu. Nafas menjadi sesak dan disertai dengan pernafsaan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut serta rasa nyeri pada dada. Anak lebih suka tiduran pada dada yang saki. Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada pemeriksaan fisik kelainan yang khas tampak setelah 1-2 hari. Pada inspeksi dan palpasi tampak pergeseran toraks yang terkena berkurang. Pada permulaan suara 2
  • 3. pernafasan melemah sedangkan pada perkusi tidak jelas ada kelainan. Setelah terjadi kongesti, ronki basah nyaring terdengar keredupan dengan suara pernapasan sub bronkial sampai bronkial. Pada stadium resolusi ronki terdengar lebih jelas. Tanpa pengobatan dapat sembuh dengan krisis 5-9 hari. b. Bronkopneumonia Manifestasi Klinis Tanda-tanda klinis utama adalah hal-hal berikut: 1. batuk 2. Dispneu 3. Takipneu 4. Sianosis 5. Melemahnya suara nafas 6. retraksi dinding thorax 7. Napas cuping hidung 8. Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di dekatnya) 9. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum terjadi pada anak yang lebih kecil) 10. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit Pemeriksaan Penunjang Uji laboratorium dan diagnostik 1. Kajian foto thorax, digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru-parudan status pulmoner (untuk mengkaji perubahan pada paru) 2. Nilai analisa gas darah utnuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan oksigenasi 3. Hitung darah lengkap dengan hitung jenis, digunakan untuk menetapkan adanya anemi, infeksi, proses inflamasi. 4. Pewar naan gram (darah) untuk seleksi awal antimikroba 5. Tes kulit untuk tuberkulin, mengesampingkan kemungkinan tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan 6. Jumlah lekosit, lekositosis ditemukan pada pneumonia bakterial 7. Tes fungsi paru digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu mendiagnosis keadaan. 8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang di inspirasi 9. Kultur darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus dan bakteri 10. Kultur cairan pleura untuk menetapkan agen penyebab seperti bakteri dan virus 11. Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari trakheobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostik secara terapetik digunakan untuk menetapkan dan mengangkat benda asing 12. Biopsi paru selama tgorakotomi, jaringan paru dieksisi untuk melakukan kajian diagnostik Pengobatan/penatalaksanaan ℵ Penisilin 50.000 u/KgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/KgBB/hari atau diberikan antibiotik yangmemiliki spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan smpai bebas selama demam 4-5 hari ℵ Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5% dan nacl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mEq/500ml/botol infus ℵ Karena sebagian pasien jatuh kedalam asidosis metabolilk akibat kurang makan dan hipoksia maka dapat dikoreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri. 3
  • 4. Komplikasi: 1. Pneumonia interstisial menahun 2. Atelektasisi segmental atau lobar kronik 3. Rusaknya jalan nafas 4. Efusi Pleura 5. Kalsifikasi paru 6. Fibrosis paru 7. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis 8. Atelektasis persisten. PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian 1. Riwayat pasien: Panas, batuk, nasal discharge, perubahan pola makan, kelemahan, Penyakit respirasi sebelumnya,perawatan dirumah, penyakit lain yangdiderita anggota keluarga di rumah 2. Pemeriksaan Fisik: Demam, dispneu, takipneu, sianosis, penggunaan otot pernapasn tambahan, suara nafas tambahan, rales, menaikan sel darah putih (bakteri pneumonia), arterial blood gas, X-Ray dada 3. Psikososial dan faktor perkembangan: Usia, tingkat perkembangan, kemampuan memahami rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah denganm orang tua, mekanisme koping yang diapkai sebelumnya, kebiasaan (pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas pemberian pola makan, obyek favorit) 4. Pengetahuan pasien dan keluarga: Pengalaman dengan penyakit pernafasan, pemahaman akan kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat pengetahuan kesiapan dan keinginan untuk belajar. Diagnosis Keperawatan yangmungkin uncul: 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret yang tertahan, batuk tak efektif 2. Risiko kekkurangn volume caikran berhubungan dengan peningkatan metabolisme, takipneu, demam 3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, dehidrasi, peningkatan metabolisme 4. Kurang pengetahuan tentang perawtan anak setelah pulang berhubungan dengan kurang informasi 5. Risiko infeksi berhubungan dengan prosdur infasive 6. Risiko Aspirasi berhubungan dengan menurunnya batuk dan refleks menelan, NGT, peningkatan tekanan intra gaster 4
  • 5. Perencanaan Diagnosis Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Jalan nafas bersih dengan Airway Manajemen: kriteria:  Monitor pernafasan dan kekuatan FR dalam batas normal pernafasan setiap 2 jam FN dalam batas normal  Auskultasu suara nafas dan warna  Suara Ronki , wheezing, Tidak terdapat retraksi kulit crackles, menunjukan Suara nafas vesikuler adanya sumbatan di jalan nafas  Observasi tanda-tanda obstruksi  Takipneu, takikardi, jalan nafas dan kegagalan peningkatan penggunaan pernafasan otot pernafasan, pucat, lemah menunjukan adanay kegagalan pernafasan  Pemberian oksigen  Berikan oksigensesuai program meningkatkan kadar oksigen di paru-paru  Nebulisasi membantu  Lakukan nebulisasi sesuai mengencerkan sekret program sehingga mudah terlepas  Fisioterapi dada membantu  Lakkukan fisioterapi dada lepasnya sekret dari paru- paru  Suction membantu  Lakukan suction sesuai membersihkan jalan nafas kebutuhan dari sekret yang terlepas dan terkumpul di jalan nafas  Dengan analisa ga darah dapat membantu mengetahui  Monitor analsisa gas darah proses pemenuhan oksigen  Posisi semi fowler and kepala agak ekstensi memungkinkan paru paru  Posisikan semi fowler dan bergerak lebih leluasa dan pastikan kepala agak ekstensi jalan nafas bagian atas terbuka  Antibiotik membunun mikroorganisme penyebab peradangan pada paru  Berikan antibiotik sesui program sehingga proses peradangan berkurang dan produksi sekret menurun  Istirahat membantu mengurangi penggunaan  Berikan lingkungan yang tenang oksigen oleh tubuh sehingga untuk meningkatkan istirahat fungsi pernafasan dapat tenang. 5
  • 6. Diagnosis Keperawatan: Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme, takipneu, demam Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Kebutuhan cairan Manajemen cairan: terpenuhi dengan kriteria: 1. Hitung jumlah kebutuhan  Kebutuhan cairan harian 1. BB sesuai umur, tidak cairan harian dengan dapat berubah-ubah sesuai mengalami penurunan memperhitungkan frekuensi dengan keadaan klien 2. BAK lancar pernafasan dan suhu tubuh 3. Membran mukosa 2. Pertahankan kelancaran infus  Kelancaran infus membantu lembab sesuai dengan program pemenuhan kebutuhan 4. Fontanel tidak cekung cairan harian sehingga klien 5. sekresi encer tidak mengalami kekurangan cairan 3. Pastikan asupan cairan per  Keadaan anak yang sesak oral / susu terpenuhi sesuai dapat menurunkan dengan kebutuhan kemampuan anak menetek sehingga asupan oral menurun 4. Monitor intake-output  Intake-output tercatat dengan akurat akan membantu menghitung kebutuhan dan asupan serta keluaran cairan 5. Monitor berat badan setiap  Peningkatan dan penurunan hari, monitor kelembaban berat badan yang cepat mukosa, turgor kulit dan menunjukan status cairna fontanel tubuh. Kekurangan cairan menyebabkan mukosa menjadi kering dan turgor kulit berkurang  Hmt yang meningkat, BJ 6. Monitor nilai laboratorium urine yang meningkat dan yang sesuai: Hematokrit, BJ erubahan elektrolit serum urin dan elektrolit serum menandakan adanya kekurangan cairan 7. Pastikan ibu untuk  Ketersediaan ASI yang mendapatkan intake makanan cukup memastikan klien dan minuman serta istirahat mendapatkan ASI sesuai yang cukup untuk dengan kebutuhan memastikan ketersediaan ASI 6
  • 7. Diagnosis: Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, proses penyakit, dehidrasi Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Suhu Tubuh dalam batas Pengaturan Suhu: normal 1. Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 2. Monitor BP, HR, RR 3. Monitor warna kulit dan suhu 4. Tingkatkan intake nutrisi dan Kekurangan cairan cairan menyebqabkan peningkatan suhu tubuh 5. Diskusikan perlunya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative seperti demam 6. Berikan pengobatan untuk mencegah dan mengurangi demam sesuai dengan program 7. lakukan kompres sesuai keadaan suhu Manajemen cairan 1. Pertahankan intake-output Pencatatan yang akurat tercatat secara akurat memudahkan dalam monitoring 2. Monitor status hidrasi 3. Monitor nilai laboratorium yang sesuai 4. Monitor tanda vital 5. Berikan cairan secara tepat Dehidrasi meningkatkan suhu 6. Tingkatkan intake oral tubuh 7
