Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
HARGA POKOK PROSES
1. HARGA POKOK PROSES
TANPA PDP AWAL
NAMA KELOMPOK :
KA – 2B
FENNY NUR HANDAYANI (10)
RAHMAWATI ULFAH (18)
RIZKI NOVALIASARI (19)
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk
standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan
adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya printah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka
waktu tertentu.
3. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses
dengan Harga Pokok Pesanan
Dalam metode harga pokok proses, biaya yang
dibebankan kepada produk/jasa diklasifikasikan
menurut aktivitas yang dikonsumsi oleh produk/jasa
yang bersangkutan.
1. Pengumpulan Biaya Produksi
2. Perhitungan Harga Pokok Per Satuan
3. Penggolongan Biaya Produksi
4. Unsur yang digolongkan dalam Biaya Overhead
Pabrik
4. Manfaat Informasi Harga Pokok
Produksi
Dalam perusahaan yang berproduksi massa,
informasi harga pokok produksi yang dihitung
untuk jangka waktu tertentu bermanfaat untuk :
9. 4.Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk
Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan
Dalam Neraca.
10. Metode HP.Proses – Tanpa Memperhitungkan
Persediaan Produk dalam Proses Awal
1. Metode harga pokok proses yang ditetapkan dalam
perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu
departemen.
2. Metode harga pokok proses yang ditetapkan dalam
perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan HP.Produksi per satuan, dengan
asumsi :
1. Produk hilang pada awal proses
2. Produk hilang pada akhir proses
11. Metode HP.Proses
Produk melalui satu departemen
(TIDAK ADA BDP AWAL)
Contoh soal : PT Witoelar mengolah produknya
secara massa melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan
januari 20XX adalah
12.
13. Bagaimana menghitung harga pokok produk jadi
yang transfer ke gudang dan harga pokok persediaan
produk dalam proses yang pada akhir bulan belum
selesai diproduksi.
14.
15.
16.
17. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:
Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku Rp5.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp5.000.000
2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
Barang Dalam Proses Biaya Bhn. Penolong Rp7.500.000
Persediaan Bahan Penolong Rp7.500.000
3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:
Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Rp11.250.000
Gaji dan Upah Rp11.250.000
4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:
Barang Dalam Proses Biaya Ov. Pabrik Rp16.125.000
Berbagai Rekening yang dikredit Rp16.125.000
18. 5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang:
Persediaan Produk Jadi Rp35.000.000
Barang Dalam Proses Biaya Baku Rp 4.000.000*
Barang Dalam Proses Biaya Bhn. Baku 6.000.000*
Barang Dalam Proses Biaya Tng. Kerja 10.000.000*
Barang Dalam Proses Biaya Ov. Pabrik 15.000.000*
* Produk jadi x Biaya per satuan
6. Jurnal untuk mencatat pokok persediaan produk dalam proses yang
belum selesai diolah pada akhir bulan Januari 20XX
Persediaan Produk Dalam Proses Rp 4.875.000
Barang Dalam Proses Biaya Baku Rp 1.000.000
Barang Dalam Proses Biaya Bhn. Baku 1.500.000
Barang Dalam Proses Biaya Tng. Kerja 1.250.000
Barang Dalam Proses Biaya Ov. Pabrik 1.125.000
19. METODE HARGA POKOK PROSES-PRODUK DIOLAH
MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
• Perhitungan biaya produksinya sama dengan perhitungan
biaya produksi untuk satu departemen
• Perhitungan biaya produksinya bersifat komulatif
• Harga pokok produk yang dihasilkan terdiri dari : Biaya
produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya dan
Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen
setelah departemen pertama.
