SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Pada uraian terdahulu Anda 
telah membahas konsep dasar asuhan 
kebidanan masa nifas. Kali ini kita ber-jumpa 
lagi dalam modul 3 kegiatan be-lajar 
2. Kegiatan belajar 2 ini memuat 
berbagai kebijakan - kebijakan pemer-intah 
yang ditujukan untuk peningka-tan 
kesehatan ibu dan bayi terutama 
kesehatan ibu nifas. Jika Anda perhati-kan, 
tingginya angka kematian ibu dan 
bayi di Indonesia telah memacu pe-merintah 
pusat khususnya Kementrian 
Kesehatan untuk membuat terobosan 
dan berbagai kebijakan guna mening-katkan 
derajat kesehatan ibu dan bayi. 
Penerapan kebijakan tersebut membu-tuhkan 
koordinasi dan dukungan dari 
berbagai pihak sampai dengan keluar-ga. 
Seperti misalnya kebijakan ten-tang 
Gerakan Sayang Ibu dan Asi ek-sklusif, 
membutuhkan dukungan dari 
berbagi pihak. Ibu yang baru melahir-kan 
difasilitasi oleh sarana kesehatan 
dan petugas kesehatan untuk melaku-kan 
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan 
Rawat Gabung, yang pada akhirnya 
bertujuan menurunkan angka mortal-itas 
dan morbiditas ibu dan bayi. Kebi-jakan 
– kebijakan yang dilakukan oleh 
pemerintah tidak hanya menyoroti 
masalah yang terjadi pada masa nifas, 
akan tetapi seluruh masa reproduk-si 
seorang wanita. Kebijakan tersebut 
melindungi hak hak reproduksi seo-rang 
ibu untuk dapat hamil, bersalin 
dan nifas dalam keadaan normal atau 
fisiologis. Sehingga kebijakan pemer-intah 
pada masa nifas akan saling ber-kaitan 
dengan kebijakan pemerintah 
secara umum. 
Apakah Anda pernah menden-gar 
tentang GSI ? Gerakan ini telah di-lakukan 
pada awal tahun 2000an dan 
sampai sekarang berbagai fasilitas ke-sehatan 
seperti Puskesmas dan Rumah 
Sakit masih menerapkan gerakan say-ang 
ibu ini. Untuk lebih lanjut, silakan 
Anda baca uraian dibawah ini. 
A. Gerakan Sayang Ibu 
Gerakan Sayang Ibu (GSI) mer-upakan 
upaya untuk meningkat-kan 
pemberdayaan perempuan 
dan mempercepat penurunan an-gka 
kematian ibu dan bayi yang 
masih tinggi dan merupakan ger-akan 
masyarakat bekerja sama 
dengan pemerintah. Dengan de-mikian, 
yang dimaksud dengan 
GSI adalah suatu gerakan yang 
dilaksanakan oleh masyarakat 
bekerja sama dengan pemer-intah 
untuk meningkatkan per- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
baikan kualitas hidup perempuan 
(sebagai sumber daya manusia) 
melalui berbagai kegiatan yang 
mempunyai dampak terhadap 
upaya penuruhan angka kema-tian 
ibu karena hamil, melahirkan, 
dan nifas serta kematian bayi. 
GSI yang kegiatannya ditunjang 
oleh Tim Pokja dan Tim Satgas 
GSI diarahkan agar mampu men-dorong 
masyarakat untuk ber-peran 
aktif dan mengembangkan 
potensinya. Kegiatan – kegiatan 
yang dilakukan dalam rangka GSI 
seperti masyarakat melakukan 
pendataan ibu hamil dan mem-berikan 
kode untuk meberi tan-da 
bagi ibu yang berisiko tinggi 
di wilayahnya, melaksanakan KIE 
(Komunikasi, Informasi dan Edu-kasi) 
melalui pengajian dan pen-yuluhan 
pada masyarakat. Ada 
beberapa wilayah yang menye-diakan 
Pondok Sayang Ibu bagi 
ibu yang mau bersalin, meng-galang 
dana bersalin, donor da-rah 
dan ambulan desa yang tidak 
selalu berupa mobil, bisa berupa 
becak, motor bahkan tandu bagi 
wilayah yg tidak bisa dilalui oleh 
kendaraan bermotor. 
Bagaimana strategi yang 
dilakukan guna tercapainya Ger-akan 
sayang ibu? Strategi Pelak-sanaan 
Gerakan Sayang Ibu yang 
dilakukan adalah : 
1. Menerapkan Gerakan Nasi-onal 
Kehamilan yang Aman 
(Making Pregnancy Safer atau 
MPS), yang ditujukan untuk 
memastikan tiga hal berikut 
ini : 
a. Semua ibu hamil dan bayi 
baru lahir harus mempu-nyai 
akses terhadap pe-layanan 
kehamilan, persa-linan 
dan nifas oleh tenaga 
kesehatan yang terampil. 
b. Semua komplikasi obstet-ric 
dan neonatal mendapat 
pelayanan yang memadai. 
c. Setiap perempuan usia 
subur harus mempunyai 
akses terhadap pencega-han 
kehamilan yang tidak 
diinginkan dan penanga-nan 
komplikasi kegugu-ran. 
2. Membangun kemitraan yang 
efektif melalui kerja sama lin-tas 
program, lintas sektor dan 
mitra lainnya untuk melaku-kan 
advokasi guna memak-simalkan 
sumber daya yang 
tersedia. Langkah – langkah 
yang dilakukan antara lain : 
a. Pendekatan kemasyaraka-tan 
GSI dilaksanakan secara 
koordinatif dan integrative 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dengan instansi sektoral 
terkait, organisasi profe-si, 
ormas, organisasi per-empuan, 
organisasi kea-gamaan, 
swasta, LSM dan 
perguruan tinggi. Kemas-yarakatan 
berarti peran 
masyarakat menjadi lang-kah 
utama 
b. Pendekatan desentralisasi 
Pelaksanaan GSI didasar-kan 
pada pelaksanaan UU 
no 22 Tahun 1999 dan 
UU no 25 Tahun 1999 dan 
Peraturan Pemerintah. 
c. Pendekatan kemitraan 
Merupakan dasar 
kepedulian dan peran ser-ta 
kemitraan kerja yang se-jajar 
dan saling mengun-tungkan. 
d. Pendekatan kemandirian 
Mendorong berbagai pi-hak 
agar ikut serta secara 
aktif mengelola GSI atas 
dasar kemandirian. 
e. Pendekatan keluarga 
Sasaran GSI adalah keluar-ga 
secara utuh (suami istri 
dan anggota keluarga yang 
lain) yang mengacu pada 
siklus perkembangan kelu-arga. 
Dengan pendekatan 
ini pemerintah bermaksud 
untuk : 
1) Mendorong pember-dayaan 
perempuan 
dan keluarga melalui 
peningkatan pengeta-huan 
untuk menjamin 
perilaku sehat dan pe-manfaatan 
pelayanan 
kesehatan ibu dan 
bayi baru lahir. 
2) Mendorong keter-libatan 
masyarakat 
dalam menjamin 
penyediaan dan pe-manfaatan 
pelayanan 
kesehatan ibu dan 
bayi baru lahir. 
B. Rawat Gabung / Rooming In 
Dalam pelaksanaann-ya, 
bayi harus selalu berada di 
samping ibu sejak segera setelah 
dilahirkan sampai pulang. Isti-lah 
rawat gabung parsial yang 
dulu banyak dianut, yaitu rawat 
gabung hanya dalam bebera-pa 
jam seharinya, misalnya ha-nya 
siang hari saja, sementara 
pada malam hari bayi dirawat 
di kamar bayi, sekarang tidak 
dibenarkan dan tidak dipakai 
lagi. Rawat gabung merupakan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
lanjutan dari early ambulation 
dimana memungkinkan ibu me-melihara 
