SlideShare a Scribd company logo
Moral
1. (ajaran tt) baik buruk yg diterima
umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb; akhlak; budi
pekerti; susila: -- mereka sudah
bejat, mereka hanya minum-minum
dan mabuk-mabuk, bermain judi,
dan bermain perempuan;
Lanjutan moral
2. Kondisi mental yg membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl
perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur yg
tinggi;
3. Ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita;
ber·mo·ral v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk;
berakhlak baik: mana ada penjahat yg -; 2 sesuai dng
moral (adat sopan santun dsb): ia melakukan
perbuatan yg tidak -
HUKUMPENGANGKUTAN
TIMPENGAJAR:
Hendro Puto Adji, SH. MS.
Suyadi,SH,M.Hum.
Hj.Krisnhoe Kartika W.SH,M.Hum.
I Ketut Karmi Nurjaya,SH.M.Hum.
 
Tiga moda pengangkutan
1. Pengangkutan Pada
Umumnya :
2. Pengangkutan Darat;
3. Pengangkutan Udara;
4. Pengangkutan Perairan.
HUKUMPENGANGKUTAN DI
LAUT.
• Hukum ?
• Hukum : Simorangkirdan Wirjono→
Sastropranoto
• Peraturan peraturan yang bersifat
memaksa,yang menentukan tingkah laku
manusia dalammasyarakat yang dibuat
oleh badan badan resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan
tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu
dengan hukumtertentu.
Pengangkutan ?
 Masing masing sarjana mempunyai pendapat yang
berbeda namun intinya sama. Abdul Kadir Muhamad
berpendapat sebagai berikut:
Menurut arti katanya pengangkutan berasal dari kata dasar
“angkut” yang berarti angkat dan bawa, muat dan bawa
atau kirimkan. Mengangkut artinya mengangkat dan
membawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengangkutan
: proses kegiatan memuat barang atau penumpang ke
dalam pengangkutan, membawa barang atau
penumpang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan,
dan menurunkan barang atau penumpang dari alat
pengangkutan ke tempat yang ditentukan.
 Pengangkutan di laut ?
 Hukum Pengangkutan di laut ? 
Keuntungan pengangkutan melalui laut
:
Khususnya dikalangan dunia usaha
pengangkutan melalui laut ternyata menjadi
pilihan karena :
 Daya angkutnya lebih besar;
 Biayanya lebih murah.
Kerugiannya :
 Pengangkutan dengan kapal lebih lambat
dibanding alat angkut lain;
 Proses pengangkutannya berjalan lebih lama.
 Kegiatan pelayaran dipengaruhi oleh cuaca
dan gangguan alam yang sangat
mempengaruhi jadwal pelayaran sehingga
tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana.
 Dasar hukum pengangkutan melalui laut :
Dasarhukumpengangkutan laut
• KUHD Perdata;
• KUHD;
• UU No. 17 Tahun 2008;
• Peraturan yang bersifat Internasional.
UU no. 17 Tahun 2008 mengatur mengenai angkutan
perairan. Menurut Pasal 6 angkutan perairan terdiri
atas :
• angkutan laut;
• angkutan sungai dan danau
• angkutan penyeberangan.
Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2008 menentukan
bahwa angkutan laut terdiri atas :
 angkutan laut dalam negeri;
 angkutan laut luar negeri;
 angkutan laut khusus;
 angkutan laut playaran rakyat.
Jenis jenis pengangkutan melalui laut :
Berdasarkan routenya pelayaran dapat dibagi
menjadi:
• Pelayaran lokal : pelayaran yang masih dalam
radius 200 mil.
• Pelayaran Interinsuler/Nusantara: pelayaran yang
menempuh jarak lebih dari 200 mil laut
• Pelayaran samudera : pelayaran dari dan ke
Indonesi
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan:
• Liner service:
• Tramp
KAPAL.
Pengangkutan di laut dilaksanakan dengan
suatu alat yang disebut kapal.
Kapal ?
Kita dapat berpedoman pada Pasal 309 KUHD
ayat (1):
• Kapal adalah semua perahu dengan nama
apapun dan dari macam apapun juga.
( Subekti & R. Tjitrosudibio);
• Kapal adalah segala alat berlayar
bagaimanapun disebutnya dan sifatnya.(Ny
Sumarti Hartono,SH)
Pasal 309 KUHD ayat (2):
• Kecuali apabila ditentukan atau diperjanjikan lain
,maka kapal dianggap memuat perlengkapan
perlengkapan kapal.
Pasal 309 ayat (3) :
• Yang diartikan dengan perlengkapan pelengkapan
kapal adalah semua benda benda yang diperuntukkan
tetap dipergunakan dengan kapal, dengan tidak
merupakan bagian dari kapal.
Berdasarkan Pasal 309 maka dapat disimpulkan bahwa
kapal meliputi :
• badan kapal/bagian kapal;
• perlengkapan kapal.
• benda lepas
Kendaraan berdaya dukung dinamis adalah
jenis kapal yang dapat dioperasikan diatas
permukaan air atau dibawah permukaan air
dengan menggunakan daya dukung dinamis
yang diakibatkan oleh kecepatan dan/atau
rancang bangun kapal itu sendiri.
Bangunlah kepercayaan diri semaksmial
mungkin. Jadilah seperti mercusuar yang kokoh
berdiri di kegelapan dan mampu memberi
cahaya bagi sekelilingnya.
Terletak di Yokohama, Jepang, peringatan 100
tahun Pelabuhan Yokohama, pada tahun 1961.
Yokohama Tower menempati posisi ke-2 yang
tertinggi di dunia dengan tinggi 348 kaki.
Kapal menurut Pasal 1 angka 36 UU No. 17
Tahun 2008:
 Adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
tertentu, yang digerakkan dengan tenaga
angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung yang tidak berpindah pindah.
Dinyatakan sebagai kapal
Alat apung dan bangunan terapung yang
tidakberpindah-pindah adalah alat apung dan
bangunan terapung yang tidak mempunyai alat
penggerak sendiri, serta ditempatkan di suatu
lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-
pindah untuk waktu yang lama, misalnya hotel
terapung, tongkang akomudasi (acco m m o datio n
barg e ) untuk m e nunjang ke g iatan le pas pantai
dan tongkang menampung minyak (oil store
barge), serta unit pengeboran lepas pantai
berpindah ( mobile offshore drilling unit/MODU).
Kapal laut.
Berdasarkan Pasal 310 KUHD Kapal laut adalah
kapal kapal yang dipergunakan untuk pelayaran
di lautan atau dimaksudkan untuk itu.
Berdasarkan Pasal ini ada dua teori berkaitan
dengan kapal laut:
• Teori pemakaian;
• Teori peruntukan
Status Hukum Kapal 
 STATUS HUKUMKAPAL tergantung pada :
Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan
Kapal
 Pelayaran di laut banyak mengandung resiko
dan menyangkut hubungan internasional.
Untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas
pelayaran internasional, maka setiap kapal
yang berlayar di laut harus :
1.        Memiliki identitas yang jelas (st hukum).
2.        Memenuhi syarat untuk dilayarkan ;
3.        Dijalankan oleh orang yang memiliki
kompetensi untuk melayarkan kapal .
PENGUSAHA KAPAL DAN PERUSAHAAN
PELAYARAN
Pengusaha kapal (REDER) : 320 s/d 322 KUHD;
Parusahaan pelayaran (REDERIJ): 323 s/d 340
KUHD.
 Perusahaan Pelayaran / Rederij
( Ps.323KUHD)
Bilamana sebuah kapal dimiliki oleh berbagai
bagai orang yang lain dari pada karena suatu
perjanjian persekutuan sebagai dimaksudkan
di dalam titel ketiga dari buku pertama
,mempergunakannya untuk pelayaran di laut
untuk tanggungan bersama, maka terdapat
Pengusaha kapal/Reder( Ps. 320 KUHD)
Adalah dia, yang memakai sebuah kapal guna
pelayaran di laut , dan mengemudikannya
sendiri atau suruh mengemudikannya oleh
seorang nakhoda yang bekerja padanya
Syarat syarat agar seseorang dapat menjadi
seseorang pengusaha kapal menurut Pasal 320
KUHD adalah :
 Memakai sebuah kapal guna pelayaran di laut;
 Mengemudikannya sendiri atau menyuruh
nakhoda yang bekerja padanya.
Pengusaha Kapal menurut UU No.17/2008.
• Berdasarkan Ps. 28 (1) jo Ps. 29 (1)
seseorang atau badan usaha harus
mempunyai memiliki kapal berbendera
Indonesia dengan ukuran sekurang kurangnya
GT175. Kalau kerja sama dengan orang atau
badan usaha asing wajib memiliki kapal
sekurang kurangnya GT 5000.
• Berdasarkan Ps.320 KUHD kita mengenal :
Pengusaha Kapal, Pemilik Kapal, Penyewa,
Pencarter kapal, Nakhoda, ……
