SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
NEGARA KHILAFAH MAMPU MENGENTASKAN KEMISKINAN
OLEH : ZAMZUL ABU RASID
Kemiskinan adalah fenomena yang begitu mudah dijumpai dimana – mana, tidak hanya di desa, tapi juga
di kota. Ditengah dampak krisis ekonomi yang belum pulih, pada hari sabtu ( 22 / 06 / 2013) pemerintah
dengan berbagai dalih dan alasan menaikan BBM bersubsidi, premium menjadi Rp. 6.500 / liter dan solar
Rp. 5.500 / liter, membuat rakyat makin susah, dan ekonomi negeri ini melambat. Kemiskinan pun terus
tak dipecahkan. BPS mencatat, pada maret 2013 masih ada 28,7 juta orang miskin atau 11, 37 %. Tapi
jumlah penerima raskin 2013 sebelum kenaikan BBM ada 15,5 Juta Rumah Tangga sasaran (RTS) atau
62, juta orang ( asumtif satu keluarga 4 orang ). Jumlah RTS penerima BLSM malah lebih besar lagi.
Fakta lapangan menunjukan kemiskinan cenderung miskin kronis. Ini pula yang dirasakan Gubernur DKI
Joko Widodo. Saat sidang paripurna DPRD DKI Jakarta April 2013, Jokowi memaparkan PDDK miskin
pada September 2012 berjumlah 366.770 orang (3,7%) , lebih tinggi dari angka pada september 20111
berjumlah 355.200 orang ( 3,64 %)
Sementara dalam skala internasional, kegagalan dan kerusakan yang disebabkan oleh sistem ekonomi
kapitalis semakin nyata dan jelas, menurut laporan global hanger index (GHI) yng dibuat oleh
internasional Food policy Recearch Institute, menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 1
miliyar pada dunia yang mengalami kelaparan. Tingkat kelaparan di 25 Negara bahkan sudah mencapai
level ekstrim , sementara untuk negara lainnya masih level serius. Tiga faktor yang digunakan untuk
menukur GIH Tersebut adalah proporsi masyarakat yang kekurangan pangan disuatu negara, jumlah anak
– anak dengan berat di bawah standar dan tingkat kematian anak anak ( www.ifpri.org)
1. Kapitalisme: Akar Masalah Penyebab Kemiskinan
Dampak buruk industri kapitalisme dan Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan
masyarakat sebenarnya hal yang wajar karena kesalahan bukan hanya terkait dengan problematik
praktikalnya, tapi diyakini berangkat dari kesalahan yang bersifat sangat fundamental, yakni
kapitalisme sejak awal mulai dari asas, pandangan tentang problematika ekonomi dan sejumlah
gagasan-gagasan derivasinya memang telah keliru.
Kapitalisme sebagai sebuah ideologi sekuler telah menghilangkan peran agama dalam pengaturan
ekonomi, dari sinilah kemudian muncul paradigma yang salah yang membangun sistem ekonomi
kapitalis. Pertama, pandangan tentang konsep kelangkaan (scarcity) barang dan jasa. Kedua,
pandangan tentang konsep nilai (value) suatu barang dan jasa yang dihasilkan. Ketiga, pandangan
tentang konsep harga dan peranannya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi.
Konsep kelangkaan barang dan jasa dalam sistem ekonomi kapitalis muncul karena tidak
membedakan antara pengertian kebutuhan (need) dengan keinginan (want). Keinginan (want)
manusia memang tidak terbatas dan cenderung untuk terus bertambah dari waktu ke waktu.
Sementara kebutuhan manusia tidaklah demikian. Kebutuhan pokok manusia berupa pangan, sandang
dan papan dalam kenyataannya adalah terbatas.
Kebutuhan manusia menurut pandangan sistem ekonomi kapitalis adalah sesuatu yang diinginkan
manusia tanpa memandang apakah itu bermanfaat atau membahayakan manusia,
2. Sistem Ekonomi Islam: Solusi untuk pengentasan kemiskinan
Salah satu cabang syariat terpenting yang saat ini banyak dilupakan adalah syariat tentang ekonomi.
Syariat Islam memandang perkara ekonomi menjadi dua bagian yaitu ilmu ekonomi yang
berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa diproduksi, misalnya teknik industri,
manajemen atau pengembangan sumber daya baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu
ekonomi; dan sistem ekonomi yang berhubungan dengan pengurusan soal pemuasan kebutuhan dasar
tiap individu di dalam masyarakat serta upaya mewujudkan kemakmurannya. Dan ini adalah subyek
dari sistem ekonomi Islam dan mewajibkan bagi setiap Muslim termasuk negara untuk terikat
dengannya.Sistem ekonomi Islam meliputi: konsep kepemilikan; penggunaan hak milik; dan distribusi
kekayaan di antara individu. Dalam konsep kepemilikan, Islam membagi kepemilikan menjadi tiga,
yaitu : milik pribadi, milik umum atau milik negara. Kepemilikan umum mencakup sumber alam
seperti minyak bumi, tambang emas, perak, tembaga, dan lain-lain; benda-benda yang
pembentukannya tidak mungkin dimiliki individu seperti masjid, jalan raya; juga benda-benda vital
yang dibutuhkan dan dicari-cari oleh manusia dan memiliki jumlah kandungan (deposit) yang amat
besar, misalnya sumber mata air. Dalam kasus Indonesia, seandainya Kepemilikan Umum ini dikelola
oleh negara menurut Fahmi Amhar, negara akan mendapatkan dana sekitar 1.764 trilyun tiap
tahunBerdasarkan paradigma tersebut, maka Islam telah menetapkan politik ekonomi dan mekanisme
ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan dan menjamin kesejahteraan umat manusia.
3. Politik Ekonomi Islam
Politik ekonomi Islam seperti yang dijelaskan oleh Abdurahman al-Maliki (2001) dalam bukunya, As-
Siyaasah al-Iqtishaadiyah al-Mutslaa (Politik Ekonomi Ideal) adalah jaminan pemenuhan atas
pemuasan semua kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) setiap orang serta pemenuhan
kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai individu yang hidup
dalam masyarakat tertentu yang memilikigaya hidup yang khas. Politik ekonomi Islam diterapkan
oleh negara melalui mekanisme dan kebijakan APBN untuk menjamin kesejahteraan umat manusia
baik untuk pemenuhan kebutuhan pokok individu maupun kebutuhan pokok masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan pokok individu
Islam telah menjamin pemenuhan kebutuhan pokok pangan, sandang, dan papan, dengan mekanisme
yang telah ditetapkan oleh syariat dengan strategi sebagai berikut :
1. Memerintahkan setiap kepala keluarga untuk bekerja. Barang-barang kebutuhan pokok tidak
mungkin diperoleh, kecuali manusia berusaha mencarinya. Islam mendorong manusia agar bekerja,
mencari rezeki, dan berusaha. Bahkan, Islam telah menjadikan hukum mencari rezeki tersebut adalah
fardhu. Banyak ayat dan hadits yang telah memberikan dorongan dalam mencari nafkah, diantaranya :
Di dalam ayat Alquran surat Al jumu'ah ayat 10, Allah SWT berfirman:
"...Maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu beruntung" (QS al-jumu'ah:10).
Banyak sekali hadits yang memotivasi seorang Muslim untuk bekerja diantaranya :
"Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada
siang hari maka pada malam itu ia diampuni. " (HR Ahmad)
2. Negara wajib menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya, agar rakyat bisa bekerja dan berusaha.
Rasulullah SAW pernah memberi dua dirham kepada seseorang dan bersabda:
"Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya, belikanlah kapak, lalu gunakanlah ia untuk bekerja.”
3. Islam Mewajibkan kepada kerabat dan mahram yang mampu untuk memberi nafkah yang tidak
mampu.
(lihat QS 2:233) "Kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
makruf. 'Seorang tidak dibebani selain menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan ahli waris pun
berkewajiban demikian... " (QS a]- Baqarah: 233).
4. Kewajiban negara (Baitul Maal) untuk memenuhi jika tidak mampu bekerja dan tidak ada ahli
waris yang mampu menafkahinya. Negara wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya bagi yang
tidak mampu bekerja dan tidak memiliki ahli waris baik dananya berasal dari harta zakat yang
merupakan kewajiban syar'i, maupun harta lain yang ada di Baitul Maal.
Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
Pendidikan, kesehatan, dan keamanan adalah kebutuhan asasi dan harus dipenuhi oleh manusia dalam
hidupnya. Dalam sistem Islam, kebutuhan jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan mewajibkan
negara secara langsung memenuhi kepada setiap individu rakyat. Dalil yang menunjukkan adalah
tindakan Rasulullah SAW yang bertindak sebagai kepala negara, dalam bidang keamanan Rasululloh
SAW memberikan keamanan kepada setiap warga negara (Muslim dan non Muslim/kafir dzimmi)
sebagaimana sabdanya:
"Sesungguhnya aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaha
illallahu Muhammadur Rasulullah. Apabila mereka telah melakukannya (masuk Islam atau tunduk
pada aturan Islam), maka terpelihara olehku darah-darah mereka, harta-harta mereka, kecuali dengan
jalan yang hak. Adapun hisabnya terserah kepada Allah" (HR Bukhari, Muslim, dan pemilik sunan
yang empat). Dalam masalah pendidikan Rasulullah SAW pernah menetapkan kebijakan terhadap
tawanan perang Badar, apabila seorang tawanan telah mengajar 10 orang penduduk Madinah dalam
hal baca dan tulis akan dibebaskan sebagai tawanan. Sementara dalam masalah kesehatan Rasulullah
SAW pernah membangun tempat pengobatan untuk orang-orang sakit dan membiayainya dengan
harta dari Baitul Mal.
Keberhasilan negara khilafah dalam mengatasi kemiskinan
Solusi yang ditawarkan Islam dalam mengatasi kemiskinan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas,
bukan hanya pada tataran konsep semata. Perjalanan panjang sejarah kaum Muslim, membuktikan
bahwa Solusi tersebut benar-benar dapat realisasikan. Yaitu ketika kaum Muslim hidup di bawah
naungan Negara Khilafah yang menerapkan Islam secara kaffahDalam kitab al-Amwaal karangan
Abu Ubaidah, diceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khathab pernah berkata kepada pegawainya
yang bertugas membagikan shadaqah, “jika kamu memberikan, maka cukupkanlah," selanjutnya
beliau berkata lagi, “Berilah mereka itu sedekah berulangkali sekalipun salah seorang di antara
mereka memiliki seratus unta." Beliau menerapkan politik ekonomi yang memberikan jaminan
pemenuhan kebutuhan primer rakyat. Beliau mengawinkan kaum Muslim yang tidak mampu;
membayar utang-utang mereka, dan memberikan biaya kepada para petani agar mereka menanami
tanahnya.
Kondisi politik seperti ini terus berlangsung hingga masa Daulah Umayah di bawah pemerintahan
Khahfah Umar bin Abdul Aziz. Pada saat itu, rakyat sudah sampai pada taraf hidup ketika mereka
tidak memerlukan bantuan harta lagi. Pada tahun kedua masa kepemimpinannya, Umar bin Abdul
Aziz menerima kelebihan uang Baitul Mal secara berlimpah dari gubernur Irak. Beliau lalu mengirim
Surat kepada gubernur tersebut, 'Telitilah, barang siapa berutang, tidak berlebih-lebihan dan foya-
foya, maka bayarlah utangnya". Dalam kesempatan lain, Umar bin Abdul Aziz memerintahkan
pegawainya untuk berseru setiap hari di keru¬munan khalayak ramai, untuk mencukupi kebutuhannya
masing-masing. “Wahai manusia! Adakah di antara kalian orang-orang yang miskin? Siapakah yang
ingin kawin? Ke manakah anak-anak yatim?" Ternyata, tidak seorang pun datang memenuhi seruan
tersebut.
Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini, tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim, tetapi juga
kepada orang non Muslim yang menjadi warga Negara Khilafah. Orang-orang non Muslim
mempunyai hak yang sama dengan orang Muslim, tanpa ada perbedaan. Sebagai contoh, dalam akad
dzimmah yang ditulis oleh Khalid bin Walid untuk menduduk Hirah di Irak yang beragama Nasrani,
disebutkan: "Saya tetapkan bagi mereka, orang yang lanjut usia yang sudah tidak mampu bekerja atau
ditimpa suatu penyakit, atau tadinya kaya, kemudian jatuh miskin, sehingga teman-temannya dan para
penganut agamanya memberi sedekah; maka saya membebeaskannya dari kewajiban membayar
jizyah. Untuk selanjutnya dia beserta keluarga yang menjadi tanggungannya, menjadi tanggungan
Baitul Mal kaum Muslim."
Bahkan Amerika Serikat yang saat ini banyak melakukan kejahatan terhadap kaum Muslimin, negara
dan rakyatnya pernah dibantu oleh Kekhilafahan Ustmani, hal ini dapat dilihat Surat ucapan terima
kasih dari pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah ke sana yang
sedang dilanda kelaparan
(pasca perang dengan Inggris) abad ke-18.
4. PENUTUP
Demikianlah beberapa gambaran sejarah kaum Muslim, yang menunjukkan betapa Islam yang mereka
terapkan ketika itu benar-benar membawa keberkahan dan kesejahteraan hidup. Bukan hanya bagi
umat Muslim tapi juga bagi umat non Muslim yang hidup di bawah naungan Islam. Jika demikian
halnya, masihkah umat ini tetap rela hidup tanpa Khilafah Islamiyyah?
(Disampaikan pada HS, Ahad 23 Maret 2014)

More Related Content

What's hot

Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014
Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014
Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014MOHD ARIFF AB RAZAK
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaolerafif
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4olerafif
 
Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatLilis Holisah
 

What's hot (6)

Ekis
EkisEkis
Ekis
 
Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014
Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014
Khutbah Jumaat- Pesanan Khutbatul wada' Rasulullah saw - 9 Jan 2014
 
Septian 0007
Septian 0007Septian 0007
Septian 0007
 
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irmaKelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
Kelompok 6 peta kemiskinan di indonesia dan kesenjangan sosial meidy dan irma
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahat
 

Similar to Khilafah Mampu Atasi Kemiskinan

Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAyat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAlief Reza KC
 
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam Islam
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam IslamEkonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam Islam
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam IslamIfwhar Yuhono
 
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptM_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptshariaeconomic22
 
PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP DASAR  EKONOMI ISLAMPRINSIP-PRINSIP DASAR  EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAMjumiati31
 
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.ppt
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.pptPilar-Kesejahteraan-Masyarakat.ppt
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.pptAbdulHanan448138
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamFrsfebby
 
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...Muhammad Jamhuri
 
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.pptAmirrulIkhsan
 
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamPerlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamEsti Rahayu Suwondo
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamRidwan Munir
 
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan NeoimperialismeIndonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan NeoimperialismeAnas Wibowo
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosialYuliana
 
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01Muhammad Izzuddin
 
Politik ekonomi islam
Politik ekonomi islamPolitik ekonomi islam
Politik ekonomi islamel-hafiy
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamNeyna Fazadiq
 

Similar to Khilafah Mampu Atasi Kemiskinan (20)

Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAyat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
 
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam Islam
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam IslamEkonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam Islam
Ekonomi, Kesejahteraan dan Etos Kerja Dalam Islam
 
Ekonomi syari’ah
Ekonomi syari’ahEkonomi syari’ah
Ekonomi syari’ah
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptM_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
 
Ekonomi Islam
Ekonomi IslamEkonomi Islam
Ekonomi Islam
 
Isb djgjhjy
Isb djgjhjyIsb djgjhjy
Isb djgjhjy
 
PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP DASAR  EKONOMI ISLAMPRINSIP-PRINSIP DASAR  EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
 
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.ppt
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.pptPilar-Kesejahteraan-Masyarakat.ppt
Pilar-Kesejahteraan-Masyarakat.ppt
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...
Seri sejarah pemikiran ekonomi Islam: perkembangan fiskal negara di masa perm...
 
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt
391958275-Politik-Ekonomi-Islam-Kemudi.ppt
 
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif IslamPerlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
Perlindungan Sosial Dan Jaminan Sosial dalam Perspektif Islam
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islam
 
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan NeoimperialismeIndonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosial
 
Tugas ekis
Tugas ekisTugas ekis
Tugas ekis
 
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01
Ekonomikebajikandalamperspektifislamslideshow 121209075634-phpapp01
 
Politik ekonomi islam
Politik ekonomi islamPolitik ekonomi islam
Politik ekonomi islam
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islam
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Khilafah Mampu Atasi Kemiskinan

