Aliran-aliran hukum pidana ini berusaha memperoleh suatu sistem hukum pidana yang praktis dan bermanfaat,bukan untuk mencari dasar hukum atau pembenaran hukum.secara garis besar aliran-aliran hukum pidana ini dapat dibagi menjadi tiga aliran yaitu aliran Klasik,aliran Modern dan aliran Neo-klasik atau gabungan
Sudikno Mertokusumo
Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yg mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim.
Retnowulan Sutantio
Hukum Acara Perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu kesemuanya kaidah hukum yg menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yg diatur dalam hukum perdata materiil
PELAKSANAAN
PUTUSAN/EKSEKUSI HAKIM
*Pelaksanaan putusan /eksekusi adalah putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan. . Dan putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan adalah putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) . Putusan yang sudah berkekuatan tetap adalah putusan yang sudah tidak mungkin lagi dilawan dengan upaya hukum verzet, banding, dan kasasi.Pengadilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dapat melaksanakan segala putusan yang dijatuhkannya secara mandiri tanpa harus melalui bantuan Pengadilan Negeri. Hal ini berlaku setelah ditetapkannya UU No. 7/1989
*Dan sebagai akibat dari ketentuan UU Peradilan Agama diatas adalah:
a. Ketentuan tentang eksekutoir verklaring dan pengukuhan oleh Pengadilan Negeri dihapuskan
b. Pada setiap Pengadilan Agama diadakan Juru Sita untuk dapat melaksanakan putusan-putusannya
Pelaksanaan putusan hakim dapat Secara sukarela,atau Secara paksa dengan menggunakan alat Negara, apabila pihak terhukum tidak mau melaksanakan secara sukarela.Semua keputusan pengadilan mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa oleh alat-alat Negara. Keputusan pengadilan bersifat eksekutorial adalah karena pada bagian kepala keputusannya berbunyi:
“ Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ”.
*Sesuai dengan ketentuan pasal 178 HIR, pasal 189 Rbg, apabila pemeriksaan perkara selesai, majlis hakim karena jabatannya melakukan musyawarah untuk mengambil putusan yang akan dijatuhkan. Proses pemeriksaan dianggap selesai, apabila telah menempuh tahap jawaban dari tergugat sesuai dengan pasal 121 HIR, pasal 113 RV yang dibarengi dengan replik dari penggugat berdasarkan pasal 115 RV, maupun duplik dari tergugat dan dilanjutkan dengan tahap pembuktian dan konklusi. Jika semua tahap ini telah dselesaikan maka majelis mengatakan pemeriksaan ditutup dan proses selanjutnya adalah manjatuhkan pengucapan putusan.
*JENIS-JENIS PELAKSANAAN PUTUSAN
1). Putusn yang mengukum satu pihak untuk membayar sejumlah uang. Hal ini diatur dalam pasal 196 HIR, pasal 208 RBg.
2). Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk melaksanakan suatu perbuatan. Hal ini diatur dalam pasal 225 HIR, pasal 259 RBg.
3). Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk mengosongkan suatu benda tetap, yang disebut dengan eksekuduriil. Hal ini diatur dalam pasal 1033 Rv.
4). Eksekusiriil dalam bentuk penjualan lelang. Hal ini diatur dalam pasal 200 ayat (1) HIR, pasal 218 ayat (2) RBg.
*MACAM2 PUTUSAN HAKIM
Ada 2 golongan putusan hakim yaitu
1). Putusan akhir
2). Putusan sela.
Putusan Akhir
Putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan tertentu.
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
Suksesi = Succesion
Susesi dalam Hukum Internasional adalah
Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru. Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia, Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan.
Materi praktik yg disampaikan pada Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan I atas kerjasama Fakultas Hukum UGM dengan PERADI "Rumah Bersama Advokat" tahun 2021
Aliran-aliran hukum pidana ini berusaha memperoleh suatu sistem hukum pidana yang praktis dan bermanfaat,bukan untuk mencari dasar hukum atau pembenaran hukum.secara garis besar aliran-aliran hukum pidana ini dapat dibagi menjadi tiga aliran yaitu aliran Klasik,aliran Modern dan aliran Neo-klasik atau gabungan
Sudikno Mertokusumo
Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yg mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim.
