3. Pengertian
• Paragraf merupakan bagian dari karangan
(tertulis) atau bagian tuturan (kalau lisan).
• Sebuah paragraf ditandai oleh suatu
kesatuan gagasan yang lebih tinggi atau
lebih luas daripada kalimat.
• Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah
kalimat.
• Kalimat-kalimat itu saling bertalian untuk
mengungkapkan gagasan tertentu.
4. Unsur-unsur Gagasan
1. Gagasan Utama
Gagasan utama adalah gagasan yang
menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraf.
Gagasan utama yang eksplisit (jenis
paragraf deduktif, induktif atau paragraf
campuran).
Gagasan utama yang implisif (paragraf
deskriptif atau naratif)
5. 2. Gagasan Penjelas
Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya
menjelaskan gagasan utama. Kalimat yang
mengandung gagasan penjelas disebut kalimat
penjelas.
Kalimat penjelas berisikan:
a. Contoh-contoh;
b. Ilustrasi-ilustrasi;
c. KutipUraian-uraian kecil;
d. an-kutipan; atau
e. Gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
6. Contoh gagasan penjelas.
Karyawan-karyawan di suatu kantor tidak
dapat bekerja dengan tenang karena kepala
kantornya bersikap keras dan kaku. Sering kali
dia bersikap seakan-akan dia sendiri yang
paling benar. Semua kehendaknya harus
diikuti. Akibatnya suasana kerja di kantor itu
sama sekali tidak menyenangkan.
7. JENIS-JENIS PARAGRAF
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di
awal paragraf.
Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf dinyatakan dalam
kalimat pertama.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas
krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan
masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65%; demikian pula
perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran
sepanjang tahun, sektor sektor kehutanan masih tumbuh 2,95%. Secara
umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik
bruto (PDB) meningkat dari 18,07% menjadi 18,04%. Padahal selama 30
tahun terakhir, pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
8. JENIS-JENIS PARAGRAF
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak
di akhir paragraf.
Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian.
Kemudian fakta-fakta tersebut digeneralisasikan ke dalam sebuah
kalimat.
Contoh :
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, Shin-chan tidak
dianggap sebagai role model yang baik buat anak-anak. Protes pun
bermunculan. Ruang surat pembaca di koran-koran dipenuhi dengan
keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu.
Umumnya surat itu datang dari kalangan ibu. Menurut mereka dalam
suratnya, kelakuan negatif Shin-chan ternyata diikuti oleh anak-anak.
Shin-chan, di mata para orang tua Indonesia, adalah setan kecil
penebar virus.
9. JENIS-JENIS PARAGRAF
3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
• Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak
pada kalimat pertama dan kalimat terakhir.
Contoh :
• Tiap bahasa mempunyai sistem ungkapan dan sistim makna yang
khusus. Hal ini ditentukan oleh kerangka alam pikiran pemakai
bahasa itu. Bahasa Indonesia, misalnya, tidak mengenal bentuk jamak
dan tunggal, juga perubahan bentuk kata kerja berdasarkan
perbedaan waktu. Bahasa Inggris tidak mengenal perbedaan
tingkatan berdasarkan tata tingkat sosial. Bahasa Zulu tidak mengenal
kata yang berarti “lembu”, tetapi mengenal kata yang berarti “lembu
putih, lembu merah”, dan sebagainya. Berdasarkan kenyataan itu
para linguis mengatakan; bahwa setiap bahasa mempunyai sistem
fonologi, gramatika, serta sistem semantik yang khusus.
10. JENIS-JENIS PARAGRAF
4. Paragraf Deskriptif/Naratif
Jenis paragraf ini, gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat.
Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Semua kalimatnya
merupakan kalimat penjelas.
Contoh :
Sikap santun dan penuh hormat kepada Umi bersemi sejak kanak-
kanak. Umi disayang oleh semua orang, mulai dari kakek, nenek, ayah
saya pokoknya semua memanjakan beliau. Sampai dia dapat suami,
suaminya pun sayang dan memanjakan Umi saya. Umi orangnya aktif
sehingga jarang memasak untuk keluarga. Sekali memasak, Umi
membuat rendang banyak-banyak untuk kebutuhan satu bulan,
karena Umi sering pergi lama untuk urusan organisasi. Yang memasak
Bapak, yang memperbaiki kompor dan memanjakan Umi juga Bapak.
11. SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN PARAGRAF YANG BAIK
1. Kepaduan Makna (Koheren), apabila ada kekompakan antara
gagasan yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
2. Kepaduan Bentuk (Kohesif), berkaitan dengan penggunaan kata-
katanya.
Kekohesifan ditandai:
a. Hubungan penunjukkan, ditandai oleh kata-kata (ini, itu, tersebut,
berikut, tadi);
b. Hubungan pergantian (Saya, kami, mereka, kita, engkau, anda);
c. Hubungan Pelesapan ( sebagian, seluruhnya);
d. Hubungan perangkaian (lalu, kemudian, akan tetapi, sementara
itu, selain itu, jadi, akhirnya);
e. Hubungan Leksikal (pengulangan kata, sinonim, hiponim).
12. POLA-POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Pengembangan paragraf mencakup dua
persoalan utama, yaitu:
1. Kemampuan memerinci gagasan utama
paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas;
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan
penjelas ke dalam urutan yang teratur.
13. POLA-POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
1. Paragraf Narasi
Paragraf Narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-
olah mengalami sendiri kejadian yang
diceritakan itu.
Tiga unsur utama yakni tokoh-tokoh, kejadian,
dan latar atau ruang dan waktu.
14. Paragraf Narasi
Narasi Fiksi
1. Menyampaikan
makna/amanat secara
tersirat;
2. Menggugah imajinasi;
3. Penalaran difungsikan
sebagai alat pengungkap
makna, kalau perlu
diabaikan;
4. Bahasa cenderung figuratif
dan menitikberatkan
penggunaan konotasi.
Narasi Nonfiksi
1. Menyampaikan informasi
yang memperluas
pengetahuan;
2. Memperluas
pengetahuan/wawasan;
3. Penalaran digunakan
sebagai sarana untuk
mencapai kesepakatan
rasional;
4. Bahasanya cenderung
informatif dan
menitikberatkan
penggunaan denotasi.
15. POLA-POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf Deskripsi Adalah jenis paragraf yang menggambarkan
sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan :
a) Pola Spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
atas ruang dan waktu.
b) Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat
sesuatu.
16. POLA-POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
3. Paragraf Eksposisi
Adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu
hal atau objek. Untuk memaparkan masalah, paragraf
eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk
dan data lainnya.
Pola pengembangan :
a) Pola Proses, merupakan suatu urutan dari tindakan-
tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu
kejadian atau peristiwa.
17. POLA-POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF
b) Pola Sebab Akibat, dalam hal ini, sebab bisa
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya.
Dapat pula sebaliknya.
c) Pola Ilustrasi, dalam hal ini pengalaman-
pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi
yang paling efektif.
18. POLA-POLA
PENGEMBANGAN PARAGRAF
4. Paragraf Argumentasi
Argumen bermakna ‘alasan’. Argumentasi
berarti ‘pemberian alasan yang kuat dan
meyakinkan’.
Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-
bukti yang kuat dan meyakinkan.
19. Persamaan dan Perbedaan Antara
Paragraf Eksposisi dan Argumentasi
Persamaan
1) Sama-sama menjelaskan
pendapat, gagasan, dan
keyakinan.
2) Sama-sama memerlukan fakta
yang diperjelas dengan angka,
peta, grafik, gambar dll.
3) Sama-sama memelukan
analisis dalam pembahasannya.
4) Sama-sama menggali ide dari
pengalaman, pengamatan dan
penelitian, sikap dan keyakinan.
Perbedaan
1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan
dan menerangkan sehingga
pembaca memperoleh informasi
yang sejelas-jelasnya. Argumentasi
bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca sehingga pembaca
menyetujui pendapat, sikap dan
keyakinan kita benar.
2) Eksposisi menggunakan contoh,
grafik dll untuk menjelaskan sesuatu.
Argumentasi memberi contoh,
grafik dll untuk membuktikan bahwa
sesuatu yang dikemukakan itu
benar.
3) Penutup pada akhir eksposisi
menegaskan lagi yang telah
diuraikan sebelumnya. Penutup
pada akhir argumentasi berupa
kesimpulan dari uraian sebelumnya.