SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
TEKNIK PENGELASAN LOGAM


         MODUL PRAKTIKUM




              Oleh :


   ABRIANTO AKUAN, ST., MT.




 LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI
    JURUSAN TEKNIK METALURGI
         FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
            BANDUNG
              2009
PETUNJUK PRAKTIKUM


I.        MAKSUD DAN TUJUAN
          Praktikum Teknik Pengelasan Logam merupakan penerapan
teori-teori yang pernah diberikan dalam perkuliahan. Tujuan utama
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
         Mengetahui beberapa proses atau teknik pengelasan logam
          dalam suatu proses/teknik produksi dalam manufaktur.
         Mengetahui        besaran-besaran    atau   parameter      proses    yang
          terlibat    dan    berpengaruh      terhadap    kualitas   lasan     yang
          dihasilkan.
         Mengetahui cacat-cacat yang terjadi dalam proses pengelasan
          logam.
         Merencanakan        dan   membuat      barang    jadi   melalui     teknik
          pengelasan logam.


Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan peserta (praktikan)
memiliki pengalaman praktek dalam proses produksi/manufaktur
melalui teknik pengelasan logam.


II.       PERATURAN PRAKTIKUM
2.1       Tata Tertib
         Tidak      dibenarkan     memakai     sandal,   sepatu     sandal     dan
          sejenisnya.
         Tas dan barang-barang yang digunakan selama praktikum harus
          disimpan ditempat yang telah disediakan.
         Dilarang melakukan praktikum tanpa seijin instruktur yang
          bersangkutan.
         Selama berada dilaboratorium dilarang merokok, makan dan
          minum.
         Praktikum harus menjaga keamanan dan ketenangan selama
          berada dilaboratorium.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                       1
   Diwajibkan memakai pakaian savety dalam setiap melakukan
      praktek.


2.2   Kehadiran
     Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap
      gagal dan harus mengulang pada kesempatan berikutnya.
     Waktu pelaksanaan praktikum diatur dengan jadwal yang
      ditentukan kemudian.
     Praktikan diharuskan menyerahkan formulir kehadiran kepada
      instruktur pada setiap melakukan praktek.


2.3   Pemakaian Alat
     Periksa kelengkapan alat sebelum melakukan praktek.
     Setiap pemakaian alat harus seijin instruktur.
     Kehilangan atau kerusakan alat adalah tanggung jawab satu
      kelompok peserta praktikum.
     Setiap akhir praktikum, ruangan dan alat-alat yang digunakan
      harus dibersihkan.
     Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus lapor
      pada   instruktur     untuk   memeriksa   alat-alat     yang   telah
      digunakan.


2.4   Tugas dan Laporan
     Laporan praktikum diisi pada logbook yang telah disediakan.
     Sebelum dan sesudah praktikum akan diadakan responsi dan
      ujian akhir praktikum. Adapun waktu dan tempat ditentukan
      kemudian.
     Setiap praktikum harus mengumpulkan dan mengisi logbook
      praktikum    secara    perorangan   setelah   seluruh    praktikum
      diselesaikan.
     Logbook praktikum diisi dengan tulisan tangan.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                            2
2.5    Penilaian
       Sistematika penilaian mengikuti aturan sebagai berikut:
             1. Nilai Ujian               = 15 %
             2. Nilai Kehadiran           = 25 %
             4. Nilai Laporan             = 20 %
             5. Nilai Presentasi          = 40 %


III.   KESELAMATAN KERJA
3.1    Ringkasan Umum
       Keselamatan kerja merupakan target pertama dalam setiap
proses produksi terutama proses pengelasan logam, karena dalam
proses ini akan berhadapan dengan bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi diantaranya:
      Terkena percikan terak/flux dari elektroda/benda kerja.
      Terkena jilatan api atau panas dari elektroda dan benda kerja.
      Risiko terjadinya kebakaran.


Bahaya potensial ini diharapkan tidak akan menjadi bahaya riil apabila
semua peraturan keselamatan telah diikuti dengan seksama dan
selalu bekerja menurut prosedur serta tata cara yang aman dan
benar. Dengan demikian kita akan terhindar dari bahaya dan tempat
kita bekerja menjadi tempat yang aman.


3.2    Ketentuan dan Prosedur Keselamatan
      Siapkanlah bahwa keadaan lingkungan kerja dan peralatannya
       siap untuk dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum
       bekerja.
      Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindung diri (APD) lainnya
       yang diperlukan.
      Bekerjalah sesuai petunjuk yang ada.
      Tanyakanlah pada instruktur/asistan anda, bila kurang jelas
       dalam bekerja.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                            3
   Berhati-hatilah dalam penggunaan alat-alat perlengkapan serta
      posisi dalam bekerja.
     Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api.
     Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih
      bebas dari air oli dan bahan lainnya yang dapat menyebabkan
      percikan atau ledakan.
     Bersihkan lantai tempat proses pengelasan dari air, oli, kotoran
      dan sebagainya.
     Jaga jarak aman anda dengan elektroda/benda kerja panas dan
      peralatan panas lain pada saat proses pengelasan.
     Gunakan selalu alat pelindung diri (APD): sarung tangan kulit,
      apron, helm, kacamata, sepatu kerja, masker, tang jepit, ear
      plug dan lain sebagainya.
     Tidak diperbolehkan memegang hasil lasan tanpa alat pelindung
      diri (APD) selama proses pengelasan sedang berjalan.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                         4
MODUL 1
                          PENGELASAN SMAW


      Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih
dengan menggunakan energi panas. Logam sekitar lasan/sambungan, akan
mengalami siklus termal yang cepat yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangan-tegangan termal. Hal
ini sangat erat hubungannya dengan kekuatan, cacat lasan, dan lain sebagainya
yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari
konstruksi yang dilas.
      Proses pengelasan melibatkan pemanasan dan pendinginan, pada
umumnya struktur mikro dari logam tergantung dari kecepatan pendinginannya
dari temperatur terbentuknya fasa awal sampai ke temperatur kamar. Karena
perubahan struktur ini dengan sendirinya sifat-sifat mekanik yang dimiliki juga
berubah. Pada dasarnya daerah lasan terdiri dari tiga bagian yaitu logam lasan
(weld metal), daerah terkena pengaruh panas yang sering disebut dengan Heat
Affected Zone (HAZ), dan logam induk yang tak terpengaruh panas. Daerah
logam lasan adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair
dan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas atau HAZ adalah logam dasar
yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan
mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat. Logam induk tak
terpengaruh panas adalah bagian logam dasar dimana panas dan temperatur
pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan
sifat. Selain ketiga bagian itu masih ada bagian lain yaitu daerah yang
membatasi antara logam las dan daerah HAZ yang disebut dengan batas las.
Untuk melihat struktur dari sebuah hasil lasan kita dapat melihat pada gambar
dibawah ini:




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                 5
Diagram skematik variasi temperatur dan struktur logam lasan.


      Semua kejadian selama proses pendinginan dalam pengelasan hampir
sama dengan pendinginan dalam pengecoran perbedaannya adalah:
1. Kecepatan pendinginan dalam las lebih tinggi
2. Sumber panas dalam las bergerak lurus
3. Pencairan dan pembekuan dalam las terjadi secara terus menerus




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                            6
4. pembekuan logam las mulai dari dinding logam induk yang dapat
   dipersamakan dengan dinding cetakan pada pengecoran, hanya saja dalam
   pengelasan, logam las harus menjadi satu dengan logam induk, sedangkan
   dalam pengecoran harus terjadi sebaliknya.


Beberapa cacat lasan:
Undercut
      Undercut adalah suatu alur atau takikan yang terjadi pada perbatasan
sisi-sisi lasan yang sejajar arah pengelasan sehingga bagian kaki lasan
mengalami penipisan.




                                      Undercut


Penyebab:
      Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
      Panas yang terlampau tinggi.
      Sudut elektroda yang tidak tepat.
Incomplete penetration (penetrasi yang kurang sempurna)
      Incomplete penetration terjadi karena logam las tidak menembus
melanjutkan kebagian akar dari sambungan atau kedalaman logam las kurang
dari tinggi alur yang direncanakan.




                             Incomplete penetration
Penyebab:
      Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
      Arus atau panas yang tidak cukup.
      Logam pengisi melebur tanpa meleburkan logam induk.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                            7
Inklusi
          Inklusi terjadi karena adanya material padat yang terjebak pada waktu
proses pembekuan. Inklusi dapat terjadi menjadi dua bagian, yaitu Inklusi non
metalik (slag dan oksida) dan inklusi metalik.




                                         Inklusi
Penyebab:
          Arus yang terlalu rendah dan elektroda yang terlalu besar.
          Pada sambungan sudut, sudut-sudut yang kurang tepat, pembersihan
          yang kurang baik.
          Pengelasan yang terlalu cepat.


Incompletly filled groove (Alur tidak terisi secara sempurna)
          Hal ini terjadi karena alur yang direncanakan tidak terisi logam secara
sempurna, sehingga sambungan tampak kekurangan logam pengisi/cekung.




                                Incompletly filled groove
Penyebab:
          Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
          Elektroda atau logam pengisi terlalu kecil.


Lack of fusion atau Incomplete fusion (Peleburan yang tidak sempurna)
          Terjadi karena logam induk dan logam las tidak melebur bersama secara
menyeluruh.




                            Lack of fusion/Incomplete fusion



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                   8
Penyebab:
     Arus pengelasan terlalu rendah.
     Gerakan elektroda terlalu cepat.
     Persiapan yang tidak sempurna.
     Permukaan kotor.
     Sudut elektroda yang tidak tepat.
     Panjang busur yang tidak tepat.




                     Beberapa penampilan hasil lasan.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                            9
Diagram Inagaki.



Prosedur Percobaan:
   1. Siapkan peralatan las
         a. Sarung tangan kulit.
         b. Apron dada.
         c. Apron lengan.
         d. Masker las.
         e. Palu terak.
         f. Sikat kawat.
   2. Catat data mengenai
         a. Jenis material.
         b. Arah pengelasan.
         c. Posisi pengelasan.
         d. Simbol las.
         e. Benda las.
         f. Sudut elektroda.



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                      10
g. Jenis elektroda.
        h. Jenis sambungan.
        i. Arus.
        j. Tebal pelat.
        k. Jarak celah.
  3. Siapkan elektroda dan bahan yang akan di-las.
  4. Penyalaan busur listrik
        a. Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada,
            apron lengan, masker las dan sarung tangan kulit).
        b. Pasanglah elektroda pada pemegang elektroda (holder).
        c. Hidupkan mesin las dengan memutar saklar ke angka
            voltase 380 V.
        d. Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk arus. Putar
            ke kiri jika ingin memperkecil arus dan putar ke kanan jika
            ingin memperbesar arus.
  5. Lakukanlah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja.
  6. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.
  7. Bila   lampu   indikator    pada      mesin   las   menyala,     hentikan
     mengelas. Hal ini menyatakan bahwa mesin las sudah terlampau
     panas.
  8. Jika lampu indikator sudah tidak menyala (padam), proses
     pengelasan dapat dilakukan kembali.
  9. Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol atau
     netral.
  10.Bersihkanlah    meja      las   dan    sekelilingnya   setelah    selesai
  melakukan pengelasan.


Rencana Kerja I
  1. Siapkan bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
  2. Letakan benda kerja diatas meja las (buatlah jig jika perlu).
  3. Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerja
     dengan pena penggores atau kapur (lihat Gambar. 1).


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                11
Gambar. 1

  4. Pilih arus (ampere) dan elektroda yang sesuai dengan tebal
     pelat.
  5. Pengelasan dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan posisi flat
     (horizontal).
  6. Petunjuk proses pengelasan, lihat Gambar 3, 4 dan 5.
  7. Bila kampuh pertama selesai, bersihkan dulu teraknya.
  8. Lanjutkan ke baris yang lain dari sisi pelat sebelahnya hingga
     selesai.
  9. Bersihkan teraknya.
  10.Ulangi tahapan proses pengelasan diatas terhadap pelat yang
     lain dengan posisi pengelasan dari arah atas ke bawah.
  11.Amati hasilnya dan catat hasil pengamatan tersebut.




                Gambar. 2




                               Gambar. 3


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                      12
Gambar. 4




                                    Gambar. 5




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                    13
Rencana Kerja II
  1. Gunakan pelat hasil praktek latihan I.
  2. Atur arus (ampere).
  3. Las seperti terlihat pada gambar. 6 atau 7.
  4. Elektroda bergerak berayun.
  5. Bersihkan teraknya.




                               Gambar. 6




                                              Gambar. 7




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                              14
Rencana Kerja III
  1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
  2. Letakkan benda kerja seperti terlihat pada gambar. 8.
  3. Ikat kedua uijungnya dengan pengelasan (tack welding).




                               Gambar. 8


  4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
  5. Mengelas dari kiri ke kanan.
  6. Posisi elektroda seperti yang terlihat pada gambar. 9.
  7. Bersihkan teraknya.
  8. Lakukan seperti langkah-langkah diatas untuk sebelahnya.




                                            Gambar. 9




                               Gambar. 10



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                        15
Rencana Kerja IV
  1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar.
  2. Letakkan benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. 15.
  3. Ikat ke-dua ujungnya dengan pengelasan.




                                Gambar. 15




                                             Gambar. 16




  4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai.
  5. Mengelas dari kiri ke kanan.
  6. Posisi elektroda, lihat gambar. 17.
  7. Bersihkan teraknya.
  8. Lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya untuk bagian
     sebelahnya.




          Gambar. 17




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                        16
MODUL 2
                PENGELASAN GAS (OKSI-ASETILIN)


       Salah satu metoda proses pengelasan yang paling populer
adalah    menggunakan      panas   dari   nyala   api    gas.    Pada   proses
pengelasan ini, panas yang dihasilkan adalah dari hasil pembakaran
gas:     MAPP   (methylacetylene-propadiene)      atau     acetylene,    yang
dicampur dengan oksigen.
       Pengelasan    gas    umumnya       dipergunakan          dalam   proses
maintenance dan perbaikan (repair work) karena transportasi tabung
bahan bakar dan oksigen lebih mudah dilakukan atau dibawa ke
lapangan. Proses dengan pembakaran gas ini juga banyak diterapkan
pada proses brazing, cutting, dan heat treatment hampir semua jenis
logam.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                17
Prosedur Percobaan:
A. Langkah Persiapan
1. Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama maupun
   peralatan keamanan.
            Peralatan Utama:
                  Tabung oksigen
                  Tabung bahan bakar
                  Regulator
                  Brander
                  Kunci Tabung.
                  Pembersih nosel.
                  Sikat kawat
                  Selang las
                  Bangku dan meja kerja
                  Meja kerja
                  Pemantik api
                  Tang
            Peralatan Keamanan:
                  Sarung tangan
                  Google/kacamata las.
                  Sepatu
                  Tabung pemadam


2. Catat data mengenai:
             a. Jenis material.
             b. Arah pengelasan.
             c. Posisi pengelasan.
             d. Simbol las.
             e. Benda las.
             f. Sudut brander.
             g. Sudut logam pengisi
             h. Jarak nosel dengan logam induk.
             i. Tekanan gas oksigen.



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                           18
j. Tekanan gas asetilen/bahan bakar.
             k. Tebal pelat.
             l. Jarak celah.
3. Peralatan diletakkan agak jauh dari tempat kita mengelas, kemudian buka
   kran tabung oksigen sampai terbuka penuh.
4. Periksa tekanan gas oksigen pada regulator tekanan kerja (40-60 bar).
5. Membuka kran gas bahan bakar.
6. Persiapkan benda kerja dan filler/logam pengisi.
7. Gunakan peralatan keselamatan kerja (google/kacamata las, sarung tangan
   dan sepatu).
8. Cek apakah kondisi selang, aman tidak tertekan atau terlipat.




B. Langlah Penyalaan Las Gas
1. Letakkan benda kerja diatas meja kerja.
2. Arahkan ujung brander ke bawah.
3. Buka sedikit kran gas bahan bakar.
4. Nyalakan pemantik api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar.
5. Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi sesuai
   dengan nyala api yang diinginkan.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                    19
C. Proses Pengelasan
1. Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan menghadap meja kerja.
2. Pegang brander dengan baik oleh sebelah tangan kanan dan
   tangan kiri memegang pemantik api.
3. Lakukanlah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja.
4. Posisikan sudut api untuk pengelasan adalah 60o terhadap garis horisontal,
   dan untuk filler adalah 30o terhadap garis horisontal, pegang filler dengan
   tangan kiri seperti pada gambar berikut.


                                    30o
                          60o




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                               20
5. Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm dari
   benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan kawah.
6. Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda kerja.
7. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.


D. Proses Mematikan
1. Setelah selesai melakukan proses pengelasan, jauhkan ujung nosel dari
   benda kerja dan arahkan kebawah.
                                        a
2. Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup
   penuh.




3. Setelah api menyala kuning tutup perlahan-lahan kran gas bahan bakar
   namun jangan sampai tertutup penuh.




4. Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh
5. Tutup kran gas bahan bakar hingga tertutup penuh.
6. Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel.
7. Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin
8. Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas oksigen
9. Gulung kembali selang
10.Bersihkan kembali meja las dari sisa-sisa pengelasan dan sekitarnya jika
   selesai melakukan pengelasan.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                21
Rencana Kerja I
  1. Arah pengelasan           :   Kanan ke kiri.
  2. Posisi                    :   Rata,flat (horizontal).
  3. Benda las                 :   Penyambungan.




Data:
  a. Sudut A                   :
  b. Sudut B                   :
  c. Sudut C                   :
  d. Tekanan gas oksigen       :
  e. Tekanan gas asetilen      :
  f. No. nosel                 :
  g. Nyala api                 :
  h. Tebal pelat               :
  i. Jarak celah               :
  j. Diameter logam pengisi:


Rencana Kerja II
    1. Arah pengelasan         :   Kanan ke kiri.
    2. Posisi                  :   Rata,flat (horizontal).
    3. Benda las               :   Penyambungan L.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                 22
Data:
  a. Sudut A                   :
  b. Sudut B                   :
  c. Sudut C                   :
  d. Tekanan gas oksigen       :
  e. Tekanan gas asetilen      :
  f. No. nosel                 :
  g. Nyala api                 :
  h. Tebal pelat               :
  i. Jarak celah               :
  j. Diameter logam pengisi:


Rencana Kerja III
  1. Susun ke-dua pelat seperti gambar dibawah ini.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                          23
2. Ke-dua pelat diatur jaraknya kira-kira sama dengan tebal
     pelatnya.
  3. Ikat benda kerja di ke-dua ujungnya dengan pengelasan titik.




  4. Atur posisinya dan kemudian di-las dengan menggunakan logam
     pengisi.
  5. Gerakkan brander dan logam pengisi dari kanan ke kiri.




Rencana Kerja IV
  1. Tempatkan benda kerja seperti gambar dibawah ini.
  2. Tempatkan ke-dua pelat tersebut, kemudian ujung-ujungnya di-
     las titik agar tetap posisinya.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                        24
3. Tekuk benda kerja sebesar 90o.




  4. Telungkupkan benda kerja tersebut.
  5. Pengelasan dimulai dari ujung kanan sampai ke ujung kiri
     dengan menggunakan logam pengisi.




Rencana Kerja V
  1. Susun benda kerja seperti terlihat pada gambar dibawah ini,
     kemudian gabungkan. Tempatkan benda kerja pada posisi
     horisontal. Di-las dengan brander yang sesuai.




  2. Pengelasan dilakukan dengan logam pengisi ke arah vertikal.
     Perhatikan kemiringan brander dan logam pengisi.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                  25
3. Arah pengelasan           :   Kanan ke kiri.
  4. Posisi                    :   Melingkar, horizontal.
  5. Benda las                 :   Penyambungan pipa.




Data:
  a. Sudut A                   :
  b. Sudut B                   :
  c. Sudut C                   :
  d. Tekanan gas oksigen       :
  e. Tekanan gas asetilen      :
  f. No. nosel                 :
  g. Nyala api                 :
  h. Tebal pelat               :
  i. Jarak celah               :
  j. Diameter logam pengisi:




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                26
MODUL 3
             PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING)


     Proses las titik merupakan suatu proses penyambungan dua
buah komponen logam melalui satu atau lebih titik sambungan
dengan menggunakan panas dari tahanan listrik yang dialirkan oleh
dua buah elektroda ke logam yang akan disambung dengan waktu
pengelasan tertentu. Panas yang dihasilkan dalam proses ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah arus yang
diberikan, tahanan kontak benda kerja dan waktu pengelasan.
Berdasarkan hukum Joule dinyatakan oleh persamaan berikut:


     H = I2. R. t    (Joule)

H=Panas (energi) yang dihasilkan (watt detik atau Joule)
I=Arus yang diberikan (ampere)
R=Tahanan kontak benda kerja (ohm)
t=Waktu pengelasan (detik atau cycle)


     Gambar dibawah ini memperlihatkan secara skematis dari
proses dan alat atau mesin pengelasan titik. Penyambungan terjadi
sebagai akibat timbulnya titik lasan pada permukaan kontak benda
kerja yang saling berhadapan. Hal ini terjadi karena pada daerah
permukaan terjadi konsentrasi arus yang paling tinggi dengan
tahanan kontak yang paling besar dibandingkan dengan daerah
lainnya. Sebagai akibatnya akan timbul panas yang sangat tinggi pada
daerah permukaan kontak sehingga dapat mencairkan titik lasan yang
kemudian disebut nugget.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                     27
Skematis proses pengelasan titik.




                       Skematis mesin las titik.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                          28
Ukuran dan bentuk nugget yang terjadi sangat dipengaruhi oleh
bentuk dan ukuran elektroda yang menekan permukaan luar lembaran
logam, selain itu masukkan panas yang terjadi merupakan faktor yang
juga menentukan kualitas dari nugget. Gambar              menunjukkan
distribusi hasil pengelasan titik pada suatu logam mild steel. Secara
kontinyu, diameter nugget tumbuh sangat cepat dan kemudian
melambat sampai tercapai suatu ukuran yang maksimal yaitu sekitar
lebih besar 10% nya dari diameter elektroda yang digunakan.
Parameter penting dalam proses pengelasan titik yang berpengaruh
terhadap kualitas hasil lasan, adalah;        arus pengelasan, gaya
penekanan dan waktu pengelasan.




           Distribusi temperatur dari hasil pengelasan titik.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                       29
Arus Pengelasan
     Masukkan panas yang telah dinyatakan dalam persamaan Joule
diatas, berbanding lurus dengan besarnya arus pengelasan yang
diterapkan. Besarnya masukkan panas tersebut adalah dipergunakan
untuk mencairkan logam pada daerah sambungan las (titik las) dan
sebagian mengalami kehilangan sebagai akibat dari adanya transfer
panas (konduksi, konveksi dan radiasi) dari elektroda dan benda
kerjanya serta lingkungannya. Ketika kerapatan arus, kurang dari
batas yang diijinkan maka masukkan panas yang terjadi tidak akan
menyebabkan       pencairan     logam      sehingga    tidak    akan      terjadi
sambungan lasan. Dengan demikian pmasukkan panas harus cukup
untuk mengimbangi kehilangan panas yang terjadi. Sebaliknya jika
masukkan    panas    yang      terjadi   misalnya     sebagai    akibat     arus
pengelasan yang terlalu besar, maka permukaan bagian dalam dari
logam akan terlalu panas sehingga benda kerja akan mengalami
kelebihan   masukkan    panas      (over    heated)    dan     akan    terbakar
(burning), bahkan dapat mengakibatkan cacat expulsion pada nugget
yang terbentuk (lihat Gambar berikut ini).




     Pengaruh arus dan waktu pengelasan terhadap nugget yang
                           dihasilkan.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                  30
Berdasarkan Gambar diatas, secara skematis diperlihatkan
bahwa diameter nugget sebagai fungsi dari arus pada suatu waktu
pengelasan tertentu. Ketika arus meningkat maka akan diikuti dengan
meningkatnya diameter nugget sampai ukuran yang tidak diinginkan.
     Pengaruh arus pengelasan titik ini akan sangat menentukan pula
terhadap kekuatan tarik geser dari sambungannya serta terhadap
besarnya penetrasi elektroda pada ketebalan lembaran atau pelat
logam yang disambung. Hal ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.




Pengaruh arus pengelasan terhadap diameter nugget yang dihasilkan,
        beban tarik geser dan % indentasi pada tebal pelat.



Gaya Penekanan Elektroda
     Gaya tekan elektroda atau gaya proses las titik merupakan
beban yang diterapkan pada benda kerja oleh elektroda selama proses



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                     31
pengelasan berlangsung. Gaya penekanan elektroda ini dikenal ada
dua macam, yaitu sebagai berikut:
  1. Gaya pengelasan (weld force).
  2. Gaya penempaan (forge force).
Gaya    pengelasan   adalah    merupakan      gaya   elektroda   terhadap
permukaan pelat selama waktu proses pengelasan, sedangkan gaya
penempaan adalah gaya penekanan elektroda setelah berakhirnya
waktu proses pengelasan (atau selama waktu penahanan saat
terjadinya pembekuan logam lasan).
       Gaya penekanan elektroda ini sangat mempengaruhi kekuatan
sambungan karena akan mempengaruhi pula terjadinya cacat-cacat
lasan (exulsion, cacat internal, permukaan hangus atau surface
burning, dan lain-lain). Gaya pengelasan yang terlalu besar ini akan
mengakibatkan pula indentasi elektroda pada permukaan benda kerja
akan    terlalu   dalam   sehingga     akan   mempengaruhi       kekuatan
sambungan las titik yang dihasilkan.
       Gaya pengelasan yang diberikan kepada benda kerja melalui
tekanan dari dua elektroda, harus cukup agar dapat meneruskan arus
dengan baik. Besarnya gaya pengelasan ini akan mempengaruhi pula
tahanan kontak dari elektroda dan benda kerja. Semakin besar gaya
pengelasan maka akan semakin menurunkan besarnya tahanan
kontak, hal ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                           32
Hubungan tekanan elektroda dengan tahan kontak.


     Semakin kecilnya tahanan kontak dari benda kerja akan
menurunkan masukkan panas yang terjadi pada daerah sambungan
lasan. Ketika material logam elektroda lebih lunak dari logam yang
akan di las, maka penggunaan gaya elektroda akan menyebabkan
kontak terbaik pada daerah permukaan kontak antara elektroda dan
benda kerja dan kemudian pada ke dua permukaan benda kerjanya.


Waktu Pengelasan
     Waktu atau siklus dalam proses pengelasan titik dibagi dalam
empat periode waktu utama yang secara skematis ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini, yang pada saat operasi proses pengelasan titik,
dapat dilakukan pengontrolannya secara manual atau otomatis.
Keempat perioda waktu pengelasan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Squeeze    time,   adalah   interval   waktu   antara   saat   mulai
     penekanan elektroda sampai saat arus mulai akan mengalir.
  2. Weld time, adalah interval waktu selama arus mengalir melalui
     benda kerja.



@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                           33
3. Hold time, adalah interval waktu dimana arus sudah tidah
     mengalir lagi tetapi elektroda masih menekan benda kerja
     sampai logam lasan membeku.
  4. Off time, adalah interval waktu akhir dari hold time dengan
     Squeeze time berikutnya.




        Skematis diagram siklus atau waktu pengelasan titik.


     Sedangkan pengaruh waktu pengelasan terhadap distribusi
temperatur pada benda kerja dan elektroda selama proses las titik ini
diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.




  Distribusi temperatur selama proses pengelasan titik setelah 20 %
              dan 100 % dari waktu pengelasan dilakukan.


@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                          34
Kurva bagian dalam pada Gambar diatas memperlihatkan bahwa
temperatur     pada    masing-masing       daerah    setelah   20   %     waktu
pengelasan dilewati, terlihat adanya kenaikkan temperatur pada
permukaan bagian dalam dari logam yang disambung (titik d), selama
periode ini secara proposional lebih rendah dibandingkan dengan
dearah    lainnya.    Demikian     pula   seperti   telah   ditunjukkan   pada
persamaan Joule, dimana, masukkan panas yang terjadi selama
proses pengelasan titik berbanding lurus dengan waktu pengelasan.
Waktu pengelasan yang terlalu besar dapat mengakibatkan pula
cacatcacat lasan khususnya cacat expulsion pada permukaan kontak
elektroda yang diakibatkan oleh ketika panas yang terjadi terlalu
cepat pada tiga daerah permukaan kontaknya yaitu daerah b, d dan f
pada Gambar sebelumnya diatas.


Prosedur Percobaan:
  1.     Siapkan peralatan las:
             Sarung tangan kulit.
             Apron dada.
             Apron lengan.
             Masker las.
             Sikat kawat.
  2.     Catat data mengenai:
             Jenis material.
             Posisi pengelasan.
             Simbol las.
             Benda las.
             Jenis elektroda.
             Arus dan waktu.
             Tebal pelat.
  3.     Siapkan mesin las dan bahan yang akan di-las.
  4.     Penyalaan mesin las titik:




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                                 35
   Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada,
            apron lengan, masker las dan sarung tangan kulit).
           Hidupkan mesin pompa air sebagai pendingin elektroda
            las.
           Hidupkan mesin las dengan menyalakan saklar utama.
           Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk daya listrik.
            Putar ke kiri jika ingin memperkecil arus dan putar ke
            kanan jika ingin memperbesar % dari daya listrik yang
            akan dipergunakan.
           Lakukanlah percobaan mengelas titik.
           Bila   ada     kesulitan,   bertanyalah   pada   asisten   atau
            instruktur.
           Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol
            atau netral.
           Bersihkanlah mesin las dan sekelilingnya setelah selesai
            mengelas.




@@ Teknik Metalurgi – UNJANI                                             36

More Related Content

What's hot

Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)p4n71
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptxAbiArbiana
 
Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Yoga Firmansyah
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikcakbentra
 
81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasanFathu Rahman
 
Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumhengkiirawan2008
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...ejacock
 

What's hot (20)

Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)
 
Pengelasan
PengelasanPengelasan
Pengelasan
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Pahat bubut
Pahat bubutPahat bubut
Pahat bubut
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan81540598 simbol-pengelasan
81540598 simbol-pengelasan
 
Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminium
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)Makalah tembaga (Cu)
Makalah tembaga (Cu)
 
Pengolahan timbal
Pengolahan timbalPengolahan timbal
Pengolahan timbal
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
 

Similar to Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)

Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Abrianto Akuan
 
Logam mesin fabrication 16
Logam mesin fabrication 16Logam mesin fabrication 16
Logam mesin fabrication 16Eko Supriyadi
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 
Logam mesin surface finishing 1 (5)
Logam mesin surface finishing 1 (5)Logam mesin surface finishing 1 (5)
Logam mesin surface finishing 1 (5)Eko Supriyadi
 
Logam mesin forging 3
Logam mesin forging 3Logam mesin forging 3
Logam mesin forging 3Eko Supriyadi
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfRahma750999
 
Logam mesin fabrication 20
Logam mesin fabrication 20Logam mesin fabrication 20
Logam mesin fabrication 20Eko Supriyadi
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletwiwithardianto
 
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdf
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdfMETODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdf
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdfIfantca
 
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaserOsamaOsama30
 
Logam mesin fabrication 4
Logam mesin fabrication 4Logam mesin fabrication 4
Logam mesin fabrication 4Eko Supriyadi
 
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desoldering
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desolderingKd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desoldering
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desolderingSILVIANAWANDAFENTIA1
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapaltanalialayubi
 
Teknik Dasar Instrumentasi
Teknik Dasar InstrumentasiTeknik Dasar Instrumentasi
Teknik Dasar InstrumentasilombkTBK
 
Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)
 Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062) Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)
Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)Aliem Sgralhtobat
 