20. Contoh perhitungan biaya produksi per satuan,
jika produk diolah melalui dua departemen
produksi
Berikut ini adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
selama bulan februari 200X oleh PT. Tiara Permata
yang mengolah produknya melalui dua departemen (A
& B)
21. Data biaya produksi departemen A & B
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 35,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 24,000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 6,000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Februari 200X :
B.Bahan Baku Rp 70,000 Rp 0
B.Tenaga Kerja 155,000 270,000
B.FOH 248,000 405,000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
B.Bahan Baku 100 % -
B.Konversi 20 % 50 %
22. Perhitungan HP.Per Satuan departemen A
Unsur Unit
Total
Biaya
Biaya Produksi Ekuivalensi
(1) (3)
Biaya Produksi
Per Satuan
(2) (4) = (2) : (3)
Bahan Baku Rp 70,000 35,000 Rp 2
B Tenaga Kerja 155,000 31,000 5
FOH 248,000 31,000 8
Total Rp 473,000 Rp 15
23. Perhitungan Hp.Produk Selesai
Yang Ditransfer Ke Departemen B
Dan Persediaan Produk Dalam Proses
HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:
30,000 X 15 Rp 450,000
Harga pokok persediaan dalam proses akhir:
Biaya bahan baku 100 % 5,000 X Rp 2 = Rp 10,000
Biaya tenaga kerja 20 % 5,000 X Rp 5 = 5,000
Biaya FOH 20 % 5,000 X Rp 8 = 8,000
23,000
Jumlah biaya produksi bulan Februari 200X Rp 473,000
24. Laporan Biaya Produksi Departemen A
35,000 kg
30,000 kg
5,000 kg
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 35,000 kg
Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X
Total Per kg
Biaya BB Rp 70,000 Rp 2
Biaya TK 155,000 5
Biaya FOH 248,000 8
Jumlah Rp 473,000 Rp 15
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B
30,000 kg @ Rp 15 Rp 450,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 10,000
Biaya TK 5,000
Biaya FOH 8,000
23,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 473,000
25. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 70,000
Persediaan BB Rp 70,000
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A Rp 155,000
Gaji & Upah Rp 155,000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A Rp 248,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 248,000
26. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen A
4. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk Jadi yang ditransfer ke Dep.B:
Persediaan produk jadi Rp 450,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000 *
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000 *
* Produk jadi X Biaya per satuan
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. A pada akhir bulan Februari 2006:
Persediaan produk dalam proses Rp 23,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 10,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 5,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 8,000
27. Perhitungan HP.Per Satuan departemen B
Unsur Unit
Total Biaya Produksi
Biaya Per Satuan
Biaya Produksi Ekuivalensi
(1) (3)
(2) (4) = (2) : (3)
B Tenaga Kerja 270,000 27,000 10
FOH 405,000 27,000 15
Total Rp 675,000 Rp 25
28. Perhitungan Hp.Produk Jadi
Dan Produk Dalam Proses Departemen B
HP.produk selesai yg ditransfer ke Dep.B:
HP.dari Departemen A 24,000 X 15 Rp 360,000
Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:
24,000 X 25 600,000
Total HP.Produk jadi yang ditransfer ke gudang
24,000 X 40 Rp 960,000
HP.dari Departemen A 6,000 X 15 Rp 90,000
Biaya yg ditambahkan oleh Departemen B:
Biaya TK 50 % 6,000 X Rp 10 = Rp 30,000
Biaya FOH 50 % 6,000 X Rp 15 = 45,000
Rp 75,000
Rp 165,000
Rp 1,125,000
Harga pokok persediaan dalam proses akhir:
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan Februari 200X
29. Laporan Biaya Produksi Departemen B
30,000 kg
24,000 kg
6,000 kg
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Februari 200X
Data Produksi
Diterima dari Departemen A
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 30,000 kg
Biaya yang dibebankan Dep B dalam bulan Februari 200X
Total Per kg
Harga Pokok dari departemen A 30,000 kg Rp 450,000 Rp 15
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 270,000 10
Biaya FOH 405,000 15
Jumlah Biaya yang ditambahkan Departemen B Rp 675,000 Rp 25
Total biaya kumulatif Departemen B Rp 1,125,000 Rp 40
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke gudang :
24,000 kg @ Rp 40 Rp 960,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga Pokok dari departemen A 15 X 6,000 90,000
Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 30,000
Biaya FOH 45,000
165,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. B bulan Februari 200X Rp 1,125,000
30. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B
1. Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari Departemen A:#
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 450,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.A Rp 60,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.A 150,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.A 240,000