anaknya. 
Gambar 1 Rooming in 
Sumber : Varney (2005) 
Tujuan dari rooming in adalah untuk 
mendekatkan ibu kepada bayinya, 
mengajarkan ibu bagaimana cara 
menyusui bayi dengan baik dan 
benar. Selain dari pada tujuan dari 
rooming in adalah sebagai berikut : 
1. Bantuan emosional 
Setelah menunggu selama sembi-lan 
bundan dan setelah lelah dalam 
proses persalinan ibu akan sangat 
senang dan bahadia bila dekat den-gan 
bayinya. Ibu dapat membelai be-lai 
bayi, mendengar tangisnya serta 
memperhatikannya disaat buah hat-inya 
tidur. Hubungan ibu dan bayi ini 
sangat penting ditumbuhkan pada 
saat saat awal dan nayi akan mem-peroleh 
kehangatan tubuh ibu, suara 
ibu, kelembutan dan kasih sayangnya. 
2. Penggunaan ASI 
Dari segala sudut pertim-bangan 
maka ASI adalah 
makanan terbaik bagi bayi 
dan produksi ASI akan ma-kin 
cepat dan makin banyak 
bila menyusui dilakukan ses-egera 
dan sesering mungkin. 
Pada hari – hari pertama 
yang keluar adalah kolos-trum 
yang jumlahnya sedik-it, 
namun bermanfaat untuk 
membentuk kekebalan bayi. 
Kolostrum yang mengand-ung 
antibodi dalam jumlah 
tinggi akan melapisi seluruh 
permukaan mukosa dari sal-uran 
pencernaan bayi dan 
diserap oleh bayi sehingga 
bayi akan mempunyai keke-balan 
yang tinggi. Kekebal-an 
ini akan mencegah infek-si 
terutama terhadap diare. 
Jumlah kolostrum yang se-dikit 
tak perlu dikhawatrikan 
karena kebutuhan bayi ma-sih 
sedikit. 
3. Pencegahan Infeksi 
Pada perawatan bayi yang 
terpisah maka kejadian in-feksi 
silang akan sulit dice-gah. 
Dengan melakukan 
rawat gabung maka infeksi 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
silang dapat dihindari. Per-awatan 
tali pusat juga mu-dah 
dilakukan oleh ibu. Ibu 
dengan mudah mengganti 
pakaian bayi jika basah kare-na 
keringat atau terkena air 
kencing. 
4. Pendidikan Kesehatan 
Pada saat melaksanakan 
rawat gabung dapat diman-faatkan 
untuk memberikan 
pendidikan kesehatan kepa-da 
ibu, terutama primi para. 
Bagaimana teknik menyu-sui, 
memandikan bayi, mer-awat 
tali pusat, perawatan 
payudara dan nasihat makan 
yang baik, merupakan pen-yuluhan 
yang diperlukan ibu. 
Keinginan ibu untuk bangun 
dari tempat tidur, menggen-dong 
bayi dan merawat diri 
akan mempercapet mobil-isasi, 
sehingga ibu akan lebih 
cepat pulih dari persalilnan 
Rawat gabung yang dilaku-kan 
memberikan manfaat tidak 
saja kepada bayi yang baru dila-hirkan 
tetapi juga ibu dan kelu-arganya. 
Manfaat rawat gabung 
ditinjau dari berbagai aspek se-suai 
dengan tujuannya, adalah 
sebagai berikut : 
1. Aspek fisik 
Bila ibu dekat dengan bayinya, 
maka ibu dapat dengan mu-dah 
menjangkau bayinya untuk 
melakukan perawatan sendiri 
dan menyusui setiap saat, ka-pans 
aja bayinya mengingink-an. 
Dengan perawatan sendiri 
dan menyusui sedini mungkin, 
akan mengurangi kemungkinan 
terjadinya infeksi silang dari pa-sien 
lain atau petugas keseha-tan. 
Dengan menyusu dini maka 
ASI pertama keluar yang ber-wana 
kuning atau biasa disebut 
kolostrum dapat memberikan 
kekebalan yang sangat berhar-ga 
bagi bayi. Karena ibu seti-ap 
saat dapat melihat bayinya, 
maka ibu dengan mudah dapat 
mengetahui perubahan-peru-bahan 
yang terjadi pada bayin-ya 
yang mungkin berhubungan 
dengan kesehatannya. 
2. Aspek fisiologis 
Bila ibu dekat dengan bayinya, 
maka bayi akan segera disusui 
dan frekuensinya lebih sering. 
Proses ini merupakan proses fi-siologis 
yang alami, dimana bayi 
mendapat nutrisi alami yang 
paling sesuai dan baik. Untuk 
ibu, dengan menyusui maka 
akan timbul reflek oksitosin 
yang akan membantu proses 
fisiologis involusi rahim. Dis-amping 
itu akan timbbul refleks 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
prolaktin yang akan memacu 
proses produksi ASI. Efek meny-usui 
dalam usaha menjarangkan 
kelahiran telah banyak dipelajari 
di negara berkembang. Secara 
umum ibu akan terlindung dari 
kesuburan sepanjang ia masih 
menyusui dan belum haid., khu-susnya 
bila frekuensi menyusui 
lebih sering dan sama sekali 
tidak menggunakan penggan-ti 
ASI (asi eksklusif). Berbagai 
penelitian menunjukkan bahwa 
daya proteksi menyusui eksklu-sif 
terhadap usaha KB tidak ka-lah 
dnegan alat KB lain. 
3. Aspek psikologis 
Dengan rawat gabung maka 
antara ibu dan bayi akan segera 
terjalin proses lekat (early in-fant 
– mother bonding) akibat 
sentuhan badan antara ibu dan 
bayinya, Hal ini mempunyai 
pengaruh yang besar terhadap 
perkembangan psikologis bayi 
selanjutnya, karena kehangatan 
tubuh ibu merupakan stimulasi 
mental yang mutlak dibutuhkan 
oleh bayi. Dengan pemberian 
ASI kapan saja bayi membutuh-kan, 
akan memberikan kepua-san 
pada ibu bahwa ia dapat 
berfungsi sebagaimana seorang 
ibu dan tidak dapat diganti-kan 
oleh orang lain. Keadaan 
ini memperlancar produksi ASI 
kerena seperti telah diketahui, 
refleks let-down bersifat psiko-somatis. 
Sebaliknya bayi akan 
mendapatkan rasa aman dan 
terlindung, merupakan dasar 
bagi terbentuknya rasa percaya 
pada diri anak. Ibu akan merasa 
bangga karena dapat menyusui 
dan merawat bayinya sendi-ri 
dan bila suami berkunjung, 
akan terasa adanya suatu ikatan 
kesatuan keluarga. 
4. Aspek edukatif 
Dengan rawat gabung, ibu (ter-utama 
yang baru mempunyai 
anak pertama) akan mempu-nyai 
pengalaman yang bergu-na, 
sehingga mampu menyu-sui 
serta merawat bayinya bila 
pulang dari rumah sakit. Selama 
di rumah sakit ibu akan melihat, 
belajar dan mendapat bimbin-gan 
bagaimana cara menyusui 
secara benar, bagaimana cara 
merawat payudara, merawat 
tali pusat, memandikan bayi, 
dsb. Keterampilan ini diharap-kan 
dapat menjadi modal bagi 
ibu untuk merawat bayi dan 
dirinya sendiri setelah pulang 
dari rumah sakit. Disamping 
pendidikan bagi ibu, dapat juga 
dipakai sebagai sarana pendi-dikan 
bagi keluarga, terutama 
suami, dengan cara mengajar-kan 
suami dalam membantu 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
istri untuk proses diatas. Suami 
akan termotivasi untuk mem-beri 
dorongan moral bagi istrin-ya 
