SlideShare a Scribd company logo
i 
JOBSHEET 7 PENGELASAN POSISI HORIZONTAL 2F 
MENGGUNAKAN LAS OKSI – ASETILEN 
LAPORAN PRAKTIKUM 
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH 
Praktikum Pengelasan 
yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T 
Oleh 
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455) 
Tegar Satrio Putro (120511427462) 
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 
FAKULTAS TEKNIK 
JURUSAN TEKNIK MESIN 
September 2014
ii 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan laporan praktikum ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. 
Tugas laporan praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Praktikum Pengelasan di program studi S-1 Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T. 
Terwujudnya tugas laporan praktikum ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 
1. Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T selaku dosen matakuliah Praktikum Pengelasan yang telah membimbing selama proses praktik, 
2. Bapak Mesiran selaku laboran di bengkel permesinan Universitas Negeri Malang yang telah memandu dalam pengambilan alat dan bahan praktik, 
3. Teman – teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses praktik, 
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung terselesaikannya laporan praktikum ini. 
Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa melimpahkan kekuatan dan petunjuk – Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa mendapat balasan karunia yang berlimpah dari – Nya. 
Malang, September 2014 
Penyusun
iii 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i 
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii 
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 
1.3. Tujuan ........................................................................................... 2 
BAB II KAJIAN PUSTAKA 
2.1. Alat yang Digunakan .................................................................... 3 
2.2. Alat Pelindung Diri ....................................................................... 9 
2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen .......................................... 10 
BAB III METODE PRAKTIKUM 
3.1. Tempat dan Waktu ....................................................................... 12 
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 12 
3.3. Jobsheet Praktikum Pemesinan .................................................... 12 
3.4. Cara Kerja .................................................................................... 14 
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15 
BAB V PENUTUP 
5.1.Kesimpulan ................................................................................... 16 
5.2.Saran ............................................................................................. 17 
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 18
4 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam penyambungan benda kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah dengan cara mengelas. Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan perangkat las yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengelasan. Kunci kesuksesan dari praktik pengelasan ini adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran dalam menggunakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus. 
Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri. Kebutuhan di industri ini dapat dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : konstruksi rangka baja, konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya. Kebutuhan akan juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan yang signifikan. 
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan berlangsung. 
Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas las, seorang pratikan juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi
5 
pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja, penggunaan alat pelindung diri tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk menjaga keselamatan orang lain dan lingkungannya. Selain itu seorang pratikan juga harus memiliki tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan. Menggunakan mesin dan perkakas las sesuai prosedur, menyalakan dan mematikan sesuai kebutuhan, mengembalikan dan merapikan alat/perkakas pada tempatnya adalah beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik pemesinan. 
Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat, perkakas, dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktikum pengelasan. 
1.2. Rumusan Masalah 
A. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? 
B. Apa saja alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? 
C. Bagaimana keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? 
D. Bagaimana proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? 
1.3. Tujuan Penulisan 
A. Untuk mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. 
B. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. 
C. Untuk mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. 
D. Untuk mengetahui proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. 
Teknis penulisan laporan praktikum ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).
6 
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan atau 6ydrogen. 
Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus. 
2.1. Alat yang Digunakan 
A. Generator 
Generator asetilen merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi asetilen melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses kerja generator relatif sederhana, yaitu dengan jalan mempertemukan kalsium karbida dengan air secara proporsional yang selanjutnya akan diikuti dengan terjadinya reaksi sehingga menghasilkan gas asetilen. Pemakaian generator dalam memproduksi asetilen masih terbilang banyak, terutama di daerah yang jauh dari industri asetilen atau daerah terpencil. Keuntungan penggunaan generator dapat menekan biaya operasional bila dibandingkan dengan pemakaian asetilen dalam botol. Namun kelemahan yang dimiliki ialah tekanan asetilen lebih labil dibandingkan dengan asetilen dalam botol.
7 
Gambar 2.1 : Generator 
B. Pembakar (Brander) Las 
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur asetilen dengan oksigen, pengatur pengeluaran gas, dan pembangkit nyala api. Bagian utama brander las terdiri dari tiga komponen yaitu badan pemegang, katup pengatur nyala, serta batang nozzle. Pemegang brander sesuai dengan namanya digunakan sebagai tempat pegangan juga merupakan dudukan katup pengatur dan penyalur gas ke batang nozel. Katup pengatur pada alat ini terdapat dua buah, yaitu katup penyaluran oksigen dan katup penyaluran asetilen. Melalui kedua katup ini jumlah pengeluaran gas dapat diatur sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Semakin lebar dibuka saluran gas, semakin banyak gas yang lewat dan pada akhirnya semakin besar/keras pula api yang dihasilkan. Batang nozzle memiliki dua fungsi yaitu sebagai ruang pencampur gas dan sebagai nyala melalui orifisnya. Batang nozzle ini biasanya memiliki ukuran lubang yang berbeda-beda, yang pemakaiannya dapat disesuaikan dengan ketebalan bahan yang akan dilas.
8 
Gambar 2.2 : Brander Las 
C. Bahan Tambah (Filler). 
Bahan tambah yang lazim disebut dengan kawat las atau filler adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan pengisi. Kawat ini diperdagangkan di pasaran dalam bentuk batangan yang biasanya dibuat dengan panjang kira-kira 900 mm. Ukuran penampang kawat bervariasi, diantaranya tersedia dengan diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0, dan 10,0 mm. Penggunaan kawat las pada dasarnya harus disesuaikan dengan logam yang akan di las, kecuali untuk membrazing. Untuk itu kawat las tersedia dari berbagai jenis bahan, seperti baja lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, aluminium, dan paduan aluminium. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih kawat las apabila pengelasan akan dilaksanakan, diantaranya jenis bahan yang akan dilas, tebal bahan yang akan dilas, jenis kampuh yang akan dibuat, ukuran lasan, dan kekuatan las yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar didapati hasil pengelasan yang baik. 