# Lihat Jurnal Departemen A
2. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B Rp 270,000
Gaji & Upah Rp 270,000
3. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik :
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B Rp 405,000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 405,000
31. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Departemen B
4. Jurnal untuk mencatat HP.Produk Jadi yang ditransfer oleh Dep.B ke gudang:
Persediaan produk jadi Rp 960,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 360,000 *
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 240,000 **
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 360,000 ***
* Produk jadi X HP.Produksi per kg dari Departemen A
** Produk jadi X BTK yang ditambahkan oleh Departemen B
*** Produk jadi X BFOH yang ditambahkan oleh Departemen B
5. Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum
selesai diolah Dep. B pada akhir bulan Februari 200X:
Persediaan produk dalam proses-Dep. B Rp 165,000
Brg.Dlm.Proses-BBB Dep.B Rp 90,000
Brg.Dlm.Proses-BTK Dep.B 30,000
Brg.Dlm.Proses-B.FOH Dep.B 45,000
32. Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses Terhadap
Perhitungan HP.Produk Per Satuan
Tidak semua produk yang diolah dapat
menjadi produk yang baik dan memenuhi
standart yang ditetapkan, ada kemungkinan
terjadinya produk yang hilang
Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :
* Hilang di awal proses
* Hilang di akhir proses
33. Produk Hilang di awal proses
PT. TIARA PERMATA
DATA PRODUKSI DAN BIAYA DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam proses 1,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Gudang
Produk dalam proses akhir bulan 400 kg
Penyelesaian sbb :
B.Bahan Baku& Penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg -
B.Bahan Penolong 60 % biaya konversi 50 % -
100 kg
Produk hilang pada awal proses 100 kg 200 kg
34. Produk Hilang di awal proses
BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A DAN DEPARTEMEN B
Departemen A Departemen B
B.Bahan Baku Rp 22,500 Rp -
B.Bahan Penolong 26,100 16,100
B.Tenaga Kerja 35,100 22,500
B.FOH 46,800 24,750
Jumlah Biaya Produksi Rp 130,500 Rp 63,350
35. Perhitungan biaya produksi per unit Departemen A
Jumlah produk yang dihasilkan Departemen A Biaya produksi
departemen A
Biaya per kg produk
yang dihasilkan oleh
departemen A
Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)
Biaya bahan baku 700kg + 100% x 200kg = 900kg Rp 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong 700kg + 100% x 200kg = 900kg 26.100 29
Biaya tenaga kerja 700kg + 40% x 200kg = 780kg 35.100 45
Biaya overhead pabrik 700kg + 40% x 200kg = 780kg 46.800 60
Rp130.500 Rp 159
Karena produk yang hilang terjadi di awal proses, maka produk tersebut tidak ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan . Akibatnya biaya produksi per kg
produk yang dihasikan menjadi lebih tinggi.
36. Perhitungan biaya produksi Departemen B
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Departemen B
700 kg x Rp 159 Rp 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (200kg) Rp5.000
Biaya bahan baku 200kg x 100% x Rp25 5.000
Biaya bahan penolong 200kg x 100% x Rp29 5.800
Biaya tenaga kerja 200kg x 40% x Rp45 3.600
Biaya overhead pabrik 200kg x 40% x Rp60 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi departemen A 130.500
37. Laporan Biaya Produksi Dep. A bulan Februari 200X
Produk Hilang diawal Proses
PT Tiara Permata
Laporan Biaya Produksi departemen A
Bulan Februari 200X
Data produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1000kg
Produk selesai yang di trasfer ke Departemen B 700kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian; biaya bahan baku dan penolong 100%; biaya
konversi 40%
200kg
Produk yang hilang diawal proses 100kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen A Total Per kg
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp 25
Biaya bahan penolong 26.500 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah biaya produksi departemen A 130.500 Rp159
Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Departemen B
700 kg x Rp 159
Rp111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan
(200kg) :
Biaya bahan baku Rp5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi departemen A Rp130.500
38. Produk yang Hilang pada Awal Proses di Departemen
setelah Departemen Pertama
Produk yang
hilang pada awal
proses,
yang terjadi di
departemen
setelah
departemen
produksi pertama
(1) Harga pokok per satuan produk yang
berasal dari departemen sebelumnya
(2) Harga pokok produksi per satuan
yang ditambahkan dalam departemen
dimana produk yag hilang tersebut
terjadi
39. • Karena HP.Produksi di departemen ‘setelah’ departemen pertama dihitung
secara ‘kumulatif’, Maka terjadinya produk yang ‘hilang’ di departemen B
sebanyak 200kg mengakibatkan kenaikan HP.Produksi per satuan produk
yang berasal dari departemen A.
