SlideShare a Scribd company logo
PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN (PBB)
UU No 12 tahun 1985 j.o
UU No 12 tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan
Bangunan
PENGERTIAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang
dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan
 Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi
yang ada dibawahnya. Permukaan bumi
meliputi tanah dan perairan pedalaman
(termasuk rawa, tambak perairan) serta laut
yang ada di wilayah Republik Indonesia.
 Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan atau perairan.
Pertambangan
GedungGas Alam
Tanah Basement
Pertanian
Perkebunan
Perhutanan
Perairan
Pertambangan
Lepas Pantai
Zone
Ekonomi
Ekslusif
OBYEK PAJAK
Yang menjadi Obyek Pajak PBB adalah bumi dan/atau bangunan
Pasal 1 (angka 1 dan 2), 2 UU No.12 Tahun 1985
Contoh Bangunan Dalam UU PBB
Contoh bangunan menurut pengertian UU PBB
 Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek : hotel,
pabrik dan emplasemennya.
 Jalan Tol.
 Kolam Renang.
 Pagar mewah.
 Tempat Olah Raga.
 Galangan Kapal.
 Taman mewah.
 Tempat Penampungan/Kilang Minyak, air dan Gas Bumi dan
sebagainya.
LANDASAN FILOSOFI
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan nasional.
 Bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan/atau
kedudukan sosial ekonomi wajar apabila mereka
dipungut pajak.
 Oleh karena itu perlu sistem perpajakan yang
sederhana, mudah, adil dan memberi kepastian hukum.
Pasal 1 angka 3, Pasal 6 ayat (1) dan (2)
UU No.12 Tahun 1985
 NJOP adalah dasar dalam pengenaan PBB
 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah nilai/harga rata-
rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi
secara wajar, apabila tidak terjadi transaksi jual beli
maka NJOP ditentukan melalui perbandingan harga
dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
baru, atau NJOP pengganti.
PENGHITUNGAN PAJAK
 NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual
beli, ditentukan melalui:
1. Perbandingan Harga
2. Nilai Perolehan Baru
3. Nilai Jual Pengganti
 NJOP diperoleh dengan cara mengalikan luas bumi atau bangunan
dengan klasifikasi bumi dan bangunan. Contoh : NJOP Bumi = Luas
Bumi x NJOP / m2
4 unsur dalam penghitungan PBB :
1. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP)
SPOP,LSPOP dan SPPT
 Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah
surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
melaporkan data objek pajak menurut ketentuan
yang berlaku
 Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
adalah surat yang digunakan DJP untuk
memberitahukan besarnya pajak terhutang
kepada Wajib Pajak. SPPT diterbitkan
berdasarkan pada SPOP yang telah diisi oleh
Wajib Pajak
NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)
 NOP: nomor identitas bagi setiap obyek PBB
 Nomor Obyek Pajak bersifat:
1. Unik, satu obyek PBB memperoleh satu NOP dan berbeda dengan lainnya.
2. Tetap/Permanen, tidak berubah dalam jangka yang relatif lama.
3. Standar, berlaku secara nasional.
 Maksud dan tujuan pemberian NOP:
a. Menciptakan identitas yang standar bagi semua obyek PBB.
b. Menertibkan dan menyederhanakan administrasi pembukuan PBB.
c. Kunci utama pada pembentukan Master File PBB yang saling berkaitan.
 Manfaat dari penggunaan NOP:
1. Memudahkan mengetahui lokasi obyek pajak
2. Memudahkan dalam pemantauan, penyampaian dan pengambilan SPOP
3. Alat untuk mengintegrasikan data atributik dengan data grafis PBB.
4. Mengurangi adanya kemungkinan ketetapan ganda.
5. Memudahkan penyampaian SPPT
6. Wajib pajak mendapat identitas atas setiap obyek yang dimiliki atau
dikuasai.
CONTOH SPPT
SEKTOR PBB
Kep Dirjen Pajak Nomor: 16/PJ.6/1998 Tanggal 30 Desember 1998
 Sektor Pedesaan dan Perkotaan (P2)
meliputi kawasan pertanian, perumahan, perkantoran, pertokoan, industri serta
objek khusus perkotaan. Termasuk objek yang diatur secara khusus yaitu:
1. Usaha bidang perikanan
2. Objek Pajak perairan
3. Objek Pajak khusus: jalan tol, pelabuhan, lap golf, dll
 Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3)
Sektor Perkebunan: objek yang meliputi areal pengusahaan benih,
penanaman baru, perluasan, perubahan jenis tanaman, penganekaragaman
jenis tanaman termasuk sarana penunjangnya.
Sektor Perhutanan: objek yang meliputi pengusahaan hutan dan budidaya
hutan
Sektor Pertambangan: objek yang meliputi areal usaha penambangan
bahan-bahan galian dan semua golongan yaitu bahan galian strategis, bahan
galian vital dan bahan galian lainnya.
Klasifikasi Objek Pajak
Klasifikasi bumi/tanahdiperhatikanfaktorsebagaiberikut:
 Letak
 Peruntukan
 Pemanfaatan
 Kondisi lingkungan dan lain-lainnya
Klasifikasi bangunan, faktoryangmempengaruhiadalah:
 Bahan yang digunakan
 Rekayasa
 Letak
 Kondisi lingkungan dan lain-lainnya.
2. Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP)
 NJOPTKP : suatu batas nilai NJOP di mana wajib pajak tidak
terutang pajak.
 Setiap wajib pajak diberikan NJOPTKP hanya salah satu pajak
yang nilainya terbesar.
 Cara Perhitungan NJOP Bumi dan Bangunan :
NJOP Bumi = Luas Bumi x NJOP / m2
= A
NJOP Bangunan= Luang Bangunan x NJOP / m = B (+)
NJOP Bumi + Bangunan sebagai dasar pengenaan PBB = C
Dikurangi NJOPTKP = D (-)
NJOP Bumi + Bangunan sebagai dasar pengenaan PBB = E
 Besarnya NJOPTKP ditetapkan secara regional setinggi-
tingginya RP.12.000.000,-
Pasal 3 ayat (3) dan (4) UU No.12 Tahun 1985 std UU No. 12 Tahun 1994
Obyek Pajak yang Tidak Dikenakan PBB
 Obyek Pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan,
pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan;
 Obyek Pajak yang digunakan untuk kuburan, peninggalan
purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
 Obyek Pajak yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak;
 Obyek Pajak yang digunakan oleh perwakilan diplomatik,
konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
 Obyek Pajak yang digunakan oleh badan atau perwakilan
organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan. :
Pasal 3 UU No.12 Tahun 1985 std UU No. 12 tahun 1994
SUBJEK DAN WAJIB PAJAK
 Subyek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata:
- mempunyai hak atas bumi / tanah dan atau;
- memperoleh manfaat atas bumi / tanah dan atau;
- memiliki, menguasai atas bangunan dan atau;
- memperoleh manfaat atas bangunan.
 Wajib Pajak adalah subyek pajak yang dikenakan kewajiban
membayar pajak.
 Dalam hal suatu obyek pajak belum jelas diketahui wajib
pajaknya, Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan
subyek pajak sebagai wajib pajak.
Pasal 4 UU No.12 Tahun 1985
3. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
 NJKP atau “assesment value” adalah nilai jual yang
dipergunakan sebagai dasar perhitungan pajak, yaitu suatu
persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.
 Besarnya NJKP ditentukan sebagai berikut:
1. Sebesar 40% dari N JOP untuk :
a. Obyek Pajak Sektor P3 (Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan)
b. Obyek PBB lainnya apabila NJOP ≥ 1 Milyar rupiah
2. Sebesar 20% dari NJOP untuk Obyek PBB lainnya apabila
NJOP < 1 Milyar Rupiah
 Cara perhitungan Besarnya Penetpan NJKP adalah sebagai
berikut:
Umum : NJKP = 20% x NJOP
Khusus: NJKP = 40% x NJOP
Pasal 6 ayat (3) dan (4) UU No.12 Tahun 1985
4. Tarif Pajak
 Tarif Pajak (Tax Rate) yang dikenakan atas obyek pajak
adalah tarif tunggal, yaitu 0,5%
 Perhitungan Pajak untuk mengetahui Pajak Terutang diperoleh
dengan mengalikan tarif pajak (tax rate) dengan basis pajak
(tax base)
 Yang menjadi basis pajak PBB adalah NJKP, yang diperoleh
dengan mengalikan persentase NJKP dengan NJOP sebagai
dasar perhitungan pajak
PBB Terutang = Tarif Pajak x Basis Pajak
= 0,5% x NJKP
= 0,5% x (20% x NJOP) = 0,001 x NJOP (umum)
= 0,5% x (40% x NJOP) = 0,002 x NJOP (khusus)
Pasal 5 UU No.12 Tahun 1985
TAHUN PAJAK, SAAT, dan TEMPAT
PAJAK TERUTANG
 Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu
jangka waktu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember
tahun berjalan.
 Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut
keadaan obyek pajak tanggal 1 Januari.
 Tempat pajak yang terutang adalah:
a. untuk daerah Jakarta, di wilayah DKI;
b. untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kota;
yang meliputi letak obyek pajak.
Pasal 8 UU No.12 Tahun 1985
KASUS
• Apabila pada awal bulan Januari tahun 2003 terdapat
sebidang tanah yang diatasnya ada rumah tinggal.
Kemudian pada akhir pekan pertama rumahnya terbakar
ludes, maka bagaimana pengenaan PBB terhadap obyek
tersebut ?
• Pada bulan Maret 2002 Haris membeli sebidang tanah
kosong dari Adi. Pada bulan April-Mei 2003 diatas
tanah tersebut dibangun sebuah ruko. Siapakah yang
menjadi Wajib Pajak dan obyek apa saja yang dikenakan
untuk tahun pajak 2002, 2003, 2004 ?
PENGUMPULAN DATA OBYEK PAJAK
 Pendaftaran : Subyek pajak secara aktif mendaftarkan diri sebagai wajib pajak atas
obyek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP):
a. Data-data diri perorangan atau badan yang menjadi subyek pajak;
b. Semua tanah yang dimiliki dengan sutau hak dan atau dimanfaaatkan;
c. Semua bangunan yang dimiliki dengan suatu hak dan atau dimanfaaatkan.
 Pendataan : DJP secara aktif melakukan pengumpulan data obyek pajak di lapangan
dan selalu diikuti kegiatan penilaian. Bentuk alternatif pendataan:
1. Pendataan dengan Penyampaian dan Pemantauan SPOP
2. Verifikasi Data Obyek Pajak dan Subyek Pajak PBB
3. Identifikasi Obyek dan Subyek PBB
4. Pengukuran Bidang Obyek Pajak
 SPOP adalah adalah sarana untuk mendaftarkan subyek dan obyek pajak. diisi :
Jelas, Benar, Lengkap, Tepat Waktu
Bagaimanakah pelaksanaan sistem self assessment pada Pajak Bumi dan
Bangunan, dan jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Pasal 9 UU No.12 Tahun 1985
SIKLUS PENENTUAN NJOP BUMI
Pengumpulan & up-dating
data transaksi
Reliable?
Analisis & Penilaian
NIR / ZNT
Klasifikasi NJOP Usulan
NJOP
Analisis
ASR
Ya
Tidak
Bank Data Nilai Pasar Properti
Persetujuan Elemen Masyarakat
Siklus
ADMINISTRASI
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
SISMIOP
(SISTEM MANAJEMEN INFORMASI OBYEK PAJAK)
PENDATAAN PENILAIAN PENGENAAN PENERIMAAN KEBERATAN
PENAGIHAN PENGURANGAN
Pengumpulan data Pendekatan: Unsur : Penerimaan : Keberatan :
1. Data Pasar 1. NJOP 1. Mekanisme 1. Alasan
Self declaration : 2. Biaya 2. NJOP TKP pembayaran PBB 2. Batas waktu pengajuan
1. Pendaftaran 3. Kapitalisasi 3. NJKP 2. Pembagian hasil 3. Bentuk Keputusan
(Wajib Pajak aktif) Pendapatan 4. Tarif penerimaan PBB 4. Batas waktu keputusan
2. Pendataan 5. Ketentuan Pembayaran
(Fiscus aktif) Cara Penilaian: Produk : Penagihan atas :
1. Massal 1. SPPT 1. SPPT
SPOP 2. Individual 2. STTS 2. SKP Pengurangan :
NOP 3. DHKP 3. STP 1. Alasan
2. Batas waktu pengajuan
3. Bentuk Keputusan
1. Daluwarsa 2. Daluwarsa 4. Batas waktu keputusan
Penetapan Penagihan
Daluwarsa PBB :
Official Assessment
PENENTUAN NJOP BANGUNAN
Harga
Material
Upah
Pekerja
Biaya pembuatan
bangunan baru
Penyusutan
(fisik, fungsi, ekonomi)
Nilai
Bangunan
DBKB
COMPUTER ASSISTED VALUATION (CAV)
ZNT
DBKB
SPOP
Entry Program CAV
Obyek Pajak Umum Obyek Pajak Khusus
Obyek Pajak
Standar
Obyek Pajak
Non Standar
Seleksi
Nilai Obyek
Nilai diterima ?
Nilai CAV Nilai Absolut
NJOP
LKOK
Penilaian
Individual
Tidak Tidak
Ya
PENAGIHAN PBB
S
P
O
P
Sesuai
Ketentuan SPPT
Tidak
tepat
waktu
PBB >
SPOP
SKP
(denda 25%)
JT 6 bulan
JT 1 bulan
STP
(denda bunga
2% sebulan)
Setelah JT
Denda Administrasi belum lunas
Belum lunas
JT 1 bulan
ST 7 hari
SP 21 hari
SPMP
1 x 24 jam
Permintaan Lelang
10 hari
Pelaksanaan Lelang
Denda bunga 2% sebulan,
maximal 24 bulan
Penagihan Aktif
Dasar penagihan :
1. SPPT
2. SKP
3. STP
Pasal 10, 11, 12, dan 13 UU No.12 Tahun 1985
KEBERATAN dan BANDING
 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan pada DJP atas SPPT dan
SKP masing-masing dalam satu surat keberatan tersendiri untuk