agar mau menyusui bayinya. 
Jangan sampai terjadi seorang 
suami melarang istrinya meny-usui 
bayinya karena suami takut 
payudara istrinya akan menja-di 
jelek. Bentuk payudara akan 
berubah karena usia adalah hal 
almin, meskipun dengan meng-gunakan 
kutang penyangga 
yang baik, ditambah dengan 
nutrisi yang baik, dan latihan 
otot – otot dada serta mener-apkan 
posisi yang benar, keta-kutan 
mengendornya payudara 
dapat dikurangi. 
5. Aspek ekonomi 
Dengan rawat gabung maka 
pemberian ASI dapat dilaku-kan 
sedini mungkin. Bagi ru-mah 
bersalin terutama rumah 
sakit pemerintah, hal tersebut 
merupakan suatu penghematan 
anggaran pengeluaran untuk 
pembelian susu formula, botol 
susu, dot serta peralatan lain 
yang dibutuhkan. Beban bidan 
menjadi lebih ringan karena ibu 
berperan besar dalam merawat 
bayinya sendiri, sehingga wak-tu 
terluang dapat dimanfaat-kan 
untuk kegiatan lain. Lama 
perawatan ibu menjadi lebih 
pendek karena involusi rahim 
(proses pengecilan rahim) ter-jadi 
lebih cepat dan memungk-inkan 
tempat tidur digunakan 
untuk penderita lain. Demikian 
pula infeksi nosokomial dapat 
dicegah atau dikurangi, berarti 
penghematan biaya bagi rumah 
sakit maupun keluarga ibu. Bagi 
ibu juga penghematan oleh 
karena lama perawatan menjadi 
singkat. 
6. Aspek medis 
Dengan pelaksaanaan rawat 
gabung maka akan menurunk-an 
terjadinya infeksi nosokomi-al 
pada bayi serta menurunkan 
angka morbiditas dan mortali-tas 
ibu maupun bayi. 
C. ASI Eksklusif 
Sebagaimana yang telah kita keta-hui 
bahwa ASI adalah hak setiap anak. 
Dalam UU Kesehatan no 36 tahun 
2009 hak bayi dijelaskan dalam pasal 
128 ayat 1 yang berbunyi, setiap bayi 
berhak mendapatkan air susu ibu ek-sklusif 
sejak dilahirkan selama 6 (enam) 
bulan, kecuali atas indikasi medis. Se-lain 
itu juga dikuatkan dengan telah 
disyahkannya Peraturan Pemerintah 
no 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklu-sif. 
Dengan UU ini, Anda dapat melihat 
dengan jelas bahwa seorang anak yang 
baru dilahirkan dalam kondisi normal 
– artinya tidak memerlukan tindakan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
khusus- berhak mendapatkan ASI se-cara 
eksklusif. Selama pemberian air 
susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, 
pemerintah daerah, dan masyarakat 
harus mendukung ibu, bayi secara 
penuh dengan penyediaan waktu dan 
fasilitas khusus. 
Seorang ibu nifas sangat mem-butuhkan 
dukungan dari orang-orang 
sekitar terutama dari keluarga sep-erti 
suami, orang tua, atau orang di 
lingkungan kerjanya seperti yang ter-cantum 
pada pasal 128 ayat 3 yang 
berbunyi, “Penyediaan fasilitas khusus 
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 
diadakan di tempat kerja dan tempat 
sarana umum. Pada kenyataannya, be-lum 
banyak dijumpai fasilitas umum 
yang menyediakan tempat khusus 
bagi ibu menyusui ( breastfeeding 
room). Hal tersebut tampaknya belum 
tersosialisasikan pada perkantoran, pe-rusahaan 
- perusahaan, tempat dima-na 
banyak terdapat ibu bekerja yang 
sedang melaksanakan ASI Eksklusif. 
Meninjau pada ayat 3 diatas, perusa-haan 
dapat menyediakan tempat khu-sus 
yang bersih dan nyaman sebagai 
tempat dimana seorang ibu menyusui 
dapat memompa ASInya untuk kemu-dian 
menyimpannya ke dalam botol 
dan diberikan pada bayinya sepulang 
dari bekerja. 
Peran pemerintah pun secara 
tegas dinyatakan dalam pasal 129 ayat 
(1) yang menyatakan bahwa Pemerin-tah 
bertanggung jawab menetapkan 
kebijakan dalam rangka menjamin hak 
bayi untuk mendapatkan air susu ibu 
secara eksklusif. Kebijakan yang berupa 
pembuatan norma, standar, prosedur 
dan kriteria tersebut selanjutkan akan 
diatur dalam PP (pasal 239 ayat(2)) 
Peraturan Pemerintah (PP) no 
33 tahun 2012 yang telah diputuskan 
tanggal 1 Maret 2012 ini berisi tentang 
Pemberian ASI eksklusif. Peraturan pe-merintah 
ini dilahirkan guna menjamin 
pemenuhan hak bayi untuk mendapa-tkan 
sumber makanan terbaik sejak 
dilahirkan sampai berusia 6 bulan, dis-amping 
itu kebijakan ini juga untuk 
melindungi ibu dalam memberikan 
ASI eksklusif kepada bayinya. Di dalam 
peraturan tersebut dibahas mengenai 
Program Inisiasi Menyusu dini (IMD) 
dan ASI Eksklusif. Pengaturan penggu-naan 
susu formulan produk bayi lain-nya, 
sarana menyusui di tampat kerja 
dan sarana umum lainnya, dukungan 
masyarakat , tanggung jawab pemer-intah, 
pemerintah daerah baik provinsi 
maupun kabupaten/kota dalam serta 
pendanaanya. Keberhasilan pemberian 
ASI eksklusif, perlu dukungan berbagai 
pihak mulai dari pemerintah, pemda 
provinsi dan kabupaten / kota, penye-lenggara 
pelayanan kesehatan, tenaga 
kesehatan, masyarakat serta keluarga 
terdekat ibu. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
D. Kunjungan masa nifas 
Seorang ibu yang baru ber-salin 
membutuhkan perawatan 
selama masa nifas. Asuhan 
pada ibu nifas yang diberikan 
oleh seorang bidan dilakukan 
selama kurun waktu 6 minggu. 
Hal ini dilandasi oleh Kebijakan 
program nasional pada masa 
nifas, yaitu paling sedikit 4 kali 
melakukan kunjungan pada 
masa nifas dengan tujuan: 
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan 
bayi 
2. Melakukan pencegahan terhadap 
kemungkinan gangguan kesehatan 
ibu dan bayinya 
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau 
masalah yang terjadi pada masa ni-fas 
4. Menangani komplikasi/masalah 
yang timbul & mengganggu kese-hatan 
ibu nifas serta bayinya 
Asuhan yang diberikan oleh 
tenaga kesehatan sewaktu melaku-kan 
kunjungan nifas memiliki tu-juan 
yang berbeda.Hal ini dapat 
dilihat pada tabel dibawah: 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Tabel 1. Kebijakan kunjungan nifas 
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN 
1 6-8 jam 
s e t e l ah 
pers a l i - 
nan 
a. Mencegah perdarahan karena atonia uteri 
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk 
bila perdarahan berlanjut. 
c. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota 
keluarga bagaimana mencegah perdarahan 
d. Pemberian ASI awal 
e. Membina hubungan baik antara ibu dan bayi baru lahir 
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipoter-mi 
g. Bila petugas kesehatan yang menolong persalinan ia harus 
tinggal dengan ibu dan bayi 2 jam pertama setelah kelahi-ran 
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 
2 6 hari 
s e t e l ah 
pers a l i - 
nan 
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal. 
b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi ,demam atau perdara-han 
abnormal. 
c. Memastikan ibu menyusui baik dan tak memperlihatkan 
tanda-tanda penyulit. 
d. Memberikan konseling KB secara mandiri 
e. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istirahat. 
3 2 minggu 
s e t e l ah 
pers a l i - 
nan 
Sama dengan atas ( 6 hari setelah persalinan ) 
4 6 minggu 
s e t e l ah 
pers a l i - 
nan 
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia 
atau bayi alami. 
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini. 
Sumber : Syaifuddin (2004) 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
E. Jampersal 
Kebijakan pemerintah yang ma-sih 
tergolong baru adalah kebijakan 
Jampersal. Kebijakan ini mulai diber-lakukan 
pada tahun 2012 dan secara 
legal berdasarkan PERMENKES no 
2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang 
Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. 
Kebijakan ini berkaitan dengan ibu 
bersalin dan masa nifas. Untuk lebih 
lanjut, mari kita lihat uraian dibawah 
ini. 
Jampersal adalah jaminan pem-biayaan 
pelayanan persalinan yang 
meliputi pemeriksaan kehamilan, per-tolongan 
persalinan, pelayanan nifas 
termasuk pelayanan KB pasca per-salinan 
dan pelayanan bayi baru lahir 
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan 
di fasilitas kesehatan. 
Program jampersal yang dilaku-kan 
oleh pemerintah ini bertujuan un-tuk 
meningkatkan akses terhadap pe-layanan 
kehamilan, persalinan, nifas, 
bayi baru lahir dan KB pasca persalinan 
yang dilakukan oleh tenaga keseha-tan 
yang kompeten dan berwenang 
di fasilitas kesehatan dalam rangka 
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) 
dan Angka Kematian Bayi (AKB). 
Sasaran yang dijamin oleh Jam-inan 
Persalinan adalah : ibu hamil, ibu 
bersalin, ibu nifas (sampai dengan 42 
hari pasca melahirkan) dan bayi baru 
lahir.Pelayanan nifas (post natal care ) 
pada jaminan persalinan dilakukan se-suai 
dengan tata laksana yang telah di-tentukan. 
Pelayanan nifas (PNC) sesuai 
standar yang dibiayai oleh program ini 
ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir 
yang meliputi pelayanan ibu nifas, pe-layanan 
bayi baru lahir, dan pelayanan 
KB pasca salin. Pelayanan nifas diinte-grasikan 
antara pelayanan ibu nifas, 
bayi baru lahir dan pelayanan KB pasca 
salin. 
Pelayanan ibu nifas dan bayi baru 
lahir dilaksanakan 4 kali, masing mas-ing 
1 kali pada : 
1. Kunjungan pertama untuk Kf1 
dan KN1 ( 6 jam s/d hari ke 2) 
2. Kunjungan kedua untuk KN2 
(hari ke 3 s/d hari ke 7) 
3. Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan 
KN3 ( hari ke 8 s/d hari ke 28) 
4. Kunjungan keempat untuk Kf3 
(hari ke 29 s/d hari ke 42) 
Sekarang kita telah sampai pada akhir 
kegiatan belajar 2. Setelah mempelajari 
KB 2 ini, apakah Anda sudah paham 
? Bila masih ada keraguan, silahkan 
Anda ulangi lagi untuk mempelajarin-ya 
kembali. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Rangkuman 
Gerakan Sayang Ibu (GSI) ada-lah 
suatu gerakan yang dilaksanakan 
oleh masyarakat bekerja sama dengan 
pemerintah untuk meningkatkan per-baikan 
kualitas hidup perempuan (se-bagai 
sumber daya manusia) melalui 
berbagai kegiatan yang mempunyai 
dampak terhadap upaya penuruhan 
angka kematian ibu karena hamil, 
melahirkan, dan nifas serta kematian 
bayi. 
Strategi Gerakan Sayang Ibu 
adalah menerapkan Gerakan Nasional 
Kehamilan yang Aman dan memba-ngun 
kemitraan yang efektif melalui 
pendekatan kemasyarakatan, desen-tralisasi, 
kemitraan, kemandirian dan 
keluarga. 
Rawat gabung (rooming in) 
ialah suatu sistem perawatan dimana 
bayi serta ibu dirawat dalam satu unit 
yang bertujuan untuk mendekatkan 
ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu 
bagaimana cara menyusui bayi dengan 
baik dan benar. Adapun manfaat rawat 
gabung dapat ditinjau dari berbagai 
aspek seperti aspek fisik, fisiologis, psi-kologis, 
edukatif, ekonomi dan medis 
Peraturan Pemerintah (PP) no 
33 tahun 2012 yang telah diputus-kan 
tanggal 1 Maret 2012 berisi ten-tang 
Pemberian ASI eksklusif. Tujuan 
diterbitkannya PP ini adalah untuk 
menjamin pemenuhan hak bayi untuk 
mendapatkan sumber makanan ter-baik 
sejak dilahirkan sampai berusia 6 
bulan, disamping itu kebijakan ini juga 
untuk melindungi ibu dalam memberi-kan 
ASI eksklusif kepada bayinya. 
Asuhan pada ibu nifas yang 
diberikan oleh seorang bidan dilaku-kan 
selama kurun waktu 6 minggu. Hal 
ini dilandasi oleh Kebijakan program 
nasional pada masa nifas, yaitu paling 
sedikit 4 kali melakukan kunjungan 
pada masa nifas dengan tujuan un-tuk 
Menilai kondisi kesehatan ibu dan 
bayi, Melakukan pencegahan terhadap 
kemungkinan adanya gangguan kes-ehatan 
ibu dan bayinya, Mendeteksi 
adanya komplikasi atau masalah yang 
terjadi pada masa nifas dan Menangani 
komplikasi atau masalah yang timbul 
dan mengganggu kesehatan ibu nifas 
maupun bayinya. 
Jampersal adalah jaminan 
pembiayaan pelayanan persalinan 
yang meliputi pemeriksaan kehami-lan, 
pertolongan persalinan, pelayanan 
nifas termasuk pelayanan KB pasca 
persalinan dan pelayanan bayi baru 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
lahir yang dilakukan oleh tenaga kese-hatan 
di fasilitas kesehatan. Jampersal 
bertujuan untuk meningkatkan akses 
terhadap pelayanan kehamilan, per-salinan, 
nifas, bayi baru lahir dan KB 
pasca persalinan yang dilakukan oleh 
tenaga kesehatan yang kompeten dan 
berwenang di fasilitas kesehatan da-lam 
rangka menurunkan Angka Kema-tian 
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi 
(AKB). 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14

