SlideShare a Scribd company logo
1 of 114
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I
UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM
DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
NAMA : DESI HATALIA
NIM : 201207009
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I
UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM
DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
(Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Kebidanan)
Disusun oleh
DESI HATALIA
Nim : 201207009
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 29 Juli 2015
Penguji I Penguji II
Karsiyah S.kep, M.kes Vivin Supinah,S.ST
NIK. 11402049 NIK. 111011048
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, M.PH.
NIK. 2011041008
ii
4
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I
UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM
DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Desi Hatalia, Karsiyah S.kep, M.kes, Vivin Supinah,S.ST
INTISARI
Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari), penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di provinsi lampung dari
171.975 ibu bersalin adalah eklamsi 33,15 %, perdarahan 22,47 %, infeksi 2,25 %, penyebab lain 42,13
% dari 171.975 ibu bersalin.. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami, mempelajari serta
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas tentang 2-6 Jam Postpartum. Metode penelitian
deskriptif. Subyek penelitian, ibu nifas 2-6 jam post partum. Obyek penelitian, ibu nifas 2-6 jam
post partum. Tempat penelitian, BPS Hj. Kartini Bandar Lampung. Hasil penelitian, setelah
diaplikasikan manejemen asuhan varney, 2-6 jam dapat dilakukan dengan baik yaitu
membersihkan daerah kelamin dari depan kebelakang, ganti pembalut minimal 2 kali perhari,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelamin, ibu tidak menyentuh luka. Saran utama, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan ibu nifas khususnya tentang 2-6 jam post partum untuk
mencegah perdarahan
Kata kunci : Nifas, 2-6 Jam
Kepustakaan : 16 Referensi (2006-2015)
Jumlah halaman : 98 Halaman
iii
5
CURICULUM VITAE
Nama : DESI HATALIA
Nim : 201207009
Tempat/Tanggal Lahir : Kota Besi, 18 desember 1992
Alamat : Muara Tembulih kec Ngambur, Pesisir Barat
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : VII (Tujuh)
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Sumber Agung, Sejak Tahun 2000 Hingga 2006
2. SMP Negeri 1 Sumber Agung, Sejak Tahun 2006 Hingga 2009
3. SMA Muhamadiyah 2 Bandar Lampung, Sejak Tahun 2009 Hingga 2012
4. DIII Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Tahun Lulus 2015
iv
6
MOTTO
 Tidak ada kata gagal dalam mengapai prestasi
 Kualitas Hidup seseorang bukan dinilai dari kemampuan
otak tapi dilihat dari kemauan dan niat yang sungguh-
sungguh
By. Desi Hatalia
v
7
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang atas Rahmad-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, dan
dibalik Karya Tulis Ilmiah ini tidak lupa penulis memberikan persembahan
kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung.
1. Terima kasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan
semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis
serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan.
2. Rekan-rekan tercinta Akbid Adilakhususnya tingkat III yang selalu
mendukung hingga terselesaikan hasil akhir ini.
3. Almanaterku tercinta Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai
tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
4. Semua pihak yang tidak bias penulis sebukan satu persatu, terima kasih atas
partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
Bandar Lampung, juli 2015
Penulis
vi
8
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. I
Umur 28 Tahun P2a0 2-6 Jam Post Partum Di Bps Hj. Kartini Kampung
Sawah Bandar Lampung Tahun 2015 ”. Penulis menyadari karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dalam menulis Karya Tulis Ilmiah, penulis banyak
menerima bantuan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Wasni Adila, MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Karsyah.S.Kep.,M.Kes selaku penguji I dan Vivin Supinah, S.ST selaku
penguji II
3. Puspita Dewi, S.ST M.Kes selaku Pembimbing pertama dalam Karya Tulis
Ilmiah dan Nova Utari, S.ST selaku Pembimbing kedua dalam Karya Tulis
Ilmiah
4. BPS. Hj. Kartini selaku pembimbing lahan dan sebagai pemilik lahan praktik
yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian di Bpsnya.
5. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii
INTISARI........................................................................................... iii
CURICULUM VITAE....................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................ 3
1.4 Ruang Lingkup................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................. 5
1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data.......................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis........................................................... 8
2.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan......................................... 32
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ................................ 51
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................... 53
3.2 Matriks............................................................................... 63
viii
10
BAB IV PEMBAHASA
4.1 Pengkajian.......................................................................... 69
4.2 Interprestasi Data Dasar...................................................... 85
4.3 Diagnosa Potensial ............................................................. 87
4.4 Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera............................ 88
4.5 Perencanaan ....................................................................... 88
4.6 Pelaksanaan........................................................................ 90
4.7 Evaluasi ............................................................................. 94
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 96
5.2 Saran.................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1 kebijakan program nasional masa nifas………………………………..10
Tabel 2 involusi uterus………………………………………………………….12
Tabel 3 matriks………………………………………………………………….63
x
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan Bidan
Lampiran 3 : Lembar Konsul
Lampiran 4 : Dokumentasi
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa yang rawan pada ibu, sekitar 60%
kematian ibu terjadi dan hampir 50% kematian pada masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan adanya komplikasi
masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab
kematian ibu, namun dengan meningkatkan persedian darah dan sistem
rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjal sebagai penyebab kematian
dan morbilitas ibu (Saleha,2009; h. 95).
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung AKI Ibu adalah pada tahun
2012 yaitu 179 kasus dimana kematian ibu terbesar (59,78 %) terjadi pada
saat persalinan dan 70,95 % terjadi pada usia 20- 40 tahun sampai saat ini
baru di peroleh dari survei terbatas AKI selama tahun 1997 sampai 2007
cenderung menurun dimana 70 per 100.000 kelahiran hidup menajadi 228 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2007, dimana penyebab kasus kematian ibu di
provinsi lampung ini adalah eklamsi, infeksi, perdarahan (Profil Dinas
Kesehatan provinsi Lampung).
Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di diprovinsi
lampung tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa
kasus kematian ibu (kematian ibu saat hamil, saat melahirkan dan nifas)
seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian ibu terbesar
2
(59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,9% terjadi pada usia 20-34 tahun
(Depkes.2012).
Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa
ditandai dengan tingii rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini
merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan (Saleha,2009; h. 01)
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada tanggal 30 juni
2015 di BPS Hj. Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung, penulis
menemukan ibu nifas 2 jam post partum yaitu Ny I umur 28 tahun P2A0 2
jam post partum.
Saat dilakukan pengkajian Ny. I pada saat persalinan mengalami
kesulitan dalam mengedan, menyebabkan ibu menjadi kelelahan, setelah
dilakukan pemeriksaan pada saat setelah persalinan di dapatkan hasil ibu
mengalami penurunan tekanan darah, yang dikhawatirkan bila tidak dipantau
secara cermat, ibu dapat mengalami perdarahan, dari permasalahan diatas
penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidananan Pada Ibu nifas 2 jam
post partum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS Hj.Kartini
Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015”
1.2 Rumusan masalah
“ Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 jam post partum
Terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah
Bandar Lampung Tahun 2015 ? ”
3
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Penulis dapat Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 jam
post partum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS S,ST
Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Penulis dapat melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu
nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di
BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015
2. Penulis dapat melakukan interpretasi data asuhan kebidanan pada
Ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0
Di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun
2015.
3. Penulis dapat melakukan diagnose potensial asuhan kebidanan
pada ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun
P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung
Tahun 2015.
4. Penulis dapat melakukan tindakan segera asuhan kebidanan pada
ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0
di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun
2015.
4
5. Penulis dapat melakukan rencana Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di
BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015.
6. Penulis dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu nifas 2 jam post patrum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0
Di BPS Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015.
7. Penulis dapat melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu
nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di
BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4 Ruang lingkup
1.4.1 Sasaran
Ibu Nifas yaitu Ny. I umur 28 Tahun P2A0 2 jam post partum.
1.4.2 Tempat
Dalam study kasus ini penulis mengambil kasus di BPS Hj.Kartini
Kampung Sawah Bandar Lampung.
1.4.3 Waktu
Waktu Pelaksanan study kasus ini penulis ini dilaksanakan pada
tanggal 30 juni 2015 pukul 14.10 s/d 00.10 WIB
5
1.5 Manfaat penulisan
1.5.1 Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi
kasus selanjutnya.
1.5.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan yang
berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti
penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE.
1.5.3 Bagi Pasien
Dapat di jadikan masukan untuk pasien agar lebih mengerti tentang
asuhan masa nifas 2 jam post partum.
1.5.4 Bagi Penulis
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
telah didapat serta mendapatkan pengalaman nyata dalam
penanganan kasus khususnya mengenai 2 jam post partum.
1.6 Metodeologi Dan Tehnik Memperoleh Data
1.6.1 Metodelogi Penelitian.
Metode yang digunakan penulis dalam study kasus ini adalah metode
penelitian deskriptif yang dapat dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan untuk
menggambarkan masalah kesehatan serta yang terkait dengan
6
kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam
komunitas tertentu. jenis karya tulis ilmiah yang digunakan adalah
study kasus.
1.6.2 Tehnik Memperoleh Data.
1.6.2.1 Data primer
1. Wawancara.
Salah satu metode yang digunakan penulis untuk
mendapatkan data adalah dengan wawancara dimana
penulis mendapatkan keterangan atau informasi secara
lisan dari seseorang yang menjadi sasaran penelitian yang
telah memenuhi kriteria (responden), serta berinteraksi
langsung terhadap responden (Notoatmodjo, 2012 ; h.
139).
a. Auto anamnesa
Metode wawancara auto anamnesis yaitu anamnesis
yang digunakan kepada pasien langsung, sehingga data
yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari
sumbernya
b. Allo anamnesa
Metode allo anamnesis yaitu anamnesis yang diperoleh
dari keluarga terdekat (Sulistyawati, 2009: h. 111).
7
2. Pengkajian Fisik.
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis
pada klien mulai dari kepala sampai kaki dengan tehnik
inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi (Prihardjo, 2007;
h. 2).
1.6.2.2 Data Sekunder
1. Studi Pustaka
Adalah semua bentuk bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu
penelitian,yang tersimpan berbagai bahan bacaan dan
informasi dari berbagai disiplin ilmu yang berupa buku-
buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah,jurnal
dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005; h.63).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian masa nifas
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Sarwono, 2014; h. 356).
Masa nifas (puerpurium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil
(Bahiyatun, 2013; h. 2).
Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa Nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 1).
2.1.2 Tujuan asuhan masa nifas
Tujuan asuhan masa nifas normal dibagi dua yaitu :
1. Tujuan umum :
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
Tujuan khusus :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologisnya.
9
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan tentang kesehatan, tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan
perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
2.1.3 Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas
1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman.
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 3)
10
2.1.4 Kebijakan program nasional masa nifas
2.1 Tabel kebijakan program nasional masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah
persalinan
1. Mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dengan
bayi yang baru lahir.
6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan
cara mencegah hypotermi.
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil
2 6 hari setelah
persalinan
1. Memastikan involusi uterus berjalan
normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makan, cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tak memperhatikan tanda-tanda
penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat
bayi sehari-hari.
3 2 minggu
setelah
persalinan
1. Sama seperti di atas.
4 6 minggu
setelah
persalinan
1. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-
kesulitan yang ia atau bayinya alami.
2. Memberikan konseling untuk KB secara
dini.
(Sulistyawati, 2009; h. 6-7)
11
2.1.5 Tahapan masa nifas
2.1.5.1 Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di
perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama islam
dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.1.5.2 Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
2.1.5.3 Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 4)
2.1.6 Perubahan fisiologis masa nifas
2.1.6.1 Perubahan sistem reproduksi
1. Uterus
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat
sebelum hamil, berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu
setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati
lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gram.
12
2.2 Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat
Bayi
lahir
Setinggi Pusat 1.000 gram
Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat dengan
sympisis
500 gram
2 Minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gram
6 Minggu Normal 50 – 60 gram
8 Minggu Normal sebelum hamil 30 gram
(Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 55-57).
Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm
dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas
pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari. Pada hari
kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah
pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah
pusat. Pada hari ke 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat
simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 77)
2. Proses involusi uterus
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a. Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri
yang terjadi didalam otot uterine. Enzim proteolitik
akan memendekan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan
lima kali lebar dari semula selama kehamilan.
13
b. Atrofi jaringan
Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen
dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi
sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen
yang menyertai pelepasan plasenta.
c. Efek oksitosin
Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi
suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu
mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan
plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh
total. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 74-75)
2.1.6.2 Perubahan pada lochea
Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada
wanita pada masa nifas :
a. Lochea rubra keluar pada hari pertama sampai ke-4
masa post partum. Cairan yang keluar berwarna
merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan
meconium.
b. Lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan
dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai
ke-7 post partum.
14
c. Lochea serosa berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau
laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari
ke-14.
d. Lochea Alba ini mengandung leukosit, sel desidua,
sel epitel, selaput lender serviks, dan serabut jaringan
yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung 2-6
minggu post partum (Sulistyawati, 2009; h. 76)
3. Servik
Segera setelah berakhirnya kala IV, servik menjadi sangat
lembek, kendur dan terkulai. Servik tersebut bisa melepuh
dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan
terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang
tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari
setelah persalinan diri retak karena robekan dalam
persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan
membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat
empat minggu postpartum.
4. Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis.
Secara berangsur – angsur luasnya berkurang, tetapi
jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara.
15
Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen
tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam
proses pembentukan berubah menjadi karunkulae
mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
5. Payudara (Mammae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi
terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua
mekanisme fisiologis, yaitu sebagai berikut:
a. Produksi susu
b. Sekresi susu atau let down
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara
tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan
makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika
hormon yang di hasilkan plasenta tidak ada lagi untuk
menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan
prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ketiga setelah
melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa
dirasakan. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga
mulai berfungsi ketika bayi mulai menghisap
puting, refleks saraf merangsang lubus posterior pituitari
untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin
merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga
menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus laktiferus payudara
16
ke duktus yang terdapat pada puting (Saleha, 2009; h. 57-
58).
2.1.6.3 Perubahan sistem pencernaan
Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan.
Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat
pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu
persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta
kurangnya aktivitas tubuh.
2.1.6.4 Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan
sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama.
Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat
spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah
bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam
`post partum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan
tersebut disebut “diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam 6 minggu.
17
2.1.7 Perubahan psikologis
Reva Rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain :
1. Periode taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya, ia mungkin akan mengulang-ulang
menceritakan pengalamannya waktu melahirkan.
2. Periode taking hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi
perhatian tehadap kemampuannya menjadi seorang orang tua yang
sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi. Ibu
berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi,
misalnya menggendong, memandikan, memasang popok, dan
sebagainya.
3. Periode Letting Go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini
pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap
perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan
bayi yang sangat tergantung padanya.
(Sulistyawati, 2009; h. 78, 79, 87, 89)
18
2.1.8 Kebutuhan dasar ibu masa nifas
2.1.8.1 Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang,
terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu
menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
Kebutuhan kalori selama menyusui rata-rata ibu
menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama
dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan
jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi
2.300-2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi
ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai
ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang
dikonsumsi perlu memenuhi syarat seperti: susunannya harus
seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak serta tidak mengandung alkohol, nikotin,
bahan pengawet dan pewarna.
Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan
normali ketika menyusui jumlah ini hanya 16% dari
tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk
pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang rusak atau mati.
19
Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam
bentuk air putih, susu dan jus buah (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui). Air mineral dan vitamin
digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit
dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh.
(Dewi dan Sunarsih, 2011 ; h. 71-72)
2.1.8.2 Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum.
Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau
sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka dilakukan
katerisasi (Saleha, 2009 ; h.73).
Buang air kecil (BAK), Miksi disebut normal bila dapat BAK
spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil
sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini :
1. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien.
2. Mengompres air hangat di atas simfisis.
3. Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK.
Buang air besar (BAB). Defekasi harus ada dalam 3 hari
postpartum. Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB,
maka sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari
postpartum), atau pada hari ke-3 diberi laksan suppositoria
dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB
dengan teratur.
20
1. Diet teratur.
2. Pemberian cairan yang banyak.
3. Ambulasi yang baik.
4. Bila takut buang air besar secara episiotomy, maka
diberikan laksan suppositoria.
(Dewi dan Sunarsih, 2011 ; h. 73-74)
2.1.8.3 Kebersihan diri
Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri
ibu post partum, antara lain :
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi
dan alergi kulit pada bayi.
2. Membersihkan daerah kelamin dengana air sabun dan
air.
3. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh
atau, minimal 2 kali sehari.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia
selesai membersihkan daerah kemaluannya.
5. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari menyetuh
daerah luka.
(Sulistyawati, 2009 ; h. 102)
2.1.8.4 Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam
21
pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam
memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain :
1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga
secara perlahan.
3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan :
1. Jumlah ASI berkurang.
2. Memperlambat proses involusi uteri.
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam
merawat bayi.
(Damayanti dan Wulandari, 2011; h. 84)
2.1.8.5 Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada
persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjkan setelah 2
jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan) untuk mencegah
adanya trombosit.
Keuntungan lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut :
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
2. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
22
3. Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu
merawat/memelihara anaknya.
4. Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal.
5. Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau
luka diperut.
6. Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio.
Ambulasi dini dilakukan secara beangsur-ansur,
maksudnya bukan berarti ibu diharuskan langsung bekerja
(mencuci, memasak, dan sebagainya) setelah bangun
(Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 73).
2.1.9 Fisiologi kala IV
1. Tanda vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi,
dan pernafasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien
biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah
380
C, hal ini disebabkan kurangnya cairan dan kelelahan. Jika
intake cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali
setelah dua jam.
2. Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kandang dijumpai pasien merasa
mual sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi yang
memungkinkan dapat mencegah aspirasi corpus aleanum kesaluran
23
pernafasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur.
Perasaan haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat
penting diberikan untuk mencegah dehidrasi.
3. Sistem renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam
keadaaan hipotonik akibat adanya alostaksis sehingga sering
dijumpai kandung kemih dalam keadan penuh dan mengalami
pembesaran. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih
dan uretra selama persalianan. Kondisi ini dapat diringankan
dengan selalu mengusahakan kandung kemih kosong selama
persalinan untuk mencegah trauma.
4. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh
plasenta dan pembuluh darah uterus. Penarikan kembali estrogen
menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat hingga mengurangi
volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran terjadi dalam
2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini pasien
mengeluarkan banyak sekali urine. Hilangnya pengesteran
membantu mengurangi retensi cairan yang melekat, dengan
meningkatnya vaskular pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma masa persalinan. Pada persalinan per
vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml sedangkan pada
24
persalinan SC pengeluarannya dua kali lipat. Perubahan terdiri dari
volume darah dan kadar hematokrit.
2.1.10 Pemantauan dan Evaluasi Lanjut Kala IV
1. Tanda vital
a. Tekanan darah dan nadi
Selama satu jam pertama lakukan pemantauan pada tekanan
darah dan nadi setiap 15 menit dan pada satu jam kedua lakukan
setiap 30 menit.
b. Respirasi dan suhu
Lakuan pemantauan respirasi dan suhu setiap jam selama dua
jam pertama pascapersalinan.
2. Kontraksi uterus
Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit selama satu
jam pertama dan 30 menit selama satu jam kedua. Pemantauan ini
dilakukan bersamaan dengan masase fundus uteri secara sirkular.
3. Tinggi fundus uteri
Evaluasi TFU dilakukan dengan meletakan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri
setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.
4. Lokia
Lokia dipantau bersamaan dengan masase uterus. Jika uterus
berkontraksi dengan baik maka aliran lokia tidak akan terlihat
25
banyak, namun jika saat utreus berkontraksi terlihat lokia yang
keluar lebih banyak maka diperlukan suatu pengkajian lanjut.
KEBUTUHAN KALA IV
1. Hidrasi dan nutisi
a. Berikan segera minum sebanyak yang pasien inginkan,karena
saat ini ia merasa haus akibat kelelahan dan pengeluaran
keringat yang banyak saat persalinan.
b. Berikan pasien makan sesuai dengan menu yang ada saat itu.
2. Hygiene dan kenyamanan pasien
a. rambut dirapikan.
b. Wajah diseka dengan air hangat menggunakan handuk
c. Tidak perlu memakai breast holder (BH) karena sedang
dilakukan proses IMD
d. Alas diatas perlak diganti dengan yang bersih dan kering
e. Dibawah bokong dialasi under pad ( untuk menyerap darah
sekaligus sebagai penampung darah untuk memperkirakan
jumlah darah yang keluar).
f. Jika pasien merasa gerah, keluarga dapat membantu mengipasi
pasien.
3. Bimbingan dan dukungan untuk BAK.
a. Yakinkan pasien bahwa BAK sedini mungkin tidak akan
menganggu proses penyembuhan jahitan perineum
26
b. Jelaskan bahaya menunda BAK dan pengaruhnya terhadap
proses involusi uterus.
c. Dampingi pasien saat mengawali BAK pascapersalinan, untuk
selanjutnya tugas ini dapat diberikan kepada keluarga pasien
4. Informasi dan bimbingan sejelas-jelasnya mengenai apa yang
terjadi dengan tubuhnya dan apa yang harus ia lakukan berkaitan
dengan kondisinya.
5. Kehadiran bidan sebagai pendamping selama dua jam
pascapersalinan serta keluarga atau orang-orang terdekatnya
6. Dukungan untuk menjalin hubungan awal dengan bayinya,
terutama saat pemberian asi awal.
7. Posisi tubuh dan lingkungan yang nyaman setelah saat-saat berat
menjalinin persalinan.
8. Pemberian analgesik ( jika diperlukan).
9. Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeksi setelah
persalinan; dikontaminasi alat plastik, tempat tidur, dan matras
dengan larutan klorin 0,5% kemudian cuci dengan detergen dan
bilas dengan air bersih. Jika sudah bersih, keringkan dengan kain
bersih supaya pasien tidak berbaring diatas matras yang basah.
Dekotaminasi sprai yang dgunakan selama dalam larutan 0.5% dan
kemudian cuci segera denagn air detergen (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010; h. 177, 181, 182, 192).
27
2.1.11 Asuhan 6 jam post partum
1. Rangsangan taktil (masase) fundus uteri.
Segera setelah lahir plasenta, lakukan masase fundus uteri
a. Letakan telapak tangan pada fundus uteri.
b. Jelaskan tindakan kepada ibu, katakan bahwa ibu mungkin
merasa agak tidak nyaman karena tindakan yang diberikan.
Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dan perlahan serta
rileks.
c. Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah
memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi. Jika
tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik lakukan
penatalaksanaan atonia uteri.
d. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya
lengkap dan utuh:
a) Periksa plasenta dari sisi maternal (yang melekat pada
dinding uterus) untuk memastikan bahwa semuanya
lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang hilang ).
b) Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah
untuk memastikan tidak adanya bagian yang hilang.
c) Periksa plasenta sisi fetal (yang menghadap ke bayi) untuk
memastikan tidak adanya kemungkinan lobus tambahan
(suksenturiata).
d) Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya.
28
(a) Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk
memastikan uterus berkontraksi, jika masih belum
berkontraksi dengan baik, ulangi masase fundus uteri.
Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase
uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui uterus
tidak berkontraksi dengan baik.
(b) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu
jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit
selama satu jam kedua pascapersalianan. (APN, 2008;
h. 106, 107)
2. Pemberian ASI (Inisiasi Menyusu Dini).
Langkah inisiasi menyusui dini :
1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya
segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. .
2. Bayi harus mengunakan naluri alamiahnya untuk melakukan
inisiani menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap
untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
3. Menunda semua prosedur lainya yang harus dilakukan kepada
baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur
tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika salep mata,
vitamin K1 dan lain-lain.
Prinsip menyusui/pemberian ASI adalah memulai sedini mungkin
dan secara eksklusif.
29
Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi sentuhan langsung ke kulit
ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam
atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri. Bayi diberi
topi dan di selimuti ayah atau keluarga dapat memberi dukungan
dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk
mengenali saat bayi siap menyusu, menolong bayi bila diperlukan
(APN, 2008; h. 131).
3. Bonding Attachment
Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan
bagi seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang, dan
memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kalinya. Pada masa
tenang setelah melahirkan, disaat ibu merasa rileks, memberikan
peluang ide untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang
bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak
misalnya bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan melihat.
Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat
langsung diletakan diatas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat
bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya (Dewi dan Sunarsih,
2011; h. 45).
Bounding Attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat
saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan emosional
30
dan saling membutuhkan. Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya
berkaitan dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh
kembang bayi.
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini, antara lain
keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran, tetapi
ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun
ayah yang telah berangan-angan tentang bayi mereka. Hal ini
dapat menimbulkan prasaan positif, negatif dan netral (Bahiyatun,
2013; h. 54-55).
4. Mencegah kehilangan panas.
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
a. Konvesi
Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi,
misal BBL diletakan dekat pintu atau jendelaterbuka.
b. Konduksi
Pindahnya pans tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak
dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok atau celana
basah tidak langsung diganti.
c. Radiasi
Panas tubuh bayi memancarkan kelingkaran sekitar bayi yang
lebih dingin, misal BBL diletakan ditempat yang dingin.
d. Evaporasi
31
Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap,
misalnya : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air
ketuban (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; h. 200).
2.1.12 Tanda-tanda bahaya masa nifas
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas:
1. Demam tinggi hingga melebihi 38 0
C.
2. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang
besar-besar dan berbau busuk.
3. Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau
punggung, serta nyeri ulu hati.
4. Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan nanar/masalah
penglihatan.
5. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan.
6. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki.
7. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam.
8. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk
menyusui.
9. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih
atau nafas terengah-engah.
10.Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
32
11.Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau sakit waktu buang
air kecil.
12.Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri
sendiri (Maryunani, 2009; h. 139, 140).
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan merupakan suatau penerapan fungsi dan kegiatan menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang
mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
merapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu :
2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien.
33
2.2.1.1 Data subyektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien.
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam bentuk tahun untuk mengetahui
adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa
nifas.
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam
berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
34
e. Suku/ Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari.
f. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
social ekonominya, karena ini juga memperngaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
g. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah
bila diperlukan.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi berkaitan
dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit
pada jalan lahir karena adanya luka jahitan pada
perenium
3. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat, penyakit akut, kronis, seperti :
jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma yang
dapat memengaruhi pada masa nifas ini.
35
2. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas
dan bayinya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
4. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan
tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologinya sehingga akan memengaruhi proses
nifas.
5. Riwayat obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu. Berapa kali ibu hamil, apakah penah
keguguran, jumlah anak, cara persalinan yang
lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang
lalu.
36
b. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB,
penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah proses persalinan mengalami
kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada
masa nifas saat ini.
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB
dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama,
adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
serta rencana KB setelah masa nifas ini dan
beralih ke kontrasepsi apa.
7. Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang
menganut adat istiadat yang akan menguntungkan
atau merugikan pasien khususnya pada masa
nifas misalnya pada kebiasaan pantangan
makanan.
8. Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga
terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak
perubahan emosi/psikologis selama masa nifas
37
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang
ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi
ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi
tersebut sering disebut sebagai postpartum blues
sebagian besar merupakan perwujudan fenomena
psikologi yang dialami oleh wanita yang terpisah
dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi
diakibatkan oleh sejumlah factor.
Penyebab yang paling menonjol adalah :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa
puas dan takut yang dialami kebanyakan
wanita selama kehamilan dan persalinan. Rasa
sakit masa awal nifas.
b. Kelelahan karena kurang tidur selama
persalinan dan postpartum.
c. Kecemasan pada kemampuannya untuk
merawat bayinya setelah meninggalkan rumah
sakit.
d. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi
suaminya.
Menjelaskan pengkajian psikologis :
a. Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya.
b. Respon ibu terhadap bayinya.
38
c. Respon ibu terhadap dirinya.
9. Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu
tentang perawatan setelah melahirkan sehingga
akan menguntungkan selama masa nifas.
10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan
minum, frekuensi banyaknya, jenis makanan,
makanan pantangan.
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu
kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi,
jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan
buang kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
c. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur
pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan
sebelum tidur misalnya membaca,
mendengarkan music, kebiasaan
mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur
siang, penggunaan waktu luang. Istirahat
sangat penting bagi ibu nifas karena dengan
39
istirahat yang cukup dapat mempercepat
penyembuhan.
d. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu
menjaga kebersihan tubuh terutama pada
daerah genetalia, karena pada masa nifas
masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-
hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh
aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi
sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu
melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah
kesulitan, dengan bantuan atau sendiri, apakah
ibu pusing ketika melakukan ambulasi.
2.2.1.2 Data Objektif
Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian
data objektif ini adalah :
1. Vital sign
a. Temperatur / suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam
pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh
40
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan
pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga
disebabkan karena istirahat dan tidur yang
diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada
umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh
kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai .
38o
C adalah mengarah ke tanda tanda infeksi.
b. Nadi dan pernafasan
Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi
diatas 100x/menit pada masa nifas adalah
mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini
salah satunya bisa diakibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah
berlebihan.
Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan
disebabkan karena adanya vitium kordis.
Beberapa ibu postpartum kadang-kadang mengalami
bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai
serendah-rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa
alasan telah diberikan sebagai penyebab yang
mungkin, tetapi belum ada yang membuktikan
bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
41
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah
akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya preeklampsi
postpartum.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 131-139)
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Pengkajian
diawali dengan inspeksi kemudian palpasi (Priharjo,
2007; h. 50)
b. Muka
Pada daerah muka di lihat kesimetrisan muka, apakah
kulitnya normal,pucat, sianosis, atau ikterus. Bagian
muka keadaan normalnya adalah simetris antara
kanan dan kiri. Ketidak simetrisan muka
menunjukkan adanya gangguan pada saraf ke tujuh
(Nervus Fasialis).
c. Mata
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata. Teknik
yang di gunakan inspeksi dan palpasi.
42
d. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran
telinga, gendang telinga/membran timpani, dan
pendengaran. Teknik yang digunakan umumnya
adalah inspeksi dan palpasi.
e. Hidung
Di kaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi
hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian
dalam, lalu sinus- sinus.
f. Mulut
Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
yang dapat diketahui dengan palpasi. Palpasi mulut
melputi pipi, palatum, dan lidah.
g. Leher
Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ- organ
penting yang berkaitan. Pengkajian dimulai dengan
inspeksi kemudian palpasi.
h. Dada
Mengkaji kesehatan pernafasan
(Tambunan dan Kasim, 2011; h.66, 67, 73, 79, 81, 83,
86).
43
i. Payudara
Adanya pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar,
adakah nyeri dan lecet pada puting), ASI/kolostrum
sudah keluar, adanya pembengkakan, radang atau
benjolan abnormal (Suherni et, all. 2009; h.120).
j. Keadaan abdomen
Uterus normal :
Kokoh, Berkontraksi baik
Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas
segera
Uterus Abnormal :
Lembek
Di atas ketinggian fundal saat masa postpartum segera
Kandung kemih : bisa buang air / tak bisa buang air.
k. Keadaan anogenital
Lochea :
Normal
Merah hitam (lochia rubra)
Bau biasa
Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku
(ukuran jeruk kecil)
Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya
perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
44
Abnormal :
Merah terang
Bau busuk
Mengeluarkan darah beku.
Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalut
setiap 0-2 jam)
Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka
episiotomy/robekan, hecting.
Keadaan anus : hemoroid
Keadaan ekstermitas
l. Ekstremitas Bawah
Varices
Oedema
Reflex patella
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 139-141)
m.Punggung
Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang,
dan persendian, serta mengetahui mobilitas, kekuatan,
dan adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.
(Tambunan dan Kasim, 2011; h. 120)
45
2.2.1.3 Diagnosa kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para,
Abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.
Data dasar meliputi :
a.Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur,
keterangan ibu tentang keluhannya.
b. Data objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil
pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital.
2.2.1.4 Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 142)
2.2.1.5 Kebutuhan
Dalam hal ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009;
hal. 229).
46
2.2.1 Diagnosa potensial
Mengidentifik asi diagnose atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnose
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose, hal ini
membutuhkan antisipasi, pencegahan. Bila memungkinkan menunggu
mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi.
2.2.2 Antisipasi masalah
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari menejemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.
2.2.3 Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau
dari setiap masalah yang berkaitan.
1. Observasi meliputi :
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
47
d. Tinggi fundus uteri
e. Kontraksi uterus
f. Anjurkan ibu untuk segera berkemih.
g. Observasi mobilisasi dini
2. Kebersihan diri
a. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
b. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai
BAK.
3. Istirahat
Cukup istirahat, beri pengertian manfaat istirahat, dan kembali
mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
4. Gizi
a. Makan bergizi, bermutu dan cukup kalori.
b. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
c. Minum tablet Fe / zat besi.
d. Minum vitamin A (200.000 unit).
5. Perawatan payudara
a. Jaga kebersihan payudara.
b. Beri ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
6. Hubungan seksual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
48
7. Keluarga berencana
Anjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas
terlewati sesuai dengan keinginannya.
2.2.4 Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga :
1. Mengobservasi meliputi
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital dengan mengukur ( tekanan darah, suhu,
nadi, respirasi).
d. Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
e. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila
kandung kemih penuh akan menghambat proses involusi
uterus.
f. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk
memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran
darah.
2. Kebersihan Diri
a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
b. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali
selesai BAK.
49
3. Istirahat
a. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak
terlalu lelah.
b. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat
menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan
lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
c. Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan
pekerjaan sehari-hari.
4. Gizi
a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, bermutu dan cukup
kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung
protein, vitamin dan mineral.
b. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis
menyusui.
c. Minum tablet Fe atau zat besi selama 40 hari pasca
persalinan.
d. Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga kebersihan payudara
b. Memberi ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan
6. Hubungan seksual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
50
7. Keluarga Berencana
Menganjurkan ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa
nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.
2.2.5 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sedah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan
Wulandari, 2010; h. 141-147).
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
2.3.1 Kewenangan normal:
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
2.3.1.2 Pelayanan Kesehatan Ibu
1. Ruang lingkup:
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
c. Pelayanan persalinan normal.
51
d. Pelayanan ibu nifas normal.
e. Pelayanan ibu menyusui.
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
2. Kewenangan:
a. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
b. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan.
c. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
d. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,
fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif.
e. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga
dan postpartum.
f. Penyuluhan dan konseling.
g. Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
h. Pemberian surat keterangan kematian.
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
52
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS TERHADAP NY. I UMUR 28 TAHUN
P2A0 2-6 JAM POST PARTUM DI BPS Hj. KARTINI
KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Nama Mahasiswa : DESI HATALIA
NIM : 201207009
Tanggal : 30 JUNI 2015
Jam : 04.10 WIB
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny.I :Tn. S
Umur : 28 tahun :31 tahun
Agama : Islam :Islam
Suku : Jawa/Indonesia :Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA :SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga :Satpam
Alamat : Jl. Jati No. 102 Kali Balok Bandar Lampung
53
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan masih merasa mulas, kelelahan dan merasakan nyeri
pada perineum.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
b. Riwayat kesehatan dahulu
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
54
c. Riwayat kesehatan keluarga
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Syah, menikah
Usia nikah pertama : 26 tahun
Lamanya pernikahan : 2 tahun
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 – 6 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Sifat : Encer disertai gumpalan
Dismenorhea : Tidak
55
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N
o
Tangga
l
persalin
an
Tempat
persalin
an
Umur
kehamil
an
Jenis
persalin
an
penolo
ng
Penyu
lit
keadaan ket
nif
as
anak
1 4 juli
2014
Rumah
sakit
38
minggu
2 hari
spontan dokter Tidak
ada
bai
k
asfiks
ia
mening
gal
c. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Tanggal : 30 juni 2015
Waktu : 04.10 wib
Jenis Kelamin : Laki-laki
Panjang Badan : 48 cm
Berat Badan : 2.800 gram
Keadaan Bayi : Sehat
d. Riwayat KB : pernah mengunakan kb suntik
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Selama hamil : Makan 3 kali sehari dan minum 6-8 gelas/hari.
Selama nifas : Ibu belum makan dan sudah minum 1 gelas air
putih.
2) Pola Eliminasi
Selama hamil : Ibu BAB 1 kali sehari, BAK 6-7 kali sehari.
Selama nifas : Ibu belum BAB dan BAK.
56
3) Pola Istirahat
Selama hamil : Ibu tidur siang 2-3 jam, malam 6-7 jam.
Selama nifas : Ibu belum tidur selama pemantauan 2 jam post
partum.
4) Personal Hygiene
Selama hamil : Ibu ganti celana dalam 2-3 kali sehari.
Selama nifas : Ibu belum menganti pembalut.
5) Pola Seksual
Selama hamil : Ibu mengatakan jarang melakukan hubungan,
terakhir melakukan hubungan saat usia kehamilan
5 bulan.
Selama nifas : Ibu belum melakukan hubungan seksual.
6) Psikososial
Tanggapan ibu terhadap dirinya :
Ibu senang akan kelahiran bayinya.
Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Cukup
Tanggapan keluarga terhadap kelahiran :
Keluarga senang akan kelahiran bayinya.
Pengambil keputusan : Suami
Lingkungan yang berpengaruh : Keluarga
57
A. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
Pernapasan : 20 kali
/menit
Nadi : 78 kali
/menit
Suhu : 36 o
C
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
a. Wajah
Pucat : Sedikit pucat
Oedema : Tidak ada
b. Mata
Simetris : Ya, antara kiri dan kanan
Konjungtiva : Merah Muda
Kelopak mata : Tidak oedema
Sklera : Putih
c. Hidung
Simetris : Ya, antara kiri dan kanan
Polip : Tidak ada
58
Kebersihan : Bersih
d. Mulut
Bibir : Terlihat sedikit pecah-
pecah
Lidah : Bersih
Gusi : Tidak ada perdarahan
Gigi : Tidak caries
e. Telinga
Simetris : Ya, antara kiri dan kanan
Gangguan pendengaran : Tidak ada
f. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
g. Ketiak
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
h. Dada
Retraksi : Tidak ada
Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada
i. Payudara
Simetris : Iya
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Hiperpigmentasi : Ada, pada areola dan puting
59
susu.
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Ada, colostrum
j. Punggung dan pinggang
Simetris : Ya, antara kiri dan kanan
Nyeri ketuk : Tidak ada
k. Abdomen
Benjolan : Tidak ada
Konsistensi : Keras pada daerah fundus
Kandung kemih : Kosong
Uterus
Tinggi Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
l. Anogenital
Labia mayora / minora : Tidak oedema
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan
Pengeluaran vagina
Jenis Lochea : Lochea rubra
Warna : Merah segar
Bau : Khas, anyir
Perineum : Terdapat luka jahitan
belum kering.
Anus : Tidak ada hemoroid
60
m. Ekstremitas bawah
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varices : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah
HB : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan
b. Urine
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
4. Data Penunjang
Riwayat persalinan sekarang
a. Ibu
Tempat melahirkan : BPS HJ.KARTINI
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Lama persalinan : 11 jam 20 menit
Catatan waktu
Kala I : 8 jam 45 menit
Kala II : 20 menit
Kala III : 15 menit
61
Kala IV : 2 jam
Ketuban pecah pukul : 03. 45 WIB
Placenta
Lahir secara : Spontan
Perineum : Terdapat luka laserasi derajat II.
b. Bayi
Lahir tanggal/pukul : 30-06-2015/04.10 wib
Jenis Kelamin : Laki-laki
Cacat bawaan : Tidak ada
Masa gestasi : 37 minggu 6 hari
62
Table 3
MATRIKS
TGL/
JAM
PENGKAJIAN INTERPRETASI
DATA
(DIAGNOSA,
MASALAH,
KEBUTUHAN)
DX
POTENSIAL
/MASALAH
POTENSIAL
ANTISIPASI/
TINDAKAN
SEGERA
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
30 juni
2015 /
04.10
wib
Ds:
- Ibu mengatakan
perutnya masih
mules dan nyeri
daerah luka
jahitan.
- Ibu mengatakan
lelah.
- Ibu mengatakan
belum BAK dan
BAB.
- Ibu mengatakan
senang atas
kelahiran
bayinya.
- Ibu mengatakan
HPHT : 7-11-
2014
Do:
- Keadaan
umum: Baik
- Keadaan
emosional :
Diagnosa :
Ny. I umur 28
tahun P2A0 2
jam post partum
Ds :
- Ibu mengatakan
melahirkan anak
kedua dan belum
pernah keguguran
- Tgl persalinannya
30 juni 2015 /
04.10 WIB
- Tgl pemeriksaan :
30 juni 2015 /
06.10
Do :
- TTV : TD:100/70
mmHg,
R: 78 kali
/menit,
N: 20 kali
/menit ,
S : 36 o
C
- TFU : 2 jari
Tidak ada Ti Tidak ada 1. Lakukan
pemantauan
ibu.
2. Beritahu ibu
tentang
keluhan yang
dialaminya.
3. Ajarkan pada
ibu dan
keluarga
untuk
mencegah
perdarahan
karena atonia
uteri.
1. Melakukan pemantauan :
- TD 100/70 mmHg, RR
:78x/menit, N : 20x/menit, S :
360
C
- Kontraksi : baik
- Lokia : rubra
- Kandung kemih : kosong
2. Memberitahu ibu tentang keluhan
yang dialaminya yaitu mulas-mulas
merupakan hal yang normal, karena
proses pulihnya rahim dalam
keadaan sebelum hamil.
3. Mengajarkan ibu dan keluarga
untuk mencegah perdarahan karena
atonia uteri dengan cara memassase
uterus.
1. Ibu sudah
dilakukan
pemantauan
2. Ibu sudah
mengetahui
keluhan yang
dialaminya.
3. Ibu sudah dapat
melakukan
massase sendiri
pada perutnya
sesuai yang
diajarkan
63
Stabil
- Kesadaran :
Compos mentis,
- TTV:
TD : 100/70
mmHg
R: 78 kali
/menit
N : 20 kali
/menit
S : 36 o
C
- TFU : 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Lochea : Rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan.
dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Lochea : Rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan belum
kering.
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan:
Pantau keadaan
umum ibu.
4. Anjurkan ibu
untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi.
5. Anjurkan ibu
memenuhi
kebutuhan
istirahat.
6. Anjurkan ibu
untuk
mengganti
pembalut bila
sudah terasa
penuh.
7. Ajurkan ibu
untuk
melakukan
ambulasi dini.
4. Menganjurkan ibu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang
cukup, gizi seimbang, terutama
kebutuhan karbohidrat seperti 1
porsi nasi, protein seperti 1 potong
ayam/ 1 butir telur/ 2 potong tempe
atau tahu, sayuran seperti satu
mangkuk sayur bayam/ sayur katu,
dll, dan ibu dianjurkan untuk minum
2-3 liter perhari dalam jenis air
putih, susu atau jus.
5. Menganjurkan ibu memenuhi
kebutuhan istirahat yang cukup,
istirahat yang dibutuhkan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari dan bila ibu
kurang istirahat dapat menyebabkan
jumlah asi berkurang,
memperhambat proses involusi
uteri, dan menyebabkan depresi.
6. Menganjurkan ibu untuk mengganti
pembalut setiap kali darah penuh
atau minimal 2 kali dalam sehari.
7. Menganjurkan ibu untuk
melakukan ambulasi sedini
mungkin pada 2 jam post partum
yaitu dengan cara miring ke kiri dan
miring ke kanan agar ibu merasa
lebih sehat dan kuat, tidak
menyebabkan perdarahan yang
abnormal, dan tidak mempengaruhi
4. Ibu akan
memenuhi
kebutuhan
nutrisinya.
5. Ibu bersedia
untuk memenuhi
kebutuhan
istirahat.
6. Ibu bersedia
menganti pembalut
bila terasa penuh.
7. Ibu sudah dapat
melakukan
ambulasi dini
seperti miring kiri
dan miring kanan.
64
8. Anjurkan ibu
untuk
memberikan
asi lebih awal
pada bayinya.
9. Lakukan
hubungan
antara ibu
dengan bayi
yang baru
lahir.
penyembuhan luka episiotomi atau
luka diperut.
8. Menganjurkan ibu untuk
memberikan asi awal pada bayinya,
dengan cara menyusui bayinya
segera setalah lahir. Agar bayi
mendapatkan ikatan batin antara ibu
dan bayi serta bermanfaat untuk
kontraksi uterus ibu agar proses
involusi uterus berjalan dengan
baiki dan dapat merangsang proses
pengeluaran asi.
9. Melakukan hubungan antara ibu
dengan bayi yang baru lahir
(bounding attachemen), yaitu rawat
gabung antara ibu dan bayi dengan
cara : menepatkan bayi dan ibu
lebih dekat dari ibu dan sesering
mungkin untuk memeperat ikatan
batin antara ibu dan bayi.
8. Ibu bersedia
memberikan asi.
9. Ibu sudah
dilakukan
bounding
attachemen antara
ibu dan bayi.
30-06-
2015/
10.10
wib
Ds :
- Ibu mengatakan
perutnya masih
terasa mules
- Ibu mengatakan
dirinya sudah
merasa sehat &
kuat dan telah
dapat berjalan-
jalan.
Do:
- Keadaan umum
: Baik
Diagnosa:
Ny I umur 28 tahun
P2 A0 6 jam post
partum
Ds :
- Ibu mengatakan
melahirkan anak
kedua dan belum
pernah keguguran
- Tgl persalinannya
30 juni 2015 /
04.10
- Tgl pemeriksaan :
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu
kondisi ibu
saat ini.
2. Memberikan
konseling cara
masase pada
ibu dan
keluarga.
1. Memberitahu kondisi ibu saat ini
- TTV : TD : 120/70 mmHg, RR :
21 kali / menit, N : 80 kali / menit
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Pengeluaran : lochea rubra
- Pemeriksaan dalam batas normal.
2. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri dengan cara
1. Ibu sudah
mengetahui
kondisi saat ini.
2. Ibu dan keluarga
sudah dapat
melakukan masase
sendiri pada perut
ibu sesuai yang
diajarkan.
65
30-06-
2015/
17.30
WIB
- Kesadaran :
Compos mentis
- Keadaan
emosional :
Stabil
- TTV: TD :
120/70 mmhg,
N: 80kali
/menit ,
R: 18kali
/menit,
S : 36,5O
C
- TFU : 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi :
Baik
- Lochea : rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan
Ds :
- Ibu mengatakan
perutnya masih
terasa mules
- Ibu mengatakan
30 juni 2015 /
10.10
Do:
- TTV: TD : 120/70
mmhg,
N: 80 kali/menit ,
R: 18 kali/menit,
S : 36,5 0
C.
- TFU : 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Lochea : rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan belum
kering.
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan : Pantau
keadaan umum ibu.
Diagnosa:
Ny I umur 28 tahun
P2 A0 8 jam post
partum
Ds :
Tidak ada Tidak ada
3. Evaluasi
kembali
kandung
kemih ibu.
4. Evaluasi
kembali
pemenuhan
pola istirahat
ibu.
5. Evaluasi
kembali
apakah ibu
sudah
mengganti
pembalut/
belum.
1. Beritahu ibu
tentang
keadaanya
saat ini
mengajarkan keluarga masase :
letakan telapak tangan pada
fundus uteri dengan lembut tapi
mantap gerakan tangan dengan
arah memutar pada fundus uteri
supaya uterus berkontraksi
dengan baik dan jelaskan pada
ibu kareana kemungkinan ibu
tidak nyaman dengan tindakan
yang diberikan.
3. Mengevaluasi kembali kandung
kemih ibu apakah masih dalam
keadaan kosong/penuh.
4. Mengevaluasi kembali
pemenuhan pola istirahat ibu
apakah ibu sudah tidur/belum.
5. Mengevaluasi kembali apakah
ibu sudah mengganti pembalut/
belum.
1.Memberitahu ibu tentang
keadaanya saat ini yaitu hasil
pemeeiksaan
- TTV : TD : 120/70 mmHg, RR :
21 kali / menit, N : 80 kali / menit
3. Kandung kemih
ibu kosong.
4. Ibu sudah
beristirahat pada
siang hari selama
1,5 jam.
5. Ibu sudah
mengganti
pembalut sebanyak
1 kali pada pukul
08.00 WIB.
1. Ibu sudah
mengetahui
keadaanya saat in
66
dirinya sudah
merasa sehat &
kuat dan telah
dapat berjalan-
jalan.
Do:
- Keadaan umum
: Baik
- Kesadaran :
Compos mentis
- Keadaan
emosional :
Stabil
- TTV: TD :
120/70 mmhg,
N: 80kali
/menit ,
R: 18kali
/menit,
S : 36,5O
C
- TFU : 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi :
Baik
- Lochea : rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan
- Ibu mengatakan
melahirkan anak
kedua dan belum
pernah keguguran
- Tgl persalinannya
30 juni 2015 /
04.10
- Tgl pemeriksaan :
30 juni 2015 /
10.10
Do:
- TTV: TD : 120/70
mmhg,
N: 80 kali/menit ,
R: 18 kali/menit,
S : 36 ,,50
C.
- TFU : 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Lochea : rubra
- Perinium :
Terdapat luka
jahitan
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan
:perawatan luka
perineum.
2. Evaluasi pola
nutrisi ibu
3. Ajarkan
kepada ibu
cara
perawatan
luka perineum
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Pengeluaran : lochea rubra
- Pemeriksaan dalam batas normal.
2. Mengevaluasi kembali ibu
tentang pola nutrisi
3. Mengajarkan kepada ibu cara
perawatan luka perineum
sebaiknya dilakukan dikamar
mandi dengan cara posisi ibu
jongkok, jika ibu telah mampu
atau berdiri ngan posisi kaki
terbuka. Alat atau bahan : alat
yang digunakan adalah botol,
baskom dan gayung atau
shower air hangat dan handuk
bersih. Sedangkan
bahandigunakan air hangat,
pembalut nifas baru dan
antiseptik.
2. Ibu memenuhi
pola nutrsi
dengan makan 1
porsi nasi, lauk
ayam dan telur
dan 1 mangkuk
sayur bayam.
3. Ibu mengerti cara
perawatan luka
perineum.
67
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENGUMPULAN DATA DASAR
4.1.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan pengkajian untuk mengumpulkan data
dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan
pengkajian pada ibu nifas Data Subjektif yaitu Ny. I umur 28 tahun
P2A0 2 jam post partum didapatkan hasil
4.1.1.1 Data subjektif
1. Umur ibu
a. Tinjauan Teori :
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati &
Wulandari, 2010; h. 131)
b. Tinjauan kasus :
Dalam kasus ini Ny. I berusia 28 tahun.
c. Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak
ditemukan kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 28
68
tahun sudah dianggap matang baik organ reproduksi
ibu maupun dari psikis ibu.
2. Pendidikan
a. Tinjauan
Pendidikan sangat penting untuk dikaji karena
berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektual sehingga
Bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikanya (Ambarwati & Wulandari, 2010; h. 132).
b. Tinjauan kasus :
Setelah dilakukan pengkajian, Ny. I pendidikan
terakhirnya SMA
c. Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus, tidak terdapat
kesenjangan pada pendidikan Ny. I, karena Ny. I
berpendidikan terakhir SMA, dimana peneliti
menggunaakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
klien sehingga ibu dapat memahami penjelasan yang
diberikan oleh peneliti.
69
3. Pekerjaan
a. Tinjauan Teori :
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h.
132).
b. Tinjauan kasus :
Dalam kasus ini, pekerjaan Ny. I adalah Ibu Rumah
Tangga, dan suami Ny. I adalah SATPAM.
c. Pembahasaan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
ditemukan kesenjangan, karena pekerjaan Ny. I adalah
ibu rumah tangga dan suami Ny. I adalah SATPAM,
keluarga Ny. I tidak mengalami kesulitan karena
pendapatan suaminya mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari terutama kebutuhan nutrisi.
4. Keluhan Utama
a. Tinjauan teori :
Untuk mengetahui yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit
pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 132).
70
b. Tinjauan kasus :
Ibu mengatakan masih merasa mulas dan kelelahan
setalah melahirkan.
c. Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. I mengalami keluhan yaitu
mulas pada perutnya, dimana keluhan tersebut
merupakan suatu hal yang fisiologis yaitu proses
kembalinya rahim ke keadaan semula seperti sebelum
hamil, dan telah dikaji sesuai dengan keluhan utamanya
untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang
berkaitan dengan masa nifas.
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
a) Tinjauan teori :
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas
dan bayinya.
b) Tinjauan kasus :
71
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita
penyakit :
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
c) Pembahasan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena Ny. I tidak pernah menderita
penyakit yang akan memperburuk keadaan Ny. I.
