2. Penyusunan tarif biaya overhead
per departemen
Alokasi biaya overhead
departemen pembantu ke
departemen prodksi
Perhitungan tarif pembebanan
biaya overhead per departemen
Metode alokasi langsung
Metode alokasi bertahap
Metode alokasi kontinyu
Metode aljabar
Metode urutan alokasi
yang diatur
3. Penyusunan tarif biaya
overhead per departemen
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas
yang direncanakan untuk tahun anggaran
b. Penaksiran biaya overhead tak langsung departemen
c. Distribusi biaya overhead tak langsung departemen ke departemen-
departemen yang menikmati mamfaatnya
d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen
Biaya tak langsung departemen Dasar distribusi
Biaya depresiasi gedung
Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung
Gaji pengawas departemen
Biaya angkut bahan baku
Pajak bumi dan bangunan (PBB)
Meter persegi luas lantai
Meter persegi luas lantai
Jumlah karyawan
Biaya bahan baku
Perbandingan harga pokok aktiva
tetap dalam tiap departemen atau
perbandingan meter persegi luas
lantai
4. Metode
Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead
departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap
departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini
digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja
dan tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa
departemen pembantu lainnya.
6. Metode Alokasi
Metode Langsung
Dept. Pro Dept. Pemb
Metode Bertahap
Dept. Pro Dept. Pemb
Metode Aljabar
Dept. Pro Dept. Pemb
1
2
3 Y
X 1
2
3
X
Y
1
2
3 Y
X
7. Contoh
Perusahaan A memiliki 2 dept. Produksi dan 2 dept.
Pembantu :
Dept. Produksi : Dept. Pembantu :
A = Rp 100.000 X = Rp 50.000
B = Rp 150.000 Y = Rp 75.000
Metode Langsung :
X ke A = 25% Y ke A = 30%
X ke B = 75% Y ke B = 70%
8. Metode Langsung
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
X 12.250 37.750 (50.000) 0----
Y 22.500 52.500 ------ (75.000)
134.750 239.250 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B
YX
Inilah yang dipakai untuk penentuan
tarif dengan membagi dasar
pembabanan
9. Nex
Misalnya :
Dept Produksi A menggunakan jam TKL 100 jam
Dept Produksi B menggunakan jam mesin 200 jam
Tarif BOP Dept A = 134.750/100 jam = 1.347,5/jam
Dept B = 239.250/200 jam = 1.201/jam
10. Metode Bertahap
X ke A = 25% Y ke X = 20% Y ke B = 50%
X ke B = 75% Y ke A = 30%
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
Y 22.500 37.500 15.000 (75.000)
X 16.250 48.750 (65.000) ------
138.750 236.250 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B X Y
11. Metode Aljabar
X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45%
Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50%
Persamaan :
X = 50.000 + 20% (Y)
Y = 75.000 + 10% (X)
X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X))
X = 50.000 + 15.000 + 0,02X
X = 65.000 + 0,02X
0,98X = 65.000
X = 65.000/0,98 = 66.326
12. Nex
Y = 75.000 + 10% (66.326)
Y = 75.000 + 6.632,6
Y = 81.632,6
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
Y 24.489 40.816 16.326 (81.632)
X 29.846 29.846 (66.326) 6.632
154.335 220.662 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B X Y
13. Metode Aljabar
X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45%
Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50%
Persamaan :
X = 50.000 + 20% (Y)
Y = 75.000 + 10% (X)
X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X))
X = 50.000 + 15.000 + 0,02X
X = 65.000 + 0,02X
0,98X = 65.000
X = 65.000/0,98 = 66.326
14. PT. Eliana Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1
(dalam ribuan rupiah)
Jenis BOP Departemen Produksi Departemen Pembantu
Jumlah A B X Y Z
BOP Langsung departemen
Biaya bahan penolong 1450 550 750 50 75 25
Biaya bahan bakar 1000 - - - 1000 -
Bia. tenaga krj tak lansung 2000 750 800 200 150 100
Bia. Kesjhtraan karyawan 655 250 300 50 30 25
Bia. Rprsi & pemlhran mesin1375 400 500 300 100 75
--------------------------------------------------------------------------
Jmlh BOP lang. departemen6480 1950 2350 600 1355 225
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen
Biaya depresiasi gedung 400 100 120 76 40 64
Biaya asuransi gedung 500 125 150 95 50 80
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen 900 225 270 171 90 144
--------------------------------------------------------------------------
Jumlah BOP 7380 2175 2620 771 1445 369
===========================================
15. Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai
Manfaat Biaya Luas Lantai (m2) ((b) : 8.000) x 100%
(a) (b) (c) ______
Departemen A 2.000 25%
Departemen B 2.400 30%
Departemen X 1.520 19%
Departemen Y 800 10%
Departemen Z 1.280 16%
Jumlah 8.000 100%
PT Eliana Sari
Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh
Departemen Produksi
Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B
Departemen Pembantu X 75% 25%
Departemen Pembantu Y 45% 55%
Departemen Pembantu Z 60% 40%
==========================================================
16. PT Eliana Sari
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y Z
Jumlah BOP langsung &
tak langsung Departemen 2.175 2.620 771 1.445 369
Alokasi BOP Departemen X 578,25 192,75 (771)
Alokasi BOP Departemen Y 650,25 794,75 (1.445)
Alokasi BOP Departemen Z 221,40 147,60 (369)
---------------------------------------------------------------------
Jumlah Alokasi BOP dari
departemen pembantu 1449,9 1.135,10 0 0 0
--------------------------------=====================
Jumlah biaya departemen
produksi setelah meneima
alokasi biaya dari departemen
pembantu 3.624,90 3.755,10
17. Metode
Alokasi Bertahap
Metode alokasi kontinyu
Metode aljabar
Metode urutan alokasi yang diatur
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan
transfer jasa timbal balik antar departemen-
departemen pembantu
18. Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen-departemen pembantu
Biaya overhead tak
langsung departemen
Departemen pembantu Departemen produksi
Dep. X
Dep. Y
Dep. Z
Dep. A
Dep. B
Produk
Distribusi
Distribusi
Alokasi
Pembebanan
Pembebanan
19. Dalam metode ini, biaya
overhead pabrik departemen
pembantu yang saling
memberikan jasa secara terus
menerus, sehingga jumlah
biaya overhead yang belum
dialokasikan menjadi tidak
berarti.
20. Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen
pembantu dan produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai
berikut:
Departemen produksi
Departemen A Rp. 9.000.000
Departemen B Rp. 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X Rp. 3.000.000
Departemen Y Rp. 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai
berikut:
Dipakai di u
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B
Jasa Departemen X 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% 45% 35%
21. Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi
kontinyu tampak dalam tabel berikut ini:
Departemen X Departemen Y
BOP lang. & tak lang. departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Alokasi BOP Departemen X*) (3.000.000) 300.000
Rp. 0 Rp. 5.300.000
Alokasi BOP Departemen Y 1.060.000 (5.300.000)
Rp. 1.060.000 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (1.060.000) 106.000
Rp. 0 Rp. 106.000
Alokasi BOP Departemen Y 21.200 (106.000)
Rp. 21.200 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (21.200) 2.120
Rp. 0 Rp. 2.120
Alokasi BOP Departemen Y 424 (2.120)
Rp. 424 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (424) 42
Rp. 0 Rp. 42
Alokasi BOP Departemen Y 8 (42)
Rp. 8 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (8) 1
Rp. 0 Rp. 1
22. Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari
departemen Y adalah sebesar Rp 4.081.632 (yaitu Rp 3.000.000 + Rp
1.060.000 + Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8), sedangkan jumlah biaya overhead
departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X adalah
sebesar Rp 5.408.163 (yaitu Rp 5.000.000 + Rp 300.000 + Rp 106.000 + Rp
2.120 + Rp 42 + Rp 1).
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan
alokasi biaya overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam
tabel berikut ini :
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. X Dep. Y Dep A Dep. B
BOP
langsung dan
tidak langsung
departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp.15.000.000
Alokasi BOP
departemen X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508
Alokasi BOP
departemen Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857
Rp. 0 Rp. 0 Rp.14.086.734 Rp.17.913.265
g
23. Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan:
x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y
y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X
Oleh karena itu:
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:
x = 3.000.000 + 0,20 y
x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 Y)
x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,20 x
x – 0,20 x = 4.000.000
0,98 x = 4.000.000
x = 4.000.000/0,98
= 4.081.633
y = 5.000.000 + 1,10 x
= 5.000.000 + 408.163
y = 5.408.163
24. Metode urutan alokasi yang diatur
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:
1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian
rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead
departemen pembantu adalah sebagai berikut:
Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak
dipakai oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan
yang pertama.
Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya
overhead dalam masing-masing departemen pembantu.
Contoh : Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen
pembantu yang dianggarkan untuk tahun 19X1 adalah sebagai
berikut : Departemen A Rp 15.000.000, Departemen B Rp
17.500.000 dan Departemen C Rp 10.000.000. Urutan alokasi
biaya overhead dapat diatur sebagai berikut : pertama
departemen B, kedua Departemen A dan yang terakhir
Departemen C.
25. Metode urutan alokasi yang diatur
Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari
departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi
biaya overhead.
4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman
umum berikut ini :
Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya
overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila
jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan
alokasi biaya overhead ke dalamnya.
26. Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y
(1)
(1)
(2)
(3) (3)
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y
27. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus
ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead pabrik yang terjadi
sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun
anggaran.
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar
distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
28. 3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen
pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu
penentuan tarif biaya overhead pabrik. Dasar alokasi yang digunakan
adalah data yang dikumpulkan pada langkah ke 2.
4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap
departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk
berdasarkan tarif.
5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.
29. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka.
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
3. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik
30. Untuk pengendalian biaya dan penentuan
harga pokok produk secara teliti, perlu
diadakan departementalisasi biaya overhead
pabrik dan penentuan tarif biaya overhead
pabrik per departemen produksi. Penentuan
tarif biaya overhead pabrik per departemen ini
sangat diperlukan dalam perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan, yang
produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi