SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Penerjemahan Sastra
Sugeng Hariyanto
(sugenghari @ gmail.com)
Ponorogo,2Sept2015
A. Penerjemahan (Sastra)
Penerjemahan
• proses menulis ulang makna
atau pesan yang terkandung
di dalam suatu naskah ke
dalam naskah yang ditulis di
dalam bahasa lain.
Penerjemahan sastra
• proses menulis ulang makna
atau pesan yang terkandung
di dalam suatu naskah ke
dalam naskah yang ditulis di
dalam bahasa lain dengan
menghadirkankembali
(mempertahankan)
keindahannya.
Gambar 1: “Dinamika Penerjemahan
(Newmark, 1988)
”
Teks
Penulis
Bsu
Norma BSu
Budaya BSu
Latar BSu
Pembaca BSa
Norma BSa
Budaya BSa
Latar BSa
“Keb
e-naran”
PenerjemahBahasa
Sumber ( BSu )
Bahasa
sasaran ( BSa )
Dinamika Penerjemahan
Gambar1:“Dinamika Penerjemahan
(Newmark, 1988)
”
Teks
Penulis
Bsu
Norma
BSu
Budaya
BSu
Latar BSu
Pembaca BSa
Norma BSa
Budaya BSa
Latar BSa
“Kebe-
naran”
Penerjemah
Bahasa
Sumber (BSu)
Bahasa
sasaran (BSa)
Dinamika Penerjemahan
Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.
Teori polisistem
• Adakah jenis seperti itu di
dalam bahasa Indonesia?
• Apakah bentuk aslinya
begitu unik?
• Bisakah budaya bahasa
sasaran begitu menghargai
bentuk sastra asalnya?
Jika jawaban untuk nomor 1
dan 3 adalah “tidak”, maka
bentuk sastra asal akan
disesuaikan dengan bentuk
sastra sasaran.
Menjembatani ruang dan waktu
Terjemahan sastra bisa menjembatani:
-Ruang
-Waktu
-Ruang dan waktu
Tiga syarat penerjemah sastra
• Kepekaan tinggi terhadap keindahan sastra
• Memahami bahasa sumber hampir sempurna
– Sistem tulisan
– Pemahaman makna
– Penafsiran pesan
• Menguasai bahasa sasaran dengan sempurna
– Sistem tulisan
– Memindahkan makna
– Menyampaikan pesan (keterampilan menulis sastra)
Jenis sastra:
•prosa fiksi
•Drama
•Puisi
B. Penerjemahan Prosa Fiksi
Prosa Fiksi
Panjang dan penyajiannya
• Novel
• Cerpen
• Cerbung
isinya
• Romans
• Horor
• Humor
• Dll.
Unsur prosa fiksi (Luxemburg: 1984)
Unsur dalam fiksi sumber
• tokoh,
• alur,
• latar,
• judul,
• sudut pandang,
• Gaya,
• nada
Unsur dalam fiksi sasaran
• tokoh,
• alur,
• latar,
• judul,
• sudut pandang,
• Gaya,
• nada
Apakah semuanya harus sama?
tokoh
• Nama
• Karakteristik
– Bahasa
– Psikologis
– Fisik
– Dll.
pelaku
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
alur
• runtut
• flashback
rangkaian
peristiwa yang
disusun
berdasarkan
hubungan
kronologis,
kausalitas, atau
hubungan logis
lainnya
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
latar
• tempat,
• waktu,
• sosial.
Tempat
terjadinya cerita
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
(Ini tidak boleh dikacaukan dengan latar
penulisan teks seperti di dalam gambar 1 di
depan.)
judul
• tokoh,
• latar,
• tema,
• kombinasi
Warta singkat
apa yang bisa
diharapkan dari
cerita itu
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
Sudut pandang
• sudut pandang orang pertama
(sudut pandang akuan)
– (a) sudut pandang akuan sertaan
– (b) sudut pandang akuan
taksertaan
• orang ketiga (sudut pandang
diaan).
• Sementara sudut pandang diaan
– (a) sudut pandang diaan maha
tahu
– (b) sudut pandang diaan terbatas
arah pengisahan
cerita
(siapa yang
bercerita)
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
gaya
• pilihan kata,
• imajeri (citraan),
• pola kalimat.
bagaimana
penulis
mengungkapkan
ide, emosi, atau
isi hatinya.
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
Kesulitan utama penerjemahan prosa fiksi ada di
sini, di semua unsur ini.
nada
• santun,
• sinis
• Serius
• humor
cara
pengekspresian
sikap pengarang
terhadap ide
atau pembaca
Mana yang paling sulit
diterjemahkan?
Nada dihasilkan oleh kombinasi unsur gaya, jadi
terikat erat dengan gaya.
tema
Ide dasar yang
ingin
disampaikan
lewat cerita
Baca dan analisis unsurnya
Baca dan analisis unsurnya
Baca cerita 2 dan analisis serta
bandingkan hasilnya dengan cerita 1
Cara menerjemahkan prosa fiksi (1)
Menurut Belloc, seperti yang dikutip oleh Basnett-McGuire (1980: 116):
• Penerjemahan tidak boleh dilakukan kata per kata atau kalimat per
kalimat saja, tetapi dia harus selalu mempertimbangkan keseluruhan
karya. Jadi, naskah BSu harus dianggap naskah aslinya sebagai satu
kesatuan unit yang integral, meskipun saat menerjemahkannya mungkin
mengerjakannya kalimat per kalimat.
• Idiom harus dialihkan menjadi idiom pula, tidak diterjemahkan menjadi
ungkapan biasa. Sebagai contoh, “cebol nggayuh lintang” di dalam cerpen
“Impen Kang Mranggas” harus diupayakan dicarikan padanan idiomnya di
dalam bahasa Indonesia tidak cerpen itu diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Padanannya adalah “pungguk merindukan bulan”. Apabila tidak
ada padanannya, barulah diterjemahkan menjadi ungkapan biasa.
• Penerjemahan sastra harus mengalihkan muatan emosi atau perasaan
yang dikandung oleh ekspresi tertentu ke dalam bahasa sasaran.
Cara menerjemahkan prosa fiksi (2)
• Kata-kata atau struktur yang sepintas sama di bahasa sasaran dan bahasa sumber
belum tentu memiliki makna yang sama.
– kata “kadang” dalam bahasa Jawa tidak sama dengan “kadang” dalam bahasa Indonesia., atau
“gojeg” seperti dalam potongan cerpen kedua di atas dan “go-jek” atau “ojek” dalam bahasa
Indonesia. Kata “gandheng" di dalam potongan cerpen pertama juga tidak sama dengan kata
“gandeng” dalam bahasa Indonesia.
• Kalimat dan ungkapan bisa diubah, yang penting makna dan keindahannya sama
karena menurut Belloc inti penerjemahan prosa fiksi adalah membangkitkan "jiwa
asing" (isi cerita) di dalam raga "raga pribumi" (bahasa sasaran).
– Coba terjemahkan kalimat dari potongan cerpen pertama ini ke dalam bahasa Indonesia.
“Kemayu kaya ayu-ayua dhewe sajagad, tur yen prentah uwong sadeg sak nyet
kaya prentah menyang bature wae”.
• Pengubahan kalimat seperti pada nomor lima tidak boleh menambah hiasan yang
bisa membuat cerita dalam BSa itu lebih indah atau mengurangi keindahan
sehingga cerita hasil terjemahan menjadi lebih buruk. Tugas penerjemah adalah
menghidupkan "jiwa asing" itu, bukan mempercantiknya, apalagi
memperburuknya, demikian menurut Suryawinata dan Hariyanto (2003).
Latihan: coba terjemahkan salah satu
potongan cerpen di atas
• Ingat hasil analisis unsur
• Tentukan mana yang penting untuk dialihkan,
mana yang boleh tidak dialihkan
• Mulai terjemahkan kalimat per kalimat, jangan
lupa mempertimbangkan makna dan pesan
yang ingin disampaikan di dalam paragraf atau
seluruh cerita.
Menerjemahkan puisi
Apakah puisi?
• puisi/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dl bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata
secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan
membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna
khusus; 3 sajak;
• -- bebas puisi yg tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah
larik dl setiap bait, jumlah suku kata dl setiap larik;
-- berpola puisi yg mencakupi jenis sajak yg susunan lariknya berupa bentuk
geometris, spt belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru,
ataupun bentuk lain;
-- dramatik Sas puisi yg memiliki persyaratan dramatik yg menekankan tikaian
emosional atau situasi yg tegang;
-- lama puisi yg belum dipengaruhi oleh puisi Barat, spt pantun, gurindam, syair,
mantra, dan bidal;
-- mbeling sajak ringan yg tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan
tegang; sajak main-main;
• (Menurut KBBI)
Masalah dalam penerjemahan karya
sastra (Suryawinata, 1982)
• linguistik,
• sastrawi dan estetik (keindahan),
• sosial-budaya.
Masalah linguistik
• sanding kata (kolokasi)
• struktur sintaktik non-standar
Masalah linguistik (1)
sanding kata (kolokasi)
• kolokasi sintagmatik atau horizontal
– make a speech (bukan say a speech), run a meeting (bukan do a
meeting), dll.
• Kolokasi pragmatik (vertikal)
– Kata dalam medan makna yang sama atau bertentangan secara
semantik. Msl. Land, sea, air sama persis dengan tanah, laut,
udara.
– Gunakan padanannya di dalam TL jika ada, tetapi hati-hati,
barang kali ada beda makna
– I find you in every woods and gardens.
Masalah linguistik (2)
struktur sintaktik non-standar
• mungkin sengaja ditulis
• harus diupayakan dijaga di BSa.
Langkah pertama adalah mencari struktur ‘dalam’
yang sebenarnya. Menurut Newmark (1981: 116),
prosedur yang membantu adalah mencari subjek logis
terlebih dahulu, kemudian kata kerjanya. Jika kedua hal
ini ditemukan, yang lain akan muncul sendiri.
2. Masalah keindahan sastrawi
• Struktur puisi
• Ungkapan metaforis
Masalah keindahan sastrawi (1)
Struktur puisi
• Ini adalah bangunan puisi secara keseluruhan,
termasuk hubungan antar baris, penggunaan
gaya tertentu, dll., bahkan topografinya.
• (1) Dusk. Above the water hang the loud files. Here. O so gray then. What? A
pale signal will appear. When? Soon before its shadow fades. Where? Here in
this pool of opened eye. In us. No. Upon us. As at the very edges of where we
take shape in the dark air, this object bares its image awakening ripples of
recognition that will brush darkness up into light
• Berikut adalah terjemahannya oleh Effendi Kadarisman
• (2) Senja. Di atas air mengambang karang kenangan. Di sini. O begitu kelabu saat
itu. Apa?
• Sebuah tanda putih-pasi akan mengada. Kapan? Segera sebelum lenyap bayang-
bayangnya. Di mana? Di sini, di kolam cendera mata. Di dalam diri kita. Tidak. Di
atas kita. Ketika di ujung paling-sana kita menjati-diri pada rembang cuaca, wujud
ini muncul seakan citra bangun-terbuka riak kenal-sua yang akan mengusir gelap
ke dalam cahaya
Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu
luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.
JADILAH …
(Sugeng Hariyanto)
Jika tidak bisa menjadi bunga di pucuk dan biji
Jadilah tangkai yang menopangnya
Jika tidak bisa menjadi tangkai
Jadilah dahan tempatnya bergayut
Jika tidak bisa menjadi dahan,
Jadilah pohon tempatnya tumbuh
Jika tak bisa jadi pohon,
Jadilah pokok, yang menguatkannya melawan
badai
Jika tidak bisa jadi pokok,
Jadilah akar yang mencari sari pati
yang tanpamu tak akan ada pokok, pohon, dahan,
tangkai, dan bunga serta biji
Apa pun itu, jadilah dirimu yang terbaik
Ungkapan metaforis
• Ungkapan metaforis
• Ungkapan metaforis adalah segala ungkapan yang
menggambarkan gambaran visual, suara, sentuhan, dan
pengecap (rasa). => termasuk metafora dan simile, serta
semua majas.
– Impen kang mranggas
– Mak breg
Dua jenis metafora tradisional
(Suryawinata dan Hariyanto, 2003)
Metafora universal
-mempunyai medan semantik
yang sama bagi sebagian
besar budaya .
-"Engkaulah matahariku"
-"You are my sun".
-“Sliramu srengengeku”
Bagaimana dengan “aku iki
ora arep nguyahi segara”.
Apakah ini universal atau
terkait budaya?
Metafore terkait budaya
memakai lambang yang
maknanya khas untuk suatu
budaya saja
“aku pancen cebol nggayuh
lintang”
Beberapa prosedur penerjemahan metafora,
Newmark (1981: 88-91)
menciptakan ulang citra (imaji) yang dalam BSa
• ray of hope, diterjemahkan menjadi sinar harap.
mengganti imaji BSu dengan imaji standar BSa.
• 'my life hangs on a thread', dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku di ujung
tanduk'.
menerjemahkan metafora dengan simile, dengan
memakai imaji yang sama.
Peribahasa 'my life hangs on a thread', dengan prosedur ini,
dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku bagai tergantung pada
sehelai benang'.
• Selain prosedur di atas, prosedur penerjemahan metafora
tidak cocok untuk penerjemahan puisi karena hasilnya akan
3. Bunyi
• Bunyi adalah segala sesuatu yang terkait dengan pemanfaatan
bunyi, termasuk rima, irama, asonansi, onomatopoeia, dll.
