SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
SIAGA BENCANA
MATERNAL NEONATAL
MODUL
Pedoman Praktikum Deteksi Gawat Darurat
Maternatal Neonatal
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Suryaningsih
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi
Pendahuluan 1
5Kegiatan Belajar 1 Pedoman Praktikum Deteksi Kegawatdaruratan
Maternal
Kegiatan Belajar 2 Pedoman Praktikum Deteksi Kegawatdaruratan
Neonatal	
17
Acuan Pustaka 28
Lampiran 29
Daftar Gambar 34
Glosarium											 ii
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Glosarium
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
MTBM
Manajemen terpadu bayi muda, usia kurang dari 2 bulan
Preeklamsi/ eklamsia
Merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun
belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre eklamasi diikuti dengan timbulnya hipertensi
disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan
flour albus	
Keluarnya cairan dari alat genitalia wanita yang tidak berupa darah. Fluor albus disebut
juga dengan istilah Leukorrhoea.
Pemeriksaan Inspekulo	
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti erosi porsionis uteri,
karsinoma porsionis uteri, polip serviks, varises vulva, dan trauma apabila perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum adanya placenta previa dicurigai.
Moulage	
Perubahan yang terjadi pada bentuk kranium (kepala) fetus pada saat melewati jalan lahir.
Kaput succedaneum	
edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala
anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau edematosa,
pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi
pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler
meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui
sutura garis tengah.
Pustula	
vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis pustulosa.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat berjumpa para mahasiswa
Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Anda
telah menyelesaikan 2 modul teori pada
Mata kuliah Siaga Gawat Darurat Maternal
Neonatal. Saat ini anda sedang mempelajari
Pedoman Praktikum 1 Mata Kuliah Siaga
Gawat darurat Materal Neonatal yang
mempelajari tentang pedoman praktikum
deteksi gawat darurat maternal neonatal.
Anda diharapkan dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dalam melakukan deteksi kasus gawat
darurat maternal neonatal di puskesmas,
rumahsakit, rumah bersalin, maupun di
masyarakat dengan didahului kegiatan
praktik di laboratorium.
Kegawat daruratan maternal dapat terjadi
setiap saat selama proses kehamilan,
persalinan merupakan masa nifas. Dengan
asuhan antenatal yang sesuai, mayoritas
kasus dapat dideteksi secara dini.
AgarSaudaradapatmemberikanpelayanan
gawat darurat maternal neonatal dengan
baik, saudara harus melakukan praktikum.
MelaluipraktikuminiSaudaradapatberlatih
untuk mengembangkan dan memadukan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
diperlukan dalam kehidupan profesional
sehingga siap sepenuhnya dalam praktik
sebagai bidan yang kompeten dalam
kewenangannya.
Pasien Gawat Darurat Neonatal
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2Tujuan dari praktik laboratorium ini adalah:
1.	 Melakukan deteksi kasus gawat darurat pada maternal
Praktik yang berkaitan dengan deteksi kasus gawat darurat maternal meliputi:
a.	Penilaian awal
b.	Penilaian Klinik Lengkap
2.	 Melakukan deteksi kasus gawat darurat pada neonatal
Praktik yang berkaitan dengan deteksi kasus gawat darurat neonatal meliputi:
a.	Deteksi kegawatan bayi baru lahir
b.	Deteksi kegawatan bayi muda
Tempat Praktik: Laboratorium kebidanan, rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau
masyarakat.
Jumlah alokasi waktu:
Pada praktikum ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 1 SKS, dimana 1 SKS setara dengan 2
jam perhari sehingga waktu yang dibutuhkan 32 jam persemester.
Jadwal pelaksanaan praktikum dapat dilakukan bersamaan dengan pembelajaran teori
siaga gawat darurat maternal neonatal, atau dibuat terpisah setelah anda menyelesaikan
kegiatan teori dalam mata kuliah ini. Dapat juga dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
praktikum mata kuliah Asuhan kehamilan, Asuhan persalinan dan BBL, asuhan ibu nifas
dan menyusui, serta asuhan neonatus, anak, balita dan pra sekolah.
Pembimbing Praktik:
Selama kegiatan praktikum Saudara akan dibimbing oleh pembimbing klinik (Clinical
Instruktur) dan pembimbing institusi saudara.
Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan praktik,
dengan latarbelakang pendidikan minimal DIII Kebidanan dan berpengalaman diklinik
minimal 2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan
tugas dari pimpinan institusi tersebut.
Teknis Bimbingan:
Pada kegiatan praktik di laboratorium, yang saudara lakukan adalah menemui dosen
penanggung jawab mata kuliah untuk membuat kontrak belajar pembelajaran praktikum.
Selanjutnya saudara dapat menghubungi pembimbing praktik di laboratorium untuk
mendapatkan bimbingan di laboratorium sesuai dengan jadual yang telah disepakati.
Sedangkan pada kegiatan praktik di lahan praktik, pada awal praktik yang saudara lakukan
adalah menemui pembimbing klinik, dan menyepakati/ menyamakan persepsi tugas-tugas
yang akan saudara lakukan. Saudara membuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan,
selanjutnya pembimbing lahan akan melakukan preconference dengan saudara. Saat
melakukan asuhan ke klien , bila belum pernah melakukan sebelumnya silahkan saudara
melihat atau membantu dulu, baru pada klien yang lain saudara melakukan asuhan dengan
didampingi pembimbing klinik, bila merasa sudah bisa saudara dapat melakukan secara
mandiri. Setiap hari diakhir praktik, pembimbing lahan akan melakukan post conference
untuk mengetahui tugas-tugas pada hari tersebut yang sudah dilakukan.
Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervise
secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan
pencapaian target melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga
pembimbing institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktikum yang
saudara buat.
Penilaian:
Penilaian mata kuliah Siaga Gawat Darurat maternal Neonatal meliputi penilaian porto folio
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
dalam bentuk laporan kasus 20%, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester 40%
dan penampilan klinik secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan
sikap secara berkesinambungan dengan menggunakan pendekatan langsung pada kasus
maupun di laboratorium 40%. Penilaian penampilan klinik ini dilakukan oleh pembimbing
klinik bersama dengan pembimbing institusi. Pada penilaian ini saudara diminta melakukan
tindakan
Tata Tertib.
Tata tertib yang harus saudara taati saat kegiatan praktikum di laboratorium adalah:
1.	 Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum yang diadakan dilaboratorium
2.	 Setiap mahasiswa harus sudah siap sebelum kegiatan praktikum dimulai dan dengan
memakai pakaian/kelengkapan yang telah ditentukan
3.	 Bagi mahasiswa yang terlambat kurang lebih 30 menit dianggap tidak hadir, kecuali
sebelumnya telah memberitahukan baik lisan maupun tertulis kepada penanggung
jawab laboratorium/dosen pengampu
4.	 Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum/laboratorium dengan kehadiran
100% dan mengisi buku kunjungan laboratorium
5.	 Mahasiswa harus bersikap sopan dan menghargai pembimbing maupun mahasiswa lain
6.	 Mahasiswa dilarang makan, tidur dan mengotori ruangan praktek laboratorium
7.	 Bagi mahasiswa yang ingin keluar ruangan harus meminta ijin pembimbing terlebih
dahulu
8.	 Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir karena alasan yang penting/sakit pada waktu
praktikum, yang mendapat ijin dosen pengampu, harus mengganti pada hari lain
sebanyak hari ijinnya
9.	 Setiap mahasiswa wajib memenuhi target jam praktek sesuai dengan jumlah kredit
mata kuliah
10.	 Setiap mahasiswa bertanggungjawab terhadap fasilitas di laboratorium. Dan dilarang
membawa peralatan keluar ruangan tanpa seijin petugas laboratorium
11.	Bagi mahasiswa yang merusakkan peralatan laboratorium wajib menggantinya, kecuali
kerusakan tersebut di luar tanggung jawabnya (kecelakaan)
Aturan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
412.	Bagi mahasiswa yang sudah selesai meminjam alat laboratorium wajib mengisi buku
pengembalian alat dan buku kunjungan laboratorium
13.	Bagi mahasiswa yang ingin mengembalikan alat harus melapor dan sepengetahuan pj
laboratorium
14.	Selama saudara menjalankan praktikum ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara
lain:
a.	 Saudara wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik.
b.	 Kehadiran saudara harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik
c. 	Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan
lain selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing
prodi dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan
d.	 Setiap saudara datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir.
e.	 Bila saudara ada halangan tidak bisa hadir pada praktikum ini, maka saudara harus
meminta ijin kepada pembimbing klinik saudara. Bila sakit harus ada surat keterangan
dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab
praktik.
f.	 Saudara wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila
meninggalkan praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari
waktu yangn ditinggalkan
g.	 Bila saudara, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka
dianggap tidak hadir.
Panduan ini dibuat agar Saudara dapat melakukan praktikum dengan baik. Panduan ini
merupakan panduan pertama dari 2 buku panduan untuk mata kuliah Siaga Gawat Darurat
Maternal Neonatal.
Saudara diminta memberikan pelayanan kesehatan Kegawat daruratan maternal neonatal
di rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau dimasyarakat mencakup deteksi kasus
gawat darurat dan rujukan kasus gawat darurat.
Panduan praktikum ini meliputi 2 kegiatan belajar yaitu :
Kegiatan belajar 1 : Deteksi Gawat darurat Maternal
Kegiatan belajar 2 : Deteksi gawat darurat Neonatal
Matakuliahsiagagawatdaruratinimerupakanpengetahuandanketrampilandasarsebelum
anda mempelajari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawat daruratan maternal neonatal
sebagai bekal saudara sebagai seorang calon bidan baik dimasyarakat, puskesmas maupun
di rumahsakit.
Adapun langkah-langkah yang harus saudara lakukan sebelum mepelajari pedoman
praktikum ini adalah :
1.	Bacalah kembali modul matakuliah yang sudah saudara dapatkan sebelumnya yaitu
modul 1 dan 2 mata kuliah siaga gawat darurat maternal neonatal.
2.	Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik
3.	Lakukan langkah kegiatan belajar secara berurutan dari kegiatan belajar 1 kemudian
kegiatan belajar 2.
4.	Orientasi situasi dan tempat praktik
5.	Lakukan latihan latihan sesuai dengan cek list
6.	Keberhasilan proses pembelajaran praktikum ini tergantung dari kesungguhan saudara
dalam berlatih.
7.	Bila saudara mengalami kesulitan segeralah menghubungi pembimbing lahan (clinical
instructur).
Baiklah Saudara peserta Pendidikan jarak Jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses
melaksanakan praktikum yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas sebagai
bidan di daerah dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
1.	 Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini, saudara diharapkan mampu melakukan
deteksi kegawat daruratan maternal.
2.	Indikator
Setelah melakukan praktikum ini saudara diharapkan dapat:
a.	Melakukan penilaian awal kondisi kegawatdaruratan maternal
b.	Melakukan penilaian klinik lengkap
Kegiatan
Belajar 1
DETEKSI GAWAT DARURAT MATERNAL
Tujuan Pembelajaran
Pokok-pokok Materi
a.	 Penilaian awal kondisi kegawatdaruratan maternal
b.	 Penilaian klinik lengkap
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6PENILAIAN AWAL KONDISI KEGAWATDARURATAN MATERNAL
Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat
darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena
pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian
harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah
pertamauntukmenentukandengancepatkasusobstetricyangmembutuhkanpertolongan
segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi.
ALAT DAN BAHAN
Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat
darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena
pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian
harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah
pertamauntukmenentukandengancepatkasusobstetricyangmembutuhkanpertolongan
segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi.
1.	 Form pengkajian
2.	 Tempat cuci tangan
3.	 Sabun untuk cuci tangan					 4. Handuk
5.	Tensimeter							6. Jam tangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
7.	Stetoscop
8.	Senter
9.	Termometer
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal adalah sebagai berikut:
1.	 Lakukan periksa pandang (inspeksi)
Pada pemeriksaan pandang (inspeksi) ini saudara harus menilai:
a.	Kesadaran penderita: apakah pingsan/ koma, apakah kejang kejang, gelisah atau
tampak kesakitan.
b.	Wajah penderita: apakah pucat, kemerahan, atau banyak keringat
c.	Pernafasan : apakah cepat atau sesak nafas
d.	Perdarahan dari kemaluan, apakah merembes atau profus (banyak)
2.	Lakukan pemeriksaan raba (palpasi)
Pada pemeriksaan ini nilailah:
a.	Kulit: apakah dingin atau demam
b.	Nadi: nilai nadi apakah lemah/ kuat, apakah cepat/ normal
c.	Kaki/ tungkai bawah: adakah bengkak
3.	Lakukan pemeriksaan tanda tanda vital yang meliputi
a.	Tekanan darah
b.	Nadi
c.	Suhu
d.	Pernafasan
4.	 Hasil penilaian awal dapat menjadi dasar pemikiran apakah kasus mengalami penyulit
perdarahan, infeksi, hipertensi, preeklamsia/ eklamsia, atau syok.
5.	Selanjutnya lakukan pemeriksaan klinik lengkap, akan tetapi sebelum pemeriksaan
klinik lengkap selesai dilaksanakan, langkah langkah untuk melakukan pertolongan
pertama sudah dapat dikerjakan sesuai hasil penilaian awal. Misalnya ditemukan
kondisi syok, pertolongan pertama untuk mengatasi syok harus sudah dilakukan.
Langkah
Kegiatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
PENILAIAN KLINIK LENGKAP
Penilaian klinik lengkap dapat dilakukan setelah anda menentukan kondisi kegawatdaru-
ratan berdasarkan penilaian awal. Penilaian ini dapat dilakukan setelah anda melakukan
pertolongan pertama pada kegawatan sesuai dengan hasil penilaian awal.
ALAT DAN BAHAN
Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat
darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses,
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena
pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian
harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah
pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetric yang membutuhkan pertolongan
segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi.
1.	 Form pengkajian
2.	 Tempat cuci tangan
3.	 Sabun untuk cuci tangan 					 4. Handuk
5.	Tensimeter 6.	Jam tangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
7.	Stetoscop								8. Senter
9.	Termometer 10.	 Stetoskop monoaural (laenec)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
11.	 Ranjang periksa/ ranjang gynekologi dengan penopang kaki
12.	 Meja instrument					 13. Lampu sorot
14.	 Wadah berisi larutan klorin 0,5 %
15.	 Apron dan baju periksa
16.	 Selimut/kain penutup
17.	 Kateter nelaton
18.	 Speculum cocor bebek (grave’s speculum)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
12
19.	 Kapas dan larutan antiseptic
20.	 Sarung tangan DTT
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Pemeriksaan klinik lengkap secara sistematis meliputi pemeriksaan sebagai berikut:
1.	Lakukanlah anamneses. Ajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa
hal berikut dan jawabannya dicatat dalam catatan medic.
a.	Tanyakan identitas pasien (nama, umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat)
b.	 Tanyakan masalah/ keluhan utama yang yang menjadi alasan pasien datang ke klinik.
c.	 Tanyakan riwayat penyakit atau masalah tersebut.
d.	 Tanyakan tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid
e.	Tanyakan riwayat kehamilan sekarang
f.	 Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya
g.	Tanyakan Riwayat penyakit yang pernah diderita an penyakit dalam keluarga
h.	Tanyakan riwayat alergi terhadap obat
2.	 Lakukan pemeriksaan fisik secara umum, Sebelum dan sesudah melakukan pemerik-
saan, lakukan cuci tangan 7 langkah terlebih dahulu
Langkah
Kegiatan
Pemeriksaan fisik umum meliputi:
a.	penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita,
b.	penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)
c.	 pemeriksaan tubuh secara sistematis
d.	pemeriksaan kepalda dan leher
e.	pemeriksaan dada
f.	 pemeriksaan perut (tanda abdomen acut, cairan bebas dalam rongga perut)
g.	pemeriksaan anggota gerak (antara lain edema tungkai bawah dan kaki)
3.	 Lakukan pemeriksaan obstetric yang meliputi:
a.	Pemeriksaan vulva dan perineum,
Inspeksi labium dan perineum, muara urethra, flour albus atau secret abnormal.
Kosongkan kandung kemih dengan kateter apabila kandung kemih belum dikosong-
kan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
14
b.	Pemeriksaan vagina
c.	 Pemeriksaan serviks
Lakukan inspekulo untuk menilai dinding vagina dan forniks, warna dan besar porsio,
flour albus atau secret dalam lumen vagina. Selanjutnya lakukan pemeriksaan dalam
untuk menilai vagina, besar dan konsistensi porsio, besar dan arah korpus uteri, perik-
sa adanya tanda hegar.. JANGAN melakukan pemeriksaan dalam apabila terdapat
perdarahan pada kehamilan tua.
d.	Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya).
e.	Pemeriksaan adneksa
f.	 Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi fundus)
g.	Pemeriksaan janin meliputi: didalam atau diluar rahim, jumlah janin, letak janin, pre-
sentasi janin dan turunya presentasi seberapa jauh, posisi janin, moulage dan kaput
succedaneum, bagian kecil janin di samping presentasi (tangan, tali pusat dan lain
lain), anomaly congenital pada janin, taksiran berat janin, janin mati atau hidyp, gawat
janin atau tidak.
8.	 Lakukan pemeriksaan panggul yang meliputi:
a.	Penilaian pintu atas panggul:
Nilai apakah promontorium teraba atau tidak, ukuran konjugata diagonalis dan kon-
jugata vera, penilaian linea inominata
b.	Penilaian ruang tengah panggul
Nilai tulang sacrum, nilai dinding samping, nilai spina ischiadika (runcing atau tumpul),
ukuran jarak antar spina ischiadika.
c.	 Penilaian pintu bawah panggul
Nilai arkus pubis dan nilai tulang koksigis (kedepan atau tidak)