More Related Content

What's hot

Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyafitri fitriani
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Nagita Devi
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamilOperator Warnet Vast Raha
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaMonica Fermanda
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu NifasDokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifaspjj_kemenkes
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasBayu Fijrie
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scheri damanik
 

What's hot (20)

Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu NifasDokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 

Viewers also liked

Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifaspjj_kemenkes
 
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
 
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab pjj_kemenkes
 
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananKb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananpjj_kemenkes
 
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...Dokter Tekno
 
Pedoman Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penilaian Monitoring dan EvaluasiPedoman Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penilaian Monitoring dan EvaluasiDadang Solihin
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesiaNenk Wikwik
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusiapjj_kemenkes
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARDayu Agung Dewi Sawitri
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)Afdan Rojabi
 
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Cut Ampon Lambiheue
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
 

Viewers also liked (15)

Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
 
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
 
Studi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asiStudi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asi
 
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
Makalah tuntunan agama islam terhadap ibu nifas, kebersihan mandi, ibadah, ma...
 
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
 
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidananKb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
Kb 3 peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
 
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
 
Pedoman Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penilaian Monitoring dan EvaluasiPedoman Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penilaian Monitoring dan Evaluasi
 
Program kia di indonesia
Program kia di indonesiaProgram kia di indonesia
Program kia di indonesia
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
 
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)Pasangan Usia Subur (PUS)  Dan  Wanita Usia Subur (WUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) Dan Wanita Usia Subur (WUS)
 
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014 Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
Format Panduan Buku Kerja Bidan di Desa Tahun 2014
 
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
 
Kerangka acuan
Kerangka acuan Kerangka acuan
Kerangka acuan
 

Similar to Pendidikan Kesehatan Ibu dan Bayi

Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1pjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptx
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptxPPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptx
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptxHariyantoDuri
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxMilda58
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomipjj_kemenkes
 
7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docxholipah2
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
 

Similar to Pendidikan Kesehatan Ibu dan Bayi (20)

Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Makalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidananMakalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidanan
 
8.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 18.keluarga berencana 1
8.keluarga berencana 1
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptx
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptxPPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptx
PPT PROPOSAL SRI INDIRYANI.pptx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
BAB I Mery skripsi.docx
BAB I Mery skripsi.docxBAB I Mery skripsi.docx
BAB I Mery skripsi.docx
 
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
 
Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
 
Promkes
PromkesPromkes
Promkes
 
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomiFaktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx7 KAK KB.docx
7 KAK KB.docx
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Pendidikan Kesehatan Ibu dan Bayi

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Pada uraian terdahulu Anda telah membahas konsep dasar asuhan kebidanan masa nifas. Kali ini kita ber-jumpa lagi dalam modul 3 kegiatan be-lajar 2. Kegiatan belajar 2 ini memuat berbagai kebijakan - kebijakan pemer-intah yang ditujukan untuk peningka-tan kesehatan ibu dan bayi terutama kesehatan ibu nifas. Jika Anda perhati-kan, tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia telah memacu pe-merintah pusat khususnya Kementrian Kesehatan untuk membuat terobosan dan berbagai kebijakan guna mening-katkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Penerapan kebijakan tersebut membu-tuhkan koordinasi dan dukungan dari berbagai pihak sampai dengan keluar-ga. Seperti misalnya kebijakan ten-tang Gerakan Sayang Ibu dan Asi ek-sklusif, membutuhkan dukungan dari berbagi pihak. Ibu yang baru melahir-kan difasilitasi oleh sarana kesehatan dan petugas kesehatan untuk melaku-kan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung, yang pada akhirnya bertujuan menurunkan angka mortal-itas dan morbiditas ibu dan bayi. Kebi-jakan – kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya menyoroti masalah yang terjadi pada masa nifas, akan tetapi seluruh masa reproduk-si seorang wanita. Kebijakan tersebut melindungi hak hak reproduksi seo-rang ibu untuk dapat hamil, bersalin dan nifas dalam keadaan normal atau fisiologis. Sehingga kebijakan pemer-intah pada masa nifas akan saling ber-kaitan dengan kebijakan pemerintah secara umum. Apakah Anda pernah menden-gar tentang GSI ? Gerakan ini telah di-lakukan pada awal tahun 2000an dan sampai sekarang berbagai fasilitas ke-sehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit masih menerapkan gerakan say-ang ibu ini. Untuk lebih lanjut, silakan Anda baca uraian dibawah ini. A. Gerakan Sayang Ibu Gerakan Sayang Ibu (GSI) mer-upakan upaya untuk meningkat-kan pemberdayaan perempuan dan mempercepat penurunan an-gka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi dan merupakan ger-akan masyarakat bekerja sama dengan pemerintah. Dengan de-mikian, yang dimaksud dengan GSI adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bekerja sama dengan pemer-intah untuk meningkatkan per- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan baikan kualitas hidup perempuan (sebagai sumber daya manusia) melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penuruhan angka kema-tian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas serta kematian bayi. GSI yang kegiatannya ditunjang oleh Tim Pokja dan Tim Satgas GSI diarahkan agar mampu men-dorong masyarakat untuk ber-peran aktif dan mengembangkan potensinya. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka GSI seperti masyarakat melakukan pendataan ibu hamil dan mem-berikan kode untuk meberi tan-da bagi ibu yang berisiko tinggi di wilayahnya, melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edu-kasi) melalui pengajian dan pen-yuluhan pada masyarakat. Ada beberapa wilayah yang menye-diakan Pondok Sayang Ibu bagi ibu yang mau bersalin, meng-galang dana bersalin, donor da-rah dan ambulan desa yang tidak selalu berupa mobil, bisa berupa becak, motor bahkan tandu bagi wilayah yg tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Bagaimana strategi yang dilakukan guna tercapainya Ger-akan sayang ibu? Strategi Pelak-sanaan Gerakan Sayang Ibu yang dilakukan adalah : 1. Menerapkan Gerakan Nasi-onal Kehamilan yang Aman (Making Pregnancy Safer atau MPS), yang ditujukan untuk memastikan tiga hal berikut ini : a. Semua ibu hamil dan bayi baru lahir harus mempu-nyai akses terhadap pe-layanan kehamilan, persa-linan dan nifas oleh tenaga kesehatan yang terampil. b. Semua komplikasi obstet-ric dan neonatal mendapat pelayanan yang memadai. c. Setiap perempuan usia subur harus mempunyai akses terhadap pencega-han kehamilan yang tidak diinginkan dan penanga-nan komplikasi kegugu-ran. 2. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lin-tas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melaku-kan advokasi guna memak-simalkan sumber daya yang tersedia. Langkah – langkah yang dilakukan antara lain : a. Pendekatan kemasyaraka-tan GSI dilaksanakan secara koordinatif dan integrative Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 3
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dengan instansi sektoral terkait, organisasi profe-si, ormas, organisasi per-empuan, organisasi kea-gamaan, swasta, LSM dan perguruan tinggi. Kemas-yarakatan berarti peran masyarakat menjadi lang-kah utama b. Pendekatan desentralisasi Pelaksanaan GSI didasar-kan pada pelaksanaan UU no 22 Tahun 1999 dan UU no 25 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah. c. Pendekatan kemitraan Merupakan dasar kepedulian dan peran ser-ta kemitraan kerja yang se-jajar dan saling mengun-tungkan. d. Pendekatan kemandirian Mendorong berbagai pi-hak agar ikut serta secara aktif mengelola GSI atas dasar kemandirian. e. Pendekatan keluarga Sasaran GSI adalah keluar-ga secara utuh (suami istri dan anggota keluarga yang lain) yang mengacu pada siklus perkembangan kelu-arga. Dengan pendekatan ini pemerintah bermaksud untuk : 1) Mendorong pember-dayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengeta-huan untuk menjamin perilaku sehat dan pe-manfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. 2) Mendorong keter-libatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pe-manfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. B. Rawat Gabung / Rooming In Dalam pelaksanaann-ya, bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Isti-lah rawat gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya dalam bebera-pa jam seharinya, misalnya ha-nya siang hari saja, sementara pada malam hari bayi dirawat di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. Rawat gabung merupakan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan lanjutan dari early ambulation dimana memungkinkan ibu me-melihara anaknya. Gambar 1 Rooming in Sumber : Varney (2005) Tujuan dari rooming in adalah untuk mendekatkan ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu bagaimana cara menyusui bayi dengan baik dan benar. Selain dari pada tujuan dari rooming in adalah sebagai berikut : 1. Bantuan emosional Setelah menunggu selama sembi-lan bundan dan setelah lelah dalam proses persalinan ibu akan sangat senang dan bahadia bila dekat den-gan bayinya. Ibu dapat membelai be-lai bayi, mendengar tangisnya serta memperhatikannya disaat buah hat-inya tidur. Hubungan ibu dan bayi ini sangat penting ditumbuhkan pada saat saat awal dan nayi akan mem-peroleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya. 2. Penggunaan ASI Dari segala sudut pertim-bangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan produksi ASI akan ma-kin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan ses-egera dan sesering mungkin. Pada hari – hari pertama yang keluar adalah kolos-trum yang jumlahnya sedik-it, namun bermanfaat untuk membentuk kekebalan bayi. Kolostrum yang mengand-ung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan mukosa dari sal-uran pencernaan bayi dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai keke-balan yang tinggi. Kekebal-an ini akan mencegah infek-si terutama terhadap diare. Jumlah kolostrum yang se-dikit tak perlu dikhawatrikan karena kebutuhan bayi ma-sih sedikit. 3. Pencegahan Infeksi Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian in-feksi silang akan sulit dice-gah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 5
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan silang dapat dihindari. Per-awatan tali pusat juga mu-dah dilakukan oleh ibu. Ibu dengan mudah mengganti pakaian bayi jika basah kare-na keringat atau terkena air kencing. 4. Pendidikan Kesehatan Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat diman-faatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepa-da ibu, terutama primi para. Bagaimana teknik menyu-sui, memandikan bayi, mer-awat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makan yang baik, merupakan pen-yuluhan yang diperlukan ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggen-dong bayi dan merawat diri akan mempercapet mobil-isasi, sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari persalilnan Rawat gabung yang dilaku-kan memberikan manfaat tidak saja kepada bayi yang baru dila-hirkan tetapi juga ibu dan kelu-arganya. Manfaat rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek se-suai dengan tujuannya, adalah sebagai berikut : 1. Aspek fisik Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mu-dah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, ka-pans aja bayinya mengingink-an. Dengan perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pa-sien lain atau petugas keseha-tan. Dengan menyusu dini maka ASI pertama keluar yang ber-wana kuning atau biasa disebut kolostrum dapat memberikan kekebalan yang sangat berhar-ga bagi bayi. Karena ibu seti-ap saat dapat melihat bayinya, maka ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan-peru-bahan yang terjadi pada bayin-ya yang mungkin berhubungan dengan kesehatannya. 2. Aspek fisiologis Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fi-siologis yang alami, dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul reflek oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Dis-amping itu akan timbbul refleks Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI. Efek meny-usui dalam usaha menjarangkan kelahiran telah banyak dipelajari di negara berkembang. Secara umum ibu akan terlindung dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid., khu-susnya bila frekuensi menyusui lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan penggan-ti ASI (asi eksklusif). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya proteksi menyusui eksklu-sif terhadap usaha KB tidak ka-lah dnegan alat KB lain. 3. Aspek psikologis Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early in-fant – mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya, Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian ASI kapan saja bayi membutuh-kan, akan memberikan kepua-san pada ibu bahwa ia dapat berfungsi sebagaimana seorang ibu dan tidak dapat diganti-kan oleh orang lain. Keadaan ini memperlancar produksi ASI kerena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat psiko-somatis. Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendi-ri dan bila suami berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan kesatuan keluarga. 4. Aspek edukatif Dengan rawat gabung, ibu (ter-utama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempu-nyai pengalaman yang bergu-na, sehingga mampu menyu-sui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbin-gan bagaimana cara menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, memandikan bayi, dsb. Keterampilan ini diharap-kan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Disamping pendidikan bagi ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendi-dikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara mengajar-kan suami dalam membantu Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 7
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan istri untuk proses diatas. Suami akan termotivasi untuk mem-beri dorongan moral bagi istrin-ya agar mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi seorang suami melarang istrinya meny-usui bayinya karena suami takut payudara istrinya akan menja-di jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia adalah hal almin, meskipun dengan meng-gunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan nutrisi yang baik, dan latihan otot – otot dada serta mener-apkan posisi yang benar, keta-kutan mengendornya payudara dapat dikurangi. 5. Aspek ekonomi Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilaku-kan sedini mungkin. Bagi ru-mah bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan. Beban bidan menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri, sehingga wak-tu terluang dapat dimanfaat-kan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim (proses pengecilan rahim) ter-jadi lebih cepat dan memungk-inkan tempat tidur digunakan untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi, berarti penghematan biaya bagi rumah sakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan oleh karena lama perawatan menjadi singkat. 6. Aspek medis Dengan pelaksaanaan rawat gabung maka akan menurunk-an terjadinya infeksi nosokomi-al pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortali-tas ibu maupun bayi. C. ASI Eksklusif Sebagaimana yang telah kita keta-hui bahwa ASI adalah hak setiap anak. Dalam UU Kesehatan no 36 tahun 2009 hak bayi dijelaskan dalam pasal 128 ayat 1 yang berbunyi, setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu ek-sklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Se-lain itu juga dikuatkan dengan telah disyahkannya Peraturan Pemerintah no 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklu-sif. Dengan UU ini, Anda dapat melihat dengan jelas bahwa seorang anak yang baru dilahirkan dalam kondisi normal – artinya tidak memerlukan tindakan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 8
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan khusus- berhak mendapatkan ASI se-cara eksklusif. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu, bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Seorang ibu nifas sangat mem-butuhkan dukungan dari orang-orang sekitar terutama dari keluarga sep-erti suami, orang tua, atau orang di lingkungan kerjanya seperti yang ter-cantum pada pasal 128 ayat 3 yang berbunyi, “Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pada kenyataannya, be-lum banyak dijumpai fasilitas umum yang menyediakan tempat khusus bagi ibu menyusui ( breastfeeding room). Hal tersebut tampaknya belum tersosialisasikan pada perkantoran, pe-rusahaan - perusahaan, tempat dima-na banyak terdapat ibu bekerja yang sedang melaksanakan ASI Eksklusif. Meninjau pada ayat 3 diatas, perusa-haan dapat menyediakan tempat khu-sus yang bersih dan nyaman sebagai tempat dimana seorang ibu menyusui dapat memompa ASInya untuk kemu-dian menyimpannya ke dalam botol dan diberikan pada bayinya sepulang dari bekerja. Peran pemerintah pun secara tegas dinyatakan dalam pasal 129 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pemerin-tah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif. Kebijakan yang berupa pembuatan norma, standar, prosedur dan kriteria tersebut selanjutkan akan diatur dalam PP (pasal 239 ayat(2)) Peraturan Pemerintah (PP) no 33 tahun 2012 yang telah diputuskan tanggal 1 Maret 2012 ini berisi tentang Pemberian ASI eksklusif. Peraturan pe-merintah ini dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapa-tkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, dis-amping itu kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Di dalam peraturan tersebut dibahas mengenai Program Inisiasi Menyusu dini (IMD) dan ASI Eksklusif. Pengaturan penggu-naan susu formulan produk bayi lain-nya, sarana menyusui di tampat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan masyarakat , tanggung jawab pemer-intah, pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam serta pendanaanya. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah, pemda provinsi dan kabupaten / kota, penye-lenggara pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, masyarakat serta keluarga terdekat ibu. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 9