• Penerjemah sebaiknya mempertahankan ini semua jika bisa.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama.
• Rima (persajakan): bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait atau persamaam bunyi dalam puisi.
• irama (ritme): pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut
ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan
bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait),
tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat
konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.
Bisakah kita mempertahankannya?
Ragam rima
• Rima sempurna,
• Rima tak sempurna,
• Rima mutlak,
• Rima terbuka,
• Rima tertutup,
• Rima aliterasi,
• Rima asonansi,
Ragam bunyi
• Cacophony: ketertekanan,
keterasingan, kesedihan,
syahdu, suram, haru, pilu,
dsb.
– memakai konsonan /b/, /p/,
/m/, /k/, /h/, /p/, /t/, /s/, /r/,
/ng/, /ny/
• Euphony: keriangan,
semangat, gerak, vitalitas
hidup, kegembiraan,
keberanian dan sebagainya
– Msl. Pemakaian vokal
• Anamatope: tiruan bunyi alam
atau makluk hidup
Pemanfaatan bunyi
Bait asli (Rendra)
Ya Allah Yang Maha Rahman,
Hambamu menuliskan doa ini di
kala hujan, di malam hari.
Rumpun bambu bergoyang-
goyang dalam kegelapan,
tampias hujan menerpa kaca
jendela, kesuburan dan
kesejukan melimpah di atas
tanah. Ya Allah, keagungan alam
purba yang penuh rahasia
terungkap di depan mataku.
Allah Maha Agung, Allah Maha
Indah.
Bait terjemahan (Harry Avelling)
Oh God Most Gracious
As I write this poem, the rain is
falling and the night is all around
me. Bamboo bushes shake in the
darkness, and large rain drops
rush at my window, bringing new
life and coolness to the earth. Oh
Allah, I see the greatness of the
primordial world and all of its
secrets spread out before me.
How great You are. How beautiful
You are.
Permainan bunyi
• Ini tejemahan versi Effendi Kadarisman
• Puisi asli
• ‘Twas brillig and the slithy toves
Did gyre and gymble in the wabe:
All mimsy were the borogoves
And the mome raths outgrabe.
• terjemahan
• Briga saatnya dan walutaba salinda
Menggiras dan menggulas dalam wabas
Sungguh minca puara baragoba
Dan reta-reta yang mumba menggerabas
• 4.a Dalam tubuhmu kucari kepastian
• tapi yang tertinggal hanya kenangan
• Bisikan-bisikan segera fana
• Tak sedikit pun tercatat, meski hanya kata-kata
• (Rosidi, 1993: 200)
•
• Mohon terjemahkan
•
3. Masalah sosial-budaya
• Masalah social-budaya ada di dalam frasa, kalusa, atau
kalimat yang mengandung kata-kata terkait empat kategori
budaya, yaitu: ide, perilaku, produk, dan ekologi (Said, 1994:
39).
•
• Shall I compare thee with a summer's day?
• Thou are more lovely and more temperate
• Rough winds do shake the darling buds of May,
• And summer's lease hath all too short a date;
Contoh ungkapan khas penyair dan terkait budaya
Shall I compare thee with a summer's day?
Thou are more lovely and more temperate
Rough winds do shake the darling buds of may,
And summer's lease hath all too short a date:
Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa ketiga iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa ketiga iki mesthi lungane
Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa panas iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa iki mesthi lungane
Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa nyenengake iki?
Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake
Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei
Lan ora suwe maneh mangsa iki kudu lungane
Langkah-langkah menerjemahkan puisi
• pada umumnya ada dua tahap utama: membaca dan
menuliskan ulang.
• Dalam tahap membaca penerjemah membaca puisi
aslinya untuk mendapatkan makna, pesan, dan
keindahannya. Oleh karena itu pengetahuan dan
kepekaan penerjemah terhadap keindahan sastra
penting adanya.
• Di dalam tahap penulisan ulang penerjemah
mencipta ulang puisi itu di dalam bahasa sasaran.
Langkah sederhana menerjemahkan puisi
yang bisa dicoba:
1. terjemahkan larik demi larik dengan
terjemahan harfiah
2. baca dan revisi terjemahan langkah 1 untuk
meningkatkan akurasi makna dan
keindahannya.
3. baca dan revisi terjemahan hasil langkah 2
untuk meningkatkan akurasi makna dan
keindahannya; demikian dan seterusnya
hingga Anda puas.
Atmaja Bekti
Lumingsiring surya padhang gya gumanti ratri
Suket genjah apepadhane wus nyawiji
Winadhahan karung nuli katali
Mak glogok banyu gendul tan sisa semili
Kringet ing rai dakusapi
Semut lemut dakcableki
Perih getih kena eri
Ora dadi nelangsaning ati
Kabeh wis dadi garising Gusti
Sigra pit unta dak ontheli
Kriyek-kriyek nggegirisi
Mbok menawa kurang oli
Hawa anyes saturuting margi
Agawe gumregahing ati
Kareben tekan omah kidul kali
Papan bapa biyung mami
Uga cempe siji
Kang dakritke iki
Bapa biyung...
Bung iki kang bisa daklakoni
Minangka atmaja aku bekti
Sekolah temen wus daklakoni
Penyuwunku mung siji
Pandongamu rina wengi
Muga besuk aku kasil dadi
Prajurit nagara kang sejati
Kang tansah dakimpi-impi.
Latihan
Bisa juga dari buku
Tembang Kapang
Daftar Pustaka
• Bassnett-McGuire. 1980. Translation Studies. New York:
Mathuen & Co. Ltd.
• Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, Willem G Westseijn. 1984.
Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick Hartoko).
Jakarta:Gramedia.
• McGuire, Susan Basnett. 1980. Translation Studies.
London: Methuen & Co. Ltd.
• Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Oxford:
Pergamon Press.
• Nida, Eugene A., and Taber, Charles R.. 1982. The Theory
and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill.
• Savory, Theodore. 1969. The Art of Translation. London:
Jonathan Cape Ltd.
• Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003.
Translation: Bahasa Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius

More Related Content

What's hot

Teknik Penerjemahan
Teknik PenerjemahanTeknik Penerjemahan
Teknik PenerjemahanHikmat G.
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"Alghan123
 
Penerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnyaPenerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnyaRachmat Wahidi
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Rindang Abas
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanberbagikarya
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Arguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextArguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextRusdi Noor Rosa
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysisMerdina Ziraluo
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorialKalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorialTessa Anestiana
 

What's hot (20)

Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
Teknik Penerjemahan
Teknik PenerjemahanTeknik Penerjemahan
Teknik Penerjemahan
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
B.Indonesia : Makna dan Parafrase "Senja di Pelabuhan Kecil"
 
Penerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnyaPenerjemahan dan prosesnya
Penerjemahan dan prosesnya
 
Meneliti fiksi populer
Meneliti fiksi populerMeneliti fiksi populer
Meneliti fiksi populer
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Arguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition TextArguments in an Analytical Exposition Text
Arguments in an Analytical Exposition Text
 
Pengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugasPengertian morfem tugas
Pengertian morfem tugas
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2
 
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorialKalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
 
Kerangka karangan
Kerangka karanganKerangka karangan
Kerangka karangan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
Strategi dan kiat praktis menerjemahkan teks berbahasa arab
Strategi dan kiat praktis menerjemahkan teks berbahasa arabStrategi dan kiat praktis menerjemahkan teks berbahasa arab
Strategi dan kiat praktis menerjemahkan teks berbahasa arab
 
Jenis jenis terjemahan
Jenis  jenis terjemahanJenis  jenis terjemahan
Jenis jenis terjemahan
 
Presentation encyclopedia
Presentation encyclopediaPresentation encyclopedia
Presentation encyclopedia
 
Poetry Translation
Poetry TranslationPoetry Translation
Poetry Translation
 
Jenis jenis terjemahan
Jenis jenis terjemahanJenis jenis terjemahan
Jenis jenis terjemahan
 
PUISI
PUISIPUISI
PUISI
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadi
 
Jenis jenis terjemahan
Jenis jenis terjemahanJenis jenis terjemahan
Jenis jenis terjemahan
 
Literal translation
Literal translationLiteral translation
Literal translation
 
Lisad 4 6
Lisad 4 6Lisad 4 6
Lisad 4 6
 
Formato de clase 6 y 7 love and relationships
Formato de clase 6 y 7 love and relationshipsFormato de clase 6 y 7 love and relationships
Formato de clase 6 y 7 love and relationships
 
Facts about water
Facts about waterFacts about water
Facts about water
 
Formato de clase 2012 4th-5th future tense
Formato de clase 2012 4th-5th future tenseFormato de clase 2012 4th-5th future tense
Formato de clase 2012 4th-5th future tense
 
Energiak etorkizunean izango duen eraginaren aurreikuspena ingurugiroetxea ne...
Energiak etorkizunean izango duen eraginaren aurreikuspena ingurugiroetxea ne...Energiak etorkizunean izango duen eraginaren aurreikuspena ingurugiroetxea ne...
Energiak etorkizunean izango duen eraginaren aurreikuspena ingurugiroetxea ne...
 
It Is Done!
It Is Done!It Is Done!
It Is Done!
 
Bash programming
Bash programmingBash programming
Bash programming
 
Domingo De Ramos En La Noche
Domingo De Ramos En La NocheDomingo De Ramos En La Noche
Domingo De Ramos En La Noche
 
Wsmo Restricted
Wsmo RestrictedWsmo Restricted
Wsmo Restricted
 
SWA
SWASWA
SWA
 

Similar to Penerjemahan sastra

Materi bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpMateri bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpBams Sasmita
 
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Vivi Silvia
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indoTatu Adawiyah
 
Laras bahasa sastera
Laras bahasa sasteraLaras bahasa sastera
Laras bahasa sasteraung sii mee
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxRashaHuwaHasanun
 
Presentasi karya sastra
Presentasi karya sastraPresentasi karya sastra
Presentasi karya sastraNanda Ananda
 
“ANALISIS PUISI di JAWAPOS EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”
 “ANALISIS PUISI di JAWAPOS  EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ” “ANALISIS PUISI di JAWAPOS  EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”
“ANALISIS PUISI di JAWAPOS EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”Novita Widianingsih
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfGalehPramudianto
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenAwang Kelabu
 
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxPowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxppgrisayulianti00228
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASbuwarnisutopo
 
PPT Cerpen Murniasih.pptx
PPT Cerpen Murniasih.pptxPPT Cerpen Murniasih.pptx
PPT Cerpen Murniasih.pptxBrowNiesParlay
 

Similar to Penerjemahan sastra (20)

Materi bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpMateri bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smp
 
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
 
Geguritan
GeguritanGeguritan
Geguritan
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indo
 
Laras bahasa sastera
Laras bahasa sasteraLaras bahasa sastera
Laras bahasa sastera
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
 
Grafik komsas
Grafik komsasGrafik komsas
Grafik komsas
 
Presentasi karya sastra
Presentasi karya sastraPresentasi karya sastra
Presentasi karya sastra
 
“ANALISIS PUISI di JAWAPOS EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”
 “ANALISIS PUISI di JAWAPOS  EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ” “ANALISIS PUISI di JAWAPOS  EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”
“ANALISIS PUISI di JAWAPOS EDISI 20 NOPEMBER 2011 KARYA DISA T. ”
 
PPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdfPPT puisi-1.pdf
PPT puisi-1.pdf
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
 
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 aTugas 4 tik makalah lisa 2 a
Tugas 4 tik makalah lisa 2 a
 
Pengenalan Komsas
Pengenalan KomsasPengenalan Komsas
Pengenalan Komsas
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly Moden
 
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptxPowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
PowerPoint UNSUR-UNSUR Teks PUISI XI .pptx
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 
MODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJASMODUL PUISI DAN MAJAS
MODUL PUISI DAN MAJAS
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
PPT Cerpen Murniasih.pptx
PPT Cerpen Murniasih.pptxPPT Cerpen Murniasih.pptx
PPT Cerpen Murniasih.pptx
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Penerjemahan sastra

  • 1. Penerjemahan Sastra Sugeng Hariyanto (sugenghari @ gmail.com) Ponorogo,2Sept2015
  • 2. A. Penerjemahan (Sastra) Penerjemahan • proses menulis ulang makna atau pesan yang terkandung di dalam suatu naskah ke dalam naskah yang ditulis di dalam bahasa lain. Penerjemahan sastra • proses menulis ulang makna atau pesan yang terkandung di dalam suatu naskah ke dalam naskah yang ditulis di dalam bahasa lain dengan menghadirkankembali (mempertahankan) keindahannya.
  • 3. Gambar 1: “Dinamika Penerjemahan (Newmark, 1988) ” Teks Penulis Bsu Norma BSu Budaya BSu Latar BSu Pembaca BSa Norma BSa Budaya BSa Latar BSa “Keb e-naran” PenerjemahBahasa Sumber ( BSu ) Bahasa sasaran ( BSa ) Dinamika Penerjemahan
  • 4. Gambar1:“Dinamika Penerjemahan (Newmark, 1988) ” Teks Penulis Bsu Norma BSu Budaya BSu Latar BSu Pembaca BSa Norma BSa Budaya BSa Latar BSa “Kebe- naran” Penerjemah Bahasa Sumber (BSu) Bahasa sasaran (BSa) Dinamika Penerjemahan Mingkar mingkuring angkara, Akarana karenan mardi siwi, Sinawung resmining kidung, Sinuba sinukarta, Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung Kang tumrap neng tanah Jawa, Agama ageming aji.
  • 5. Teori polisistem • Adakah jenis seperti itu di dalam bahasa Indonesia? • Apakah bentuk aslinya begitu unik? • Bisakah budaya bahasa sasaran begitu menghargai bentuk sastra asalnya? Jika jawaban untuk nomor 1 dan 3 adalah “tidak”, maka bentuk sastra asal akan disesuaikan dengan bentuk sastra sasaran.
  • 6. Menjembatani ruang dan waktu Terjemahan sastra bisa menjembatani: -Ruang -Waktu -Ruang dan waktu
  • 7. Tiga syarat penerjemah sastra • Kepekaan tinggi terhadap keindahan sastra • Memahami bahasa sumber hampir sempurna – Sistem tulisan – Pemahaman makna – Penafsiran pesan • Menguasai bahasa sasaran dengan sempurna – Sistem tulisan – Memindahkan makna – Menyampaikan pesan (keterampilan menulis sastra)
  • 10. Prosa Fiksi Panjang dan penyajiannya • Novel • Cerpen • Cerbung isinya • Romans • Horor • Humor • Dll.
  • 11. Unsur prosa fiksi (Luxemburg: 1984) Unsur dalam fiksi sumber • tokoh, • alur, • latar, • judul, • sudut pandang, • Gaya, • nada Unsur dalam fiksi sasaran • tokoh, • alur, • latar, • judul, • sudut pandang, • Gaya, • nada Apakah semuanya harus sama?
  • 12. tokoh • Nama • Karakteristik – Bahasa – Psikologis – Fisik – Dll. pelaku Mana yang paling sulit diterjemahkan?
  • 13. alur • runtut • flashback rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kronologis, kausalitas, atau hubungan logis lainnya Mana yang paling sulit diterjemahkan?
  • 14. latar • tempat, • waktu, • sosial. Tempat terjadinya cerita Mana yang paling sulit diterjemahkan? (Ini tidak boleh dikacaukan dengan latar penulisan teks seperti di dalam gambar 1 di depan.)
  • 15. judul • tokoh, • latar, • tema, • kombinasi Warta singkat apa yang bisa diharapkan dari cerita itu Mana yang paling sulit diterjemahkan?
  • 16. Sudut pandang • sudut pandang orang pertama (sudut pandang akuan) – (a) sudut pandang akuan sertaan – (b) sudut pandang akuan taksertaan • orang ketiga (sudut pandang diaan). • Sementara sudut pandang diaan – (a) sudut pandang diaan maha tahu – (b) sudut pandang diaan terbatas arah pengisahan cerita (siapa yang bercerita) Mana yang paling sulit diterjemahkan?
  • 17. gaya • pilihan kata, • imajeri (citraan), • pola kalimat. bagaimana penulis mengungkapkan ide, emosi, atau isi hatinya. Mana yang paling sulit diterjemahkan? Kesulitan utama penerjemahan prosa fiksi ada di sini, di semua unsur ini.
  • 18. nada • santun, • sinis • Serius • humor cara pengekspresian sikap pengarang terhadap ide atau pembaca Mana yang paling sulit diterjemahkan? Nada dihasilkan oleh kombinasi unsur gaya, jadi terikat erat dengan gaya.
  • 20. Baca dan analisis unsurnya
  • 21. Baca dan analisis unsurnya
  • 22.
  • 23. Baca cerita 2 dan analisis serta bandingkan hasilnya dengan cerita 1
  • 24.
  • 25.
  • 26. Cara menerjemahkan prosa fiksi (1) Menurut Belloc, seperti yang dikutip oleh Basnett-McGuire (1980: 116): • Penerjemahan tidak boleh dilakukan kata per kata atau kalimat per kalimat saja, tetapi dia harus selalu mempertimbangkan keseluruhan karya. Jadi, naskah BSu harus dianggap naskah aslinya sebagai satu kesatuan unit yang integral, meskipun saat menerjemahkannya mungkin mengerjakannya kalimat per kalimat. • Idiom harus dialihkan menjadi idiom pula, tidak diterjemahkan menjadi ungkapan biasa. Sebagai contoh, “cebol nggayuh lintang” di dalam cerpen “Impen Kang Mranggas” harus diupayakan dicarikan padanan idiomnya di dalam bahasa Indonesia tidak cerpen itu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Padanannya adalah “pungguk merindukan bulan”. Apabila tidak ada padanannya, barulah diterjemahkan menjadi ungkapan biasa. • Penerjemahan sastra harus mengalihkan muatan emosi atau perasaan yang dikandung oleh ekspresi tertentu ke dalam bahasa sasaran.
  • 27. Cara menerjemahkan prosa fiksi (2) • Kata-kata atau struktur yang sepintas sama di bahasa sasaran dan bahasa sumber belum tentu memiliki makna yang sama. – kata “kadang” dalam bahasa Jawa tidak sama dengan “kadang” dalam bahasa Indonesia., atau “gojeg” seperti dalam potongan cerpen kedua di atas dan “go-jek” atau “ojek” dalam bahasa Indonesia. Kata “gandheng" di dalam potongan cerpen pertama juga tidak sama dengan kata “gandeng” dalam bahasa Indonesia. • Kalimat dan ungkapan bisa diubah, yang penting makna dan keindahannya sama karena menurut Belloc inti penerjemahan prosa fiksi adalah membangkitkan "jiwa asing" (isi cerita) di dalam raga "raga pribumi" (bahasa sasaran). – Coba terjemahkan kalimat dari potongan cerpen pertama ini ke dalam bahasa Indonesia. “Kemayu kaya ayu-ayua dhewe sajagad, tur yen prentah uwong sadeg sak nyet kaya prentah menyang bature wae”. • Pengubahan kalimat seperti pada nomor lima tidak boleh menambah hiasan yang bisa membuat cerita dalam BSa itu lebih indah atau mengurangi keindahan sehingga cerita hasil terjemahan menjadi lebih buruk. Tugas penerjemah adalah menghidupkan "jiwa asing" itu, bukan mempercantiknya, apalagi memperburuknya, demikian menurut Suryawinata dan Hariyanto (2003).
  • 28. Latihan: coba terjemahkan salah satu potongan cerpen di atas • Ingat hasil analisis unsur • Tentukan mana yang penting untuk dialihkan, mana yang boleh tidak dialihkan • Mulai terjemahkan kalimat per kalimat, jangan lupa mempertimbangkan makna dan pesan yang ingin disampaikan di dalam paragraf atau seluruh cerita.
  • 29. Menerjemahkan puisi Apakah puisi? • puisi/pu·i·si/ n 1 ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dl bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak; • -- bebas puisi yg tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dl setiap bait, jumlah suku kata dl setiap larik; -- berpola puisi yg mencakupi jenis sajak yg susunan lariknya berupa bentuk geometris, spt belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain; -- dramatik Sas puisi yg memiliki persyaratan dramatik yg menekankan tikaian emosional atau situasi yg tegang; -- lama puisi yg belum dipengaruhi oleh puisi Barat, spt pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal; -- mbeling sajak ringan yg tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main; • (Menurut KBBI)
  • 30. Masalah dalam penerjemahan karya sastra (Suryawinata, 1982) • linguistik, • sastrawi dan estetik (keindahan), • sosial-budaya.
  • 31. Masalah linguistik • sanding kata (kolokasi) • struktur sintaktik non-standar
  • 32. Masalah linguistik (1) sanding kata (kolokasi) • kolokasi sintagmatik atau horizontal – make a speech (bukan say a speech), run a meeting (bukan do a meeting), dll. • Kolokasi pragmatik (vertikal) – Kata dalam medan makna yang sama atau bertentangan secara semantik. Msl. Land, sea, air sama persis dengan tanah, laut, udara. – Gunakan padanannya di dalam TL jika ada, tetapi hati-hati, barang kali ada beda makna – I find you in every woods and gardens.
  • 33. Masalah linguistik (2) struktur sintaktik non-standar • mungkin sengaja ditulis • harus diupayakan dijaga di BSa. Langkah pertama adalah mencari struktur ‘dalam’ yang sebenarnya. Menurut Newmark (1981: 116), prosedur yang membantu adalah mencari subjek logis terlebih dahulu, kemudian kata kerjanya. Jika kedua hal ini ditemukan, yang lain akan muncul sendiri.
  • 34. 2. Masalah keindahan sastrawi • Struktur puisi • Ungkapan metaforis
  • 35. Masalah keindahan sastrawi (1) Struktur puisi • Ini adalah bangunan puisi secara keseluruhan, termasuk hubungan antar baris, penggunaan gaya tertentu, dll., bahkan topografinya.
  • 36.
  • 37. • (1) Dusk. Above the water hang the loud files. Here. O so gray then. What? A pale signal will appear. When? Soon before its shadow fades. Where? Here in this pool of opened eye. In us. No. Upon us. As at the very edges of where we take shape in the dark air, this object bares its image awakening ripples of recognition that will brush darkness up into light • Berikut adalah terjemahannya oleh Effendi Kadarisman • (2) Senja. Di atas air mengambang karang kenangan. Di sini. O begitu kelabu saat itu. Apa? • Sebuah tanda putih-pasi akan mengada. Kapan? Segera sebelum lenyap bayang- bayangnya. Di mana? Di sini, di kolam cendera mata. Di dalam diri kita. Tidak. Di atas kita. Ketika di ujung paling-sana kita menjati-diri pada rembang cuaca, wujud ini muncul seakan citra bangun-terbuka riak kenal-sua yang akan mengusir gelap ke dalam cahaya
  • 38.
  • 39. Mingkar mingkuring angkara, Akarana karenan mardi siwi, Sinawung resmining kidung, Sinuba sinukarta, Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung Kang tumrap neng tanah Jawa, Agama ageming aji. JADILAH … (Sugeng Hariyanto) Jika tidak bisa menjadi bunga di pucuk dan biji Jadilah tangkai yang menopangnya Jika tidak bisa menjadi tangkai Jadilah dahan tempatnya bergayut Jika tidak bisa menjadi dahan, Jadilah pohon tempatnya tumbuh Jika tak bisa jadi pohon, Jadilah pokok, yang menguatkannya melawan badai Jika tidak bisa jadi pokok, Jadilah akar yang mencari sari pati yang tanpamu tak akan ada pokok, pohon, dahan, tangkai, dan bunga serta biji Apa pun itu, jadilah dirimu yang terbaik
  • 40. Ungkapan metaforis • Ungkapan metaforis • Ungkapan metaforis adalah segala ungkapan yang menggambarkan gambaran visual, suara, sentuhan, dan pengecap (rasa). => termasuk metafora dan simile, serta semua majas. – Impen kang mranggas – Mak breg
  • 41. Dua jenis metafora tradisional (Suryawinata dan Hariyanto, 2003) Metafora universal -mempunyai medan semantik yang sama bagi sebagian besar budaya . -"Engkaulah matahariku" -"You are my sun". -“Sliramu srengengeku” Bagaimana dengan “aku iki ora arep nguyahi segara”. Apakah ini universal atau terkait budaya? Metafore terkait budaya memakai lambang yang maknanya khas untuk suatu budaya saja “aku pancen cebol nggayuh lintang”
  • 42. Beberapa prosedur penerjemahan metafora, Newmark (1981: 88-91) menciptakan ulang citra (imaji) yang dalam BSa • ray of hope, diterjemahkan menjadi sinar harap. mengganti imaji BSu dengan imaji standar BSa. • 'my life hangs on a thread', dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku di ujung tanduk'. menerjemahkan metafora dengan simile, dengan memakai imaji yang sama. Peribahasa 'my life hangs on a thread', dengan prosedur ini, dapat diterjemahkan menjadi 'hidupku bagai tergantung pada sehelai benang'. • Selain prosedur di atas, prosedur penerjemahan metafora tidak cocok untuk penerjemahan puisi karena hasilnya akan
  • 43. 3. Bunyi • Bunyi adalah segala sesuatu yang terkait dengan pemanfaatan bunyi, termasuk rima, irama, asonansi, onomatopoeia, dll. • Penerjemah sebaiknya mempertahankan ini semua jika bisa. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. • Rima (persajakan): bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaam bunyi dalam puisi. • irama (ritme): pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata.
  • 44. Bisakah kita mempertahankannya? Ragam rima • Rima sempurna, • Rima tak sempurna, • Rima mutlak, • Rima terbuka, • Rima tertutup, • Rima aliterasi, • Rima asonansi, Ragam bunyi • Cacophony: ketertekanan, keterasingan, kesedihan, syahdu, suram, haru, pilu, dsb. – memakai konsonan /b/, /p/, /m/, /k/, /h/, /p/, /t/, /s/, /r/, /ng/, /ny/ • Euphony: keriangan, semangat, gerak, vitalitas hidup, kegembiraan, keberanian dan sebagainya – Msl. Pemakaian vokal • Anamatope: tiruan bunyi alam atau makluk hidup
  • 45. Pemanfaatan bunyi Bait asli (Rendra) Ya Allah Yang Maha Rahman, Hambamu menuliskan doa ini di kala hujan, di malam hari. Rumpun bambu bergoyang- goyang dalam kegelapan, tampias hujan menerpa kaca jendela, kesuburan dan kesejukan melimpah di atas tanah. Ya Allah, keagungan alam purba yang penuh rahasia terungkap di depan mataku. Allah Maha Agung, Allah Maha Indah. Bait terjemahan (Harry Avelling) Oh God Most Gracious As I write this poem, the rain is falling and the night is all around me. Bamboo bushes shake in the darkness, and large rain drops rush at my window, bringing new life and coolness to the earth. Oh Allah, I see the greatness of the primordial world and all of its secrets spread out before me. How great You are. How beautiful You are.
  • 46. Permainan bunyi • Ini tejemahan versi Effendi Kadarisman • Puisi asli • ‘Twas brillig and the slithy toves Did gyre and gymble in the wabe: All mimsy were the borogoves And the mome raths outgrabe. • terjemahan • Briga saatnya dan walutaba salinda Menggiras dan menggulas dalam wabas Sungguh minca puara baragoba Dan reta-reta yang mumba menggerabas
  • 47. • 4.a Dalam tubuhmu kucari kepastian • tapi yang tertinggal hanya kenangan • Bisikan-bisikan segera fana • Tak sedikit pun tercatat, meski hanya kata-kata • (Rosidi, 1993: 200) • • Mohon terjemahkan •
  • 48. 3. Masalah sosial-budaya • Masalah social-budaya ada di dalam frasa, kalusa, atau kalimat yang mengandung kata-kata terkait empat kategori budaya, yaitu: ide, perilaku, produk, dan ekologi (Said, 1994: 39). • • Shall I compare thee with a summer's day? • Thou are more lovely and more temperate • Rough winds do shake the darling buds of May, • And summer's lease hath all too short a date;
  • 49. Contoh ungkapan khas penyair dan terkait budaya Shall I compare thee with a summer's day? Thou are more lovely and more temperate Rough winds do shake the darling buds of may, And summer's lease hath all too short a date: Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa ketiga iki? Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei Lan ora suwe maneh mangsa ketiga iki mesthi lungane Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa panas iki? Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei Lan ora suwe maneh mangsa iki mesthi lungane Kudu dak bandhingake sliramu karo mangsa nyenengake iki? Ora, sliramu luwih endah lan nengsemake Angin kasar nggoyang kuncup kusuma ing wulan mei Lan ora suwe maneh mangsa iki kudu lungane
  • 50. Langkah-langkah menerjemahkan puisi • pada umumnya ada dua tahap utama: membaca dan menuliskan ulang. • Dalam tahap membaca penerjemah membaca puisi aslinya untuk mendapatkan makna, pesan, dan keindahannya. Oleh karena itu pengetahuan dan kepekaan penerjemah terhadap keindahan sastra penting adanya. • Di dalam tahap penulisan ulang penerjemah mencipta ulang puisi itu di dalam bahasa sasaran.
  • 51. Langkah sederhana menerjemahkan puisi yang bisa dicoba: 1. terjemahkan larik demi larik dengan terjemahan harfiah 2. baca dan revisi terjemahan langkah 1 untuk meningkatkan akurasi makna dan keindahannya. 3. baca dan revisi terjemahan hasil langkah 2 untuk meningkatkan akurasi makna dan keindahannya; demikian dan seterusnya hingga Anda puas.
  • 52. Atmaja Bekti Lumingsiring surya padhang gya gumanti ratri Suket genjah apepadhane wus nyawiji Winadhahan karung nuli katali Mak glogok banyu gendul tan sisa semili Kringet ing rai dakusapi Semut lemut dakcableki Perih getih kena eri Ora dadi nelangsaning ati Kabeh wis dadi garising Gusti Sigra pit unta dak ontheli Kriyek-kriyek nggegirisi Mbok menawa kurang oli Hawa anyes saturuting margi Agawe gumregahing ati Kareben tekan omah kidul kali Papan bapa biyung mami Uga cempe siji Kang dakritke iki Bapa biyung... Bung iki kang bisa daklakoni Minangka atmaja aku bekti Sekolah temen wus daklakoni Penyuwunku mung siji Pandongamu rina wengi Muga besuk aku kasil dadi Prajurit nagara kang sejati Kang tansah dakimpi-impi. Latihan Bisa juga dari buku Tembang Kapang
  • 53. Daftar Pustaka • Bassnett-McGuire. 1980. Translation Studies. New York: Mathuen & Co. Ltd. • Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, Willem G Westseijn. 1984. Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick Hartoko). Jakarta:Gramedia. • McGuire, Susan Basnett. 1980. Translation Studies. London: Methuen & Co. Ltd. • Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Oxford: Pergamon Press. • Nida, Eugene A., and Taber, Charles R.. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill. • Savory, Theodore. 1969. The Art of Translation. London: Jonathan Cape Ltd. • Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003. Translation: Bahasa Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius

Editor's Notes

  1. Identifikasi masing-masing unsur jika diterjemahkan ke dalam bhs Indonesia. Apakah semua unsur itu bisa dipertahankan di dalam bahasa Indonesia? Ternyata tidak. Ada teori polisistem di sini.