D. Flux. 
Flux merupakan bahan yang harus digunakan selain bahan tambah untuk pengelasan logam yang bukan baja lunak (mild steel). Ada beberapa jenis logam yang mempunyai sifat mengikat oksigen dengan kuat, seperti aluminium, tembaga, besi tuang, dan stainless steel. Logam ini apabila mengalami proses pemanasan dan pencairan akan mudah menyerap oksigen yang berada pada udara sekitarnya. Penyerapan oksigen sangat tidak dikehendaki, karena akan menimbulkan oksida logam yang memiliki efek jelek terhadap hasil lasan. Untuk itulah dibutuhkan suatu bahan yang dapat melindungi cairan logam dari pengaruh oksidasi, yang disebut dengan flux. 
Flux selama proses pembakaran akan bereaksi dengan oksida, melepaskan gas-gas yang timbul dan menghilangkan bahan-bahan yang bukan logam. Di samping itu flux akan membentuk lapisan slag, sehingga dapat melindungi cairan logam dari pengaruh luar. Flux tersedia dalam berbagai bentuk seperti serbuk (tepung), pasta, dan cairan. Untuk pemakaian dapat disesuaikan, misalnya yang berupa tepung dengan jalan mencelupkan kawat las (yang terlebih dahulu sudah
9 
dipanasi) ke dalamnya. Flux akan melekat dan menyelimuti kawat las. Untuk yang berupa pasta dan cairan, pemakaian dengan jalan dioleskan. 
Ada beberapa jenis bahan flux yang digunakan dalam pengelasan, seperti: borax (Na2B4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium bikorbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik acid (H2BO3). Untuk pemakaian flux ini harus diikuti penjelasan pabrik yang membuat. Misalnya, flux jenis borax, keterangan yang diberikan untuk kuningan, maka bahan flux ini hanya baik digunakan untuk pengelasan dengan bahan tambah kuningan. 
E. Regulator. 
Semua gas umumnya disimpan di dalam botol pada tekanan lebih tinggi di atas tekanan kerja atau nyala. Karena itu diperlukan perlengkapan untuk mengurangi tekanan atau dengan kata lain untuk mengatur tekanan menurut keperluan. Alat ini disebut dengan regulator. Regulator dapat juga disebut katup pengurang (pereduksi) tekanan, yang dipasang pada katup botol oksigen, asetilen dan botol-botol lain atau pada pipa saluran. Regulator yang dipasang pada botol, pada dasarnya memiliki dwi fungsi yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi tekanan kerja. Mengatur agar tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun tekanan isi botol berubah. Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat pengukur yang disebut dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer tekanan rendah (kerja). 
Fungsi monometer pada regulator tersebut adalah monometer tekanan tinggi (the high pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan tekanan gas dalam botol. Monometer tekanan rendah (the low pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan besarnya tekanan kerja yang sedang digunakan. Oleh karena dalam satu unit pesawat las asetilen digunakan dua buah botol gas, yaitu botol gas oksigen dan botol gas asetilen, maka regulator yang dipasang juga dua buah yaitu regulator oksigen dan regulator asetilen.
10 
Gambar 2.3 : Regulator Oksigen dan Regulator Asetilen 
Regulator yang digunakan pada botol gas baik untuk mengelas maupun untuk memotong dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu: 
1. Jenis yang dipakai pada botol dan jenis yang dipakai pada sistem manifold. 
2. Jenis kerja lurus (direct acting) dan kerja balik (reverse acting) 
3. Jenis bertuas dan tanpa tuas (lever types and non level atau nozzle and stem) 
4. Regulator bertingkat tunggal dan regulator bertingkat ganda 
5. Regulator bertekanan tinggi (sampai 150 atm) dan tekanan menengah (15-30 atm). 
6. Regulator oksigen, asetilen, udara, hidrogen, propane dan lain-lain. 
Perbedaan utama regulator asetilen dan oksigen 
1. Garis pada regulator asitilen diberi warna merah 
2. Ulir sambungan ke katup botol pada regulator asitilen adalah ulir kiri, mur memakai tirus. 
3. Skala tekanan pada monometer tekanan rendah sampai 30 atau 50 psi (2,5 atau 4 kg/cm2) 
4. Skala tekanan pada monometer tekanan tinggi sampai 400 atau 500 psi (25 atau 35 kg/cm2) 
5. Ada tulisan Asetilen 
Pemeliharaan dan keselamatan regulator 
1. Sebelum memasang regulator pada botol, hendaklah :
11 
 Katup botol dibuka terlebih dahulu agak sebentar, hal ini bertujuan untuk menghembuskan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada sambungan katup botol. 
 Periksa keadaan ulir pada regulator dan sambungkan ke katup botol, mur regulator seharusnya dengan mudah dapat dipasangkan pada katup botol. 
2. Gunakan kunci yang cocok untuk menggerakkan sambungan regulator ke botol, dengan arti kata kunci harus sepantasnya mengikat mur regulator. Pastikan bahwa baut pengatur regulator dalam keadaan bebas (longgar) sebelum membuka katup botol. 
3. Bukalah katup botol secara perlahan agar tidak jadi aliran jet yang dapat merusakkan regulator. 
4. Jangan sekali-kali membiarkan minyak, oli dan gemuk bersentuhan dengan salah satu bagian dari regulator. 
5. Jangan sekali-kali mempertukar pemakaian regulator oksigen dengan asetilen. 
6. Hindari regulator dari pukulan, goncangan dan hentakan. Dari itu bukalah (lepaskan) regulator dari botol yang hendak dipindahkan. 
7. Bila berhenti bekerja dalam waktu yang lama, tutup katup-katup botol, buang gas dari selang dan longgarkan dari baut pengatur. 
8. Bila tekanan naik, sedangkan katup kerja tertutup, tutup segera katup botol. 
9. Memeriksa kebocoran hanya dengan larutan sabun dan air. 
10. Jangan sekali-kali menggunakan regulator untuk setiap gas atau setiap tekanan, selain dari gas dan tekanan yang ditentukan. 
F. Selang Gas. 
Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.
12 
Sedangkan pada bagian luar dibuat dari karet bercampur belerang (vulcanized rubber) dan diberi warna. Kadang-kadang pada karet lapisan luar, juga dilapisi dengan lenen atau asbes guna menghindari kerusakan. Selang gas harus bersifat lemas (elastis), tahan panas dan tahan terhadap tekanan. Untuk selang asetilen harus dapat menahan tekanan sampai 10 kg/cm2 dan untuk selang oksigen harus dapat menahan tekanan dengan 20 kg/cm2. Ukuran selang bermacam-macam yang ditentukan oleh diameter dalamnya. Ada yang dibuat berukuran 5,5; 9,5 dan 13 mm.(Alip,1989) 
Gambar 2.4 : Selang Gas 
Selang harus ditangani secara hati-hati untuk mencegah kecelakaan, kerusakan, dan kebocoran. Beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap selang: 
1. Jaga selang agar jangan kusut, sebab akan dapat menghambat pengaliran gas. 
2. Jangan diseret pada lantai yang kasar. 
3. Lindungi selang dari panas, percikan api, terak panas, dan logam panas. 
4. Jangan biarkan selang tergencet, tertekuk atau berbelit-belit. 
5. Gunakan klem pengikat yang cocok untuk mengikat selang. Jangan digunakan kawat atau pita isolasi 
6. Gulung kembali selang dengan baik setelah selesai menggunakannya. 
7. Selang tidak boleh terlindas, terhimpit atau terjepit benda keras seperti besi dan lain sebagainya. 
Alat-alat bantu untuk proses pengelasan ini terdiri dari: 
1. Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan sebagainya. 
2. Palu Terak 
3. Smit Tang, untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan
13 
alat (tang) penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong kombinasi. 
4. Tang pemotong kawat. 
5. Ragum kerja 
6. Landasan. 
7. Sikat baja, untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas. 
2.2. Alat Pelindung Diri 
Perlengkapan keselamatan kerja pada pengelasan las OAW ini meliputi: 
1. Pakaian Kerja 
2. Sepatu Kerja 
3. Apron Kulit/Jaket las 
4. Sarung Tangan Kulit 
5. Helm/Kedok las 
6. Topi kerja 
7. Masker Las 
8. Respirator 
Gambar 2.5 : Alat Pelindung Diri 
2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen 
Keselamatan kerja untuk pengelasan las oksi-asetilen adalah : 
a) Berdoalah sebelum bekerja.
14 
b) Jangan bergurau selama menggunakan mesin Jangan gunakan gas asetilen pada tekanan di atas 15 psi. 
c) Jangan gunakan peralatan yang rusak (damage). 
d) Jangan gunakan minyak (oil) atau gemuk (grease) pada atau disekitar peralatan oksigen. 
e) Jangan gunakan oksigen atau gas untuk menghembus kotoran atau debu pada pakaian kerja (clothing) atau peralatan (equipment). 
f) Jangan gunakan korek api untuk menghidupkan brander, selalu memakai korek api las. 
g) Ketika membuka katup silinder atau oksigen, selalu celah (crack) buka pertama. 
h) Selalu pastikan regulator mempunyai mur pengatur dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam sampai bebas sebelum katup silinder terbuka. 
i) Berdiri pada sisi sebuah regulator, jangan di depannya ketika membuka katup silinder. 
j) Selalu pakai kaca mata (goggle) dengan baik, sarung tangan (gloves), pakaian kerja ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen. 
k) Selalu memakai sebuah tabung pemadam api tangan (fire extinguisher handy) ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen. 
l) Selalu menaruh kembali tutup (cap) silinder ketika telah selesai memakai silinder.
15 
BAB III 
METODE PRAKTIKUM 
3.1. Tempat dan Waktu 
Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Las Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal 8 September 2014 sampai 26 September 2014 pukul 12.30 – 16.00 WIB. 
3.2. Alat dan Bahan 
a. Generator asetilen 
b. Pembakar (Brander) Las 
c. Filler berupa kawat 
d. Flux berupa borax (Na2B4O7) 
e. Regulator. 
f. Selang Gas. 
g. Alat-alat ukur seperti : penggores, Penitik, mistar baja, siku-siku dan sebagainya.
16 
h. Palu Terak 
i. Smit Tang 
j. Ragum kerja 
k. Landasan. 
l. Sikat baja 
m. Pakaian Kerja 
n. Sepatu Kerja 
o. Apron Kulit/Jaket las 
p. Sarung Tangan Kulit 
q. Helm/Kedok las 
r. Masker Las 
3.3. Jobsheet Praktikum Las 
Benda kerja adalah plat besi dengan panjang 127 mm, lebar 45 mm, dan tebal 2.5 mm berjumlah 2 buah. 
3.4. Cara Kerja 
1. Pastikan anda menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja seperti: pakaian kerja, apron kulit penutup dada, sepatu kerja, sarung tangan kulit, helm las. 
2. Siapkan alat dan bahan, Letakkan di atas meja las. 
3. Tandai pada benda kerja bagian yang akan di las. 
4. Bebaskan permukaan logam yang akan di las dari kotoran yang akan menghambat pencairan di daerah yang akan disambung dengan mesin sikat baja, amplas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain. 
5. Pasanglah penghubung (conector) gas. 
 Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari debu sebelum regulator dipasang 
 Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluaran gas dari silinder (ulir kanan)
17 
 Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selang gas dengan regulator. 
6. Gunakan jenis arus listrik Direct Current (DC) atau arus bolak-balik untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya. 
7. Letakkan benda kerja di atas meja las. 
8. Bukalah katup asetilen sedikit pada brander, dan langsung nyalakan dengan menggunakan percikan bunga api dari korek api las, maka akan didapati nyala asetilen yang berwarna kemerahan dengan asap yang tebal. 
9. Putar katup asetilen sampai nyala yang terjadi bebas dari asap. 
10. Bukalah katup oksigen secara perlahan, sehingga didapati perbandingan pengeluaran gas dengan kadar yang sama. 
11. Sewaktu proses pengelasan berlangsung sering didapati adanya kecenderungan nyala netral akan sedikit berubah menjadi nyala oksi dari akibat pengaruh tekanan gas. Untuk itu perlu sewaktu-waktu melihat dan menyetel kembali nyala tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan hasil las karena penggunaan nyala yang salah bisa dihindari. 
12. Posisikan dua benda kerja sehingga membentuk posisi horizontal 2F. 
13. Kunci benda kerja sebelah kiri dan kanan dengan cara melelehkan benda kerja dan kawat, lalu kawat ditempelkan pada bagian ujung benda kerja yang akan dilas sehingga ketika pengelasan tidak goyang. 
14. Cairkan bagian benda kerja yang akan dilas menggunakan nyala oksigen dan asitilen hingga bagian tersebut mencair. 
15. Lelehkan kawat dan letakkan kelehannya pada bagian benda kerja yang telah dicairkan. 
16. Lakukan secara terus menerus dengan gerakan brander dari kanan ke kiri, atau arah pengelasan maju,dan arah kawat mundur dengan mengayunkan brander secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, atau lingkaran penuh. Sudut yang terbentuk pada arah gerakkan brander membentuk sudut dengan kisaran 70º - 80º. Sewaktu terjadinya proses
18 
pengelasan sudut, pengelasan ini harus dijaga tetap konstan. Pada proses pengelasan ini diharapkan jarak brander ke benda kerja ini relatif konstan. Kecepatan pengelasannya pun harus konstan mulai dari saat pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan, karena jika terlalu lama berhenti di bagian tertentu akan dapat menimbulkan lubang. Nyala api juga tidak boleh mendahului lelehan kawat dan benda kerja. 
17. Matikan nyala api. 
18. Ambil benda kerja menggunakan tang lalu rendam ke dalam air. 
19. Bersihkan menggunakan sikat baja jika benda kerja sudah dingin. 
20. Matikan las, dan kembalikan alat dan APD pada tempatnya. 
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Benda kerja berupa plat besi dengan panjang 147 mm, lebar 45 mm, dan tebal 2,5 mm sebanyak 2 buah dilas menggunakan las oksi-asetilen dengan posisi horizontal 2F sehingga membentuk huruf “T”.
19 
Namun hasil pengelasan belum sempurna, ada beberapa kekurangan di antaranya penumpukan logam las (overoll), yaitu bentuk logam las yang menumpuk pada sisi jalur las. Pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang sempurna sehingga, logam las hanya menempel pada logam dasarnya. Kerusakan las ini disebabkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat, penyetelan amper terlalu rendah, dan posisi elektroda tidak benar. Sehingga dapat diperbaiki dengan cara melelehkan lagi bagian yang telah dilas menggunakan brander yang menyala dan diratakan bagian pada bagian yang terjadi penumpukan logam las. 
BAB V 
PENUTUP 
5.1. Kesimpulan 
Semua teknisi atau pratikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat menggunakan semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing alat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik. 
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat
20 
dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus mengetahui dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta prosedur bekerja dan sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standar Operasional (SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun pratikan/orang lain. 
Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin, maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik pengelasan. 
5.2. Saran 
Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut : 
Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai standar kelayakan bengkel. Di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang ini terdapat 10 unit perangkat las listrik, namun ada beberapa yang tidak berfungsi. Sedangkan untuk las gas oksi-asetilen hanya ada 2 unit untuk 20 mahasiswa. Maka peralatan yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan yang baru. Karena kurangnya jumlah peralatan dapat mengurangi keefektifan pembelajan serta keefektifan waktu dalam menyelesaikan benda kerja sesuai jobsheet. 
Selain itu penambahan pengadaan alat pelindung diri juga perlu, sehingga proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri
21 
Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu menghasilkan peserta didik yang berkompeten di bidangnya. 
Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada mahasiwa antara lain : 
1. Dalam praktik pengelasan para mahasiwa harus lebih bertanggung jawab dalam penggunaan alat-alat kerja. 
2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik pengelasan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. 
3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket. 
4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja. 
5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3. 
DAFTAR PUSTAKA 
Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.

More Related Content

What's hot

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoThoharudin Hanafi
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar LubangMesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
EssyKarundeng
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Novia Fitriany
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
Dzulkarnaen
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Ahmad Lubis
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
Chache Go
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Dewi Izza
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
Dwi Andriyanto
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
JemyBala
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Mask Black
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Endang Saefullah
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
Edi Sutanto
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Ali Hasimi Pane
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
Rasyid22
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
MOSES HADUN
 

What's hot (20)

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar LubangMesin Gergaji dan Pembesar Lubang
Mesin Gergaji dan Pembesar Lubang
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 

Viewers also liked

LAS LISTRIK
LAS LISTRIKLAS LISTRIK
LAS LISTRIK
Alfi Akbar
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIrwin Maulana
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletwiwithardianto
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
Ahmad Faozi
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
randy suwandy
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
Wicah
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
Amal Mulia
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Welding
WeldingWelding
Welding
Ahmad Yani
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
Haryadi Taufani
 
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
dian haryanto
 
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manual
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manualMelaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manual
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manualEko Supriyadi
 
DASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAWDASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAW
Irvana Dicky
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod millIrwin Maulana
 
Job 1 las gas
Job 1 las gasJob 1 las gas
Job 1 las gas
Yansen Imanuel
 
Laporan praktek kerja pipa
Laporan praktek kerja  pipaLaporan praktek kerja  pipa
Laporan praktek kerja pipaStephanie Chan
 
Mengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykMengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykHettyk Sari
 

Viewers also liked (20)

LAS LISTRIK
LAS LISTRIKLAS LISTRIK
LAS LISTRIK
 
Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_fillet
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
 
Pengelasan
PengelasanPengelasan
Pengelasan
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
Welding
WeldingWelding
Welding
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
 
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
 
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manual
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manualMelaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manual
Melaksanakan pengelasan las co2 (mig) dan las elektroda secara manual
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
DASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAWDASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAW
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod mill
 
Job 1 las gas
Job 1 las gasJob 1 las gas
Job 1 las gas
 
Laporan praktek kerja pipa
Laporan praktek kerja  pipaLaporan praktek kerja  pipa
Laporan praktek kerja pipa
 
Mengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettykMengelas listrik dasar bu hettyk
Mengelas listrik dasar bu hettyk
 

Similar to Laporan Praktikum Pengelasan

laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
Thekingz021
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Dewi Izza
 
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukurbkksmk
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRILAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
M.Deaddy
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaEko Supriyadi
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
AliceKuhurima1
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
Syaifa Altari
 
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupmelepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupNurdin Al-Azies
 
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Dandi Yakuza
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Muhsin Ali
 
Ei007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronikaEi007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronikaQiyad N
 
LAPORAN PKL .doc FIXS.docx
LAPORAN PKL .doc FIXS.docxLAPORAN PKL .doc FIXS.docx
LAPORAN PKL .doc FIXS.docx
BudiKusuma15
 
Instalasi sistem jaringan
Instalasi sistem jaringanInstalasi sistem jaringan
Instalasi sistem jaringan
Ghuzandi Liverpudlian
 
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
AliceKuhurima1
 
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalLaporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalMuhammad Akmal
 

Similar to Laporan Praktikum Pengelasan (20)

laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
14096000 modul-penggunaan-alat-ukur
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRILAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDSTRI
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronika
 
Laporan prakerin
Laporan prakerinLaporan prakerin
Laporan prakerin
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
 
Galo2 kp
Galo2 kpGalo2 kp
Galo2 kp
 
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALIlaporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
laporan prektek kerja nyata di PT WIJAYA KARYA BOYOLALI
 
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupmelepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
 
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
Laporan PRAKTEK INDUSTRI (dandi heryana)
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
 
Ei007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronikaEi007 teknologi bengkel elektronika
Ei007 teknologi bengkel elektronika
 
LAPORAN PKL .doc FIXS.docx
LAPORAN PKL .doc FIXS.docxLAPORAN PKL .doc FIXS.docx
LAPORAN PKL .doc FIXS.docx
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaanLAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
 
Melkizt ttl
Melkizt ttlMelkizt ttl
Melkizt ttl
 
Instalasi sistem jaringan
Instalasi sistem jaringanInstalasi sistem jaringan
Instalasi sistem jaringan
 
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
 
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalLaporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
 
Modul stat2
Modul stat2Modul stat2
Modul stat2
 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas

2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas22 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan CetakanRPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Presentasi Turbin Air
Presentasi Turbin AirPresentasi Turbin Air
Presentasi Turbin Air
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikRizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (20)

2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas22 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
 
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan CetakanRPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
 
Presentasi Turbin Air
Presentasi Turbin AirPresentasi Turbin Air
Presentasi Turbin Air
 
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTSLaporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
 
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut KelapaPerencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
 
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
 
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga ListrikRangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
 
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan MikrometerMakalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
 
Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
 

Recently uploaded

Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 

Recently uploaded (10)

Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 

Laporan Praktikum Pengelasan

  • 1. i JOBSHEET 7 PENGELASAN POSISI HORIZONTAL 2F MENGGUNAKAN LAS OKSI – ASETILEN LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Praktikum Pengelasan yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T Oleh Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455) Tegar Satrio Putro (120511427462) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN September 2014
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan laporan praktikum ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tugas laporan praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Praktikum Pengelasan di program studi S-1 Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T. Terwujudnya tugas laporan praktikum ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T selaku dosen matakuliah Praktikum Pengelasan yang telah membimbing selama proses praktik, 2. Bapak Mesiran selaku laboran di bengkel permesinan Universitas Negeri Malang yang telah memandu dalam pengambilan alat dan bahan praktik, 3. Teman – teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses praktik, 4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung terselesaikannya laporan praktikum ini. Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa melimpahkan kekuatan dan petunjuk – Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa mendapat balasan karunia yang berlimpah dari – Nya. Malang, September 2014 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2 1.3. Tujuan ........................................................................................... 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Alat yang Digunakan .................................................................... 3 2.2. Alat Pelindung Diri ....................................................................... 9 2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen .......................................... 10 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu ....................................................................... 12 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 12 3.3. Jobsheet Praktikum Pemesinan .................................................... 12 3.4. Cara Kerja .................................................................................... 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15 BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan ................................................................................... 16 5.2.Saran ............................................................................................. 17 DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 18
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam penyambungan benda kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah dengan cara mengelas. Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan perangkat las yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengelasan. Kunci kesuksesan dari praktik pengelasan ini adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran dalam menggunakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus. Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri. Kebutuhan di industri ini dapat dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : konstruksi rangka baja, konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya. Kebutuhan akan juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan yang signifikan. Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan berlangsung. Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas las, seorang pratikan juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi
  • 5. 5 pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja, penggunaan alat pelindung diri tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk menjaga keselamatan orang lain dan lingkungannya. Selain itu seorang pratikan juga harus memiliki tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan. Menggunakan mesin dan perkakas las sesuai prosedur, menyalakan dan mematikan sesuai kebutuhan, mengembalikan dan merapikan alat/perkakas pada tempatnya adalah beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik pemesinan. Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat, perkakas, dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktikum pengelasan. 1.2. Rumusan Masalah A. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? B. Apa saja alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? C. Bagaimana keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? D. Bagaimana proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen? 1.3. Tujuan Penulisan A. Untuk mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. B. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. C. Untuk mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. D. Untuk mengetahui proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen. Teknis penulisan laporan praktikum ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).
  • 6. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan atau 6ydrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus. 2.1. Alat yang Digunakan A. Generator Generator asetilen merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi asetilen melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses kerja generator relatif sederhana, yaitu dengan jalan mempertemukan kalsium karbida dengan air secara proporsional yang selanjutnya akan diikuti dengan terjadinya reaksi sehingga menghasilkan gas asetilen. Pemakaian generator dalam memproduksi asetilen masih terbilang banyak, terutama di daerah yang jauh dari industri asetilen atau daerah terpencil. Keuntungan penggunaan generator dapat menekan biaya operasional bila dibandingkan dengan pemakaian asetilen dalam botol. Namun kelemahan yang dimiliki ialah tekanan asetilen lebih labil dibandingkan dengan asetilen dalam botol.
  • 7. 7 Gambar 2.1 : Generator B. Pembakar (Brander) Las Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur asetilen dengan oksigen, pengatur pengeluaran gas, dan pembangkit nyala api. Bagian utama brander las terdiri dari tiga komponen yaitu badan pemegang, katup pengatur nyala, serta batang nozzle. Pemegang brander sesuai dengan namanya digunakan sebagai tempat pegangan juga merupakan dudukan katup pengatur dan penyalur gas ke batang nozel. Katup pengatur pada alat ini terdapat dua buah, yaitu katup penyaluran oksigen dan katup penyaluran asetilen. Melalui kedua katup ini jumlah pengeluaran gas dapat diatur sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Semakin lebar dibuka saluran gas, semakin banyak gas yang lewat dan pada akhirnya semakin besar/keras pula api yang dihasilkan. Batang nozzle memiliki dua fungsi yaitu sebagai ruang pencampur gas dan sebagai nyala melalui orifisnya. Batang nozzle ini biasanya memiliki ukuran lubang yang berbeda-beda, yang pemakaiannya dapat disesuaikan dengan ketebalan bahan yang akan dilas.
  • 8. 8 Gambar 2.2 : Brander Las C. Bahan Tambah (Filler). Bahan tambah yang lazim disebut dengan kawat las atau filler adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan pengisi. Kawat ini diperdagangkan di pasaran dalam bentuk batangan yang biasanya dibuat dengan panjang kira-kira 900 mm. Ukuran penampang kawat bervariasi, diantaranya tersedia dengan diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0, dan 10,0 mm. Penggunaan kawat las pada dasarnya harus disesuaikan dengan logam yang akan di las, kecuali untuk membrazing. Untuk itu kawat las tersedia dari berbagai jenis bahan, seperti baja lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, aluminium, dan paduan aluminium. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih kawat las apabila pengelasan akan dilaksanakan, diantaranya jenis bahan yang akan dilas, tebal bahan yang akan dilas, jenis kampuh yang akan dibuat, ukuran lasan, dan kekuatan las yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar didapati hasil pengelasan yang baik. D. Flux. Flux merupakan bahan yang harus digunakan selain bahan tambah untuk pengelasan logam yang bukan baja lunak (mild steel). Ada beberapa jenis logam yang mempunyai sifat mengikat oksigen dengan kuat, seperti aluminium, tembaga, besi tuang, dan stainless steel. Logam ini apabila mengalami proses pemanasan dan pencairan akan mudah menyerap oksigen yang berada pada udara sekitarnya. Penyerapan oksigen sangat tidak dikehendaki, karena akan menimbulkan oksida logam yang memiliki efek jelek terhadap hasil lasan. Untuk itulah dibutuhkan suatu bahan yang dapat melindungi cairan logam dari pengaruh oksidasi, yang disebut dengan flux. Flux selama proses pembakaran akan bereaksi dengan oksida, melepaskan gas-gas yang timbul dan menghilangkan bahan-bahan yang bukan logam. Di samping itu flux akan membentuk lapisan slag, sehingga dapat melindungi cairan logam dari pengaruh luar. Flux tersedia dalam berbagai bentuk seperti serbuk (tepung), pasta, dan cairan. Untuk pemakaian dapat disesuaikan, misalnya yang berupa tepung dengan jalan mencelupkan kawat las (yang terlebih dahulu sudah
  • 9. 9 dipanasi) ke dalamnya. Flux akan melekat dan menyelimuti kawat las. Untuk yang berupa pasta dan cairan, pemakaian dengan jalan dioleskan. Ada beberapa jenis bahan flux yang digunakan dalam pengelasan, seperti: borax (Na2B4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium bikorbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik acid (H2BO3). Untuk pemakaian flux ini harus diikuti penjelasan pabrik yang membuat. Misalnya, flux jenis borax, keterangan yang diberikan untuk kuningan, maka bahan flux ini hanya baik digunakan untuk pengelasan dengan bahan tambah kuningan. E. Regulator. Semua gas umumnya disimpan di dalam botol pada tekanan lebih tinggi di atas tekanan kerja atau nyala. Karena itu diperlukan perlengkapan untuk mengurangi tekanan atau dengan kata lain untuk mengatur tekanan menurut keperluan. Alat ini disebut dengan regulator. Regulator dapat juga disebut katup pengurang (pereduksi) tekanan, yang dipasang pada katup botol oksigen, asetilen dan botol-botol lain atau pada pipa saluran. Regulator yang dipasang pada botol, pada dasarnya memiliki dwi fungsi yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi tekanan kerja. Mengatur agar tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun tekanan isi botol berubah. Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat pengukur yang disebut dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer tekanan rendah (kerja). Fungsi monometer pada regulator tersebut adalah monometer tekanan tinggi (the high pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan tekanan gas dalam botol. Monometer tekanan rendah (the low pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan besarnya tekanan kerja yang sedang digunakan. Oleh karena dalam satu unit pesawat las asetilen digunakan dua buah botol gas, yaitu botol gas oksigen dan botol gas asetilen, maka regulator yang dipasang juga dua buah yaitu regulator oksigen dan regulator asetilen.
  • 10. 10 Gambar 2.3 : Regulator Oksigen dan Regulator Asetilen Regulator yang digunakan pada botol gas baik untuk mengelas maupun untuk memotong dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu: 1. Jenis yang dipakai pada botol dan jenis yang dipakai pada sistem manifold. 2. Jenis kerja lurus (direct acting) dan kerja balik (reverse acting) 3. Jenis bertuas dan tanpa tuas (lever types and non level atau nozzle and stem) 4. Regulator bertingkat tunggal dan regulator bertingkat ganda 5. Regulator bertekanan tinggi (sampai 150 atm) dan tekanan menengah (15-30 atm). 6. Regulator oksigen, asetilen, udara, hidrogen, propane dan lain-lain. Perbedaan utama regulator asetilen dan oksigen 1. Garis pada regulator asitilen diberi warna merah 2. Ulir sambungan ke katup botol pada regulator asitilen adalah ulir kiri, mur memakai tirus. 3. Skala tekanan pada monometer tekanan rendah sampai 30 atau 50 psi (2,5 atau 4 kg/cm2) 4. Skala tekanan pada monometer tekanan tinggi sampai 400 atau 500 psi (25 atau 35 kg/cm2) 5. Ada tulisan Asetilen Pemeliharaan dan keselamatan regulator 1. Sebelum memasang regulator pada botol, hendaklah :
  • 11. 11  Katup botol dibuka terlebih dahulu agak sebentar, hal ini bertujuan untuk menghembuskan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada sambungan katup botol.  Periksa keadaan ulir pada regulator dan sambungkan ke katup botol, mur regulator seharusnya dengan mudah dapat dipasangkan pada katup botol. 2. Gunakan kunci yang cocok untuk menggerakkan sambungan regulator ke botol, dengan arti kata kunci harus sepantasnya mengikat mur regulator. Pastikan bahwa baut pengatur regulator dalam keadaan bebas (longgar) sebelum membuka katup botol. 3. Bukalah katup botol secara perlahan agar tidak jadi aliran jet yang dapat merusakkan regulator. 4. Jangan sekali-kali membiarkan minyak, oli dan gemuk bersentuhan dengan salah satu bagian dari regulator. 5. Jangan sekali-kali mempertukar pemakaian regulator oksigen dengan asetilen. 6. Hindari regulator dari pukulan, goncangan dan hentakan. Dari itu bukalah (lepaskan) regulator dari botol yang hendak dipindahkan. 7. Bila berhenti bekerja dalam waktu yang lama, tutup katup-katup botol, buang gas dari selang dan longgarkan dari baut pengatur. 8. Bila tekanan naik, sedangkan katup kerja tertutup, tutup segera katup botol. 9. Memeriksa kebocoran hanya dengan larutan sabun dan air. 10. Jangan sekali-kali menggunakan regulator untuk setiap gas atau setiap tekanan, selain dari gas dan tekanan yang ditentukan. F. Selang Gas. Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.
  • 12. 12 Sedangkan pada bagian luar dibuat dari karet bercampur belerang (vulcanized rubber) dan diberi warna. Kadang-kadang pada karet lapisan luar, juga dilapisi dengan lenen atau asbes guna menghindari kerusakan. Selang gas harus bersifat lemas (elastis), tahan panas dan tahan terhadap tekanan. Untuk selang asetilen harus dapat menahan tekanan sampai 10 kg/cm2 dan untuk selang oksigen harus dapat menahan tekanan dengan 20 kg/cm2. Ukuran selang bermacam-macam yang ditentukan oleh diameter dalamnya. Ada yang dibuat berukuran 5,5; 9,5 dan 13 mm.(Alip,1989) Gambar 2.4 : Selang Gas Selang harus ditangani secara hati-hati untuk mencegah kecelakaan, kerusakan, dan kebocoran. Beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap selang: 1. Jaga selang agar jangan kusut, sebab akan dapat menghambat pengaliran gas. 2. Jangan diseret pada lantai yang kasar. 3. Lindungi selang dari panas, percikan api, terak panas, dan logam panas. 4. Jangan biarkan selang tergencet, tertekuk atau berbelit-belit. 5. Gunakan klem pengikat yang cocok untuk mengikat selang. Jangan digunakan kawat atau pita isolasi 6. Gulung kembali selang dengan baik setelah selesai menggunakannya. 7. Selang tidak boleh terlindas, terhimpit atau terjepit benda keras seperti besi dan lain sebagainya. Alat-alat bantu untuk proses pengelasan ini terdiri dari: 1. Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan sebagainya. 2. Palu Terak 3. Smit Tang, untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan
  • 13. 13 alat (tang) penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong kombinasi. 4. Tang pemotong kawat. 5. Ragum kerja 6. Landasan. 7. Sikat baja, untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas. 2.2. Alat Pelindung Diri Perlengkapan keselamatan kerja pada pengelasan las OAW ini meliputi: 1. Pakaian Kerja 2. Sepatu Kerja 3. Apron Kulit/Jaket las 4. Sarung Tangan Kulit 5. Helm/Kedok las 6. Topi kerja 7. Masker Las 8. Respirator Gambar 2.5 : Alat Pelindung Diri 2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen Keselamatan kerja untuk pengelasan las oksi-asetilen adalah : a) Berdoalah sebelum bekerja.
  • 14. 14 b) Jangan bergurau selama menggunakan mesin Jangan gunakan gas asetilen pada tekanan di atas 15 psi. c) Jangan gunakan peralatan yang rusak (damage). d) Jangan gunakan minyak (oil) atau gemuk (grease) pada atau disekitar peralatan oksigen. e) Jangan gunakan oksigen atau gas untuk menghembus kotoran atau debu pada pakaian kerja (clothing) atau peralatan (equipment). f) Jangan gunakan korek api untuk menghidupkan brander, selalu memakai korek api las. g) Ketika membuka katup silinder atau oksigen, selalu celah (crack) buka pertama. h) Selalu pastikan regulator mempunyai mur pengatur dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam sampai bebas sebelum katup silinder terbuka. i) Berdiri pada sisi sebuah regulator, jangan di depannya ketika membuka katup silinder. j) Selalu pakai kaca mata (goggle) dengan baik, sarung tangan (gloves), pakaian kerja ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen. k) Selalu memakai sebuah tabung pemadam api tangan (fire extinguisher handy) ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen. l) Selalu menaruh kembali tutup (cap) silinder ketika telah selesai memakai silinder.
  • 15. 15 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Las Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal 8 September 2014 sampai 26 September 2014 pukul 12.30 – 16.00 WIB. 3.2. Alat dan Bahan a. Generator asetilen b. Pembakar (Brander) Las c. Filler berupa kawat d. Flux berupa borax (Na2B4O7) e. Regulator. f. Selang Gas. g. Alat-alat ukur seperti : penggores, Penitik, mistar baja, siku-siku dan sebagainya.
  • 16. 16 h. Palu Terak i. Smit Tang j. Ragum kerja k. Landasan. l. Sikat baja m. Pakaian Kerja n. Sepatu Kerja o. Apron Kulit/Jaket las p. Sarung Tangan Kulit q. Helm/Kedok las r. Masker Las 3.3. Jobsheet Praktikum Las Benda kerja adalah plat besi dengan panjang 127 mm, lebar 45 mm, dan tebal 2.5 mm berjumlah 2 buah. 3.4. Cara Kerja 1. Pastikan anda menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja seperti: pakaian kerja, apron kulit penutup dada, sepatu kerja, sarung tangan kulit, helm las. 2. Siapkan alat dan bahan, Letakkan di atas meja las. 3. Tandai pada benda kerja bagian yang akan di las. 4. Bebaskan permukaan logam yang akan di las dari kotoran yang akan menghambat pencairan di daerah yang akan disambung dengan mesin sikat baja, amplas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain. 5. Pasanglah penghubung (conector) gas.  Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari debu sebelum regulator dipasang  Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluaran gas dari silinder (ulir kanan)
  • 17. 17  Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selang gas dengan regulator. 6. Gunakan jenis arus listrik Direct Current (DC) atau arus bolak-balik untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya. 7. Letakkan benda kerja di atas meja las. 8. Bukalah katup asetilen sedikit pada brander, dan langsung nyalakan dengan menggunakan percikan bunga api dari korek api las, maka akan didapati nyala asetilen yang berwarna kemerahan dengan asap yang tebal. 9. Putar katup asetilen sampai nyala yang terjadi bebas dari asap. 10. Bukalah katup oksigen secara perlahan, sehingga didapati perbandingan pengeluaran gas dengan kadar yang sama. 11. Sewaktu proses pengelasan berlangsung sering didapati adanya kecenderungan nyala netral akan sedikit berubah menjadi nyala oksi dari akibat pengaruh tekanan gas. Untuk itu perlu sewaktu-waktu melihat dan menyetel kembali nyala tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan hasil las karena penggunaan nyala yang salah bisa dihindari. 12. Posisikan dua benda kerja sehingga membentuk posisi horizontal 2F. 13. Kunci benda kerja sebelah kiri dan kanan dengan cara melelehkan benda kerja dan kawat, lalu kawat ditempelkan pada bagian ujung benda kerja yang akan dilas sehingga ketika pengelasan tidak goyang. 14. Cairkan bagian benda kerja yang akan dilas menggunakan nyala oksigen dan asitilen hingga bagian tersebut mencair. 15. Lelehkan kawat dan letakkan kelehannya pada bagian benda kerja yang telah dicairkan. 16. Lakukan secara terus menerus dengan gerakan brander dari kanan ke kiri, atau arah pengelasan maju,dan arah kawat mundur dengan mengayunkan brander secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, atau lingkaran penuh. Sudut yang terbentuk pada arah gerakkan brander membentuk sudut dengan kisaran 70º - 80º. Sewaktu terjadinya proses
  • 18. 18 pengelasan sudut, pengelasan ini harus dijaga tetap konstan. Pada proses pengelasan ini diharapkan jarak brander ke benda kerja ini relatif konstan. Kecepatan pengelasannya pun harus konstan mulai dari saat pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan, karena jika terlalu lama berhenti di bagian tertentu akan dapat menimbulkan lubang. Nyala api juga tidak boleh mendahului lelehan kawat dan benda kerja. 17. Matikan nyala api. 18. Ambil benda kerja menggunakan tang lalu rendam ke dalam air. 19. Bersihkan menggunakan sikat baja jika benda kerja sudah dingin. 20. Matikan las, dan kembalikan alat dan APD pada tempatnya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Benda kerja berupa plat besi dengan panjang 147 mm, lebar 45 mm, dan tebal 2,5 mm sebanyak 2 buah dilas menggunakan las oksi-asetilen dengan posisi horizontal 2F sehingga membentuk huruf “T”.
  • 19. 19 Namun hasil pengelasan belum sempurna, ada beberapa kekurangan di antaranya penumpukan logam las (overoll), yaitu bentuk logam las yang menumpuk pada sisi jalur las. Pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang sempurna sehingga, logam las hanya menempel pada logam dasarnya. Kerusakan las ini disebabkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat, penyetelan amper terlalu rendah, dan posisi elektroda tidak benar. Sehingga dapat diperbaiki dengan cara melelehkan lagi bagian yang telah dilas menggunakan brander yang menyala dan diratakan bagian pada bagian yang terjadi penumpukan logam las. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Semua teknisi atau pratikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat menggunakan semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing alat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik. Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat
  • 20. 20 dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus mengetahui dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta prosedur bekerja dan sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standar Operasional (SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun pratikan/orang lain. Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin, maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik pengelasan. 5.2. Saran Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut : Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai standar kelayakan bengkel. Di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang ini terdapat 10 unit perangkat las listrik, namun ada beberapa yang tidak berfungsi. Sedangkan untuk las gas oksi-asetilen hanya ada 2 unit untuk 20 mahasiswa. Maka peralatan yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan yang baru. Karena kurangnya jumlah peralatan dapat mengurangi keefektifan pembelajan serta keefektifan waktu dalam menyelesaikan benda kerja sesuai jobsheet. Selain itu penambahan pengadaan alat pelindung diri juga perlu, sehingga proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri
  • 21. 21 Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu menghasilkan peserta didik yang berkompeten di bidangnya. Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada mahasiwa antara lain : 1. Dalam praktik pengelasan para mahasiwa harus lebih bertanggung jawab dalam penggunaan alat-alat kerja. 2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik pengelasan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. 3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket. 4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja. 5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3. DAFTAR PUSTAKA Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.