d.	Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam,
e.	Penilaian panggul patologik
f.	 Penilaian imbang fetoperlvik
Hasil pemeriksaan his, pemeriksaan janin dan pemeriksaan panggul sangat menen-
tukan untuk rencana persalinan pervaginam. Kesalahan dalam penilaian ini dapat be-
rakibat fatal. Kasus persalinan yang seharusnya dilahirkan per abdominam dn keliru
direncanakan pervaginam akan membuang buang waktu yang tidak perlu dan beraki-
bat buruk bagi ibu dan terutama bagi janin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Rangkuman
Selamat, saudara telah belajar melakukan deteksi kegawatdaruratan pada maternal
melalui penilaian awal dan pemeriksaan klinik lengkap. Dengan demikian saudara
sebagai seorang calon bidan telah menguasai salah satu kompetensi saudara. Hal-hal
penting yang sudah saudara pelajari dalam panduan praktik klinik ini adalah sebagai
berikut :
Deteksikegawatdaruratanmaternaldapatdilakukanmelaluipenilaianawaldanpenilaian
klinik lengkap. Penilaian awal digunakan untuk menentukan apakah kondisi paseien
berada dalam kegawat daruratan sehingga dapat diberikan tindakan pertolongan
dengan segera. Sedangkan penilaian klinik lengkap dilakukan untuk memastikan
diagnosis.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
16
Tugas
Mandiri
Berpasanganlah dengan teman anda. Satu orang berperan sebagai bidan dan satu orang
yang lain berperan sebagai pasien. Lakukan penilaian awal dan penilaian klinik lengkap ses-
uai dengan check list yang terdapat dalam lampiran. Lakukan berulang ulang, sampai anda
merasa benar benar mampu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Kompetensi :
Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, saudara diharapkan mampu melakukan deteksi
kegawat daruratan pada neonatal
Indikator
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan ini saudara diharapkan dapat:
a.	Melakukan deteksi kegawat daruratan pada bayi baru lahir
b.	Melakukan deteksi kegawatdarutan pada bayi muda
Kegiatan
Belajar 2
Deteksi Kegawat daruratan Neonatal
Tujuan Pembelajaran
Pokok-pokok Materi
a.	 Deteksi kegawat daruratan pada bayi baru lahir
b.	 Deteksi kegawatdarutan pada bayi muda
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
18
DETEKSI KEGAWAT DARURATAN BAYI BARU LAHIR
Indikasi rujukan bayi baru lahir harus sudah dipikirkan sejak bayi masih dalam kandungan,
olehkarenatindakandanpenanganan kehamilanrisikotinggimaupuntindakanpenanganan
penyulit/ komplikasi persalinan yang kurang memadai akan sangat berpengaruh pada
kelangsungan hidup da kualitas tumbuh kembang anak di masa yang akan datang apabila
anak tersebut terhindar dari kematian saat masa neonatal. Dalam menangani bayi baru
lahir, saudara harus senantiasa mewaspadai factor risiko, mengenal tanda tanda risiko
tinggi dan mengetahui indikasi rujukan.
ALAT DAN BAHAN
Alat Pertolongan Persalinan
Langkah
Kegiatan
Salah satu kegawat daruratan pada bayi baru lahir adalah asfiksia yang berarti hipoksia
yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi funsi
organ vitalnya. Resusitasi diperlukan untuk membantu bayi memulai pernafasan. Aspek
yang sangat penting dalam resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan
tindakan yang dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan. Penilaian selanjutnya
merupakan dasar untuk menentukan kesimpulan dan tindakan berikutnya.
1.	 Langkah pertama yang dapat anda lakukan adalah mengantisipasi bayi baru lahir dengan
depresi atau asfiksia
a.	Meninjau riwayat antepartum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
b.	Meninjau riwayat intrapartum
2.	Segera setelah bayi lahir melakukan penilaian bayi baru lahir dan kebutuhan tindakan
resusitasi
a.	Nilai apakah bayi bernafas menangis atau bernafas/ tidak megap megap
b.	Nilai Apakah tonus otot bayi baik/ bergerak aktif
Jika bayi tidak bernafas, megap megap atau lemas maka potong tali pusat dan lanjutkan
dengan langkah awal resusitasi
Jika ada mekonium kental buka mulut lebar, usap dan isap lendir dari mulut, potong tali
pusat dan lanjutkan dengan langkah awal resusitasi
Beritahu keluarga bahwa bayi memerlukan tindakan resusitasi
DETEKSI KEGAWAT DARURATAN BAYI MUDA
Upaya deteksi kegawatdaruratan bayi muda umur kurang dari 2 bulan, penilaian dan
klasifikasi dapat dilakukan menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini. Jika
ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk
melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-
langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1.	 Penilaian dan klasifikasi
Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi berarti membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah
serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan
bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
2.	Tindakan dan Pengobatan
Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3.	Konseling bagi ibu
Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar
jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan
mengecek pemahaman
4.	Pelayanan Tindak lanjut
Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatan” untuk Bayi Muda dan untuk
kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara
pengisian yang sama.
ALAT DAN BAHAN
1.	 Formulir MTBM Terlampir 			
2.	Jam tangan					 3. Thermometer
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
20
Langkah
Kegiatan
Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur
2 bulan sampai 5 tahun. Yaitu, Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda.
Tentukan pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan Bayi Muda
atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan
diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut
a.	 Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
1)	Periksa Bayi Muda untuk kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI
BAKTERI. Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan
2)	Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan gejalanya
yang terkait. Klasifikasikan Bayi Muda untuk DEHIDRASI nya dan klasifikasikan juga
untuk diare persisten dan kemungkinan disentri
3)	Periksa semua Bayi Muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang
ada
4)	Periksa bayi untuk kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU MASALAH
PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan Bayi Muda berdasarkan tanda dan gejala
yang ditemukan
5)	Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI? Tentukan status
imunisasi Bayi Muda
6)	Menanyakan status pemberian Vit K1
7)	Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA
LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT dan sebagainya.
8)	Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan
bayinya.
Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat.
Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR KURANG 2 BULAN
A.	Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
TANYAKAN
1.	Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya?
2.	Apakah bayi kejang?
LIHAT DAN RABA
1.	Apakah bayi bergerak hanya bila dirangsang?
2.	Hitung nafas dalam 1 menit.
Jika ≥ 60 kali/ menit , ulangi menghitung. Apakah bayi bernafas cepat (≥ 60 kali/ menit)
atau bayi bernafas lambat < 30 kali/ menit)
3.	Lihat apakah ada tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
4.	Dengarkan apakah bayi merintih
5.	Ukur suhu aksiler
6.	Lihat apakah ada pustul dikulit
7.	Lihat apakah mata bernanah
8.	Lihat apakah pusar kemerahan atau bernanah? Apakah kemerahan meluas sampai ke
dinding perut?
Klasifikasikan kemungkinan penyakit berat/ infeksi berat dengan memperhatikan table
berikut:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Tabel 1. Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi
Bakteri
Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
•	 Tidak mau minum
atau memuntahkan
semua ATAU
•	 Riwayat kejang ATAU
•	 Bergerak hanya jika
distimulasi ATAU
•	 Napas cepat ATAU
•	 Napas lambat ATAU
•	 Tarikan dinding dada
ke dalam yang kuat
ATAU
•	 Merintih ATAU
•	 Demam (≥ 37,5C) ATAU
•	 Hipotermi ( <35,5C)
ATAU
•	 Nanah yang banyak di
mata ATAU
•	 Pusar kemerahan mel-
uas sampai dinding
perut
PENYAKIT SANGAT BERAT
ATAU INFEKSI BAKTERI BE-
RAT
•	 Jika ada kejang, tan-
gani kejang
•	 Cegah kadar gula agar
tidak turun
•	 Jika ada gangguan na-
fas tangani gangguan
nafas
•	 Jika ada hypotermi
tangani hipotermia
•	 Beri dosis pertama an-
tibiotik intramuskuler
•	 Nasehati cara menja-
ga bayi tetap hangat
di perjalanan
•	 Rujuk segera
•	 Pustul kulit ATAU
•	 Mata bernanah ATAU
•	 Pusat kemerahan atau
bernanah
INFEKSI BAKTERI LOKAL •	 Jika ada pustula kulit
atau pusar bernanah
berikan antibiotik oral
•	 Jika ada nanah dimata
beri salep atau tetes
mata antibiotik
•	 Ajari cara mengobati
infeksi bakteri lokal di
rumah
•	 Lakukan asuhan dasar
bayi muda
•	 Nasehati kapan kem-
bali segera
•	 Kunjungan ulang 2
hari
•	 Tidak terdapat salah
satu tanda diatas
MUNGKIN BUKAN INFEKSI •	 Ajari cara merawat
bayi di rumah
•	 Lakukan asuhan dasar
bayi muda
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
22B.	Menilai Diare
Apakah bayi diare?
Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk faeses, lebih banyak dan lebih
cair (lebih banyak air daripada ampasnya). Pada bayi dengan ASI ekslusif berak biasanya
lebih sering dan bentuk feses lembak
Jika ya,
Tanyakan : sudah berapa lama
