Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, peralatan, prinsip kerja, parameter, dan pemeliharaan las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) yang mencakup komponen peralatan las SMAW, cara kerja las SMAW, parameter-parameter yang mempengaruhi hasil las seperti arus, voltase, kecepatan las, dan polaritas, serta tips perawatan mesin las."
Presentasi ini memaparkan mengenai mesin gergaji dan mesin pembesar lubang, termasuk prinsip kerjanya, jenis - jenis serta contoh produk yang dihasilkan.
Slide presentasi ini memaparkan mengenai mesin pengelasan yang digunakan pada proses produksi. terdapat beberapa pokok pembahasan meliputi definisi, prinsip kerja, contoh produk dan informasi lainnya yang berkenaan dengan proses pengelasan pada aktivitas produksi.
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Ari Satriadi Helmi
Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia
Presentasi ini memaparkan mengenai mesin gergaji dan mesin pembesar lubang, termasuk prinsip kerjanya, jenis - jenis serta contoh produk yang dihasilkan.
Slide presentasi ini memaparkan mengenai mesin pengelasan yang digunakan pada proses produksi. terdapat beberapa pokok pembahasan meliputi definisi, prinsip kerja, contoh produk dan informasi lainnya yang berkenaan dengan proses pengelasan pada aktivitas produksi.
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Ari Satriadi Helmi
Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia, Laporan Praktikum Mata Kuliah Teknik Las, Teknik, Las, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
Las listrik penjelasan, klasifikasi dan jenis-jenisnya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manusia tidak mungkin terjadi. Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam pengisi.
Pada era sekarang ini banyak dilakukan penyambungan pada logam plat dengan mempergunakan arus listrik dimana arus digunakan untuk melumerkan bahan tambah agar dapat menyatukan dua plat yang akan disambung. Pelumeran bahan tambah pada las listrik dilakukan oleh busur elektroda listrik. Busur elektroda listrik ini memberikan panas yang tinggi untuk melumerkan bahan tambah serta bahan yang akan dilas
Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu, dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu sehingga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom, dan bisa juga dikatakan salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah benda tersebut. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relatif murah.
Pengenalan langkah-langkah keselamatan
Menerangkan kerja-kerja kimpalan arka dengan tepat.
Melaksanakan kerja kimpalan arka mengikut kaedah dan teknik yang betul.
Membezakan jenis-jenis kecacatan dalam kerja-kerja kimpalan dan sebab terjadinya kecacatan itu.
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan besi dengan cara membakar
Proses penyatuan logam dimana saringan meta (metal filter) dipanaskan di atas titik lebur dan dibagikan atau dituangkan di antara 2 atau lebih bagian pengepas atau penyekat melalui pipa.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. PENGERTIAN
LAS SMAW
PAGE 3
Pengertian
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah
Manual Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda
terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping
logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap,
dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan
tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
SKEMA SMAW
4. PERALATAN
LAS SMAW
PAGE 4
Kabel Las
Pemegang Elektroda (Holder)
Klem Masa
Mesin Las
Kawat Las (Elektroda)
Komponen Las SMAW
Peralatan
5. Kabel Las
Kabel Primer
berfungsi untuk menghubungkan mesin las dengan
sumber tenaga. Phasa pada mesin las berbeda-
beda dan jumlah phasa pada mesin las harus
disesuaikan dengan jumlah kawat inti yang
terdapat pada kabel primer ditambah satu kawat
yang berfungsi sebagai penghubung mesin las dan
masa tanah (grounding).
Kabel Sekunder
kabel-kabel yang digunakan untuk proses pengelasan.
Kabel sekunder terdiri dari dua kabel yang masing-
masing dihubungkan dengan penjepit (holder) benda
kerja dan penjepit (tang) elektroda.
PAGE 5
Kabel Las
Pemegang Elektroda, klem masa Mesin Las Elektroda
Ada 2 kabel yang digunakan pada mesin las yaitu kabel primer dan kabel sekunder, yaitu:
6. Pemegang Elektroda
(Holder) dan Klem Masa
Pemegang Elektroda (Holder)
Holder berfungsi sebagai pemegang kawat las saat
digunakan welder untuk mengelas sebuah produk.
Kabel Sekunder
Klem masa Digunakan sebagai alat penghubung kabel
massa ke logam induk, alat ini biasanya terbuat dari
tembaga atau logam lain yang mempunyai sifat
penghantar listrik yang baik. Selain itu klem massa
juga terdapat pegas yang berfungsi untuk menjepit
benda kerja dengan baik agar tidak mudah terlepas.
PAGE 6
Kabel Las
Pemegang Elektroda, klem masa
Mesin Las Elektroda
7. Mesin Las
Mesin las listrik AC
(arus bolak-balik)
Mesin las listrik DC
(arus searah)
Mesin las listrik ganda
(AC dan DC)
PAGE 7
Kabel Las Pemegang Elektroda, klem masa
Mesin Las
Elektroda
Mesin las SMAW, berdasarkan arus yang digunakan terbagi menjadi 3 jenis, berikut:
1. Perlengkapan dan perawatan
lebihmurah.
2. Kabel massa dan kabel elektroda
dapat ditukar, tetapi tidak
mempengaruhi hasil las.
3. Busur nyala kecil sehingga
mengurangi timbulnya keropos
pada rigi-rigi las.
1. Busur nyala listrik yang
dihasilkan stabil
2. Dapat menggunakan semua
jenis elektroda
3. Dapat digunakan untuk
pengelasan pelat tipis.
1. Lebih flexibel karena dapat
digunakan untuk pengelasan arus
bolak balik dan arus searah.
2. Lebih flexibel untuk digunakan
pada bermacam-macam jenis
pekerjaan.
8. Elektroda
PAGE 8
Kabel Las Pemegang Elektroda, klem masa Mesin Las
Elektroda
Pada las busur listrik manual (SMAW),
Elektroda Las Listrik yang digunakan adalah
elektroda terbungkus, dimana terdiri dari
batang kawat (inti) dan salutannya (flux).
Kawat elektroda dan salutannya akan
mencair didalam busur selama proses
pengelasan dan membentuk rigi-rigi las /
kampuh las.
Fungsi Elektroda:
1. Sebagai pelindung busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen, nitrogen,
dan udara.
2. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda.
3. Menjaga busur tetap stabil
4. Menghasilkan terak dan slag
5. Sebagai unsur pemadu
6. Untuk mengontrol kecairan elektroda
7. Untuk mengontrol penetrasi pada sambungan las
8. Untuk mengontrol profil atau kontur las khususnya pada proses pengelasan
9. yang menggunakan bahan tambah (filler metal).
Bagian Elektroda
1. Sumbu elektroda merupakan logam pengisi yang meleleh di dalam lengkung
listrik bersama-sama dengan bahan induk dan kemudian membeku
membentuk kampuh las.
2. Pembungkus elektroda (fluks) mengurai didalam lengkung listrik dan
menghasilkan perisai gas CO2 dan juga suatu lapisan padat, yang kedua-
duanya melindungi kampuh las yang sedang terbentuk terhadap pengaruh
yang merusak dari udara sekelilingnya.
9. PRINSIP KERJA
LAS SMAW
PAGE 9
Prinsip Kerja Las SMAW
Prinsip kerja las SMAW adalah dengan mengubah energi listrik menjadi
panas untuk mencairkan permukaan logam induk dengan menghasilkan
busur nyala listrik melalui sebuah elektroda. Terjadinya busur nyala listrik
ini diakibatkan oleh perbedaan tegangan antara kedua kutub pada dua
logam konduktif yaitu elektroda dan logam induk. Busur nyala listrik itu
sendiri terbentuk dengan mendekatkan elektroda ke logam induk hingga
pada jarak beberapa millimeter kemudian menarik elektroda agar tidak
kontak langsung dengan logam induk untuk menjaga busur tetap menyala.
