SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Penyusunan tarif biaya overhead
per departemen
Alokasi biaya overhead
departemen pembantu ke
departemen prodksi
Perhitungan tarif pembebanan
biaya overhead per departemen
Metode alokasi langsung
Metode alokasi bertahap
Metode alokasi kontinyu
Metode aljabar
Metode urutan alokasi
yang diatur
Penyusunan tarif biaya
overhead per departemen
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas
yang direncanakan untuk tahun anggaran
b. Penaksiran biaya overhead tak langsung departemen
c. Distribusi biaya overhead tak langsung departemen ke departemen-
departemen yang menikmati mamfaatnya
d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen
Biaya tak langsung departemen Dasar distribusi
Biaya depresiasi gedung
Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung
Gaji pengawas departemen
Biaya angkut bahan baku
Pajak bumi dan bangunan (PBB)
Meter persegi luas lantai
Meter persegi luas lantai
Jumlah karyawan
Biaya bahan baku
Perbandingan harga pokok aktiva
tetap dalam tiap departemen atau
perbandingan meter persegi luas
lantai
Metode
Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead
departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap
departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini
digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja
dan tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa
departemen pembantu lainnya.
Akuntansi BOP
dialokasikan
METODE ALOKASI
Metode Langsung Metode Bertahap Metode Aljabar
Dept.
PembantuDept. Produksi
1
2
3 X
Y
Metode Alokasi
Metode Langsung
Dept. Pro Dept. Pemb
Metode Bertahap
Dept. Pro Dept. Pemb
Metode Aljabar
Dept. Pro Dept. Pemb
1
2
3 Y
X 1
2
3
X
Y
1
2
3 Y
X
Contoh
Perusahaan A memiliki 2 dept. Produksi dan 2 dept.
Pembantu :
Dept. Produksi : Dept. Pembantu :
A = Rp 100.000 X = Rp 50.000
B = Rp 150.000 Y = Rp 75.000
Metode Langsung :
X ke A = 25% Y ke A = 30%
X ke B = 75% Y ke B = 70%
Metode Langsung
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
X 12.250 37.750 (50.000) 0----
Y 22.500 52.500 ------ (75.000)
134.750 239.250 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B
YX
Inilah yang dipakai untuk penentuan
tarif dengan membagi dasar
pembabanan
Nex
Misalnya :
Dept Produksi A menggunakan jam TKL 100 jam
Dept Produksi B menggunakan jam mesin 200 jam
Tarif BOP Dept A = 134.750/100 jam = 1.347,5/jam
Dept B = 239.250/200 jam = 1.201/jam
Metode Bertahap
X ke A = 25% Y ke X = 20% Y ke B = 50%
X ke B = 75% Y ke A = 30%
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
Y 22.500 37.500 15.000 (75.000)
X 16.250 48.750 (65.000) ------
138.750 236.250 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B X Y
Metode Aljabar
X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45%
Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50%
Persamaan :
X = 50.000 + 20% (Y)
Y = 75.000 + 10% (X)
X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X))
X = 50.000 + 15.000 + 0,02X
X = 65.000 + 0,02X
0,98X = 65.000
X = 65.000/0,98 = 66.326
Nex
Y = 75.000 + 10% (66.326)
Y = 75.000 + 6.632,6
Y = 81.632,6
BOP 100.000 150.000 50.000 75.000
Y 24.489 40.816 16.326 (81.632)
X 29.846 29.846 (66.326) 6.632
154.335 220.662 0 0
Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B X Y
Metode Aljabar
X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45%
Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50%
Persamaan :
X = 50.000 + 20% (Y)
Y = 75.000 + 10% (X)
X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X))
X = 50.000 + 15.000 + 0,02X
X = 65.000 + 0,02X
0,98X = 65.000
X = 65.000/0,98 = 66.326
PT. Eliana Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1
(dalam ribuan rupiah)
Jenis BOP Departemen Produksi Departemen Pembantu
Jumlah A B X Y Z
BOP Langsung departemen
Biaya bahan penolong 1450 550 750 50 75 25
Biaya bahan bakar 1000 - - - 1000 -
Bia. tenaga krj tak lansung 2000 750 800 200 150 100
Bia. Kesjhtraan karyawan 655 250 300 50 30 25
Bia. Rprsi & pemlhran mesin1375 400 500 300 100 75
--------------------------------------------------------------------------
Jmlh BOP lang. departemen6480 1950 2350 600 1355 225
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen
Biaya depresiasi gedung 400 100 120 76 40 64
Biaya asuransi gedung 500 125 150 95 50 80
--------------------------------------------------------------------------
BOP tak lang. departemen 900 225 270 171 90 144
--------------------------------------------------------------------------
Jumlah BOP 7380 2175 2620 771 1445 369
===========================================
Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai
Manfaat Biaya Luas Lantai (m2) ((b) : 8.000) x 100%
(a) (b) (c) ______
Departemen A 2.000 25%
Departemen B 2.400 30%
Departemen X 1.520 19%
Departemen Y 800 10%
Departemen Z 1.280 16%
Jumlah 8.000 100%
PT Eliana Sari
Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh
Departemen Produksi
Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B
Departemen Pembantu X 75% 25%
Departemen Pembantu Y 45% 55%
Departemen Pembantu Z 60% 40%
==========================================================
PT Eliana Sari
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y Z
Jumlah BOP langsung &
tak langsung Departemen 2.175 2.620 771 1.445 369
Alokasi BOP Departemen X 578,25 192,75 (771)
Alokasi BOP Departemen Y 650,25 794,75 (1.445)
Alokasi BOP Departemen Z 221,40 147,60 (369)
---------------------------------------------------------------------
Jumlah Alokasi BOP dari
departemen pembantu 1449,9 1.135,10 0 0 0
--------------------------------=====================
Jumlah biaya departemen
produksi setelah meneima
alokasi biaya dari departemen
pembantu 3.624,90 3.755,10
Metode
Alokasi Bertahap
Metode alokasi kontinyu
Metode aljabar
Metode urutan alokasi yang diatur
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan
transfer jasa timbal balik antar departemen-
departemen pembantu
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen-departemen pembantu
Biaya overhead tak
langsung departemen
Departemen pembantu Departemen produksi
Dep. X
Dep. Y
Dep. Z
Dep. A
Dep. B
Produk
Distribusi
Distribusi
Alokasi
Pembebanan
Pembebanan
Dalam metode ini, biaya
overhead pabrik departemen
pembantu yang saling
memberikan jasa secara terus
menerus, sehingga jumlah
biaya overhead yang belum
dialokasikan menjadi tidak
berarti.
Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen
pembantu dan produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai
berikut:
Departemen produksi
Departemen A Rp. 9.000.000
Departemen B Rp. 15.000.000
Departemen pembantu
Departemen X Rp. 3.000.000
Departemen Y Rp. 5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai
berikut:
Dipakai di u
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B
Jasa Departemen X 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% 45% 35%
Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi
kontinyu tampak dalam tabel berikut ini:
Departemen X Departemen Y
BOP lang. & tak lang. departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Alokasi BOP Departemen X*) (3.000.000) 300.000
Rp. 0 Rp. 5.300.000
Alokasi BOP Departemen Y 1.060.000 (5.300.000)
Rp. 1.060.000 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (1.060.000) 106.000
Rp. 0 Rp. 106.000
Alokasi BOP Departemen Y 21.200 (106.000)
Rp. 21.200 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (21.200) 2.120
Rp. 0 Rp. 2.120
Alokasi BOP Departemen Y 424 (2.120)
Rp. 424 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (424) 42
Rp. 0 Rp. 42
Alokasi BOP Departemen Y 8 (42)
Rp. 8 Rp. 0
Alokasi BOP Departemen X (8) 1
Rp. 0 Rp. 1
Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari
departemen Y adalah sebesar Rp 4.081.632 (yaitu Rp 3.000.000 + Rp
1.060.000 + Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8), sedangkan jumlah biaya overhead
departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X adalah
sebesar Rp 5.408.163 (yaitu Rp 5.000.000 + Rp 300.000 + Rp 106.000 + Rp
2.120 + Rp 42 + Rp 1).
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan
alokasi biaya overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam
tabel berikut ini :
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. X Dep. Y Dep A Dep. B
BOP
langsung dan
tidak langsung
departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp.15.000.000
Alokasi BOP
departemen X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508
Alokasi BOP
departemen Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857
Rp. 0 Rp. 0 Rp.14.086.734 Rp.17.913.265
g
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan:
x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y
y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X
Oleh karena itu:
x = 3.000.000 + 0,20 y
y = 5.000.000 + 0,10 x
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:
x = 3.000.000 + 0,20 y
x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 Y)
x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,20 x
x – 0,20 x = 4.000.000
0,98 x = 4.000.000
x = 4.000.000/0,98
= 4.081.633
y = 5.000.000 + 1,10 x
= 5.000.000 + 408.163
y = 5.408.163
Metode urutan alokasi yang diatur
Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:
1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian
rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead
departemen pembantu adalah sebagai berikut:
Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak
dipakai oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan
yang pertama.
Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya
overhead dalam masing-masing departemen pembantu.
Contoh : Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen
pembantu yang dianggarkan untuk tahun 19X1 adalah sebagai
berikut : Departemen A Rp 15.000.000, Departemen B Rp
17.500.000 dan Departemen C Rp 10.000.000. Urutan alokasi
biaya overhead dapat diatur sebagai berikut : pertama
departemen B, kedua Departemen A dan yang terakhir
Departemen C.
Metode urutan alokasi yang diatur
Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari
departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi
biaya overhead.
4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman
umum berikut ini :
Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya
overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila
jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan
alokasi biaya overhead ke dalamnya.
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y
(1)
(1)
(2)
(3) (3)
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y
Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus
ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead pabrik yang terjadi
sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun
anggaran.
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar
distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen
pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu
penentuan tarif biaya overhead pabrik. Dasar alokasi yang digunakan
adalah data yang dikumpulkan pada langkah ke 2.
4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap
departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk
berdasarkan tarif.
5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka.
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
3. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik
Untuk pengendalian biaya dan penentuan
harga pokok produk secara teliti, perlu
diadakan departementalisasi biaya overhead
pabrik dan penentuan tarif biaya overhead
pabrik per departemen produksi. Penentuan
tarif biaya overhead pabrik per departemen ini
sangat diperlukan dalam perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan, yang
produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi
Akt bop 2

