Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses pengelasan listrik, termasuk alat-alat, teknik, dan cacat-cacat yang dapat terjadi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang proses penyambungan logam dengan panas listrik serta peralatan dan teknik dasar yang dipergunakan dalam melakukan pengelasan listrik.
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari laporan praktikum pengelasan. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memperkenalkan latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengelasan, serta teori dasar mengenai proses dan jenis-jenis pengelasan yang akan diterapkan dalam praktikum.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding). Teknik pengelasan SMAW menggunakan panas untuk mencairkan logam dengan menggunakan elektroda. Dokumen ini juga menjelaskan peralatan pengelasan SMAW, teknik pengelasan yang aman, serta resiko kecelakaan seperti kejutan listrik, sinar las, debu, dan luka bakar beserta cara mencegahny
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengelasan, termasuk pengelasan fusi, pengelasan busur listrik, dan pengelasan sinar. Beberapa metode yang dijelaskan adalah pengelasan oksigen asetilena, pengelasan termit, pengelasan busur gas tungsten, pengelasan plasma, dan pengelasan sinar laser.
Teks tersebut merupakan soal ujian semester genap tahun ajaran 2014/2015 mata pelajaran Muatan Lokal kelas X TKR di SMK Negeri 1 Kepenuhan. Teks tersebut berisi 40 pertanyaan pilihan ganda mengenai pengelasan, komponen elektronika, dan hukum dasar listrik.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari laporan praktikum pengelasan. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memperkenalkan latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengelasan, serta teori dasar mengenai proses dan jenis-jenis pengelasan yang akan diterapkan dalam praktikum.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding). Teknik pengelasan SMAW menggunakan panas untuk mencairkan logam dengan menggunakan elektroda. Dokumen ini juga menjelaskan peralatan pengelasan SMAW, teknik pengelasan yang aman, serta resiko kecelakaan seperti kejutan listrik, sinar las, debu, dan luka bakar beserta cara mencegahny
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengelasan, termasuk pengelasan fusi, pengelasan busur listrik, dan pengelasan sinar. Beberapa metode yang dijelaskan adalah pengelasan oksigen asetilena, pengelasan termit, pengelasan busur gas tungsten, pengelasan plasma, dan pengelasan sinar laser.
Teks tersebut merupakan soal ujian semester genap tahun ajaran 2014/2015 mata pelajaran Muatan Lokal kelas X TKR di SMK Negeri 1 Kepenuhan. Teks tersebut berisi 40 pertanyaan pilihan ganda mengenai pengelasan, komponen elektronika, dan hukum dasar listrik.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam dengan pemanasan maupun tekanan. Terdapat dua jenis pengelasan yaitu pengelasan gas yang menggunakan oksi-etilen dan pengelasan listrik yang menggunakan elektroda. Pengelasan gas memanaskan logam menggunakan nyala api dari gas bahan bakar dan oksigen, sedangkan pengelasan listrik menggunakan listrik sebagai sumber panasnya.
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
Dokumen ini membahas tentang proses pengelasan listrik, termasuk definisi pengelasan, jenis-jenis mesin las, elektroda, dan peralatan penunjang pengelasan. Dijelaskan pula proses dan prinsip kerja pengelasan busur nyala listrik serta klasifikasi dan simbol elektroda.
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Bahan Teknik. Secara umum membahas tentang pengertian ilmu bahan, klasifikasi bahan teknik, pemilihan bahan, dan sifat-sifat mekanik bahan seperti kekuatan, kekerasan, kekakuan dan elastisitas."
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis sambungan yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian logam, termasuk sambungan keling, las, dan baut. Jenis-jenis sambungan dijelaskan beserta fungsi, prinsip kerja, dan contoh penerapannya dalam berbagai konstruksi.
Dokumen tersebut merangkum proses produksi mesin pengelasan, mencakup definisi pengelasan, prinsip kerja, klasifikasi proses dan mesin pengelasan, cara pengelasan, pengkutuban elektroda, bentuk sambungan las, dan contoh aplikasi pengelasan pada velg motor.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017ardzypanggayuhindart1
Ujian sekolah mata pelajaran produktif teknik pemmesinan kelas XII SMK Widang tahun 2016/2017 terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang mencakup materi tentang mesin-mesin olah benda, proses pengerjaan logam, ukuran dan toleransi, serta CNC. Ujian ini bertujuan mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-konsep teknik pemmesinan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis tegangan yang terjadi pada suatu benda. Terdapat lima jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, lengkung, puntir, dan geser. Tegangan didefinisikan sebagai beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang dan dihitung sebagai rasio antara gaya dengan luas penampang.
1. Dokumen menjelaskan prinsip kerja dan keselamatan las busur listrik (SMAW). Prinsipnya melibatkan penciptaan busur listrik antara elektroda dan benda kerja untuk melelehkan logam. Peralatan utama dan keselamatan diperlukan.
Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam dengan pemanasan maupun tekanan. Terdapat dua jenis pengelasan yaitu pengelasan gas yang menggunakan oksi-etilen dan pengelasan listrik yang menggunakan elektroda. Pengelasan gas memanaskan logam menggunakan nyala api dari gas bahan bakar dan oksigen, sedangkan pengelasan listrik menggunakan listrik sebagai sumber panasnya.
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
Dokumen ini membahas tentang proses pengelasan listrik, termasuk definisi pengelasan, jenis-jenis mesin las, elektroda, dan peralatan penunjang pengelasan. Dijelaskan pula proses dan prinsip kerja pengelasan busur nyala listrik serta klasifikasi dan simbol elektroda.
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Bahan Teknik. Secara umum membahas tentang pengertian ilmu bahan, klasifikasi bahan teknik, pemilihan bahan, dan sifat-sifat mekanik bahan seperti kekuatan, kekerasan, kekakuan dan elastisitas."
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis sambungan yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian logam, termasuk sambungan keling, las, dan baut. Jenis-jenis sambungan dijelaskan beserta fungsi, prinsip kerja, dan contoh penerapannya dalam berbagai konstruksi.
Dokumen tersebut merangkum proses produksi mesin pengelasan, mencakup definisi pengelasan, prinsip kerja, klasifikasi proses dan mesin pengelasan, cara pengelasan, pengkutuban elektroda, bentuk sambungan las, dan contoh aplikasi pengelasan pada velg motor.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
latihan soal ujian sekolah teori kejuruan teknik pemesinan 2017ardzypanggayuhindart1
Ujian sekolah mata pelajaran produktif teknik pemmesinan kelas XII SMK Widang tahun 2016/2017 terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang mencakup materi tentang mesin-mesin olah benda, proses pengerjaan logam, ukuran dan toleransi, serta CNC. Ujian ini bertujuan mengukur pemahaman siswa terhadap konsep-konsep teknik pemmesinan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis tegangan yang terjadi pada suatu benda. Terdapat lima jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, lengkung, puntir, dan geser. Tegangan didefinisikan sebagai beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang dan dihitung sebagai rasio antara gaya dengan luas penampang.
1. Dokumen menjelaskan prinsip kerja dan keselamatan las busur listrik (SMAW). Prinsipnya melibatkan penciptaan busur listrik antara elektroda dan benda kerja untuk melelehkan logam. Peralatan utama dan keselamatan diperlukan.
SMAW atau MMAW adalah teknik pengelasan busur manual yang menggunakan busur listrik untuk melelehkan logam. Teknik ini melibatkan penggunaan elektroda, mesin las, dan peralatan pelindung untuk menyatukan logam dengan panas busur listrik. SMAW dapat digunakan untuk berbagai posisi pengelasan baik pada pelat maupun pipa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, peralatan, prinsip kerja, parameter, dan pemeliharaan las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang mencakup komponen peralatan las SMAW, cara kerja las SMAW, parameter-parameter yang mempengaruhi hasil las seperti arus, voltase, kecepatan las, dan polaritas, serta tips perawatan mesin las."
Dokumen tersebut membahas tentang las listrik, mulai dari prinsip kerjanya, jenis-jenis sambungan dan arus listrik yang digunakan, pengkutuban elektroda, peralatan las listrik seperti pesawat las, alat bantu, perlengkapan keselamatan, dan jenis elektroda.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai langkah-langkah keselamatan, teknik, dan jenis-jenis kecacatan dalam proses kimpalan arka serta faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Proses las listrik memanfaatkan panas dari busur listrik untuk mencairkan logam. Terdapat beberapa jenis las listrik seperti las elektroda karbon, las elektroda terbungkus, dan las busur gas yang menggunakan gas pelindung seperti helium dan argon. Persiapan pengelasan meliputi persiapan alur las dan perakitan untuk mendapatkan hasil las yang baik.
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari bab 1 yang membahas latar belakang, tujuan, dan dasar teori mengenai proses pengelasan. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan pentingnya keterampilan pengelasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tujuan dilaksanakannya praktikum pengelasan untuk memahami proses produksi secara langsung.
Dokumen tersebut membahas tentang alat terapi microwave diathermy (MWD) yang memancarkan gelombang mikro untuk memanaskan jaringan di dalam kulit. Ia menjelaskan komponen, prinsip kerja, prosedur pengoperasian dan pemeliharaan, serta proses kalibrasi alat MWD.
Teks tersebut membahas tentang pengelasan listrik elektrode terbungkus dan cara memulai pengelasan. Proses pengelasan ini menggunakan elektroda logam yang dibungkus fluks dan busur listrik sebagai sumber panasnya. Cara memulai pengelasan meliputi menentukan polaritas mesin las, mengatur arus, menghubungkan kabel las, dan membentuk busur listrik awal dengan menyentuh elektroda ke benda kerja.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai transformator (trafo), mulai dari pengertian, prinsip kerja, jenis, analisa, pengetesan, dan referensi. Secara ringkas, trafo digunakan untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik, terdapat beberapa jenis trafo seperti step-up, step-down, dan jenis lainnya, serta cara mengetes kondisi trafo menggunakan mult
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pengelasan khususnya proses pengelasan busur manual (SMAW) yang mencakup penjelasan tentang prinsip kerja, jenis-jenis peralatan yang digunakan beserta fungsinya, prosedur operasi standar, jenis-jenis mesin las, karakteristik arus keluaran, pengaturan arus, elektroda, dan kode-kode elektroda menurut American Welding Society.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam kelas listrik. Topik yang dibahas meliputi bahaya listrik, jenis bahaya listrik, dan metode proteksi listrik."
Dokumen tersebut membincangkan tiga jenis keselamatan utama yang berkaitan dengan elektrik iaitu kejutan elektrik, kebakaran elektrik, dan kecederaan disebabkan peralatan. Ia juga menyenaraikan langkah-langkah pencegahan bagi setiap jenis keselamatan untuk mengelak kemalangan.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai mesin EDM die sinking dan konsep-konsep asas terkait proses EDM die sinking. Ia menjelaskan istilah-istilah, jenis-jenis cecair dielektrik, elektrod dan teknik pengendalian mesin EDM die sinking seperti penjajaran dan pengikatkan benda kerja. Dokumen ini juga membincangkan kelebihan dan kelemahan proses EDM die sinking.
Dokumen tersebut membahas tentang gaya, momen gaya, dan momen kopel. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa gaya adalah sesuatu yang mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya, dan memiliki besar, arah, serta titik tangkap. Dokumen juga menjelaskan pengertian momen gaya dan momen kopel beserta rumus dan contoh soalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis logam dan sifat-sifatnya, termasuk besi tuang, besi tempa, baja lunak, baja karbon sedang, baja karbon tinggi, serta logam nonferro seperti tembaga, aluminium, dan timah. Dokumen tersebut juga membahas tentang bahan nonlogam seperti asbestos dan karet.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai jenis alat bantu dan teknik dasar dalam bekerja dengan plat baja, seperti mistar baja, mistar lipat, mistar gulung, penggores, penitik, gunting lurus, gunting lengkung, gergaji, posisi gergaji, jenis-jenis palu untuk kerja plat, jenis-jenis landasan untuk kerja plat, teknik penekukan pelat, dan penyambungan pelat.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
Dokumen ini memberikan informasi tentang sifat dan karakteristik dari beberapa logam non feron seperti timah hitam, titanium, nikel, timah putih, seng, magnesium, kromium, aluminium, tembaga, manganese, antimony, dan bismuth. Dijelaskan warna, titik leleh, kekuatan, dan aplikasi utama dari masing-masing logam.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN PENGELASAN
2. PENGERTIAN LAS BUSUR LISTRIK
3. MACAM PERALATAN LAS LISTIK
4. FUNGSI PERALATAN LAS LISTRIK
3. MENGELAS
PROSES PENYAMBUNGAN LOGAM
YANG MENGIKUT SERTAKAN PANAS
DENGAN ATAU TANPA TEKANAN,
DENGAN ATAU TANPA BAHAN LOGAM
PENGISI YANG DILINDUNGI
PELINDUNG TERHADAP KOTORAN
UDARA
4. LAS BUSUR LISTRIK
PROSES PENYAMBUNGAN LOGAM DGN LOGAM
DENGAN DENGAN MEMANFAATKAN TENAGA
LISTRIK SEBAGAI PANASNYA
5. ALAT-ALAT UNTUK LAS LISTRIK
1. MESIN LAS
2. PEMEGANG ELEKTRODA
3. ELEKTRODA
4. KABEL
6. MACAM2 MESIN LAS
1. MESIN LAS AC (ARUS BOLAK- BALIK)
2. MESIN LAS DC (ARUS SEARAH)
3. MESIN LAS ACDC
8. MESIN LAS AC
Aliran listrik dari gardu induk atau jaringan listrik
PLN
Arus listrik tersebut sangat tinggi sehingga dirubah
tegangannya pada saat mengelas.