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan D. Kunjungan masa nifas Seorang ibu yang baru ber-salin membutuhkan perawatan selama masa nifas. Asuhan pada ibu nifas yang diberikan oleh seorang bidan dilakukan selama kurun waktu 6 minggu. Hal ini dilandasi oleh Kebijakan program nasional pada masa nifas, yaitu paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas dengan tujuan: 1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi 2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan gangguan kesehatan ibu dan bayinya 3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa ni-fas 4. Menangani komplikasi/masalah yang timbul & mengganggu kese-hatan ibu nifas serta bayinya Asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sewaktu melaku-kan kunjungan nifas memiliki tu-juan yang berbeda.Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah: Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Tabel 1. Kebijakan kunjungan nifas KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN 1 6-8 jam s e t e l ah pers a l i - nan a. Mencegah perdarahan karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan d. Pemberian ASI awal e. Membina hubungan baik antara ibu dan bayi baru lahir f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipoter-mi g. Bila petugas kesehatan yang menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi 2 jam pertama setelah kelahi-ran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 2 6 hari s e t e l ah pers a l i - nan a. Memastikan involusi uteri berjalan normal. b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi ,demam atau perdara-han abnormal. c. Memastikan ibu menyusui baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. d. Memberikan konseling KB secara mandiri e. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istirahat. 3 2 minggu s e t e l ah pers a l i - nan Sama dengan atas ( 6 hari setelah persalinan ) 4 6 minggu s e t e l ah pers a l i - nan a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami. b. Memberikan konseling untuk KB secara dini. Sumber : Syaifuddin (2004) Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 11
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan E. Jampersal Kebijakan pemerintah yang ma-sih tergolong baru adalah kebijakan Jampersal. Kebijakan ini mulai diber-lakukan pada tahun 2012 dan secara legal berdasarkan PERMENKES no 2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Kebijakan ini berkaitan dengan ibu bersalin dan masa nifas. Untuk lebih lanjut, mari kita lihat uraian dibawah ini. Jampersal adalah jaminan pem-biayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, per-tolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca per-salinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Program jampersal yang dilaku-kan oleh pemerintah ini bertujuan un-tuk meningkatkan akses terhadap pe-layanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga keseha-tan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sasaran yang dijamin oleh Jam-inan Persalinan adalah : ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (sampai dengan 42 hari pasca melahirkan) dan bayi baru lahir.Pelayanan nifas (post natal care ) pada jaminan persalinan dilakukan se-suai dengan tata laksana yang telah di-tentukan. Pelayanan nifas (PNC) sesuai standar yang dibiayai oleh program ini ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibu nifas, pe-layanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin. Pelayanan nifas diinte-grasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir dan pelayanan KB pasca salin. Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing mas-ing 1 kali pada : 1. Kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 ( 6 jam s/d hari ke 2) 2. Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke 3 s/d hari ke 7) 3. Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 ( hari ke 8 s/d hari ke 28) 4. Kunjungan keempat untuk Kf3 (hari ke 29 s/d hari ke 42) Sekarang kita telah sampai pada akhir kegiatan belajar 2. Setelah mempelajari KB 2 ini, apakah Anda sudah paham ? Bila masih ada keraguan, silahkan Anda ulangi lagi untuk mempelajarin-ya kembali. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Rangkuman Gerakan Sayang Ibu (GSI) ada-lah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan per-baikan kualitas hidup perempuan (se-bagai sumber daya manusia) melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penuruhan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas serta kematian bayi. Strategi Gerakan Sayang Ibu adalah menerapkan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman dan memba-ngun kemitraan yang efektif melalui pendekatan kemasyarakatan, desen-tralisasi, kemitraan, kemandirian dan keluarga. Rawat gabung (rooming in) ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit yang bertujuan untuk mendekatkan ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu bagaimana cara menyusui bayi dengan baik dan benar. Adapun manfaat rawat gabung dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti aspek fisik, fisiologis, psi-kologis, edukatif, ekonomi dan medis Peraturan Pemerintah (PP) no 33 tahun 2012 yang telah diputus-kan tanggal 1 Maret 2012 berisi ten-tang Pemberian ASI eksklusif. Tujuan diterbitkannya PP ini adalah untuk menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan ter-baik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, disamping itu kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberi-kan ASI eksklusif kepada bayinya. Asuhan pada ibu nifas yang diberikan oleh seorang bidan dilaku-kan selama kurun waktu 6 minggu. Hal ini dilandasi oleh Kebijakan program nasional pada masa nifas, yaitu paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas dengan tujuan un-tuk Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kes-ehatan ibu dan bayinya, Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas dan Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehami-lan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Akhir Modul 13
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan lahir yang dilakukan oleh tenaga kese-hatan di fasilitas kesehatan. Jampersal bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan kehamilan, per-salinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan da-lam rangka menurunkan Angka Kema-tian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 14