More Related Content

What's hot

"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMENErmawati Syahrudi
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
semester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biayasemester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biayaArdha Erlitha
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Majid
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaUlfa Defrana
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPerum Perumnas
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 

What's hot (20)

Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1Mojakoe perpajakan1
Mojakoe perpajakan1
 
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
"DESENTRALISASI" AKUNTANSI MANAJEMEN
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
semester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biayasemester 5 Pusat biaya
semester 5 Pusat biaya
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioReturn Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
Return Yang Diharapkan dan Risiko Portofolio
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
ANGGARAN KAS
ANGGARAN KAS ANGGARAN KAS
ANGGARAN KAS
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 

Similar to Akt bop 2

Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biayamy3m
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxSofiyanHidayat1
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasikoranbekas
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9khazin2008
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarririsruslandi
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxChandraSetiawan44
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopkoranbekas
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopAlak Dolokan
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptfeliciaclarissa6
 
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxAkuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxdivaaprilia4
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok prosessugiartobyl
 
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baruCitra anggraini
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxKomangEndrawan1
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikRiriany Ririany
 

Similar to Akt bop 2 (20)

Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Perhitungan abc
Perhitungan abcPerhitungan abc
Perhitungan abc
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.pptSlide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
Slide-ACT201-ACT201-Slide-02.ppt
 
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxAkuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok proses
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru
7 anggaran-biaya over head pabrik-anggaran baru
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