  • 8. Diagnosis Keperawatan: Risiko infeksi berhubungan dengan Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Selama masa perawatan Control Infeksi status infeksi tidak terjadi  Ajarkan pada klien & Klg.& ♦ Cucitangan bagi kelluarga dan dengan kriteria: pengunjung untuk mencuci tangan pengunjungmengurangi 1. Klien bebas tanda-tanda sebelum kontak dengan klien infeksi nosokomial infeksi lokal: area infus tidak kemerahan, tidak  Berikan antibiotik sesuai dengan ♦ Antibiotik membunuh edema, aliran infus program: mikroorganisme penyebab lancar. infeksi 2. Bebas tanda tanda  Mandikan klien setiap hari infeksi sistemik: Tanda ♦ Mandi kulit bersih, vital dalam batas normal: mengurangi jumlah : nadi 80-140x/menit, mikroorganisme yang ada di 20-40 x/menit, suhu 36 kulit yang dapat menyebabkan s.d 37,4 derajat selsius  Ganti alat tenun setiap hari, infeksi lebih berat 3. Angka lekosit dalam pertahankan alat tenun dan pakaian ♦ Alat enun yang batas normal: tetap bersih dan kering setiap saat bersihmemberikan 5.000-13.500 lingkungan yang bersihmengurangi jumlah mikroorganisme penyebab Proteksi infeksi : infeksi  Monitor Tanda-tanda Vital setiap ♦ Infeksi menyebabkan jam perubahan pada tanda vital: Nadi meningkat, suhu meningkat, respirasi meningkat, tekanan darah  Monitor angka lekosit, dan hitung enurun jenis lekosit ♦ Angka lekosit lebih dari 13.000 menunjukan adanya  Ganti balutan infus setiap hari, infeksi Monitor tempat insersi dari adanya ♦ Balutan infus yang tidak edema, kemerahan,panas diganti  media perkembang  Ganti kanul dan infus set setiap 3 buakan mikroorganisme hari, NGT setiap minggu, kateter penyebab infeksi setiap minggu 8
  • 9. Diagnosis Keperawatan: Risiko Aspirasi berhubungan dengan menurunnya batuk dan refleks menelan, NGT, peningkatan tekanan intra gaster Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Tidak terjadi Aspirasi Tindakan Pencegahan Aspirasi: Kriteria: 1. Pastikan refleks menghisap dan  Refleks menghisap dan 1. Klien menetek menelan anak normal/kuat menelan yang kuat dengan lancar mencegah bayi mengalami 2. pernafasan normal tersedah tidak bertambah berat 2. Posisikan klien duduk saat  Meningkatkan masuknya setelah menetek mentek Asi kesaluran pencernaan dan mencegah refluks 3. Anjurkan ibu untukmenghindari  Meneteki pada posisi meneteki pada posisi anak terlentang dapat terlentang meningkatakan kemungkinan refluks 4. Ajarkan ibu menyendawakan  Dengan menyendawakan bayi setelah menetek bayi menurunkan tekanan intra gaster dan memastikann Asi terkumpul di dalam gaster 5. Siapkan Suction dalam keadaan siap pakai 6. Makan /minum /menetek dalam  Menetek dalam jumlah kecil jumlah kecil tapi sering tapi sering mencegah aspirasi dengan memastikan tidak terjadi peningkatan tekanan intra gaster secara mendadak 7. Pertahankan bagian kepala  Elevasi bagian kepala tempat tempat tidur elevasi 30 sampai tidur menghindari 45 menit dengan miringkekanan kemungkinan regurgitasi setelah bayi menetek Diagnosis Keperawatan: Kurang pengetahuan tentang perawatan setelah pulang di rumah berhubungan dengan kurangnya informasi Tujuan Perencanaan Intervensi Rasional Orang tua memahami Pendidikan kesehatan langkah-langkah 1. Kaji kemampuan orang tua untuk perawatan bayi setelah membuat perencanaan perawatan pulang dirumah termasuk keseimbangan diet, waktu istirahat dan aktivitas yahg sesuai 2. Kaji kemampuan orang tua untuk dapat melindungi anak dari terjangkitnya kembali oleh infeksi pernafasan 3. Jelaskan manfaat menghabiskan antibiotik sesuai dengan program pengobatan 9
  • 10. Discharge Planning: Perencanaan pulang dan perawtan di rumah: 1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat: a. Dosis, rute dan waktu pemberian dan manfaat menyelesaikan dosis keseluruhan serta akibat jika tidak menghabiskan dosis keseluruhan b. Efek samping obat c. Respon anak 2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta pencegahannya: a. Hindari kontak dengan sumber infeksi pada lingkungan rumah b. Ikuti jadwal imunisasi Refferensi: Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed-3, jakarta, Media Auskkulapius FK UI Greenberg, Cindy Smith, 1988, Nursing Care Planninng Guides For Children, Baltimore, Williams & Wilkins Betz, Cecily, 1997, Buku Saku Keperawatan Pediatri, jakarta, EGC NANDA, 2001, Nursing Diagnosis: Definition & Classification 2001-2002, Philadelphia, North American Nursing Diagnosis Association Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, Jakarta, EGC 10