SlideShare a Scribd company logo
BAB 4
TEGANGAN
Dwi Ratna Kurniawati, S.Pd
A. PENGERTIAN TEGANGAN
Apabila sebuah balok terletak di atas lantai,
pada bagian atasnya bekerja gaya sepusat (F)
seperti gambar atas, maka pada lantai terjadi gaya
reaksi yang arahnya ke atas sebesar (Fr) pula.
F
Fr
a
b
a
b
F
Fr
aa
(a) (b)
Fr
(c)
aa
F
Gaya sepusat (F) dan gaya reaksi (Fr) dari bawah
akan bekerja pada setiap penampang balok
tersebut.
Jika kita ambil penampang a-a dari balok, maka
di atas penampang bekerja gaya sepusat (F)
yang arahnya ke bawah, dan di bawah
penampang bekerja gaya reaksinya (Fr) yang
arahnya ke atas.
Akibatnya, pada bidang penampang
tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah
saling tekan menekan. Karena beban F sepusat,
maka F akan di terima sama rata oleh setiap
molekul pada bidang penampang tersebut. Kalau
luas penampang tersebut adalah A, maka setiap
satuan luas penampang menerima beban sebesar
F/A.
Beban yang diterima oleh molekul-molekul
benda setiap satuan luas penampang disebut
tegangan. Tegangan biasanya dinyatakan dengan
huruf Yunani σ (thau).
Jadi: σ = F/A
B. TEGANGAN NORMAL
Jika gaya dalam diukur dalam kg.f atau N,
sedangkan luas penampang dalam m², maka
satuan tegangan adalah atau atau
Tegangan ada dua macam, yaitu:
a. Tegangan normal disingkat σ
b. Tegangan tangensial disingkat Ʈ
Tegangan normal bila luas
penampang = A (m²) dan
besarnya gaya = Fn (kg.f)
dg satuan
Fn
Fq
Sedangkan Tegangan Tangensial:
dg satuan
C. MACAM-MACAM TEGANGAN
Tegangan ada bermacam-macam sesuai
dengan adanya pembebanan yang bermacam-
macam pula. Pada pembebanan tarik terjadi
tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi
tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan
yang lain.
Tegangan ada 5 macam :
1. Tegangan Tarik
2. Tegangan Tekan
3. Tegangan Lengkung
4. Tegangan Puntir
5. Tegangan Geser
1. Tegangan Tarik
Tegangan Tarik terjadi pada rantai, tali dan
sudu-sudu turbin.
F F
A
2. Tegangan Tekan
Tegangan Tekan misalnya terjadi pada tiang
bangunan yang belum mengalami tekukan, pada
batang torak.
3. Tegangan Lengkung
Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros
roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi
merupakan tegangan tangensial.
Dimana:
Mb= Momen lengkung
Wb= Momen tahanan
Lengkung
Contoh tegangan lengkung pada
batang roker arm
4. Tegangan Puntir
Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi
dan batang-batang torsi pada mobil, juga saat
melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan
tangensial
Dimana:
Mt = momen puntir (torsi)
Wp = momen tahanan polar (pada puntir)
5. Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda
bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah,
tegak lurus sumbu batang, gaya tidak segaris namun
pada penampangnya tidak terjadi momen.
Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi seperti
sambungan keling, gunting, dan sambungan
baut.
P
P1
Pada gambar di atas, gaya P= P1 berlawanan
arah. Gaya P dan P1 bekerja merata pada penampang A.
Bila penampang benda = A,
Maka TEGANGAN GESERnya adalah:
Untuk konstruksi pada paku keling, maka
F F
F
F
A A
F
AA
F
Tegangan geser terjadi karena gaya radial F bekerja
terhadap penampang normal yang jaraknya relatif kecil,
maka pelengkungan bantang dianggap tidak ada. Untuk hal
ini tegangan geser yang terjadi adalah
Apabila pada konstruksi mempunyai n paku keling,
maka tegangan gesernya adalah:
D = diameter paku keling

More Related Content

What's hot

Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPGHybrid1
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
 
praktikum
praktikumpraktikum
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
Rumah Belajar
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
Chache Go
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Charis Muhammad
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
Rinaldi Sihombing
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
Wildan Noer Fargiant
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
Mukhamad Suwardo
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Ali Hasimi Pane
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
lombkTBK
 
FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"
Eva Rahma Indriyani
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
Muhammad Luthfan
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
Dwi Ratna
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
 

What's hot (20)

Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Mekanika Teknik
Mekanika TeknikMekanika Teknik
Mekanika Teknik
 
FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"FISIKA "Momen Inersia"
FISIKA "Momen Inersia"
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
Deformasi
DeformasiDeformasi
Deformasi
 

Similar to TEGANGAN

Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesin
rio erviant
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
my_amiy
 
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPELPENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
-
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
AhcmadFauzan1
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
CandraPurmana
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
Sayur Lodeh
 
fisika xi 1 3
fisika xi 1 3fisika xi 1 3
fisika xi 1 3
RiyanAdita
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
tekpal14
 
Momen gaya atau Torsi
Momen gaya atau TorsiMomen gaya atau Torsi
Momen gaya atau Torsi
AmyMukaromatun
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
Kancana Trends
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
ZAIDSULAIMAN5
 
Bab1 hukum newton
Bab1 hukum newtonBab1 hukum newton
Bab1 hukum newton
Zains34
 
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari haritingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
RizalFitrianto
 
Indra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipaIndra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipa
RiyanAdita
 
Dinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya iDinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya i
Dicky Permana
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.ppt
Husna631763
 
Ddm
DdmDdm
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIVini Dewi
 
92471.pdf
92471.pdf92471.pdf
92471.pdf
BangBems
 

Similar to TEGANGAN (20)

Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesin
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPELPENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
PENGERTIAN GAYA DA RESULTANNYA DAN KOPEL
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
fisika xi 1 3
fisika xi 1 3fisika xi 1 3
fisika xi 1 3
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
 
Momen gaya atau Torsi
Momen gaya atau TorsiMomen gaya atau Torsi
Momen gaya atau Torsi
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Bab1 hukum newton
Bab1 hukum newtonBab1 hukum newton
Bab1 hukum newton
 
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari haritingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
tingkat tinggi yang bagus bisa buat belajar sehari hari
 
Indra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipaIndra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipa
 
Dinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya iDinamika gerak dan gaya i
Dinamika gerak dan gaya i
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.ppt
 
Ddm
DdmDdm
Ddm
 
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWI
 
92471.pdf
92471.pdf92471.pdf
92471.pdf
 

More from Dwi Ratna

HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
Dwi Ratna
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
Dwi Ratna
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
Dwi Ratna
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
Dwi Ratna
 
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
Dwi Ratna
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
GAYA
GAYAGAYA
GAYA
Dwi Ratna
 
Bab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energiBab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energi
Dwi Ratna
 

More from Dwi Ratna (8)

HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
 
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
GAYA
GAYAGAYA
GAYA
 
Bab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energiBab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energi
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 

Recently uploaded (10)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 

TEGANGAN

  • 1. BAB 4 TEGANGAN Dwi Ratna Kurniawati, S.Pd
  • 2. A. PENGERTIAN TEGANGAN Apabila sebuah balok terletak di atas lantai, pada bagian atasnya bekerja gaya sepusat (F) seperti gambar atas, maka pada lantai terjadi gaya reaksi yang arahnya ke atas sebesar (Fr) pula. F Fr a b a b F Fr aa (a) (b) Fr (c) aa F
  • 3. Gaya sepusat (F) dan gaya reaksi (Fr) dari bawah akan bekerja pada setiap penampang balok tersebut. Jika kita ambil penampang a-a dari balok, maka di atas penampang bekerja gaya sepusat (F) yang arahnya ke bawah, dan di bawah penampang bekerja gaya reaksinya (Fr) yang arahnya ke atas.
  • 4. Akibatnya, pada bidang penampang tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah saling tekan menekan. Karena beban F sepusat, maka F akan di terima sama rata oleh setiap molekul pada bidang penampang tersebut. Kalau luas penampang tersebut adalah A, maka setiap satuan luas penampang menerima beban sebesar F/A. Beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang disebut tegangan. Tegangan biasanya dinyatakan dengan huruf Yunani σ (thau). Jadi: σ = F/A
  • 5. B. TEGANGAN NORMAL Jika gaya dalam diukur dalam kg.f atau N, sedangkan luas penampang dalam m², maka satuan tegangan adalah atau atau Tegangan ada dua macam, yaitu: a. Tegangan normal disingkat σ b. Tegangan tangensial disingkat Ʈ
  • 6. Tegangan normal bila luas penampang = A (m²) dan besarnya gaya = Fn (kg.f) dg satuan Fn Fq Sedangkan Tegangan Tangensial: dg satuan
  • 7. C. MACAM-MACAM TEGANGAN Tegangan ada bermacam-macam sesuai dengan adanya pembebanan yang bermacam- macam pula. Pada pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain. Tegangan ada 5 macam : 1. Tegangan Tarik 2. Tegangan Tekan 3. Tegangan Lengkung 4. Tegangan Puntir 5. Tegangan Geser
  • 8. 1. Tegangan Tarik Tegangan Tarik terjadi pada rantai, tali dan sudu-sudu turbin. F F A
  • 9. 2. Tegangan Tekan Tegangan Tekan misalnya terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, pada batang torak.
  • 10. 3. Tegangan Lengkung Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi merupakan tegangan tangensial. Dimana: Mb= Momen lengkung Wb= Momen tahanan Lengkung Contoh tegangan lengkung pada batang roker arm
  • 11. 4. Tegangan Puntir Tegangan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan tangensial Dimana: Mt = momen puntir (torsi) Wp = momen tahanan polar (pada puntir)
  • 12. 5. Tegangan Geser Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, gaya tidak segaris namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi seperti sambungan keling, gunting, dan sambungan baut. P P1
  • 13. Pada gambar di atas, gaya P= P1 berlawanan arah. Gaya P dan P1 bekerja merata pada penampang A. Bila penampang benda = A, Maka TEGANGAN GESERnya adalah: Untuk konstruksi pada paku keling, maka
  • 14. F F F F A A F AA F Tegangan geser terjadi karena gaya radial F bekerja terhadap penampang normal yang jaraknya relatif kecil, maka pelengkungan bantang dianggap tidak ada. Untuk hal ini tegangan geser yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n paku keling, maka tegangan gesernya adalah: D = diameter paku keling