Retnowulan Sutantio
Hukum Acara Perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu kesemuanya kaidah hukum yg menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yg diatur dalam hukum perdata materiil
PELAKSANAAN
PUTUSAN/EKSEKUSI HAKIM
*Pelaksanaan putusan /eksekusi adalah putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan. . Dan putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan adalah putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) . Putusan yang sudah berkekuatan tetap adalah putusan yang sudah tidak mungkin lagi dilawan dengan upaya hukum verzet, banding, dan kasasi.Pengadilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dapat melaksanakan segala putusan yang dijatuhkannya secara mandiri tanpa harus melalui bantuan Pengadilan Negeri. Hal ini berlaku setelah ditetapkannya UU No. 7/1989
*Dan sebagai akibat dari ketentuan UU Peradilan Agama diatas adalah:
a. Ketentuan tentang eksekutoir verklaring dan pengukuhan oleh Pengadilan Negeri dihapuskan
b. Pada setiap Pengadilan Agama diadakan Juru Sita untuk dapat melaksanakan putusan-putusannya
Pelaksanaan putusan hakim dapat Secara sukarela,atau Secara paksa dengan menggunakan alat Negara, apabila pihak terhukum tidak mau melaksanakan secara sukarela.Semua keputusan pengadilan mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa oleh alat-alat Negara. Keputusan pengadilan bersifat eksekutorial adalah karena pada bagian kepala keputusannya berbunyi:
“ Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ”.
*Sesuai dengan ketentuan pasal 178 HIR, pasal 189 Rbg, apabila pemeriksaan perkara selesai, majlis hakim karena jabatannya melakukan musyawarah untuk mengambil putusan yang akan dijatuhkan. Proses pemeriksaan dianggap selesai, apabila telah menempuh tahap jawaban dari tergugat sesuai dengan pasal 121 HIR, pasal 113 RV yang dibarengi dengan replik dari penggugat berdasarkan pasal 115 RV, maupun duplik dari tergugat dan dilanjutkan dengan tahap pembuktian dan konklusi. Jika semua tahap ini telah dselesaikan maka majelis mengatakan pemeriksaan ditutup dan proses selanjutnya adalah manjatuhkan pengucapan putusan.
*JENIS-JENIS PELAKSANAAN PUTUSAN
1). Putusn yang mengukum satu pihak untuk membayar sejumlah uang. Hal ini diatur dalam pasal 196 HIR, pasal 208 RBg.
2). Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk melaksanakan suatu perbuatan. Hal ini diatur dalam pasal 225 HIR, pasal 259 RBg.
3). Putusan yang menghukum salah satu pihak untuk mengosongkan suatu benda tetap, yang disebut dengan eksekuduriil. Hal ini diatur dalam pasal 1033 Rv.
4). Eksekusiriil dalam bentuk penjualan lelang. Hal ini diatur dalam pasal 200 ayat (1) HIR, pasal 218 ayat (2) RBg.
*MACAM2 PUTUSAN HAKIM
Ada 2 golongan putusan hakim yaitu
1). Putusan akhir
2). Putusan sela.
Putusan Akhir
Putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan tertentu.
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
Suksesi = Succesion
Susesi dalam Hukum Internasional adalah
Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru. Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia, Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan.
Materi praktik yg disampaikan pada Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Angkatan I atas kerjasama Fakultas Hukum UGM dengan PERADI "Rumah Bersama Advokat" tahun 2021
EMLI Training-Default and Bankcruptcy-By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.-Partner ...EMLI Indonesia
Materi Default and Bankcruptcy merupakan salah satu materi pembahasan dalam acara kegiatan Workshop Manajemen NPL dan Strategy Asset Recovery yang di selenggarakan oleh EMLI Training.
persiapan penanganan perkara perdata di pengadilan 230417EMLI Indonesia
PERSIAPAN PENANGANAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN disampaikan oleh Ibu Retno Darussalam, S.H., M.kn. merupakan salah satu materi dalam Workshop Pidanan Perdata yang akan di selenggarakan pada tanggal 24-25 Oktober 2017.
Beliau yang memilki backgroun sebagai commercial Lawyer memiliki spesialisasi masalah-masalah yang berhubungan dengan Hukum Perusahaan, dan Konsultan Hukum untuk Hukum Keluarga dan Properti. Aktif memberikan ceramah hukum dikalangan organisasi sosial di Jakarta, DWP Kementerian Pendidikan Nasional, DWP Kementerian Luar Negeri, DWP Sekretariat Negara, pengasuh rubrik hukum keluarga pada Buletin Dharma Wanita Kementerian Luar Negeri.
Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di pengadilan
1. 6/4/2015
1
PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI
ARBITRASE DI BANI
Oleh :
Eko Dwi Prasetiyo
1
BANI Arbitration Center
( d/h Badan Arbitrase Nasional Indonesia )
Wahana Graha Lt. 1 & 2
Jl. Mampang Prapatan No. 2
Jakarta Selatan
Telp : 021-7940542 Fax : 021-7940543
Home Page : www.bani-arb.org
www.baniarbitration.org
E-mail : bani-arb@indo.net.id
2
2. 6/4/2015
2
• Didirikan pada tahun 1977
• Para Pendiri
– Prof. R. Soebekti, S.H., C.S. (Pemrakarsa)
– Haryono Tjitrosoebono, SH
– Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid, SH
BANI Arbitration Center
( d/h Badan Arbitrase Nasional Indonesia )
3
BANI Arbitration Center
( d/h Badan Arbitrase Nasional Indonesia )
Lembaga independen dan bertindak secara otonom
dalam penegakan hukum dan keadilan
menyelenggarakan proses arbitrase dan APS lainnya
sesuai dengan kewenangan yang diberikan para
pihak melalui perjanjian (klausula) arbitrase atau
kesepakatan lainnya
memberikan Pendapat mengikat (Binding Opinion)
yang diajukan oleh Para Pihak secara bersama-sama
menyelenggarakan kerjasama penelitian dan
pengembangan/sosialisasi serta pelatihan tentang
arbitrase dan APS
4
3. 6/4/2015
3
Struktur Organisasi BANI :
I. Penasehat
II. Dewan Pendiri
III. Dewan Pengurus
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris Jenderal
IV. Perwakilan
5
BANI Perwakilan
1. Surabaya
2. Denpasar
3. Bandung
4. Medan
5. Pontianak
6. Palembang
7. Jambi
6
6. 6/4/2015
6
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
Alternatif penyelesaian sengketa adalah
lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati
para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara : Konsultasi,
Negosiasi atau Penilaian Ahli
(Pasal 1 butir 10 UU 30/99)
11
Ragam Penyelesaian Sengketa di
Indonesia
Rembug Desa (Jawa)
Pang Pada Payu (Bali)
Runggun Adat (Medan)
Kerapatan Ninik Mamak (Padang)
Besara (Kalimantan)
Musyawarah Mufakat (Sila Ke-4 Pancasila)
12
7. 6/4/2015
7
• Proses tawar menawar antara
Para PihakNegosiasi
• Penengahan menggunakan
pihak ketiga yang netral
Mediasi &
Konsiliasi
• Penilaian terhadap pokok
sengketa untuk mencapai
persetujuan
Penilaian
Ahli
13
ARBITRASE
Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu
sengketa perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang
dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa (Pasal 1 butir 1 UU 30/99)
Dasar utama suatu sengketa dapat diselesaikan
melalui arbitrase adalah Perjanjian Arbitrase
14
8. 6/4/2015
8
Kelebihan Arbitrase
• Kerahasiaan
• Fleksibilitas dalam
Prosedur dan persyaratan
administratif
• Hak memilih arbiter oleh
Para Pihak
• Pilihan hukum, forum dan
prosedur penyelesaian
oleh Para Pihak
• Putusan final & binding
• Penyelesaian relatif cepat
Kekurangan Arbitrase
• Adanya perjanjian
(klausula) arbitrase
merupakan keharusan
• Tidak mengenal
yurisprudensi
• Itikad baik Para Pihak
menentukan efektifitas
pelaksanaan putusan
arbitrase
• Di negara-negara tertentu,
penggunaan arbitrase
masih dibatasi
15
Contoh Perjanjian Arbitrase
“Para pihak sepakat bahwa apabila
terjadi sengketa yang timbul dari
perjanjian ini yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah,
akan diselesaikan melalui arbitrase”
16
11. 6/4/2015
11
• Para Pihak mudah berhubungan dengan
Majelis Arbiter
• Biaya yang tidak terukur
• Setiap ketidak sepahaman diselesaikan
melalui Pengadilan Negeri
Ad-Hoc
Arbitration
• Para Pihak tidak dapat berhubungan
dengan Majelis Arbiter
• Biaya yang terukur
• Ketidaksepahaman diselesaikan melalui
lembaga arbitrase yang bersangkutan
Institutional
Arbitration
21
LEMBAGA PENYELESAIAN ARBITRASE &
APS / ADR
Indonesia
• BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)
• Basyarnas (Badan Arbitrase Syariah Nasional)
• BAPMI (Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia)
• BAKTI (Badan Arbitrase Komoditi Berjangka Indonesia)
• BAM HKI (Badan Arbitrase dan Mediasi Hak Kekayaan
Intelektual)
• PMN (Pusat Mediasi Nasional)
22
12. 6/4/2015
12
LEMBAGA PENYELESAIAN ARBITRASE &
APS / ADR
Mancanegara
• The Korean Commercial Aritration Board (KCAB )
• International Court of Arbitration(ICC)
• London Court of Internasional Arbitration (LCIA)
• Singapore International Arbitration Center (SIAC)
• Hong Kong International Arbitration Center (HKIAC)
• International Center for The Settlement of
Investment Disputes (ICSID)
23
Prosedur Arbitrase Ad-Hoc
• Notice of Arbitration (Pemberitahuan Arbitrase)
• Penunjukan Arbiter
• Pengajuan Permohonan
• Pengajuan Jawaban
• Upaya Perdamaian
• Pembuktian
• Putusan
• Pelaksanaan Putusan
24
13. 6/4/2015
13
Prosedur Arbitrase BANI
• Pengajuan Permohonan dan Penunjukan Arbiter
• Penyampaian Kepada Termohon dan Perintah
Mengajukan Jawaban dan Menunjuk Arbiter
• Pembentukan Majelis
• Persidangan
• Usaha Perdamaian
• Replik / Duplik (jika ada)
• Pembuktian (Bukti Surat dan Saksi Fakta / Ahli)
• Putusan
• Pelaksanaan Putusan
25
PERWAKILAN PARA PIHAK
• Dalam proses beracara di BANI, Para Pihak
dapat diwakili oleh seseorang atau orang-
orang yang mereka pilih untuk mewakilinya
dalam proses arbirase, dengan memberikan
surat kuasa khusus.
• Tidak ada keharusan bagi Para Pihak untuk
menunjuk kuasa yang mempunyai lisensi
advokat
26
14. 6/4/2015
14
PENUNJUKAN ARBITER
• Para Pihak menunjuk Arbiter dalam Daftar
Arbiter BANI untuk bertindak sebagai
Anggota Majelis.
• Penunjukan arbiter oleh para pihak tidak
menjadikan arbiter tersebut bertindak
sebagai wakil dari pihak yang menunjuk.
• Kedua anggota arbiter terpilih akan
mengusulkan arbiter ketiga kepada Ketua
BANI untuk bertindak sebagai ketua majelis.
27
PERMOHONAN ARBITRASE
• Nama dan Alamat Para Pihak.
• Keterangan tentang fakta-fakta yang
mendukung permohonan arbitrase.
• Butir-butir permasalahan.
• Besarnya tuntutan yang dituntut.
28
15. 6/4/2015
15
JAWABAN
• Uraian pendapat tentang penerimaan atau
bantahan terhadap permohonan arbitrase.
Dapat juga mengajukan eksepsi terhadap
permohonan arbitrase.
• Dapat mengajukan Permohonan Rekonvensi
29
Upaya perdamaian dalam
proses arbitrase
Hybrid Arbitration (Combine
Arbitration / Med-Arb)
30
17. 6/4/2015
17
PUTUSAN ARBITRASE
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa”
Diambil berdasarkan hukum, keadilan
dan kepatutan (ex aequo et bono)
Final & Binding
33
Pelaksanaan Putusan Arbitrase
Koreksi Administratif
Penyimpanan di Pengadilan
Negeri
Pelaksanaan Sukarela
Eksekusi melalui Pengadilan
34
18. 6/4/2015
18
Pendapat Yang Mengikat
• Tanpa adanya suatu sengketa, BANI dapat
menerima permintaan pendapat yang
mengikat yang diajukan oleh para pihak
mengenai penafsiran ketentuan-ketentuan
perjanjian.
• Dasar Hukum : Pasal 52 & 53 UU 30/99
35
TERIMA KASIH
36