• HP.Produk selesai (Dep.A) : Rp.111.300
• Produk Dep.A : 700kg Produk
• Produk hilang diawal proses (Dep.B) : 200kg
• Perhitungan penyesuaian HP. Per unit dari Dep.A ???
40. Gambar 3.17 - Perhitungan Penyesuaian HP.Per unit dari Dept.A
HP.produksi per satuan produk yg berasal dari Dept.A Rp.111.300 : 700 Rp.159,00
HP.produksi per satuan produk yg berasal dari Dept.A setelah
adanya produk yg hilang dlm proses Dept.B sebanyak 200kg
adalah Rp.111.300 : ( 700kg - 200kg ) Rp. 222,6
Penyesuaian HP.produksi per satuan produk yg berasal dari Dept.A Rp. 63,60
Contoh Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah
departemen pertama mempunyai dampak terhadap (1) HP. Per satuan produk yang
berasal dari depatemen sebelumnya
41. Gambar 3.18 – Perhitungan HP.produksi per satuan yang ditambahkan di Dept.B
Jumlah Produk yang Dihasilkan oleh
Dept.B (unit ekuivalensi)
Jumlah biaya Produksi
yang Ditambahkan di
Dept.B
Biaya per kg yang
Ditambahkan
Dept.B
Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Penolong 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg Rp.16.100 Rp.35
Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg = 450 kg 22.500 50
Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 % x 100 kg = 450 kg 24.750 50
Rp.63.350 Rp.140
Contoh Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di departemen setelah
departemen pertama mempunyai dampak terhadap (2) HP. Produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen dimana produk yang hilang tersebut terjadi
42. Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang dan pokok yang masih
dalam proses pada akhir bulan disajikan dalam Gambar 3.19
Gambar 3.19 Perhitungan Biaya Produksi Departemen B Bulan Januari 19XI
HP. Produk selesai yg ditransfer
ke gudang 400 kg @ Rp.362,60 Rp.145.040
HP. Persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg)
Harga pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp.222,60 Rp.22.260
Biaya bahan baku : 100 kg x 60% x Rp.35 2.100
Biaya tenaga kerja: 100 kg x 50% x Rp.50 2.500
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50% x Rp.55 2.750
Rp. 29.610
Jumlah biaya kumulatif dalam Dept.B Rp.174.650
43. Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang Pada Akhir Proses
Terhadap Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan
Contoh 4
PT Eliona Sari memiliki sua departemen produksi untuk menghasilkan produknya:
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua departemen
tersebut untuk bulan Januari 19X1 disajikan dalam Gambar 3.21
Gambar 3.21 – Data Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 19X1
Departemen
A
Departemen
B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg -
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir tahun, dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut:
B. bahan baku & penolong 100% biaya konversi 400% 200 kg -
B. bahan penolong 60%, biaya konversi 50% - 100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg
44. Menurut catatan bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan
selama bulan Januari 19X1 disajikan dalam Gambar 3.22
Gambar 3.22 – Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B Bulan Januari 19X1
Departemen A Departemen B
Biaya Bahan Baku Rp.22.500 Rp. -
Biaya Bahan Penolong 26.100 16.100
Biaya Tenaga Kerja 35.100 22.500
Biaya Overhead Pabrik 46.800 24.750
Jumlah Biaya Produksi Rp.130.500 Rp.63.350