Lihat dan raba:
1.	 Lihat keadaan umum bayi apakah:
a.	Letargis atau tidak sadar
b.	Gelisah atau rewel
2.	Apakah matanya cekung
3.	 Cubit kulit perut apakah kembalinya,
a.	Sangat lambat (> 2detik)
b.	Lambat?
Selanjutnya klasifikasikan diare untuk dehidrasinya
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Tabel 2. Klasifikasi Diare
Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
•	 Letargis atau tidak sadar
•	 Mata Cekung
•	 Cubitan kulit perut kem-
balinya sangat lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
•	 Tangani sesuai rencana terapi
C
•	 Jika bayi juga mempunyai klas-
ifikasi lain yang membutuhkan
rujukan segera:
•	 RUJUK segera setelah me-
menuhi syarat rujukan dan se-
lama perjalanan berikan oralit
sedikit demi sedikit.
•	 Nasehati agar ASI tetap diberi-
kan jika memungkinkan
•	 Cegah agar gula darah tidak
turun
•	 Nasehati cara menjaga bayi
tetap hangat selama perjala-
nan
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
•	 Gelisah atau rewel
•	 Mata Cekung
•	 Cubitan kulit perut kemba-
li lambat
DIARE DEHIDRASI RINGAN /
SEDANG
•	 Jika bayi tidak mempunyai kla-
sifikasi berat lainnya, tangani
sesuai rencana terapi B
•	 Jika bayi juga mempunyai klas-
ifikasi berat lain:
•	 RUJUK segera dan slama per-
jalanan beri larutan oralit
•	 Nasehati agar ASI tetap diberi-
kan jika memungkinkan
•	 Cegah agar gula darah tidak
turun
•	 Nasehati cara menjaga bayi
tetap hangat selama perjala-
nan
•	 Lakukan asuhan dasr bayi
muda
•	 Nasehati kapan kembali
segera
•	 Kunjungan ulang 2 hari
Tidak cukup tanda dehidrasi
berat atau ringan/sedang
DIARE TANPA DEHIDRASI •	 Tengani sesuai tencana terapi
A
•	 Nasehati kapan kembali
segera
•	 Lakukan asuhan dasar bayi
muda
•	 Kunjungan ulang 2 hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
24
C.	Ikterus
TANYAKAN
1.	 Apakah bayi kuning?
Jika ya, pada umur berapa timbul kuning
2.	 Apakah warna tinja bayi pucat?
LIHAT
1.	 Adakah kuning pada bayi?
2.	Tentukan sampai didaerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi?
KLASIFIKASIKAN
Tabel 3. Klasifikasi Ikterus
Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
•	 Timbul kuning pada hari
pertama (< 24 jam) ATAU
•	 Kuning ditemukan pada
umur lebih dari 14 hari
ATAU
•	 Kuning sampai telapak
tangan /telapak kaki ATAU
•	 Tinja berwarna pucat
IKTERUS BERAT •	 Cegah agar gula darah
tidak turun
•	 Nasehati agar menjaga
bayi tetap hangat selama
perjalanan
•	 RUJUK SEGERA
•	 Timbul kuning pada umur
≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari
dan tidak sampai telapak
tangan/kaki
IKTERUS •	 Lakukan asuhan dasar
bayi muda
•	 Menyusu lebih sering
•	 Nasehati kapan kembali
segera
•	 Kunjungan ulang 2 hari
•	 Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS •	 Lakukan asuha dasar bayi
muda
D.	Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI
Jika tidak ada indikasi di rujuk:
Tanyakan :
a.	 Apakah IMD dilakukan,
b.	Apakah bayi bisa menyusu dini,
c.	 Apakah ada kesulitan dalam pemberian ASI,
d.	Apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam,
e.	 Apakah bayi diberi makanan atau minuman lain selain ASI, jika ya berapa kali diberikan
dalam 24 jam, Alat apa yang digunakan.
Lihat :
Apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda
untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB
menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning),
>-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
KLASIFIKASIKAN:
Table 4. Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan /Masalah Pemberian ASI
Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
•	 Ada kesulitan pemberian
ASI
•	 Berat badan menurut umur
rendah
•	 ASI kurang dari 8 kali per-
hari
•	 Mendapat makanan/minu-
man lain selain ASI
•	 Posisi bayi salah
•	 Tidak melekat dengan baik
•	 Tidak mengisap dengan
efektif
•	 Terdapat luka bercak putih
•	 Terdapat celah bibir /lan-
git-langit
Berat badan rendah menurut
umur dan masalah pemberi-
an asi
•	 Lakukan asuhan dasar bayi
muda
•	 Ajarkan ibu untuk memberi-
kan ASI dengan benar
•	 Jika mendapat makanan/ mi-
numan selain ASI berikan ASI
lebih sering,. Makanan / minu-
man laian dikurangi kemudian
dihentiakn
•	 Jika tidak mendapat ASI: RU-
JUK untuk konseling laktasi
dan kemungkinann bayi meny-
usu kembali
•	 Jika ada celah di bibir/ langit
langit, nasehati tentang alter-
natif pemberian minum
•	 Konseling bagi ibu dan keluar-
ga
•	 Nasehati kapan kembali
segera
•	 Kunjungan ulang 2 hari untuk
gangguan pemberian ASI dan
Trush
•	 Kunjungan ulang 14 hari untuk
mesalah berat badan rendah
menurut umur.
Tidak terdapat tanda/gejala
diatas
Berat badan tidak rendah
menurut umur dan tidak ada
masalah pemberian asi
•	 Pujilah ibu karena telah mem-
berikan ASI kepabayinya den-
gan benar
Jika ada kesulitan pemberian ASI, diberi ASI < 8 kali dalam 24 jam, diberi makanan/ minuman
lain selain ASI, atau berat badan rendah menurut umur DAN tidak ada indikasi dirujuk:
Lakukan Penilaian tentang cara menyusui
a.	 Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika
iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.
b.	Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik, mengisap
dengan efektif)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
26
E.	 Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Apakah bayi telah mendapatkan penyuntikan Vitamin K1 dalam jam pertama setelah
kelahiran.
F.	 Memeriksa Status Imunisasi
•	 Tanyakan, imunisasi apa yang telah didapatkan
•	 Tentukan kebutuhan imunisasi saat ini.
G.	Memeriksa masalah/keluhan Lain
1.	Memeriksa kelainan bawaan/kongenital
Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali
jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel
dll)
2.	Memeriksa kemungkinan Trauma lahir
Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput
suksedanium, sefal hematome dll)
3.	Memeriksa Perdarahan Tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila
tidak ditangani dapat syok
H.	Memeriksa masalah ibu
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak
dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang
mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi
a.	Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala,
pusing, depresi)
b.	Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK dan
BAB)
c.	Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
d.	Apakah ASI lancar
e.	Apakah ada kesulitan merawat bayi
f.	 Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Rangkuman
Upaya deteksi kegawat daruratan neonatal dimulai sejak bayi berada dalam kandungan.
Keberhasilan penanganan kegawatdaruratan tergantung dari hasil penilaian yang
saudara lakukan. Deteksi kegawatdaruratan bayi baru lahir dilakukan dengan melihat
riwayat antepartum dan intrapartum, selanjutnya segera setelah bayi lahir dilakukan
penilaian gerak dan tangis.
Deteksi kegawatdaruratan pada bayi muda dapat dilakukan dengan formulir MTBM.
Tugas
Mandiri
Berpasanganlah dengan teman anda. Satu orang berperan sebagai bidan dan satu orang
yang lain berperan sebagai pasien. Lakukan penilaian pada bayi baru lahir dan penilaian
menggunakan MTBM sesuai dengan check list yang terdapat dalam lampiran. Lakukan be-
rulang ulang, sampai anda merasa benar benar mampu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
28
Akbar, Muhammad Ilham. Dachlan, Ery Gumilar. 2013. Deteksi preeklamsia dan eklamsia,
disampaikan dalam SOGU 5 Surabaya.
Cunningham, William. 2002. William Obstetri vol 2. EGC : Jakarta.
Campbell S, Lee C. Obstetric emergencies. In: Campbell S, Lee C, editors.Obstetrics by Ten
Teachers. 17th edition. Arnold Publishers; 2000. pp. 303-317.
Depkes RI. 2007. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif.
JNPK-KR. Jakarta
Depkes RI. . Pedoman MTBM. Depkes RI. Jakarta
Nwobodo EL. Obstetric emergencies as seen in a tertiary health institution in North-Western
Nigeria: maternal and fetal outcome. Nigerian Medical Practitioner. 2006;49(3):54–55.
Maryunani, Anik. Yulianingsih. 2009. Asuhan kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Trans
Info Media. Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I . EGC : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. YBSP: Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta.
Purwaka, Bangun T. 2011. Prosedur tetap penatalaksanaan Preeklamsia berat/ eklamsia di
tingkat pelayanan dasar. Disajikan dalam seminar sehari kebidanan, RSUD dr. Sutomo.
Surabaya
Saifudin, A.Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,
Dublin, Ohio: YBPSP
Taber, Benzion. 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta
Waspodo, dkk.. 2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri neonatal Esensial
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Lampiran
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
30
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
34
Daftar
Gambar
Cover
http://www.mypermatahati.com/blog/
wp-content/uploads/2013/12/bersalin.
jpg
Pasien Gawat Darurat Neonatal
http://media.lehighvalleylive.com/food_
impact/photo/nicu--96f9f13c45b4144d.
jpg
Rulles
http://cdn2.hubspot.net/hub/280827/
file-311668290-jpg/share_au/images/
sharepoint-social-rules-written.jpg
Alat dan Bahan Kemenkes
Tujuh Langkah Higiene Kemenkes
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KBAffiZakiyya
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin pjj_kemenkes
 
