SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
 Anemia akibat kekurangan zat besi Fe+ sebagai bahan pembentuk eritrosit
 Besi/ Fe+ adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan hemoglobin
(Hb), myoglobin, dan berbagai enzim.
 Besi diserap melalui usus dan diangkut oleh transferrin di plasma, hampir semua
besi yang diangkut oleh transferrin dibawa ke sum sum tulang sehingga kadar
transferrin ditentukan oleh kadar besi di plasma dan aktivitas sum sum tulang.
 Waktu paruh transferrin singkat yaitu sekitar 60-90 menit
 Gejala yang ditemukan pada pasien:
Lemah dan lesu
Pandang berkunang- kunang
Tinnitus/ telinga berdenging
Pucat yang dapat di deteksi pada telapak tangan, mukosa bibir, konjungtiva dan
bantalan kuku
Riwayat perdarahan sebelumnya (hematuria, hemoptysis, jumlah pembalut yang
di gunakan semasa haid
Riwayat konsumsi obat NSAID (non-steroidal anti inflammation drugs) atau
kortikosteroid
 Gejala spesifik defisiensi besi:
Kolonikea (kuku sendok)
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis
Disphagia
Pica
Bila ditemukan organomegali singkirkan kemungkinan anemia lain
 Pemeriksaan darah lengkap:
Ditemukan penurunan kadar Hb, mean corpuscular volume (MCV) dan mean
corpuscular hemoglobin (MCH)
 Apusan darah tepi
Ditemukan gambaran mikrositik hipokrom, sel target, sel pensil, poikilocytosis
 Profil besi
Menurunnya kadar ferritin serum, kadar besi dalam darah, saturasi transferrin
sedangkan TIBC (total biding iron capacity) meningkat
 Kadar retikulosit menurun
 Pada dewasa dengan konsumsi rutin NSAID dan pada pasien pediatric,
pemeriksaan feses dianjurkan untuk melihat ada tidaknya perdarahan atau
menyingkirkan kemungkinan infeksi cacing
 Anemia ditegakkan berdasarkan kadar Hb, temuan laboratorium berupa anemia
mikrositik hipokrom dan status besi (kadar besi serum, saturasi transferin,
ferritin serum, dan kadar TIBC meningkat)
 Jika status besi tidak dapat diperiksa maka diagnosis ditegakkan dengan
pemberian 3mg/kgBB/hari besi elemental meningkatkan Hb > 1gr/dL dalam 4
minggu pada anak dengan anemia defisiensi besi ringan (Hb ≥9 gr/dL) atau dalam
2 minggu pada anak dengan anemis defisiensi berat (Hb < 9gr/dL) ATAU
pemberian sukfas ferosus PO 3x 200mg meningkatkan Hb >2gr/dL dalam 4
minggu pada orang dewasa
 Jika anemia defisiensi zat besi telah ditegakkan maka perlu ditemukan sumber
peyebabnya, seperti kekurangan asupan zat besi, parasite, perdarahan, proses
tumor
 Deplesi besi
Cadangan besi menurun tetapi persediaan besi untuk eritropoiesis masih normal
 Defisiensi besi
cadangan besi tidak ada dan cadangan besi untuk eritropoiesis terganggu tetapi
belum terdeteksi secara laboratorium
 Anemia defisiensi besi
Cadangan besi sudah habis dan terjadi gejala anemia
Anemia
defisiensi zat
besi
Anemia akibat
penyakit kronik
Trait
Thalasemia
Anemia
sideroblastik
Derajat anemia Ringan sampai
berat
Ringan Ringan Ringan sampai
berat
Mcv Menurun Menurun/normal Menurun Menurun/normal
Mch Menurun Menurun/
normal
Menurun Menurun/normal