b. Riwayat kesehatan sekarang
a) Tinjauan teori :
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas
dan bayinya.
b) Tinjauan kasus :
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita
penyakit :
Hipertensi : Tidak ada
72
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
c) Pembahasaan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena Ny. I tidak sedang menderita
penyakit yang akan memperburuk keadaan Ny. I.
c. Riwayat kesehatan keluarga
a) Tinjauan teori :
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya
Riwayat kesehatan keluarga.
b) Tinjauan kasus :
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang
sedang/pernah menderita penyakit :
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Jantung : Tidak ada
73
Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada
c) Pembahasan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena di dalam keluarga Ny. I tidak
ada yang sedang/pernah menderita penyakit
sehingga tidak ada pengaruh terhadap kesehatan Ny.
I .
6. Riwayat Persalinan sekarang
a. Tinjauan Teori :
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelaminan
anak, keadaan bayi yang meliputi PB, BB, penolong
persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui
apakah proses persalinan mengalami kelainan atau
tidak yang biasa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 134).
b. Tinjauan Kasus :
Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan
74
Tanggal : 30 juni 2015
Waktu : 04.10 wib
Jenis Kelamin : Laki-laki
Panjang Badan : 48 cm
Berat Badan : 2.800 gram
Keadaan Bayi : Sehat
c. Pembahasan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. I melahirkan secara spontan
pervaginam, dan proses persalinan tidak mengalami
kelainan yang berpengaruh pada masa nifas saat ini.
7. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
a) Tinjauan Teori :
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan
pantangan (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h.
136).
Kebutuhan nutrisi yang cukup, gizi seimbang
terutama kebutuhan karbohidrat dan protein.
Kebutuhan kalori ibu rata-rata ibu mengunakan
kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510
75
kal/hari selama 6 bulan kedua unyuk menghasilkan
jumlah susu normal. Ibu memerlukan tambahan 20
gr kalori protein diatas kebutuhan ketika menyusui
jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang
dianjurkan.Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter
perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
(Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 71-72).
b) Tinjauan kasus :
Ibu belum makan dan sudah minum 1 gelas air putih
dalam 2 jam post partum.
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori
terdapat kesenjangan karena Ny. I belum mampu
memenuhi kebutuhan nutrisinya dalam 2 jam post
partum
b. Eliminasi
a) Tinjauan Teori :
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post
partum (saleha, 2009; h. 73).
Defekasi harus ada dalam 3 hari postpartum (Dewi
dan Sunarsih, 2011; h. 73).
b) Tinjauan Kasus :
76
Ibu belum BAB dan BAK.
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
ada kesenjangan karena ibu dalam keadaan fisiologis
dimana ibu dalam keadaan normal ibu nifas
mengalami miksi normal pad 6 jam post partum dan
defekasi sampai hari ke 3 setelah persalinan.
c. Istirahat
a) Tinjauan Teori :
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari.
b) Tinjauan Kasus :
Ibu belum tidur selam pemantauan 2 jam post
partum.
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus,
terdapat kesenjangan karena Ny. I belum istirahat
setelah persalinan, dimana seharusnya ibu harus
beristirahat minimal 1 jam pada siang hari, sehingga
ibu belum memenuhi kebutuhan istirahatnya.
77
d. Personal hygiene
a. Tinjauan teori :
a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah
infeksi dan alergi kulit pada bayi.
b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air.
c) Mengganti pembalut setiap kali darah penuh atau
minimal 2 kali dalam sehari.
d) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
setiap selesai membersihkan daerah kemaluan.
e) Jika luka episiotomi, hindarai untuk menyentuh
daerah luka.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 102).
b. Tinjauan kasus :
Ibu belum mengganti pembalut pada 2 jam post
partum.
c. Pembahasaan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena ibu masih dalam 2 jam post
partum dan pengeluaran darah belum terasa penuh.
4.1.1.2 DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
78
a. TTV
a) Tinjauan teori :
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan
darah, nadi, dan pernafasan akan berangsur kembali
normal. Suhu pasien biasanya akan mengalami
sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 38’c, hal ini
disebabkan kurangnya cairan dan kelelahan. Jika
intake cairan baik, maka suhu akan berangsur
normal kembali setelah dua jam.
b) Tinjauan kasus :
Berdasarkan tinjauan kasus, hasil pemeriksaan yang
dilakukan didapatkan hasil :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 768kali/menit
Suhu : 360
C
Pernafasan : 20 kali/menit
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
ditemukan kesenjangan karena ibu keadaan
umumnya dalam keadaan normal.
b. Payudara
79
a) Tinjauan Teori :
Adanya pembesaran, putting susu
(menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet pada
putting), ASI/kolostrum sudah keluar, adanya
pembengkakan, radang atau benjolan abnormal.
(Suherni et, all. 2009; h. 120).
b) Tinjauan Kasus :
Payudara
Simetris : Iya
Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol
Hiperpigmentasi : Ada, pada areola dan puting
susu.
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : Ada, colostrum
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
ada kesenjangan karena pada payudara terlihat
normal, tidak memiliki masalah seperti nyeri/lecet
pada puting susu, dan pada payudara sudah
mengeluarkan colostrum.
c. Abdomen
80
a) Tinjauan Teori :
Keadaan abdomen :
Uterus abnormal :
Kokoh, berkontraksi baik.
Tidak ada diatas ketinggian fundal saat masa nifas
segera
Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 140)
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat
Bayi lahir Setinggi Pusat 1.000 gram
Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat dengan
sympisis
500 gram
2 Minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gram
6 Minggu Normal 50 –
60 gram
8 Minggu Normal sebelum hamil 30 gram
(Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 55-57).
b) Tinjauan Kasus :
Dalam kasus ini, didapatkan keadaan abdomen yaitu
:
Abdomen :
81
Benjolan : Tidak ada
Konsistensi : Keras pada daerah fundus
Kandung kemih : Kosong
Uterus
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan, karena dari hasil pemeriksaan
2 jam pos poartum didapatkan TFU 2 jari dibawah
pusat sesuai dengan teori.
d. Lochea
a) Tinjauan Teori :
Lochea rubra keluar pada hari pertama sampai ke-4
masa post partum. Cairan yang keluar berwarna
merah kareana terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan
mekonium (Sulistyawati, 2009; h. 76).
b) Tinjauan Kasus :
82
Pada kasus ini, pada 2 jam post partum pengeluaran
vagina Ny. I yaitu jenis lochea rubra, berwarna
merah segar.
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
terdapat kesenjangan kareana pengeluaran ibu sesuai
denagan teori yaitu lochea rubra pada hari pertama
sampai ke-4 masa post partum. Cairan berwarna
yang keluar berwarna merah karena terisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding Rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
e. Perinium
a) Tinjaun Teori :
Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan
lahir. Luka pada vagina umumnya tidak seberapa
luas dan akan sembuh perpriman (sembuh dengan
sendirinya), kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi
mungkin menyebabkan sellulitas yang dapat
menjalar sampai sepsis (Sulistyawati, 2009; h. 77-
78)
b) Tinjauan Kasus :
Ny. I terdapat luka jahitan belum kering, disebabkan
karena riwayat saat persalinan Ny. I mengalami
83
laserasi derajat II dan tidak memiliki tanda-tanda
infeksi.
c) Pembahasan :
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak
ditemukan kesenjangan, karena Ny. I memiliki luka
perinium yang tidak seberapa luas yaitu laserasi
derajat II yang akan sembuh dengan sendirinya
karena luka perinium Ny. I tidak memiliki tanda-
tanda infeksi.
84
4.2 INTERPRESTASI DATA DASAR
4.2.1 Diagnosa kebidanan
a. Tinjauan Teori :
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan abortus, anak
hidup, umur ibu, keadaan nifas.
a) Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus atau tidak, keterangan ibu atau umur, keterangan ibu
tentang keluhannya.
b) Data objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uterin dan kontraksi, hasil
pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital.
(Ambarwati & Wulandari, 2010; h. 141-142).
b. Tinjauan kasus :
Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny. I umur 28 tahun
P2A0 2-6 jam post partum. Data dasar dari diagnosa kebidanan
tersebut antara lain : ibu mengatakan ia sudah 2 kali melahirkan
dan belum pernah keguguran, HPHT: 7-11-2014, tgl lahir 30-7-
2015. Sedangkan data objektif yang didapatkan dari Ny. I yaitu :
a) TTV : TD :100/70 mmHg, R : 20 kali/menit, N:76 kali/menit,
S:36 C
b) TFU : 2 jari dibawah pusat
85
c) Lochea : Rubra
c. Pembahasan :
Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena
diagnosa yang ditegakkan pada Ny. I dilakukan berdasarkan
pengkajian dari data dasar berupa data subjektif dan objektif.
4.2.2 Masalah
a. Tinjauan Teori :
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 142).
b. Tinjauan Kasus :
Selama 2 jam post partum Ny. I mengeluh perutnya masih mulas.
c. Pembahasan :
Tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori
karena masalah yang dialami ibu saat ini memang berdasarkan
keluhan yang dinyatakan pasien, sesuai dengan teori dan didapat
dari data subjektif dan data objektif.
4.2.3 Kebutuhan
a. Tinjauan Teori :
Dalam hal ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009; hal. 229).
b. Tinjauan kasus :
Dalam kasus ini, ibu diberikan suatu kebutuhan yang sesuai dengan
keadaan pasien yaitu pantau keadaan umum ibu.
86
c. Pembahasan :
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena pada kasus ini peneliti akan melakukan pemantauan
keadaan umum ibu pada 2 jam post partum sesuai dengan
kebutuhannya.
4.3 DIANGNOSA POTENSIAL
4.3.1 Tinjauan teori :
Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini
membutuhkan antisipasi, pencegahan. Bila memungkinkan menunggu
menggamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi
(Ambarwati & Wulandari, 2010; h.142).
4.3.2 Tinjauan kasus :
Tidak ada
4.3.3 Pembahasan :
Hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus karena dalam kasus ini tidak ada data yang menunjang perlunya
antisipasi masalah potensial karena ibu tidak mempunyai rangkaian
masalah/diagnosa.
87
4.4 Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera
4.4.1 Tinjauan Teori :
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari menejemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati
dan Wulandari, 2010; hal.142).
4.4.2 Tinjauan Kasus :
Tidak ada
4.4.3 Pembahasan :
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus, dalam
kasus ini Ny. I tidak dilakukan tindakan segera karena Ny. I tidak
timbul masalah potensial.
4.5 Perencanaan
4.5.1 Tinjauan Teori :
Langkah-langkah ini di tentukan oleh langkah – langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah di
identifikasi atau antisipasi (Ambarwati dan wulandari, 2009 : 143).
4.5.2 Tinjauan Kasus :
Perencanaan 2 jam setelah persalinan :
a) Lakukan pemantauan keadaan ibu.
b) Beritahu ibu tentang KK.
88
c) Beritahu ibu tentang keluhan.
d) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
e) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
f) Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut bila sudah terasa penuh.
g) Anjurkan ibu untuk ambulasi dini.
h) Anjurkan ibu untuk memberikan asi lebih awal pada bayinya.
i) Lakukan hubungan bounding attachman.
Perencanaan 6 jam setelah persalinan :
a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b) Memberikan konseling cara masase pada ibu dan keluarga.
c) Evaluasi kembali kandung kemih ibu.
d) Evaluasi kembali pemenuhan pola istirahat ibu.
e) Evaluasi kembali apakah ibu sudah mengganti pembalut/ belum..
f) Jaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah.
Perencanaan 8 jam setelah persalinan :
a) Beritahu tentang pemeriksaan.
b) Evaluasi nutrisi.
c) Perawatan perinium.
4.5.3 Pembahasan :
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena rencana
asuhan yang diberikan sesuai dengan teori bahwa Ny. I umur 28 tahun
P2A0 2 jam post partum dapat diberikan asuhan pemantauan 2 jam
post partum.
89
90
4.6 PELAKSANAAN
4.6.1 Tinjauan Teori :
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencanaan asuhan penyuluhan
pada klien.
4.6.2 Tinjauan Kasus :
Pelaksanaa 2 jam setelah persalinan
a) Melakukan pemantauan
- TD : 100/70 mmHg.
- N : 78x/menit.
- S : 360
C.
- Kontraksi : baik.
- Lokea : rubra.
- Kandung kemih : kosong.
b) Memberitahu tentang kondisi pentingnya kosongan kandung
kemih.
c) Memberitahu tentang keluhan yang dialaminya yaitu mulas-mulas
merupakan hal yang normal, karena proses pulihnya rahim dalam
keadan sebelum hamil.
d) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup ,
gizi seimbang ,terutama kebutuhan karbohidrat seperti 1 porsi nasi ,
protein seperti 1 potong ayam/telur/ 2 potong tempe atau tahu ,
sayuran seperti 1 mangkuk bayam/sayur katu , dll. Dan ibu
91
dianjurkan untuk minum 2-3 liter perharidalam jeni air putih, susu
dan jus.
e) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat yang
cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari dan bila ibu kurang istirahat
dapat menyebabkan jumlah asi berkurang, memperhambat involusi
uteri, dan menyebabkan depresi.
f) Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali darah
penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.
g) Menganjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin pada
2 jam post partum yaitu dengan cara miring kiri dan miring ke
kanan agar ibu merasa lebih sehat dan kuat. Tidak menyebabkan
perdarahan yang abnormal, dan tidak mempengaruhi penyembuhan
luka episiotomi atau luka diperut
h) menganjurkan ibu untuk memberikan asi awal pada bayinya,
dengan cara menyusui bayi segera setelah lahir, agar bayi
mendapatkan ikatan batin antara ibu dan bayi, serta bermanfaat
untuk involusi uterus berjalan dengan baik dan dapat merangsang
pengeluran asi menjadi lancar.
i) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi yang baru lahir (
bounding attachman), yaitu rawat gabung antra ibu dan bayi
dengan cara : menepatkan bayi dan ibu dalam satu ruangan agar ibu
hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu dapat memberikan asi
92
secara dini dan sesering mungkin untuk mempererat ikatan batin
antara ibu dan bayi.
Pelaksanan 6 jam setelah persalinan :
a) Memberitahu kondisi ibu saat ini
- TTV : TD : 120/70 mmHg, RR : 21x/menit, N : 80x/menit
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Pengeluaran : lochea rubra
- Pemeriksaan dalam batas normal
b) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri dengan cara mengajarkan keluarga masase : letakan
telapak tangan pada fundus uteri dengan lembut tapi mantap
gerakan tanagn dengan arah memutar pada fundus uteri supaya
uterus berkontraksi dengan baik dan jelaskan pada ibu karena
kemungkinan ibu tidak nyaman dengan tindakan yang diberikan.
c) Mengevaluasi kembali kandung kemih ibu apakah kosong/penuh.
d) Mengevaluasi kembali kandung kemih ibu apakah masih dalam
keadaan kosong/penuh.
e) Mengevaluasi kembali pemenuhan kebutuhan pola istirahat ibu
apakah ibu sudah tidur/belum.
Pelaksnaan 8 jam setelah persalinan :
a) Memberitahu hasil pemeriksaan
93
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 70x/menit.
- TFU 2 jari dibawah pusat.
- Kontraksi : baik
- Lokea : rubra
b) Mengevaluasi kembali kebutuhan nutrisi ibu apakah sudah makan
atau belum.
c) Melakukan perawatan perineum yaitu sebaiknya dilakukan dikamar
mandi dengan cara posisi ibu jongkok, jika ibu telah mampu atau
berdiri ngan posisi kaki terbuka. Alat atau bahan : alat yang
digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat
dan handuk bersih. Sedangkan bahandigunakan air hangat,
pembalut nifas baru dan antiseptik.
Pembahasan :
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus, karena penulis
sudah memberikan asuhan sesuai dengan yang telah direncanakan
berdasarkan kebutuhan pasien.
94
4.7 EVALUASI
4.7.1 Tinjauan teori :
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, dkk,
2010; h. 141-147).
4.7.2 Tinjauan Kasus :
Evaluaasi 2 jam setelah persalinan :
a) Didapatkan hasil evaluasi lanjutan pemantauan 2 jam post partum
yaitu : TTV : TD : 100/70 mmHg, RR : 78 kali/menit, N : 20
kali/menit, S : 360
C, kontraksi : baik, lokea : rubra, kandung kemih
: kosong.
b) Ibu akan mengosongkan kandung kemih.
c) Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya
d) Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisnya
e) Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
f) Ibu bersedia mengganti pembalut bila terasa penuh.
g) Ibu sudah dapat melakukan ambulasi dini miring kiri dan miring
kanan.
h) Ibu bersedia memberikan asi awal
i) Ibu dan bayi sudah dilakukan bounding attachman.
95
Evaluasi 6 jam post partum :
a) ibu sudah mengetahui kondisi saat ini.
b) Ibu dan keluarga masase sendiri pada perurt ibu sesuai yang
diajarkan
c) Kandung kemih ibu kosong.
d) Ibu sudah beristirahat pada siang ahri selam 1,5 jam
e) Ibu sudah menganti pembalut sebanyak 1 kali pada pukul 08.00
WIB.
Evaluasi 8 jam setelah persalinan :
a) Ibu dalam keadan sehat
b) Ibu sudah makan nasi, lauk ikan dan telur dan sayur bayam.
c) Sudah dilakukan perawatan perineum.
4.7.3 Pembahasaan :
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus kerena Ny. I telah diberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhannya yaitu pemantauan keadaan umum ibu dan telah
dilakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan.
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 2-6 jam post
partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung
Sawah Bandar Lampung Tahun 2015, maka penulis mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1. Didapatkan hasil pengkajian pada tanggal 30 juni 2015 / pukul
04.10 terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 2-6 jam post partum.
Didapatkan data subjektif antara lain : Ibu mengatakan masih
merasa mulas dan kelelahan setelah melahirkan. Dan data objektif
antara lain : TTV : TD: 100/70 mmHg, RR: 80 kali/menit, N: 78
kali/menit, S:360
C.
5.1.2. Didapatkan interprestasi data suatu masalah yang ibu dialami
dalam suatu diagnosa yaitu : Ny. I umur 28 tahun P2A0 2-6 jam
post partum. Lalu penulis memberikan kebutuhan yaitu
pemantauan 2-6 jam post partum.
5.1.3. Dalam kasus ini tidak menemukan masalah potensial ibu dalam
keadaan normal tanpa komplikasi.
5.1.4. Dalam kasus ini tidak melakukan antisipasi masalah potensial
karean ibu dalam keadaan normal tanpa komplikasi.
5.1.5. Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan
kebidanan pada Ny. I umur 28 tahun P2A0 sesuai dengan
97
kebutuhan ibu, salah satunya pemantauan lanjutan 2-6 jam post
partum.
5.1.6. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan terhadap Ny. I
umur 28 tahun P2A0 sesuai dengan perencanaan.
5.1.7. Dalam kasus ini telah melaksanakan evaluasi terhadap Ny. I umur
28 tahun P2A0 dan didapatkan hasil : keadaan umum:baik TTV :
TD:110/70 mmHg, N:80 kali/menit, S:360
C, RR:20 kali/menit,
kontraksi: baik, dan tidak ditemukan penyulit atau masalah pada
masa transisi awal.
5.2 Saran
Saran yang penulis berikan ditujukan untuk tenaga kesehatan khususnya
bidan serta untuk ibu nifas :
5.2.1. Bagi Insititusi Pendidikan
Sebagai bahn dokumentasi dan bahan perbandingan untuk study
kasus selanjutnya.
5.2.2. Bagi Bahan Praktek
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatn yang
berad di masyarakat untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
secara komprehensif berdasarkan kewenangan bidan dalam
memberikan pelayanan asuhan kepada ibu nifas dan lebih
melakukian tindakan promotif seperti penyuluhan dan
memberikan pendidikan kesehatan atau KIE.
98
5.2.3. Bagi pasien
Sebaiknya pasien lebih memperhatikan pendidikam kesehatan
yang diberikan bidan untuk diterapkan dalam kehidupannya
sehari-hari khusunya tentang asuhan masa nifas 2-6 jam post
partum
5.2.4. Bagi penulis
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana
untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat serta
mendapatkan pengalaman nyata dalam penaganan kasus
khususnya mengenai 2 jam post partum.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna Dan DiahWulandari. 2010. Asuhan kebidanan nifas.
Yogyakarta: Nuha offset
Bahiyatun. 2013. Asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta :EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan kebidanan pada ibu
nifas.Jakarta: Salemba Medika
JNPK-KR.2008, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.
Maryunani Anik. 2009.asuhan pada ibu nifas dalam masa nifas (post partum)
Jakarta :Trans Info Media
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Priharjo Robert, 2007. Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jakarta :EGC
Prawiroharjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Salemba
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:GC
Suherni,et.all.2009. perawatan masa nifas. Jogjakarta: fitramaya
Sulistyawati Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
jogyakarta: Andi offset
Sulistyawati,Ari dan Esty Nugraheny.2010.Asuhan kebidanan Pada Ibu
Bersalin.Jakarta:Salemba Medika
Tambunan,eviana s dan Kasim,Deswan.2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Yanti,Damai dan Dian Sundawati.2011. Asuhan Kebidanan Masa nifas. Bandung:
PT Refika Aditama.
Http://www.kesehatan ibu.depkes.go.id/archived/171 diunduh tanggal 20.04.2015
pukul :10.45 wib
100
Jadwal penelitian studi kasus
N
o
Kegiatan
Konsul judul
Jadwal Penelitian
( 29 juni – 12 Agustus 2015 )
29/06
-
30/06
02/07
--5/07
06-10 11-15 16-20 21-31 01/08
-
05/08
06 - 10
1 Konsul judul
2 ACC judul
3 Konsul BAB I
4 Konsul BAB II
5 Konsul BAB III
6 Konsul BAB IV
7 Konsul BAB V
8 ACC maju
siding
9 Sidang
1
0
Revisi
101
DOKUMENTASI
Melakukan Pemeriksaan Tekanan Darah
Melakukan Pemeriksaan Tinggi Fundus Ut
67

More Related Content

What's hot (20)

Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
 
Komprehensif helyana r. simbolon
Komprehensif  helyana r. simbolonKomprehensif  helyana r. simbolon
Komprehensif helyana r. simbolon
 
Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti
KtiKti
Kti
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Renny astuty
Renny astutyRenny astuty
Renny astuty
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Kti sasi fitriani
Kti sasi fitrianiKti sasi fitriani
Kti sasi fitriani
 
Kti propyta sedayu
Kti propyta sedayuKti propyta sedayu
Kti propyta sedayu
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
Kti mera putri
Kti mera putriKti mera putri
Kti mera putri
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Kti laila maharani
Kti laila maharaniKti laila maharani
Kti laila maharani
 
Kti ketut agustina wati
Kti ketut agustina watiKti ketut agustina wati
Kti ketut agustina wati
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by nyAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Mamat Lawenga
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scnurulrachma0
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
 
Daftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananDaftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananmelianiabubakar
 
Rpp maternitas i d3 kep
Rpp maternitas i d3 kepRpp maternitas i d3 kep
Rpp maternitas i d3 kepTined Martin
 
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi terhadap ny
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi  terhadap nyAsuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi  terhadap ny
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi terhadap nyOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
 
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatalPedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatalpjj_kemenkes
 
Perawatan payudara
Perawatan  payudaraPerawatan  payudara
Perawatan payudaraLini Amalia
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumTRIANADEWI
 

Viewers also liked (12)

Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan sc
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
 
Laporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpdLaporan kasus sc kpd
Laporan kasus sc kpd
 
Daftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidananDaftar kti skripsi kebidanan
Daftar kti skripsi kebidanan
 
Rpp maternitas i d3 kep
Rpp maternitas i d3 kepRpp maternitas i d3 kep
Rpp maternitas i d3 kep
 
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi terhadap ny
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi  terhadap nyAsuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi  terhadap ny
Asuhan kebidanan patologis pada ibu nifas dengan bendungan asi terhadap ny
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatalPedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
Pedoman praktikum deteksi gawat darurat maternatal neonatal
 
Perawatan payudara
Perawatan  payudaraPerawatan  payudara
Perawatan payudara
 
Ktiindahsetianingrum
KtiindahsetianingrumKtiindahsetianingrum
Ktiindahsetianingrum
 

Similar to JUDUL (20)

Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti eti widia
Kti eti widiaKti eti widia
Kti eti widia
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Kti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandariKti arinda risky wulandari
Kti arinda risky wulandari
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
Kti ratna ariyanti
Kti ratna ariyantiKti ratna ariyanti
Kti ratna ariyanti
 
Kti rika agustina
Kti rika agustinaKti rika agustina
Kti rika agustina
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini agulyKti rilya oktarini aguly
Kti rilya oktarini aguly
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti dian eka putri
Kti  dian eka putriKti  dian eka putri
Kti dian eka putri
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selani
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti qintan ozi fauzia
Kti qintan ozi fauziaKti qintan ozi fauzia
Kti qintan ozi fauzia
 
Kti istik analiza
Kti istik analizaKti istik analiza
Kti istik analiza
 
Kti intan widari
Kti intan widariKti intan widari
Kti intan widari
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

JUDUL

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH NAMA : DESI HATALIA NIM : 201207009 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH (Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan) Disusun oleh DESI HATALIA Nim : 201207009 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Rabu Tanggal : 29 Juli 2015 Penguji I Penguji II Karsiyah S.kep, M.kes Vivin Supinah,S.ST NIK. 11402049 NIK. 111011048 Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr.Wazni Adila, M.PH. NIK. 2011041008 ii
  • 4. 4 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY. I UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Desi Hatalia, Karsiyah S.kep, M.kes, Vivin Supinah,S.ST INTISARI Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari), penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di provinsi lampung dari 171.975 ibu bersalin adalah eklamsi 33,15 %, perdarahan 22,47 %, infeksi 2,25 %, penyebab lain 42,13 % dari 171.975 ibu bersalin.. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami, mempelajari serta memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas tentang 2-6 Jam Postpartum. Metode penelitian deskriptif. Subyek penelitian, ibu nifas 2-6 jam post partum. Obyek penelitian, ibu nifas 2-6 jam post partum. Tempat penelitian, BPS Hj. Kartini Bandar Lampung. Hasil penelitian, setelah diaplikasikan manejemen asuhan varney, 2-6 jam dapat dilakukan dengan baik yaitu membersihkan daerah kelamin dari depan kebelakang, ganti pembalut minimal 2 kali perhari, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin, ibu tidak menyentuh luka. Saran utama, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan ibu nifas khususnya tentang 2-6 jam post partum untuk mencegah perdarahan Kata kunci : Nifas, 2-6 Jam Kepustakaan : 16 Referensi (2006-2015) Jumlah halaman : 98 Halaman iii
  • 5. 5 CURICULUM VITAE Nama : DESI HATALIA Nim : 201207009 Tempat/Tanggal Lahir : Kota Besi, 18 desember 1992 Alamat : Muara Tembulih kec Ngambur, Pesisir Barat Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : VII (Tujuh) Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 1 Sumber Agung, Sejak Tahun 2000 Hingga 2006 2. SMP Negeri 1 Sumber Agung, Sejak Tahun 2006 Hingga 2009 3. SMA Muhamadiyah 2 Bandar Lampung, Sejak Tahun 2009 Hingga 2012 4. DIII Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Tahun Lulus 2015 iv
  • 6. 6 MOTTO  Tidak ada kata gagal dalam mengapai prestasi  Kualitas Hidup seseorang bukan dinilai dari kemampuan otak tapi dilihat dari kemauan dan niat yang sungguh- sungguh By. Desi Hatalia v
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang atas Rahmad-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, dan dibalik Karya Tulis Ilmiah ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Terima kasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan. 2. Rekan-rekan tercinta Akbid Adilakhususnya tingkat III yang selalu mendukung hingga terselesaikan hasil akhir ini. 3. Almanaterku tercinta Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun. 4. Semua pihak yang tidak bias penulis sebukan satu persatu, terima kasih atas partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Bandar Lampung, juli 2015 Penulis vi
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. I Umur 28 Tahun P2a0 2-6 Jam Post Partum Di Bps Hj. Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015 ”. Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menulis Karya Tulis Ilmiah, penulis banyak menerima bantuan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Wasni Adila, MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung 2. Karsyah.S.Kep.,M.Kes selaku penguji I dan Vivin Supinah, S.ST selaku penguji II 3. Puspita Dewi, S.ST M.Kes selaku Pembimbing pertama dalam Karya Tulis Ilmiah dan Nova Utari, S.ST selaku Pembimbing kedua dalam Karya Tulis Ilmiah 4. BPS. Hj. Kartini selaku pembimbing lahan dan sebagai pemilik lahan praktik yang telah memberikan izin saya untuk melakukan penelitian di Bpsnya. 5. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis vii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii INTISARI........................................................................................... iii CURICULUM VITAE....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................. vi KATA PENGANTAR........................................................................ vii DAFTAR ISI...................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan................................................................ 3 1.4 Ruang Lingkup................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian.............................................................. 5 1.6 Metodelogi dan Teknik Memperoleh Data.......................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori medis........................................................... 8 2.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan......................................... 32 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan ................................ 51 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian.......................................................................... 53 3.2 Matriks............................................................................... 63 viii
  • 10. 10 BAB IV PEMBAHASA 4.1 Pengkajian.......................................................................... 69 4.2 Interprestasi Data Dasar...................................................... 85 4.3 Diagnosa Potensial ............................................................. 87 4.4 Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera............................ 88 4.5 Perencanaan ....................................................................... 88 4.6 Pelaksanaan........................................................................ 90 4.7 Evaluasi ............................................................................. 94 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................ 96 5.2 Saran.................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 1 kebijakan program nasional masa nifas………………………………..10 Tabel 2 involusi uterus………………………………………………………….12 Tabel 3 matriks………………………………………………………………….63 x
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat izin Penelitian Lampiran 2 : Surat Balasan Bidan Lampiran 3 : Lembar Konsul Lampiran 4 : Dokumentasi xi
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas merupakan masa yang rawan pada ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi dan hampir 50% kematian pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatkan persedian darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjal sebagai penyebab kematian dan morbilitas ibu (Saleha,2009; h. 95). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung AKI Ibu adalah pada tahun 2012 yaitu 179 kasus dimana kematian ibu terbesar (59,78 %) terjadi pada saat persalinan dan 70,95 % terjadi pada usia 20- 40 tahun sampai saat ini baru di peroleh dari survei terbatas AKI selama tahun 1997 sampai 2007 cenderung menurun dimana 70 per 100.000 kelahiran hidup menajadi 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007, dimana penyebab kasus kematian ibu di provinsi lampung ini adalah eklamsi, infeksi, perdarahan (Profil Dinas Kesehatan provinsi Lampung). Bila dilihat berdasarkan kasus kematian yang ada di diprovinsi lampung tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa kasus kematian ibu (kematian ibu saat hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian ibu terbesar
  • 14. 2 (59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,9% terjadi pada usia 20-34 tahun (Depkes.2012). Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tingii rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan (Saleha,2009; h. 01) Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada tanggal 30 juni 2015 di BPS Hj. Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung, penulis menemukan ibu nifas 2 jam post partum yaitu Ny I umur 28 tahun P2A0 2 jam post partum. Saat dilakukan pengkajian Ny. I pada saat persalinan mengalami kesulitan dalam mengedan, menyebabkan ibu menjadi kelelahan, setelah dilakukan pemeriksaan pada saat setelah persalinan di dapatkan hasil ibu mengalami penurunan tekanan darah, yang dikhawatirkan bila tidak dipantau secara cermat, ibu dapat mengalami perdarahan, dari permasalahan diatas penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidananan Pada Ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015” 1.2 Rumusan masalah “ Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 jam post partum Terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015 ? ”
  • 15. 3 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan umum Penulis dapat Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS S,ST Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Penulis dapat melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015 2. Penulis dapat melakukan interpretasi data asuhan kebidanan pada Ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 Di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 3. Penulis dapat melakukan diagnose potensial asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 4. Penulis dapat melakukan tindakan segera asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 16. 4 5. Penulis dapat melakukan rencana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 6. Penulis dapat melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 jam post patrum terhadap Ny. I Umur 28 tahun P2A0 Di BPS Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 7. Penulis dapat melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Sasaran Ibu Nifas yaitu Ny. I umur 28 Tahun P2A0 2 jam post partum. 1.4.2 Tempat Dalam study kasus ini penulis mengambil kasus di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung. 1.4.3 Waktu Waktu Pelaksanan study kasus ini penulis ini dilaksanakan pada tanggal 30 juni 2015 pukul 14.10 s/d 00.10 WIB
  • 17. 5 1.5 Manfaat penulisan 1.5.1 Institusi Pendidikan Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya. 1.5.2 Bagi Lahan Praktek Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatan yang berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE. 1.5.3 Bagi Pasien Dapat di jadikan masukan untuk pasien agar lebih mengerti tentang asuhan masa nifas 2 jam post partum. 1.5.4 Bagi Penulis Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat serta mendapatkan pengalaman nyata dalam penanganan kasus khususnya mengenai 2 jam post partum. 1.6 Metodeologi Dan Tehnik Memperoleh Data 1.6.1 Metodelogi Penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam study kasus ini adalah metode penelitian deskriptif yang dapat dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan untuk menggambarkan masalah kesehatan serta yang terkait dengan
  • 18. 6 kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu. jenis karya tulis ilmiah yang digunakan adalah study kasus. 1.6.2 Tehnik Memperoleh Data. 1.6.2.1 Data primer 1. Wawancara. Salah satu metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data adalah dengan wawancara dimana penulis mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang yang menjadi sasaran penelitian yang telah memenuhi kriteria (responden), serta berinteraksi langsung terhadap responden (Notoatmodjo, 2012 ; h. 139). a. Auto anamnesa Metode wawancara auto anamnesis yaitu anamnesis yang digunakan kepada pasien langsung, sehingga data yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari sumbernya b. Allo anamnesa Metode allo anamnesis yaitu anamnesis yang diperoleh dari keluarga terdekat (Sulistyawati, 2009: h. 111).
  • 19. 7 2. Pengkajian Fisik. Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai dari kepala sampai kaki dengan tehnik inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi (Prihardjo, 2007; h. 2). 1.6.2.2 Data Sekunder 1. Studi Pustaka Adalah semua bentuk bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian,yang tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari berbagai disiplin ilmu yang berupa buku- buku, laporan-laporan penelitian, majalah ilmiah,jurnal dan sebagainya (Notoadmodjo, 2005; h.63).
  • 20. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pengertian masa nifas Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Sarwono, 2014; h. 356). Masa nifas (puerpurium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (Bahiyatun, 2013; h. 2). Masa Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 1). 2.1.2 Tujuan asuhan masa nifas Tujuan asuhan masa nifas normal dibagi dua yaitu : 1. Tujuan umum : Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak. Tujuan khusus : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
  • 21. 9 b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. c. Memberikan pendidikan tentang kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat. d. Memberikan pelayanan keluarga berencana. 2.1.3 Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas 1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. 2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman. 3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi. 4. Memulai dan mendorong pemberian ASI. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 3)
  • 22. 10 2.1.4 Kebijakan program nasional masa nifas 2.1 Tabel kebijakan program nasional masa nifas Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 jam setelah persalinan 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. 3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4. Pemberian ASI awal. 5. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir. 6. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi. 7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2 6 hari setelah persalinan 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. 2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. 3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat. 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan tanda-tanda penyulit. 5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. 3 2 minggu setelah persalinan 1. Sama seperti di atas. 4 6 minggu setelah persalinan 1. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan- kesulitan yang ia atau bayinya alami. 2. Memberikan konseling untuk KB secara dini. (Sulistyawati, 2009; h. 6-7)
  • 23. 11 2.1.5 Tahapan masa nifas 2.1.5.1 Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2.1.5.2 Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. 2.1.5.3 Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 4) 2.1.6 Perubahan fisiologis masa nifas 2.1.6.1 Perubahan sistem reproduksi 1. Uterus Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gram.
  • 24. 12 2.2 Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Bayi lahir Setinggi Pusat 1.000 gram Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram 1 Minggu Pertengahan pusat dengan sympisis 500 gram 2 Minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gram 6 Minggu Normal 50 – 60 gram 8 Minggu Normal sebelum hamil 30 gram (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 55-57). Segera setelah persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari. Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari ke 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 77) 2. Proses involusi uterus Proses involusi uterus adalah sebagai berikut : a. Autolysis Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan.
  • 25. 13 b. Atrofi jaringan Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. c. Efek oksitosin Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 74-75) 2.1.6.2 Perubahan pada lochea Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa nifas : a. Lochea rubra keluar pada hari pertama sampai ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan meconium. b. Lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai ke-7 post partum.
  • 26. 14 c. Lochea serosa berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14. d. Lochea Alba ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung 2-6 minggu post partum (Sulistyawati, 2009; h. 76) 3. Servik Segera setelah berakhirnya kala IV, servik menjadi sangat lembek, kendur dan terkulai. Servik tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum. 4. Vagina Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur – angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara.
  • 27. 15 Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. 5. Payudara (Mammae) Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu sebagai berikut: a. Produksi susu b. Sekresi susu atau let down Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang di hasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi ketika bayi mulai menghisap puting, refleks saraf merangsang lubus posterior pituitari untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus laktiferus payudara
  • 28. 16 ke duktus yang terdapat pada puting (Saleha, 2009; h. 57- 58). 2.1.6.3 Perubahan sistem pencernaan Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh. 2.1.6.4 Perubahan sistem perkemihan Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam `post partum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.
  • 29. 17 2.1.7 Perubahan psikologis Reva Rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain : 1. Periode taking in Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya, ia mungkin akan mengulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu melahirkan. 2. Periode taking hold Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian tehadap kemampuannya menjadi seorang orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya menggendong, memandikan, memasang popok, dan sebagainya. 3. Periode Letting Go Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya. (Sulistyawati, 2009; h. 78, 79, 87, 89)
  • 30. 18 2.1.8 Kebutuhan dasar ibu masa nifas 2.1.8.1 Nutrisi dan Cairan Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan kalori selama menyusui rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi perlu memenuhi syarat seperti: susunannya harus seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan pengawet dan pewarna. Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normali ketika menyusui jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang rusak atau mati.
  • 31. 19 Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Air mineral dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. (Dewi dan Sunarsih, 2011 ; h. 71-72) 2.1.8.2 Eliminasi Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka dilakukan katerisasi (Saleha, 2009 ; h.73). Buang air kecil (BAK), Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini : 1. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien. 2. Mengompres air hangat di atas simfisis. 3. Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK. Buang air besar (BAB). Defekasi harus ada dalam 3 hari postpartum. Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB, maka sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari postpartum), atau pada hari ke-3 diberi laksan suppositoria dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
  • 32. 20 1. Diet teratur. 2. Pemberian cairan yang banyak. 3. Ambulasi yang baik. 4. Bila takut buang air besar secara episiotomy, maka diberikan laksan suppositoria. (Dewi dan Sunarsih, 2011 ; h. 73-74) 2.1.8.3 Kebersihan diri Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri ibu post partum, antara lain : 1. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi. 2. Membersihkan daerah kelamin dengana air sabun dan air. 3. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau, minimal 2 kali sehari. 4. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia selesai membersihkan daerah kemaluannya. 5. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari menyetuh daerah luka. (Sulistyawati, 2009 ; h. 102) 2.1.8.4 Istirahat Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam
  • 33. 21 pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya antara lain : 1. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat. 2. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan. 3. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur. Kurang istirahat dapat menyebabkan : 1. Jumlah ASI berkurang. 2. Memperlambat proses involusi uteri. 3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi. (Damayanti dan Wulandari, 2011; h. 84) 2.1.8.5 Ambulasi Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjkan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan) untuk mencegah adanya trombosit. Keuntungan lain dari ambulasi dini adalah sebagai berikut : 1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat. 2. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
  • 34. 22 3. Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu merawat/memelihara anaknya. 4. Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal. 5. Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut. 6. Tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio. Ambulasi dini dilakukan secara beangsur-ansur, maksudnya bukan berarti ibu diharuskan langsung bekerja (mencuci, memasak, dan sebagainya) setelah bangun (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 73). 2.1.9 Fisiologi kala IV 1. Tanda vital Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan pernafasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 380 C, hal ini disebabkan kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam. 2. Sistem gastrointestinal Selama dua jam pascapersalinan kandang dijumpai pasien merasa mual sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi yang memungkinkan dapat mencegah aspirasi corpus aleanum kesaluran
  • 35. 23 pernafasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur. Perasaan haus pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk mencegah dehidrasi. 3. Sistem renal Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaaan hipotonik akibat adanya alostaksis sehingga sering dijumpai kandung kemih dalam keadan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra selama persalianan. Kondisi ini dapat diringankan dengan selalu mengusahakan kandung kemih kosong selama persalinan untuk mencegah trauma. 4. Sistem kardiovaskular Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterus. Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat hingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini pasien mengeluarkan banyak sekali urine. Hilangnya pengesteran membantu mengurangi retensi cairan yang melekat, dengan meningkatnya vaskular pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma masa persalinan. Pada persalinan per vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml sedangkan pada
  • 36. 24 persalinan SC pengeluarannya dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar hematokrit. 2.1.10 Pemantauan dan Evaluasi Lanjut Kala IV 1. Tanda vital a. Tekanan darah dan nadi Selama satu jam pertama lakukan pemantauan pada tekanan darah dan nadi setiap 15 menit dan pada satu jam kedua lakukan setiap 30 menit. b. Respirasi dan suhu Lakuan pemantauan respirasi dan suhu setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan. 2. Kontraksi uterus Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit selama satu jam kedua. Pemantauan ini dilakukan bersamaan dengan masase fundus uteri secara sirkular. 3. Tinggi fundus uteri Evaluasi TFU dilakukan dengan meletakan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat. 4. Lokia Lokia dipantau bersamaan dengan masase uterus. Jika uterus berkontraksi dengan baik maka aliran lokia tidak akan terlihat
  • 37. 25 banyak, namun jika saat utreus berkontraksi terlihat lokia yang keluar lebih banyak maka diperlukan suatu pengkajian lanjut. KEBUTUHAN KALA IV 1. Hidrasi dan nutisi a. Berikan segera minum sebanyak yang pasien inginkan,karena saat ini ia merasa haus akibat kelelahan dan pengeluaran keringat yang banyak saat persalinan. b. Berikan pasien makan sesuai dengan menu yang ada saat itu. 2. Hygiene dan kenyamanan pasien a. rambut dirapikan. b. Wajah diseka dengan air hangat menggunakan handuk c. Tidak perlu memakai breast holder (BH) karena sedang dilakukan proses IMD d. Alas diatas perlak diganti dengan yang bersih dan kering e. Dibawah bokong dialasi under pad ( untuk menyerap darah sekaligus sebagai penampung darah untuk memperkirakan jumlah darah yang keluar). f. Jika pasien merasa gerah, keluarga dapat membantu mengipasi pasien. 3. Bimbingan dan dukungan untuk BAK. a. Yakinkan pasien bahwa BAK sedini mungkin tidak akan menganggu proses penyembuhan jahitan perineum
  • 38. 26 b. Jelaskan bahaya menunda BAK dan pengaruhnya terhadap proses involusi uterus. c. Dampingi pasien saat mengawali BAK pascapersalinan, untuk selanjutnya tugas ini dapat diberikan kepada keluarga pasien 4. Informasi dan bimbingan sejelas-jelasnya mengenai apa yang terjadi dengan tubuhnya dan apa yang harus ia lakukan berkaitan dengan kondisinya. 5. Kehadiran bidan sebagai pendamping selama dua jam pascapersalinan serta keluarga atau orang-orang terdekatnya 6. Dukungan untuk menjalin hubungan awal dengan bayinya, terutama saat pemberian asi awal. 7. Posisi tubuh dan lingkungan yang nyaman setelah saat-saat berat menjalinin persalinan. 8. Pemberian analgesik ( jika diperlukan). 9. Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeksi setelah persalinan; dikontaminasi alat plastik, tempat tidur, dan matras dengan larutan klorin 0,5% kemudian cuci dengan detergen dan bilas dengan air bersih. Jika sudah bersih, keringkan dengan kain bersih supaya pasien tidak berbaring diatas matras yang basah. Dekotaminasi sprai yang dgunakan selama dalam larutan 0.5% dan kemudian cuci segera denagn air detergen (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; h. 177, 181, 182, 192).
  • 39. 27 2.1.11 Asuhan 6 jam post partum 1. Rangsangan taktil (masase) fundus uteri. Segera setelah lahir plasenta, lakukan masase fundus uteri a. Letakan telapak tangan pada fundus uteri. b. Jelaskan tindakan kepada ibu, katakan bahwa ibu mungkin merasa agak tidak nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dan perlahan serta rileks. c. Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi. Jika tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik lakukan penatalaksanaan atonia uteri. d. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh: a) Periksa plasenta dari sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus) untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang hilang ). b) Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak adanya bagian yang hilang. c) Periksa plasenta sisi fetal (yang menghadap ke bayi) untuk memastikan tidak adanya kemungkinan lobus tambahan (suksenturiata). d) Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya.
  • 40. 28 (a) Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi, jika masih belum berkontraksi dengan baik, ulangi masase fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui uterus tidak berkontraksi dengan baik. (b) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pascapersalianan. (APN, 2008; h. 106, 107) 2. Pemberian ASI (Inisiasi Menyusu Dini). Langkah inisiasi menyusui dini : 1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. . 2. Bayi harus mengunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiani menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan. 3. Menunda semua prosedur lainya yang harus dilakukan kepada baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika salep mata, vitamin K1 dan lain-lain. Prinsip menyusui/pemberian ASI adalah memulai sedini mungkin dan secara eksklusif.
  • 41. 29 Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi sentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri. Bayi diberi topi dan di selimuti ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap menyusu, menolong bayi bila diperlukan (APN, 2008; h. 131). 3. Bonding Attachment Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang, dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kalinya. Pada masa tenang setelah melahirkan, disaat ibu merasa rileks, memberikan peluang ide untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat mencium, merasa, mendengar dan melihat. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakan diatas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 45). Bounding Attachment adalah suatu proses sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai serta memberi keduanya pemenuhan emosional
  • 42. 30 dan saling membutuhkan. Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi. Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini, antara lain keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran, tetapi ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun ayah yang telah berangan-angan tentang bayi mereka. Hal ini dapat menimbulkan prasaan positif, negatif dan netral (Bahiyatun, 2013; h. 54-55). 4. Mencegah kehilangan panas. Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut : a. Konvesi Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal BBL diletakan dekat pintu atau jendelaterbuka. b. Konduksi Pindahnya pans tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok atau celana basah tidak langsung diganti. c. Radiasi Panas tubuh bayi memancarkan kelingkaran sekitar bayi yang lebih dingin, misal BBL diletakan ditempat yang dingin. d. Evaporasi
  • 43. 31 Cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi dan menguap, misalnya : bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air ketuban (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010; h. 200). 2.1.12 Tanda-tanda bahaya masa nifas Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas: 1. Demam tinggi hingga melebihi 38 0 C. 2. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk. 3. Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta nyeri ulu hati. 4. Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan nanar/masalah penglihatan. 5. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan. 6. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki. 7. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam. 8. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui. 9. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas terengah-engah. 10.Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
  • 44. 32 11.Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau sakit waktu buang air kecil. 12.Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri (Maryunani, 2009; h. 139, 140). 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan merupakan suatau penerapan fungsi dan kegiatan menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam merapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi. Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu : 2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar) Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
  • 45. 33 2.2.1.1 Data subyektif 1. Biodata yang mencakup identitas pasien. a. Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. b. Umur Dicatat dalam bentuk tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. c. Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa. d. Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
  • 46. 34 e. Suku/ Bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. f. Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga memperngaruhi dalam gizi pasien tersebut. g. Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. 2. Keluhan utama Untuk mengetahui masalah yang dihadapi berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya luka jahitan pada perenium 3. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan yang lalu Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat, penyakit akut, kronis, seperti : jantung, Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma yang dapat memengaruhi pada masa nifas ini.
  • 47. 35 2. Riwayat kesehatan sekarang Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. 3. Riwayat kesehatan keluarga Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya. 4. Riwayat perkawinan Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologinya sehingga akan memengaruhi proses nifas. 5. Riwayat obstetrik a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali ibu hamil, apakah penah keguguran, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
  • 48. 36 b. Riwayat persalinan sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini. 6. Riwayat KB Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa. 7. Kehidupan sosial budaya Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantangan makanan. 8. Data psikososial Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi/psikologis selama masa nifas
  • 49. 37 sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologi yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi diakibatkan oleh sejumlah factor. Penyebab yang paling menonjol adalah : a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan. Rasa sakit masa awal nifas. b. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum. c. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit. d. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya. Menjelaskan pengkajian psikologis : a. Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya. b. Respon ibu terhadap bayinya.
  • 50. 38 c. Respon ibu terhadap dirinya. 9. Data Pengetahuan Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas. 10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari a. Nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan. b. Eliminasi Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah. c. Istirahat Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan music, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan
  • 51. 39 istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan. d. Personal hygiene Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea. e. Aktivitas Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari- hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi. 2.2.1.2 Data Objektif Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data objektif ini adalah : 1. Vital sign a. Temperatur / suhu Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh
  • 52. 40 dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena istirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai . 38o C adalah mengarah ke tanda tanda infeksi. b. Nadi dan pernafasan Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi diatas 100x/menit pada masa nifas adalah mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah berlebihan. Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis. Beberapa ibu postpartum kadang-kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah-rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
  • 53. 41 c. Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 131-139) 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala Mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Pengkajian diawali dengan inspeksi kemudian palpasi (Priharjo, 2007; h. 50) b. Muka Pada daerah muka di lihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya normal,pucat, sianosis, atau ikterus. Bagian muka keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan kiri. Ketidak simetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ke tujuh (Nervus Fasialis). c. Mata Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata. Teknik yang di gunakan inspeksi dan palpasi.
  • 54. 42 d. Telinga Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran. Teknik yang digunakan umumnya adalah inspeksi dan palpasi. e. Hidung Di kaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu sinus- sinus. f. Mulut Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut yang dapat diketahui dengan palpasi. Palpasi mulut melputi pipi, palatum, dan lidah. g. Leher Untuk mengetahui bentuk leher, serta organ- organ penting yang berkaitan. Pengkajian dimulai dengan inspeksi kemudian palpasi. h. Dada Mengkaji kesehatan pernafasan (Tambunan dan Kasim, 2011; h.66, 67, 73, 79, 81, 83, 86).
  • 55. 43 i. Payudara Adanya pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet pada puting), ASI/kolostrum sudah keluar, adanya pembengkakan, radang atau benjolan abnormal (Suherni et, all. 2009; h.120). j. Keadaan abdomen Uterus normal : Kokoh, Berkontraksi baik Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera Uterus Abnormal : Lembek Di atas ketinggian fundal saat masa postpartum segera Kandung kemih : bisa buang air / tak bisa buang air. k. Keadaan anogenital Lochea : Normal Merah hitam (lochia rubra) Bau biasa Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil) Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
  • 56. 44 Abnormal : Merah terang Bau busuk Mengeluarkan darah beku. Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2 jam) Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomy/robekan, hecting. Keadaan anus : hemoroid Keadaan ekstermitas l. Ekstremitas Bawah Varices Oedema Reflex patella (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 139-141) m.Punggung Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang, dan persendian, serta mengetahui mobilitas, kekuatan, dan adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu. (Tambunan dan Kasim, 2011; h. 120)
  • 57. 45 2.2.1.3 Diagnosa kebidanan Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas. Data dasar meliputi : a.Data subjektif Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya. b. Data objektif Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital. 2.2.1.4 Masalah Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 142) 2.2.1.5 Kebutuhan Dalam hal ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009; hal. 229).
  • 58. 46 2.2.1 Diagnosa potensial Mengidentifik asi diagnose atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnose potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan. Bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. 2.2.2 Antisipasi masalah Langkah ini memerlukan kesinambungan dari menejemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien. 2.2.3 Perencanaan Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan. 1. Observasi meliputi : a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Tanda-tanda vital
  • 59. 47 d. Tinggi fundus uteri e. Kontraksi uterus f. Anjurkan ibu untuk segera berkemih. g. Observasi mobilisasi dini 2. Kebersihan diri a. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia. b. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK. 3. Istirahat Cukup istirahat, beri pengertian manfaat istirahat, dan kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari. 4. Gizi a. Makan bergizi, bermutu dan cukup kalori. b. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui. c. Minum tablet Fe / zat besi. d. Minum vitamin A (200.000 unit). 5. Perawatan payudara a. Jaga kebersihan payudara. b. Beri ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan. 6. Hubungan seksual Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
  • 60. 48 7. Keluarga berencana Anjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya. 2.2.4 Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga : 1. Mengobservasi meliputi a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Tanda-tanda vital dengan mengukur ( tekanan darah, suhu, nadi, respirasi). d. Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus. e. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kemih penuh akan menghambat proses involusi uterus. f. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah. 2. Kebersihan Diri a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia. b. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK.
  • 61. 49 3. Istirahat a. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah. b. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan. c. Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari-hari. 4. Gizi a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral. b. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui. c. Minum tablet Fe atau zat besi selama 40 hari pasca persalinan. d. Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. 5. Perawatan Payudara a. Menjaga kebersihan payudara b. Memberi ASI eksklusif sampai bayi umur 6 bulan 6. Hubungan seksual Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
  • 62. 50 7. Keluarga Berencana Menganjurkan ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya. 2.2.5 Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sedah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 141-147). 2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 2.3.1 Kewenangan normal: Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: 2.3.1.2 Pelayanan Kesehatan Ibu 1. Ruang lingkup: a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil. b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal. c. Pelayanan persalinan normal.
  • 63. 51 d. Pelayanan ibu nifas normal. e. Pelayanan ibu menyusui. f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. 2. Kewenangan: a. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II. b. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan. c. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil. d. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas, fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif. e. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum. f. Penyuluhan dan konseling. g. Bimbingan pada kelompok ibu hamil. h. Pemberian surat keterangan kematian. (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
  • 64. 52 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS TERHADAP NY. I UMUR 28 TAHUN P2A0 2-6 JAM POST PARTUM DI BPS Hj. KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : DESI HATALIA NIM : 201207009 Tanggal : 30 JUNI 2015 Jam : 04.10 WIB I. PENGKAJIAN A. DATA SUBJEKTIF 1. IDENTITAS Istri Suami Nama : Ny.I :Tn. S Umur : 28 tahun :31 tahun Agama : Islam :Islam Suku : Jawa/Indonesia :Jawa /Indonesia Pendidikan : SMA :SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga :Satpam Alamat : Jl. Jati No. 102 Kali Balok Bandar Lampung
  • 65. 53 2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan masih merasa mulas, kelelahan dan merasakan nyeri pada perineum. 3. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Hipertensi : Tidak ada Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada b. Riwayat kesehatan dahulu Hipertensi : Tidak ada Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada
  • 66. 54 c. Riwayat kesehatan keluarga Hipertensi : Tidak ada Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada 4. Riwayat Perkawinan Status pernikahan : Syah, menikah Usia nikah pertama : 26 tahun Lamanya pernikahan : 2 tahun 5. Riwayat Obstetri a. Riwayat Haid Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari Lama : 5 – 6 hari Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari Sifat : Encer disertai gumpalan Dismenorhea : Tidak
  • 67. 55 b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu N o Tangga l persalin an Tempat persalin an Umur kehamil an Jenis persalin an penolo ng Penyu lit keadaan ket nif as anak 1 4 juli 2014 Rumah sakit 38 minggu 2 hari spontan dokter Tidak ada bai k asfiks ia mening gal c. Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : Spontan Tanggal : 30 juni 2015 Waktu : 04.10 wib Jenis Kelamin : Laki-laki Panjang Badan : 48 cm Berat Badan : 2.800 gram Keadaan Bayi : Sehat d. Riwayat KB : pernah mengunakan kb suntik e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari 1) Pola Nutrisi Selama hamil : Makan 3 kali sehari dan minum 6-8 gelas/hari. Selama nifas : Ibu belum makan dan sudah minum 1 gelas air putih. 2) Pola Eliminasi Selama hamil : Ibu BAB 1 kali sehari, BAK 6-7 kali sehari. Selama nifas : Ibu belum BAB dan BAK.
  • 68. 56 3) Pola Istirahat Selama hamil : Ibu tidur siang 2-3 jam, malam 6-7 jam. Selama nifas : Ibu belum tidur selama pemantauan 2 jam post partum. 4) Personal Hygiene Selama hamil : Ibu ganti celana dalam 2-3 kali sehari. Selama nifas : Ibu belum menganti pembalut. 5) Pola Seksual Selama hamil : Ibu mengatakan jarang melakukan hubungan, terakhir melakukan hubungan saat usia kehamilan 5 bulan. Selama nifas : Ibu belum melakukan hubungan seksual. 6) Psikososial Tanggapan ibu terhadap dirinya : Ibu senang akan kelahiran bayinya. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Cukup Tanggapan keluarga terhadap kelahiran : Keluarga senang akan kelahiran bayinya. Pengambil keputusan : Suami Lingkungan yang berpengaruh : Keluarga
  • 69. 57 A. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Keadaan Emosional : Stabil Tanda-tanda vital TD : 100/70 mmHg Pernapasan : 20 kali /menit Nadi : 78 kali /menit Suhu : 36 o C 2. Pemeriksaan fisik Kepala a. Wajah Pucat : Sedikit pucat Oedema : Tidak ada b. Mata Simetris : Ya, antara kiri dan kanan Konjungtiva : Merah Muda Kelopak mata : Tidak oedema Sklera : Putih c. Hidung Simetris : Ya, antara kiri dan kanan Polip : Tidak ada
  • 70. 58 Kebersihan : Bersih d. Mulut Bibir : Terlihat sedikit pecah- pecah Lidah : Bersih Gusi : Tidak ada perdarahan Gigi : Tidak caries e. Telinga Simetris : Ya, antara kiri dan kanan Gangguan pendengaran : Tidak ada f. Leher Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran g. Ketiak Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran h. Dada Retraksi : Tidak ada Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada i. Payudara Simetris : Iya Pembesaran : Ada Putting susu : Menonjol Hiperpigmentasi : Ada, pada areola dan puting
  • 71. 59 susu. Benjolan : tidak ada Pengeluaran : Ada, colostrum j. Punggung dan pinggang Simetris : Ya, antara kiri dan kanan Nyeri ketuk : Tidak ada k. Abdomen Benjolan : Tidak ada Konsistensi : Keras pada daerah fundus Kandung kemih : Kosong Uterus Tinggi Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik l. Anogenital Labia mayora / minora : Tidak oedema Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan Pengeluaran vagina Jenis Lochea : Lochea rubra Warna : Merah segar Bau : Khas, anyir Perineum : Terdapat luka jahitan belum kering. Anus : Tidak ada hemoroid
  • 72. 60 m. Ekstremitas bawah Oedema : Tidak ada Kemerahan : Tidak ada Varices : Tidak ada 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium a. Darah HB : Tidak dilakukan Golongan darah : Tidak dilakukan b. Urine Protein : Tidak dilakukan Glukosa : Tidak dilakukan 4. Data Penunjang Riwayat persalinan sekarang a. Ibu Tempat melahirkan : BPS HJ.KARTINI Penolong : Bidan Jenis persalinan : Spontan Lama persalinan : 11 jam 20 menit Catatan waktu Kala I : 8 jam 45 menit Kala II : 20 menit Kala III : 15 menit
  • 73. 61 Kala IV : 2 jam Ketuban pecah pukul : 03. 45 WIB Placenta Lahir secara : Spontan Perineum : Terdapat luka laserasi derajat II. b. Bayi Lahir tanggal/pukul : 30-06-2015/04.10 wib Jenis Kelamin : Laki-laki Cacat bawaan : Tidak ada Masa gestasi : 37 minggu 6 hari
  • 74. 62 Table 3 MATRIKS TGL/ JAM PENGKAJIAN INTERPRETASI DATA (DIAGNOSA, MASALAH, KEBUTUHAN) DX POTENSIAL /MASALAH POTENSIAL ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI 30 juni 2015 / 04.10 wib Ds: - Ibu mengatakan perutnya masih mules dan nyeri daerah luka jahitan. - Ibu mengatakan lelah. - Ibu mengatakan belum BAK dan BAB. - Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya. - Ibu mengatakan HPHT : 7-11- 2014 Do: - Keadaan umum: Baik - Keadaan emosional : Diagnosa : Ny. I umur 28 tahun P2A0 2 jam post partum Ds : - Ibu mengatakan melahirkan anak kedua dan belum pernah keguguran - Tgl persalinannya 30 juni 2015 / 04.10 WIB - Tgl pemeriksaan : 30 juni 2015 / 06.10 Do : - TTV : TD:100/70 mmHg, R: 78 kali /menit, N: 20 kali /menit , S : 36 o C - TFU : 2 jari Tidak ada Ti Tidak ada 1. Lakukan pemantauan ibu. 2. Beritahu ibu tentang keluhan yang dialaminya. 3. Ajarkan pada ibu dan keluarga untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri. 1. Melakukan pemantauan : - TD 100/70 mmHg, RR :78x/menit, N : 20x/menit, S : 360 C - Kontraksi : baik - Lokia : rubra - Kandung kemih : kosong 2. Memberitahu ibu tentang keluhan yang dialaminya yaitu mulas-mulas merupakan hal yang normal, karena proses pulihnya rahim dalam keadaan sebelum hamil. 3. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri dengan cara memassase uterus. 1. Ibu sudah dilakukan pemantauan 2. Ibu sudah mengetahui keluhan yang dialaminya. 3. Ibu sudah dapat melakukan massase sendiri pada perutnya sesuai yang diajarkan
  • 75. 63 Stabil - Kesadaran : Compos mentis, - TTV: TD : 100/70 mmHg R: 78 kali /menit N : 20 kali /menit S : 36 o C - TFU : 2 jari dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : Rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan. dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : Rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan belum kering. Masalah : Tidak ada Kebutuhan: Pantau keadaan umum ibu. 4. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 5. Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan istirahat. 6. Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut bila sudah terasa penuh. 7. Ajurkan ibu untuk melakukan ambulasi dini. 4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan karbohidrat seperti 1 porsi nasi, protein seperti 1 potong ayam/ 1 butir telur/ 2 potong tempe atau tahu, sayuran seperti satu mangkuk sayur bayam/ sayur katu, dll, dan ibu dianjurkan untuk minum 2-3 liter perhari dalam jenis air putih, susu atau jus. 5. Menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari dan bila ibu kurang istirahat dapat menyebabkan jumlah asi berkurang, memperhambat proses involusi uteri, dan menyebabkan depresi. 6. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali darah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari. 7. Menganjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin pada 2 jam post partum yaitu dengan cara miring ke kiri dan miring ke kanan agar ibu merasa lebih sehat dan kuat, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, dan tidak mempengaruhi 4. Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisinya. 5. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahat. 6. Ibu bersedia menganti pembalut bila terasa penuh. 7. Ibu sudah dapat melakukan ambulasi dini seperti miring kiri dan miring kanan.
  • 76. 64 8. Anjurkan ibu untuk memberikan asi lebih awal pada bayinya. 9. Lakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir. penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut. 8. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi awal pada bayinya, dengan cara menyusui bayinya segera setalah lahir. Agar bayi mendapatkan ikatan batin antara ibu dan bayi serta bermanfaat untuk kontraksi uterus ibu agar proses involusi uterus berjalan dengan baiki dan dapat merangsang proses pengeluaran asi. 9. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir (bounding attachemen), yaitu rawat gabung antara ibu dan bayi dengan cara : menepatkan bayi dan ibu lebih dekat dari ibu dan sesering mungkin untuk memeperat ikatan batin antara ibu dan bayi. 8. Ibu bersedia memberikan asi. 9. Ibu sudah dilakukan bounding attachemen antara ibu dan bayi. 30-06- 2015/ 10.10 wib Ds : - Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules - Ibu mengatakan dirinya sudah merasa sehat & kuat dan telah dapat berjalan- jalan. Do: - Keadaan umum : Baik Diagnosa: Ny I umur 28 tahun P2 A0 6 jam post partum Ds : - Ibu mengatakan melahirkan anak kedua dan belum pernah keguguran - Tgl persalinannya 30 juni 2015 / 04.10 - Tgl pemeriksaan : Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kondisi ibu saat ini. 2. Memberikan konseling cara masase pada ibu dan keluarga. 1. Memberitahu kondisi ibu saat ini - TTV : TD : 120/70 mmHg, RR : 21 kali / menit, N : 80 kali / menit - TFU : 2 jari dibawah pusat - Pengeluaran : lochea rubra - Pemeriksaan dalam batas normal. 2. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri dengan cara 1. Ibu sudah mengetahui kondisi saat ini. 2. Ibu dan keluarga sudah dapat melakukan masase sendiri pada perut ibu sesuai yang diajarkan.
  • 77. 65 30-06- 2015/ 17.30 WIB - Kesadaran : Compos mentis - Keadaan emosional : Stabil - TTV: TD : 120/70 mmhg, N: 80kali /menit , R: 18kali /menit, S : 36,5O C - TFU : 2 jari dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan Ds : - Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules - Ibu mengatakan 30 juni 2015 / 10.10 Do: - TTV: TD : 120/70 mmhg, N: 80 kali/menit , R: 18 kali/menit, S : 36,5 0 C. - TFU : 2 jari dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan belum kering. Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Pantau keadaan umum ibu. Diagnosa: Ny I umur 28 tahun P2 A0 8 jam post partum Ds : Tidak ada Tidak ada 3. Evaluasi kembali kandung kemih ibu. 4. Evaluasi kembali pemenuhan pola istirahat ibu. 5. Evaluasi kembali apakah ibu sudah mengganti pembalut/ belum. 1. Beritahu ibu tentang keadaanya saat ini mengajarkan keluarga masase : letakan telapak tangan pada fundus uteri dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi dengan baik dan jelaskan pada ibu kareana kemungkinan ibu tidak nyaman dengan tindakan yang diberikan. 3. Mengevaluasi kembali kandung kemih ibu apakah masih dalam keadaan kosong/penuh. 4. Mengevaluasi kembali pemenuhan pola istirahat ibu apakah ibu sudah tidur/belum. 5. Mengevaluasi kembali apakah ibu sudah mengganti pembalut/ belum. 1.Memberitahu ibu tentang keadaanya saat ini yaitu hasil pemeeiksaan - TTV : TD : 120/70 mmHg, RR : 21 kali / menit, N : 80 kali / menit 3. Kandung kemih ibu kosong. 4. Ibu sudah beristirahat pada siang hari selama 1,5 jam. 5. Ibu sudah mengganti pembalut sebanyak 1 kali pada pukul 08.00 WIB. 1. Ibu sudah mengetahui keadaanya saat in