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananStandarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...GanjarNailil1
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidananDwi Pirang
 
Pemantauan kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janinPemantauan kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janinChiyapuri
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidananpjj_kemenkes
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 
Kegawat daruratan pada neonatal
Kegawat daruratan pada neonatalKegawat daruratan pada neonatal
Kegawat daruratan pada neonatalIrma Delima
 

What's hot (20)

Pembahasan Pelayanan KB
Pembahasan  Pelayanan KBPembahasan  Pelayanan KB
Pembahasan Pelayanan KB
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KBMekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
 
Konsep kebidanan varney
Konsep kebidanan varneyKonsep kebidanan varney
Konsep kebidanan varney
 
Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin Anamnesa pada Ibu Bersalin
Anamnesa pada Ibu Bersalin
 
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidananStandarisasi mutu pelayanan kebidanan
Standarisasi mutu pelayanan kebidanan
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
PMK No. 21 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persali...
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
 
Pemantauan kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janinPemantauan kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janin
 
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam KebidananTeknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Kegawat daruratan pada neonatal
Kegawat daruratan pada neonatalKegawat daruratan pada neonatal
Kegawat daruratan pada neonatal
 

Viewers also liked

Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalpjj_kemenkes
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalpjj_kemenkes
 
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalKb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalpjj_kemenkes
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatalPedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatalpjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVpjj_kemenkes
 
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalpjj_kemenkes
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalpjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilanpjj_kemenkes
 
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanModul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanpjj_kemenkes
 
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010Ppni Bone
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik labpjj_kemenkes
 
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi Summary Kegawatdaruratan Perinatologi
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi Siska Fauziah
 
Kti desi hatalia
Kti desi hataliaKti desi hatalia
Kti desi hataliaDESIHATALIA
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Menetukan Diagnosa pada Neonatus
Menetukan Diagnosa pada NeonatusMenetukan Diagnosa pada Neonatus
Menetukan Diagnosa pada Neonatuspjj_kemenkes
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinNs. Lutfi
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Kegawatdaruratan maternitas
Kegawatdaruratan maternitasKegawatdaruratan maternitas
Kegawatdaruratan maternitas
 
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
 
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalKb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatalPedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
 
KB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi KehamilanKB 2 Komplikasi Kehamilan
KB 2 Komplikasi Kehamilan
 
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinanModul 5 kb 2   penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
Modul 5 kb 2 penyulit komplikasi persalinan kala iii dan iv persalinan
 
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010
Resusitasi jantung-dan-paru-bahasa-indonesia-versi-aha-2010
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik lab
 
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi Summary Kegawatdaruratan Perinatologi
Summary Kegawatdaruratan Perinatologi
 
Contoh sap
Contoh sapContoh sap
Contoh sap
 
Kti desi hatalia
Kti desi hataliaKti desi hatalia
Kti desi hatalia
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Menetukan Diagnosa pada Neonatus
Menetukan Diagnosa pada NeonatusMenetukan Diagnosa pada Neonatus
Menetukan Diagnosa pada Neonatus
 
SAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubinSAP hyperbilirubin
SAP hyperbilirubin
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 

Similar to DETEKSI GAWAT

M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2pjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2pjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIApjj_kemenkes
 

Similar to DETEKSI GAWAT (20)

Modul 5 kdk ii
Modul 5 kdk iiModul 5 kdk ii
Modul 5 kdk ii
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 6 kdk ii
Modul 6 kdk iiModul 6 kdk ii
Modul 6 kdk ii
 
Modul 10 kb 1
Modul 10   kb 1Modul 10   kb 1
Modul 10 kb 1
 
Modul 10 kb 2
Modul 10   kb 2Modul 10   kb 2
Modul 10 kb 2
 
Modul 8 kb 1
Modul 8   kb 1Modul 8   kb 1
Modul 8 kb 1
 
Modul 8 kb 2
Modul 8   kb 2Modul 8   kb 2
Modul 8 kb 2
 
Modul 8 kb 3
Modul 8   kb 3Modul 8   kb 3
Modul 8 kb 3
 
Modul 7 kb 2
Modul 7   kb 2Modul 7   kb 2
Modul 7 kb 2
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3
 
Modul 7 kb 1
Modul 7   kb 1Modul 7   kb 1
Modul 7 kb 1
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIA
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (12)

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 

DETEKSI GAWAT

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 SIAGA BENCANA MATERNAL NEONATAL MODUL Pedoman Praktikum Deteksi Gawat Darurat Maternatal Neonatal Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Suryaningsih Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 8
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi Pendahuluan 1 5Kegiatan Belajar 1 Pedoman Praktikum Deteksi Kegawatdaruratan Maternal Kegiatan Belajar 2 Pedoman Praktikum Deteksi Kegawatdaruratan Neonatal 17 Acuan Pustaka 28 Lampiran 29 Daftar Gambar 34 Glosarium ii
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Glosarium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . MTBM Manajemen terpadu bayi muda, usia kurang dari 2 bulan Preeklamsi/ eklamsia Merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre eklamasi diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan flour albus Keluarnya cairan dari alat genitalia wanita yang tidak berupa darah. Fluor albus disebut juga dengan istilah Leukorrhoea. Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti erosi porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polip serviks, varises vulva, dan trauma apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum adanya placenta previa dicurigai. Moulage Perubahan yang terjadi pada bentuk kranium (kepala) fetus pada saat melewati jalan lahir. Kaput succedaneum edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura garis tengah. Pustula vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis pustulosa.
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat berjumpa para mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan. Anda telah menyelesaikan 2 modul teori pada Mata kuliah Siaga Gawat Darurat Maternal Neonatal. Saat ini anda sedang mempelajari Pedoman Praktikum 1 Mata Kuliah Siaga Gawat darurat Materal Neonatal yang mempelajari tentang pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternal neonatal. Anda diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam melakukan deteksi kasus gawat darurat maternal neonatal di puskesmas, rumahsakit, rumah bersalin, maupun di masyarakat dengan didahului kegiatan praktik di laboratorium. Kegawat daruratan maternal dapat terjadi setiap saat selama proses kehamilan, persalinan merupakan masa nifas. Dengan asuhan antenatal yang sesuai, mayoritas kasus dapat dideteksi secara dini. AgarSaudaradapatmemberikanpelayanan gawat darurat maternal neonatal dengan baik, saudara harus melakukan praktikum. MelaluipraktikuminiSaudaradapatberlatih untuk mengembangkan dan memadukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik sebagai bidan yang kompeten dalam kewenangannya. Pasien Gawat Darurat Neonatal
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 2Tujuan dari praktik laboratorium ini adalah: 1. Melakukan deteksi kasus gawat darurat pada maternal Praktik yang berkaitan dengan deteksi kasus gawat darurat maternal meliputi: a. Penilaian awal b. Penilaian Klinik Lengkap 2. Melakukan deteksi kasus gawat darurat pada neonatal Praktik yang berkaitan dengan deteksi kasus gawat darurat neonatal meliputi: a. Deteksi kegawatan bayi baru lahir b. Deteksi kegawatan bayi muda Tempat Praktik: Laboratorium kebidanan, rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau masyarakat. Jumlah alokasi waktu: Pada praktikum ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 1 SKS, dimana 1 SKS setara dengan 2 jam perhari sehingga waktu yang dibutuhkan 32 jam persemester. Jadwal pelaksanaan praktikum dapat dilakukan bersamaan dengan pembelajaran teori siaga gawat darurat maternal neonatal, atau dibuat terpisah setelah anda menyelesaikan kegiatan teori dalam mata kuliah ini. Dapat juga dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan praktikum mata kuliah Asuhan kehamilan, Asuhan persalinan dan BBL, asuhan ibu nifas dan menyusui, serta asuhan neonatus, anak, balita dan pra sekolah. Pembimbing Praktik: Selama kegiatan praktikum Saudara akan dibimbing oleh pembimbing klinik (Clinical Instruktur) dan pembimbing institusi saudara. Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan praktik, dengan latarbelakang pendidikan minimal DIII Kebidanan dan berpengalaman diklinik minimal 2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari pimpinan institusi tersebut. Teknis Bimbingan: Pada kegiatan praktik di laboratorium, yang saudara lakukan adalah menemui dosen penanggung jawab mata kuliah untuk membuat kontrak belajar pembelajaran praktikum. Selanjutnya saudara dapat menghubungi pembimbing praktik di laboratorium untuk mendapatkan bimbingan di laboratorium sesuai dengan jadual yang telah disepakati. Sedangkan pada kegiatan praktik di lahan praktik, pada awal praktik yang saudara lakukan adalah menemui pembimbing klinik, dan menyepakati/ menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan saudara lakukan. Saudara membuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya pembimbing lahan akan melakukan preconference dengan saudara. Saat melakukan asuhan ke klien , bila belum pernah melakukan sebelumnya silahkan saudara melihat atau membantu dulu, baru pada klien yang lain saudara melakukan asuhan dengan didampingi pembimbing klinik, bila merasa sudah bisa saudara dapat melakukan secara mandiri. Setiap hari diakhir praktik, pembimbing lahan akan melakukan post conference untuk mengetahui tugas-tugas pada hari tersebut yang sudah dilakukan. Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervise secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan pencapaian target melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktikum yang saudara buat. Penilaian: Penilaian mata kuliah Siaga Gawat Darurat maternal Neonatal meliputi penilaian porto folio
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 dalam bentuk laporan kasus 20%, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester 40% dan penampilan klinik secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara berkesinambungan dengan menggunakan pendekatan langsung pada kasus maupun di laboratorium 40%. Penilaian penampilan klinik ini dilakukan oleh pembimbing klinik bersama dengan pembimbing institusi. Pada penilaian ini saudara diminta melakukan tindakan Tata Tertib. Tata tertib yang harus saudara taati saat kegiatan praktikum di laboratorium adalah: 1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum yang diadakan dilaboratorium 2. Setiap mahasiswa harus sudah siap sebelum kegiatan praktikum dimulai dan dengan memakai pakaian/kelengkapan yang telah ditentukan 3. Bagi mahasiswa yang terlambat kurang lebih 30 menit dianggap tidak hadir, kecuali sebelumnya telah memberitahukan baik lisan maupun tertulis kepada penanggung jawab laboratorium/dosen pengampu 4. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum/laboratorium dengan kehadiran 100% dan mengisi buku kunjungan laboratorium 5. Mahasiswa harus bersikap sopan dan menghargai pembimbing maupun mahasiswa lain 6. Mahasiswa dilarang makan, tidur dan mengotori ruangan praktek laboratorium 7. Bagi mahasiswa yang ingin keluar ruangan harus meminta ijin pembimbing terlebih dahulu 8. Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir karena alasan yang penting/sakit pada waktu praktikum, yang mendapat ijin dosen pengampu, harus mengganti pada hari lain sebanyak hari ijinnya 9. Setiap mahasiswa wajib memenuhi target jam praktek sesuai dengan jumlah kredit mata kuliah 10. Setiap mahasiswa bertanggungjawab terhadap fasilitas di laboratorium. Dan dilarang membawa peralatan keluar ruangan tanpa seijin petugas laboratorium 11. Bagi mahasiswa yang merusakkan peralatan laboratorium wajib menggantinya, kecuali kerusakan tersebut di luar tanggung jawabnya (kecelakaan) Aturan
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 412. Bagi mahasiswa yang sudah selesai meminjam alat laboratorium wajib mengisi buku pengembalian alat dan buku kunjungan laboratorium 13. Bagi mahasiswa yang ingin mengembalikan alat harus melapor dan sepengetahuan pj laboratorium 14. Selama saudara menjalankan praktikum ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara lain: a. Saudara wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik. b. Kehadiran saudara harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik c. Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan lain selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing prodi dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan d. Setiap saudara datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir. e. Bila saudara ada halangan tidak bisa hadir pada praktikum ini, maka saudara harus meminta ijin kepada pembimbing klinik saudara. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab praktik. f. Saudara wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yangn ditinggalkan g. Bila saudara, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap tidak hadir. Panduan ini dibuat agar Saudara dapat melakukan praktikum dengan baik. Panduan ini merupakan panduan pertama dari 2 buku panduan untuk mata kuliah Siaga Gawat Darurat Maternal Neonatal. Saudara diminta memberikan pelayanan kesehatan Kegawat daruratan maternal neonatal di rumah bersalin, puskesmas, rumah sakit atau dimasyarakat mencakup deteksi kasus gawat darurat dan rujukan kasus gawat darurat. Panduan praktikum ini meliputi 2 kegiatan belajar yaitu : Kegiatan belajar 1 : Deteksi Gawat darurat Maternal Kegiatan belajar 2 : Deteksi gawat darurat Neonatal Matakuliahsiagagawatdaruratinimerupakanpengetahuandanketrampilandasarsebelum anda mempelajari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kegawat daruratan maternal neonatal sebagai bekal saudara sebagai seorang calon bidan baik dimasyarakat, puskesmas maupun di rumahsakit. Adapun langkah-langkah yang harus saudara lakukan sebelum mepelajari pedoman praktikum ini adalah : 1. Bacalah kembali modul matakuliah yang sudah saudara dapatkan sebelumnya yaitu modul 1 dan 2 mata kuliah siaga gawat darurat maternal neonatal. 2. Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik 3. Lakukan langkah kegiatan belajar secara berurutan dari kegiatan belajar 1 kemudian kegiatan belajar 2. 4. Orientasi situasi dan tempat praktik 5. Lakukan latihan latihan sesuai dengan cek list 6. Keberhasilan proses pembelajaran praktikum ini tergantung dari kesungguhan saudara dalam berlatih. 7. Bila saudara mengalami kesulitan segeralah menghubungi pembimbing lahan (clinical instructur). Baiklah Saudara peserta Pendidikan jarak Jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses melaksanakan praktikum yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas sebagai bidan di daerah dengan baik.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini, saudara diharapkan mampu melakukan deteksi kegawat daruratan maternal. 2. Indikator Setelah melakukan praktikum ini saudara diharapkan dapat: a. Melakukan penilaian awal kondisi kegawatdaruratan maternal b. Melakukan penilaian klinik lengkap Kegiatan Belajar 1 DETEKSI GAWAT DARURAT MATERNAL Tujuan Pembelajaran Pokok-pokok Materi a. Penilaian awal kondisi kegawatdaruratan maternal b. Penilaian klinik lengkap
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 6PENILAIAN AWAL KONDISI KEGAWATDARURATAN MATERNAL Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah pertamauntukmenentukandengancepatkasusobstetricyangmembutuhkanpertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. ALAT DAN BAHAN Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah pertamauntukmenentukandengancepatkasusobstetricyangmembutuhkanpertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. 1. Form pengkajian 2. Tempat cuci tangan 3. Sabun untuk cuci tangan 4. Handuk 5. Tensimeter 6. Jam tangan
