Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Anemia defisiensi besi.pptx
1.
2. Anemia akibat kekurangan zat besi Fe+ sebagai bahan pembentuk eritrosit
3. Besi/ Fe+ adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan hemoglobin
(Hb), myoglobin, dan berbagai enzim.
Besi diserap melalui usus dan diangkut oleh transferrin di plasma, hampir semua
besi yang diangkut oleh transferrin dibawa ke sum sum tulang sehingga kadar
transferrin ditentukan oleh kadar besi di plasma dan aktivitas sum sum tulang.
Waktu paruh transferrin singkat yaitu sekitar 60-90 menit
4. Gejala yang ditemukan pada pasien:
Lemah dan lesu
Pandang berkunang- kunang
Tinnitus/ telinga berdenging
Pucat yang dapat di deteksi pada telapak tangan, mukosa bibir, konjungtiva dan
bantalan kuku
Riwayat perdarahan sebelumnya (hematuria, hemoptysis, jumlah pembalut yang
di gunakan semasa haid
Riwayat konsumsi obat NSAID (non-steroidal anti inflammation drugs) atau
kortikosteroid
5. Gejala spesifik defisiensi besi:
Kolonikea (kuku sendok)
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis
Disphagia
Pica
Bila ditemukan organomegali singkirkan kemungkinan anemia lain
6. Pemeriksaan darah lengkap:
Ditemukan penurunan kadar Hb, mean corpuscular volume (MCV) dan mean
corpuscular hemoglobin (MCH)
Apusan darah tepi
Ditemukan gambaran mikrositik hipokrom, sel target, sel pensil, poikilocytosis
Profil besi
Menurunnya kadar ferritin serum, kadar besi dalam darah, saturasi transferrin
sedangkan TIBC (total biding iron capacity) meningkat
7. Kadar retikulosit menurun
Pada dewasa dengan konsumsi rutin NSAID dan pada pasien pediatric,
pemeriksaan feses dianjurkan untuk melihat ada tidaknya perdarahan atau
menyingkirkan kemungkinan infeksi cacing
8. Anemia ditegakkan berdasarkan kadar Hb, temuan laboratorium berupa anemia
mikrositik hipokrom dan status besi (kadar besi serum, saturasi transferin,
ferritin serum, dan kadar TIBC meningkat)
Jika status besi tidak dapat diperiksa maka diagnosis ditegakkan dengan
pemberian 3mg/kgBB/hari besi elemental meningkatkan Hb > 1gr/dL dalam 4
minggu pada anak dengan anemia defisiensi besi ringan (Hb ≥9 gr/dL) atau dalam
2 minggu pada anak dengan anemis defisiensi berat (Hb < 9gr/dL) ATAU
pemberian sukfas ferosus PO 3x 200mg meningkatkan Hb >2gr/dL dalam 4
minggu pada orang dewasa
9. Jika anemia defisiensi zat besi telah ditegakkan maka perlu ditemukan sumber
peyebabnya, seperti kekurangan asupan zat besi, parasite, perdarahan, proses
tumor
10. Deplesi besi
Cadangan besi menurun tetapi persediaan besi untuk eritropoiesis masih normal
Defisiensi besi
cadangan besi tidak ada dan cadangan besi untuk eritropoiesis terganggu tetapi
belum terdeteksi secara laboratorium
Anemia defisiensi besi
Cadangan besi sudah habis dan terjadi gejala anemia
11. Anemia
defisiensi zat
besi
Anemia akibat
penyakit kronik
Trait
Thalasemia
Anemia
sideroblastik
Derajat anemia Ringan sampai
berat
Ringan Ringan Ringan sampai
berat
Mcv Menurun Menurun/normal Menurun Menurun/normal
Mch Menurun Menurun/
normal
Menurun Menurun/normal
Besi serum Menurun <30 Menurun <50 Normal/naik Normal/ naik
Tibc Naik >360 Menurun <300 Normal/
menurun
Normal/menuru
n
Saturasi
transferin
Menurun <15% Menurun/normal
10-20%
Naik >20% Naik >20%
Besi sum sum
tulang
Negatif Positif Positif kuat Positif dengan
ring sideroblast
Protoporfirin
eritrosit
Naik Naik Normal Normal
Feritin serum Menurun <20
µg/L
Normal 20-200
µg/L
Naik >50 µg/L Naik >50 µg/L
Elektroforesis hb Normal Normal Hba2 Normal
12. Atasi etiologi dari anemia defisiensi besi
Kadar besi elemental adalah 66 mg per 200 mg sulfas ferosus, sebaiknya
diberikan sebelum makan, dapat diberikan tambahan vitamin C 2x50 mg untuk
meningkatkan penyerapan zat besi
13. Pemberian utama adalah per oral, namun pada kondisi dibawah ini indikasi
parenteral dapat diberikan:
1. Intoleransi besi PO (mual, muntah, dan gastritis)
2. Kepatuhan obat rendah
3. Gangguan pencernaan kambuh bila di beri zat besi per oral
4. Penyerapan besi terganggu
5. Massive bleeding
6. Kebutuhan besi yang banyak
7. Defisiensi besi fungsional relative (pemberian EPO pada pasien penyakit ginjal
kronis
14. Anemia Terapi Keterangan
Defisiensi besi (dewasa) Sulfas ferrosus PO 3x200 mg
Dosis pemeliharaan 100-200
mg/hari
Defisiensi besi (anak) Sulfas ferrosus 3-6
mg/kgbb/hari dalam 2 dosis,
30 menit sebelum makan
pagi dan malam
Selama 4-30 hari setelah hb
dan MCV normal, maksimal
5 bulan, dimulai dari dosis
terkecil
Defisiensi besi (parenteral) Besi sukrosa IM/IV pelan
500-1000mg/ hari
Anak: drip 100mg/hari
Remaja: drip 200 mg/kali
50 mg besi elemental/ml
Bukan pilihan utama namun
bila ada indikasi khusus
15. Usia Dosis besi elemental Lama pemberian
Bayi BBLR (berat bayi lahir
rendah) <2.500 gr
3mg/kgbb/ hari Usia 1 bulan hingga 2 tahun
Bayi cukup bulan 2mg/kgbb/hari Usia 4 bulan hingga 2 tahun
2-5 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut- turut tiap tahun
5-12 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut- turut tiap tahun
12-18 tahun 60 mg/hari 2 kali seminggu selama 3
bulan berturut- turut tiap
tahun
dosis maksimum bayi ialah 15mg/hari (dosis tunggal); khusus remaja perempuan ditambahkan asam folat
16. Transfusi diberikan jika Hb ≤6 gr/dL
Infeksi berat
Dehidrasi berat
Rencana menjalani pembiusan untuk operasi besar
Selain itu pasien diedukasi untuk meningkatkan konsumsi daging dan liver
17. Respon terapi ditandai dengan retikulositosis darah tepi dalam 48-72 jam
(mencapai puncak dalam 5-7 hari) dan peningkatan Hb setelah 4-30 hari
pengobatan
Beberapa langkah pencegahan ialah:
1. Pendidikan kesehatan dan penyuluhan gizi
2. Pemberantasan infeksi cacing tambang
3. Sanitasi dan hygenitas
4. Pemeriksaan kadar Hb rutin tiap tahun
5. Mempertahankan ASI eksklusif, fortifikasi bahan makanan bayi dengan besi
6. Suplementasi besi diberikan pada kelompok beresiko terutama ibu hamil
dengan anjuran zat besi 6mg/ hari
18. Pada anemia defisiensi besi yang lama pada anak ialah kardiomegali hingga
gagal jantung
Trombosis
hipokalemia
19. Anemia berat (Hb <9gr/dL pada anak dan <7gr/dL pada dewasa)
Dirujuk jika respons terapi tidak adekuat