  • 78. 66 dirinya sudah merasa sehat & kuat dan telah dapat berjalan- jalan. Do: - Keadaan umum : Baik - Kesadaran : Compos mentis - Keadaan emosional : Stabil - TTV: TD : 120/70 mmhg, N: 80kali /menit , R: 18kali /menit, S : 36,5O C - TFU : 2 jari dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan - Ibu mengatakan melahirkan anak kedua dan belum pernah keguguran - Tgl persalinannya 30 juni 2015 / 04.10 - Tgl pemeriksaan : 30 juni 2015 / 10.10 Do: - TTV: TD : 120/70 mmhg, N: 80 kali/menit , R: 18 kali/menit, S : 36 ,,50 C. - TFU : 2 jari dibawah pusat - Kontraksi : Baik - Lochea : rubra - Perinium : Terdapat luka jahitan Masalah : Tidak ada Kebutuhan :perawatan luka perineum. 2. Evaluasi pola nutrisi ibu 3. Ajarkan kepada ibu cara perawatan luka perineum - TFU : 2 jari dibawah pusat - Pengeluaran : lochea rubra - Pemeriksaan dalam batas normal. 2. Mengevaluasi kembali ibu tentang pola nutrisi 3. Mengajarkan kepada ibu cara perawatan luka perineum sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan cara posisi ibu jongkok, jika ibu telah mampu atau berdiri ngan posisi kaki terbuka. Alat atau bahan : alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahandigunakan air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik. 2. Ibu memenuhi pola nutrsi dengan makan 1 porsi nasi, lauk ayam dan telur dan 1 mangkuk sayur bayam. 3. Ibu mengerti cara perawatan luka perineum.
  • 79. 67 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PENGUMPULAN DATA DASAR 4.1.1 Pengkajian Pada pengkajian dilakukan pengkajian untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas Data Subjektif yaitu Ny. I umur 28 tahun P2A0 2 jam post partum didapatkan hasil 4.1.1.1 Data subjektif 1. Umur ibu a. Tinjauan Teori : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati & Wulandari, 2010; h. 131) b. Tinjauan kasus : Dalam kasus ini Ny. I berusia 28 tahun. c. Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, tidak ditemukan kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 28
  • 80. 68 tahun sudah dianggap matang baik organ reproduksi ibu maupun dari psikis ibu. 2. Pendidikan a. Tinjauan Pendidikan sangat penting untuk dikaji karena berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektual sehingga Bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikanya (Ambarwati & Wulandari, 2010; h. 132). b. Tinjauan kasus : Setelah dilakukan pengkajian, Ny. I pendidikan terakhirnya SMA c. Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan kasus, tidak terdapat kesenjangan pada pendidikan Ny. I, karena Ny. I berpendidikan terakhir SMA, dimana peneliti menggunaakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien sehingga ibu dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti.
  • 81. 69 3. Pekerjaan a. Tinjauan Teori : Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 132). b. Tinjauan kasus : Dalam kasus ini, pekerjaan Ny. I adalah Ibu Rumah Tangga, dan suami Ny. I adalah SATPAM. c. Pembahasaan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan, karena pekerjaan Ny. I adalah ibu rumah tangga dan suami Ny. I adalah SATPAM, keluarga Ny. I tidak mengalami kesulitan karena pendapatan suaminya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan nutrisi. 4. Keluhan Utama a. Tinjauan teori : Untuk mengetahui yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 132).
  • 82. 70 b. Tinjauan kasus : Ibu mengatakan masih merasa mulas dan kelelahan setalah melahirkan. c. Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny. I mengalami keluhan yaitu mulas pada perutnya, dimana keluhan tersebut merupakan suatu hal yang fisiologis yaitu proses kembalinya rahim ke keadaan semula seperti sebelum hamil, dan telah dikaji sesuai dengan keluhan utamanya untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas. 5. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan yang lalu a) Tinjauan teori : Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. b) Tinjauan kasus :
  • 83. 71 Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit : Hipertensi : Tidak ada Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada c) Pembahasan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. I tidak pernah menderita penyakit yang akan memperburuk keadaan Ny. I. b. Riwayat kesehatan sekarang a) Tinjauan teori : Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya. b) Tinjauan kasus : Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit : Hipertensi : Tidak ada
  • 84. 72 Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada c) Pembahasaan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. I tidak sedang menderita penyakit yang akan memperburuk keadaan Ny. I. c. Riwayat kesehatan keluarga a) Tinjauan teori : Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya Riwayat kesehatan keluarga. b) Tinjauan kasus : Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang sedang/pernah menderita penyakit : Hipertensi : Tidak ada Diabetes Melitus : Tidak ada Jantung : Tidak ada
  • 85. 73 Asma : Tidak ada Ginjal : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada TBC : Tidak ada c) Pembahasan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena di dalam keluarga Ny. I tidak ada yang sedang/pernah menderita penyakit sehingga tidak ada pengaruh terhadap kesehatan Ny. I . 6. Riwayat Persalinan sekarang a. Tinjauan Teori : Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelaminan anak, keadaan bayi yang meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang biasa berpengaruh pada masa nifas saat ini. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 134). b. Tinjauan Kasus : Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : Spontan
  • 86. 74 Tanggal : 30 juni 2015 Waktu : 04.10 wib Jenis Kelamin : Laki-laki Panjang Badan : 48 cm Berat Badan : 2.800 gram Keadaan Bayi : Sehat c. Pembahasan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. I melahirkan secara spontan pervaginam, dan proses persalinan tidak mengalami kelainan yang berpengaruh pada masa nifas saat ini. 7. Pola kebutuhan sehari-hari a. Nutrisi a) Tinjauan Teori : Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 136). Kebutuhan nutrisi yang cukup, gizi seimbang terutama kebutuhan karbohidrat dan protein. Kebutuhan kalori ibu rata-rata ibu mengunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510
  • 87. 75 kal/hari selama 6 bulan kedua unyuk menghasilkan jumlah susu normal. Ibu memerlukan tambahan 20 gr kalori protein diatas kebutuhan ketika menyusui jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 71-72). b) Tinjauan kasus : Ibu belum makan dan sudah minum 1 gelas air putih dalam 2 jam post partum. c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori terdapat kesenjangan karena Ny. I belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya dalam 2 jam post partum b. Eliminasi a) Tinjauan Teori : Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum (saleha, 2009; h. 73). Defekasi harus ada dalam 3 hari postpartum (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 73). b) Tinjauan Kasus :
  • 88. 76 Ibu belum BAB dan BAK. c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena ibu dalam keadaan fisiologis dimana ibu dalam keadaan normal ibu nifas mengalami miksi normal pad 6 jam post partum dan defekasi sampai hari ke 3 setelah persalinan. c. Istirahat a) Tinjauan Teori : Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. b) Tinjauan Kasus : Ibu belum tidur selam pemantauan 2 jam post partum. c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, terdapat kesenjangan karena Ny. I belum istirahat setelah persalinan, dimana seharusnya ibu harus beristirahat minimal 1 jam pada siang hari, sehingga ibu belum memenuhi kebutuhan istirahatnya.
  • 89. 77 d. Personal hygiene a. Tinjauan teori : a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi. b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. c) Mengganti pembalut setiap kali darah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari. d) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai membersihkan daerah kemaluan. e) Jika luka episiotomi, hindarai untuk menyentuh daerah luka. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 102). b. Tinjauan kasus : Ibu belum mengganti pembalut pada 2 jam post partum. c. Pembahasaan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena ibu masih dalam 2 jam post partum dan pengeluaran darah belum terasa penuh. 4.1.1.2 DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan fisik
  • 90. 78 a. TTV a) Tinjauan teori : Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan pernafasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 38’c, hal ini disebabkan kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam. b) Tinjauan kasus : Berdasarkan tinjauan kasus, hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil : Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 768kali/menit Suhu : 360 C Pernafasan : 20 kali/menit c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan karena ibu keadaan umumnya dalam keadaan normal. b. Payudara
  • 91. 79 a) Tinjauan Teori : Adanya pembesaran, putting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet pada putting), ASI/kolostrum sudah keluar, adanya pembengkakan, radang atau benjolan abnormal. (Suherni et, all. 2009; h. 120). b) Tinjauan Kasus : Payudara Simetris : Iya Pembesaran : Ada Putting susu : Menonjol Hiperpigmentasi : Ada, pada areola dan puting susu. Benjolan : tidak ada Pengeluaran : Ada, colostrum c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak ada kesenjangan karena pada payudara terlihat normal, tidak memiliki masalah seperti nyeri/lecet pada puting susu, dan pada payudara sudah mengeluarkan colostrum. c. Abdomen
  • 92. 80 a) Tinjauan Teori : Keadaan abdomen : Uterus abnormal : Kokoh, berkontraksi baik. Tidak ada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 140) Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Bayi lahir Setinggi Pusat 1.000 gram Uri Lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram 1 Minggu Pertengahan pusat dengan sympisis 500 gram 2 Minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gram 6 Minggu Normal 50 – 60 gram 8 Minggu Normal sebelum hamil 30 gram (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 55-57). b) Tinjauan Kasus : Dalam kasus ini, didapatkan keadaan abdomen yaitu : Abdomen :
  • 93. 81 Benjolan : Tidak ada Konsistensi : Keras pada daerah fundus Kandung kemih : Kosong Uterus TFU : 2 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan, karena dari hasil pemeriksaan 2 jam pos poartum didapatkan TFU 2 jari dibawah pusat sesuai dengan teori. d. Lochea a) Tinjauan Teori : Lochea rubra keluar pada hari pertama sampai ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah kareana terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium (Sulistyawati, 2009; h. 76). b) Tinjauan Kasus :
  • 94. 82 Pada kasus ini, pada 2 jam post partum pengeluaran vagina Ny. I yaitu jenis lochea rubra, berwarna merah segar. c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan kareana pengeluaran ibu sesuai denagan teori yaitu lochea rubra pada hari pertama sampai ke-4 masa post partum. Cairan berwarna yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding Rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium. e. Perinium a) Tinjaun Teori : Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh perpriman (sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitas yang dapat menjalar sampai sepsis (Sulistyawati, 2009; h. 77- 78) b) Tinjauan Kasus : Ny. I terdapat luka jahitan belum kering, disebabkan karena riwayat saat persalinan Ny. I mengalami
  • 95. 83 laserasi derajat II dan tidak memiliki tanda-tanda infeksi. c) Pembahasan : Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan, karena Ny. I memiliki luka perinium yang tidak seberapa luas yaitu laserasi derajat II yang akan sembuh dengan sendirinya karena luka perinium Ny. I tidak memiliki tanda- tanda infeksi.
  • 96. 84 4.2 INTERPRESTASI DATA DASAR 4.2.1 Diagnosa kebidanan a. Tinjauan Teori : Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan abortus, anak hidup, umur ibu, keadaan nifas. a) Data subjektif Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu atau umur, keterangan ibu tentang keluhannya. b) Data objektif Palpasi tentang tinggi fundus uterin dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital. (Ambarwati & Wulandari, 2010; h. 141-142). b. Tinjauan kasus : Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny. I umur 28 tahun P2A0 2-6 jam post partum. Data dasar dari diagnosa kebidanan tersebut antara lain : ibu mengatakan ia sudah 2 kali melahirkan dan belum pernah keguguran, HPHT: 7-11-2014, tgl lahir 30-7- 2015. Sedangkan data objektif yang didapatkan dari Ny. I yaitu : a) TTV : TD :100/70 mmHg, R : 20 kali/menit, N:76 kali/menit, S:36 C b) TFU : 2 jari dibawah pusat
  • 97. 85 c) Lochea : Rubra c. Pembahasan : Pada kasus ini, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena diagnosa yang ditegakkan pada Ny. I dilakukan berdasarkan pengkajian dari data dasar berupa data subjektif dan objektif. 4.2.2 Masalah a. Tinjauan Teori : Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; h. 142). b. Tinjauan Kasus : Selama 2 jam post partum Ny. I mengeluh perutnya masih mulas. c. Pembahasan : Tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori karena masalah yang dialami ibu saat ini memang berdasarkan keluhan yang dinyatakan pasien, sesuai dengan teori dan didapat dari data subjektif dan data objektif. 4.2.3 Kebutuhan a. Tinjauan Teori : Dalam hal ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009; hal. 229). b. Tinjauan kasus : Dalam kasus ini, ibu diberikan suatu kebutuhan yang sesuai dengan keadaan pasien yaitu pantau keadaan umum ibu.
  • 98. 86 c. Pembahasan : Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pada kasus ini peneliti akan melakukan pemantauan keadaan umum ibu pada 2 jam post partum sesuai dengan kebutuhannya. 4.3 DIANGNOSA POTENSIAL 4.3.1 Tinjauan teori : Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan. Bila memungkinkan menunggu menggamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi (Ambarwati & Wulandari, 2010; h.142). 4.3.2 Tinjauan kasus : Tidak ada 4.3.3 Pembahasan : Hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena dalam kasus ini tidak ada data yang menunjang perlunya antisipasi masalah potensial karena ibu tidak mempunyai rangkaian masalah/diagnosa.
  • 99. 87 4.4 Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera 4.4.1 Tinjauan Teori : Langkah ini memerlukan kesinambungan dari menejemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010; hal.142). 4.4.2 Tinjauan Kasus : Tidak ada 4.4.3 Pembahasan : Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus, dalam kasus ini Ny. I tidak dilakukan tindakan segera karena Ny. I tidak timbul masalah potensial. 4.5 Perencanaan 4.5.1 Tinjauan Teori : Langkah-langkah ini di tentukan oleh langkah – langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi (Ambarwati dan wulandari, 2009 : 143). 4.5.2 Tinjauan Kasus : Perencanaan 2 jam setelah persalinan : a) Lakukan pemantauan keadaan ibu. b) Beritahu ibu tentang KK.
  • 100. 88 c) Beritahu ibu tentang keluhan. d) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. e) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat. f) Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut bila sudah terasa penuh. g) Anjurkan ibu untuk ambulasi dini. h) Anjurkan ibu untuk memberikan asi lebih awal pada bayinya. i) Lakukan hubungan bounding attachman. Perencanaan 6 jam setelah persalinan : a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan b) Memberikan konseling cara masase pada ibu dan keluarga. c) Evaluasi kembali kandung kemih ibu. d) Evaluasi kembali pemenuhan pola istirahat ibu. e) Evaluasi kembali apakah ibu sudah mengganti pembalut/ belum.. f) Jaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah. Perencanaan 8 jam setelah persalinan : a) Beritahu tentang pemeriksaan. b) Evaluasi nutrisi. c) Perawatan perinium. 4.5.3 Pembahasan : Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena rencana asuhan yang diberikan sesuai dengan teori bahwa Ny. I umur 28 tahun P2A0 2 jam post partum dapat diberikan asuhan pemantauan 2 jam post partum.
  • 101. 89
  • 102. 90 4.6 PELAKSANAAN 4.6.1 Tinjauan Teori : Langkah ini merupakan pelaksanaan rencanaan asuhan penyuluhan pada klien. 4.6.2 Tinjauan Kasus : Pelaksanaa 2 jam setelah persalinan a) Melakukan pemantauan - TD : 100/70 mmHg. - N : 78x/menit. - S : 360 C. - Kontraksi : baik. - Lokea : rubra. - Kandung kemih : kosong. b) Memberitahu tentang kondisi pentingnya kosongan kandung kemih. c) Memberitahu tentang keluhan yang dialaminya yaitu mulas-mulas merupakan hal yang normal, karena proses pulihnya rahim dalam keadan sebelum hamil. d) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup , gizi seimbang ,terutama kebutuhan karbohidrat seperti 1 porsi nasi , protein seperti 1 potong ayam/telur/ 2 potong tempe atau tahu , sayuran seperti 1 mangkuk bayam/sayur katu , dll. Dan ibu
  • 103. 91 dianjurkan untuk minum 2-3 liter perharidalam jeni air putih, susu dan jus. e) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari dan bila ibu kurang istirahat dapat menyebabkan jumlah asi berkurang, memperhambat involusi uteri, dan menyebabkan depresi. f) Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali darah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari. g) Menganjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin pada 2 jam post partum yaitu dengan cara miring kiri dan miring ke kanan agar ibu merasa lebih sehat dan kuat. Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, dan tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut h) menganjurkan ibu untuk memberikan asi awal pada bayinya, dengan cara menyusui bayi segera setelah lahir, agar bayi mendapatkan ikatan batin antara ibu dan bayi, serta bermanfaat untuk involusi uterus berjalan dengan baik dan dapat merangsang pengeluran asi menjadi lancar. i) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi yang baru lahir ( bounding attachman), yaitu rawat gabung antra ibu dan bayi dengan cara : menepatkan bayi dan ibu dalam satu ruangan agar ibu hubungan ibu dan bayi lebih dekat dan ibu dapat memberikan asi
  • 104. 92 secara dini dan sesering mungkin untuk mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi. Pelaksanan 6 jam setelah persalinan : a) Memberitahu kondisi ibu saat ini - TTV : TD : 120/70 mmHg, RR : 21x/menit, N : 80x/menit - TFU : 2 jari dibawah pusat - Pengeluaran : lochea rubra - Pemeriksaan dalam batas normal b) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri dengan cara mengajarkan keluarga masase : letakan telapak tangan pada fundus uteri dengan lembut tapi mantap gerakan tanagn dengan arah memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi dengan baik dan jelaskan pada ibu karena kemungkinan ibu tidak nyaman dengan tindakan yang diberikan. c) Mengevaluasi kembali kandung kemih ibu apakah kosong/penuh. d) Mengevaluasi kembali kandung kemih ibu apakah masih dalam keadaan kosong/penuh. e) Mengevaluasi kembali pemenuhan kebutuhan pola istirahat ibu apakah ibu sudah tidur/belum. Pelaksnaan 8 jam setelah persalinan : a) Memberitahu hasil pemeriksaan
  • 105. 93 - TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 70x/menit. - TFU 2 jari dibawah pusat. - Kontraksi : baik - Lokea : rubra b) Mengevaluasi kembali kebutuhan nutrisi ibu apakah sudah makan atau belum. c) Melakukan perawatan perineum yaitu sebaiknya dilakukan dikamar mandi dengan cara posisi ibu jongkok, jika ibu telah mampu atau berdiri ngan posisi kaki terbuka. Alat atau bahan : alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahandigunakan air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik. Pembahasan : Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus, karena penulis sudah memberikan asuhan sesuai dengan yang telah direncanakan berdasarkan kebutuhan pasien.
  • 106. 94 4.7 EVALUASI 4.7.1 Tinjauan teori : Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, dkk, 2010; h. 141-147). 4.7.2 Tinjauan Kasus : Evaluaasi 2 jam setelah persalinan : a) Didapatkan hasil evaluasi lanjutan pemantauan 2 jam post partum yaitu : TTV : TD : 100/70 mmHg, RR : 78 kali/menit, N : 20 kali/menit, S : 360 C, kontraksi : baik, lokea : rubra, kandung kemih : kosong. b) Ibu akan mengosongkan kandung kemih. c) Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya d) Ibu akan memenuhi kebutuhan nutrisnya e) Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahat. f) Ibu bersedia mengganti pembalut bila terasa penuh. g) Ibu sudah dapat melakukan ambulasi dini miring kiri dan miring kanan. h) Ibu bersedia memberikan asi awal i) Ibu dan bayi sudah dilakukan bounding attachman.
  • 107. 95 Evaluasi 6 jam post partum : a) ibu sudah mengetahui kondisi saat ini. b) Ibu dan keluarga masase sendiri pada perurt ibu sesuai yang diajarkan c) Kandung kemih ibu kosong. d) Ibu sudah beristirahat pada siang ahri selam 1,5 jam e) Ibu sudah menganti pembalut sebanyak 1 kali pada pukul 08.00 WIB. Evaluasi 8 jam setelah persalinan : a) Ibu dalam keadan sehat b) Ibu sudah makan nasi, lauk ikan dan telur dan sayur bayam. c) Sudah dilakukan perawatan perineum. 4.7.3 Pembahasaan : Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus kerena Ny. I telah diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhannya yaitu pemantauan keadaan umum ibu dan telah dilakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan.
  • 108. 96 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 2-6 jam post partum terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 di BPS Hj.Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1. Didapatkan hasil pengkajian pada tanggal 30 juni 2015 / pukul 04.10 terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 2-6 jam post partum. Didapatkan data subjektif antara lain : Ibu mengatakan masih merasa mulas dan kelelahan setelah melahirkan. Dan data objektif antara lain : TTV : TD: 100/70 mmHg, RR: 80 kali/menit, N: 78 kali/menit, S:360 C. 5.1.2. Didapatkan interprestasi data suatu masalah yang ibu dialami dalam suatu diagnosa yaitu : Ny. I umur 28 tahun P2A0 2-6 jam post partum. Lalu penulis memberikan kebutuhan yaitu pemantauan 2-6 jam post partum. 5.1.3. Dalam kasus ini tidak menemukan masalah potensial ibu dalam keadaan normal tanpa komplikasi. 5.1.4. Dalam kasus ini tidak melakukan antisipasi masalah potensial karean ibu dalam keadaan normal tanpa komplikasi. 5.1.5. Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada Ny. I umur 28 tahun P2A0 sesuai dengan
  • 109. 97 kebutuhan ibu, salah satunya pemantauan lanjutan 2-6 jam post partum. 5.1.6. Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 sesuai dengan perencanaan. 5.1.7. Dalam kasus ini telah melaksanakan evaluasi terhadap Ny. I umur 28 tahun P2A0 dan didapatkan hasil : keadaan umum:baik TTV : TD:110/70 mmHg, N:80 kali/menit, S:360 C, RR:20 kali/menit, kontraksi: baik, dan tidak ditemukan penyulit atau masalah pada masa transisi awal. 5.2 Saran Saran yang penulis berikan ditujukan untuk tenaga kesehatan khususnya bidan serta untuk ibu nifas : 5.2.1. Bagi Insititusi Pendidikan Sebagai bahn dokumentasi dan bahan perbandingan untuk study kasus selanjutnya. 5.2.2. Bagi Bahan Praktek Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tempat praktek terutama bagi bidan serta tenaga kesehatn yang berad di masyarakat untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan secara komprehensif berdasarkan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan asuhan kepada ibu nifas dan lebih melakukian tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau KIE.
  • 110. 98 5.2.3. Bagi pasien Sebaiknya pasien lebih memperhatikan pendidikam kesehatan yang diberikan bidan untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari khusunya tentang asuhan masa nifas 2-6 jam post partum 5.2.4. Bagi penulis Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat serta mendapatkan pengalaman nyata dalam penaganan kasus khususnya mengenai 2 jam post partum.
  • 111. 99 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Retna Dan DiahWulandari. 2010. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: Nuha offset Bahiyatun. 2013. Asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta :EGC Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas.Jakarta: Salemba Medika JNPK-KR.2008, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta. Maryunani Anik. 2009.asuhan pada ibu nifas dalam masa nifas (post partum) Jakarta :Trans Info Media Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Priharjo Robert, 2007. Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jakarta :EGC Prawiroharjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Salemba Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:GC Suherni,et.all.2009. perawatan masa nifas. Jogjakarta: fitramaya Sulistyawati Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. jogyakarta: Andi offset Sulistyawati,Ari dan Esty Nugraheny.2010.Asuhan kebidanan Pada Ibu Bersalin.Jakarta:Salemba Medika Tambunan,eviana s dan Kasim,Deswan.2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Yanti,Damai dan Dian Sundawati.2011. Asuhan Kebidanan Masa nifas. Bandung: PT Refika Aditama. Http://www.kesehatan ibu.depkes.go.id/archived/171 diunduh tanggal 20.04.2015 pukul :10.45 wib
  • 112. 100 Jadwal penelitian studi kasus N o Kegiatan Konsul judul Jadwal Penelitian ( 29 juni – 12 Agustus 2015 ) 29/06 - 30/06 02/07 --5/07 06-10 11-15 16-20 21-31 01/08 - 05/08 06 - 10 1 Konsul judul 2 ACC judul 3 Konsul BAB I 4 Konsul BAB II 5 Konsul BAB III 6 Konsul BAB IV 7 Konsul BAB V 8 ACC maju siding 9 Sidang 1 0 Revisi
  • 113. 101 DOKUMENTASI Melakukan Pemeriksaan Tekanan Darah Melakukan Pemeriksaan Tinggi Fundus Ut
  • 114. 67