Pengangkut ? ? ?
Tanggung Jawab Pengusaha
Kapal.
 Tanggung jawab ?
 Ps. 321 KUHD menyatakan bahwa :
 Pengusaha Kapal terikat oleh perbuatan
perbuatan hukum yang dilakukan oleh mereka
yang dalam dinas tetap atau sementara dari
kapal itu di dalam pekerjaannya dalam
lingkungan kewenanganya.
Ps. 1367 KUH Perdata
 Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk
kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya sendiri tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatan
orang2 yang menjadi tanggungannya atau
disebabkan oleh barang barang yang ada
dibawah pengawasannya.
Awak Kapal.
 Adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan
diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal
untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai
dengan jabatannya yang tercantum dalam
buku sijil kapal.
Awak kapal menurut KM. No. 70/1998 terdiri
dari:
 Nakhoda;
 Perwira;
 Rating .
Struktur Organisasi dalam kapal
yang sedang berlayar
Hierarki AwakKapal
 Terbagi menjadi Departemen Dek dan
Departemen Mesin, selain terbagi menjadi
perwira/Officer dan bawahan/Rating.
Nakhoda
Ps 341; Nakhoda pemimpikapal. Anak kapal adalah
mereka yang namanya tercantum dalam daftar
anak kapal/monsterrol.
Tanggung jawab nakhoda: Psl.342 ayat 2 dan Psl
373 KUHD
Nakhoda
Nakhoda dalam menjalankan tugasnya
mempunyai tiga fungsi :
1. Nakhoda sebagai wakil pemerintah;
2. Nakhoda sebagai sebagai wakil dari
pengusaha pelayaran dan wakil dari semua
orang yang berkepentingan;
3. Nakhoda sebagai buruh.
Fungsi Nakhoda sebagai wakil
Pemerintah
Dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil
pemerintah kekuasaan nakhoda meliputi :
1. Nakhoda sebagai pemimpin kapal;(Ps. 341-
358b KUHD,137 – 146 UU No. 17 Tahun
2008.
2. Nakhoda sebagai jaksa/polisi; (143, 144 UU
No.17 /2008, Ps.386 – 390 KUHD.
3. Nakhoda sebagai notaris dan pegawai
pencatatan sipil. Ps.137 ayat (5) UU
No.17/2008.
Nakhoda sebagai sebagai wakil dari
pengusaha pelayaran dan wakil dari . .
Nakhoda sebagai wakil dari pengusaha
pelayaran pelaksanaannya berdasarkan
pada :
Pasal 359, 360,361,362,365 KUHD.
Ps.40,Ps 144 UU No. 17/2008
Nakhoda sebagai wakil dari pihak yang
berkepentingan terhadap barang muatan
pelaksanaannya berdasarkan pada :
Ps. 371, 468 (1) KUHD, Ps.139 UU
No.17/2008
Nakhoda sebagai buruh
Nakhoda sebagai buruh diatur dalam Ps.151 UU
No.17/2008 yang menyatakan bahwa:
(1) setiap awak kapal berhak mendapat
kesejahteraan yang meliputi . . .. . . . .
(2) Kesejahteraan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dinyatakan dalam perjanjian
kerja antara awak kapal dengan pemilik atau
operator kapal.
Sanksi pidana untuk Nakhoda
UU No.17 /2008 menetapkan sanksi pidana
terhadap nakhoda dalam hal :
Ps. 286 Nakhoda angkutan sungai dan danau. .
Ps. 302 yang melayarkan kapal yang tidak laik
laut. . .
Ps.309 mengetahui cuaca buruk . . .
Ps.315 mengibarkan bendera negara lain. . .
PS.317, Ps. 322, Ps.323 dan Ps. 330
Perjanjian kerja laut
 Nakhoda beserta anak buah kapal (awak
kapal) adalah buruh dari pengusaha kapal.
Hubungan saling mengikat antara keduanya
dituangkan dalam perjanjian yang disebut
“perjanjian kerja laut.”
 Ada penekanan bahwa perjanjian itu untuk
melakukan pekerjaan “ di laut “
Dasar Hukum
Ps.395 - Ps. 452 g KUHD
 Ps.395 KUHD yang dinamakan perjanjian
kerja laut ialah perjanjian yang dibuat antara
seorang pengusaha kapal di satu pihak dan
seorang buruh di pihak lain, dengan mana
pihak tersebut terakhir menyanggupi untuk
dibawah perintah pengusaha itu melakukan
pekerjaan dengan mendapat upah, sebagai
nakhoda atau anak kapal.
Pasal 1601 a KUH Perdata
 Persetujuan perburuhan adalah persetujuan
dengan mana pihak yang satu,si buruh,
mengikatkan dirinya untuk dibawah
perintahnya pihak yang lain, si majikan, untuk
suatu waktu terntentu, melakukan pekerjaan
dengan menerima upah.
 Bandingkan dengan Ps 395 KUHD dimana
perbedaan dan persamaannya.
Perj. Kerja laut antara Pengusaha
kapal dengan awak kapal
 Ps. 399 Perjanjian kerja antara pengusaha
kapal dengan pekerja yang akan bertindak
sebagai nakhoda atau perwira kapal harus
diadakan dengan tertulis, dengan ancaman
batal.
 Ps. 400. Perj. Kerja antara pengusaha kapal
dan seorang pekerja yang akan bertindak
sebagai awak kapal , harus diadakan di muka
pegawai yang ditentukan oleh penguasa yang
wenang dengan ancaman batal.
Soal:
1. Coba saudara sebutkan jelaskan persamaan
dan perbedaan dari angkutan laut, angkutan
laut khusus, dan angkutan penyeberangan.
2. Bagian bagian dari kapal serta alat
perlengkapan kapal merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan, apa maksudnya
jelaskan ! Mesin masuk bagian kapal atau
alat perlengkapan kapal jelaskan !.Bagaimana
status hukum dari alat perlengkapan kapal
jelaskan !.
3. Kapan seorang pengusaha kapal menjadi
seorang pengangkut, jelaskan !
KERUGIAN LAUT
 - kerugian2 akibat adanya tubrukan
kapal,kapal karam, kapal kandas,
penemuan barang di laut. ( Buku II Bab VI
Psl.534 s/d Psl 544, Bab VII Psl. 545 s/d 568
KUHD
 - avary/avarage ( Bab XI Buku II Psl.696 s/d
Psl740 KUHD )
Tubrukan kapal
 Ps.544 KUHD: apabila sebuah kapl sebagai
akibat dari caranya berlayar,atau karena tidak
memenuhi ketentuan UU, shg menimbulkn
kerugian pada kapal lain, barang2 atau orang
yang ada di kapal tersebutmaka pristiwa
tersebut termasuk “tubrukan kapal”
 Psl. 544- a: jika sebuah kapal menabrak
benda lain yang bukan kapal,baik yang berupa
benda tetap atau bergerak …… peristiwa
tersebut dapat disebut “tubrukan kapal”
Persoalan siapa yang salah
 Harus ditentukan siap “asas siapa yg salah
harus membyar ganti kerugian”
 Peristiwa dpt terjadi dalam 3 jenis:
 - Pada pristiwa tidak dapat ditunjuk siapa
yang salah;kebetulan, overmact, ragu2.Psl.
535 KUHD
 - kesalahan jelas ada pada satu pihak,Pasal
536 KUHD
 - kesalahan ada pada kedua belah pihak,Psl
537 KUHD
Kapal , terdampar dan
penemuan barang di laut./Ps
545 s/d 568 k
 Ps.545 taklah diperbolehkan kepda siapapun
juga, tanpa ijin tegas dari nakhoda, meskipun
dgn dalih hendak membantu atau
menolong,memasuki sebuah kapal.
Evenement di laut
 Dpt menimbulkan ber –macam2 perikatan dan
persoalan hukum :
 1).orang yg ada di dalam kapal yg sedang
tenggelamdpat ditolong oleh kapal lain;
 2).barang barang dari kapal yang
tenggelam,terapung apung dilaut ditemu dan
diambil/disimpan oleh kapal lain.
 3)barang2/alat perlengkapan dan akhirng
terlepas dr kpl yg tenggelam,terapung apung
di laut……………
 4).kapal yg pecah atau terdampar dipantai,dpt
ditolong oleh kapal dan orang lain;
 5).Kapal yg sedang berlayar di laut, dalam
keadaan bahaya dapat ditolong oleh kapal lain
Hak dan kewajiban
penolong/penyelamat
 Pasal 545 s/d Ps.549
 Ps. 546 : orang yg akan menolong sebuah
kapal harus minta ijin dulu kepada nakhoda:
bagaimana hak dan kewajiban dari si
penolong/si penyelamat, si nakhoda atau
pengurus barang yang ada disitu yg
menentukan.
AVARY/ AVAREGE
 Ps. 696 .s/d 740 KUHD
 Ps. 696: segala biaya luar biasa yang
dikeluarkan guna kepentingan sebuah kapal
dan yang dimuatnya baik biaya tadi
dikeluarkan bersama sama atau sendiri2
,segala kerugian yg menimpa kapal dan
barang2 terebut , selama waktu yg di dalam
bagian ke III dari bab IX ditetapkan sebagai
saat mulai berlakunya dan berakhirnya
bahaya. Segala sesuatu itu harus dianggapn
sebagai kerugian laut/avary
Mulai dan berakhirnya bahaya
 Ps.624 KUHD : Dalam hal pertanggungan
atas sebuah kapal maka bahaya mulai
berjalan bagi si yg menanggung semenjak
saat nakhoda mulai dengan pemuatan barang
barang dagangan, atau apabila ia diwajibkan
berangkat hanya dengan membawa bhan
pemberat pada saat dimulainya bahan
pemberat tersebut.
 …….. Ps. 625, Ps 626, Ps. 627. Ps.626
KUHD menunjukkan dekatnya hub.avary
dengan pertanggungan. ( lihat Ps.41 (3) UU
Jenis2 avary
 Avary umum; Ps.699 KUHD
 Avary khusus.Ps. 700 KUHD
Pengangkut
Pasal 466 dan 521 KUHD : Adalah orang yang
baik karena penggunaan kapal menurut waktu
maupun penggunaan penyediaan kapal
menurut pejalanan, maupun karena perjanjian
lainnya mengikat diri untuk melaksanakan
pengangkutan barang barang dan atau orang
orang seluruhnya atau sebagian menyeberang
laut.
Perhatikan kalimat :
 Karena penggunaan kapal menurut waktu
atau penggunaan penyediaan kapal menurut
perjalanan maupun perjanjian lainnya;
 Mengikatkan diri untuk . . .;
 Seluruhnya atau sebagian melalui laut.
Pengangkut – The Hage Rules
1922
 Pasal 1 a. Pengangkut adalah pemilik kapal
atau pencarter kapal yang mengadakan
perjanjian pengangkutan dengan pengirim
barang.
Tanggung jawab Pengangkut
 Tanggung jawab : Arti menurut kamus:
keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa apa boleh
dituntut, diperkarakan, dipersalahkan dsbnya )
T. Jawab dalam KUHD
Ps. 468 KUHD (1)
 Perjan. Peng. Mewajibkan peng. menjaga
keselamatan barang yang diangkut sejak saat
penerimaannya sampai saat penyerahanya
Ps.468 ayat( 2 ):
 Pengangkut diwajibkan mengganti kerugian
yang disebabkan karena tidak diserahkannya
barang seluruhnya atau sebagian atau karena
kerusakan barang, kecuali apabila hal itu
adalah akibat dari suatu peristiwa yang
sepantasnya tidak dapat dicegah,atau
dihindarinya, akibat dari keadaan, sifat atau
cacat benda sendiri, atau dari kesalahan
pengirim.
Ps. 468 ayat (3)
 Ia bertanggung jawab terhadap perbuatan dari
mereka yang ia pekerjakan dan terhadap
benda benda yang ia pergunakan pada
pengangkutan.
Pembatasan T. Jawab
 Ps 470 KUHD
Kewajiban Pengangkut
Ps. 38 UU No.17/2008 :Perusahaan angkutan di
perairan wajib mengangkut penumpang dan
atau barang terutama angkutan pos uang
yang disepakati dalam perjanjian
pengangkutan.
(2). Perjanjian pengangkutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan
karcis penumpang dan dokumen muatan
( Konosemen – Ps.504 s/d 517 b )
Pasal 40 UU No.17/2008
Perusahaan angkutan di perairan
bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan
penumpang dan /atau barang yang
diangkutnya.
(2)Perusahaan angkutan di perairan
bertanggung jawab terhadap muatan kapal
sesuai dengan sesuai dengan jenis dan
jumlah yang dinyatakan dalam dokumen
muatan dan /atau perjanjian atau kontrak
pengangkutan yang telah disepakati
Pasal 41 UU No.17/2008
mempetegas T. Jawab
pengangkut:
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 dapat timbul karena :
1. Kematian atau lukanya penumpang yg
diangkut;
2. Musnah,hilang,atau rusaknya barang yg
diangkut;
3. Keterlambatan angkutan;
4. Kerugian pihak ketiga.
Pasal 41 ayat (3) Wajib
asuransi
 Perusahaan angkutan di perairan wajib
mengasuransikan tanggung jawabnya
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
melaksanakan asuransi perlindungan dasar
penumpang umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan. Dan apabila
ini tidak dilaksanakan dapat dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 bulan dan denda
Rp.100.000.000 (Pasal 292 )
Pengangkutan Udara
Dipandang dari dari sudut geografis, luas
wilayah dan penyebaran penduduknya
peranan dan fungsi pengangkutan udara di
Indonesia sangat penting dan strategis baik
dilihat dari segi kesatuan dan persatuan
nasional, kehidupan sosial,
budaya,ekonomi,roda administrasi
pemerintahan maupun petahanan dan
keamanan.
Sejarah Penerbangan
 Sejak keberhasilan pertama kali oleh manusia
dalam menerbangkan pesawat yang
digerakkan oleh mesin pada tahun 1903,
sampai dengan akhir perang dunia I (1914 –
1918) pesawat hanyalah untuk kepentingan
olah raga atau sebagai alat perang. Setelah
perang dunia I usai, mulailah pengembangan
penerbangan untuk tujuan angkutan udara
komersiil.
Gambar pesawat dan
penemunya
 Wright bersaudara (Wright brothers), Orville
(19 Agustus 1871 - 30 January 1948) dan
Wilbur (16 April 1867 - 30 May 1912) adalah
dua orang Amerika yang dicatat sebagai
penemu pesawat terbang karena mereka
berhasil membangun pesawat terbang yang
pertama kali berhasil diterbangkan dan
dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17
Desember 1903
 Mulai tahun 1919 hingga tahun tahun dekade
1920 an adalah awal didirikannya sejumlah
perusahaan penerbangan di berbagai negara
di Eropa dan Amerika Serikat.
Angkutan Udara di Indonesia
sebelum kemerdekaan
Angkutan udara di indonesia sebelum
kemerdekaan di Indonesia dilakukan oleh
pemerintah Belanda.
Pada saat itu ada dua perusahaan penerbangan
yang melakukan kegiatan penerbangan
:Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Voor
Nederland kolonien (KLM)- 7-10-1919 dan
Koninklijke Nederlandsche Indische
Luchtvaart Maatschappij( KNILM) – 15 -2 -
1928
Dasar Hukum pengangkutan
Udara
  Pengaturan pengangkutan udara terdapat
dalam Undang-undang No.1 tahun 2009
Tentang Penerbangan.
OrdonansiPengangkutan Udara (OPU) S.100
tahun 1939 yang sebagian besar aturan-
aturan tersebut mengacu pada Konvensi
Warsawa tahun 1929.
 Peraturan yang bersifat Internasional yang
bertitik pangkal pada Konvensi Warsawa 1929
Peraturan yang bersifat
Internasional
Bertitik pangkal pada Konvensi warsawa 1929;
namun kemudian konvensi ini mengalami
beberapa kali perubahan al :
Protokol The Hage 1955 : tujuan utama dari prot
ini adalah untuk menaikkan limit tanggung
jawab pengangkut dari $8300 menjadi $16600
kemudian karena karena kenaikan harga
emas dinaikkan lagi menjadi $ 20000 [per
penumpang.
Konvensi Guadalayara 1961
Konvensi ini mengatur angkutan udara
internasional yang dilakukan oleh pengangkut
lain yang bukan menjadi pihak dalam
perjanjian pengangkutan, sebagai tambahan
terhadap Konvensi Warsawa, atau Konvensi
Warsawa -The Hage karena hal ini belum
diatur. Melalui Konvensi ini ditetapkan bahwa
ada pengangkut yang membuat perjanjian
pengangkutan ( Actual carrier) ada
pengangkutan yang melaksanakan perjanjian
pengangkutan ( Actual carrier )
 Konvensi ini juga memperluas yurisdiksi untuk
mengajukan tuntutan sebagai mana diatur
dalam Ps 28 konvensi Warsawa yaitu
kemungkinan untuk mengajukan gugatan di
tempat actual carrier berkedudukan atau di
tempat yang menjadi pusat kegiatannya.
Montreal Agreement
 Amerika menganggap limit yang telah
dinaikkan dalam protocol the Hage masih
terlalu rendah shg As tidak meratifikasinya.
Dengan bantuan IATA maka diadakan
perjanjian sementara diantara perusahaan
perusahaan penerbangan yang terbang ke
dan singgah di AS dengan US Civil
Aeronautics Board.
Montreal Agreement dibuat atas
prinsip prinsip sbb :
 Limit tanggung jawab pengangkut untuk
penumpang yang mengalami penderitaan
pribadi dinaikkan menjadi $ 75000 termasuk
biaya perkaram atau $ 58000 tidak termasuk
ongkos perkara.
 Tanggung jawab pengangkut mutlak.
 Para penumpang dapat mengadakan
perjanjan asuransi tambahan
 Peserta perjanjian dapat menyatakan diri
keluar dari perjanjian setelah memberitahukan
terlebih dahulu dalam waktu 12 tahun,
 Bagi perusahaan perusahaan penerbangan
Internasional yang diperbolehkan dan ingin
terbang di atas wilayah Amerika serikat
diwajibkan menandatangani montreal
agreement.
 Bagi para penumpang atau ahli warisnya yan
terbukti mengadakantindakan sabotase tidak
berhak memperoleh santunan.
Protocol Guatemala City 1971
 Protocol ini menaikkan tangung jawab
pengangkut menjadi 1.5000.000 gold francs
dan secara otomatis naik sebesar 187000
pada tahun kelima dan tahunn ke sepuluh.
 Prinsip tanggung jawab adalah mutlak.
London Agreement 1974
 Sehubungan dengan penerimaan terhadap
Protocol guatemala kurang terlihat maka
sejumlah negara Erpa barat mengadakan
perjanjian sementara untuk menaikkan limit
santunan per penumpang yang ditetapkan
dalam Protocol The Hage dari $20.000
menjadi $ 58.000 tidak termasuk ongkos
perkara.
Persetujuan Lisabon 1980
 Pertemuan informal di lisabon diadakan oleh
para ahli hukum pemerintah negara negara
Barat yang merekomendasikan kepada
pemerintah pemerintah mereka untuk
menaikkan limit tanggung jawab menjadi
$100.000.
Perjanjian Pengangkutan
Udara 
  Dalam Ordonansi Pengangkutan Udara juga
dalam Undang-undang No. 1 tahun 2009 tidak
ada ketentuan yang mengatur tentang
perjanjian baik mengenai pengertiannya
ataupun mengenai cara-cara mengadakan
serta sahnya perjanjian pengangkutan udara.
Perjanjian pengangkutan merujuk pada
syarat-syarat sahnya perjanjian pada
umumnya
Dokumen Pengangkutan
 Dokumen pengangkutan dalam pengangkutan
udara terdiri dari : (Pasal 150 UU No. 1/09)
a. tiket penumpang pesawat udara;
b. pas masuk pesawat udara (boarding pass);
c. tanda pengenal bagasi (baggage
identification/claim tag); dan
d. surat muatan udara (airway bill).
 Mengingat perjanjian bersifat knsensuil, maka
pencatatan dokumen pengangkutan sama
sekali tidak ada hubungannya dengan lahirnya
pengangkutan. Namun dokumen
pengangkutan ini berfungsi sebagai alat bukti
yang mempunyai kekuatan hukum serta
penjelasan atas hak dan kewajiban pihak.
Pasal 151 UU No.1 Tahun 2009
(1) Pengangkut wajib menyerahkan tiket pada
penumpang perseorangan atau penumpang
kolektif .
(1) Tiket penumpang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat :
a. nomor,tempat dan tanggal penerbitan;
b. nama penumpang dan nama pengangkut;
c. tempat, tanggal,waktu pemberangkatan, dan tujuan
pendaratan;
d. nomorpenerbangan;
e. tempat pendaratan yang direncanakan antara tempat
pemberangkatan dan tempat tujuan, apabila ada, dan
f. pernyataan bahwa pengangkut tundukpada ketentuan
dalamundang undang ini.
3) Yang berhak menggunakan tiket penumpang
adalah orang yang namanya tercantum dalam
tiket yang dibuktikan dengan dokumen
identitas diri yang sah;
(4) Dalam hal tiket tidak diisi keterangan
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) atau tidak diberikan oleh pengangkut,
pengangkut tidak berhak menggunakan
ketentuan dalam undang ini untuk membatasi
tanggung jawab
Pengangkut
 Menurut Konvensi Guadalayara 1961
Pengangkut pihak yang membuat
perjanjian pengangkutan ( Contracting carrier)
dan pihak yang menjalankan perjanjian
pengangkutan( Actual carrier).
Pengangkut menurut Ps.140
UU No.1 / 2009
(1) Badan usaha angkutan udara niaga wajib
mengangkut orang dan atau kargo, dan pos
setelah disepakatinya perjanjian
pengangkutan.
 Dapat disimpulkan Pangangkut adalah . . . . .
(3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana
dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan tiket
penumpang dan dokumen muatan
 Ps. 181 (1) UU No 1/2009 pengangkutan yg
dilakukan berturut turut oleh beberapa
pengangkut dianggap dianggap sbagai satu
pengangkutan,dalam hal diperjanjikan sebagai
satu perjanjian angkutan oleh pihak pihak ybs
dengan tanggung jawab sendiri sendiri atau
bersama sama. Dalam hal tidak ada perjanjian
dari para pengangkut kerugian
penumpang,pengiri atau penerima kargo
merupakan tanggung jawab pengangkut yang
mengeluarkan dokumen angkutan.
Prinsip tanggung jawab :
1. Prinsin tanggung jawab berdasarkan unsur
kesalahan / Fault liability/liability base on fault
2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung
jawab/presumtion of liability principle .
3. Prinsip tanggung jawab mutlak/strict liability:
4. Prinsip tanggung jawab absolut/ absolute
liability.
Tanggung jawab pengangkut
Ps. 141 UU No.1/2009 :Pengangkut
bertanggung jawab atas kerugian penumpang
yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka
luka yang diakibatkan kejadian angkutan
udara di dalam pesawat dan/atau naik turun
pesawat udara.
Ps.24 OPU : Pengangkut bertanggung jawab
untuk kerugian sebagai akibat dari luka atau
jejas jejas lain pada tubuh, yang diderita oleh
seorang penumpang,bila kecelakaan yang
menimbulkan kerugian itu ada hubungannya
dengan pengangkutan udara dan terjadi di
atas pesawat terbang atau selama melakukan
suau tindakan dalam hubungan dengan naik
ke atau turun dari pesawat terbang.
Syarat agar pengangkut dapat
dibebani tanggung jawab :
Ps.141 : Kerugian diakibatkan oleh :
1. kejadian angkutan udara;
2. di dalam pesawat udara;
3. naik – turun pesawat udara/embarkasi
-disembarkasi
Ps. 24 OPU : kerugian yang terjadi disebabkan
oleh :
1. Kecelakan;
2. ada hubungannya dengan pengangkutan
udara;
3. terjadi di atas pesawat terbang;
4. selama melakukan tindakan dalam
hubungannya dengan naik ke atau turunnya
dari pesawat terbang.
Bagasi kabin dan bagasi
te rcatat
 Ps. 143 : Pengangkut tidak bertanggung
jawab untuk kerugian karena rusak atau
hilangnya bagasi kabin/tangan kecuali apabila
penumpang dapat membuktikan bahwa
kerugian tersebut diakibatkan oleh tindakan
pengangkut atau orang yang dipekerjakannya
Ps.144 : Pengangkut bertanggung jawab karena
bagasi tercatat hilang,musnah atau rusak
yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama bagasi tercatat berada dalam
pengawasan pengangkut.
Tanggung jawab pengangkut
dalam pengangkutan kargo
Ps.145 Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh pengirim kargo
karena kargo yang dikirim hilang,
musnah,atau rusak yang diakibatkan oleh
kegiatan angkutan udara selama kargo berada
dalam pengawasan pengangkut.
Tanggung jawab atas
keterlambatan
Ps. 28 OPU : Jika tidak ada persetujuan lain maka
pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian
yang timbul karena keterlambatan dalam
pengangkutan penumpang bagasi dan barang.
Ps. 146 : Peng. bertanggung jawab atas kerugian
yang diderita karena keterlambatan pada
angkutan penumpang, bagasi atau kargo
kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan
bahwa keteralambatan tsb disebabkan oleh
cuaca dan teknis operasional
Penumpang tidak terangkut
sesuai jadwal yang ditentukan
Berdasarkan Ps. 147 ayat (1) dan (2) tidak
terangkutnya penumpang karena kapasitas
pesawat udara pengangkut harus
bertanggung jawab memberikan kompensasi
kepada penumpang berupa:
a. mengalihkan ke penerbangan lain tanpa
membayar biaya tambahan dan /atau
b. memberikan konsumsi, akomodasi dan biaya
trasnportasi apabila tidak ada penerbangan
lain ke tempat tujuan.
Soal
1).Pasal 341 (5) yang diartikan penumpang
menurut KUHD ini adalah semua orang yang
ada di kapal selain nachoda.
Pertanyaan:
Apa sebenanya maksud dari ketentuan pasal
ini, jelaskan !
2).Fungsi nahkoda juga bisa sebagai wakil dari
Pemerintah, jelaskan apa maksudnya !
(3) Pasal 346 KUHD: Nachoda diwajibkan
memelihara barang barang yang ada di kapal
dari penumpang yang meninggal selama
perjalanan dan dimuka dua orang dari
penumpang penumpang membuat atau
menyuruh membuat pertelaan yang pantas
yang ditandatangani olehnya dan penumpang
penumpang ini.
Pertanyaannya : Mewakili siapa sebenarnya
nachoda terkait dengan pasal ini,jelaskan !
4).-Perjanjian kerja laut kalau kita nyatakan
sebagai perjanjian perburuhan yang bersifat
khusus, coba saudara tunjukkan dimana letak
kekhususannya !
-Sebutkan dan jelaskan jenis jenis perjanjian
kerja laut !
5). Perjanjian angkutan udara sebagaimana
perjanjian pengangkutan dalam moda
pengangkutan yang lainnya bersifat
konsensuil.
Pertanyaan :
Apa maksud dari pernyataan diatas, dan
bagaimana dengan dokumen pengangkutan
udara apakah dibutuhkan,jelaskan.

More Related Content

What's hot

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAANJUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAANFair Nurfachrizi
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalYanels Garsione
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Tindak Pidana Pencucian Uang
Tindak Pidana Pencucian UangTindak Pidana Pencucian Uang
Tindak Pidana Pencucian UangFachrul Kardiman
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanKonsultan Tesis
 

What's hot (20)

Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAANJUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Tindak Pidana Pencucian Uang
Tindak Pidana Pencucian UangTindak Pidana Pencucian Uang
Tindak Pidana Pencucian Uang
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Replik dan Duplik (Idik Saeful Bahri)
 
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuanSkripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
Skripsi lengkap hukum tindak pidana penipuan
 

Similar to Hukum pengangkutan

HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptssuserd30037
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananbachrisb
 
Hukum maritim dan peraturan kapal perikanan
Hukum maritim dan peraturan kapal perikananHukum maritim dan peraturan kapal perikanan
Hukum maritim dan peraturan kapal perikananMr_Sansan
 
Uu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranUu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranSei Enim
 
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhanan
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhananPp. no 61_thn_09 kepelabuhanan
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhananSuardi Cuanca
 
Bahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiBahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiaryani witasari
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranDeskaUliyani1
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxBowo65
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranUndang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranPenataan Ruang
 
Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaranUu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaranDesi Nurwiyanti
 
Angkutan sungai dan danau
Angkutan sungai dan danauAngkutan sungai dan danau
Angkutan sungai dan danauMertyana Tanggu
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaFazrin Heros
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANharjunode
 

Similar to Hukum pengangkutan (20)

HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
 
AKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdfAKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdf
 
Uu 21 1992
Uu 21 1992Uu 21 1992
Uu 21 1992
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikanan
 
Pelabuhan by arizki
Pelabuhan by arizkiPelabuhan by arizki
Pelabuhan by arizki
 
Hukum Maritim.ppt
Hukum Maritim.pptHukum Maritim.ppt
Hukum Maritim.ppt
 
Hukum maritim dan peraturan kapal perikanan
Hukum maritim dan peraturan kapal perikananHukum maritim dan peraturan kapal perikanan
Hukum maritim dan peraturan kapal perikanan
 
Uu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaranUu 17 2008 pelayaran
Uu 17 2008 pelayaran
 
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhanan
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhananPp. no 61_thn_09 kepelabuhanan
Pp. no 61_thn_09 kepelabuhanan
 
Bahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan iiBahan ajar hk pengangkutan ii
Bahan ajar hk pengangkutan ii
 
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
Makalah Hukum Laut dan PPPK (By. Saiful Mukminin)
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaran
 
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptxKelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang PelayaranUndang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
 
Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaranUu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docxBAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
 
Angkutan sungai dan danau
Angkutan sungai dan danauAngkutan sungai dan danau
Angkutan sungai dan danau
 
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMAN
 

Recently uploaded

Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfCI kumparan
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfCI kumparan
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.pptintelkejarimimika07
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...CI kumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfCIkumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfthegoddescorp
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfCI kumparan
 
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfCI kumparan
 

Recently uploaded (9)

Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
 
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
 

Hukum pengangkutan

  • 1. Moral 1. (ajaran tt) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila: -- mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan;
  • 2. Lanjutan moral 2. Kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur yg tinggi; 3. Ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita; ber·mo·ral v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat yg -; 2 sesuai dng moral (adat sopan santun dsb): ia melakukan perbuatan yg tidak -
  • 3. HUKUMPENGANGKUTAN TIMPENGAJAR: Hendro Puto Adji, SH. MS. Suyadi,SH,M.Hum. Hj.Krisnhoe Kartika W.SH,M.Hum. I Ketut Karmi Nurjaya,SH.M.Hum.  
  • 4. Tiga moda pengangkutan 1. Pengangkutan Pada Umumnya : 2. Pengangkutan Darat; 3. Pengangkutan Udara; 4. Pengangkutan Perairan.
  • 5. HUKUMPENGANGKUTAN DI LAUT. • Hukum ? • Hukum : Simorangkirdan Wirjono→ Sastropranoto • Peraturan peraturan yang bersifat memaksa,yang menentukan tingkah laku manusia dalammasyarakat yang dibuat oleh badan badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukumtertentu.
  • 6. Pengangkutan ?  Masing masing sarjana mempunyai pendapat yang berbeda namun intinya sama. Abdul Kadir Muhamad berpendapat sebagai berikut: Menurut arti katanya pengangkutan berasal dari kata dasar “angkut” yang berarti angkat dan bawa, muat dan bawa atau kirimkan. Mengangkut artinya mengangkat dan membawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengangkutan : proses kegiatan memuat barang atau penumpang ke dalam pengangkutan, membawa barang atau penumpang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan, dan menurunkan barang atau penumpang dari alat pengangkutan ke tempat yang ditentukan.  Pengangkutan di laut ?  Hukum Pengangkutan di laut ? 
  • 7. Keuntungan pengangkutan melalui laut : Khususnya dikalangan dunia usaha pengangkutan melalui laut ternyata menjadi pilihan karena :  Daya angkutnya lebih besar;  Biayanya lebih murah.
  • 8. Kerugiannya :  Pengangkutan dengan kapal lebih lambat dibanding alat angkut lain;  Proses pengangkutannya berjalan lebih lama.  Kegiatan pelayaran dipengaruhi oleh cuaca dan gangguan alam yang sangat mempengaruhi jadwal pelayaran sehingga tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana.  Dasar hukum pengangkutan melalui laut :
  • 9. Dasarhukumpengangkutan laut • KUHD Perdata; • KUHD; • UU No. 17 Tahun 2008; • Peraturan yang bersifat Internasional. UU no. 17 Tahun 2008 mengatur mengenai angkutan perairan. Menurut Pasal 6 angkutan perairan terdiri atas : • angkutan laut; • angkutan sungai dan danau • angkutan penyeberangan.
  • 10. Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2008 menentukan bahwa angkutan laut terdiri atas :  angkutan laut dalam negeri;  angkutan laut luar negeri;  angkutan laut khusus;  angkutan laut playaran rakyat.
  • 11. Jenis jenis pengangkutan melalui laut : Berdasarkan routenya pelayaran dapat dibagi menjadi: • Pelayaran lokal : pelayaran yang masih dalam radius 200 mil. • Pelayaran Interinsuler/Nusantara: pelayaran yang menempuh jarak lebih dari 200 mil laut • Pelayaran samudera : pelayaran dari dan ke Indonesi Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan: • Liner service: • Tramp
  • 12. KAPAL. Pengangkutan di laut dilaksanakan dengan suatu alat yang disebut kapal. Kapal ? Kita dapat berpedoman pada Pasal 309 KUHD ayat (1): • Kapal adalah semua perahu dengan nama apapun dan dari macam apapun juga. ( Subekti & R. Tjitrosudibio); • Kapal adalah segala alat berlayar bagaimanapun disebutnya dan sifatnya.(Ny Sumarti Hartono,SH)
  • 13. Pasal 309 KUHD ayat (2): • Kecuali apabila ditentukan atau diperjanjikan lain ,maka kapal dianggap memuat perlengkapan perlengkapan kapal. Pasal 309 ayat (3) : • Yang diartikan dengan perlengkapan pelengkapan kapal adalah semua benda benda yang diperuntukkan tetap dipergunakan dengan kapal, dengan tidak merupakan bagian dari kapal. Berdasarkan Pasal 309 maka dapat disimpulkan bahwa kapal meliputi : • badan kapal/bagian kapal; • perlengkapan kapal. • benda lepas
  • 14. Kendaraan berdaya dukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat dioperasikan diatas permukaan air atau dibawah permukaan air dengan menggunakan daya dukung dinamis yang diakibatkan oleh kecepatan dan/atau rancang bangun kapal itu sendiri.
  • 15. Bangunlah kepercayaan diri semaksmial mungkin. Jadilah seperti mercusuar yang kokoh berdiri di kegelapan dan mampu memberi cahaya bagi sekelilingnya.
  • 16. Terletak di Yokohama, Jepang, peringatan 100 tahun Pelabuhan Yokohama, pada tahun 1961. Yokohama Tower menempati posisi ke-2 yang tertinggi di dunia dengan tinggi 348 kaki.
  • 17. Kapal menurut Pasal 1 angka 36 UU No. 17 Tahun 2008:  Adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah pindah.
  • 18. Dinyatakan sebagai kapal Alat apung dan bangunan terapung yang tidakberpindah-pindah adalah alat apung dan bangunan terapung yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri, serta ditempatkan di suatu lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah- pindah untuk waktu yang lama, misalnya hotel terapung, tongkang akomudasi (acco m m o datio n barg e ) untuk m e nunjang ke g iatan le pas pantai dan tongkang menampung minyak (oil store barge), serta unit pengeboran lepas pantai berpindah ( mobile offshore drilling unit/MODU).
  • 19. Kapal laut. Berdasarkan Pasal 310 KUHD Kapal laut adalah kapal kapal yang dipergunakan untuk pelayaran di lautan atau dimaksudkan untuk itu. Berdasarkan Pasal ini ada dua teori berkaitan dengan kapal laut: • Teori pemakaian; • Teori peruntukan
  • 20. Status Hukum Kapal   STATUS HUKUMKAPAL tergantung pada : Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal
  • 21.  Pelayaran di laut banyak mengandung resiko dan menyangkut hubungan internasional. Untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas pelayaran internasional, maka setiap kapal yang berlayar di laut harus : 1.        Memiliki identitas yang jelas (st hukum). 2.        Memenuhi syarat untuk dilayarkan ; 3.        Dijalankan oleh orang yang memiliki kompetensi untuk melayarkan kapal .
  • 22. PENGUSAHA KAPAL DAN PERUSAHAAN PELAYARAN Pengusaha kapal (REDER) : 320 s/d 322 KUHD; Parusahaan pelayaran (REDERIJ): 323 s/d 340 KUHD.  Perusahaan Pelayaran / Rederij ( Ps.323KUHD) Bilamana sebuah kapal dimiliki oleh berbagai bagai orang yang lain dari pada karena suatu perjanjian persekutuan sebagai dimaksudkan di dalam titel ketiga dari buku pertama ,mempergunakannya untuk pelayaran di laut untuk tanggungan bersama, maka terdapat
  • 23. Pengusaha kapal/Reder( Ps. 320 KUHD) Adalah dia, yang memakai sebuah kapal guna pelayaran di laut , dan mengemudikannya sendiri atau suruh mengemudikannya oleh seorang nakhoda yang bekerja padanya Syarat syarat agar seseorang dapat menjadi seseorang pengusaha kapal menurut Pasal 320 KUHD adalah :  Memakai sebuah kapal guna pelayaran di laut;  Mengemudikannya sendiri atau menyuruh nakhoda yang bekerja padanya.
  • 24. Pengusaha Kapal menurut UU No.17/2008. • Berdasarkan Ps. 28 (1) jo Ps. 29 (1) seseorang atau badan usaha harus mempunyai memiliki kapal berbendera Indonesia dengan ukuran sekurang kurangnya GT175. Kalau kerja sama dengan orang atau badan usaha asing wajib memiliki kapal sekurang kurangnya GT 5000. • Berdasarkan Ps.320 KUHD kita mengenal : Pengusaha Kapal, Pemilik Kapal, Penyewa, Pencarter kapal, Nakhoda, …… Pengangkut ? ? ?
  • 25. Tanggung Jawab Pengusaha Kapal.  Tanggung jawab ?  Ps. 321 KUHD menyatakan bahwa :  Pengusaha Kapal terikat oleh perbuatan perbuatan hukum yang dilakukan oleh mereka yang dalam dinas tetap atau sementara dari kapal itu di dalam pekerjaannya dalam lingkungan kewenanganya.
  • 26. Ps. 1367 KUH Perdata  Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang2 yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang barang yang ada dibawah pengawasannya.
  • 27. Awak Kapal.  Adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil kapal. Awak kapal menurut KM. No. 70/1998 terdiri dari:  Nakhoda;  Perwira;  Rating .
  • 28. Struktur Organisasi dalam kapal yang sedang berlayar
  • 29. Hierarki AwakKapal  Terbagi menjadi Departemen Dek dan Departemen Mesin, selain terbagi menjadi perwira/Officer dan bawahan/Rating.
  • 30. Nakhoda Ps 341; Nakhoda pemimpikapal. Anak kapal adalah mereka yang namanya tercantum dalam daftar anak kapal/monsterrol. Tanggung jawab nakhoda: Psl.342 ayat 2 dan Psl 373 KUHD
  • 31. Nakhoda Nakhoda dalam menjalankan tugasnya mempunyai tiga fungsi : 1. Nakhoda sebagai wakil pemerintah; 2. Nakhoda sebagai sebagai wakil dari pengusaha pelayaran dan wakil dari semua orang yang berkepentingan; 3. Nakhoda sebagai buruh.
  • 32. Fungsi Nakhoda sebagai wakil Pemerintah Dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil pemerintah kekuasaan nakhoda meliputi : 1. Nakhoda sebagai pemimpin kapal;(Ps. 341- 358b KUHD,137 – 146 UU No. 17 Tahun 2008. 2. Nakhoda sebagai jaksa/polisi; (143, 144 UU No.17 /2008, Ps.386 – 390 KUHD. 3. Nakhoda sebagai notaris dan pegawai pencatatan sipil. Ps.137 ayat (5) UU No.17/2008.
  • 33. Nakhoda sebagai sebagai wakil dari pengusaha pelayaran dan wakil dari . . Nakhoda sebagai wakil dari pengusaha pelayaran pelaksanaannya berdasarkan pada : Pasal 359, 360,361,362,365 KUHD. Ps.40,Ps 144 UU No. 17/2008 Nakhoda sebagai wakil dari pihak yang berkepentingan terhadap barang muatan pelaksanaannya berdasarkan pada : Ps. 371, 468 (1) KUHD, Ps.139 UU No.17/2008
  • 34. Nakhoda sebagai buruh Nakhoda sebagai buruh diatur dalam Ps.151 UU No.17/2008 yang menyatakan bahwa: (1) setiap awak kapal berhak mendapat kesejahteraan yang meliputi . . .. . . . . (2) Kesejahteraan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam perjanjian kerja antara awak kapal dengan pemilik atau operator kapal.
  • 35. Sanksi pidana untuk Nakhoda UU No.17 /2008 menetapkan sanksi pidana terhadap nakhoda dalam hal : Ps. 286 Nakhoda angkutan sungai dan danau. . Ps. 302 yang melayarkan kapal yang tidak laik laut. . . Ps.309 mengetahui cuaca buruk . . . Ps.315 mengibarkan bendera negara lain. . . PS.317, Ps. 322, Ps.323 dan Ps. 330
  • 36. Perjanjian kerja laut  Nakhoda beserta anak buah kapal (awak kapal) adalah buruh dari pengusaha kapal. Hubungan saling mengikat antara keduanya dituangkan dalam perjanjian yang disebut “perjanjian kerja laut.”  Ada penekanan bahwa perjanjian itu untuk melakukan pekerjaan “ di laut “
  • 37. Dasar Hukum Ps.395 - Ps. 452 g KUHD  Ps.395 KUHD yang dinamakan perjanjian kerja laut ialah perjanjian yang dibuat antara seorang pengusaha kapal di satu pihak dan seorang buruh di pihak lain, dengan mana pihak tersebut terakhir menyanggupi untuk dibawah perintah pengusaha itu melakukan pekerjaan dengan mendapat upah, sebagai nakhoda atau anak kapal.
  • 38. Pasal 1601 a KUH Perdata  Persetujuan perburuhan adalah persetujuan dengan mana pihak yang satu,si buruh, mengikatkan dirinya untuk dibawah perintahnya pihak yang lain, si majikan, untuk suatu waktu terntentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah.  Bandingkan dengan Ps 395 KUHD dimana perbedaan dan persamaannya.
  • 39. Perj. Kerja laut antara Pengusaha kapal dengan awak kapal  Ps. 399 Perjanjian kerja antara pengusaha kapal dengan pekerja yang akan bertindak sebagai nakhoda atau perwira kapal harus diadakan dengan tertulis, dengan ancaman batal.  Ps. 400. Perj. Kerja antara pengusaha kapal dan seorang pekerja yang akan bertindak sebagai awak kapal , harus diadakan di muka pegawai yang ditentukan oleh penguasa yang wenang dengan ancaman batal.
  • 40. Soal: 1. Coba saudara sebutkan jelaskan persamaan dan perbedaan dari angkutan laut, angkutan laut khusus, dan angkutan penyeberangan. 2. Bagian bagian dari kapal serta alat perlengkapan kapal merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, apa maksudnya jelaskan ! Mesin masuk bagian kapal atau alat perlengkapan kapal jelaskan !.Bagaimana status hukum dari alat perlengkapan kapal jelaskan !.
  • 41. 3. Kapan seorang pengusaha kapal menjadi seorang pengangkut, jelaskan !
  • 42. KERUGIAN LAUT  - kerugian2 akibat adanya tubrukan kapal,kapal karam, kapal kandas, penemuan barang di laut. ( Buku II Bab VI Psl.534 s/d Psl 544, Bab VII Psl. 545 s/d 568 KUHD  - avary/avarage ( Bab XI Buku II Psl.696 s/d Psl740 KUHD )
  • 43. Tubrukan kapal  Ps.544 KUHD: apabila sebuah kapl sebagai akibat dari caranya berlayar,atau karena tidak memenuhi ketentuan UU, shg menimbulkn kerugian pada kapal lain, barang2 atau orang yang ada di kapal tersebutmaka pristiwa tersebut termasuk “tubrukan kapal”  Psl. 544- a: jika sebuah kapal menabrak benda lain yang bukan kapal,baik yang berupa benda tetap atau bergerak …… peristiwa tersebut dapat disebut “tubrukan kapal”
  • 44. Persoalan siapa yang salah  Harus ditentukan siap “asas siapa yg salah harus membyar ganti kerugian”  Peristiwa dpt terjadi dalam 3 jenis:  - Pada pristiwa tidak dapat ditunjuk siapa yang salah;kebetulan, overmact, ragu2.Psl. 535 KUHD  - kesalahan jelas ada pada satu pihak,Pasal 536 KUHD  - kesalahan ada pada kedua belah pihak,Psl 537 KUHD
  • 45. Kapal , terdampar dan penemuan barang di laut./Ps 545 s/d 568 k  Ps.545 taklah diperbolehkan kepda siapapun juga, tanpa ijin tegas dari nakhoda, meskipun dgn dalih hendak membantu atau menolong,memasuki sebuah kapal.
  • 46. Evenement di laut  Dpt menimbulkan ber –macam2 perikatan dan persoalan hukum :  1).orang yg ada di dalam kapal yg sedang tenggelamdpat ditolong oleh kapal lain;  2).barang barang dari kapal yang tenggelam,terapung apung dilaut ditemu dan diambil/disimpan oleh kapal lain.  3)barang2/alat perlengkapan dan akhirng terlepas dr kpl yg tenggelam,terapung apung di laut……………
  • 47.  4).kapal yg pecah atau terdampar dipantai,dpt ditolong oleh kapal dan orang lain;  5).Kapal yg sedang berlayar di laut, dalam keadaan bahaya dapat ditolong oleh kapal lain
  • 48. Hak dan kewajiban penolong/penyelamat  Pasal 545 s/d Ps.549  Ps. 546 : orang yg akan menolong sebuah kapal harus minta ijin dulu kepada nakhoda: bagaimana hak dan kewajiban dari si penolong/si penyelamat, si nakhoda atau pengurus barang yang ada disitu yg menentukan.
  • 49. AVARY/ AVAREGE  Ps. 696 .s/d 740 KUHD  Ps. 696: segala biaya luar biasa yang dikeluarkan guna kepentingan sebuah kapal dan yang dimuatnya baik biaya tadi dikeluarkan bersama sama atau sendiri2 ,segala kerugian yg menimpa kapal dan barang2 terebut , selama waktu yg di dalam bagian ke III dari bab IX ditetapkan sebagai saat mulai berlakunya dan berakhirnya bahaya. Segala sesuatu itu harus dianggapn sebagai kerugian laut/avary
  • 50. Mulai dan berakhirnya bahaya  Ps.624 KUHD : Dalam hal pertanggungan atas sebuah kapal maka bahaya mulai berjalan bagi si yg menanggung semenjak saat nakhoda mulai dengan pemuatan barang barang dagangan, atau apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bhan pemberat pada saat dimulainya bahan pemberat tersebut.  …….. Ps. 625, Ps 626, Ps. 627. Ps.626 KUHD menunjukkan dekatnya hub.avary dengan pertanggungan. ( lihat Ps.41 (3) UU
  • 51. Jenis2 avary  Avary umum; Ps.699 KUHD  Avary khusus.Ps. 700 KUHD
  • 52. Pengangkut Pasal 466 dan 521 KUHD : Adalah orang yang baik karena penggunaan kapal menurut waktu maupun penggunaan penyediaan kapal menurut pejalanan, maupun karena perjanjian lainnya mengikat diri untuk melaksanakan pengangkutan barang barang dan atau orang orang seluruhnya atau sebagian menyeberang laut.
  • 53. Perhatikan kalimat :  Karena penggunaan kapal menurut waktu atau penggunaan penyediaan kapal menurut perjalanan maupun perjanjian lainnya;  Mengikatkan diri untuk . . .;  Seluruhnya atau sebagian melalui laut.
  • 54. Pengangkut – The Hage Rules 1922  Pasal 1 a. Pengangkut adalah pemilik kapal atau pencarter kapal yang mengadakan perjanjian pengangkutan dengan pengirim barang.
  • 55. Tanggung jawab Pengangkut  Tanggung jawab : Arti menurut kamus: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa apa boleh dituntut, diperkarakan, dipersalahkan dsbnya )
  • 56. T. Jawab dalam KUHD Ps. 468 KUHD (1)  Perjan. Peng. Mewajibkan peng. menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat penerimaannya sampai saat penyerahanya
  • 57. Ps.468 ayat( 2 ):  Pengangkut diwajibkan mengganti kerugian yang disebabkan karena tidak diserahkannya barang seluruhnya atau sebagian atau karena kerusakan barang, kecuali apabila hal itu adalah akibat dari suatu peristiwa yang sepantasnya tidak dapat dicegah,atau dihindarinya, akibat dari keadaan, sifat atau cacat benda sendiri, atau dari kesalahan pengirim.
  • 58. Ps. 468 ayat (3)  Ia bertanggung jawab terhadap perbuatan dari mereka yang ia pekerjakan dan terhadap benda benda yang ia pergunakan pada pengangkutan.
  • 59. Pembatasan T. Jawab  Ps 470 KUHD
  • 60. Kewajiban Pengangkut Ps. 38 UU No.17/2008 :Perusahaan angkutan di perairan wajib mengangkut penumpang dan atau barang terutama angkutan pos uang yang disepakati dalam perjanjian pengangkutan. (2). Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan karcis penumpang dan dokumen muatan ( Konosemen – Ps.504 s/d 517 b )
  • 61. Pasal 40 UU No.17/2008 Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan penumpang dan /atau barang yang diangkutnya. (2)Perusahaan angkutan di perairan bertanggung jawab terhadap muatan kapal sesuai dengan sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan /atau perjanjian atau kontrak pengangkutan yang telah disepakati
  • 62. Pasal 41 UU No.17/2008 mempetegas T. Jawab pengangkut: Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat timbul karena : 1. Kematian atau lukanya penumpang yg diangkut; 2. Musnah,hilang,atau rusaknya barang yg diangkut; 3. Keterlambatan angkutan; 4. Kerugian pihak ketiga.
  • 63. Pasal 41 ayat (3) Wajib asuransi  Perusahaan angkutan di perairan wajib mengasuransikan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud ayat (1) dan melaksanakan asuransi perlindungan dasar penumpang umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Dan apabila ini tidak dilaksanakan dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 bulan dan denda Rp.100.000.000 (Pasal 292 )
  • 64. Pengangkutan Udara Dipandang dari dari sudut geografis, luas wilayah dan penyebaran penduduknya peranan dan fungsi pengangkutan udara di Indonesia sangat penting dan strategis baik dilihat dari segi kesatuan dan persatuan nasional, kehidupan sosial, budaya,ekonomi,roda administrasi pemerintahan maupun petahanan dan keamanan.
  • 65. Sejarah Penerbangan  Sejak keberhasilan pertama kali oleh manusia dalam menerbangkan pesawat yang digerakkan oleh mesin pada tahun 1903, sampai dengan akhir perang dunia I (1914 – 1918) pesawat hanyalah untuk kepentingan olah raga atau sebagai alat perang. Setelah perang dunia I usai, mulailah pengembangan penerbangan untuk tujuan angkutan udara komersiil.
  • 67.  Wright bersaudara (Wright brothers), Orville (19 Agustus 1871 - 30 January 1948) dan Wilbur (16 April 1867 - 30 May 1912) adalah dua orang Amerika yang dicatat sebagai penemu pesawat terbang karena mereka berhasil membangun pesawat terbang yang pertama kali berhasil diterbangkan dan dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17 Desember 1903
  • 68.  Mulai tahun 1919 hingga tahun tahun dekade 1920 an adalah awal didirikannya sejumlah perusahaan penerbangan di berbagai negara di Eropa dan Amerika Serikat.
  • 69. Angkutan Udara di Indonesia sebelum kemerdekaan Angkutan udara di indonesia sebelum kemerdekaan di Indonesia dilakukan oleh pemerintah Belanda. Pada saat itu ada dua perusahaan penerbangan yang melakukan kegiatan penerbangan :Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Voor Nederland kolonien (KLM)- 7-10-1919 dan Koninklijke Nederlandsche Indische Luchtvaart Maatschappij( KNILM) – 15 -2 - 1928
  • 70. Dasar Hukum pengangkutan Udara   Pengaturan pengangkutan udara terdapat dalam Undang-undang No.1 tahun 2009 Tentang Penerbangan. OrdonansiPengangkutan Udara (OPU) S.100 tahun 1939 yang sebagian besar aturan- aturan tersebut mengacu pada Konvensi Warsawa tahun 1929.  Peraturan yang bersifat Internasional yang bertitik pangkal pada Konvensi Warsawa 1929
  • 71. Peraturan yang bersifat Internasional Bertitik pangkal pada Konvensi warsawa 1929; namun kemudian konvensi ini mengalami beberapa kali perubahan al : Protokol The Hage 1955 : tujuan utama dari prot ini adalah untuk menaikkan limit tanggung jawab pengangkut dari $8300 menjadi $16600 kemudian karena karena kenaikan harga emas dinaikkan lagi menjadi $ 20000 [per penumpang.
  • 72. Konvensi Guadalayara 1961 Konvensi ini mengatur angkutan udara internasional yang dilakukan oleh pengangkut lain yang bukan menjadi pihak dalam perjanjian pengangkutan, sebagai tambahan terhadap Konvensi Warsawa, atau Konvensi Warsawa -The Hage karena hal ini belum diatur. Melalui Konvensi ini ditetapkan bahwa ada pengangkut yang membuat perjanjian pengangkutan ( Actual carrier) ada pengangkutan yang melaksanakan perjanjian pengangkutan ( Actual carrier )
  • 73.  Konvensi ini juga memperluas yurisdiksi untuk mengajukan tuntutan sebagai mana diatur dalam Ps 28 konvensi Warsawa yaitu kemungkinan untuk mengajukan gugatan di tempat actual carrier berkedudukan atau di tempat yang menjadi pusat kegiatannya.
  • 74. Montreal Agreement  Amerika menganggap limit yang telah dinaikkan dalam protocol the Hage masih terlalu rendah shg As tidak meratifikasinya. Dengan bantuan IATA maka diadakan perjanjian sementara diantara perusahaan perusahaan penerbangan yang terbang ke dan singgah di AS dengan US Civil Aeronautics Board.
  • 75. Montreal Agreement dibuat atas prinsip prinsip sbb :  Limit tanggung jawab pengangkut untuk penumpang yang mengalami penderitaan pribadi dinaikkan menjadi $ 75000 termasuk biaya perkaram atau $ 58000 tidak termasuk ongkos perkara.  Tanggung jawab pengangkut mutlak.  Para penumpang dapat mengadakan perjanjan asuransi tambahan  Peserta perjanjian dapat menyatakan diri keluar dari perjanjian setelah memberitahukan terlebih dahulu dalam waktu 12 tahun,
  • 76.  Bagi perusahaan perusahaan penerbangan Internasional yang diperbolehkan dan ingin terbang di atas wilayah Amerika serikat diwajibkan menandatangani montreal agreement.  Bagi para penumpang atau ahli warisnya yan terbukti mengadakantindakan sabotase tidak berhak memperoleh santunan.
  • 77. Protocol Guatemala City 1971  Protocol ini menaikkan tangung jawab pengangkut menjadi 1.5000.000 gold francs dan secara otomatis naik sebesar 187000 pada tahun kelima dan tahunn ke sepuluh.  Prinsip tanggung jawab adalah mutlak.
  • 78. London Agreement 1974  Sehubungan dengan penerimaan terhadap Protocol guatemala kurang terlihat maka sejumlah negara Erpa barat mengadakan perjanjian sementara untuk menaikkan limit santunan per penumpang yang ditetapkan dalam Protocol The Hage dari $20.000 menjadi $ 58.000 tidak termasuk ongkos perkara.
  • 79. Persetujuan Lisabon 1980  Pertemuan informal di lisabon diadakan oleh para ahli hukum pemerintah negara negara Barat yang merekomendasikan kepada pemerintah pemerintah mereka untuk menaikkan limit tanggung jawab menjadi $100.000.
  • 80. Perjanjian Pengangkutan Udara    Dalam Ordonansi Pengangkutan Udara juga dalam Undang-undang No. 1 tahun 2009 tidak ada ketentuan yang mengatur tentang perjanjian baik mengenai pengertiannya ataupun mengenai cara-cara mengadakan serta sahnya perjanjian pengangkutan udara. Perjanjian pengangkutan merujuk pada syarat-syarat sahnya perjanjian pada umumnya
  • 81. Dokumen Pengangkutan  Dokumen pengangkutan dalam pengangkutan udara terdiri dari : (Pasal 150 UU No. 1/09) a. tiket penumpang pesawat udara; b. pas masuk pesawat udara (boarding pass); c. tanda pengenal bagasi (baggage identification/claim tag); dan d. surat muatan udara (airway bill).
  • 82.  Mengingat perjanjian bersifat knsensuil, maka pencatatan dokumen pengangkutan sama sekali tidak ada hubungannya dengan lahirnya pengangkutan. Namun dokumen pengangkutan ini berfungsi sebagai alat bukti yang mempunyai kekuatan hukum serta penjelasan atas hak dan kewajiban pihak.
  • 83. Pasal 151 UU No.1 Tahun 2009 (1) Pengangkut wajib menyerahkan tiket pada penumpang perseorangan atau penumpang kolektif .
  • 84. (1) Tiket penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat : a. nomor,tempat dan tanggal penerbitan; b. nama penumpang dan nama pengangkut; c. tempat, tanggal,waktu pemberangkatan, dan tujuan pendaratan; d. nomorpenerbangan; e. tempat pendaratan yang direncanakan antara tempat pemberangkatan dan tempat tujuan, apabila ada, dan f. pernyataan bahwa pengangkut tundukpada ketentuan dalamundang undang ini.
  • 85. 3) Yang berhak menggunakan tiket penumpang adalah orang yang namanya tercantum dalam tiket yang dibuktikan dengan dokumen identitas diri yang sah; (4) Dalam hal tiket tidak diisi keterangan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau tidak diberikan oleh pengangkut, pengangkut tidak berhak menggunakan ketentuan dalam undang ini untuk membatasi tanggung jawab
  • 86. Pengangkut  Menurut Konvensi Guadalayara 1961 Pengangkut pihak yang membuat perjanjian pengangkutan ( Contracting carrier) dan pihak yang menjalankan perjanjian pengangkutan( Actual carrier).
  • 87. Pengangkut menurut Ps.140 UU No.1 / 2009 (1) Badan usaha angkutan udara niaga wajib mengangkut orang dan atau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan.  Dapat disimpulkan Pangangkut adalah . . . . . (3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan tiket penumpang dan dokumen muatan
  • 88.  Ps. 181 (1) UU No 1/2009 pengangkutan yg dilakukan berturut turut oleh beberapa pengangkut dianggap dianggap sbagai satu pengangkutan,dalam hal diperjanjikan sebagai satu perjanjian angkutan oleh pihak pihak ybs dengan tanggung jawab sendiri sendiri atau bersama sama. Dalam hal tidak ada perjanjian dari para pengangkut kerugian penumpang,pengiri atau penerima kargo merupakan tanggung jawab pengangkut yang mengeluarkan dokumen angkutan.
  • 89. Prinsip tanggung jawab : 1. Prinsin tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan / Fault liability/liability base on fault 2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab/presumtion of liability principle . 3. Prinsip tanggung jawab mutlak/strict liability: 4. Prinsip tanggung jawab absolut/ absolute liability.
  • 90. Tanggung jawab pengangkut Ps. 141 UU No.1/2009 :Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka luka yang diakibatkan kejadian angkutan udara di dalam pesawat dan/atau naik turun pesawat udara.
  • 91. Ps.24 OPU : Pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian sebagai akibat dari luka atau jejas jejas lain pada tubuh, yang diderita oleh seorang penumpang,bila kecelakaan yang menimbulkan kerugian itu ada hubungannya dengan pengangkutan udara dan terjadi di atas pesawat terbang atau selama melakukan suau tindakan dalam hubungan dengan naik ke atau turun dari pesawat terbang.
  • 92. Syarat agar pengangkut dapat dibebani tanggung jawab : Ps.141 : Kerugian diakibatkan oleh : 1. kejadian angkutan udara; 2. di dalam pesawat udara; 3. naik – turun pesawat udara/embarkasi -disembarkasi
  • 93. Ps. 24 OPU : kerugian yang terjadi disebabkan oleh : 1. Kecelakan; 2. ada hubungannya dengan pengangkutan udara; 3. terjadi di atas pesawat terbang; 4. selama melakukan tindakan dalam hubungannya dengan naik ke atau turunnya dari pesawat terbang.
  • 94. Bagasi kabin dan bagasi te rcatat  Ps. 143 : Pengangkut tidak bertanggung jawab untuk kerugian karena rusak atau hilangnya bagasi kabin/tangan kecuali apabila penumpang dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut diakibatkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang dipekerjakannya
  • 95. Ps.144 : Pengangkut bertanggung jawab karena bagasi tercatat hilang,musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut.
  • 96. Tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan kargo Ps.145 Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengirim kargo karena kargo yang dikirim hilang, musnah,atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut.
  • 97. Tanggung jawab atas keterlambatan Ps. 28 OPU : Jika tidak ada persetujuan lain maka pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul karena keterlambatan dalam pengangkutan penumpang bagasi dan barang. Ps. 146 : Peng. bertanggung jawab atas kerugian yang diderita karena keterlambatan pada angkutan penumpang, bagasi atau kargo kecuali apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa keteralambatan tsb disebabkan oleh cuaca dan teknis operasional
  • 98. Penumpang tidak terangkut sesuai jadwal yang ditentukan Berdasarkan Ps. 147 ayat (1) dan (2) tidak terangkutnya penumpang karena kapasitas pesawat udara pengangkut harus bertanggung jawab memberikan kompensasi kepada penumpang berupa: a. mengalihkan ke penerbangan lain tanpa membayar biaya tambahan dan /atau b. memberikan konsumsi, akomodasi dan biaya trasnportasi apabila tidak ada penerbangan lain ke tempat tujuan.
  • 99. Soal 1).Pasal 341 (5) yang diartikan penumpang menurut KUHD ini adalah semua orang yang ada di kapal selain nachoda. Pertanyaan: Apa sebenanya maksud dari ketentuan pasal ini, jelaskan ! 2).Fungsi nahkoda juga bisa sebagai wakil dari Pemerintah, jelaskan apa maksudnya !
  • 100. (3) Pasal 346 KUHD: Nachoda diwajibkan memelihara barang barang yang ada di kapal dari penumpang yang meninggal selama perjalanan dan dimuka dua orang dari penumpang penumpang membuat atau menyuruh membuat pertelaan yang pantas yang ditandatangani olehnya dan penumpang penumpang ini. Pertanyaannya : Mewakili siapa sebenarnya nachoda terkait dengan pasal ini,jelaskan !
  • 101. 4).-Perjanjian kerja laut kalau kita nyatakan sebagai perjanjian perburuhan yang bersifat khusus, coba saudara tunjukkan dimana letak kekhususannya ! -Sebutkan dan jelaskan jenis jenis perjanjian kerja laut !
  • 102. 5). Perjanjian angkutan udara sebagaimana perjanjian pengangkutan dalam moda pengangkutan yang lainnya bersifat konsensuil. Pertanyaan : Apa maksud dari pernyataan diatas, dan bagaimana dengan dokumen pengangkutan udara apakah dibutuhkan,jelaskan.