  • 1. NEGARA KHILAFAH MAMPU MENGENTASKAN KEMISKINAN OLEH : ZAMZUL ABU RASID Kemiskinan adalah fenomena yang begitu mudah dijumpai dimana – mana, tidak hanya di desa, tapi juga di kota. Ditengah dampak krisis ekonomi yang belum pulih, pada hari sabtu ( 22 / 06 / 2013) pemerintah dengan berbagai dalih dan alasan menaikan BBM bersubsidi, premium menjadi Rp. 6.500 / liter dan solar Rp. 5.500 / liter, membuat rakyat makin susah, dan ekonomi negeri ini melambat. Kemiskinan pun terus tak dipecahkan. BPS mencatat, pada maret 2013 masih ada 28,7 juta orang miskin atau 11, 37 %. Tapi jumlah penerima raskin 2013 sebelum kenaikan BBM ada 15,5 Juta Rumah Tangga sasaran (RTS) atau 62, juta orang ( asumtif satu keluarga 4 orang ). Jumlah RTS penerima BLSM malah lebih besar lagi. Fakta lapangan menunjukan kemiskinan cenderung miskin kronis. Ini pula yang dirasakan Gubernur DKI Joko Widodo. Saat sidang paripurna DPRD DKI Jakarta April 2013, Jokowi memaparkan PDDK miskin pada September 2012 berjumlah 366.770 orang (3,7%) , lebih tinggi dari angka pada september 20111 berjumlah 355.200 orang ( 3,64 %) Sementara dalam skala internasional, kegagalan dan kerusakan yang disebabkan oleh sistem ekonomi kapitalis semakin nyata dan jelas, menurut laporan global hanger index (GHI) yng dibuat oleh internasional Food policy Recearch Institute, menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 1 miliyar pada dunia yang mengalami kelaparan. Tingkat kelaparan di 25 Negara bahkan sudah mencapai level ekstrim , sementara untuk negara lainnya masih level serius. Tiga faktor yang digunakan untuk menukur GIH Tersebut adalah proporsi masyarakat yang kekurangan pangan disuatu negara, jumlah anak – anak dengan berat di bawah standar dan tingkat kematian anak anak ( www.ifpri.org) 1. Kapitalisme: Akar Masalah Penyebab Kemiskinan Dampak buruk industri kapitalisme dan Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat sebenarnya hal yang wajar karena kesalahan bukan hanya terkait dengan problematik praktikalnya, tapi diyakini berangkat dari kesalahan yang bersifat sangat fundamental, yakni kapitalisme sejak awal mulai dari asas, pandangan tentang problematika ekonomi dan sejumlah gagasan-gagasan derivasinya memang telah keliru. Kapitalisme sebagai sebuah ideologi sekuler telah menghilangkan peran agama dalam pengaturan ekonomi, dari sinilah kemudian muncul paradigma yang salah yang membangun sistem ekonomi kapitalis. Pertama, pandangan tentang konsep kelangkaan (scarcity) barang dan jasa. Kedua, pandangan tentang konsep nilai (value) suatu barang dan jasa yang dihasilkan. Ketiga, pandangan tentang konsep harga dan peranannya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi. Konsep kelangkaan barang dan jasa dalam sistem ekonomi kapitalis muncul karena tidak membedakan antara pengertian kebutuhan (need) dengan keinginan (want). Keinginan (want) manusia memang tidak terbatas dan cenderung untuk terus bertambah dari waktu ke waktu. Sementara kebutuhan manusia tidaklah demikian. Kebutuhan pokok manusia berupa pangan, sandang dan papan dalam kenyataannya adalah terbatas. Kebutuhan manusia menurut pandangan sistem ekonomi kapitalis adalah sesuatu yang diinginkan manusia tanpa memandang apakah itu bermanfaat atau membahayakan manusia, 2. Sistem Ekonomi Islam: Solusi untuk pengentasan kemiskinan Salah satu cabang syariat terpenting yang saat ini banyak dilupakan adalah syariat tentang ekonomi. Syariat Islam memandang perkara ekonomi menjadi dua bagian yaitu ilmu ekonomi yang berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa diproduksi, misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan sumber daya baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu ekonomi; dan sistem ekonomi yang berhubungan dengan pengurusan soal pemuasan kebutuhan dasar tiap individu di dalam masyarakat serta upaya mewujudkan kemakmurannya. Dan ini adalah subyek dari sistem ekonomi Islam dan mewajibkan bagi setiap Muslim termasuk negara untuk terikat dengannya.Sistem ekonomi Islam meliputi: konsep kepemilikan; penggunaan hak milik; dan distribusi kekayaan di antara individu. Dalam konsep kepemilikan, Islam membagi kepemilikan menjadi tiga, yaitu : milik pribadi, milik umum atau milik negara. Kepemilikan umum mencakup sumber alam seperti minyak bumi, tambang emas, perak, tembaga, dan lain-lain; benda-benda yang pembentukannya tidak mungkin dimiliki individu seperti masjid, jalan raya; juga benda-benda vital yang dibutuhkan dan dicari-cari oleh manusia dan memiliki jumlah kandungan (deposit) yang amat
  • 2. besar, misalnya sumber mata air. Dalam kasus Indonesia, seandainya Kepemilikan Umum ini dikelola oleh negara menurut Fahmi Amhar, negara akan mendapatkan dana sekitar 1.764 trilyun tiap tahunBerdasarkan paradigma tersebut, maka Islam telah menetapkan politik ekonomi dan mekanisme ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan dan menjamin kesejahteraan umat manusia. 3. Politik Ekonomi Islam Politik ekonomi Islam seperti yang dijelaskan oleh Abdurahman al-Maliki (2001) dalam bukunya, As- Siyaasah al-Iqtishaadiyah al-Mutslaa (Politik Ekonomi Ideal) adalah jaminan pemenuhan atas pemuasan semua kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) setiap orang serta pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai individu yang hidup dalam masyarakat tertentu yang memilikigaya hidup yang khas. Politik ekonomi Islam diterapkan oleh negara melalui mekanisme dan kebijakan APBN untuk menjamin kesejahteraan umat manusia baik untuk pemenuhan kebutuhan pokok individu maupun kebutuhan pokok masyarakat. Pemenuhan kebutuhan pokok individu Islam telah menjamin pemenuhan kebutuhan pokok pangan, sandang, dan papan, dengan mekanisme yang telah ditetapkan oleh syariat dengan strategi sebagai berikut : 1. Memerintahkan setiap kepala keluarga untuk bekerja. Barang-barang kebutuhan pokok tidak mungkin diperoleh, kecuali manusia berusaha mencarinya. Islam mendorong manusia agar bekerja, mencari rezeki, dan berusaha. Bahkan, Islam telah menjadikan hukum mencari rezeki tersebut adalah fardhu. Banyak ayat dan hadits yang telah memberikan dorongan dalam mencari nafkah, diantaranya : Di dalam ayat Alquran surat Al jumu'ah ayat 10, Allah SWT berfirman: "...Maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak- banyaknya supaya kamu beruntung" (QS al-jumu'ah:10). Banyak sekali hadits yang memotivasi seorang Muslim untuk bekerja diantaranya : "Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni. " (HR Ahmad) 2. Negara wajib menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya, agar rakyat bisa bekerja dan berusaha. Rasulullah SAW pernah memberi dua dirham kepada seseorang dan bersabda: "Makanlah dengan satu dirham, dan sisanya, belikanlah kapak, lalu gunakanlah ia untuk bekerja.” 3. Islam Mewajibkan kepada kerabat dan mahram yang mampu untuk memberi nafkah yang tidak mampu. (lihat QS 2:233) "Kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. 'Seorang tidak dibebani selain menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan ahli waris pun berkewajiban demikian... " (QS a]- Baqarah: 233). 4. Kewajiban negara (Baitul Maal) untuk memenuhi jika tidak mampu bekerja dan tidak ada ahli waris yang mampu menafkahinya. Negara wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya bagi yang tidak mampu bekerja dan tidak memiliki ahli waris baik dananya berasal dari harta zakat yang merupakan kewajiban syar'i, maupun harta lain yang ada di Baitul Maal. Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat Pendidikan, kesehatan, dan keamanan adalah kebutuhan asasi dan harus dipenuhi oleh manusia dalam hidupnya. Dalam sistem Islam, kebutuhan jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan mewajibkan negara secara langsung memenuhi kepada setiap individu rakyat. Dalil yang menunjukkan adalah tindakan Rasulullah SAW yang bertindak sebagai kepala negara, dalam bidang keamanan Rasululloh SAW memberikan keamanan kepada setiap warga negara (Muslim dan non Muslim/kafir dzimmi) sebagaimana sabdanya: "Sesungguhnya aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaha illallahu Muhammadur Rasulullah. Apabila mereka telah melakukannya (masuk Islam atau tunduk pada aturan Islam), maka terpelihara olehku darah-darah mereka, harta-harta mereka, kecuali dengan jalan yang hak. Adapun hisabnya terserah kepada Allah" (HR Bukhari, Muslim, dan pemilik sunan