45. Perhitungan Harga Pokok Produk di Departemen A
Gambar 3.23 - Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen A Bulan Januari 19X1
Jumlah Produk yang Dihasilkan
oleh Dept.A (unit ekuivalensi)
Jumlah biaya Produksi
yang Dept.A
(Rp)
Biaya per kg
Produk Dihasilkan
Dept.A (Rp)
Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)
Biaya bahan baku 700 kg + 100% x 200 kg + 100 kg
= 1000 kg
22.500 22,50
Biaya Bahan Penolong 700 kg + 100% x 200 kg + 100 =
1000 kg
26.100 26,10
Biaya tenaga kerja 700 kg + 40% x 200 kg + 100 =
880 kg
35.100 39,89
Biaya overhead pabrik 700 kg + 40 % x 200 kg + 100 =
880 kg
46.800 53,18
Rp.130.500 Rp.141,67
Karena produk yang hilang terjadi pada akhir proses, maka produk tersebut sudah ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh Departemen A dalam bulan januari
19XI
46. Perhitungan HP. Produk selesai yang ditransfer ke departemen B dan persediaan produk
dalam proses akhir dalam Departemen A disajikan dalam Gambar 3.24
Gambar 3.24 - Perhitungan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 19XI
HP Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 x Rp.141,67 Rp.99.169,00
Penyesuaian HP produk selesai krn adanya produk yang hilang
Pada akhir proses : 100 x Rp.141,67 Rp.14.167,00
HP produk selesai yang ditransfer ke Dept. B
stlh disesuaikan 700 x Rp.161,91* Rp113.334,40
HP persediaan produk dalam proses akhir
Bulan (200 kg) :
B. Bahan Baku : 200 kg x100% x Rp.22,50 = Rp. 4.500,00
B. Bahan Penolong : 200 kg x100% x Rp.26,10 = Rp. 5.220,00 .
B. Tenaga Kerja : 200 kg x 40% x Rp.39,89 = Rp.3.191,20 .
B. overhead : 200 kg x 40% x Rp.53,18 = Rp. 4.254,40
Rp.17.165,60
Jumlah Biaya prodksi Deprtemen A Rp. 130.500
47. Produk yang Hilang pada Akhir Proses di Departemen setelah
Departemen Pertama
Tidak seperti halnya dengan produk yang hilang pada awal proses di departemen
produksi kedua, dan seterusnya, Produk yang Hilang pada Akhir Proses di
Departemen setelah Departemen Pertama hanya berakibat pada ‘harga pokok
per satuan’ yang ditransfer ke Departemen berikutnya atau gudang.
Perhitungan HP produksi per satuan yang ditambahkan di Departemen B
Gambar 3.26 – Perhitungan biaya produksi per satuan Departemen B bulan januari
19XI
Jumlah Produk yang Dihasilkan oleh
Dept.B (unit ekuivalensi)
Jumlah biaya Produksi
yang Ditambahkan di
Dept.B
Biaya per kg yang
Ditambahkan
Dept.B
Jenis Biaya (1) (2) (2) : (1)
Biaya Bahan Penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 = 660
kg
Rp.16.100 Rp.24,39
Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 = 650
kg
22.500 34,62
Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 = 650
kg
24.750 38,08
Rp.63.350 Rp.97,09
48. Gambar 3.27 – Perhitungan bbiaya produksi Departemen B bulan
januari 19XI
HP. Produk selesai yg ditransfer ke gudang :
HP dari Dept. A : 400 kg @ Rp.161,91 Rp.145.040
HP yg ditambahkan dlm Dept. B : 400kg x RP.97,09 38.836
HP produk yg hilang pd akhir proses : 200 kg x (Rp.161,91 – Rp.97,09) 51.800
HP produk selesai yg ditransfer ke gudang : 400 kg x Rp.388,50* Rp.155.400
HP. Persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg)
Harga pokok dari Departemen A : 100 kg x Rp161,91 Rp.16.191
Biaya bahan baku : 100 kg x 50% x Rp.24,39 1.219,50
Biaya tenaga kerja: 100 kg x 50% x Rp.34,62 1.731
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50% x Rp.38,08 1.904
Rp. 21.045,50
Jumlah biaya kumulatif dalam Dept.B Rp.176.445,50