SlideShare a Scribd company logo
Dwi
Hana
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit
Pendahuluan
Dwi&Hanna
• Konsep Materialitas
Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas sebagai :
“Besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang diluar keadaan
disekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang yang bergantung pada
informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji
tersebut.”
Definisi tersebut mensyaratkan auditor untuk mempertimbangkan baik:
situasi yang berkenaan dengan entitas, dan informasi yang dibutuhkan oleh mereka
yang akan bergantung pada laporan keuangan yang diaudit. Oleh karena itu, auditor
dapat menyimpulkan bahwa tingkat materialitas untuk akun modal kerja seharusnya
lebih rendah untuk suatu perusahaan yang berada diambang kebangkrutan daripada
pada suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar.
Materialitas
Dwi&Hanna
Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas
Penilaian ini, seringkali disebut materialitas perencanaan (planning materiality) mungkin
berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan pada penyelesaiaan audit dalam mengevaluasi
temuan audit karena : situsi yang ada disekitarnya mungkin akan berubah, dan informasi tambahan
mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
1. Tingkat laporan keuangan
2. Tingkat saldo akun
Materialitas Pada Tingkat Laporan Keuangan
Adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting
untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan “tingkat agregat
terkecil dari salah saji yang dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan
keuangan.” peratutan keputusan ini tepat karena : laporan keuangan saling berkaitan, dan
banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari satu laporan keuangan. Pertimbangan
materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
Dwi&Hanna
• Materialitas Pada Tingkat Saldo Akun
Adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun
hingga dianggap mengandung salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat
saldo akun tidak boleh dikacaukan dengan istila saldo akun material. Saldo yang
tercatat dari suatu akun secara umum menyajikan batas atas jumlah dimana suatu
akun dapat disajikan lebih. Oleh karena itu, akun dengan saldo yang lebih rendah
dari materialitas kadangkala disebut tidak material berkenaan dengan risiko salah
saji.
Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo
akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat
saldo akun dan materialitas pada tingkat laporan keuangan.
Dwi&Hanna
Hubungan Antara Materialitas dan Bukti
Audit
Secara umum adalah benar
mengatakan bahwa
semakin rendah tingkat
materialitas, semakin besar
jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan
terbalik). Secara umum
juga benar untuk
mengatakan bahwa
semakin besar atau
semakin signifikan suatu
saldu akun, maka semakin
besar jumlah bukti yang
diperlukan (hubungan
langsung).
Mengalokasikan Materialitas Laporan
Keuangan Pada Akun – akun
Ketika pertimbangan
pendahuluan auditor mengenai
materialitas laporan keuangan
dikuantifikasi, suatu estimasi
pendahuluan mengenai
materialitas setiap akun dapat
diperoleh dengan
mengalokasikan materialitas
laporan keuangan pada akun –
akun individual.
Dalam membuat alokasi, auditor
harus mempertimbangkan:
kemungkinan salah saji dalam
akun , dan biaya yang mungkin
untuk menguji akun.
2
1
Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko bahwa auditor
mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk
memodifikasi pendapat secara tepat
mengenai laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Konsep
risiko audit, penting sebagai dasar untuk
mengekspresikan konsep keyakinan yang
memedai. Mengenai keseluruhan pada
konsep risiko audit merupakan kebalikan
dari konsep keyakinan yang memadai.
Semakin tinggi kepastian yang ingin
diperoleh auditor dalam menyatakan
pendapat yang benar, semakin rendah
risiko audit yang akan ia terima.
Dwi&Hanna
Model Risiko Audit
Tiga komponen risiko audit sebagai:
risiko bawaan, pengendalian, dan deteksi. Untuk
tingkat risiko audit tertentu, terdapat hubungan
terbalik antara tingkat risiko bawaan dan
pengendalian yang dinilai atas suatu asersi dan
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima oleh
auditor untuk asersi tersebut. Oleh karena
itu, semakin rendah penilaian risiko bawaan dan
risiko pengendalian, semakin tinggi tingkat yang
dapat diterima untuk risiko deteksi. Dengan
menghubungkan komponen – komponen risiko
audit, auditor dapat mengekspresikan setiap
komponen dalam istilah kuantitatif, atau dalam
istilah non – kuantitatif. Mengenai hubungan yang
diekspresikan dalam model risiko audit adl
penting ketika menentukan tingkat risiko deteksi
yang direncanakan dapat diterima.
Dwi&Hanna
Dwi&Hanna
Mengilustrasikan Model Risiko Audit
AR = IR x CR x DR
AR = IR x CR x AP x TD
Dimana:
AR = risiko audit
IR = risiko bawaan
CR = risiko pengendalian
AP = risiko prosedur analitis
DR = risiko deteksi
TD = risiko pengujian terinci
Dwi&Hanna
Studi mengenai matriks ini menunjukkan bahwa hal tersebut konsisten
dengan model risiko audit, yaitu bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
berhubungan secara terbalik dengan penilaian risiko bawaan, pengendalian, dan
prosedur analitis. Matriks tersebut mengasumsikan bahwa risiko audit dibatasi pada
suatu tingkat yang rendah. Jika risiko bawaan dinilai berada pada tingkat
maksimum, risiko pengendalian pada tingkat sedang, dan risiko prosedur analitis
pada tingkat sedang, maka tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk
pengujian terinci adalah rendah. Jika risiko bawaan dinilai pada tingkat yang
tinggi, risiko pengendalian pada tingkat rendah, dan risiko prosedur analitis pada
tingkat rendah, maka pengujian substantif yang lain mungkin tidak diperlukan.
Matriks Komponen Risiko
Dwi&Hanna
Auditor secara normal mampu untuk mengevaluasi faktor – faktor risiko
bawaan dengan memahami siklus bisnis klien, termasuk :
a. Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya – sumberdaya perusahaan.
b. Produk, jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.
c. Proses inti dan siklus operasi.
d. Hasil dari proses inti.
e. Keputusan pembiayaan dan investasi.
Auditor tidak dapat mengubah tingkat aktual dari risiko
pengendalian untuk suatu asersi. Akan tetapi, auditor dapat memvariasikan
tingkat risiko pengendalian yang dinilainya dengan memodifikasi:
Prosedur – prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman tentang struktur
pengendalian, dan prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian.
Risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu
asersi. Merupakan kombinasi dari risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci
dimana tingkat aktualnya dapat dirubah dengan memvariasi sifat, waktu, efektifitas
pengujian atau penempatan staf audit. Dalam tahap perencanaan audit, tingkat risiko
deteksi yang direncanakan dapat diterima untuk prosedur analitis dan pengujian terinci
ditentukan untuk setiap asersi yang signifikan menggunakan model risiko audit.
Menilai Komponen Risiko Audit
. Risiko Bawaan.
Risiko Deteksi.
Risiko
Pengendalian.
Dwi&Hanna
• Auditor disyaratkan untuk menilai risiko salah saji material akibat kecurangan tanpa peduli
apakah auditor akan merencanakan untuk menilai risiko bawaan/ risiko pengendalian pada
tingkat maksimum.
Dua jenis salah saji
• Pelaporan laporan keuangan yang curang, seperti:
 Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi/ dokumen - dokumen
pendukung yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
 Interpretasi yang salah dalam, atau penghilangan yang disengaja dari kejadian –
kejadian, transaksi, atau informasi signifikan lainnya dalam laporan keuangan.
 Penerapan yang salah secara sengaja dari prinsip – prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
• Penyalahgunaan aktiva termasuk pencurian aktiva entitas yang menyebabkan laporan
keuangan tidak disajikan sesuai dengan PABU.
Risiko Bawaan, Risiko
Pengendalian, dan Risiko Kecurangan
Dwi&Hanna
 Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun
Auditor menentukan tingkat risiko audit secara keseluruhan yang akan dicapai untuk laporan
keuangan secara keseluruhan. Tingkat yag sama diterapkan pada setiap saldo akun dan semua asersi yang
berkaitan.
 Hubungan Antara Risiko Audit dan Bukti Audit
Semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan. Semakin rendah tingkat yang dapat diterima dari risiko prosedur analitis atau risiko pengujian
terinci yang ditentukan oleh auditor, maka semakin besar kecukupan dan kompetensi pengujian substansial
yang diperlukan untuk membatasi risiko deteksi keseluruhan pada tingkat tersebut.
 Hubungan Timbal Balik antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit
1. Menaikan tingkat materialitas sementara menahan bukti audit konstan
2. Menaikan bukti audit sementara menahan tingkat materialitas konstan
3. Membuat kenaikan yang lebih kecil untuk jumlah bukti audit dan tingkat materialitas.
 Peringatan akan adanya Risiko Audit
Tujuan peringatan akan adanya risiko audit adalah memberikan suatu tinjauan mengenai
perkembangan ekonomi baru ini kepada auditor, perkembangan profesional dan perkembangan peraturan
yang mungkin akan mempengaruhi audit untuk klien dalam banyak industri
Dwi&Hanna
• Komponen Strategi Audit Pendahuluan
• Tingkat risiko bawaan yang dinilai
• Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dg
mempertimbangkan:
 Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yg diperoleh.
 Pengujian pengendalian yg dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian.
• Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dg
mempertimbangkan:
 Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yg diperoleh.
 Prosedur analitis yg akan dilaksanakan yg menyediakan bukti mengenai
penyajian wajar dari suatu asersi.
• Tingkat pengujian rincian yg dirancanakan, apabila dikombinasikan dg prosedur
lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yg sesuai.
Standar Audit Pendahuluan
• Empat Strategi Audit Pendahuluan Umum
Strategi
untuk
memperoleh
keyakinan
Risiko audit
residual
Dwi&Hanna
Hubungan antara Strategi dan Siklus
Transaksi
Golongan Transaksi UtamaSiklus
Pendapatan
Pengeluaran
Jasa personel
Produksi
Investasi
Pembiayaan
Penjualan, penerimaan kas,
penyesuaian penjualan
Pembelian, pengeluaran kas
Penggajian
Memproses persediaan
Investasi dalam jangka panjang/ investasi
moneter dari kelebihan kas
Pembiayaan dari hutang lancar dan
hutang jangka panjang, serta modal
saham
Dwi&Hanna