Besi serum Menurun <30 Menurun <50 Normal/naik Normal/ naik
Tibc Naik >360 Menurun <300 Normal/
menurun
Normal/menuru
n
Saturasi
transferin
Menurun <15% Menurun/normal
10-20%
Naik >20% Naik >20%
Besi sum sum
tulang
Negatif Positif Positif kuat Positif dengan
ring sideroblast
Protoporfirin
eritrosit
Naik Naik Normal Normal
Feritin serum Menurun <20
µg/L
Normal 20-200
µg/L
Naik >50 µg/L Naik >50 µg/L
Elektroforesis hb Normal Normal Hba2 Normal
 Atasi etiologi dari anemia defisiensi besi
 Kadar besi elemental adalah 66 mg per 200 mg sulfas ferosus, sebaiknya
diberikan sebelum makan, dapat diberikan tambahan vitamin C 2x50 mg untuk
meningkatkan penyerapan zat besi
 Pemberian utama adalah per oral, namun pada kondisi dibawah ini indikasi
parenteral dapat diberikan:
1. Intoleransi besi PO (mual, muntah, dan gastritis)
2. Kepatuhan obat rendah
3. Gangguan pencernaan kambuh bila di beri zat besi per oral
4. Penyerapan besi terganggu
5. Massive bleeding
6. Kebutuhan besi yang banyak
7. Defisiensi besi fungsional relative (pemberian EPO pada pasien penyakit ginjal
kronis
Anemia Terapi Keterangan
Defisiensi besi (dewasa) Sulfas ferrosus PO 3x200 mg
Dosis pemeliharaan 100-200
mg/hari
Defisiensi besi (anak) Sulfas ferrosus 3-6
mg/kgbb/hari dalam 2 dosis,
30 menit sebelum makan
pagi dan malam
Selama 4-30 hari setelah hb
dan MCV normal, maksimal
5 bulan, dimulai dari dosis
terkecil
Defisiensi besi (parenteral) Besi sukrosa IM/IV pelan
500-1000mg/ hari
Anak: drip 100mg/hari
Remaja: drip 200 mg/kali
50 mg besi elemental/ml
Bukan pilihan utama namun
bila ada indikasi khusus
Usia Dosis besi elemental Lama pemberian
Bayi BBLR (berat bayi lahir
rendah) <2.500 gr
3mg/kgbb/ hari Usia 1 bulan hingga 2 tahun
Bayi cukup bulan 2mg/kgbb/hari Usia 4 bulan hingga 2 tahun
2-5 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut- turut tiap tahun
5-12 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut- turut tiap tahun
12-18 tahun 60 mg/hari 2 kali seminggu selama 3
bulan berturut- turut tiap
tahun
dosis maksimum bayi ialah 15mg/hari (dosis tunggal); khusus remaja perempuan ditambahkan asam folat
 Transfusi diberikan jika Hb ≤6 gr/dL
 Infeksi berat
 Dehidrasi berat
 Rencana menjalani pembiusan untuk operasi besar
 Selain itu pasien diedukasi untuk meningkatkan konsumsi daging dan liver
 Respon terapi ditandai dengan retikulositosis darah tepi dalam 48-72 jam
(mencapai puncak dalam 5-7 hari) dan peningkatan Hb setelah 4-30 hari
pengobatan
 Beberapa langkah pencegahan ialah:
1. Pendidikan kesehatan dan penyuluhan gizi
2. Pemberantasan infeksi cacing tambang
3. Sanitasi dan hygenitas
4. Pemeriksaan kadar Hb rutin tiap tahun
5. Mempertahankan ASI eksklusif, fortifikasi bahan makanan bayi dengan besi
6. Suplementasi besi diberikan pada kelompok beresiko terutama ibu hamil
dengan anjuran zat besi 6mg/ hari
 Pada anemia defisiensi besi yang lama pada anak ialah kardiomegali hingga
gagal jantung
 Trombosis
 hipokalemia
 Anemia berat (Hb <9gr/dL pada anak dan <7gr/dL pada dewasa)
 Dirujuk jika respons terapi tidak adekuat