Logam mesin fabrication 26
Logam mesin fabrication 26Logam mesin fabrication 26
Logam mesin fabrication 26Eko Supriyadi
 
Logam mesin fabrication 8
Logam mesin fabrication 8Logam mesin fabrication 8
Logam mesin fabrication 8Eko Supriyadi
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laelaAryanti99
 

Similar to Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA) (20)

Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
Logam mesin fabrication 16
Logam mesin fabrication 16Logam mesin fabrication 16
Logam mesin fabrication 16
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 
Logam mesin surface finishing 1 (5)
Logam mesin surface finishing 1 (5)Logam mesin surface finishing 1 (5)
Logam mesin surface finishing 1 (5)
 
Logam mesin forging 3
Logam mesin forging 3Logam mesin forging 3
Logam mesin forging 3
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
 
Logam mesin fabrication 20
Logam mesin fabrication 20Logam mesin fabrication 20
Logam mesin fabrication 20
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_fillet
 
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdf
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdfMETODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdf
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdf
 
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
 
Logam mesin fabrication 4
Logam mesin fabrication 4Logam mesin fabrication 4
Logam mesin fabrication 4
 
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desoldering
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desolderingKd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desoldering
Kd 3.7 jobsheet teknik soldering dan desoldering
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
Teknik Dasar Instrumentasi
Teknik Dasar InstrumentasiTeknik Dasar Instrumentasi
Teknik Dasar Instrumentasi
 
Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)
 Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062) Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)
Pemeriksaan makro a'lim abror (13504241062)
 
Logam mesin fabrication 26
Logam mesin fabrication 26Logam mesin fabrication 26
Logam mesin fabrication 26
 
LAS LISTRIK
LAS LISTRIKLAS LISTRIK
LAS LISTRIK
 
Logam mesin fabrication 8
Logam mesin fabrication 8Logam mesin fabrication 8
Logam mesin fabrication 8
 
15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela15 naskah publikasi tri laela
15 naskah publikasi tri laela
 

More from Abrianto Akuan

Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Abrianto Akuan
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Abrianto Akuan
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)Abrianto Akuan
 
Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Abrianto Akuan
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Abrianto Akuan
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Abrianto Akuan
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Abrianto Akuan
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Abrianto Akuan
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Abrianto Akuan
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Abrianto Akuan
 

More from Abrianto Akuan (20)

Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)Refresh k3 (paradigm)
Refresh k3 (paradigm)
 
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
Melting Loss pada Peleburan Aluminium (AA)
 
Index minerals (AA)
Index minerals (AA)Index minerals (AA)
Index minerals (AA)
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)WPS-PQR (welding-pengelasan)
WPS-PQR (welding-pengelasan)
 
Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)Paint Calculation Practice & Report (AA)
Paint Calculation Practice & Report (AA)
 
Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)Konversi Kekerasan Logam (AA)
Konversi Kekerasan Logam (AA)
 
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
Jurnal analisis keausan sproket rantai rol (AA)
 
Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)Minerals Classification (AA)
Minerals Classification (AA)
 
Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)Images Minerals (AA)
Images Minerals (AA)
 
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
Analisis kerusakan pegas ulir pada kereta api (AA)
 
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
Galvanizing for Corrosion Protection (AGA)
 
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
Galvanisasi untuk Proteksi Korosi (AGI)
 
Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)Perhitungan korosi (USA)
Perhitungan korosi (USA)
 
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)Perhitungan korosi standard NACE (AA)
Perhitungan korosi standard NACE (AA)
 
Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)Perhitungan proteksi korosi (AA)
Perhitungan proteksi korosi (AA)
 
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
Jurnal plating Au pada plastik ABS (AA)
 
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
Jurnal jominy test (pengujian mampu keras baja) melalui program MATLAB (AA)
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)Jurnal baja mangan austenitik (AA)
Jurnal baja mangan austenitik (AA)
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)