Suhu dari busur nyala listrik tersebut dapat mencapai 5000°C sehingga
mampu mencairkan elektroda dan logam induk
Gambar Prinsip kerja perpindahan logam pada proses SMAW
11. Arus Pengelasan
PAGE 11
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Cara Setting Ampere
pada mesin las
Hal hal yang
diperhatikan dalam
menentukan besar
arus pengelasan
Akibat Arus Las
terlalu Kecil
Akibat Arus Las
terlalu Besar
Ada 4 hal yang mempengaruhi arus pengelasan, yaitu:
12. Arus Pengelasan
PAGE 12
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Cara Setting Ampere pada mesin las
Ubah alat yang digunakan untuk
merubah besar arus pada mesin las
sesuai dengan yang Anda inginkan atau
sesuai dengan prosedur las.
Pada mesin las penunjuk arus biasanya
dalam bentuk digital dan analog, untuk
merubahnya Anda tinggal memutar
searah jarum jam atau berlawanan.
Untuk menaikkan Arus Anda dapat
memutarnya searah jarum jam
sedangkan untuk menurunkan putar
berlawanan dengan jarum jam.
13. Arus Pengelasan
PAGE 13
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Hal hal yang diperhatikan dalam
menentukan besar arus pengelasan
1) Diameter Elektroda
Semakin besar diameter elektroda maka semakin besar arus yang digunakan.
Tabel diameter elektroda dan arus las
2) Tebal material
Jika Anda mengelas pelat tipis (1-5 mm) maka arus
yang direkomendasikan sebesar kurang dari 65 A.
Sedangkan untuk pelat tebal arus yang
direkomendasikan lebih dari 65 A, hal tersebut akan
berpengaruh pada masukan panas dan penetrasi
hasil lasan. Karena pada pelat tebal diperlukan
penetrasi yang cukup.
14. Arus Pengelasan
PAGE 14
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Hal hal yang diperhatikan dalam
menentukan besar arus pengelasan
3) Jenis Material
Setiap material mempunyai titik lebur
yang berbeda, semakin rendah titik
lebur material tersebut maka arus yang
digunakan semakin kecil.
4) Posisi Pengelasan
Setiap posisi pengelasan
mempunyai rekomendasi arus
yang berbeda beda. Untuk posisi
datar biasanya menggunakan
arus yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi
horisontal, vertikal dan overhead.
15. Arus Pengelasan
PAGE 15
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Hal hal yang diperhatikan dalam
menentukan besar arus pengelasan
5) Bagian Las
Dalam mengelas suatu produk terdapat tiga daerah yaitu
root atau akar las, hot pass atau pengisian dan
reinforcement atau mahkota las. Untuk daerah akar
mempunyai ukuran arus yang paling kecil, kemudian
pengisian mempunyai ukuran arus paling besar dan saat
melakukan finishing arus sedikit dikecilkan lagi untuk
mengurangi terjadinya undercut pada permukaan benda
kerja.
6) Menggunakan Arus Sesuai Rekomendasi
Produsen Elektroda
Setiap produsen elektroda mempunyai
rekomendasi ukuran arus yang dapat digunakan
saat mengelas. Data ini dapat Anda lihat pada
bagian bungkus elektroda dan sertifikat
elektroda. Pada tabel tersebut ada arus yang
dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan
kriteria seorang pengelas.
16. Arus Pengelasan
PAGE 16
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Hal hal yang diperhatikan dalam
menentukan besar arus pengelasan
7) Suara Saat Proses Pengelasan
Untuk suara saat proses pengelasan, Bagi
seorang welder yang sudah familiar atau
sering mendengar suara las, mereka pasti
mengetahui suara pengelasan yang arusnya
sudah tepat atau belum.
