SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
2.Jenis Cacat Las Inklusi
Cacat ini disebabkan oleh pengotor atau inklusi baik berupa produkkarena
reaksi gas atau berupa unsur-unsur yang berasal dari luar. Seperti terak. Oksida,
logam wolfram atau lainnya. Cacat las ini umumnya terjadi pada daerah bagian
logam las (weld metal)
3. Jenis Cacat Las Voids
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang
biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terkadi
ketika proses pengelasan. Di samping itu, porositas dapat pula terjadi karena
kekurangan logam cair karena penyusutan ketika logam membeku. Porositas
seperti itu disebut : shrinkage porosity.
Jenis porositas las dapat dibedakan berdasarkan pori-pori yang terjadi yaitu :
• Porositas terdistribusi merata
• Porositas teraalokakisasi
• Porositas linier
4. Kurang Fusi Atau Penetrasi (Lack Of Fusion Of Penetration)
A. Kurangnya Fusi
cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya “discontinuity” yaitu ada bagian
yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Di samping itu
cacat jenis ini dapat pua terjadi pengelasan berlapis (multipass welding) yaitu
terjadi antara lapisan las yang satu dan lapisan yang lainnya.
B. Kurangnya Penetrasi
cacat jenis ini terjadi bila logam las tidak menebus mencapai sampai ke dasar
dari sambungan.
5. Jenis Cacat Las Bentuk Yang Tidak Sempurna (Imperfect Shape)
Jenis cacat ini memberikan geometri
sambungan las yang tidak baik atau tidak sempurna sepertu undercut, underfill,
overlap, excessive reinforcement dan lain-lain. Morfologi geometri dari cacat
ini biasanya bervariasi.
Mencegah Cacat Las
Pencegahan cacat las dapat dilakukan dengan :
 posisipengelasan yang benar sesuai dengan mentor las
 jenis kawat las. Menggunakan kawat las Ezona akan mengurangi
kemungkinan terjadi cacat las
 AWS kawat las yang sesuai dengan bahan kerja sambungan las
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
CACAT-CACAT PENGELASAN
Jenis- Jenis Kesalahan Las Dan Penyebabnya
Bagian yang terpenting dan uraian ini adalah hal-hal yang terpenting
didalam bab ini. Karena bagi seorang pemeriksa Ias yang terpenting adalah ada
atau tidaknya kesalahan didalam suatu sambungan Ias. Cara
mendeteksi/menemukannya.
Cara mengatasi dan memperbaikinya dan cara mencegah jangan sampai terjadi
kesalahan atau terulangnya kesalahan yang serupa Adapun kesalahan-kesalahan
Ias dapat dibagi sebagai berikut:
a. Kesalahan yang supervisial (dapat dilihat dengan mata)
b. Kesalahan yang tidak dapat dilihat dengan mata (internal defect)
1. Kesalahan Yang Supervisial
Jenis-jenis kesalahan ini adalah:
a. Undercutting
Sisi-sisi Ins mencair dan masuk kedalam alur las, sehingga terjadi parit
dikanan kiri alur las yang mengurangi ketebalan bahan. Hal ini disebabkan oleh
terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas yang diakibatkan karena
pemakaian arus yang terlalu besar dan ayunan elektroda yang terlalu pendek
b. Weaving Fault
Bentuk alur bergelombang sehingga ketebalannya tidak merata. Hal ini
disebabkan karena cara pengelasan terlalu digoyang (gerakan elektroda terlalu
besar)
c. Surface Porosity
Berupa lubang-lubang pada permukaan lasan yang biasanya disebabkan
oleh:
1. Elektroda Basah
2. Kampuh kotor
3. Udara sewaktu mengelas terlalu basah
4. Gas yang berasal dari galvanisasi
d. Fault of elektrode change (kesalahan penggantian elektroda)
Bentuk alur las menebal pada jarak tertentu yang diakibatkan oleh
pergantian elektroda. Tukang las yang belum ahli pada permulaan pengelasan,
umumnya pada setiap mulai mengelas, gerakan elektroda terlalu pelan.
e. Percikan-percikan Las
Alur las kasar dan penuh dengan percikan-percikan slag/las. Hal ini
disebabkan oleh:
1. arus terlalu besar
2. salah jenis arus
3 salah polarisasi
f. Alur Las Terlalu Tinggi
Biasanya bentuknya sempit dan menonjol keatas. Hal ini disebabkan
oleh:
1. Arus terlalu rendah
2. Elektroda terlalu dekat dengan bahan
g. Jalur las terlalu Lebar
Jika dibanding dengan tebal plat, alur las terlalu lebar Hal ini disebabkan
oleh kecepatan mengelasnya terlalu tinggi.
h. Alur Las tidak Beraturan
Disebabkan oleh orang yang mencoba mengelas tanpa dasar
keterampilan dan pengetahuan tentang las, sehingga letak elektroda kadang-
kadang terlalu tinggi, kadang-kadang terlalu menempel bahan
I. Alur las Terlalu tipis (cekung)
Akibat kecepatan mengelas terlalu tinggi
J. Retak Longtudinal Permukaan
Ketertakan biasanya terletak disumbu alur dan memanjang sumbu.
Keretakan disebabkan oleh:
1. Perbedaan material yang menyebabkan pertumbuhan kristal dalam bahan las
atau karena terjadinya air hardening sewaktu las mendingin (kerapuhan)
2. Disebabkan oleh besamya tegangan didalam bahan akibat jenis bahan atau
sisa tegangan sebelum pengelasan, serta tegangan akibat pengkerutan.
k. Retak Tranversal (melintang sumbu)
Disebabkan oleh hal serupa pada j hanya arah tegangan yang berbeda,
juga karena stress corrosin (korosi tegangan).
l. Dasar Concave (cekung)
Pada pertama terjadi pencekungan. Hal ini disebabkan karena arus terlalu besar,
sehingga sebagian bahan jatuh kebawah, atau juga karena kecepatan las terlalu
tinggi pada pengelasan pertama.
m. Dasar berlubang-lubang
Pada pengelasan pertama Hal ini disebahkan karena posisielektroda terlalu
dalam sewaktu mengelas pertama dan arus terlalu besar.
n. Dasar Berjanggut
Pada dasar las tampak bahan las overhead dapat terjadi hal yang sama
Untuk hal yang terdahulu disebabkan oleh letak elektroda yang terlalu dalam
pada pengelasan pertama sementara weld travel terlalu lamban. Untuk hal yang
kedua disebabkan karena pergerakan elektroda yang salah dan Iravel lamban.
o. Incomplete Penetration
Adalah pengelasan pertama yang tidak tembus kebawah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yakni:
1. Letak elektroda sewaktu pengelasan pertama terlalu tinggi
2. Sewaktu pengelasan pertama, arus yang dipakai terlalu lemah
3. Jarak sisi-sisi kampuh terlalu rapat.
p. High Low (tinggi rendah)
Berupa pengelasan yang sisi-sisi kampuh tidak dalam satu bidang datar.
Hal ini disebabkan karena dua hal yakni:
1. Letak bahan yang tidak sama rata
2. Tebal atau ukuran bahan yang berbeda
q. Retak kaki burung (bird claw crack)
Berupa keretakan yang menyerupai bentuk jari-jari pada kaki burung
Hal ini biasa terjadi pada pengelasan plat tipis, disini akhir elektroda (sewaktu
pengelasan dihentikan) tidak dipertebal lagi/ditambah bahan. Akibatnya
sewaktu mendingin terjadi pengerutan yang mengakibatkan bentuk retak
tersebut.
- untuk jenis-jenis kesalahan pada dasar las-lasan pada umumnya hanya dapat
dilihat setelah las-lasan dibalik (untuk pekerjaan plat) atau pada ujung-ujung
sambungan pipa.
Untuk tempat-tempat lain yang tidak dapat Iangsung dilihat dengan mata
terpaksa dipakai alat bantu misalnya introscope atau alat-alat non destructive
test (seperti halnya jenis kesalahan yang tidak dapat dilihat dengan mata).
Jenis kesalahan tersebut tertera pada item l,m,n,dan o yang semuanya
adalah kesalahan dasar las-lasan atau las pertama.
2. Kesalahan Yang Tidak Dapat Dilihat Dengan Mata (Internal Deffect)
Jenis-jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata,
hanya dapat dideteksi dengan mempergunakan radiography dan ultrasonik Cara-
cara. mendeteksi kesalahan las secara terinci akan dijelaskan pada jilid
berikutnya. Adapun jenis-jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Slag inclusion
2. Slag lines
3. Inernal longitudinal
4. Internal tranverse crack
5. Incomplete fusion
6. Internal porosity
7. Blow hole
8. Root coneaving
9. Worm hole/piping
10. Fault ofjunction
11. Kombinaal berbagai defect

More Related Content

What's hot

Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamProses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamEssyKarundeng
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiEssyKarundeng
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikAhmad Faozi
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusIndra Cecen
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan12luthfi
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020BrianAwiruddin
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesEka Chelsea Fc
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 

What's hot (20)

Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan LogamProses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
Proses Khusus, Pengerjaan Dingin, Pembentukan dengan Listrik dan Pelapisan Logam
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Las tig
Las tigLas tig
Las tig
 
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses ProduksiMesin Pengelasan Pada Proses Produksi
Mesin Pengelasan Pada Proses Produksi
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
Pembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurusPembuatan roda gigi lurus
Pembuatan roda gigi lurus
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
Makalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukanMakalah proses pembentukan
Makalah proses pembentukan
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 2A 2020
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan proses
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 

Viewers also liked

422 teknik fabrikasi logam smk
422 teknik fabrikasi logam smk422 teknik fabrikasi logam smk
422 teknik fabrikasi logam smkWinarto Winartoap
 
Macam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaMacam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaKeyz Luphniezz
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletwiwithardianto
 
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Ari Satriadi Helmi
 
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilaiWinarto Winartoap
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanWanaco Indo Niaga
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management Kacung Abdullah
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
 
Makalah perencanaan sumber daya manusia
Makalah perencanaan sumber daya manusiaMakalah perencanaan sumber daya manusia
Makalah perencanaan sumber daya manusiasemua unduh
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaNunu Nurul
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautEdhot Badhot
 

Viewers also liked (20)

422 teknik fabrikasi logam smk
422 teknik fabrikasi logam smk422 teknik fabrikasi logam smk
422 teknik fabrikasi logam smk
 
Macam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaMacam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_baja
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
 
Mengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_filletMengelas posisi datar_dan_fillet
Mengelas posisi datar_dan_fillet
 
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...
 
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
1289 p1-p psp-teknik kendaraan ringan contoh perhitungan nilai
 
5. welding
5. welding5. welding
5. welding
 
DASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAWDASAR LAS FCAW
DASAR LAS FCAW
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasan
 
LAS LISTRIK
LAS LISTRIKLAS LISTRIK
LAS LISTRIK
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Dasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasanDasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasan
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Makalah perencanaan sumber daya manusia
Makalah perencanaan sumber daya manusiaMakalah perencanaan sumber daya manusia
Makalah perencanaan sumber daya manusia
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Konsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur bajaKonsep sambungan struktur baja
Konsep sambungan struktur baja
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Contoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-bautContoh soal-sambungan-baut
Contoh soal-sambungan-baut
 

Similar to CACAT LAS TIDAK TERLIHAT

CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxLizarJamil
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWNur Ilham
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapaltanalialayubi
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_Alen Pepa
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)Alen Pepa
 
Las busur lanjut_kd_3_(30)
Las busur lanjut_kd_3_(30)Las busur lanjut_kd_3_(30)
Las busur lanjut_kd_3_(30)Alen Pepa
 
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptMTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptNURULFATIHABTCHEJAMI
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxLuffyAlbiFradana
 
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalan
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalanMtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalan
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalannurulfatiha1985
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failureJaywanroy
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmaniRafi Dwi Rachmani
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XIAnthonSalim
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukNurul Rosli
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 

Similar to CACAT LAS TIDAK TERLIHAT (20)

CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptx
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)
 
Las busur lanjut_kd_3_(30)
Las busur lanjut_kd_3_(30)Las busur lanjut_kd_3_(30)
Las busur lanjut_kd_3_(30)
 
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptxMATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
 
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.pptMTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
MTK 204 JENIS KECACATAN DALAM KIMPALAN.ppt
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
 
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalan
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalanMtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalan
Mtk 204 jenis kecacatan dalam kimpalan
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failure
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Ujian mfa
Ujian mfaUjian mfa
Ujian mfa
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

CACAT LAS TIDAK TERLIHAT

  • 1. 2.Jenis Cacat Las Inklusi Cacat ini disebabkan oleh pengotor atau inklusi baik berupa produkkarena reaksi gas atau berupa unsur-unsur yang berasal dari luar. Seperti terak. Oksida, logam wolfram atau lainnya. Cacat las ini umumnya terjadi pada daerah bagian logam las (weld metal) 3. Jenis Cacat Las Voids Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terkadi ketika proses pengelasan. Di samping itu, porositas dapat pula terjadi karena kekurangan logam cair karena penyusutan ketika logam membeku. Porositas seperti itu disebut : shrinkage porosity. Jenis porositas las dapat dibedakan berdasarkan pori-pori yang terjadi yaitu : • Porositas terdistribusi merata • Porositas teraalokakisasi • Porositas linier 4. Kurang Fusi Atau Penetrasi (Lack Of Fusion Of Penetration)
  • 2. A. Kurangnya Fusi cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya “discontinuity” yaitu ada bagian yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Di samping itu cacat jenis ini dapat pua terjadi pengelasan berlapis (multipass welding) yaitu terjadi antara lapisan las yang satu dan lapisan yang lainnya. B. Kurangnya Penetrasi cacat jenis ini terjadi bila logam las tidak menebus mencapai sampai ke dasar dari sambungan. 5. Jenis Cacat Las Bentuk Yang Tidak Sempurna (Imperfect Shape) Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik atau tidak sempurna sepertu undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan lain-lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi. Mencegah Cacat Las Pencegahan cacat las dapat dilakukan dengan :
  • 3.  posisipengelasan yang benar sesuai dengan mentor las  jenis kawat las. Menggunakan kawat las Ezona akan mengurangi kemungkinan terjadi cacat las  AWS kawat las yang sesuai dengan bahan kerja sambungan las [/vc_column_text][/vc_column][/vc_row] CACAT-CACAT PENGELASAN Jenis- Jenis Kesalahan Las Dan Penyebabnya Bagian yang terpenting dan uraian ini adalah hal-hal yang terpenting didalam bab ini. Karena bagi seorang pemeriksa Ias yang terpenting adalah ada atau tidaknya kesalahan didalam suatu sambungan Ias. Cara mendeteksi/menemukannya. Cara mengatasi dan memperbaikinya dan cara mencegah jangan sampai terjadi kesalahan atau terulangnya kesalahan yang serupa Adapun kesalahan-kesalahan Ias dapat dibagi sebagai berikut: a. Kesalahan yang supervisial (dapat dilihat dengan mata) b. Kesalahan yang tidak dapat dilihat dengan mata (internal defect) 1. Kesalahan Yang Supervisial Jenis-jenis kesalahan ini adalah: a. Undercutting Sisi-sisi Ins mencair dan masuk kedalam alur las, sehingga terjadi parit dikanan kiri alur las yang mengurangi ketebalan bahan. Hal ini disebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas yang diakibatkan karena pemakaian arus yang terlalu besar dan ayunan elektroda yang terlalu pendek
  • 4. b. Weaving Fault Bentuk alur bergelombang sehingga ketebalannya tidak merata. Hal ini disebabkan karena cara pengelasan terlalu digoyang (gerakan elektroda terlalu besar) c. Surface Porosity Berupa lubang-lubang pada permukaan lasan yang biasanya disebabkan oleh: 1. Elektroda Basah 2. Kampuh kotor 3. Udara sewaktu mengelas terlalu basah 4. Gas yang berasal dari galvanisasi d. Fault of elektrode change (kesalahan penggantian elektroda) Bentuk alur las menebal pada jarak tertentu yang diakibatkan oleh pergantian elektroda. Tukang las yang belum ahli pada permulaan pengelasan, umumnya pada setiap mulai mengelas, gerakan elektroda terlalu pelan. e. Percikan-percikan Las Alur las kasar dan penuh dengan percikan-percikan slag/las. Hal ini disebabkan oleh: 1. arus terlalu besar 2. salah jenis arus 3 salah polarisasi
  • 5. f. Alur Las Terlalu Tinggi Biasanya bentuknya sempit dan menonjol keatas. Hal ini disebabkan oleh: 1. Arus terlalu rendah 2. Elektroda terlalu dekat dengan bahan g. Jalur las terlalu Lebar Jika dibanding dengan tebal plat, alur las terlalu lebar Hal ini disebabkan oleh kecepatan mengelasnya terlalu tinggi. h. Alur Las tidak Beraturan Disebabkan oleh orang yang mencoba mengelas tanpa dasar keterampilan dan pengetahuan tentang las, sehingga letak elektroda kadang- kadang terlalu tinggi, kadang-kadang terlalu menempel bahan I. Alur las Terlalu tipis (cekung) Akibat kecepatan mengelas terlalu tinggi J. Retak Longtudinal Permukaan Ketertakan biasanya terletak disumbu alur dan memanjang sumbu. Keretakan disebabkan oleh: 1. Perbedaan material yang menyebabkan pertumbuhan kristal dalam bahan las atau karena terjadinya air hardening sewaktu las mendingin (kerapuhan) 2. Disebabkan oleh besamya tegangan didalam bahan akibat jenis bahan atau sisa tegangan sebelum pengelasan, serta tegangan akibat pengkerutan. k. Retak Tranversal (melintang sumbu) Disebabkan oleh hal serupa pada j hanya arah tegangan yang berbeda, juga karena stress corrosin (korosi tegangan).
  • 6. l. Dasar Concave (cekung) Pada pertama terjadi pencekungan. Hal ini disebabkan karena arus terlalu besar, sehingga sebagian bahan jatuh kebawah, atau juga karena kecepatan las terlalu tinggi pada pengelasan pertama. m. Dasar berlubang-lubang Pada pengelasan pertama Hal ini disebahkan karena posisielektroda terlalu dalam sewaktu mengelas pertama dan arus terlalu besar. n. Dasar Berjanggut Pada dasar las tampak bahan las overhead dapat terjadi hal yang sama Untuk hal yang terdahulu disebabkan oleh letak elektroda yang terlalu dalam pada pengelasan pertama sementara weld travel terlalu lamban. Untuk hal yang kedua disebabkan karena pergerakan elektroda yang salah dan Iravel lamban. o. Incomplete Penetration Adalah pengelasan pertama yang tidak tembus kebawah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni: 1. Letak elektroda sewaktu pengelasan pertama terlalu tinggi 2. Sewaktu pengelasan pertama, arus yang dipakai terlalu lemah 3. Jarak sisi-sisi kampuh terlalu rapat. p. High Low (tinggi rendah) Berupa pengelasan yang sisi-sisi kampuh tidak dalam satu bidang datar. Hal ini disebabkan karena dua hal yakni: 1. Letak bahan yang tidak sama rata 2. Tebal atau ukuran bahan yang berbeda
  • 7. q. Retak kaki burung (bird claw crack) Berupa keretakan yang menyerupai bentuk jari-jari pada kaki burung Hal ini biasa terjadi pada pengelasan plat tipis, disini akhir elektroda (sewaktu pengelasan dihentikan) tidak dipertebal lagi/ditambah bahan. Akibatnya sewaktu mendingin terjadi pengerutan yang mengakibatkan bentuk retak tersebut. - untuk jenis-jenis kesalahan pada dasar las-lasan pada umumnya hanya dapat dilihat setelah las-lasan dibalik (untuk pekerjaan plat) atau pada ujung-ujung sambungan pipa. Untuk tempat-tempat lain yang tidak dapat Iangsung dilihat dengan mata terpaksa dipakai alat bantu misalnya introscope atau alat-alat non destructive test (seperti halnya jenis kesalahan yang tidak dapat dilihat dengan mata). Jenis kesalahan tersebut tertera pada item l,m,n,dan o yang semuanya adalah kesalahan dasar las-lasan atau las pertama. 2. Kesalahan Yang Tidak Dapat Dilihat Dengan Mata (Internal Deffect) Jenis-jenis kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat dideteksi dengan mempergunakan radiography dan ultrasonik Cara- cara. mendeteksi kesalahan las secara terinci akan dijelaskan pada jilid berikutnya. Adapun jenis-jenis kesalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Slag inclusion 2. Slag lines 3. Inernal longitudinal 4. Internal tranverse crack 5. Incomplete fusion 6. Internal porosity 7. Blow hole
  • 8. 8. Root coneaving 9. Worm hole/piping 10. Fault ofjunction 11. Kombinaal berbagai defect