setiap tahun pajak, ditulis dalam bahasa Indonesia, alasan yang
jelas, dan bukti-bukti resmi
 Pengajuan keberatan dan banding tidak menunda kewajiban
pembayaran pajak.
SPPT & SKP :
a. Salah data:
- luas
- klasifikasi
- penetapan
b. Salah tafsir
3 bulan
Keputusan DJP:
diterima
(sebagian/
seluruhnya)
ditolak,
ditambah
12 bulan
3 bulan Pengadilan Pajak
Pasal 15, 16, dan 17 UU No.12 Tahun 1985
PENGURANGAN
 Pengurangan diajukan dalam hal :
a. kondisi obyek pajak yang ada hubungannya dengan subyek pajak:
(1). Wajib Pajak Orang Pribadi:
1. Veteran pejuang (+pembela) kemerdekaan, duda + jandanya
2. Lahan yang hasilnya terbatas milik WP perorangan
3. WP yang berpenghasilan dari pensiunan
4. WP perorangan yang berpenghasilan rendah
5. Nilai jual naik dari WP perorangan penghasilan rendah
(2). WP badan yang mengalami kerugian/ kesulitan liquiditas sepanjang tahun
Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 75%,
kecuali untuk angka 1 diberikan pengurangan 75%
b. obyek pajak terkena bencana alam seperti : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Sebab lain yang luara biasa: kebakaran, wabah penyakit tanaman, wabah hawa tanaman
Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 100%
 Diajukan 3 bulan sejak diterimanya SPPT/SKP atau terjadinya yang luar biasa, ditulis dalam
bahasa Indonesia, mencantumkan besarnya prosentase pengurangan yang diminta, dan
melampiri bukti pendukung.
 Pengurangan terhadap SKP, pemberian pengurangan PBB hanya diberikan atas pokok ketetapan
pajak terutang.
 Keputusan pengurangan dapat berupa mengabulkan seluruh, sebagian atau menolak.
 Keputusan pemberian pengurangan diterbitkan selambat-lambatnya 3 bulan (ketetapan s.d
Rp.500.000.000,-), 4 bulan (ketetapan 500.000.000,- s.d 1.500.000.000,-), dan 6 bulan (ketetapan
diatas 1.500.000.0000,-) sejak tanggal diterimanya permohonan pengurangan dari wajib pajak.
Pasal 19 UU No.12 Tahun 1985 jo PMK No. 110/PMK.03/2009
Sanksi dan Ketentuan Pidana
 Barang siapa karena kealpaannya :
– tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP) kepada Direktorat
Jenderal Pajak ;
– menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau
melampirkan keterangan yang tidak benar ;
sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam)
bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 (dua) kali pajak yang terutang.
 Barang siapa dengan sengaja :
– tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal
Pajak ;
– menyampaikan SPOP, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang
tidak benar ;
– memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah
benar ;
– tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya;
– tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan:
sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua)
tahaun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 (lima) kali pajak terutang
 Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada butir 2
huruf d dan huruf e, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda setinggi-
tingginya Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
 Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak
pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau
seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya denda.
PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
Sebab Kelebihan Pembayaran :
 PBB dibayar lebih besar dari yang
seharusnya
 Dilakukan pembayaran PBB yang
seharusnya tidak terutang
Cara Pengajuan :
 Mengajukan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia kepada DJP
 DJP dalam waktu 12 bulan
menerbitkan SKKP PBB atau SPb
atau SKP
 Apabila melebihi 12 bulan, maka
dalam waktu 1 bulan DJP
menerbitkan SKKP PBB
Pengembalian :
 Diperhitungkan dengan utang
pajak lainnya, baik pusat maupun
cabang
 Atas persetujuan WP dapat
diperhitungkan dengan utang
pajak yang akan terutang atau
dengan utang pajak orang lain
 Sisa atas perhitungan diatas
diterbitkan SPMKP PBB
PMK No. 29/PMK.03/2005
PEMBAGIAN HASIL PBB
Tempat
Pembayaran
Bank Persepsi
Wajib Pajak
Petugas
Pemungut
Bank Operasional
V
10 %
Pemerintah Pusat
9 %
Biaya
Pemungutan
64,8 %
Daerah Kab/Kota
16,2 %
Daerah Provinsi
3,5 %
Insentif
6,5 %
Dibagi rata
Pasal 18 UU No.12 Tahun 1985 jo PP No. 16 Tahun 2000
Sekian dan Terima Kasih
PBB SEKTOR P3
 NJOP PBB Perkebunan
1. Areal Kebun: NJOP tanah sekitar ditambah dengan Standar Investasi Tanaman (SIT)
2. Areal Emplasemen dan areal lainnya: NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)
 NJOP PBB Perhutanan SELAIN Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI)
1. Areal Produktif: sebesar 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan
2. Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya: sebesar NJOP tanah sekitar
 NJOP PBB Perhutanan atas HPHTI
1. Areal Hutan: NJOP tanah sekitar ditambah dengan Jumlah Biaya Pembangunan
Hutan Tanaman Industri
2. Areal Emplasemen dan areal lainnya: NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)
 NJOP PBB Pertambangan Non Migas Galian C
1. Areal Produktif: kapitalisasi tertentu*) x hasil bersih galian tambang setahun sebelum
tahun pajak berjalan
2. Areal Emplasemen, belum/tidak produktif dan areal lainnya : NJOP tanah sekitar (dengan
seperlunya)
 NJOP PBB Pertambangan MIGAS, Energi Panas Bumi, dan Non Migas selain Energi Panas
Bumi & Galian C
1. Areal Produktif: sebsar 9,5 x hasil pertambangan setahun sebelum tahun pajak berjalan
2. Areal Emplasemen, belum/tidak produktif dan areal lainnya : NJOP tanah sekitar (dengan
seperlunya)
*) Tabel Angka Kapitalisasi NJOP PBB
Areal Pertambangan Non Migas Galian C
Lama Waktu
Penambangan
Angka Kapitalisasi Lama Waktu
Penambangan
Angka Kapitalisasi
1 2 12 2
1 0,91 16 7,82
2 1,74 17 8,02
3 2,49 18 8,20
4 3,17 19 8,36
5 3,79 20 8,51
6 4,36 21 8,65
7 4,87 22 8,77
8 5,33 23 8,88
9 5,76 24 8,98
10 6,14 25 9,08
11 6,50 26 9,16
12 6,81 27 9,24
13 7,10 28 9,31
14 7,37 29 9,37
15 7,61 30 9,43