More Related Content

Similar to Anemia defisiensi besi.pptx

Similar to Anemia defisiensi besi.pptx (20)

bahan penyuluhan TTD.pptx
bahan penyuluhan TTD.pptxbahan penyuluhan TTD.pptx
bahan penyuluhan TTD.pptx
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Anti_anemia_okppt.pptx
Anti_anemia_okppt.pptxAnti_anemia_okppt.pptx
Anti_anemia_okppt.pptx
 
Anemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besiAnemia defesiensi besi
Anemia defesiensi besi
 
ADB.ppt
ADB.pptADB.ppt
ADB.ppt
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
4 2-7
4 2-74 2-7
4 2-7
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
 
patofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besipatofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besi
 
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
 
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 
111499260 magnesium
111499260 magnesium111499260 magnesium
111499260 magnesium
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 

Recently uploaded

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdncindyrenatasaleleuba
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...IdjaMarasabessy
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 

Recently uploaded (20)

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Anemia defisiensi besi.pptx

  • 1.
  • 2.  Anemia akibat kekurangan zat besi Fe+ sebagai bahan pembentuk eritrosit
  • 3.  Besi/ Fe+ adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan hemoglobin (Hb), myoglobin, dan berbagai enzim.  Besi diserap melalui usus dan diangkut oleh transferrin di plasma, hampir semua besi yang diangkut oleh transferrin dibawa ke sum sum tulang sehingga kadar transferrin ditentukan oleh kadar besi di plasma dan aktivitas sum sum tulang.  Waktu paruh transferrin singkat yaitu sekitar 60-90 menit
  • 4.  Gejala yang ditemukan pada pasien: Lemah dan lesu Pandang berkunang- kunang Tinnitus/ telinga berdenging Pucat yang dapat di deteksi pada telapak tangan, mukosa bibir, konjungtiva dan bantalan kuku Riwayat perdarahan sebelumnya (hematuria, hemoptysis, jumlah pembalut yang di gunakan semasa haid Riwayat konsumsi obat NSAID (non-steroidal anti inflammation drugs) atau kortikosteroid
  • 5.  Gejala spesifik defisiensi besi: Kolonikea (kuku sendok) Atrofi papil lidah Stomatitis angularis Disphagia Pica Bila ditemukan organomegali singkirkan kemungkinan anemia lain
  • 6.  Pemeriksaan darah lengkap: Ditemukan penurunan kadar Hb, mean corpuscular volume (MCV) dan mean corpuscular hemoglobin (MCH)  Apusan darah tepi Ditemukan gambaran mikrositik hipokrom, sel target, sel pensil, poikilocytosis  Profil besi Menurunnya kadar ferritin serum, kadar besi dalam darah, saturasi transferrin sedangkan TIBC (total biding iron capacity) meningkat
  • 7.  Kadar retikulosit menurun  Pada dewasa dengan konsumsi rutin NSAID dan pada pasien pediatric, pemeriksaan feses dianjurkan untuk melihat ada tidaknya perdarahan atau menyingkirkan kemungkinan infeksi cacing
  • 8.  Anemia ditegakkan berdasarkan kadar Hb, temuan laboratorium berupa anemia mikrositik hipokrom dan status besi (kadar besi serum, saturasi transferin, ferritin serum, dan kadar TIBC meningkat)  Jika status besi tidak dapat diperiksa maka diagnosis ditegakkan dengan pemberian 3mg/kgBB/hari besi elemental meningkatkan Hb > 1gr/dL dalam 4 minggu pada anak dengan anemia defisiensi besi ringan (Hb ≥9 gr/dL) atau dalam 2 minggu pada anak dengan anemis defisiensi berat (Hb < 9gr/dL) ATAU pemberian sukfas ferosus PO 3x 200mg meningkatkan Hb >2gr/dL dalam 4 minggu pada orang dewasa
  • 9.  Jika anemia defisiensi zat besi telah ditegakkan maka perlu ditemukan sumber peyebabnya, seperti kekurangan asupan zat besi, parasite, perdarahan, proses tumor