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 7. Stetoscop 8. Senter 9. Termometer
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 8 Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal adalah sebagai berikut: 1. Lakukan periksa pandang (inspeksi) Pada pemeriksaan pandang (inspeksi) ini saudara harus menilai: a. Kesadaran penderita: apakah pingsan/ koma, apakah kejang kejang, gelisah atau tampak kesakitan. b. Wajah penderita: apakah pucat, kemerahan, atau banyak keringat c. Pernafasan : apakah cepat atau sesak nafas d. Perdarahan dari kemaluan, apakah merembes atau profus (banyak) 2. Lakukan pemeriksaan raba (palpasi) Pada pemeriksaan ini nilailah: a. Kulit: apakah dingin atau demam b. Nadi: nilai nadi apakah lemah/ kuat, apakah cepat/ normal c. Kaki/ tungkai bawah: adakah bengkak 3. Lakukan pemeriksaan tanda tanda vital yang meliputi a. Tekanan darah b. Nadi c. Suhu d. Pernafasan 4. Hasil penilaian awal dapat menjadi dasar pemikiran apakah kasus mengalami penyulit perdarahan, infeksi, hipertensi, preeklamsia/ eklamsia, atau syok. 5. Selanjutnya lakukan pemeriksaan klinik lengkap, akan tetapi sebelum pemeriksaan klinik lengkap selesai dilaksanakan, langkah langkah untuk melakukan pertolongan pertama sudah dapat dikerjakan sesuai hasil penilaian awal. Misalnya ditemukan kondisi syok, pertolongan pertama untuk mengatasi syok harus sudah dilakukan. Langkah Kegiatan
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 PENILAIAN KLINIK LENGKAP Penilaian klinik lengkap dapat dilakukan setelah anda menentukan kondisi kegawatdaru- ratan berdasarkan penilaian awal. Penilaian ini dapat dilakukan setelah anda melakukan pertolongan pertama pada kegawatan sesuai dengan hasil penilaian awal. ALAT DAN BAHAN Dalam menentukan kondisi kasus obstetric yang dihadapi apakah dalam kondisi gawat darurat atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamneses, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetric. Dalam praktek, oleh karena pemeriksaan sistematis yang lengkap membutuhkan waktu agak lama, padahal penilaian harus dilakukan secara cepat, maka dilakukan penilaian awal. Penilaian awal ialah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetric yang membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. 1. Form pengkajian 2. Tempat cuci tangan 3. Sabun untuk cuci tangan 4. Handuk 5. Tensimeter 6. Jam tangan
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 10 7. Stetoscop 8. Senter 9. Termometer 10. Stetoskop monoaural (laenec)
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 11. Ranjang periksa/ ranjang gynekologi dengan penopang kaki 12. Meja instrument 13. Lampu sorot 14. Wadah berisi larutan klorin 0,5 % 15. Apron dan baju periksa 16. Selimut/kain penutup 17. Kateter nelaton 18. Speculum cocor bebek (grave’s speculum)
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 12 19. Kapas dan larutan antiseptic 20. Sarung tangan DTT
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 Pemeriksaan klinik lengkap secara sistematis meliputi pemeriksaan sebagai berikut: 1. Lakukanlah anamneses. Ajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan jawabannya dicatat dalam catatan medic. a. Tanyakan identitas pasien (nama, umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat) b. Tanyakan masalah/ keluhan utama yang yang menjadi alasan pasien datang ke klinik. c. Tanyakan riwayat penyakit atau masalah tersebut. d. Tanyakan tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid e. Tanyakan riwayat kehamilan sekarang f. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya g. Tanyakan Riwayat penyakit yang pernah diderita an penyakit dalam keluarga h. Tanyakan riwayat alergi terhadap obat 2. Lakukan pemeriksaan fisik secara umum, Sebelum dan sesudah melakukan pemerik- saan, lakukan cuci tangan 7 langkah terlebih dahulu Langkah Kegiatan Pemeriksaan fisik umum meliputi: a. penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita, b. penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) c. pemeriksaan tubuh secara sistematis d. pemeriksaan kepalda dan leher e. pemeriksaan dada f. pemeriksaan perut (tanda abdomen acut, cairan bebas dalam rongga perut) g. pemeriksaan anggota gerak (antara lain edema tungkai bawah dan kaki) 3. Lakukan pemeriksaan obstetric yang meliputi: a. Pemeriksaan vulva dan perineum, Inspeksi labium dan perineum, muara urethra, flour albus atau secret abnormal. Kosongkan kandung kemih dengan kateter apabila kandung kemih belum dikosong- kan.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 14 b. Pemeriksaan vagina c. Pemeriksaan serviks Lakukan inspekulo untuk menilai dinding vagina dan forniks, warna dan besar porsio, flour albus atau secret dalam lumen vagina. Selanjutnya lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai vagina, besar dan konsistensi porsio, besar dan arah korpus uteri, perik- sa adanya tanda hegar.. JANGAN melakukan pemeriksaan dalam apabila terdapat perdarahan pada kehamilan tua. d. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya). e. Pemeriksaan adneksa f. Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi fundus) g. Pemeriksaan janin meliputi: didalam atau diluar rahim, jumlah janin, letak janin, pre- sentasi janin dan turunya presentasi seberapa jauh, posisi janin, moulage dan kaput succedaneum, bagian kecil janin di samping presentasi (tangan, tali pusat dan lain lain), anomaly congenital pada janin, taksiran berat janin, janin mati atau hidyp, gawat janin atau tidak. 8. Lakukan pemeriksaan panggul yang meliputi: a. Penilaian pintu atas panggul: Nilai apakah promontorium teraba atau tidak, ukuran konjugata diagonalis dan kon- jugata vera, penilaian linea inominata b. Penilaian ruang tengah panggul Nilai tulang sacrum, nilai dinding samping, nilai spina ischiadika (runcing atau tumpul), ukuran jarak antar spina ischiadika. c. Penilaian pintu bawah panggul Nilai arkus pubis dan nilai tulang koksigis (kedepan atau tidak) d. Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam, e. Penilaian panggul patologik f. Penilaian imbang fetoperlvik Hasil pemeriksaan his, pemeriksaan janin dan pemeriksaan panggul sangat menen- tukan untuk rencana persalinan pervaginam. Kesalahan dalam penilaian ini dapat be- rakibat fatal. Kasus persalinan yang seharusnya dilahirkan per abdominam dn keliru direncanakan pervaginam akan membuang buang waktu yang tidak perlu dan beraki- bat buruk bagi ibu dan terutama bagi janin.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Rangkuman Selamat, saudara telah belajar melakukan deteksi kegawatdaruratan pada maternal melalui penilaian awal dan pemeriksaan klinik lengkap. Dengan demikian saudara sebagai seorang calon bidan telah menguasai salah satu kompetensi saudara. Hal-hal penting yang sudah saudara pelajari dalam panduan praktik klinik ini adalah sebagai berikut : Deteksikegawatdaruratanmaternaldapatdilakukanmelaluipenilaianawaldanpenilaian klinik lengkap. Penilaian awal digunakan untuk menentukan apakah kondisi paseien berada dalam kegawat daruratan sehingga dapat diberikan tindakan pertolongan dengan segera. Sedangkan penilaian klinik lengkap dilakukan untuk memastikan diagnosis.
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 16 Tugas Mandiri Berpasanganlah dengan teman anda. Satu orang berperan sebagai bidan dan satu orang yang lain berperan sebagai pasien. Lakukan penilaian awal dan penilaian klinik lengkap ses- uai dengan check list yang terdapat dalam lampiran. Lakukan berulang ulang, sampai anda merasa benar benar mampu.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, saudara diharapkan mampu melakukan deteksi kegawat daruratan pada neonatal Indikator Setelah melakukan praktik klinik kebidanan ini saudara diharapkan dapat: a. Melakukan deteksi kegawat daruratan pada bayi baru lahir b. Melakukan deteksi kegawatdarutan pada bayi muda Kegiatan Belajar 2 Deteksi Kegawat daruratan Neonatal Tujuan Pembelajaran Pokok-pokok Materi a. Deteksi kegawat daruratan pada bayi baru lahir b. Deteksi kegawatdarutan pada bayi muda
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 18 DETEKSI KEGAWAT DARURATAN BAYI BARU LAHIR Indikasi rujukan bayi baru lahir harus sudah dipikirkan sejak bayi masih dalam kandungan, olehkarenatindakandanpenanganan kehamilanrisikotinggimaupuntindakanpenanganan penyulit/ komplikasi persalinan yang kurang memadai akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup da kualitas tumbuh kembang anak di masa yang akan datang apabila anak tersebut terhindar dari kematian saat masa neonatal. Dalam menangani bayi baru lahir, saudara harus senantiasa mewaspadai factor risiko, mengenal tanda tanda risiko tinggi dan mengetahui indikasi rujukan. ALAT DAN BAHAN Alat Pertolongan Persalinan Langkah Kegiatan Salah satu kegawat daruratan pada bayi baru lahir adalah asfiksia yang berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi funsi organ vitalnya. Resusitasi diperlukan untuk membantu bayi memulai pernafasan. Aspek yang sangat penting dalam resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan. Penilaian selanjutnya merupakan dasar untuk menentukan kesimpulan dan tindakan berikutnya. 1. Langkah pertama yang dapat anda lakukan adalah mengantisipasi bayi baru lahir dengan depresi atau asfiksia a. Meninjau riwayat antepartum
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 b. Meninjau riwayat intrapartum 2. Segera setelah bayi lahir melakukan penilaian bayi baru lahir dan kebutuhan tindakan resusitasi a. Nilai apakah bayi bernafas menangis atau bernafas/ tidak megap megap b. Nilai Apakah tonus otot bayi baik/ bergerak aktif Jika bayi tidak bernafas, megap megap atau lemas maka potong tali pusat dan lanjutkan dengan langkah awal resusitasi Jika ada mekonium kental buka mulut lebar, usap dan isap lendir dari mulut, potong tali pusat dan lanjutkan dengan langkah awal resusitasi Beritahu keluarga bahwa bayi memerlukan tindakan resusitasi DETEKSI KEGAWAT DARURATAN BAYI MUDA Upaya deteksi kegawatdaruratan bayi muda umur kurang dari 2 bulan, penilaian dan klasifikasi dapat dilakukan menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah- langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya 1. Penilaian dan klasifikasi Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi berarti membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit 2. Tindakan dan Pengobatan Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi. 3. Konseling bagi ibu Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman 4. Pelayanan Tindak lanjut Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatan” untuk Bayi Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama. ALAT DAN BAHAN 1. Formulir MTBM Terlampir 2. Jam tangan 3. Thermometer
