4. PERLINDUNGAN DAN JAMINAN
SOSIAL
PENGERTIAN PERLINDUNGAN SOSIAL
PENGERTIAN JAMINAN SOSIAL
PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH
PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
LANDASAN ASURANSI SOSIAL
BERDASARKAN SYARIAT ISLAM
PRINSIP DASAR ASURANSI SYARIAH
5. PENGERTIAN PERLINDUNGAN SOSIAL
Menurut UU No. 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial, Perlindungan Sosial adalah
semua upaya yang diarahkan untuk mencegah
dan menangani risiko dari guncangan dan
ketahanan sosial.
Asian Development Bank (ADB), Perlindungan
Sosial pada dasarnya merupakan sekumpulan
kebijakan dan program yang dirancang untuk
menurunkan kemiskinan dan kerentanan melalui
upaya peningkatan dan perbaikan kapasitas
penduduk dalam melindungi diri mereka dari
bencana dan kehilangan pendapatan.
6. Sedangkan menurut menurut Edi Suharto, P.hD
dalam bukunya “Memperkuat Perlindungan Sosial di
ASEAN”, perlindungan sosial adalah seperangkat
kebijakan dan program kesejahteraan sosial yang
dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan
kerentanan (vulnerability) melalui perluasan pasar
kerja yang efisien, pengurangan resiko-resiko
kehidupan yang senantiasa mengancam manusia, serta
penguatan kapasitas masyarakat dalam melindungi
dirinya dari berbagai bahaya dan gangguan yang dapat
menyebabkan terganggunya atau hilangnya
pendapatan
7. PENGERTIAN JAMINAN SOSIAL
ILO Convension No 102 mendefinisikan
jaminan sosial sebagai perlindungan yang
diberikan oleh masyarakat untuk masyarakat
melalui seperangkat kebijaksanaan publik
terhadap tekanan ekonomi dan sosial yang
diakibatkan oleh hilangnya sebagian atau
seluruh pendapatan akibat berbagai resiko.
Jaminan sosial dapat diwujudkan melalui
bantuan sosial dan asuransi sosial.
8. Menurut Abdurrahman Al-Maliki dalam
As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Al-Mutsla, jaminan
sosial dalam Kapitalisme bukanlah ide asli
dalam Kapitalisme, melainkan sekedar ide
korektif setelah kapitalisme yang pro
mekanisme pasar menimbulkan kesenjangan
dan ketidakdilan di Barat pada abad ke-19. Ini
berbeda dengan Islam yang menetapkan
jaminan sosial sebagai ide asli, bukan ide
tambal sulam yang datang belakangan. Inilah
keunggulan Islam dibanding Kapitalisme.
9. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH
Asuransi menurut Ensiklopedi Hukum Islam
disebut dengan at-Ta’min yaitu transaksi
perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu
berkewajiban memeberikan jaminan sepenuhnya
kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
menimpa pihak yang pertama sesuai dengan
perjanjian yang dibuat.
Wahbah Az-Zuhaili, Asuransi syariah yaitu
kesepakatan beberapa orang untuk membayar
sejumlah uang ganti rugi ketika salah seorang
diantara mereka ditimpa musibah.
10. PERLINDUNGAN SOSIAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
Banyak cara yang ditempuh untuk melakukan
perlindungan sosial dalam perspektif islam.
Secara garis besar dapat dibagi mejadi 4 titik
pokok yaitu :
1. Kewajiban individu
2. Kewajiban keluarga
3. Kewajiban masyarakat melalui zakat
4. Kewajiban negara
11. Kewajiban Individu
Kerja dan usaha merupakan cara pertama dan
utama perlindungan sosial yang ditekankan oleh
kitab suci Al-Quran
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, (7) dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(8)
12. Kewajiban Keluarga
Dalam hal ini, Al-Quran walaupun menganjurkan
sumbangan suka rela dan menekankan keinsyafan
pribadi, namun dalam beberapa hal kitab suci ini
menekankan untuk menunaikan kewajiban. Baik dalam
kewajiban zakat, yang merupakan hak delapan
kelompok yang ditetapkan maupun melalui shodaqoh
yang merupakan hak bagi yang meminta atau yang
tidak namun sangan membutuhkan pemenuhan
kebutuhan.
Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya :
“Tidak beriman seseorang diantaramu sehingga
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri”.
13. Artinya : “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu,
kemudian mereka berhijrah dan berjihad bersama-sama
kamu, maka adalah mereka dari golongan kamu. Dalam
pada itu, orang-orang yang mempunyai pertalian
kerabat, setengahnya lebih berhak atas setengahnya
yang (lain) menurut (hukum) Kitab Allah; sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.”
(QS. Al Anfal : 75)
14. Artinya : “Dan berikanlah kepada kerabatmu, dan orang miskin serta orang
musafir akan haknya masing-masing; dan janganlah engkau membelanjakan
hartamu dengan boros yang melampau.”
(QS. Al Isra’:26)
Ayat ini menggaris bawahi adanya hak bagi keluarga yang tidak mampu terhadap
yang mampu.
15. Kewajiban Masyarakat Melalui Zakat
Manusia diwajibkan menyerahkan kadar
tertentu dari kekayaannya untuk kepentingan
saudara-saudara mereka. Jelas sudah bahwa
keberhasilan orang kaya adalah atas keterlibatan
banyak pihak, termasuk para fakir miskin :
“Kalian mendapat kemenangan dan kecukupan
berkat orang-orang lemah diantara kalian”
Demikian Nabi Muhammad SAW bersabda
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Darda.
16. Kewajiban Negara
Pemerintah juga berkewajiban mencukupi
setiap kebutuhan warga negara, melalui
sumber-sumber dana yang sah. Yang terpenting
diantaranya ialah pajak, baik dalam bentuk
pajak perorangan, tanah, atau perdagangan,
maupun pajak tambahan lainnya yang
ditetapkan pemerintah bila sumber-sumber
tersebut diatas belum mencukupi.
17. Artinya : 1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang
miskin.
(QS Al Ma’un : 1-3)
18. Islam membagi kebutuhan dasar (al-hajat
al-asasiyah) menjadi dua.
1. Pertama, kebutuhan dasar individu, yaitu
sandang, pangan, dan papan.
2. Kedua, kebutuhan dasar seluruh rakyat
(masyarakat), yaitu keamanan, kesehatan
dan pendidikan.
19. Asuransi Sosial dalam Perspektif Islam
Nilai Filosofis Asuransi Syariah
Manusia terlahir dibekali dengan dua kekuatan, yaitu
kekuatan pembentuk yang berasal dari Tuhan (Rabb)
yang cenderung berbuat baik dan kekuatan pembentuk
yang berasal dari materi (unsur tanah). Nilai tersebut
merupakan pembawaan manusia sejak lahir yang
bersifat alami (nature) yang terikat oleh aturan-aturan
yang berasal dari Allah SWT. (Sunnah Allah). Dengan
berbekal kedua kekuatan tersebut, manusia dituntut
untuk membaca segala norma dan aturan – aturan yang
ada di alam semesta, sehingga segala gerak yang
dilakukan manusia tertuju pada ketentuan yang
digariskan oleh-Nya.
20. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui“
QS. Al Baqarah (2) : 30
21. LANDASAN ASURANSI SOSIAL
BERDASARKAN SYARIAT ISLAM
1. Al-qur’an
2. Sunnah
3. Piagam Madinah
4. Praktik Sahabat
5. Ijma’
6. Istishsan
22. Al Qur`an
Diantara ayat-ayat al-quran yang mempunyai muatan nilai-nilai yang
ada dalam praktik asuransi adalah:
23. Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ingat
halal membuat sesuka hati mengenai syiar-syiar ugama Allah, dan
mengenai bulan-bulan yang dihormati, dan mengenai binatang-binatang
yang dihadiahkan (ke Makkah untuk korban), dan
mengenai kalong-kalong binatang hadiah itu, dan mengenai
orang-orang yang menuju ke Baitullah Al-Haraam, yang bertujuan
mencari limpah kurnia dari Tuhan mereka (dengan jalan
perniagaan) dan mencari keredaanNya (dengan mengerjakan
ibadat Haji di Tanah Suci); dan apabila kamu telah selesai dari
ihram maka bolehlah kamu berburu. Dan jangan sekali-kali
kebencian kamu kepada suatu kaum kerana mereka pernah
menghalangi kamu dari masjid Al-Haraam itu – mendorong kamu
menceroboh. Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk
membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu
bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan
pencerobohan. Dan bertaqwalah kepada Allah, kerana
sesungguhnya Allah Maha Berat azab seksaNya (bagi sesiapa
yang melanggar perintahNya).”
(QS. Al-Maidah:2)
24. Sunnah
Rasulullah SAW sangat memperhatikan
kehidupan yang akan terjadi dimasa datang (future
time) dengan cara mempersiapkan sejak dini bekal
yang harus diperlukan untuk kehidupan dan keturunan
ahli waris-nya di masa datang. Meninggalkan keluarga
atau ahli waris yang berkecukupan secara materi,
dalam pandangan Rasulullah SAW, sangatlah baik
daripada meninggalkan mereka dalam keadaan
terlantar yang harus meminta-minta ke orang lain.
Sunnah
Dalam pelaksanaan operasionalnya, organisasi
asuransi mempraktikkan nilai yang terkandung dalam
hadist diatas dengan cara mewajibkan anggotanya
untuk membayar uang iuran (premi) yang digunakan
sebagai tabungan dan dapat dikembalikan ke ahli
warisnya jika pada suatu saat terjadi peristiwa yang
merugikan, baik dalam bentuk kematian nasabah
ataupun kecelakaan diri.
Asuransi
25. Piagam Madinah
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Ini
adalah Piagam Madinah dari Muhammad, Nabi SAW, dikalangan
mukminin dan muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib, dan
orang yang mengakui mereka, mengabungkan diri dan berjuang bersama
mereka. Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia
yang lain. Kaum Muhajirin dari Quraisy sesuai keadaannya (kebiasaan)
mereka, bahu membahu membayar tebusan tawaran dengan cara yang
adil di antara mukminin.”
26. Praktik Sahabat
Praktik sahabat berkenaan dengan pembayaran
hukuman (ganti rugi) pernah dilaksanakan oleh Umar
bin Khattab. Beliau berkata: “Orang-orang yang
namanya tercantum dalam diwam tersebut berhak
menerima bantuan dari satu sama lain dan harus
menyumbang untuk pembayaran hukuman (ganti
rugi) atas pembunuhan (tidak disengaja) yang
dilakukan oleh salah satu seorang anggota
masyarakat mereka.” Umarlah orang yang pertama
kali mengeluarkan perintah untuk menyiapkan daftar
secara profesional per wilayah, dan orang-orang yang
terdaftar diwajibkan saling menanggung beban.
27. Ijma`
Para sahabat telah melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal
hanti rugi mengurangi beban perorangan (aqilah). Terbukti
dengan tidak adanya penentangan oleh sahabatlain terhadap
apa yang dilakukan oleh Khalifah Ummar bin Khattab.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka bersepakat
mengenai persoalan ini.
Sebagai dalil dari kebolehannya memakai ijma’ dalam
menetapkan hukum ini adalah : “Segala sesuatu yang
menurut mayoritas kaum muslimin itu baik maka dalam
pandangan Allah SWT juga baik.”
28. Istihsan
Istihsan dalam pandangan ahli ushul
dalam memandang sesuatu itu baik.
Kebaikan dari kebiasaan aqilah atau ganti
rugi dalam meringankan beban
perorangan di kalangan suku Arab Kuno
terletak pada kenyataan bahwa ia dapat
menggantikan balas dendam berdarah.
30. Tauhid (Unity)
• Tauhid merupakan prinsip dasar dalam asuransi syariah
• Niat dasar ketika berasuransi syariah haruslah berlandaskan pada prinsip
tauhid, mengharapkan keridhaan Allah SWT.
• Dari sisi perusahaan, asas yang digunakan dalam berasuransi syariah
bukanlah semata-mata meraih keuntungan, atau menangkap peluang
pasar yang sedang cenderung pada syariah. Namun lebih dari itu, niatan
awalnya adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai syariah dalam
dunia asuransi
• Dari sisi nasabah, berasuransi syariah adalah bertujuan untuk bertransaksi
dalam bentuk tolong menolong yang berlandaskan asas syariah, dan
bukan semata-mata mencari “perlindungan” apabila terjadi musibah.
31. Keadilan
• Asuransi syariah harus benar-benar bersikap
adil, khususnya dalam membuat pola
hubungan antara nasabah dengan nasabah,
maupun antara nasabah dengan perusahaan
asuransi syariah, terkait dengan hak dan
kewajiban masing-masing.
• Asuransi syariah tidak boleh mendzalimi
nasabah dengan hal-hal yang akan
menyulitkan atau merugikan nasabah.
32. Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi
orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
(QS. Al-Maidah/ 5 : 08)
33. Tolong Menolong
• Semangat tolong menolong merupakan aspek yang sangat penting dalam
operasional asuransi syariah. Karena pada hekekatnya, konsep asuransi
syariah didasarkan pada prinsip ini.
34. • Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ingat halal
membuat sesuka hati mengenai syiar-syiar ugama Allah, dan
mengenai bulan-bulan yang dihormati, dan mengenai binatang-binatang
yang dihadiahkan (ke Makkah untuk korban), dan
mengenai kalong-kalong binatang hadiah itu, dan mengenai orang-orang
yang menuju ke Baitullah Al-Haraam, yang bertujuan
mencari limpah kurnia dari Tuhan mereka (dengan jalan
perniagaan) dan mencari keredaanNya (dengan mengerjakan
ibadat Haji di Tanah Suci); dan apabila kamu telah selesai dari
ihram maka bolehlah kamu berburu. Dan jangan sekali-kali
kebencian kamu kepada suatu kaum kerana mereka pernah
menghalangi kamu dari masjid Al-Haraam itu – mendorong kamu
menceroboh. Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk
membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan
pada melakukan dosa (maksiat) dan pencerobohan. Dan
bertaqwalah kepada Allah, kerana sesungguhnya Allah Maha Berat
azab seksaNya (bagi sesiapa yang melanggar perintahNya).
QS Al Maidah : 2
35. Kerja Sama
• Antara nasabah dengan perusahaan asuransi syariah terjalin kerjasama,
tergantung dari akad apa yang digunakannya
• terjalin kerjasama dimana nasabah bertindak sebagai shahibul maal
(pemilik modal) sedangkan perusahaan asuransi syariah sebagai mudharib
(pengelola/ pengusaha).
36. Amanah
• Amanah juga merupakan prinsip yang sangat penting. Karena pada
hakekatnya kehidupan ini adalah amanah yang kelak harus dipertanggung
jawabkan dihadapan Allah SWT. Perusahaan dituntut untuk amanah dalam
mengelola dana . Demikian juga nasabah, perlu amanah dalam aspek
resiko yang menimpanya.
• Rasulullah SAW bersabda :
“Seorang pebisnis yang jujur lagi amanah, (kelak akan dikumpulkan
di akhirat) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada”. (HR. Turmudzi)
37. Kerelaan
Nasabah ridha dananya dikelola oleh perusahaan asuransi
syariah yang amanah dan profesional. Dan perusahaan
asuransi syariah ridha terahdap amanah yang diembankan
nasabah dalam mengelola dana kontribusi mereka.
Demikian juga nasabah ridha dananya dialokasikan untuk
nasbah-nasabah lainnya yang tertimpa musibah, untuk
meringankan beban penderitaan mereka. Dengan prinsip
inilah, asuransi syariah menjadikan saling tolong menolong
memiliki arti yang luas dan mendalam, karena semuanya
menolong dengan ikhlas dan ridha, bekerjasama dengan
ikhlas dan ridha, serta bertransaksi dengan ikhlas dan ridha
pula. Seperti yang tertera dalam Al Quran
38. Menghindari Riba
• Riba merupakan bentuk transaksi yang harus dihindari sejauh-jauhnya
khususnya dalam berasuransi.
• Riba merupakan sebatil-batilnya transaksi muamalah.
• Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan
(gunakan) harta-harta kamu sesama kamu dengan jalan yang salah (tipu,
judi dan sebagainya), kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan
secara suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan
sesama sendiri. Sesungguhnya Allah sentiasa Mengasihani
kamu.” QS.An-Nisa (4):29)
39. Menghindari Judi (Maisir)
• Firman Allah dalam QS.Al Maidah(5):90
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.”
40. Menghindari Ketidakpastian (Gharor)
• Gharar adalah ketidakpastian
• Secara bahasa adalah al-khida’(penipuan)
yaitu suatu tindakan yang didalamnya
diperkirakan tidak ada unsur kerelaan
42. Kesimpulan :
Dari pembahasan mengenai perlindungan sosial
dan jaminan sosial diatas, dapat disimpulkan
bahwa Islam merupakan agama yang sangat
lengkap. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek
dan sisi kehidupan manusia. Mulai dari urusan
yang paling kecil hingga urusan yang paling
besar. Tentu saja sudah tercakup didalamnya
aturan dan penghargaan yang tinggi terhadap
Perlindungan dan Jaminan Sosial. Hal tersebut
juga termuat dalam berbagai ayat dalam
Al Qur’an dan Al Hadist