  • 10.  Deplesi besi Cadangan besi menurun tetapi persediaan besi untuk eritropoiesis masih normal  Defisiensi besi cadangan besi tidak ada dan cadangan besi untuk eritropoiesis terganggu tetapi belum terdeteksi secara laboratorium  Anemia defisiensi besi Cadangan besi sudah habis dan terjadi gejala anemia
  • 11. Anemia defisiensi zat besi Anemia akibat penyakit kronik Trait Thalasemia Anemia sideroblastik Derajat anemia Ringan sampai berat Ringan Ringan Ringan sampai berat Mcv Menurun Menurun/normal Menurun Menurun/normal Mch Menurun Menurun/ normal Menurun Menurun/normal Besi serum Menurun <30 Menurun <50 Normal/naik Normal/ naik Tibc Naik >360 Menurun <300 Normal/ menurun Normal/menuru n Saturasi transferin Menurun <15% Menurun/normal 10-20% Naik >20% Naik >20% Besi sum sum tulang Negatif Positif Positif kuat Positif dengan ring sideroblast Protoporfirin eritrosit Naik Naik Normal Normal Feritin serum Menurun <20 µg/L Normal 20-200 µg/L Naik >50 µg/L Naik >50 µg/L Elektroforesis hb Normal Normal Hba2 Normal
  • 12.  Atasi etiologi dari anemia defisiensi besi  Kadar besi elemental adalah 66 mg per 200 mg sulfas ferosus, sebaiknya diberikan sebelum makan, dapat diberikan tambahan vitamin C 2x50 mg untuk meningkatkan penyerapan zat besi
  • 13.  Pemberian utama adalah per oral, namun pada kondisi dibawah ini indikasi parenteral dapat diberikan: 1. Intoleransi besi PO (mual, muntah, dan gastritis) 2. Kepatuhan obat rendah 3. Gangguan pencernaan kambuh bila di beri zat besi per oral 4. Penyerapan besi terganggu 5. Massive bleeding 6. Kebutuhan besi yang banyak 7. Defisiensi besi fungsional relative (pemberian EPO pada pasien penyakit ginjal kronis
  • 14. Anemia Terapi Keterangan Defisiensi besi (dewasa) Sulfas ferrosus PO 3x200 mg Dosis pemeliharaan 100-200 mg/hari Defisiensi besi (anak) Sulfas ferrosus 3-6 mg/kgbb/hari dalam 2 dosis, 30 menit sebelum makan pagi dan malam Selama 4-30 hari setelah hb dan MCV normal, maksimal 5 bulan, dimulai dari dosis terkecil Defisiensi besi (parenteral) Besi sukrosa IM/IV pelan 500-1000mg/ hari Anak: drip 100mg/hari Remaja: drip 200 mg/kali 50 mg besi elemental/ml Bukan pilihan utama namun bila ada indikasi khusus
  • 15. Usia Dosis besi elemental Lama pemberian Bayi BBLR (berat bayi lahir rendah) <2.500 gr 3mg/kgbb/ hari Usia 1 bulan hingga 2 tahun Bayi cukup bulan 2mg/kgbb/hari Usia 4 bulan hingga 2 tahun 2-5 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut- turut tiap tahun 5-12 tahun 1mg/kgbb/hari 2x/minggu selama 3 bulan berturut- turut tiap tahun 12-18 tahun 60 mg/hari 2 kali seminggu selama 3 bulan berturut- turut tiap tahun dosis maksimum bayi ialah 15mg/hari (dosis tunggal); khusus remaja perempuan ditambahkan asam folat
  • 16.  Transfusi diberikan jika Hb ≤6 gr/dL  Infeksi berat  Dehidrasi berat  Rencana menjalani pembiusan untuk operasi besar  Selain itu pasien diedukasi untuk meningkatkan konsumsi daging dan liver
  • 17.  Respon terapi ditandai dengan retikulositosis darah tepi dalam 48-72 jam (mencapai puncak dalam 5-7 hari) dan peningkatan Hb setelah 4-30 hari pengobatan  Beberapa langkah pencegahan ialah: 1. Pendidikan kesehatan dan penyuluhan gizi 2. Pemberantasan infeksi cacing tambang 3. Sanitasi dan hygenitas 4. Pemeriksaan kadar Hb rutin tiap tahun 5. Mempertahankan ASI eksklusif, fortifikasi bahan makanan bayi dengan besi 6. Suplementasi besi diberikan pada kelompok beresiko terutama ibu hamil dengan anjuran zat besi 6mg/ hari
  • 18.  Pada anemia defisiensi besi yang lama pada anak ialah kardiomegali hingga gagal jantung  Trombosis  hipokalemia
  • 19.  Anemia berat (Hb <9gr/dL pada anak dan <7gr/dL pada dewasa)  Dirujuk jika respons terapi tidak adekuat