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 20 Langkah Kegiatan Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Yaitu, Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda. Tentukan pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan Bayi Muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut a. Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut : 1) Periksa Bayi Muda untuk kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI. Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang ditemukan 2) Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan Bayi Muda untuk DEHIDRASI nya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri 3) Periksa semua Bayi Muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada 4) Periksa bayi untuk kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan Bayi Muda berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan 5) Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI? Tentukan status imunisasi Bayi Muda 6) Menanyakan status pemberian Vit K1 7) Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT dan sebagainya. 8) Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR KURANG 2 BULAN A. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri TANYAKAN 1. Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya? 2. Apakah bayi kejang? LIHAT DAN RABA 1. Apakah bayi bergerak hanya bila dirangsang? 2. Hitung nafas dalam 1 menit. Jika ≥ 60 kali/ menit , ulangi menghitung. Apakah bayi bernafas cepat (≥ 60 kali/ menit) atau bayi bernafas lambat < 30 kali/ menit) 3. Lihat apakah ada tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat 4. Dengarkan apakah bayi merintih 5. Ukur suhu aksiler 6. Lihat apakah ada pustul dikulit 7. Lihat apakah mata bernanah 8. Lihat apakah pusar kemerahan atau bernanah? Apakah kemerahan meluas sampai ke dinding perut? Klasifikasikan kemungkinan penyakit berat/ infeksi berat dengan memperhatikan table berikut:
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Tabel 1. Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan • Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU • Riwayat kejang ATAU • Bergerak hanya jika distimulasi ATAU • Napas cepat ATAU • Napas lambat ATAU • Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat ATAU • Merintih ATAU • Demam (≥ 37,5C) ATAU • Hipotermi ( <35,5C) ATAU • Nanah yang banyak di mata ATAU • Pusar kemerahan mel- uas sampai dinding perut PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BE- RAT • Jika ada kejang, tan- gani kejang • Cegah kadar gula agar tidak turun • Jika ada gangguan na- fas tangani gangguan nafas • Jika ada hypotermi tangani hipotermia • Beri dosis pertama an- tibiotik intramuskuler • Nasehati cara menja- ga bayi tetap hangat di perjalanan • Rujuk segera • Pustul kulit ATAU • Mata bernanah ATAU • Pusat kemerahan atau bernanah INFEKSI BAKTERI LOKAL • Jika ada pustula kulit atau pusar bernanah berikan antibiotik oral • Jika ada nanah dimata beri salep atau tetes mata antibiotik • Ajari cara mengobati infeksi bakteri lokal di rumah • Lakukan asuhan dasar bayi muda • Nasehati kapan kem- bali segera • Kunjungan ulang 2 hari • Tidak terdapat salah satu tanda diatas MUNGKIN BUKAN INFEKSI • Ajari cara merawat bayi di rumah • Lakukan asuhan dasar bayi muda
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 22B. Menilai Diare Apakah bayi diare? Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk faeses, lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air daripada ampasnya). Pada bayi dengan ASI ekslusif berak biasanya lebih sering dan bentuk feses lembak Jika ya, Tanyakan : sudah berapa lama Lihat dan raba: 1. Lihat keadaan umum bayi apakah: a. Letargis atau tidak sadar b. Gelisah atau rewel 2. Apakah matanya cekung 3. Cubit kulit perut apakah kembalinya, a. Sangat lambat (> 2detik) b. Lambat? Selanjutnya klasifikasikan diare untuk dehidrasinya
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 Tabel 2. Klasifikasi Diare Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : • Letargis atau tidak sadar • Mata Cekung • Cubitan kulit perut kem- balinya sangat lambat DIARE DEHIDRASI BERAT • Tangani sesuai rencana terapi C • Jika bayi juga mempunyai klas- ifikasi lain yang membutuhkan rujukan segera: • RUJUK segera setelah me- menuhi syarat rujukan dan se- lama perjalanan berikan oralit sedikit demi sedikit. • Nasehati agar ASI tetap diberi- kan jika memungkinkan • Cegah agar gula darah tidak turun • Nasehati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjala- nan Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : • Gelisah atau rewel • Mata Cekung • Cubitan kulit perut kemba- li lambat DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG • Jika bayi tidak mempunyai kla- sifikasi berat lainnya, tangani sesuai rencana terapi B • Jika bayi juga mempunyai klas- ifikasi berat lain: • RUJUK segera dan slama per- jalanan beri larutan oralit • Nasehati agar ASI tetap diberi- kan jika memungkinkan • Cegah agar gula darah tidak turun • Nasehati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjala- nan • Lakukan asuhan dasr bayi muda • Nasehati kapan kembali segera • Kunjungan ulang 2 hari Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang DIARE TANPA DEHIDRASI • Tengani sesuai tencana terapi A • Nasehati kapan kembali segera • Lakukan asuhan dasar bayi muda • Kunjungan ulang 2 hari
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 24 C. Ikterus TANYAKAN 1. Apakah bayi kuning? Jika ya, pada umur berapa timbul kuning 2. Apakah warna tinja bayi pucat? LIHAT 1. Adakah kuning pada bayi? 2. Tentukan sampai didaerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi? KLASIFIKASIKAN Tabel 3. Klasifikasi Ikterus Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan • Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam) ATAU • Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari ATAU • Kuning sampai telapak tangan /telapak kaki ATAU • Tinja berwarna pucat IKTERUS BERAT • Cegah agar gula darah tidak turun • Nasehati agar menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan • RUJUK SEGERA • Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki IKTERUS • Lakukan asuhan dasar bayi muda • Menyusu lebih sering • Nasehati kapan kembali segera • Kunjungan ulang 2 hari • Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS • Lakukan asuha dasar bayi muda D. Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI Jika tidak ada indikasi di rujuk: Tanyakan : a. Apakah IMD dilakukan, b. Apakah bayi bisa menyusu dini, c. Apakah ada kesulitan dalam pemberian ASI, d. Apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, e. Apakah bayi diberi makanan atau minuman lain selain ASI, jika ya berapa kali diberikan dalam 24 jam, Alat apa yang digunakan. Lihat : Apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 KLASIFIKASIKAN: Table 4. Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan /Masalah Pemberian ASI Tanda atau Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan • Ada kesulitan pemberian ASI • Berat badan menurut umur rendah • ASI kurang dari 8 kali per- hari • Mendapat makanan/minu- man lain selain ASI • Posisi bayi salah • Tidak melekat dengan baik • Tidak mengisap dengan efektif • Terdapat luka bercak putih • Terdapat celah bibir /lan- git-langit Berat badan rendah menurut umur dan masalah pemberi- an asi • Lakukan asuhan dasar bayi muda • Ajarkan ibu untuk memberi- kan ASI dengan benar • Jika mendapat makanan/ mi- numan selain ASI berikan ASI lebih sering,. Makanan / minu- man laian dikurangi kemudian dihentiakn • Jika tidak mendapat ASI: RU- JUK untuk konseling laktasi dan kemungkinann bayi meny- usu kembali • Jika ada celah di bibir/ langit langit, nasehati tentang alter- natif pemberian minum • Konseling bagi ibu dan keluar- ga • Nasehati kapan kembali segera • Kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian ASI dan Trush • Kunjungan ulang 14 hari untuk mesalah berat badan rendah menurut umur. Tidak terdapat tanda/gejala diatas Berat badan tidak rendah menurut umur dan tidak ada masalah pemberian asi • Pujilah ibu karena telah mem- berikan ASI kepabayinya den- gan benar Jika ada kesulitan pemberian ASI, diberi ASI < 8 kali dalam 24 jam, diberi makanan/ minuman lain selain ASI, atau berat badan rendah menurut umur DAN tidak ada indikasi dirujuk: Lakukan Penilaian tentang cara menyusui a. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI. b. Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik, mengisap dengan efektif)
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 26 E. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1 Apakah bayi telah mendapatkan penyuntikan Vitamin K1 dalam jam pertama setelah kelahiran. F. Memeriksa Status Imunisasi • Tanyakan, imunisasi apa yang telah didapatkan • Tentukan kebutuhan imunisasi saat ini. G. Memeriksa masalah/keluhan Lain 1. Memeriksa kelainan bawaan/kongenital Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll) 2. Memeriksa kemungkinan Trauma lahir Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome dll) 3. Memeriksa Perdarahan Tali pusat Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok H. Memeriksa masalah ibu Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi a. Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala, pusing, depresi) b. Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK dan BAB) c. Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum d. Apakah ASI lancar e. Apakah ada kesulitan merawat bayi f. Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 Rangkuman Upaya deteksi kegawat daruratan neonatal dimulai sejak bayi berada dalam kandungan. Keberhasilan penanganan kegawatdaruratan tergantung dari hasil penilaian yang saudara lakukan. Deteksi kegawatdaruratan bayi baru lahir dilakukan dengan melihat riwayat antepartum dan intrapartum, selanjutnya segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian gerak dan tangis. Deteksi kegawatdaruratan pada bayi muda dapat dilakukan dengan formulir MTBM. Tugas Mandiri Berpasanganlah dengan teman anda. Satu orang berperan sebagai bidan dan satu orang yang lain berperan sebagai pasien. Lakukan penilaian pada bayi baru lahir dan penilaian menggunakan MTBM sesuai dengan check list yang terdapat dalam lampiran. Lakukan be- rulang ulang, sampai anda merasa benar benar mampu.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 28 Akbar, Muhammad Ilham. Dachlan, Ery Gumilar. 2013. Deteksi preeklamsia dan eklamsia, disampaikan dalam SOGU 5 Surabaya. Cunningham, William. 2002. William Obstetri vol 2. EGC : Jakarta. Campbell S, Lee C. Obstetric emergencies. In: Campbell S, Lee C, editors.Obstetrics by Ten Teachers. 17th edition. Arnold Publishers; 2000. pp. 303-317. Depkes RI. 2007. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. JNPK-KR. Jakarta Depkes RI. . Pedoman MTBM. Depkes RI. Jakarta Nwobodo EL. Obstetric emergencies as seen in a tertiary health institution in North-Western Nigeria: maternal and fetal outcome. Nigerian Medical Practitioner. 2006;49(3):54–55. Maryunani, Anik. Yulianingsih. 2009. Asuhan kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I . EGC : Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. YBSP: Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta. Purwaka, Bangun T. 2011. Prosedur tetap penatalaksanaan Preeklamsia berat/ eklamsia di tingkat pelayanan dasar. Disajikan dalam seminar sehari kebidanan, RSUD dr. Sutomo. Surabaya Saifudin, A.Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Dublin, Ohio: YBPSP Taber, Benzion. 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta Waspodo, dkk.. 2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri neonatal Esensial Daftar Pustaka
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Lampiran
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 30
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 32
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 34 Daftar Gambar Cover http://www.mypermatahati.com/blog/ wp-content/uploads/2013/12/bersalin. jpg Pasien Gawat Darurat Neonatal http://media.lehighvalleylive.com/food_ impact/photo/nicu--96f9f13c45b4144d. jpg Rulles http://cdn2.hubspot.net/hub/280827/ file-311668290-jpg/share_au/images/ sharepoint-social-rules-written.jpg Alat dan Bahan Kemenkes Tujuh Langkah Higiene Kemenkes
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015