8) Hasil Pengelasan
Setelah kita selesai
mengelas maka
kita dapat
memeriksa hasil
lasan kita sudah
sesuai dengan
syarat
keberterimaan
atau belum. Begitu
juga dengan arus
yang kita gunakan,
sudah tepat atau
belum dapat kita
periksa setelah
proses pengelasan
selesai.
http://www.hobartwelders.com/elearning/
17. PAGE 17
Arus Pengelasan
Viltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Akibat Arus Las terlalu Kecil Akibat Arus Las terlalu Besar
Dapat menyebabkan cacat las porosity.
Penetrasi pengelasan kurang.
Dapat menyebabkan cacat incomplete fusion.
Dapat menyebabkan terjadinya Slag Inclusion.
Menyebabkan terjadinya Undercut.
Dapat terjadi over spatter.
Menyebabkan material lubang, jika mengelas material tipis.
Dapat terjadi cacat las Burn Through.
Penetrasi pengelasan terlalu besar.
Arus Pengelasan
18. Voltase (Voltage)
PAGE 18
Arus Pengelasan
Voltase (Voltage)
Kecepatan Pengelasan (Travel Speed) Polaritas
Besar voltase dapat diukur sewaktu
proses pengelasan sedang
berlangsung, dimana voltase dari
sumber yang masuk ke travo las
adalah 220/240 volt diturunkan
menjadi sekitar 40-50 volt.
Pada waktu pemakaian voltase akan
turun sekitar 18 sampai 36 volt, agar
aman dalam pemakaian.
Pada saat belum terjadinya busur las disebut “sirkuit
terbuka“ (open circuit voltage /OCV) mesin las akan
menghasilkan tegangan sebesar 45 – 80 Volt, sedangkan
pada saat terjadinya busur las, disebut “sirkuit tertutup”
(close circuit voltage /CCV) tegangan akan turun menjadi
20 – 35 Volt.
19. Kecepatan Pengelasan (Travel Speed)
PAGE 19
Arus Pengelasan Voltase (Voltage)
Kecepatan Pengelasan (Travel Speed)
Polaritas
Travel Speed atau Kecepatan las yang benar diperlukan
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan syarat
keberterimaan. Jika terlalu cepat maka hasil pengelasan
cenderung lebih kecil, sedangkan jika terlalu lambat
maka akan terlalu tebal.
20. Polaritas
PAGE 20
Arus Pengelasan Voltase (Voltage) Kecepatan Pengelasan (Travel Speed)
Polaritas
Pemilihan polaritas ini berpengaruh terhadap
konsentrasi panas yang dihasilkan yang lebih
besar terjadi pada elektroda atau pada benda
kerja. Untuk konsentrasi panas setiap proses
pengelasan mempunyai hasil dan
karakteristik yang berbeda beda.
Polaritas adalah penempatan atau
pemasangan kabel elektroda dan kabel
massa ke kutub positif/negatif pada ke
mesin las.
Untuk arus pengelasan terdapat dua jenis yaitu DC dan
AC, sedangkan pada mesin las arus DC terdapat dua jenis
polaritas yaitu DCEP dan DCEN.
DCEN
DCEP
21. PEMELIHARAAN
DAN
PERAWATAN LAS
SMAW
PAGE 21
Maintenance
1. Selalu perhatikan sirkulasi udara pada kipas pendingin
2. Jauhkan dari air dan kelembaban
3. Hindari debu yang menumpuk pada alat las
4. Hindari benturan
Berikut ini tips cara merawat mesin las:
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mesin las awet:
1. Tidak di anjurkan menggunakan potensio pengaturan daya
diputar secara penuh karena hal ini memaksa mesin bekerja
secara maksimal.
2. Gunakan ukuran kawat sesuai dengan kebutuhan
3. Gunakanlah listrik yang stabil dan daya yang cukup agar
mesin memiliki usia penggunaan yang panjang.
4. Pengunaan generator set atau genset dengan daya yang
minim atau pas-pasan dapat mengakibatkan kerusakan
pada mesin karena sering terjadi drop nya tegangan pada
saat mengelas dan terjadi lonjakan yang merusak
komponen mesin.
22. ELEKTRODA
SMAW
DEFINISI DAN FUNGSI ELEKTRODA SMAW
BAGIAN ELEKTRODA SMAW
SISTEM INDENTIFIKASI AWS
JENIS FLUKS DAN UKURAN ELEKTRODA SMAW
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ELEKTRODA SMAW
PAGE 22
23. DEFINISI DAN
FUNGSI
ELEKTRODA
SMAW
PAGE 23
Definisi
Elektroda SMAW (Shielded Metal Arc Welding) adalah sebuah
bahan pengisi yang digunakan dalam proses pengelasan SMAW.
Elektroda SMAW terdiri dari inti logam (core) dan lapisan
pelindung (coating) yang melapisi inti logam tersebut.
ELEKTRODA SMAW
24. DEFINISI DAN
FUNGSI
ELEKTRODA
SMAW
PAGE 24
Fungsi
Elektroda SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
memiliki beberapa fungsi penting dalam proses
pengelasan. Berikut adalah beberapa fungsi
utama elektroda SMAW:
1. Memberikan bahan pengisi
2. Menghasilkan busur pengelasan
3. Memberikan perlindungan gas pelindung
4. Membentuk slag
5. Stabilisasi busur pengelasan
25. BAGIAN
ELEKTRODA
SMAW
PAGE 25
Fungsi
Elektroda SMAW memiliki dua bagian, yaitu:
1. Filler
2. Flux
filler yang merupakan logam pengisi benda
kerja
untuk melindungi cairan las (weld pool) dari
udara luar dan kontaminasi
26. SISTEM
IDENTIFIKASI
AWS
PAGE 26
Sistem Identifikasi AWS
Standar yang digunakan untuk klasifikasi elektroda adalah
standar yang ditentukan oleh AWS (American Welding Society),
yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat.
27. JENIS FLUKS
DAN UKURAN
ELEKTRODA
SMAW
PAGE 27
JenisFluks
Berdasarkan jenis fluks kawat las (Elektroda Las SMAW)
menurut AWS. Dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Oksida Titan
2. Ilmenit
3. Titania Kapur
4. Hidrogen Rendah (Low Hydrogen)
5. Selulosa
6. Oksida Besi
7. Serbuk Besi Oksida
8. Serbuk Besi Titania
Ilmenit
Oksida Titan
Titania Kapur
Selulosa
Oksida Besi
28. JENIS FLUKS
DAN UKURAN
ELEKTRODA
SMAW
PAGE 28
Ukuran Elektroda
Elektroda SMAW (Shielded Metal Arc Welding) tersedia dalam berbagai
ukuran, yang dapat dipilih berdasarkan jenis pengelasan yang dilakukan,
ketebalan material yang akan dilas, dan persyaratan pengelasan.
Berikut adalah beberapa ukuran umum elektroda SMAW yang
digunakan:
1. Diameter Elektroda
2. Panjang Elektroda
29. PEMELIHARAAN
DAN
PERAWATAN
ELEKTRODA LAS
SMAW
PAGE 29
Maintenance
Pemeliharaan dan perawatan yang baik terhadap elektroda SMAW
(Shielded Metal Arc Welding) sangat penting untuk memastikan kualitas
pengelasan yang optimal dan memperpanjang umur pakai elektroda.
Berikut adalah beberapa tips pemeliharaan dan perawatan elektroda
SMAW:
1. Simpan dengan Benar
2. Lindungi dari Kelembaban
3. Periksa Kondisi Elektroda
4. Jaga Kebersihan Holder Elektroda
5. Jangan Gunakan Elektroda Terlalu Lama
6. Ikuti Instruksi Produsen