More Related Content

What's hot

AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
Bie
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
Sudybrt Sudybrt
 
Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
AndiErwinGhozali
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
AndiErwinGhozali
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
Danang Mahendra
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
9elevenStarUnila
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik PerpajakanAudit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
AndiErwinGhozali
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Fair Nurfachrizi
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Cecylia Preketeg
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
Ilham Sousuke
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Nony Saraswati Gendis
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
Hutria Angelina Mamentu
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Deddi Nordiawan
 

What's hot (20)

AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik PerpajakanAudit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit Dan Teknik Perpajakan
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 

Viewers also liked

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Teori Investasi
Teori Investasi Teori Investasi
Teori Investasi
Diana Wattimanela
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Dina Nurmariyani
 
Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing
_sitiana
 
Bab 2 auditing
Bab 2 auditingBab 2 auditing
Bab 2 auditing
Yorim N. Lasboi
 
AUDITING 2
AUDITING 2AUDITING 2
AUDITING 2
Yizna Chaldhiidzt
 
Bab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian AuditingBab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian Auditing
Albet Albet
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2
milanovira
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
Sri Apriyanti Husain
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorRose Meea
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
yy rahmat
 

Viewers also liked (11)

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Teori Investasi
Teori Investasi Teori Investasi
Teori Investasi
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing
 
Bab 2 auditing
Bab 2 auditingBab 2 auditing
Bab 2 auditing
 
AUDITING 2
AUDITING 2AUDITING 2
AUDITING 2
 
Bab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian AuditingBab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian Auditing
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 

Similar to Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan

PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
JeniferChandra2
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
KevryRamdany1
 
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
Ilham Sousuke
 
materialitas
materialitasmaterialitas
materialitas
Ratna Al-Syah
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
yenny yoris
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditingguspitasari
 
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptxRisiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
MinangOutdoor
 
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko PengendalianPengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Politeknik Harapan Bersama Tegal
 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
andrekrisdyansen1
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Sandy Setiawan
 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3
ADE NURZEN
 
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian SubstantifRisiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Dwi Wahyu
 
PPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptxPPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptx
RATIKAANINDIATY
 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdf
yuki darma
 
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdfMateri RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
AbuBakar612366
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
chikma jaoharah
 
Bab 23
Bab 23Bab 23
Bab 23
beg yuyun
 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
DZATIHYASMINNURHAWA1
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
wafa khairani
 

Similar to Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan (20)

PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
 
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
 
materialitas
materialitasmaterialitas
materialitas
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
 
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptxRisiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
Risiko audit, bukti audit dan materialitas.pptx
 
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko PengendalianPengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
Pengendalian Intern dan Penaksiran Resiko Pengendalian
 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3
 
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian SubstantifRisiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif
 
PPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptxPPT The risk-based approach to audit.pptx
PPT The risk-based approach to audit.pptx
 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdf
 
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdfMateri RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
Materi RPL ACPA - PAA - Bapak Fiantonius Sihotang.pdf
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Bab 23
Bab 23Bab 23
Bab 23
 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
 

More from Dwi Wahyu

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Dwi Wahyu
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Dwi Wahyu
 

More from Dwi Wahyu (20)