Yang merubah disebut transformator.
10. MESIN DC
Arus listrik berasal dari dinamo motor
listrik arus searah
Dinamo digerakkan atau diputar oleh
motor listrik, motor bensin atau motor
diesel.
14. Pengkutuban langsung
Kabel elektroda dipasang pada terminal
negatif dan kabel massa di terminal positif
Disebut juga sircuit las listrik dengan
elektroda negatif (DC-)
15. Pengkutuban tidak langsung
Kabel elektroda dipasang pada
terminal positif dan kabel massa di
terminal negatif
Disebut juga sircuit las listrik dengan
elektroda positif (DC+)
16. PERBEDAAN HASIL PENGELASAN
DENGAN MESIN LAS
Pengkutuban Elektroda Arus DC :
Pengkutuban Langsung (DC-)
Kabel elektroda terminal (-)
Klem masa (benda kerja) terminal (+)
Pengkutuban Terbalik (DC+)
Kabel elektroda terminal (+)
Klem masa (benda kerja) terminal (-)
DC – penembusan
lasnya dangkal
AC penembusan
las bisa dangkal
bisa dalam
DC+ penembusan
lasnya dalam
24. SOAL
1. Sebutkan peralatan yang dipergunakan dalam satu
unit las listrik!
2. Apa yang dimaksud dengan pengkutuban langsung?
3. Apa yang dimaksud dengan pengkutuban terbalik?
4. Sebutkan 3 macam jenis mesin las listrik!
5. Sebutkan kelebihan mesin las AC ataupun las DC!
25. SOAL
6. Sebutkan 3 alat bantu pada las listrik!
7.Jelaskan mengapa radiasi las busur berbahaya bagi
mata ?
8. Sebutkan alat keselamatan kerja yang harus
dipergunakan saat bekerja dengan las listrik!
9.Apa maksud angka 70 pada elektroda E 7018 ?
10.Sebutkan 4 contoh cacat las
26. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menentukan alat-alat keselamat kerja
yang dipakai dalam pengelasan
Siswa dapat mengetahui bahaya-bahaya yang ada
pada saat pengelasan
27. KESELAMATAN KERJA PADA
BENGKEL LAS LISTRIK
BAHAYA SENGATAN LISTRIK (55 – 85 V)
BAHAYA SINAR ULTRA VIOLET DARI CAHAYA LAS
BAHAYA PANAS BENDA SAAT ATAU SETELAH
PENGELASAN
35. Alat-alat yang digunakan untuk kerja las
listrik
1. Alat untuk melukis: penggores, mistar baja,
jangka besi, mistar siku, busur baja, penitik dll
2. Alat untuk memotong: gunting plat, gergaji,
kikir
3. Alat bantu lainnya: palu terak, sikat baja, tang
pemegang benda kerja
38. Tang pemegang benda kerja
Termasuk alat
bantu, fungsinya
untuk menghidari
panas setelah
pengelasan
(membantu
memegang benda
kerja)
39. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa bisa menentukan besar kecilnya arus dalam
pengelasan
2. Siswa bisa menentukan kecepatan dari gerakan
elektroda
40. Teknik Pengelasan
1. Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik
Besar arus pengelasan tergantung pada
• diameter elektroda
d = (s/2) – 1, dimana ; s = tebal plat (bahan)
• tebal plat (bahan)
• jenis elektroda
• posisi pengelasan
• polaritas (pemakaian arus)
Perkiraan Arus Yang Dipakai Untuk Mengelas
Diameter x Panjang Daerah Arus Polaritas Elektroda
2,6 x 350 45 - 95 AC atau DC
3,2 x 350 60 - 130 AC atau DC
4,0 x 400 90 - 160 AC atau DC
41. 2. Menyalakan Elektroda
• Cara Sentakan
• Cara Goresan
Setelah elektroda nyala,
pertahankan jarak busur
las (jarak antara elektroda
dengan benda kerja).