Akt bop 2

  • 1.
  • 2. Penyusunan tarif biaya overhead per departemen Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen prodksi Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen Metode alokasi langsung Metode alokasi bertahap Metode alokasi kontinyu Metode aljabar Metode urutan alokasi yang diatur
  • 3. Penyusunan tarif biaya overhead per departemen a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran b. Penaksiran biaya overhead tak langsung departemen c. Distribusi biaya overhead tak langsung departemen ke departemen- departemen yang menikmati mamfaatnya d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen Biaya tak langsung departemen Dasar distribusi Biaya depresiasi gedung Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung Gaji pengawas departemen Biaya angkut bahan baku Pajak bumi dan bangunan (PBB) Meter persegi luas lantai Meter persegi luas lantai Jumlah karyawan Biaya bahan baku Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai
  • 4. Metode Alokasi Langsung Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja dan tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lainnya.
  • 5. Akuntansi BOP dialokasikan METODE ALOKASI Metode Langsung Metode Bertahap Metode Aljabar Dept. PembantuDept. Produksi 1 2 3 X Y
  • 6. Metode Alokasi Metode Langsung Dept. Pro Dept. Pemb Metode Bertahap Dept. Pro Dept. Pemb Metode Aljabar Dept. Pro Dept. Pemb 1 2 3 Y X 1 2 3 X Y 1 2 3 Y X
  • 7. Contoh Perusahaan A memiliki 2 dept. Produksi dan 2 dept. Pembantu : Dept. Produksi : Dept. Pembantu : A = Rp 100.000 X = Rp 50.000 B = Rp 150.000 Y = Rp 75.000 Metode Langsung : X ke A = 25% Y ke A = 30% X ke B = 75% Y ke B = 70%
  • 8. Metode Langsung BOP 100.000 150.000 50.000 75.000 X 12.250 37.750 (50.000) 0---- Y 22.500 52.500 ------ (75.000) 134.750 239.250 0 0 Dept. Produksi Dept. Pembantu A B YX Inilah yang dipakai untuk penentuan tarif dengan membagi dasar pembabanan
  • 9. Nex Misalnya : Dept Produksi A menggunakan jam TKL 100 jam Dept Produksi B menggunakan jam mesin 200 jam Tarif BOP Dept A = 134.750/100 jam = 1.347,5/jam Dept B = 239.250/200 jam = 1.201/jam
  • 10. Metode Bertahap X ke A = 25% Y ke X = 20% Y ke B = 50% X ke B = 75% Y ke A = 30% BOP 100.000 150.000 50.000 75.000 Y 22.500 37.500 15.000 (75.000) X 16.250 48.750 (65.000) ------ 138.750 236.250 0 0 Dept. Produksi Dept. Pembantu A B X Y
  • 11. Metode Aljabar X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45% Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50% Persamaan : X = 50.000 + 20% (Y) Y = 75.000 + 10% (X) X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X)) X = 50.000 + 15.000 + 0,02X X = 65.000 + 0,02X 0,98X = 65.000 X = 65.000/0,98 = 66.326
  • 12. Nex Y = 75.000 + 10% (66.326) Y = 75.000 + 6.632,6 Y = 81.632,6 BOP 100.000 150.000 50.000 75.000 Y 24.489 40.816 16.326 (81.632) X 29.846 29.846 (66.326) 6.632 154.335 220.662 0 0 Dept. Produksi Dept. Pembantu A B X Y
  • 13. Metode Aljabar X ke Y = 10% X ke A = 45% X ke B = 45% Y ke X = 20% Y ke A = 30% Y ke B = 50% Persamaan : X = 50.000 + 20% (Y) Y = 75.000 + 10% (X) X = 50.000 + 20% (75.000 + 10% (X)) X = 50.000 + 15.000 + 0,02X X = 65.000 + 0,02X 0,98X = 65.000 X = 65.000/0,98 = 66.326
  • 14. PT. Eliana Sari Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19X1 (dalam ribuan rupiah) Jenis BOP Departemen Produksi Departemen Pembantu Jumlah A B X Y Z BOP Langsung departemen Biaya bahan penolong 1450 550 750 50 75 25 Biaya bahan bakar 1000 - - - 1000 - Bia. tenaga krj tak lansung 2000 750 800 200 150 100 Bia. Kesjhtraan karyawan 655 250 300 50 30 25 Bia. Rprsi & pemlhran mesin1375 400 500 300 100 75 -------------------------------------------------------------------------- Jmlh BOP lang. departemen6480 1950 2350 600 1355 225 -------------------------------------------------------------------------- BOP tak lang. departemen Biaya depresiasi gedung 400 100 120 76 40 64 Biaya asuransi gedung 500 125 150 95 50 80 -------------------------------------------------------------------------- BOP tak lang. departemen 900 225 270 171 90 144 -------------------------------------------------------------------------- Jumlah BOP 7380 2175 2620 771 1445 369 ===========================================
  • 15. Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai Manfaat Biaya Luas Lantai (m2) ((b) : 8.000) x 100% (a) (b) (c) ______ Departemen A 2.000 25% Departemen B 2.400 30% Departemen X 1.520 19% Departemen Y 800 10% Departemen Z 1.280 16% Jumlah 8.000 100% PT Eliana Sari Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh Departemen Produksi Departemen Pembantu Departemen Produksi A Departemen Produksi B Departemen Pembantu X 75% 25% Departemen Pembantu Y 45% 55% Departemen Pembantu Z 60% 40% ==========================================================
  • 16. PT Eliana Sari Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi (dalam ribuan rupiah) Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu A B X Y Z Jumlah BOP langsung & tak langsung Departemen 2.175 2.620 771 1.445 369 Alokasi BOP Departemen X 578,25 192,75 (771) Alokasi BOP Departemen Y 650,25 794,75 (1.445) Alokasi BOP Departemen Z 221,40 147,60 (369) --------------------------------------------------------------------- Jumlah Alokasi BOP dari departemen pembantu 1449,9 1.135,10 0 0 0 --------------------------------===================== Jumlah biaya departemen produksi setelah meneima alokasi biaya dari departemen pembantu 3.624,90 3.755,10
