5. Pembahasan
Target utama HIV
sel dengan marker CD4 (sel Th1 dan
makrofag)
Bisa juga megakariosit, mukosa rektal, sel
serviks, mikroglia, limfosit CD8 dan epitel
ginjal
Sel mieloid cd34+ dan sel timosit triple –
Reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5)
7. Patologi penyakit
Infeksi oportunistik (sel limfosit CD4)
Tb, Meningitis Kriptokokus
Reaksi autoimun (aktivasi sel B dan molecular mimicry)
AITP (autoimun trombositopenik purpura)
Mempercepat turunnya limfosit CD4
Reaksi hipersensivitas (alergi)
umumnya berkaitan dengan obat-obatan.
Sep: amoksilin, obat anti tb
Kecenderungan malignansi (kerusakan genetik)
EBV (virus Epstein Barr)
Pembahasan
8. Struktur HIV Struktur virus HIV-1 terdiri atas 2
untaian RNA identik yang
merupakan genom virus yang
berhubungan dengan p17 dan
p24 berupa inti polipeptida.
Protein gp120 dan gp41 yang
disandi virus ditemukan dalam
envelop.
Antigen gp120 adalah
glikoprotein permukaan HIV-1
yang mengikat reseptor CD4
pada sel T dan makrofag.
rotein gp120 virus terdiri dari
domain dalam dan luar yang
terhubung oleh sebuah
jembatan. Virus menginfeksi sel
dengan menggunakan
glikoprotein envelop yang
disebut gp120 (120kD
glikoprotein) yang terutama
mengikat CD4 dan dari sel
manusia.
Pembahasan
9. Setelah virus berikatan dengan reseptor sel, membran
sel virus bersatu dengan membran sel pejamu dan virus
masuk sitoplasma. Setelah HIV masuk kedalam sel dan
terbentuk dsDNA, integrasi DNA viral kedalam genom
sel pejamu dan membentuk provirus. Provirus tetap
laten sampai kejadian dalam sel terinfeksi mencetuskan
aktifasinya, yang mengakibatkan terbentuk dan
penglepasan partikel virus.
alau CD4 berikatan dengan envelop glikoprotein HIV-
1, diperlukan reseptor kedua supaya dapat masuk dan
terjadi infeksi. Galur tropik sel T-HIV-1 menggunakan
koreseptor CXCR4, sedangkan galur tropik makrofag
menggunakan CCR5. Kedua reseptor ini merupakan
reseptor kemokin dan ligan normalnya dapat
menghambat infeksi HIV ke dalam sel.
Pembahasan
10. Terapi HIV
Respon antibodi terhadap HIV sangat lemah, hanya
sebagian kecil antibodi yang dapat menetralisasi HIV
karena itu HIV dapat melewati respon antibodi sehingga
dapat tetap hidup dan menginfeksi sel lain.
HIV dapat tetap bertahan dalam tubuh karena
mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam limfosit
CD4 dan bereplikasi.
Pemberian obat antiretroviral dapat menekan replikasi HIV
sehingga jumlah limfosit CD4 stabil bahkan meningkat
sehingga bisa mengurangi infeksi oportunistik. Namun
demikian gejala IO dapat kembali terjadi karena sebagai
akibat gejala inflamasi.
Maka sebagai alternatif kita bisa menggunakan inhibitor .
Proses infeksi
Pembahasan
11. Proses Infeksi
(1) bertemunya gp120
virus dan limfosit CD4
(2) pengikatan gp120
dengan reseptor kemokin
CXCR4 dan CCR5
(3) fusi membran virus dan
membran sel target.
13. Inhibitor HIV
Inhibitor ikatan CD4-gp 120 dan
mekanismenya
Terdapat banyak molekul yang mampu
menghambat ikatan CD4-gp 120. Molekul-
molekul tersebut memiliki struktur dan
mekanisme yang berbeda. Diantaranya :
PRO-542 (CD4-IgG2), TNX-355, CADA dan
BMS-806
Pembahasan
14. Antagonis CCR5 dan CXCR4 dibagi menjadi tiga
kelompok tergantung pada ukurannya yakni
molekul besar (PRO-140), medium (Met-RANTES
dan AOP-RANTES ) yang dimodifikasi menjadi ligan
natural yang membuat CCR5 tidak dapat
dimasuki.
Antagonis CC5R : TAK-779, TAK-652, PRO-
140, Maravirok dan, Aplaviroc
Antagonis CXCR4 : AMD3100, KRH-1636, KRH-2731
Pembahasan
15. Selain faktor virus, penentu host (yaitu tingkat
ekspresi koreseptor pada sel target) juga dapat
mempengaruhi kerentanan terhadap enfuvirtide.
Dengan cara ini, tingginya tingkat CCR5 pada
permukaan sel mungkin mengakibatkan fusi HIV
lebih cepat, mengurangi waktu di mana HIV gp41
dapat ditargetkan oleh enfuvirtide.
Oleh karena itu, individu yang membawa Δ32-
CCR5, yang mengungkapkan rendahnya tingkat
CCR5, tampaknya merespon lebih baik terhadap
enfuvirtide.
17. Penutup
Salah satu penyebab penyakit imunodefisiensi pada manusia
adalah karena infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus). HIV
bekerja pada sel target yang mempunyai marker CD4, seperti
limfosit T dan makrofag.
HIV merupakan virus yang unik dan sangat berbahaya karena
menular, dapat bertahan hidup dalam limfosit CD4, memiliki
respon terhadap antibodi yang lemah. Hanya sebagian kecil
antibodi yang dapat menetralisasi HIV karena itu HIV dapat
melewati respon antibodi sehingga dapat tetap hidup dan
menginfeksi sel lain serta mengakibatkan kematian.
Memasukkan inhibitor merupakan pilihan terapi yang
menjanjikan untuk pasien yang terinfeksi HIV. Enfuvirtide adalah
inhibitor fusi pertama yang disetujui dalam penggunaan
klinis, tetapi banyak senyawa lain yang saat ini masih dalam
tahap pengembangan.