Jarak = d elektroda
43. 4. Las Titik / Catat / Tack Weld
Las titik (Tack Weld) perlu dilakukan untuk melakukan penguncian
benda kerja yang akan dilas agar benda kerja tidak mengalami
pergeseran setelah di set.
Tack Weld biasanya dilakukan pada ujung–ujung benda kerja dan pada
setiap jarak tertentu, tergantung dari panjang dan ketebalan benda
kerja.
1 3 2
44. POSISI PENGELASAN
1. Posisi di Bawah Tangan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang
dilakukan pada permukaan rata/datar dan dilakukan
dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º – 20º
terhada garis vertikal dan 70º – 80º terhadap benda kerja.
2. Posisi Tegak (Vertikal)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah
pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini
termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair
yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat
diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10º – 15º
terhada garis vertikal dan 70º – 85º terhadap benda kerja.
45. POSISI PENGELASAN
3. Posisi Datar (Horisontal)
Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata
dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda
mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5º – 10º terhada garis vertikal dan 70º – 80º kearah benda
kerja.
4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan
cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan
posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5º – 20º terhada garis vertikal dan 75º –
85º terhadap benda kerja
46. Posisi Pengelasan
P L A T
P I P A
Flat = Posisi Dibawah Tangan
Horizontal = Posisi Mendatar
Vertical = Posisi Tegak
Overhead = Posisi Diatas Kepala
Fillet : sambungan las pada
sambungan siku dan tanpa
perlakuan celah yang berbentuk
kampuh
Groove : kampuh las berupa
celah yang diisi oleh bahan
tambah
47. Bentuk Sambungan dan Kampuh
1. Sambungan Tumpul (Butt Joint)
• Kampuh I dan Kampuh U
• Kampuh X dan Kampuh K atau ½X
• Kampuh V
• Kampuh J atau ½U
50. CACAT LAS
1. Porositas, cacat ini merupakan cacat yang dikarenakan
adanya gas yang terperangkap di daerah lasan dalam
jumlah yang melebihi syarat batas.
51. CACAT LAS
2. Slag Inclusion, dapat terjadi akibat pembersihan
pada saat pengelasan yang berlapis kurang bersih. Hal
ini juga dapat diakibatkan penggunaan flux pada
pengelasan yang berlapis.
52. CACAT LAS
3. Incomplete Fusion, cacat ini dapat diakibatkan oleh
kesalahan penggunaan besar arus, kecepatan
pengelasan, incorrect electrode manipulation,
maupun kesalahan pengelas.
53. CACAT LAS
4. Undercut
Cacat ini dapat diakibatkan oleh beberapa
hal, antara lain:
Excessive amps/volts (amper terlalu
besar)
Excessive travel speed (kecepatan
tangan saat ngelas terlalu besar)
Incorrect electrode angle (sudut
elektroda salah)
Incorrect welding technique (teknik
pengelasan salah)
Electrode too large (diameter elektroda
terlalu besar)
54. CACAT LAS
5. Overlap
Cacat ini dikarenakan:
Arus terlalu rendah
Kecepatan pengelasan rendah
Kesalahan teknik mengelas
Kontaminasi sekitar
55. CACAT LAS
6. Crack (retak)
Banyak hal yang dapat menyebabkan cacat ini,contoh
bentuk crack adaah seperti berikut:
56. Latihan 1 : Menyalakan Busur
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat panjang jalur las kira-kira 20 mm lalu matikan (angkat
elektroda)
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Ulangi latihan – latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan
busur yang baik dan panjang busur yang tetap.
90°
20-30°
60-70°
57. Latihan 3 : Membuat Alur (Rigi-rigi Las)
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat jalur (rigi –rigi) las seperti pada gambar.
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Setelah selesai membuat rigi-rigi las pada plat dan terisi penuh, baru
kita buat rigi-rigi las lagi dengan arah yang berlawanan (lihat pada
gambar.)
58. Tugas:
Buatlah jobsheet / gambar tentang RIGI-RIGI LAS
dengan ukuran plat 100 x 30 x 3 mm
Jarak antar rigi-rigi adalah 10 mm
Buat lengkap dengan alat-alat yang dipakai untuk
kerja las.
Buat langkah kerjanya.
Buat lengkap dengan keselamatan kerjanya
59. Latihan 2 : Membuat Alur (Rigi-rigi Las)
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat jalur (rigi –rigi) las seperti pada Gb.
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Ulangi latihan – latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan
busur yang baik dan panjang busur yang tetap.