  • 3. yang empat). Dalam masalah pendidikan Rasulullah SAW pernah menetapkan kebijakan terhadap tawanan perang Badar, apabila seorang tawanan telah mengajar 10 orang penduduk Madinah dalam hal baca dan tulis akan dibebaskan sebagai tawanan. Sementara dalam masalah kesehatan Rasulullah SAW pernah membangun tempat pengobatan untuk orang-orang sakit dan membiayainya dengan harta dari Baitul Mal. Keberhasilan negara khilafah dalam mengatasi kemiskinan Solusi yang ditawarkan Islam dalam mengatasi kemiskinan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bukan hanya pada tataran konsep semata. Perjalanan panjang sejarah kaum Muslim, membuktikan bahwa Solusi tersebut benar-benar dapat realisasikan. Yaitu ketika kaum Muslim hidup di bawah naungan Negara Khilafah yang menerapkan Islam secara kaffahDalam kitab al-Amwaal karangan Abu Ubaidah, diceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khathab pernah berkata kepada pegawainya yang bertugas membagikan shadaqah, “jika kamu memberikan, maka cukupkanlah," selanjutnya beliau berkata lagi, “Berilah mereka itu sedekah berulangkali sekalipun salah seorang di antara mereka memiliki seratus unta." Beliau menerapkan politik ekonomi yang memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan primer rakyat. Beliau mengawinkan kaum Muslim yang tidak mampu; membayar utang-utang mereka, dan memberikan biaya kepada para petani agar mereka menanami tanahnya. Kondisi politik seperti ini terus berlangsung hingga masa Daulah Umayah di bawah pemerintahan Khahfah Umar bin Abdul Aziz. Pada saat itu, rakyat sudah sampai pada taraf hidup ketika mereka tidak memerlukan bantuan harta lagi. Pada tahun kedua masa kepemimpinannya, Umar bin Abdul Aziz menerima kelebihan uang Baitul Mal secara berlimpah dari gubernur Irak. Beliau lalu mengirim Surat kepada gubernur tersebut, 'Telitilah, barang siapa berutang, tidak berlebih-lebihan dan foya- foya, maka bayarlah utangnya". Dalam kesempatan lain, Umar bin Abdul Aziz memerintahkan pegawainya untuk berseru setiap hari di keru¬munan khalayak ramai, untuk mencukupi kebutuhannya masing-masing. “Wahai manusia! Adakah di antara kalian orang-orang yang miskin? Siapakah yang ingin kawin? Ke manakah anak-anak yatim?" Ternyata, tidak seorang pun datang memenuhi seruan tersebut. Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini, tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim, tetapi juga kepada orang non Muslim yang menjadi warga Negara Khilafah. Orang-orang non Muslim mempunyai hak yang sama dengan orang Muslim, tanpa ada perbedaan. Sebagai contoh, dalam akad dzimmah yang ditulis oleh Khalid bin Walid untuk menduduk Hirah di Irak yang beragama Nasrani, disebutkan: "Saya tetapkan bagi mereka, orang yang lanjut usia yang sudah tidak mampu bekerja atau ditimpa suatu penyakit, atau tadinya kaya, kemudian jatuh miskin, sehingga teman-temannya dan para penganut agamanya memberi sedekah; maka saya membebeaskannya dari kewajiban membayar jizyah. Untuk selanjutnya dia beserta keluarga yang menjadi tanggungannya, menjadi tanggungan Baitul Mal kaum Muslim." Bahkan Amerika Serikat yang saat ini banyak melakukan kejahatan terhadap kaum Muslimin, negara dan rakyatnya pernah dibantu oleh Kekhilafahan Ustmani, hal ini dapat dilihat Surat ucapan terima kasih dari pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah ke sana yang sedang dilanda kelaparan (pasca perang dengan Inggris) abad ke-18. 4. PENUTUP Demikianlah beberapa gambaran sejarah kaum Muslim, yang menunjukkan betapa Islam yang mereka terapkan ketika itu benar-benar membawa keberkahan dan kesejahteraan hidup. Bukan hanya bagi umat Muslim tapi juga bagi umat non Muslim yang hidup di bawah naungan Islam. Jika demikian halnya, masihkah umat ini tetap rela hidup tanpa Khilafah Islamiyyah? (Disampaikan pada HS, Ahad 23 Maret 2014)