More Related Content

What's hot

Subyek dan obyek redistribusi tanah
Subyek dan obyek redistribusi tanahSubyek dan obyek redistribusi tanah
Subyek dan obyek redistribusi tanah
Dpc Pkb Aceh Tamiang
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
Ariza Ekky
 
Reforma Agraria
Reforma AgrariaReforma Agraria
Reforma Agraria
Lestari Moerdijat
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
ushfia
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutFitria Hadri Yani
 
Spt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadiSpt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadi
Triyani Budianto
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
teresa irene
 
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bbe Mee
 
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdfJuknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
ipbpnta
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
Andhika Pratama
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Leks&Co
 
PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
AhmadRayhanFaizulHaq
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Vallen Hoven
 
3 perkembangan perpajakan di indonesia
3 perkembangan perpajakan di indonesia3 perkembangan perpajakan di indonesia
3 perkembangan perpajakan di indonesia
natal kristiono
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutFitria Hadri Yani
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
aninchuy
 
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
Instansi
 
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan PartisipatifBab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional
Aroel Shylla
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Yudhi Aldriand
 

What's hot (20)

Subyek dan obyek redistribusi tanah
Subyek dan obyek redistribusi tanahSubyek dan obyek redistribusi tanah
Subyek dan obyek redistribusi tanah
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
Reforma Agraria
Reforma AgrariaReforma Agraria
Reforma Agraria
 
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tiebout
 
Spt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadiSpt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadi
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
 
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah (BPHTB)
 
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdfJuknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
Juknis Pengumpulan Data Fisik Terintegrasi PTSL 2023.pdf
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
 
3 perkembangan perpajakan di indonesia
3 perkembangan perpajakan di indonesia3 perkembangan perpajakan di indonesia
3 perkembangan perpajakan di indonesia
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tiebout
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
Peranan teknologi geospasial dalam inventarisasi dan pengelolaan sumberdaya w...
 
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan PartisipatifBab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
Bab 1: Apa itu Pemetaan Partisipatif
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional
 
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 

Viewers also liked

Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Yudi Zulkarnaen
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bilawal Alhariri Anwar
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
ranioktalia
 
Pengertian BPHTB
Pengertian BPHTBPengertian BPHTB
Pengertian BPHTB
Surya Getsemani
 
Tugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtbTugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtb
ibeth_rtk
 
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang  Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...PER 47/PJ/2015 :::: Tentang  Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Roko Subagya
 
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2 Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
Eko Priyanto
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Dwi Paris Caesar
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bbe Mee
 
Pajak bumi dan bangunan (pbb)
Pajak bumi dan bangunan (pbb)Pajak bumi dan bangunan (pbb)
Pajak bumi dan bangunan (pbb)
Maulina Sahara
 
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet
PT Lion Air
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtb
Giyono Gi
 
Sosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerbaSosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerba
Formasi Org
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
advent17
 
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Ariston Pamungkas
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
detaangga
 
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
Roko Subagya
 
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
University of Sumatera Utara
 
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
Luthansa
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
Annisa Khoerunnisya
 

Viewers also liked (20)

Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (pbb p2)
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Pengertian BPHTB
Pengertian BPHTBPengertian BPHTB
Pengertian BPHTB
 
Tugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtbTugas pajak bphtb
Tugas pajak bphtb
 
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang  Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...PER 47/PJ/2015 :::: Tentang  Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
PER 47/PJ/2015 :::: Tentang Pengenaan PBB Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
 
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2 Bentuk / jenis pelayanan   dan syarat  pelayanan PBB P2
Bentuk / jenis pelayanan dan syarat pelayanan PBB P2
 
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANBEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Pajak bumi dan bangunan (pbb)
Pajak bumi dan bangunan (pbb)Pajak bumi dan bangunan (pbb)
Pajak bumi dan bangunan (pbb)
 
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet
 
Presentasi bphtb
Presentasi bphtbPresentasi bphtb
Presentasi bphtb
 
Sosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerbaSosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerba
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014Presentasi kadishutbun   rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
Presentasi kadishutbun rapat evaluasi semester ii 2013 - jan 2014
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
PER 45 PJ /2013 ::: TENTANG TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MINYA...
 
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
 
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
Penipuan dan teknik penyalahgunaan komputer
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 

Similar to Pbb pelatihan nindya praja smt 6

Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
FiqarJusfikar
 
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunanSidik Abdullah
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
Bayu Yuya
 
Materi PBB.pptx
Materi PBB.pptxMateri PBB.pptx
Materi PBB.pptx
RevaYuliani2
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
Iffa Tabahati
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
Hesni Tiara
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbRencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Dede Azis Nagara
 
Pertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajakPertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajak
Defina Sulastiningtiyas
 
5
55
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti MariaPAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
Indah Mawarni
 
Pbb
PbbPbb
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.pptPajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
ariyanto716542
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
ranioktalia
 
PAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdfPAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdf
PeterTiomar1
 
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHANPAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
AnandaFitriaRahmadan
 
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup APBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
Furqaan Syah
 
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USUPajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Furqaan Syah
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Universitas Mercu Buana
 

Similar to Pbb pelatihan nindya praja smt 6 (20)

Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docxPajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
Pajak_Bumi_dan_Bangunan_PBB.docx
 
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
 
Materi PBB.pptx
Materi PBB.pptxMateri PBB.pptx
Materi PBB.pptx
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunanPajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbbRencana pelaksanaan pembelajaran pbb
Rencana pelaksanaan pembelajaran pbb
 
Pertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajakPertemuan 9 & 10 pajak
Pertemuan 9 & 10 pajak
 
5
55
5
 
Booklet pbb
Booklet pbbBooklet pbb
Booklet pbb
 
6 pbb-2
6 pbb-26 pbb-2
6 pbb-2
 
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti MariaPAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
PAJAK BUMI BANGUNAN (PBB) BY Neti Maria
 
Pbb
PbbPbb
Pbb
 
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.pptPajak Bumi dan Bangunan.ppt
Pajak Bumi dan Bangunan.ppt
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
 
PAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdfPAJAK SEBAS 1.pdf
PAJAK SEBAS 1.pdf
 
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHANPAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB), BEA PEROLEHAN
 
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup APBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
PBB Materi Kuliah Hukum pajak Grup A
 
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USUPajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
Pajak Bumi Bangunan - Materi Kuliah hk pajak Grup A FH USU
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 

More from Nandya Guvita

Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
Nandya Guvita
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
Nandya Guvita
 
Kebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial iKebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial i
Nandya Guvita
 
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Nandya Guvita
 
pembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialpembangunan modal sosial
pembangunan modal sosial
Nandya Guvita
 
Ekdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 aEkdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 a
Nandya Guvita
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
Nandya Guvita
 
Ekdes 9 a
Ekdes 9 aEkdes 9 a
Ekdes 9 a
Nandya Guvita
 
Ekdes 8 a
Ekdes 8 aEkdes 8 a
Ekdes 8 a
Nandya Guvita
 
Kapita selekta sjns
Kapita selekta sjnsKapita selekta sjns
Kapita selekta sjns
Nandya Guvita
 
Implementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors inImplementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors in
Nandya Guvita
 
Ekdes 1
Ekdes 1Ekdes 1
Ekdes 1
Nandya Guvita
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
Nandya Guvita
 
Ekdes 5
Ekdes 5Ekdes 5
Ekdes 5
Nandya Guvita
 
Ekdes 4
Ekdes 4Ekdes 4
Ekdes 4
Nandya Guvita
 
Ekdes 3
Ekdes 3Ekdes 3
Ekdes 3
Nandya Guvita
 
Ekdes 2
Ekdes 2Ekdes 2
Ekdes 2
Nandya Guvita
 
Etika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktekEtika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktek
Nandya Guvita
 
Membaca berita
Membaca beritaMembaca berita
Membaca berita
Nandya Guvita
 
Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'Nandya Guvita
 

More from Nandya Guvita (20)

Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
Kebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial iKebijakan penjaminan sosial i
Kebijakan penjaminan sosial i
 
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)Kebijakan penjaminan sosial (ii)
Kebijakan penjaminan sosial (ii)
 
pembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialpembangunan modal sosial
pembangunan modal sosial
 
Ekdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 aEkdes 10 dan 11 a
Ekdes 10 dan 11 a
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Ekdes 9 a
Ekdes 9 aEkdes 9 a
Ekdes 9 a
 
Ekdes 8 a
Ekdes 8 aEkdes 8 a
Ekdes 8 a
 
Kapita selekta sjns
Kapita selekta sjnsKapita selekta sjns
Kapita selekta sjns
 
Implementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors inImplementation a minimum wage to all sectors in
Implementation a minimum wage to all sectors in
 
Ekdes 1
Ekdes 1Ekdes 1
Ekdes 1
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
 
Ekdes 5
Ekdes 5Ekdes 5
Ekdes 5
 
Ekdes 4
Ekdes 4Ekdes 4
Ekdes 4
 
Ekdes 3
Ekdes 3Ekdes 3
Ekdes 3
 
Ekdes 2
Ekdes 2Ekdes 2
Ekdes 2
 
Etika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktekEtika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktek
 
Membaca berita
Membaca beritaMembaca berita
Membaca berita
 
Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'Al insyirah n al isra'
Al insyirah n al isra'
 

Recently uploaded

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

Pbb pelatihan nindya praja smt 6

  • 1. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) UU No 12 tahun 1985 j.o UU No 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
  • 2. PENGERTIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN  Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan  Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa, tambak perairan) serta laut yang ada di wilayah Republik Indonesia.  Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
  • 3. Pertambangan GedungGas Alam Tanah Basement Pertanian Perkebunan Perhutanan Perairan Pertambangan Lepas Pantai Zone Ekonomi Ekslusif OBYEK PAJAK Yang menjadi Obyek Pajak PBB adalah bumi dan/atau bangunan Pasal 1 (angka 1 dan 2), 2 UU No.12 Tahun 1985
  • 4. Contoh Bangunan Dalam UU PBB Contoh bangunan menurut pengertian UU PBB  Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek : hotel, pabrik dan emplasemennya.  Jalan Tol.  Kolam Renang.  Pagar mewah.  Tempat Olah Raga.  Galangan Kapal.  Taman mewah.  Tempat Penampungan/Kilang Minyak, air dan Gas Bumi dan sebagainya.
  • 5. LANDASAN FILOSOFI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN  Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional.  Bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi wajar apabila mereka dipungut pajak.  Oleh karena itu perlu sistem perpajakan yang sederhana, mudah, adil dan memberi kepastian hukum.
  • 6. Pasal 1 angka 3, Pasal 6 ayat (1) dan (2) UU No.12 Tahun 1985  NJOP adalah dasar dalam pengenaan PBB  Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah nilai/harga rata- rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, apabila tidak terjadi transaksi jual beli maka NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
  • 7. PENGHITUNGAN PAJAK  NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, ditentukan melalui: 1. Perbandingan Harga 2. Nilai Perolehan Baru 3. Nilai Jual Pengganti  NJOP diperoleh dengan cara mengalikan luas bumi atau bangunan dengan klasifikasi bumi dan bangunan. Contoh : NJOP Bumi = Luas Bumi x NJOP / m2 4 unsur dalam penghitungan PBB : 1. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP)
  • 8. SPOP,LSPOP dan SPPT  Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut ketentuan yang berlaku  Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) adalah surat yang digunakan DJP untuk memberitahukan besarnya pajak terhutang kepada Wajib Pajak. SPPT diterbitkan berdasarkan pada SPOP yang telah diisi oleh Wajib Pajak
  • 9. NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)  NOP: nomor identitas bagi setiap obyek PBB  Nomor Obyek Pajak bersifat: 1. Unik, satu obyek PBB memperoleh satu NOP dan berbeda dengan lainnya. 2. Tetap/Permanen, tidak berubah dalam jangka yang relatif lama. 3. Standar, berlaku secara nasional.  Maksud dan tujuan pemberian NOP: a. Menciptakan identitas yang standar bagi semua obyek PBB. b. Menertibkan dan menyederhanakan administrasi pembukuan PBB. c. Kunci utama pada pembentukan Master File PBB yang saling berkaitan.  Manfaat dari penggunaan NOP: 1. Memudahkan mengetahui lokasi obyek pajak 2. Memudahkan dalam pemantauan, penyampaian dan pengambilan SPOP 3. Alat untuk mengintegrasikan data atributik dengan data grafis PBB. 4. Mengurangi adanya kemungkinan ketetapan ganda. 5. Memudahkan penyampaian SPPT 6. Wajib pajak mendapat identitas atas setiap obyek yang dimiliki atau dikuasai.
  • 10.
  • 11.
  • 13. SEKTOR PBB Kep Dirjen Pajak Nomor: 16/PJ.6/1998 Tanggal 30 Desember 1998  Sektor Pedesaan dan Perkotaan (P2) meliputi kawasan pertanian, perumahan, perkantoran, pertokoan, industri serta objek khusus perkotaan. Termasuk objek yang diatur secara khusus yaitu: 1. Usaha bidang perikanan 2. Objek Pajak perairan 3. Objek Pajak khusus: jalan tol, pelabuhan, lap golf, dll  Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (P3) Sektor Perkebunan: objek yang meliputi areal pengusahaan benih, penanaman baru, perluasan, perubahan jenis tanaman, penganekaragaman jenis tanaman termasuk sarana penunjangnya. Sektor Perhutanan: objek yang meliputi pengusahaan hutan dan budidaya hutan Sektor Pertambangan: objek yang meliputi areal usaha penambangan bahan-bahan galian dan semua golongan yaitu bahan galian strategis, bahan galian vital dan bahan galian lainnya.
  • 14. Klasifikasi Objek Pajak Klasifikasi bumi/tanahdiperhatikanfaktorsebagaiberikut:  Letak  Peruntukan  Pemanfaatan  Kondisi lingkungan dan lain-lainnya Klasifikasi bangunan, faktoryangmempengaruhiadalah:  Bahan yang digunakan  Rekayasa  Letak  Kondisi lingkungan dan lain-lainnya.
  • 15. 2. Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)  NJOPTKP : suatu batas nilai NJOP di mana wajib pajak tidak terutang pajak.  Setiap wajib pajak diberikan NJOPTKP hanya salah satu pajak yang nilainya terbesar.  Cara Perhitungan NJOP Bumi dan Bangunan : NJOP Bumi = Luas Bumi x NJOP / m2 = A NJOP Bangunan= Luang Bangunan x NJOP / m = B (+) NJOP Bumi + Bangunan sebagai dasar pengenaan PBB = C Dikurangi NJOPTKP = D (-) NJOP Bumi + Bangunan sebagai dasar pengenaan PBB = E  Besarnya NJOPTKP ditetapkan secara regional setinggi- tingginya RP.12.000.000,- Pasal 3 ayat (3) dan (4) UU No.12 Tahun 1985 std UU No. 12 Tahun 1994
  • 16. Obyek Pajak yang Tidak Dikenakan PBB  Obyek Pajak yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;  Obyek Pajak yang digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;  Obyek Pajak yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;  Obyek Pajak yang digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;  Obyek Pajak yang digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. : Pasal 3 UU No.12 Tahun 1985 std UU No. 12 tahun 1994
  • 17. SUBJEK DAN WAJIB PAJAK  Subyek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata: - mempunyai hak atas bumi / tanah dan atau; - memperoleh manfaat atas bumi / tanah dan atau; - memiliki, menguasai atas bangunan dan atau; - memperoleh manfaat atas bangunan.  Wajib Pajak adalah subyek pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak.  Dalam hal suatu obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan subyek pajak sebagai wajib pajak. Pasal 4 UU No.12 Tahun 1985
  • 18. 3. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)  NJKP atau “assesment value” adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan pajak, yaitu suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.  Besarnya NJKP ditentukan sebagai berikut: 1. Sebesar 40% dari N JOP untuk : a. Obyek Pajak Sektor P3 (Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan) b. Obyek PBB lainnya apabila NJOP ≥ 1 Milyar rupiah 2. Sebesar 20% dari NJOP untuk Obyek PBB lainnya apabila NJOP < 1 Milyar Rupiah  Cara perhitungan Besarnya Penetpan NJKP adalah sebagai berikut: Umum : NJKP = 20% x NJOP Khusus: NJKP = 40% x NJOP Pasal 6 ayat (3) dan (4) UU No.12 Tahun 1985
  • 19. 4. Tarif Pajak  Tarif Pajak (Tax Rate) yang dikenakan atas obyek pajak adalah tarif tunggal, yaitu 0,5%  Perhitungan Pajak untuk mengetahui Pajak Terutang diperoleh dengan mengalikan tarif pajak (tax rate) dengan basis pajak (tax base)  Yang menjadi basis pajak PBB adalah NJKP, yang diperoleh dengan mengalikan persentase NJKP dengan NJOP sebagai dasar perhitungan pajak PBB Terutang = Tarif Pajak x Basis Pajak = 0,5% x NJKP = 0,5% x (20% x NJOP) = 0,001 x NJOP (umum) = 0,5% x (40% x NJOP) = 0,002 x NJOP (khusus) Pasal 5 UU No.12 Tahun 1985
  • 20. TAHUN PAJAK, SAAT, dan TEMPAT PAJAK TERUTANG  Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu jangka waktu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berjalan.  Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut keadaan obyek pajak tanggal 1 Januari.  Tempat pajak yang terutang adalah: a. untuk daerah Jakarta, di wilayah DKI; b. untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kota; yang meliputi letak obyek pajak. Pasal 8 UU No.12 Tahun 1985
  • 21. KASUS • Apabila pada awal bulan Januari tahun 2003 terdapat sebidang tanah yang diatasnya ada rumah tinggal. Kemudian pada akhir pekan pertama rumahnya terbakar ludes, maka bagaimana pengenaan PBB terhadap obyek tersebut ? • Pada bulan Maret 2002 Haris membeli sebidang tanah kosong dari Adi. Pada bulan April-Mei 2003 diatas tanah tersebut dibangun sebuah ruko. Siapakah yang menjadi Wajib Pajak dan obyek apa saja yang dikenakan untuk tahun pajak 2002, 2003, 2004 ?
  • 22. PENGUMPULAN DATA OBYEK PAJAK  Pendaftaran : Subyek pajak secara aktif mendaftarkan diri sebagai wajib pajak atas obyek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP): a. Data-data diri perorangan atau badan yang menjadi subyek pajak; b. Semua tanah yang dimiliki dengan sutau hak dan atau dimanfaaatkan; c. Semua bangunan yang dimiliki dengan suatu hak dan atau dimanfaaatkan.  Pendataan : DJP secara aktif melakukan pengumpulan data obyek pajak di lapangan dan selalu diikuti kegiatan penilaian. Bentuk alternatif pendataan: 1. Pendataan dengan Penyampaian dan Pemantauan SPOP 2. Verifikasi Data Obyek Pajak dan Subyek Pajak PBB 3. Identifikasi Obyek dan Subyek PBB 4. Pengukuran Bidang Obyek Pajak  SPOP adalah adalah sarana untuk mendaftarkan subyek dan obyek pajak. diisi : Jelas, Benar, Lengkap, Tepat Waktu Bagaimanakah pelaksanaan sistem self assessment pada Pajak Bumi dan Bangunan, dan jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi ? Pasal 9 UU No.12 Tahun 1985
  • 23. SIKLUS PENENTUAN NJOP BUMI Pengumpulan & up-dating data transaksi Reliable? Analisis & Penilaian NIR / ZNT Klasifikasi NJOP Usulan NJOP Analisis ASR Ya Tidak Bank Data Nilai Pasar Properti Persetujuan Elemen Masyarakat Siklus
  • 24. ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SISMIOP (SISTEM MANAJEMEN INFORMASI OBYEK PAJAK) PENDATAAN PENILAIAN PENGENAAN PENERIMAAN KEBERATAN PENAGIHAN PENGURANGAN Pengumpulan data Pendekatan: Unsur : Penerimaan : Keberatan : 1. Data Pasar 1. NJOP 1. Mekanisme 1. Alasan Self declaration : 2. Biaya 2. NJOP TKP pembayaran PBB 2. Batas waktu pengajuan 1. Pendaftaran 3. Kapitalisasi 3. NJKP 2. Pembagian hasil 3. Bentuk Keputusan (Wajib Pajak aktif) Pendapatan 4. Tarif penerimaan PBB 4. Batas waktu keputusan 2. Pendataan 5. Ketentuan Pembayaran (Fiscus aktif) Cara Penilaian: Produk : Penagihan atas : 1. Massal 1. SPPT 1. SPPT SPOP 2. Individual 2. STTS 2. SKP Pengurangan : NOP 3. DHKP 3. STP 1. Alasan 2. Batas waktu pengajuan 3. Bentuk Keputusan 1. Daluwarsa 2. Daluwarsa 4. Batas waktu keputusan Penetapan Penagihan Daluwarsa PBB : Official Assessment
  • 25. PENENTUAN NJOP BANGUNAN Harga Material Upah Pekerja Biaya pembuatan bangunan baru Penyusutan (fisik, fungsi, ekonomi) Nilai Bangunan DBKB
  • 26. COMPUTER ASSISTED VALUATION (CAV) ZNT DBKB SPOP Entry Program CAV Obyek Pajak Umum Obyek Pajak Khusus Obyek Pajak Standar Obyek Pajak Non Standar Seleksi Nilai Obyek Nilai diterima ? Nilai CAV Nilai Absolut NJOP LKOK Penilaian Individual Tidak Tidak Ya
  • 27. PENAGIHAN PBB S P O P Sesuai Ketentuan SPPT Tidak tepat waktu PBB > SPOP SKP (denda 25%) JT 6 bulan JT 1 bulan STP (denda bunga 2% sebulan) Setelah JT Denda Administrasi belum lunas Belum lunas JT 1 bulan ST 7 hari SP 21 hari SPMP 1 x 24 jam Permintaan Lelang 10 hari Pelaksanaan Lelang Denda bunga 2% sebulan, maximal 24 bulan Penagihan Aktif Dasar penagihan : 1. SPPT 2. SKP 3. STP Pasal 10, 11, 12, dan 13 UU No.12 Tahun 1985
  • 28. KEBERATAN dan BANDING  Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan pada DJP atas SPPT dan SKP masing-masing dalam satu surat keberatan tersendiri untuk setiap tahun pajak, ditulis dalam bahasa Indonesia, alasan yang jelas, dan bukti-bukti resmi  Pengajuan keberatan dan banding tidak menunda kewajiban pembayaran pajak. SPPT & SKP : a. Salah data: - luas - klasifikasi - penetapan b. Salah tafsir 3 bulan Keputusan DJP: diterima (sebagian/ seluruhnya) ditolak, ditambah 12 bulan 3 bulan Pengadilan Pajak Pasal 15, 16, dan 17 UU No.12 Tahun 1985
  • 29. PENGURANGAN  Pengurangan diajukan dalam hal : a. kondisi obyek pajak yang ada hubungannya dengan subyek pajak: (1). Wajib Pajak Orang Pribadi: 1. Veteran pejuang (+pembela) kemerdekaan, duda + jandanya 2. Lahan yang hasilnya terbatas milik WP perorangan 3. WP yang berpenghasilan dari pensiunan 4. WP perorangan yang berpenghasilan rendah 5. Nilai jual naik dari WP perorangan penghasilan rendah (2). WP badan yang mengalami kerugian/ kesulitan liquiditas sepanjang tahun Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 75%, kecuali untuk angka 1 diberikan pengurangan 75% b. obyek pajak terkena bencana alam seperti : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sebab lain yang luara biasa: kebakaran, wabah penyakit tanaman, wabah hawa tanaman Besarnya pengurangan setinggi-tingginya 100%  Diajukan 3 bulan sejak diterimanya SPPT/SKP atau terjadinya yang luar biasa, ditulis dalam bahasa Indonesia, mencantumkan besarnya prosentase pengurangan yang diminta, dan melampiri bukti pendukung.  Pengurangan terhadap SKP, pemberian pengurangan PBB hanya diberikan atas pokok ketetapan pajak terutang.  Keputusan pengurangan dapat berupa mengabulkan seluruh, sebagian atau menolak.  Keputusan pemberian pengurangan diterbitkan selambat-lambatnya 3 bulan (ketetapan s.d Rp.500.000.000,-), 4 bulan (ketetapan 500.000.000,- s.d 1.500.000.000,-), dan 6 bulan (ketetapan diatas 1.500.000.0000,-) sejak tanggal diterimanya permohonan pengurangan dari wajib pajak. Pasal 19 UU No.12 Tahun 1985 jo PMK No. 110/PMK.03/2009
  • 30. Sanksi dan Ketentuan Pidana  Barang siapa karena kealpaannya : – tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP) kepada Direktorat Jenderal Pajak ; – menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang tidak benar ; sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 (dua) kali pajak yang terutang.  Barang siapa dengan sengaja : – tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak ; – menyampaikan SPOP, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang tidak benar ; – memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar ; – tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya; – tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan: sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahaun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 (lima) kali pajak terutang  Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf d dan huruf e, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda setinggi- tingginya Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).  Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya denda.
  • 31. PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Sebab Kelebihan Pembayaran :  PBB dibayar lebih besar dari yang seharusnya  Dilakukan pembayaran PBB yang seharusnya tidak terutang Cara Pengajuan :  Mengajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada DJP  DJP dalam waktu 12 bulan menerbitkan SKKP PBB atau SPb atau SKP  Apabila melebihi 12 bulan, maka dalam waktu 1 bulan DJP menerbitkan SKKP PBB Pengembalian :  Diperhitungkan dengan utang pajak lainnya, baik pusat maupun cabang  Atas persetujuan WP dapat diperhitungkan dengan utang pajak yang akan terutang atau dengan utang pajak orang lain  Sisa atas perhitungan diatas diterbitkan SPMKP PBB PMK No. 29/PMK.03/2005
  • 32. PEMBAGIAN HASIL PBB Tempat Pembayaran Bank Persepsi Wajib Pajak Petugas Pemungut Bank Operasional V 10 % Pemerintah Pusat 9 % Biaya Pemungutan 64,8 % Daerah Kab/Kota 16,2 % Daerah Provinsi 3,5 % Insentif 6,5 % Dibagi rata Pasal 18 UU No.12 Tahun 1985 jo PP No. 16 Tahun 2000
  • 34. PBB SEKTOR P3  NJOP PBB Perkebunan 1. Areal Kebun: NJOP tanah sekitar ditambah dengan Standar Investasi Tanaman (SIT) 2. Areal Emplasemen dan areal lainnya: NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)  NJOP PBB Perhutanan SELAIN Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) 1. Areal Produktif: sebesar 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan 2. Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya: sebesar NJOP tanah sekitar  NJOP PBB Perhutanan atas HPHTI 1. Areal Hutan: NJOP tanah sekitar ditambah dengan Jumlah Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Industri 2. Areal Emplasemen dan areal lainnya: NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)  NJOP PBB Pertambangan Non Migas Galian C 1. Areal Produktif: kapitalisasi tertentu*) x hasil bersih galian tambang setahun sebelum tahun pajak berjalan 2. Areal Emplasemen, belum/tidak produktif dan areal lainnya : NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)  NJOP PBB Pertambangan MIGAS, Energi Panas Bumi, dan Non Migas selain Energi Panas Bumi & Galian C 1. Areal Produktif: sebsar 9,5 x hasil pertambangan setahun sebelum tahun pajak berjalan 2. Areal Emplasemen, belum/tidak produktif dan areal lainnya : NJOP tanah sekitar (dengan seperlunya)
  • 35. *) Tabel Angka Kapitalisasi NJOP PBB Areal Pertambangan Non Migas Galian C Lama Waktu Penambangan Angka Kapitalisasi Lama Waktu Penambangan Angka Kapitalisasi 1 2 12 2 1 0,91 16 7,82 2 1,74 17 8,02 3 2,49 18 8,20 4 3,17 19 8,36 5 3,79 20 8,51 6 4,36 21 8,65 7 4,87 22 8,77 8 5,33 23 8,88 9 5,76 24 8,98 10 6,14 25 9,08 11 6,50 26 9,16 12 6,81 27 9,24 13 7,10 28 9,31 14 7,37 29 9,37 15 7,61 30 9,43