Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi penyakit jantung pada ibu hamil, persalinan, dan masa nifas serta penatalaksanaannya.
2) Penyakit jantung dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin seperti abortus, prematuritas, dan kematian janin.
3) Pengawasan dan penatalaksanaan penyakit jantung selama kehamilan, persalinan, dan
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
MATERI kehamilan dgn penyakit jantung + askeb
1. TUGAS MATA KULIAH ASKEB IV
KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN,
PERSALINAN DAN NIFAS SERTA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL
DENGAN PENYAKIT JANTUNG
DISUSUN OLEH :
AULISA VIVI ANDRIANI
DIAN VIVAHANA EBEN
GUSTIN DWIASMA WAJIARTI
SARI OKTAVIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
JURUSAN KEBIDANAN ANGKATAN XIII KELAS B
2013
2. 1. PENGERTIAN PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN
Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem
kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita yang sehat, namun
akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung
sebelumnya. Tanpa diagnosis yang akurat dan penanganan yang baik maka penyakit
jantung dalam kehamilan dapat menimbulkan mortalitas ibu yang signifikan.
Peningkatan estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan pembuluh darah
menjadi lebih lebar. Serta terjadi peningkatan volume darah sebesar 25-30% dan
peningkatan sel darah sebanyak 20% dari jumlah sebelum hamil. Sel darah meningkat
sampai 33% tetapi karena peningkatan volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit
dalam darah sehingga menyebabkan viskositas darah berkurang yang disebut dengan
hemodilusi atau pengenceran darah. Hemodilusi atau pseudonemia dapat menyebabkan
anemi fisiologis pada kehamilan .
Banyaknya perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil nampaknya
mempersulit diagnosis kelainan jantung, misalnya bising jantung fisiologis sering
ditemukan pada wanita hamil normal, demikian pula dengan dyspnea dan edem.
Cunningham dkk menyatakan bahwa diagnosis penyakit jantung pada kehamilan jangan
ditegakkan bila tidak ada kelainan yang ditemukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat
menegakkan diagnosis bila memang ada kelainan. Martin dkk (1999) melaporkan bahwa
kelainan jantung merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanita usia 25 –
44 tahun.
Hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah, curah jantung
dan resistensi vaskuler. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara tidak langsung
dengan auskultasi atau secara langsung dengan kateter intra-arterial. Curah jantung dapat
diukur dengan teknik pengenceran melalui vena sentral, teknik doppler, ekokardiografi
dua dimensi atau dengan impedansi elektrik.
Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung.
Denyut jantung dan stroke volume meningkat seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan curah jantung sangat
tergantung pada denyut jantung. Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan
3. awal trimester kedua. Denyut jantung, tekanan darah dan curah jantung akan meningkat
pada saat ada kontraksi uterus. Jadi tiga perubahan hemodinamik utama yang terjadi
dalam masa kehamilan adalah : peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung
dan penurunan resistensi perifer.
Segera setelah persalinan darah dari uterus akan kembali ke sirkulasi sentral. Pada
kehamilan normal, mekanisme kompensasi ini akan melindungi ibu dari efek
hemodinamik yang terjadi akibat perdarahan post partum, namun bila ada kelainan
jantung maka sentralisasi darah yang akut ini akan meningkatkan tekanan pulmoner dan
terjadi kongesti paru. Dalam dua minggu pertama post partum terjadi mobilisasi cairan
ekstra vaskuler dan diuresis. Pada wanita dengan stenosis katup mitral dan kardiomiopati
sering terjadi dekompensasi jantung pada masa mobilisasi cairan post partum. Curah
jantung biasanya akan kembali normal setelah 2 minggu post partum.
Takikardia akan mengurangi pengisian ventrikel kiri, mengurangi perfusi
pembuluh darah koroner pada saat diastol dan secara simultan kemudian meningkatkan
kebutuhan oksigen pada miokardium. Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen akan memicu terjadinya iskemia miokard. Tiga perubahan hemodinamik yang
berhubungan dengan penanganan penyakit jantung adalah : peningkatan curah jantung,
peningkatan denyut jantung dan penurunan resistensi vaskuler.