  • 17. Metode Alokasi Bertahap Metode alokasi kontinyu Metode aljabar Metode urutan alokasi yang diatur Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen- departemen pembantu
  • 18. Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu Biaya overhead tak langsung departemen Departemen pembantu Departemen produksi Dep. X Dep. Y Dep. Z Dep. A Dep. B Produk Distribusi Distribusi Alokasi Pembebanan Pembebanan
  • 19. Dalam metode ini, biaya overhead pabrik departemen pembantu yang saling memberikan jasa secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.
  • 20. Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama tahun anggaran 19X3 diperkirakan sebagai berikut: Departemen produksi Departemen A Rp. 9.000.000 Departemen B Rp. 15.000.000 Departemen pembantu Departemen X Rp. 3.000.000 Departemen Y Rp. 5.000.000 Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut: Dipakai di u Departemen Pembantu Departemen Produksi Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B Jasa Departemen X 10% 65% 25% Jasa Departemen Y 20% 45% 35%
  • 21. Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu tampak dalam tabel berikut ini: Departemen X Departemen Y BOP lang. & tak lang. departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Alokasi BOP Departemen X*) (3.000.000) 300.000 Rp. 0 Rp. 5.300.000 Alokasi BOP Departemen Y 1.060.000 (5.300.000) Rp. 1.060.000 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (1.060.000) 106.000 Rp. 0 Rp. 106.000 Alokasi BOP Departemen Y 21.200 (106.000) Rp. 21.200 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (21.200) 2.120 Rp. 0 Rp. 2.120 Alokasi BOP Departemen Y 424 (2.120) Rp. 424 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (424) 42 Rp. 0 Rp. 42 Alokasi BOP Departemen Y 8 (42) Rp. 8 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (8) 1 Rp. 0 Rp. 1
  • 22. Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y adalah sebesar Rp 4.081.632 (yaitu Rp 3.000.000 + Rp 1.060.000 + Rp 21.200 + Rp 424 + Rp 8), sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X adalah sebesar Rp 5.408.163 (yaitu Rp 5.000.000 + Rp 300.000 + Rp 106.000 + Rp 2.120 + Rp 42 + Rp 1). Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam tabel berikut ini : Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. X Dep. Y Dep A Dep. B BOP langsung dan tidak langsung departemen Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 9.000.000 Rp.15.000.000 Alokasi BOP departemen X (4.081.632) 408.163 2.653.061 1.020.508 Alokasi BOP departemen Y 1.081.632 (5.408.163) 2.433.673 1.892.857 Rp. 0 Rp. 0 Rp.14.086.734 Rp.17.913.265 g
  • 23. Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan: x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X Oleh karena itu: x = 3.000.000 + 0,20 y y = 5.000.000 + 0,10 x Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut: x = 3.000.000 + 0,20 y x = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10 Y) x = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,20 x x – 0,20 x = 4.000.000 0,98 x = 4.000.000 x = 4.000.000/0,98 = 4.081.633 y = 5.000.000 + 1,10 x = 5.000.000 + 408.163 y = 5.408.163
  • 24. Metode urutan alokasi yang diatur Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut: 1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap 2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah. 3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut: Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama. Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing-masing departemen pembantu. Contoh : Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen pembantu yang dianggarkan untuk tahun 19X1 adalah sebagai berikut : Departemen A Rp 15.000.000, Departemen B Rp 17.500.000 dan Departemen C Rp 10.000.000. Urutan alokasi biaya overhead dapat diatur sebagai berikut : pertama departemen B, kedua Departemen A dan yang terakhir Departemen C.
  • 25. Metode urutan alokasi yang diatur Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead. 4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini : Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain. Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.
  • 26. Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y (1) (1) (2) (3) (3) Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep. A Dep. B Dep. C Dep, X Dep. Y
  • 27. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik per Departemen Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead pabrik yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran. 2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
  • 28. 3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik. Dasar alokasi yang digunakan adalah data yang dikumpulkan pada langkah ke 2. 4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif. 5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.
  • 29. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan: 1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 3. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik
  • 30. Untuk pengendalian biaya dan penentuan harga pokok produk secara teliti, perlu diadakan departementalisasi biaya overhead pabrik dan penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi. Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen ini sangat diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi