2. Sebuah karangan ilmiah tidak mungkin
baik bila paragraf-paragraf penyusunnya tidak
baik.
Sama halnya dengan paragraf, tidak mingkin
menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat
penyusunnya juga tidak baik.
Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin
diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata
penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
3. Paragraf adalah …
Paragraf merupakan perpaduan kalimat-
kalimat yang memperlihatkan kesatuan
pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan
dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut. KATA KUNCI
Bagian tulisan atau karangan
Himpunan kalimat
Kesatuan pikiran
4. Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu bahasa tulis dan lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang
dituliskan atau dicetak, berupa karangan, sedangkan bahasa
lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa
pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis paragraf merupakan
bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan merupakan
bagian dari suatu tuturan.
5. Syarat penulisan paragraf yang baik
Paragraf yang baik hendaknya memenuhi
tiga syarat, yaitu (1) kesatuan,(2) kepaduan, dan
(3) isi yang menandai (Soedjito 1991).
6. “Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran”
Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf
perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu.
Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau
ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu
dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan
dari paragraf.
a. kesatuan
7. Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira
dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final
Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga
Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai
utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan
itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan
selama ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu
medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu
ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke
tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi
puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena
kejurnas.
8. Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan
kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antarkalimat.
Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan
kalimat-kalimat dalam paragraf itu.
Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang
atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
b. kepaduan
9. (1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu,
berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
(2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,
sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
(3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan
dengan itu.
(4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.
(5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
(6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan
kata lain, sebagai simpulan.
(7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
(8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
10. Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah
menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu,
bursa efek Indonesia mulai guncang menampung
serbuan para pemburu saham. Agaknya, pemilik-
pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya
saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek
berusaha menampung minat pemilik yang menggebu-
gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG)
dalam tempo cepat melampaui angka 100
persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat
101,828 persen.
11. Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai
jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan
patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua
kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling
tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa
kalimat penjelas.
c. Isi yang memadai
13. PARAGRAF DEDUKTIF
Kalimat utama
Memang benar masalah utama dewasa iniMemang benar masalah utama dewasa ini
adalah soal penyebaran penduduk yang tidak merata.adalah soal penyebaran penduduk yang tidak merata.
Tetapi memindahkan manusia tidak semudahTetapi memindahkan manusia tidak semudah
memindahkan barang.memindahkan barang. Bahkan harus bisa
menunjukan prospek hidup yang lebih baik. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain
faktor-faktor ekonomi dan sosial psikologis. Faktor
ekonomi, misalnya daerah-daerah yang baru dibuka
harus bisa paling tidak menjamin kelangsungan hidup
transmigran.
14. PARAGRAF INDUKTIF
Kalimat utama
Seorang pelukis bila melihat sawah luas membentang
sampai ke kaki gunung, akan tergerak hatinya untuk
mengabadikannya dengan alat lukisnya. Seorang insinyur
pertanian melihat sawah tersebut mungkin dalam
pikirannya timbul gagasan bagaimana cara meningkatkan
hasil padinya. Lain pula pandangan seorang pemain
layang-layang. Ia melihat sawah yang luas membentang
itu sebagai arena mengadu layang-layang yang bebas dari
segala bahaya. Jadi, nyatalah bahwa tanggapan dan sikap
terhadap sesuatu bergantung pada keahlian atau
kesenangannya.
15. PARAGRAF CAMPURAN
Kalimat utama
Kalimat utama
Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan sistim makna
yang khusus. Hal ini ditentukan oleh kerangka alam pikiran pemakai
bahasa itu. Bahasa Indonesia, misalnya, tidak mengenal bentuk jamak
dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja berdasarkan perbedaan
waktu. Bahasa Inggris tidak mengenal perbedaan tingkatan
berdasarkan tata tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak mengenal kata
yang berarti “lembu”, tetapi mengenal kata yang berarti “lembu putih,
lembu merah”, dan sebagainya. Berdasarkan kenyataan itu para
linguis mengatakan; bahwa setiap bahasa mempunyai sistem
fonologi, gramatika, serta sistem semantik yang khusus.
18. Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu
pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa
contoh-contoh kongkret.
b. Pengembangan Paragraf dengan Pemberian Contoh
Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya
terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif.
Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya
kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemangyang
mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan.
Adapun kesalahan penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat
yang panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti
penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam bab ini
dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
19. Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu
pernyataan, kemudian disebutkan rincian-rincian berupa
contoh-contoh kongkret.
b. Pengembangan Paragraf dengan Pemberian Contoh
Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya
terletak pada pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif.
Kesalahan pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya
kata sering, mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemangyang
mengarah pada ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan.
Adapun kesalahan penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat
yang panjang yang di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti
penulisan kata dapat, telah, dan adalah pada kalimat Dalam bab ini
dapat dituliskan dua hal yang telah menjadi temuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
20. Pengembangan paragraf dengan cara ini mula-mula
dikemukakan pendapat umum yang menjadi pikiran pokok
kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta-
fakta yang meyakinkan pendapat tersebut.
c. Pengembangan Paragraf dengan
Menampilkan Fakta-Fakta
Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan
paragraf secara efektif. Kagagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya
fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat-kalimat yang koheren serta
berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu
kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu, sering dijumpai tulisan
yang sukar dipahami sebab tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya
untuk menghasilkan argumen yang meyakinkan.
21. Alasan-alasan yang digunakan untuk mengembangkan paragraf jenis ini dapat berupa
sebab-akibat atau akibat-sebab.
Dalam pengembangan jenis sebab-akibat, lebih dahulu dikemukakan fakta yang
menjadi sebab terjadinya sesuatu kemudian diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya.
Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran utama, sedangkan akibat merupakan pikiran-
pikiran penjelas.
d. Pengembangan Paragraf dengan
Memberikan Alasan-Alasan
(1) Kemampuan menyusun paragraf yang baik adalah modal
kesuksesan bagi mahasiswa. (2) Ia dapat mengungkapkan ide atau
gagasannya dengan jelas kepada dosen atau kepada partisipan ketika
berdiskusi. (3) Tugas-tugas juga terbaca dan dapat dipahami dengan
cepat oleh dosen karena ide, gagasan, maupun argumentasinya
dipaparkan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, padat,
dan jelas. (4) Dosen tidak segan memberikan nilai yang bagus karena
tidak memusingkan kepala ketika memeriksa dan argumentasinya jelas
meskipun kurang tepat.
22. Dalam jenis pengembangan ini dipaparkan semua
persamaan dan atau perbedaan tentang dua atau lebih
objek/gagasan.
e. Pengembangan Paragraf dengan
Perbandingan
(1) Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal cipta sastra
yang disebut pantun dan syair. (2) Kedua cipta sastra itu berbentuk puisi
dan tergolong hasil sastra lama. (3) Kedua puisi lama itu jumlah baris-
barisnya sama, yaitu empat baris. (4) Baik pantun maupun syair seperti
pada bentuk aslinya, tidak kita jumpai pada cipta sastra masa kini. (5)
Kalau pun ada, biasanya hanya dalam nyanyian saja.
23. Definisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai
untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan
atau uraian menuju pada perumusan definisi itu.
f. Pengembangan Paragraf dengan Definisi Luas
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan
sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat
pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan
gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada
kemampuan pengarang dalam memaparkan atau memberikan
penjelasan ide atau gagasan yang disampaikan.
24. Dalam jenis pengembangan ini, rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri
atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi,
misalnya terdapat campuran umum-khusus dengan sebab akibat, sebab-
akibat dengan perbandingan, contoh-contoh dengan perbandingan, dan
sebagainya.
g. Pengembangan Paragraf dengan Campuran
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan
sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat
pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan
gampang dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada
kemampuan pengarang dalam memaparkan atau memberikan
penjelasan ide atau gagasan yang disampaikan.
25. (1) Bahasa tutur ialah bahasa yang dipakai dalam pergaulan
sehari-hari, terutama dalam percakapan. (2) Pada umumnya
bersahaja/sederhana dan singkat bentuknya. (3) Kata-kata yang
digunakan tidak banyak macam dan jumlahnya. (4) Lagi pula hanya
menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari. (5) Untuk itu,
digunakan kata kata tutur, yaitu kata yang hanya boleh dipakai dalam
bahasa tutur, misalnya bilang, bikin, sendirian, nggak, emang,
dipikirin, dan sebagainya. (6) Sering pula kata-katanya dibentuk secara
salah, misalnya dibikin betul(dibetulkan), belum lihat (belum
melihat), merobah(mengubah), dan sebagainya. (7) Lafalnya pun sering
menyimpang dari lafal yang umum,
misalnya: dapet(dapat),malem (malam), ampat (empat), dipersilahkan (
dipersilakan), dan sebagainya. (8) Bahkan sering juga menggunakan
urutan kata yang menyimpang dari bahasa umum, misalnya ini hari, itu
orang, lain hari, lain kali, dan sebagainya
26.
27. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Menggunakan metode analisis penalaran:
a. pengurutan gagasan yang logis
b. Penghubungan sebab-akibat
c. Pemrosesan
d. Pendefinisian
2. Menggunakan metode ilustrasi:
a. Pencotohan
b. Pembandingan dan pertentangan
c. Pengisahan
28. a) Sebab-Akibat
Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet
dan semrawut. Lebih dari separuh jalan
kendaraan kembali tersita oleh kegiatan
perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya,
pemerintah akan memasang pagar pemisah
antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini
juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda
pedagang kaki lima tempatmereka diizinkan
berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa
dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki
lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan,
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
29. 1) Model Contoh-contoh
masih berkisar tentang pencemaran
lingkungan, gubernur Jawa Tengah memberi
contoh tentang jambu mete di Mayong Jepara
yang diserang ulat kipat atau Cricula
Trifenestrata. Ulat ini timbul akibat berdirinya
peternakan ayam di tengah-tengah
perkebunan tersebut. menurut gubernur, izin
peternakan ayam di Mayong itu diberikan
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. “Kalau hal ini memang benar, lain
kali kita harus hati-hati dalam memberikan
izin mendirikan suatu usaha”, ujar gubernur
30. 2) Perbandingan dan Pertentangan
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan
mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum
seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar
kota paling senang mengenakan pakaian yang
praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya
dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi
pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya
berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian
sekaligus dua kali setahun. Ia lebuh cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya
memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman dan
upacara resmi pembukaan parlemen.
Contoh-contoh
31. 3. Pengisahan
Pada tahun 1977 ia lulus ujian negara MTs. Satu
setengah tahun berikutnya, ia lulus ujian negara PGA
4 tahun yang hampir saja tidak diikutinya karena
merasa sudah cukup dengan ijazah MTs. Padahal
dengan ijazah PGA 4 tahun, ia dapat melanjutkan ke
PGAN Kudus langsung kelas 2 pada tahun 1979 dan
lulus pada 1981. Ia baru saja benar-benar berniat
melanjutkan studi ketika hampir lulus dari PGAN dan
diterima pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP Surabaya. Pada tahun 1982 ia dan
teman-temannya transfer secara klasikal ke jenjang
S1 sampai lulus pada tahun 1985 (Asrori, 1998:215)
32. PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Berdasarkan Teknik
1) Klimaks dan antiklimaks
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman
sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia.
Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada taraktor yang
dijalan kan dengan mesin uap. Modelnya kira-kira seperti mesin
giling yang digerakkan dengan uap. Pada waktu tank menjadi
pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model
seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang
masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda
rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar.
Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam
pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun
tidak kalah saing dalam bidang ini. Produksi Jepang yang khas di
Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya
mengalami perubahan dari model-model sebelumnya (Gorys
Keraf, 1980)
33. 2) Umum-Khusus
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia
adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928. kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyataan bahawa bahasa
Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah
menjadi Lingua Franca selama berabad-abad di
seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu
dengan bahasa derah yang lain untuk mencapai
kedudukannya sebagai bahasa nasional.
34. Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan
serta surat-menyurat yang dikeluarkan pemerintah
dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam
bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato
kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa
Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi
kepentingan komunikasi antarbangasa kadang-kadang
pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian
bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain,
komunikasi timbal balik antar pemerintah dan
masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
35. 3) Analogi
Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan.
Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan
dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda,
tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta-Surabaya telah
dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang
panjang penuh barang dan orang, hanya ditaik dengan
kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah
membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air
dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke
dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi,
telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi
monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan
benda-benda kecil buatan manusia.
36. 5. PENGEMBANGAN PARGRAF
• Alamiah spasial
• Klimaks Kronologis
• Analogi
• Sebab akibat
• Contoh-contoh
• Definisi luas
• Perbandingan dan pertentangan
• Klasifikasi
37. URAIAN DAN CONTOH
Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya
akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-pikiran
penjelas. Tiap pikiran penjelas dapat dituang ke
dalam satu kalimat penjelas atau lebih. Malahan
ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas
dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Tetapi
sebaiknya sebuah pikiran penjelas dituang ke
dalam sebuah kalimat penjelas. Dalam sebuah
paragraf terdapat satu pikiran utama dan
beberapa pikiran penjelas. Inilah yang dinamakan
paragraf.
38. CONTOH
Kerangka paragraf: pikiran utama: keindahan alam yang
mengecewakan
Pikiran penjelas: - manusia telah mengubah segalanya
- hutan, sawah, dan ladang tergusur
- pohon sudah tidak ada
-pagar bunga telah berganti
- pembangunan gedung-gedung
mewah
Kerangka di atas dapat dikembangkan menjadi sebuah
paragraf. Cobalah anda perhatikan cara pengembangannya
39. Bernostalgia tentang indahnya alam di Batu-
Malang, hanya akan menimbulkan kekecewaan.
Dalam kurun waktu 30 tahun, dinamika kehidupan
anak-anak manusia telah mengubah segala-galanya.
Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh
berbagai bentuk bangunan yang meeluncur dari kota.
Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan
jeruji besi. Pagar tanaman bungan yang bermekaran
dengan indahnya, telah diterjang tembok beton yang
kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung
plaza megah yang menelan biaya milyaran. Arus
modernisasi dengan angkuhnya telah menelan
kemesraan desa ini dari berbagai penjuru
40. 1. Repetisi atau Pengulangan
Bahan yang dipakai untuk karangan ini adalah
surat kabar dan majalah yang terbit antara tahun
1928 dan 1945 koleksi Museum Pusat. Jumlah
surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pada
tahun 1928 ada 26 buah, pada tahun 1930 ada 27
buah, pada tahun 1935 ada 15 buah, pada tahun
1940 ada 4 buah, dan pada tahun 1945 ada 22
buah. Di antara tahun 30-an terdapat peredaran
surat kabar Indonesia sebanyak 1.000 lembar per
hari bagi lebih kurang 50 juta orang
41. 2. Penggunaan kata ganti
Dengan penuh kepuasan Pak Marto
memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan
subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa
bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah
terbayang di matanya orang sibuk memotong,
memanggul padi berkarung-karung, dan
menimbunnya di halaman rumah. Tentu istri,
anak, dan calon menantunya, Acep akan
bergembira. Hasil panen yang berlimpah ini tentu
dapat mengantarkan mereka ke mahligai
perkawinan.