  • 1. TEKNIK PENGELASAN LOGAM MODUL PRAKTIKUM Oleh : ABRIANTO AKUAN, ST., MT. LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI JURUSAN TEKNIK METALURGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI BANDUNG 2009
  • 2. PETUNJUK PRAKTIKUM I. MAKSUD DAN TUJUAN Praktikum Teknik Pengelasan Logam merupakan penerapan teori-teori yang pernah diberikan dalam perkuliahan. Tujuan utama dari praktikum ini adalah sebagai berikut:  Mengetahui beberapa proses atau teknik pengelasan logam dalam suatu proses/teknik produksi dalam manufaktur.  Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat dan berpengaruh terhadap kualitas lasan yang dihasilkan.  Mengetahui cacat-cacat yang terjadi dalam proses pengelasan logam.  Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik pengelasan logam. Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan peserta (praktikan) memiliki pengalaman praktek dalam proses produksi/manufaktur melalui teknik pengelasan logam. II. PERATURAN PRAKTIKUM 2.1 Tata Tertib  Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal dan sejenisnya.  Tas dan barang-barang yang digunakan selama praktikum harus disimpan ditempat yang telah disediakan.  Dilarang melakukan praktikum tanpa seijin instruktur yang bersangkutan.  Selama berada dilaboratorium dilarang merokok, makan dan minum.  Praktikum harus menjaga keamanan dan ketenangan selama berada dilaboratorium. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 1
  • 3. Diwajibkan memakai pakaian savety dalam setiap melakukan praktek. 2.2 Kehadiran  Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap gagal dan harus mengulang pada kesempatan berikutnya.  Waktu pelaksanaan praktikum diatur dengan jadwal yang ditentukan kemudian.  Praktikan diharuskan menyerahkan formulir kehadiran kepada instruktur pada setiap melakukan praktek. 2.3 Pemakaian Alat  Periksa kelengkapan alat sebelum melakukan praktek.  Setiap pemakaian alat harus seijin instruktur.  Kehilangan atau kerusakan alat adalah tanggung jawab satu kelompok peserta praktikum.  Setiap akhir praktikum, ruangan dan alat-alat yang digunakan harus dibersihkan.  Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus lapor pada instruktur untuk memeriksa alat-alat yang telah digunakan. 2.4 Tugas dan Laporan  Laporan praktikum diisi pada logbook yang telah disediakan.  Sebelum dan sesudah praktikum akan diadakan responsi dan ujian akhir praktikum. Adapun waktu dan tempat ditentukan kemudian.  Setiap praktikum harus mengumpulkan dan mengisi logbook praktikum secara perorangan setelah seluruh praktikum diselesaikan.  Logbook praktikum diisi dengan tulisan tangan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 2
  • 4. 2.5 Penilaian Sistematika penilaian mengikuti aturan sebagai berikut: 1. Nilai Ujian = 15 % 2. Nilai Kehadiran = 25 % 4. Nilai Laporan = 20 % 5. Nilai Presentasi = 40 % III. KESELAMATAN KERJA 3.1 Ringkasan Umum Keselamatan kerja merupakan target pertama dalam setiap proses produksi terutama proses pengelasan logam, karena dalam proses ini akan berhadapan dengan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi diantaranya:  Terkena percikan terak/flux dari elektroda/benda kerja.  Terkena jilatan api atau panas dari elektroda dan benda kerja.  Risiko terjadinya kebakaran. Bahaya potensial ini diharapkan tidak akan menjadi bahaya riil apabila semua peraturan keselamatan telah diikuti dengan seksama dan selalu bekerja menurut prosedur serta tata cara yang aman dan benar. Dengan demikian kita akan terhindar dari bahaya dan tempat kita bekerja menjadi tempat yang aman. 3.2 Ketentuan dan Prosedur Keselamatan  Siapkanlah bahwa keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.  Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindung diri (APD) lainnya yang diperlukan.  Bekerjalah sesuai petunjuk yang ada.  Tanyakanlah pada instruktur/asistan anda, bila kurang jelas dalam bekerja. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 3
  • 5. Berhati-hatilah dalam penggunaan alat-alat perlengkapan serta posisi dalam bekerja.  Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api.  Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih bebas dari air oli dan bahan lainnya yang dapat menyebabkan percikan atau ledakan.  Bersihkan lantai tempat proses pengelasan dari air, oli, kotoran dan sebagainya.  Jaga jarak aman anda dengan elektroda/benda kerja panas dan peralatan panas lain pada saat proses pengelasan.  Gunakan selalu alat pelindung diri (APD): sarung tangan kulit, apron, helm, kacamata, sepatu kerja, masker, tang jepit, ear plug dan lain sebagainya.  Tidak diperbolehkan memegang hasil lasan tanpa alat pelindung diri (APD) selama proses pengelasan sedang berjalan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 4
  • 6. MODUL 1 PENGELASAN SMAW Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Logam sekitar lasan/sambungan, akan mengalami siklus termal yang cepat yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangan-tegangan termal. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kekuatan, cacat lasan, dan lain sebagainya yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas. Proses pengelasan melibatkan pemanasan dan pendinginan, pada umumnya struktur mikro dari logam tergantung dari kecepatan pendinginannya dari temperatur terbentuknya fasa awal sampai ke temperatur kamar. Karena perubahan struktur ini dengan sendirinya sifat-sifat mekanik yang dimiliki juga berubah. Pada dasarnya daerah lasan terdiri dari tiga bagian yaitu logam lasan (weld metal), daerah terkena pengaruh panas yang sering disebut dengan Heat Affected Zone (HAZ), dan logam induk yang tak terpengaruh panas. Daerah logam lasan adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas atau HAZ adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat. Logam induk tak terpengaruh panas adalah bagian logam dasar dimana panas dan temperatur pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan sifat. Selain ketiga bagian itu masih ada bagian lain yaitu daerah yang membatasi antara logam las dan daerah HAZ yang disebut dengan batas las. Untuk melihat struktur dari sebuah hasil lasan kita dapat melihat pada gambar dibawah ini: @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 5
  • 7. Diagram skematik variasi temperatur dan struktur logam lasan. Semua kejadian selama proses pendinginan dalam pengelasan hampir sama dengan pendinginan dalam pengecoran perbedaannya adalah: 1. Kecepatan pendinginan dalam las lebih tinggi 2. Sumber panas dalam las bergerak lurus 3. Pencairan dan pembekuan dalam las terjadi secara terus menerus @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 6
  • 8. 4. pembekuan logam las mulai dari dinding logam induk yang dapat dipersamakan dengan dinding cetakan pada pengecoran, hanya saja dalam pengelasan, logam las harus menjadi satu dengan logam induk, sedangkan dalam pengecoran harus terjadi sebaliknya. Beberapa cacat lasan: Undercut Undercut adalah suatu alur atau takikan yang terjadi pada perbatasan sisi-sisi lasan yang sejajar arah pengelasan sehingga bagian kaki lasan mengalami penipisan. Undercut Penyebab: Gerakan elektroda yang terlalu cepat. Panas yang terlampau tinggi. Sudut elektroda yang tidak tepat. Incomplete penetration (penetrasi yang kurang sempurna) Incomplete penetration terjadi karena logam las tidak menembus melanjutkan kebagian akar dari sambungan atau kedalaman logam las kurang dari tinggi alur yang direncanakan. Incomplete penetration Penyebab: Gerakan elektroda yang terlalu cepat. Arus atau panas yang tidak cukup. Logam pengisi melebur tanpa meleburkan logam induk. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 7
  • 9. Inklusi Inklusi terjadi karena adanya material padat yang terjebak pada waktu proses pembekuan. Inklusi dapat terjadi menjadi dua bagian, yaitu Inklusi non metalik (slag dan oksida) dan inklusi metalik. Inklusi Penyebab: Arus yang terlalu rendah dan elektroda yang terlalu besar. Pada sambungan sudut, sudut-sudut yang kurang tepat, pembersihan yang kurang baik. Pengelasan yang terlalu cepat. Incompletly filled groove (Alur tidak terisi secara sempurna) Hal ini terjadi karena alur yang direncanakan tidak terisi logam secara sempurna, sehingga sambungan tampak kekurangan logam pengisi/cekung. Incompletly filled groove Penyebab: Gerakan elektroda yang terlalu cepat. Elektroda atau logam pengisi terlalu kecil. Lack of fusion atau Incomplete fusion (Peleburan yang tidak sempurna) Terjadi karena logam induk dan logam las tidak melebur bersama secara menyeluruh. Lack of fusion/Incomplete fusion @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 8
  • 10. Penyebab: Arus pengelasan terlalu rendah. Gerakan elektroda terlalu cepat. Persiapan yang tidak sempurna. Permukaan kotor. Sudut elektroda yang tidak tepat. Panjang busur yang tidak tepat. Beberapa penampilan hasil lasan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 9
  • 11. Diagram Inagaki. Prosedur Percobaan: 1. Siapkan peralatan las a. Sarung tangan kulit. b. Apron dada. c. Apron lengan. d. Masker las. e. Palu terak. f. Sikat kawat. 2. Catat data mengenai a. Jenis material. b. Arah pengelasan. c. Posisi pengelasan. d. Simbol las. e. Benda las. f. Sudut elektroda. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 10
  • 12. g. Jenis elektroda. h. Jenis sambungan. i. Arus. j. Tebal pelat. k. Jarak celah. 3. Siapkan elektroda dan bahan yang akan di-las. 4. Penyalaan busur listrik a. Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada, apron lengan, masker las dan sarung tangan kulit). b. Pasanglah elektroda pada pemegang elektroda (holder). c. Hidupkan mesin las dengan memutar saklar ke angka voltase 380 V. d. Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk arus. Putar ke kiri jika ingin memperkecil arus dan putar ke kanan jika ingin memperbesar arus. 5. Lakukanlah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja. 6. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur. 7. Bila lampu indikator pada mesin las menyala, hentikan mengelas. Hal ini menyatakan bahwa mesin las sudah terlampau panas. 8. Jika lampu indikator sudah tidak menyala (padam), proses pengelasan dapat dilakukan kembali. 9. Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol atau netral. 10.Bersihkanlah meja las dan sekelilingnya setelah selesai melakukan pengelasan. Rencana Kerja I 1. Siapkan bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar. 2. Letakan benda kerja diatas meja las (buatlah jig jika perlu). 3. Ukur dan tandai atau gores pada permukaan benda kerja dengan pena penggores atau kapur (lihat Gambar. 1). @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 11
  • 13. Gambar. 1 4. Pilih arus (ampere) dan elektroda yang sesuai dengan tebal pelat. 5. Pengelasan dilakukan dari arah kiri ke kanan dengan posisi flat (horizontal). 6. Petunjuk proses pengelasan, lihat Gambar 3, 4 dan 5. 7. Bila kampuh pertama selesai, bersihkan dulu teraknya. 8. Lanjutkan ke baris yang lain dari sisi pelat sebelahnya hingga selesai. 9. Bersihkan teraknya. 10.Ulangi tahapan proses pengelasan diatas terhadap pelat yang lain dengan posisi pengelasan dari arah atas ke bawah. 11.Amati hasilnya dan catat hasil pengamatan tersebut. Gambar. 2 Gambar. 3 @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 12
  • 14. Gambar. 4 Gambar. 5 @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 13
  • 15. Rencana Kerja II 1. Gunakan pelat hasil praktek latihan I. 2. Atur arus (ampere). 3. Las seperti terlihat pada gambar. 6 atau 7. 4. Elektroda bergerak berayun. 5. Bersihkan teraknya. Gambar. 6 Gambar. 7 @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 14
  • 16. Rencana Kerja III 1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar. 2. Letakkan benda kerja seperti terlihat pada gambar. 8. 3. Ikat kedua uijungnya dengan pengelasan (tack welding). Gambar. 8 4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai. 5. Mengelas dari kiri ke kanan. 6. Posisi elektroda seperti yang terlihat pada gambar. 9. 7. Bersihkan teraknya. 8. Lakukan seperti langkah-langkah diatas untuk sebelahnya. Gambar. 9 Gambar. 10 @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 15
  • 17. Rencana Kerja IV 1. Bahan pelat 250 X 30 X 3 mm, sebanyak 2 lembar. 2. Letakkan benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. 15. 3. Ikat ke-dua ujungnya dengan pengelasan. Gambar. 15 Gambar. 16 4. Elektroda, arus (ampere) dan tebal benda kerja harus sesuai. 5. Mengelas dari kiri ke kanan. 6. Posisi elektroda, lihat gambar. 17. 7. Bersihkan teraknya. 8. Lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya untuk bagian sebelahnya. Gambar. 17 @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 16
  • 18. MODUL 2 PENGELASAN GAS (OKSI-ASETILIN) Salah satu metoda proses pengelasan yang paling populer adalah menggunakan panas dari nyala api gas. Pada proses pengelasan ini, panas yang dihasilkan adalah dari hasil pembakaran gas: MAPP (methylacetylene-propadiene) atau acetylene, yang dicampur dengan oksigen. Pengelasan gas umumnya dipergunakan dalam proses maintenance dan perbaikan (repair work) karena transportasi tabung bahan bakar dan oksigen lebih mudah dilakukan atau dibawa ke lapangan. Proses dengan pembakaran gas ini juga banyak diterapkan pada proses brazing, cutting, dan heat treatment hampir semua jenis logam. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 17
  • 19. Prosedur Percobaan: A. Langkah Persiapan 1. Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama maupun peralatan keamanan.  Peralatan Utama:  Tabung oksigen  Tabung bahan bakar  Regulator  Brander  Kunci Tabung.  Pembersih nosel.  Sikat kawat  Selang las  Bangku dan meja kerja  Meja kerja  Pemantik api  Tang  Peralatan Keamanan:  Sarung tangan  Google/kacamata las.  Sepatu  Tabung pemadam 2. Catat data mengenai: a. Jenis material. b. Arah pengelasan. c. Posisi pengelasan. d. Simbol las. e. Benda las. f. Sudut brander. g. Sudut logam pengisi h. Jarak nosel dengan logam induk. i. Tekanan gas oksigen. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 18
  • 20. j. Tekanan gas asetilen/bahan bakar. k. Tebal pelat. l. Jarak celah. 3. Peralatan diletakkan agak jauh dari tempat kita mengelas, kemudian buka kran tabung oksigen sampai terbuka penuh. 4. Periksa tekanan gas oksigen pada regulator tekanan kerja (40-60 bar). 5. Membuka kran gas bahan bakar. 6. Persiapkan benda kerja dan filler/logam pengisi. 7. Gunakan peralatan keselamatan kerja (google/kacamata las, sarung tangan dan sepatu). 8. Cek apakah kondisi selang, aman tidak tertekan atau terlipat. B. Langlah Penyalaan Las Gas 1. Letakkan benda kerja diatas meja kerja. 2. Arahkan ujung brander ke bawah. 3. Buka sedikit kran gas bahan bakar. 4. Nyalakan pemantik api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar. 5. Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi sesuai dengan nyala api yang diinginkan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 19
  • 21. C. Proses Pengelasan 1. Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan menghadap meja kerja. 2. Pegang brander dengan baik oleh sebelah tangan kanan dan tangan kiri memegang pemantik api. 3. Lakukanlah percobaan mengelas. Lihat gambar rencana kerja. 4. Posisikan sudut api untuk pengelasan adalah 60o terhadap garis horisontal, dan untuk filler adalah 30o terhadap garis horisontal, pegang filler dengan tangan kiri seperti pada gambar berikut. 30o 60o @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 20
  • 22. 5. Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm dari benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan kawah. 6. Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda kerja. 7. Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur. D. Proses Mematikan 1. Setelah selesai melakukan proses pengelasan, jauhkan ujung nosel dari benda kerja dan arahkan kebawah. a 2. Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup penuh. 3. Setelah api menyala kuning tutup perlahan-lahan kran gas bahan bakar namun jangan sampai tertutup penuh. 4. Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh 5. Tutup kran gas bahan bakar hingga tertutup penuh. 6. Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel. 7. Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin 8. Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas oksigen 9. Gulung kembali selang 10.Bersihkan kembali meja las dari sisa-sisa pengelasan dan sekitarnya jika selesai melakukan pengelasan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 21
  • 23. Rencana Kerja I 1. Arah pengelasan : Kanan ke kiri. 2. Posisi : Rata,flat (horizontal). 3. Benda las : Penyambungan. Data: a. Sudut A : b. Sudut B : c. Sudut C : d. Tekanan gas oksigen : e. Tekanan gas asetilen : f. No. nosel : g. Nyala api : h. Tebal pelat : i. Jarak celah : j. Diameter logam pengisi: Rencana Kerja II 1. Arah pengelasan : Kanan ke kiri. 2. Posisi : Rata,flat (horizontal). 3. Benda las : Penyambungan L. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 22
  • 24. Data: a. Sudut A : b. Sudut B : c. Sudut C : d. Tekanan gas oksigen : e. Tekanan gas asetilen : f. No. nosel : g. Nyala api : h. Tebal pelat : i. Jarak celah : j. Diameter logam pengisi: Rencana Kerja III 1. Susun ke-dua pelat seperti gambar dibawah ini. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 23
  • 25. 2. Ke-dua pelat diatur jaraknya kira-kira sama dengan tebal pelatnya. 3. Ikat benda kerja di ke-dua ujungnya dengan pengelasan titik. 4. Atur posisinya dan kemudian di-las dengan menggunakan logam pengisi. 5. Gerakkan brander dan logam pengisi dari kanan ke kiri. Rencana Kerja IV 1. Tempatkan benda kerja seperti gambar dibawah ini. 2. Tempatkan ke-dua pelat tersebut, kemudian ujung-ujungnya di- las titik agar tetap posisinya. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 24
  • 26. 3. Tekuk benda kerja sebesar 90o. 4. Telungkupkan benda kerja tersebut. 5. Pengelasan dimulai dari ujung kanan sampai ke ujung kiri dengan menggunakan logam pengisi. Rencana Kerja V 1. Susun benda kerja seperti terlihat pada gambar dibawah ini, kemudian gabungkan. Tempatkan benda kerja pada posisi horisontal. Di-las dengan brander yang sesuai. 2. Pengelasan dilakukan dengan logam pengisi ke arah vertikal. Perhatikan kemiringan brander dan logam pengisi. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 25
  • 27. 3. Arah pengelasan : Kanan ke kiri. 4. Posisi : Melingkar, horizontal. 5. Benda las : Penyambungan pipa. Data: a. Sudut A : b. Sudut B : c. Sudut C : d. Tekanan gas oksigen : e. Tekanan gas asetilen : f. No. nosel : g. Nyala api : h. Tebal pelat : i. Jarak celah : j. Diameter logam pengisi: @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 26
  • 28. MODUL 3 PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) Proses las titik merupakan suatu proses penyambungan dua buah komponen logam melalui satu atau lebih titik sambungan dengan menggunakan panas dari tahanan listrik yang dialirkan oleh dua buah elektroda ke logam yang akan disambung dengan waktu pengelasan tertentu. Panas yang dihasilkan dalam proses ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah arus yang diberikan, tahanan kontak benda kerja dan waktu pengelasan. Berdasarkan hukum Joule dinyatakan oleh persamaan berikut: H = I2. R. t (Joule) H=Panas (energi) yang dihasilkan (watt detik atau Joule) I=Arus yang diberikan (ampere) R=Tahanan kontak benda kerja (ohm) t=Waktu pengelasan (detik atau cycle) Gambar dibawah ini memperlihatkan secara skematis dari proses dan alat atau mesin pengelasan titik. Penyambungan terjadi sebagai akibat timbulnya titik lasan pada permukaan kontak benda kerja yang saling berhadapan. Hal ini terjadi karena pada daerah permukaan terjadi konsentrasi arus yang paling tinggi dengan tahanan kontak yang paling besar dibandingkan dengan daerah lainnya. Sebagai akibatnya akan timbul panas yang sangat tinggi pada daerah permukaan kontak sehingga dapat mencairkan titik lasan yang kemudian disebut nugget. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 27
  • 29. Skematis proses pengelasan titik. Skematis mesin las titik. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 28
  • 30. Ukuran dan bentuk nugget yang terjadi sangat dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran elektroda yang menekan permukaan luar lembaran logam, selain itu masukkan panas yang terjadi merupakan faktor yang juga menentukan kualitas dari nugget. Gambar menunjukkan distribusi hasil pengelasan titik pada suatu logam mild steel. Secara kontinyu, diameter nugget tumbuh sangat cepat dan kemudian melambat sampai tercapai suatu ukuran yang maksimal yaitu sekitar lebih besar 10% nya dari diameter elektroda yang digunakan. Parameter penting dalam proses pengelasan titik yang berpengaruh terhadap kualitas hasil lasan, adalah; arus pengelasan, gaya penekanan dan waktu pengelasan. Distribusi temperatur dari hasil pengelasan titik. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 29
  • 31. Arus Pengelasan Masukkan panas yang telah dinyatakan dalam persamaan Joule diatas, berbanding lurus dengan besarnya arus pengelasan yang diterapkan. Besarnya masukkan panas tersebut adalah dipergunakan untuk mencairkan logam pada daerah sambungan las (titik las) dan sebagian mengalami kehilangan sebagai akibat dari adanya transfer panas (konduksi, konveksi dan radiasi) dari elektroda dan benda kerjanya serta lingkungannya. Ketika kerapatan arus, kurang dari batas yang diijinkan maka masukkan panas yang terjadi tidak akan menyebabkan pencairan logam sehingga tidak akan terjadi sambungan lasan. Dengan demikian pmasukkan panas harus cukup untuk mengimbangi kehilangan panas yang terjadi. Sebaliknya jika masukkan panas yang terjadi misalnya sebagai akibat arus pengelasan yang terlalu besar, maka permukaan bagian dalam dari logam akan terlalu panas sehingga benda kerja akan mengalami kelebihan masukkan panas (over heated) dan akan terbakar (burning), bahkan dapat mengakibatkan cacat expulsion pada nugget yang terbentuk (lihat Gambar berikut ini). Pengaruh arus dan waktu pengelasan terhadap nugget yang dihasilkan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 30
  • 32. Berdasarkan Gambar diatas, secara skematis diperlihatkan bahwa diameter nugget sebagai fungsi dari arus pada suatu waktu pengelasan tertentu. Ketika arus meningkat maka akan diikuti dengan meningkatnya diameter nugget sampai ukuran yang tidak diinginkan. Pengaruh arus pengelasan titik ini akan sangat menentukan pula terhadap kekuatan tarik geser dari sambungannya serta terhadap besarnya penetrasi elektroda pada ketebalan lembaran atau pelat logam yang disambung. Hal ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Pengaruh arus pengelasan terhadap diameter nugget yang dihasilkan, beban tarik geser dan % indentasi pada tebal pelat. Gaya Penekanan Elektroda Gaya tekan elektroda atau gaya proses las titik merupakan beban yang diterapkan pada benda kerja oleh elektroda selama proses @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 31
  • 33. pengelasan berlangsung. Gaya penekanan elektroda ini dikenal ada dua macam, yaitu sebagai berikut: 1. Gaya pengelasan (weld force). 2. Gaya penempaan (forge force). Gaya pengelasan adalah merupakan gaya elektroda terhadap permukaan pelat selama waktu proses pengelasan, sedangkan gaya penempaan adalah gaya penekanan elektroda setelah berakhirnya waktu proses pengelasan (atau selama waktu penahanan saat terjadinya pembekuan logam lasan). Gaya penekanan elektroda ini sangat mempengaruhi kekuatan sambungan karena akan mempengaruhi pula terjadinya cacat-cacat lasan (exulsion, cacat internal, permukaan hangus atau surface burning, dan lain-lain). Gaya pengelasan yang terlalu besar ini akan mengakibatkan pula indentasi elektroda pada permukaan benda kerja akan terlalu dalam sehingga akan mempengaruhi kekuatan sambungan las titik yang dihasilkan. Gaya pengelasan yang diberikan kepada benda kerja melalui tekanan dari dua elektroda, harus cukup agar dapat meneruskan arus dengan baik. Besarnya gaya pengelasan ini akan mempengaruhi pula tahanan kontak dari elektroda dan benda kerja. Semakin besar gaya pengelasan maka akan semakin menurunkan besarnya tahanan kontak, hal ini ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 32
  • 34. Hubungan tekanan elektroda dengan tahan kontak. Semakin kecilnya tahanan kontak dari benda kerja akan menurunkan masukkan panas yang terjadi pada daerah sambungan lasan. Ketika material logam elektroda lebih lunak dari logam yang akan di las, maka penggunaan gaya elektroda akan menyebabkan kontak terbaik pada daerah permukaan kontak antara elektroda dan benda kerja dan kemudian pada ke dua permukaan benda kerjanya. Waktu Pengelasan Waktu atau siklus dalam proses pengelasan titik dibagi dalam empat periode waktu utama yang secara skematis ditunjukkan pada Gambar dibawah ini, yang pada saat operasi proses pengelasan titik, dapat dilakukan pengontrolannya secara manual atau otomatis. Keempat perioda waktu pengelasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Squeeze time, adalah interval waktu antara saat mulai penekanan elektroda sampai saat arus mulai akan mengalir. 2. Weld time, adalah interval waktu selama arus mengalir melalui benda kerja. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 33
  • 35. 3. Hold time, adalah interval waktu dimana arus sudah tidah mengalir lagi tetapi elektroda masih menekan benda kerja sampai logam lasan membeku. 4. Off time, adalah interval waktu akhir dari hold time dengan Squeeze time berikutnya. Skematis diagram siklus atau waktu pengelasan titik. Sedangkan pengaruh waktu pengelasan terhadap distribusi temperatur pada benda kerja dan elektroda selama proses las titik ini diperlihatkan pada Gambar dibawah ini. Distribusi temperatur selama proses pengelasan titik setelah 20 % dan 100 % dari waktu pengelasan dilakukan. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 34
  • 36. Kurva bagian dalam pada Gambar diatas memperlihatkan bahwa temperatur pada masing-masing daerah setelah 20 % waktu pengelasan dilewati, terlihat adanya kenaikkan temperatur pada permukaan bagian dalam dari logam yang disambung (titik d), selama periode ini secara proposional lebih rendah dibandingkan dengan dearah lainnya. Demikian pula seperti telah ditunjukkan pada persamaan Joule, dimana, masukkan panas yang terjadi selama proses pengelasan titik berbanding lurus dengan waktu pengelasan. Waktu pengelasan yang terlalu besar dapat mengakibatkan pula cacatcacat lasan khususnya cacat expulsion pada permukaan kontak elektroda yang diakibatkan oleh ketika panas yang terjadi terlalu cepat pada tiga daerah permukaan kontaknya yaitu daerah b, d dan f pada Gambar sebelumnya diatas. Prosedur Percobaan: 1. Siapkan peralatan las:  Sarung tangan kulit.  Apron dada.  Apron lengan.  Masker las.  Sikat kawat. 2. Catat data mengenai:  Jenis material.  Posisi pengelasan.  Simbol las.  Benda las.  Jenis elektroda.  Arus dan waktu.  Tebal pelat. 3. Siapkan mesin las dan bahan yang akan di-las. 4. Penyalaan mesin las titik: @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 35
  • 37. Gunakan semua peralatan keselamatan kerja (apron dada, apron lengan, masker las dan sarung tangan kulit).  Hidupkan mesin pompa air sebagai pendingin elektroda las.  Hidupkan mesin las dengan menyalakan saklar utama.  Lihat berapa besar arus pada jarum penunjuk daya listrik. Putar ke kiri jika ingin memperkecil arus dan putar ke kanan jika ingin memperbesar % dari daya listrik yang akan dipergunakan.  Lakukanlah percobaan mengelas titik.  Bila ada kesulitan, bertanyalah pada asisten atau instruktur.  Jika berhenti mengelas, pindahkan saklar ke posisi nol atau netral.  Bersihkanlah mesin las dan sekelilingnya setelah selesai mengelas. @@ Teknik Metalurgi – UNJANI 36