Pada awal kehamilan terjadi ekspansi aliran darah ginjal dan peningkatan laju
filtrasi glomerulus. Natrium yang difiltrasi meningkat hampir 50%. Meskipun perubahan-
perubahan fisiologis ini akan meningkatkan pengeluaran natrium dan air terjadi pula
peningkatan volume darah sebesar 40-50%. Sistem renin angiotensin akan diaktifkan dan
konsentrasi aldosteron dalam plasma akan meningkat.
Penambahan volume plasma akan menyebabkan penurunan hematokrit dan
merangsang hematopoesis. Massa sel-sel darah merah akan bertambah dari 18 % menjadi
25% tergantung pada cadangan besi tiap individu. Keadaan “anemia fisiologis” ini
biasanya tidak menyebabkan komplikasi pada jantung ibu, namun anemia yang lebih
berat akan meningkatkan kerja jantung dan menyebabkan terjadinya takikardia.
Mikrositosis akibat defisiensi besi dapat memperburuk perfusi pada sistem mikrosirkulasi
penderita polisitemia yang berhubungan dengan penyakit jantung sianotik sebab sel-sel
4. darah merah yang mikrositik sedikit yang dirubah. Keadaan ini membutuhkan suplai besi
dan asam folat.
Kadar albumin serum akan menurun 22 % meskipun massa albumin intravaskuler
bertambah 20% akibatnya terjadi penurunan tekanan onkotik serum dari 20 mmHg
menjadi 19 mmHg. Pada kehamilan normal balans cairan intravaskuler dipertahankan
oleh penurunan tekanan onkotik intertitial, namun bila terjadi peningkatan tekanan
pengisian ventrikel kiri atau bila terjadi gangguan pada pembuluh darah paru maka akan
terjadi edem paru yang dini.
2. DIAGNOSIS
Kebanyakan wanita dengan kelainan jantung telah terdiagnosis sebelum
kehamilan, misalnya pada mereka yang pernah menjalani operasi karena kelainan jantung
kongenital maka akan mudah untuk mendapat informasi yang rinci. Sebaliknya penyakit
jantung pertama kali didiagnosis saat kehamilan bila ada gejala yang dipicu oleh
peningkatan kebutuhan jantung.
Gejala klasik penyakit jantung adalah : palpitasi, sesak nafas, dan nyeri dada.
Berhubung karena gejala ini juga berhubungan dengan kehamilan normal maka perlu
melakukan anamnesis yang cermat untuk menentukan apakah gejala ini sudah tidak
berhubungan dengan kehamilan normal.
Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu dilakukan pada wanita hamil yang
mempunyai : riwayat kelainan jantung, gejala yang melebihi kehamilan normal, bising
patologi, tanda kegagalan jantung pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa
kelainan paru. Pemeriksaan yang paling tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan
kelainan jantung adalah ekokardiografi transtorasik. Pemeriksaan radiografi paru hanya
bermanfaat pada dugaan adanya kegagalan jantung. Pemeriksaan elektokardiografi
(EKG) nampaknya tidak spesifik. Bila ada gejala aritmia jantung yang menetap maka
perlu dilakukan monitor EKG selama 24 jam. Kateterisasi jantung jarang diperlukan
untuk membuat diagnosis penyakit jantung kongenital atau kelainan katup jantung,
namun pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala penyakit jantung koroner akut selama
kehamilan sebab mempunyai paparan radiasi yang kecil sehingga diagnosis dapat
5. ditegakkan lebih dini dan dapat dilakukan revaskularisasi untuk mencegah infark
miokard.
Klasifikasi penyakit jantung (status fungsional) berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan
oleh New York Heart Association pada tahun 1979, sebagai berikut :
- Klas / derajat : Aktivitas biasa tidak terganggu.
- Klas / derajat II : Aktivitas fisik terbatas, namun tidak ada gejala saat istirahat.
- Klas / derajat III : Aktivitas ringan sehari-hari terbatas, timbul sesak atau nyeri,
palpitasi pada aktifitas yang ringan.
- Klas / derajat IV : Gejala timbul pada waktu istirahat, dan terdapat gejala gagal
jantung.
Tabel 1. Beberapa indikator klinik dari penyakit jantung dalam kehamilan :
Gejala
Dyspnea yang progresif atau orthopnea
Batuk pada malam hari
Hemoptisis
Sinkop
Nyeri dada
Tanda-tanda klinik
Sianosis
Clubbing pada jari-jari
Distensi vena di daerah leher yang menetap
Bising sistolik derajat 3/6 atau lebih
Bising diastolik
Kardiomegali
Aritmia persisten
Terpisahnya bunyi jantung dua yang persisten
Adanya kriteria hipertensi pulmonal
6. 3. KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN
DAN NIFAS
Prognosis penyakit jantung dalam kehamilan bagi ibu dan janin, yakni bergantung pada
beratnya penyakit, umur dan penyulit-penyulit lain. Bagi ibu pengawasan pengobatan,
pimpinan persalinan, dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati
larangan, ikut menentukan prognosis. Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-
5%, Angka kematian maternal bagi penderita berat : 15%. Bagi janin, bila penyakit
jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal. Namun pada
penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan terjadi gawat janin.
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :
1) Dapat terjadi abortus.
2) Prematuritas
3) Dismaturitas
4) Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati.
5) Kematian janin dalam rahim (KJDR).
Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
1. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia).
2. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja
jantung yang berat.
3. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,
sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.
5. PENATALAKSANAAN
Peranan bidan selama kehamilan ibu dengan penyakit jantung ini berlangsung sangatlah
penting.
1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal
yang teratur.
7. 2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.
3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika
terdapat anemia, harus diobati.
4. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus
diobati.
5. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan,
dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
6. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1
kali seminggu setelahnya.
7. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
8. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a) Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b) Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28-36 minggu.
c) Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak
kehamilan 28-30 minggu.
d) Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan
kardiolog. Mempertimbangkan penyakit jantung spesifiknya, kondisi ibu
keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada.
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per
vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit
dalam.
a) Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg
intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di
kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
8. b) Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah
jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan. Dalam 20-
30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum
atau forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah
pengawasan beberapa ahli multidisiplin.
c) Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan
lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan
lahir dalam beberapa jam.
d) Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati,
biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.
Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan
jiwanya. Bila hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atau sedini mungkin abortus
buatan medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan
memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV,
pada penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan analgesia epidural. Kelahiran
pervaginam dianjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya.
Keputusan untuk SC juga harus dipertimbangkan.
Pada Masa Nifas :
a) Setelah bayi lahir, pederita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba-
tiba membajiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah.
Perdarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.
b) Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu
setelah bersalin.
Pada masa laktasi :
a) Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II yang
sanggup melakukan kerja fisik.
b) Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV.
9. 6. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG
PADA NY.Y 27 TAHUN G1P0A0, USIA KEHAMILAN 34 MINGGU
Di BPS Midwifery Palangkaraya
Hari/Tanggal : 10-06-2013
Pukul : 08.00 WIB
I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS
Nama ibu : Ny. Yayah Rohayah
Umur : 27 thn
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekarjaan : Karyawati
Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT 01/02
Nama suami : Tn. Udin
Umur : 30 thn
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekarjaan : PNS
Alamat : Jl. Raya PLP No. 23 RT 01
B. ANAMNESA
Pada tanggal :
Pukul : 08.00 WIB
1. Kunjungan ke : VI
2. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan utama :
- Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
- Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri pada daerah dada bagian kiri.
- Ibu sering BAK.
3. Riwayat Psikososial
a. Kehamilan ini :( √ ) Direncanakan
( ) Tidak di rencanakan
( √ ) Diterima
( ) Tidak di terima
b. Perasaan ttg kehamilan ini : Senang
10. c. Emosi saat pengkajian : Stabil
d. Jenis kelamin yg diharapkan : Laki-laki atau perempuan sama saja
e. Status perkawinan :
Perkawinan ke I, Usia menikah 22 thn dgn suami 24 thn, Lama perkawinan 2 thn
Status perkawinan syah.
f. Perilaku kesehatan :
Baik, ibu tidak merokok, tidak minum alkohol dan tidak mengkonsumsi obat obatan
g. Pengambilan keputusan dlm keluarga : ( √ ) Suami ( ) Keluarga
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : 15 thn Teratur/tidak: Teratur
Siklus : 25 hari Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 60 cc Sifat darah : Khas
b. Riwayat kehamilan
HPHT : 09-10-2012
TP : 16-07-2013
Keluhan :
Trimester I : ANC 1 kali, di Puskesmas, Keluhan sering BAK dan mual
Trimester II : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan tidak ada
Trimester III : ANC 2 kali, di Puskesmas, Keluhan kelelahan, sering
pusing, kaki kadang bengkak.
Pergerakan anak pertama kali dirasakan hamil 16 minggu
Pergerakan dalam 24 jam ( ) <10 kali
( √ ) 10 s.d 20 kali
( ) > 20 kali
Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dg frekuensi
( ) < 15 detik
( ) > 15 detik
Bila ada keluhan yang dirasakan : Tidak ada
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tidak ada
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi
7. Riwayat kesehatan
a. Penyakit kronik yang pernah diderita atau keturunan : Ibu pernah menderita
penyakit Jantung
b. Keturunan kembar : ada
8. Riwayat kebiasaan
a. Pola nutrisi
Makan 3 x/hr, dg porsi lebih banyak, menu bervariasi
Minum 7-8 gelas/hari
11. b. Pola eliminasi
BAB 1 x/hr, warna kuning kecoklatan, konsitensi lembek
BAK 5-6 x/hr, warna jernih kekuningan, nyeri saat BAK tidak ada
c. Pola tidur dan istirahat
Ibu mengatakan istirahat baring/tidur siang sekitar 1 jam/hari
Tidur malam 8 jam (pukul 21.00-05.00 WIB)
d. Personal hygiene
Mandi 2 x/hr, keramas 1 x 2 hari, gosok gigi 2 x/hr
Ganti pakaian dalam 3x/hr atau bila terasa lembab
e. Pola latihan dan aktifitas sehari-hari
Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi
f. Pola seksual
Sesuai Kebutuhan
g. Imunisasi TT : ( ) Belum ( √ ) sudah 2x Tgl: I: 09/04/2013 II : 09/05/2013
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : sulit bernafas
2. Tanda vital
o TD : 160/110 mmHg
o Nadi : 70 x/menit
o Pernafasan: 12 x / menit
o Suhu : 38 o
C
3. Lingkar Lengan atas : 24 cm
4. Tinggi badan : 154 cm
5. BB sebelum hamil : 43 kg
6. BB sekarang : 59 kg
7. Kepala dan rambut
Warna rambut : Hitam
Distribusi : Merata
Kekuatan : Tidak rontok
Kebersihan : Tidak berketombe
Keadaan kulit kepala : Sehat
8. Muka
Oedema : Tidak ada
Pucat : Ya
Closma gravidarum : Ada
9. Mata
Conjungtiva : Sedikit pucat
Skelera : Putih
Penglihatan : Baik
10. Mulut
Gigi : Bersih
Gusi : Tidak mudah berdarah
Mukosa bibir : Lembab
11. Telinga
Pengeluaran : Tidak ada
Pendengaran : Baik
12. 12. Hidung
Pengeluaran : Tidak ada
Penciuman : Baik
13. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran kelejar limfe : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
14. Dada
Simetris : Ya
Pergerakan dada : Tidak teratur
15. Mammae
Simetris : Ya
Benjolan : Tidak ada
Hiperpigmentasi areola : Ada
Bentuk payudara : Bulat
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada colostrums
16. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Warna : Sesuai warna kulit ibu
Bekas luka : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Livida
Palpasi
Leopod I : TFU = 3 jari bawh prosesus xipoideus (MD= 29)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790 gram
DJJ : + 155 x/menit
17. Genetalia
a. Vagina
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
Pengeluaran cairan : Tidak ada
Bekas episiotomy : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Chadwick : Tidak ada
b. Anus
Hemoroid : Tidak ada
18. Ekstremitas
a. Tangan
Kuku : Bersih
Oedema : Tidak ada
13. b. Kaki
Varises : Tidak ada
Oedema : Ada
Reflek patella : kanan/kiri +/+
19. Punggung
Lordosis : Ya
Kiposis : Tidak
Skoliosis : Tidak
Ketuk costovertebra : Tidak
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal :
Darah :
HB : 11 grm%
Golongan darah : O
Rhesus : +
Urine :
Protein : -
Reduksi : -
14. II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G1P0A0 hamil 34 minggu janin tunggal, hidup, intra uteri dengan penyakit
jantung.
Data Subjek :
- Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal, mudah lelah
- Ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri.
- Ibu sering BAK
- HPHT : 09-10-2012
Data Objektif :
- Keadaan umum ibu sulit bernafas
- TTV :
o TD : 160/110 mmHg
o Nadi : 70 x/menit
o Pernafasan : 12 x / menit
o Suhu : 38 o
C
- Palpasi :
o Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting.
TFU = 3 jari dibawah px MD = 29 cm
o Leopold II : Teraba keras, memanjang seperti papan di sebelah kiri
(Punggung kiri)
o Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (Presentasi kepala)
o Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul (Divergen)
o TBBJ : 2790 gram
- Auskultasi : DJJ : + 155 x/menit
- Perkusi : Refleks Patella +/+ , Ketuk Costovertebra -/-
- Masalah :
o Ibu mengeluh nyeri pada dada bagian kiri serta mengalami ketidakmampuan
melakukan aktifitas normal
- Kebutuhan :
o KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakit jantung
o Penatalaksanaan penyakit jantung pada ibu hamil
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada ibu : Takikardi
Pada Janin : Gawat Janin, Prematuritas .
15. IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter spesialis jantung untuk penanganan penyakit jantung.
V. INTERVENSI
1. Lakukan komunikasi interpersonal
2. Beritahu hasil pemeriksaan
3. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit jantung
4. Beritahu ibu tentang resiko kehamilan dengan penyakit jantung
5. Rujuk ibu ke rumah sakit
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu, agar tercipta suasana yang nyaman
serta untuk membina hubungan baik dan saling percaya antara ibu dan bidan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwaa keadaan ibu dan janin kurang baik.
Tanda-Tanda Vital :
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 12 x/menit
Suhu : 38 0
C
Palpasi :
Leopold I : TFU = 3 jari dibawah prosesus xipoideus (MD = 29 cm)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790 gram
DJJ : + 155 x/menit
3. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami komplikasi penyakit jantung dan
apabila tidak segera ditangani akan mengganggu kesehatan ibu serta janinnya. Riwayat
penyakit jantung yang ibu miliki sangat berpengaruh pada kehamilan ibu sekarang.
Meningkatnya kebutuhan janin akan oksigen dan nutrisi menyebabkan perubahan-
perubahan yang umum terjadi dalam sistem peredaran darah selama kehamilan seperti
pengenceran darah, peningkatan volume darah, mengakibatkan kerja jantung menjadi
lebih berat, hal ini mampu memperburuk kondisi penyakit jantung yang ibu derita
sebelum hamil.
4. Memberitahu ibu tentang resiko yang akan terjadi pada kehamilan dengan penyakit
jantung seperti :
Dapat terjadi abortus
Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah.
Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati
IUFD : Kematian Janin dalam Kandungan
Resiko ini terjadi akibat dari gangguan pada sirkulasi darah dari ibu ke janin.
16. 5. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis jantung supaya ibu mendapat pengobatan
sesuai dengan kriteria kelas penyakit jantung yang diderita serta penatalaksanaan yang
tepat sehingga tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin.
VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti penjelasan dan saran bidan
3. Ibu bersedia untuk periksa dengan dokter spesialis jantung
17. DAFTAR PUSTAKA
1. Easterling TR, Otto C. Heart disease. In: Gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem
pregnancies. 4 th ed. London: Churchill Livingstone Inc; 2002. p. 1005-30.
2. Cunningham F, MacDonald P, Gant N, Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea.
Cardiovascular diseases. In: Williams obstetrics. 21 st ed. New York: McGraw Hill;
2001. p. 1181-203.
3. Artoni F, Sedyawan J. Kelainan jantung pada kehamilan dan persalinan tahun 2001 di
RSCM. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII POGI; 2002; Malang; 2002.
4. Ratnadewi N, Suardi A. Tinjauan kasus penyakit jantung dalam kehamilan di RSU
Dr.Hasan Sadikin selama 5 tahun (1994-1998). Maj Obstet Ginekol Indones 2000;24
(1):37 - 42.
5. Cole P. Cardiac disease. In: Winn H, Hobbins J, editors. Clinical maternal-fetal medicine.
1 st ed. New York: The Parthenon Publishing Group; 2000. p. 369 - 84.
6. Gei A, Hankins G. Medical complications of pregnancy cardiac disease and pregnancy.
Obstet and gynecol clin 2001;28 (3):1-42.
7. Wiratama K, Suwardewa T. Kehamilan dengan penyakit jantung rematik (pjr) serta
komplikasi stroke hemoragik. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI XI; 1999; Semarang;
1999.