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan

  • 1. Dwi Hana Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
  • 2. Dwi&Hanna • Konsep Materialitas Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas sebagai : “Besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang diluar keadaan disekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut.” Definisi tersebut mensyaratkan auditor untuk mempertimbangkan baik: situasi yang berkenaan dengan entitas, dan informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang akan bergantung pada laporan keuangan yang diaudit. Oleh karena itu, auditor dapat menyimpulkan bahwa tingkat materialitas untuk akun modal kerja seharusnya lebih rendah untuk suatu perusahaan yang berada diambang kebangkrutan daripada pada suatu perusahaan yang memiliki rasio lancar. Materialitas
  • 3. Dwi&Hanna Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Penilaian ini, seringkali disebut materialitas perencanaan (planning materiality) mungkin berbeda dari tingkat materialitas yang digunakan pada penyelesaiaan audit dalam mengevaluasi temuan audit karena : situsi yang ada disekitarnya mungkin akan berubah, dan informasi tambahan mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit. Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut : 1. Tingkat laporan keuangan 2. Tingkat saldo akun Materialitas Pada Tingkat Laporan Keuangan Adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk tujuan perencanaan, auditor harus menggunakan “tingkat agregat terkecil dari salah saji yang dipertimbangkan sebagai material untuk setiap laporan keuangan.” peratutan keputusan ini tepat karena : laporan keuangan saling berkaitan, dan banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari satu laporan keuangan. Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
  • 4. Dwi&Hanna • Materialitas Pada Tingkat Saldo Akun Adalah salah saji minimum yang dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dikacaukan dengan istila saldo akun material. Saldo yang tercatat dari suatu akun secara umum menyajikan batas atas jumlah dimana suatu akun dapat disajikan lebih. Oleh karena itu, akun dengan saldo yang lebih rendah dari materialitas kadangkala disebut tidak material berkenaan dengan risiko salah saji. Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan materialitas pada tingkat laporan keuangan.
  • 5. Dwi&Hanna Hubungan Antara Materialitas dan Bukti Audit Secara umum adalah benar mengatakan bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu saldu akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan (hubungan langsung). Mengalokasikan Materialitas Laporan Keuangan Pada Akun – akun Ketika pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas laporan keuangan dikuantifikasi, suatu estimasi pendahuluan mengenai materialitas setiap akun dapat diperoleh dengan mengalokasikan materialitas laporan keuangan pada akun – akun individual. Dalam membuat alokasi, auditor harus mempertimbangkan: kemungkinan salah saji dalam akun , dan biaya yang mungkin untuk menguji akun. 2 1
  • 6. Risiko Audit Risiko audit adalah risiko bahwa auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Konsep risiko audit, penting sebagai dasar untuk mengekspresikan konsep keyakinan yang memedai. Mengenai keseluruhan pada konsep risiko audit merupakan kebalikan dari konsep keyakinan yang memadai. Semakin tinggi kepastian yang ingin diperoleh auditor dalam menyatakan pendapat yang benar, semakin rendah risiko audit yang akan ia terima. Dwi&Hanna
  • 7. Model Risiko Audit Tiga komponen risiko audit sebagai: risiko bawaan, pengendalian, dan deteksi. Untuk tingkat risiko audit tertentu, terdapat hubungan terbalik antara tingkat risiko bawaan dan pengendalian yang dinilai atas suatu asersi dan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima oleh auditor untuk asersi tersebut. Oleh karena itu, semakin rendah penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian, semakin tinggi tingkat yang dapat diterima untuk risiko deteksi. Dengan menghubungkan komponen – komponen risiko audit, auditor dapat mengekspresikan setiap komponen dalam istilah kuantitatif, atau dalam istilah non – kuantitatif. Mengenai hubungan yang diekspresikan dalam model risiko audit adl penting ketika menentukan tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima. Dwi&Hanna
  • 8. Dwi&Hanna Mengilustrasikan Model Risiko Audit AR = IR x CR x DR AR = IR x CR x AP x TD Dimana: AR = risiko audit IR = risiko bawaan CR = risiko pengendalian AP = risiko prosedur analitis DR = risiko deteksi TD = risiko pengujian terinci
  • 9. Dwi&Hanna Studi mengenai matriks ini menunjukkan bahwa hal tersebut konsisten dengan model risiko audit, yaitu bahwa tingkat risiko deteksi yang dapat diterima berhubungan secara terbalik dengan penilaian risiko bawaan, pengendalian, dan prosedur analitis. Matriks tersebut mengasumsikan bahwa risiko audit dibatasi pada suatu tingkat yang rendah. Jika risiko bawaan dinilai berada pada tingkat maksimum, risiko pengendalian pada tingkat sedang, dan risiko prosedur analitis pada tingkat sedang, maka tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian terinci adalah rendah. Jika risiko bawaan dinilai pada tingkat yang tinggi, risiko pengendalian pada tingkat rendah, dan risiko prosedur analitis pada tingkat rendah, maka pengujian substantif yang lain mungkin tidak diperlukan. Matriks Komponen Risiko
  • 10. Dwi&Hanna Auditor secara normal mampu untuk mengevaluasi faktor – faktor risiko bawaan dengan memahami siklus bisnis klien, termasuk : a. Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya – sumberdaya perusahaan. b. Produk, jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas. c. Proses inti dan siklus operasi. d. Hasil dari proses inti. e. Keputusan pembiayaan dan investasi. Auditor tidak dapat mengubah tingkat aktual dari risiko pengendalian untuk suatu asersi. Akan tetapi, auditor dapat memvariasikan tingkat risiko pengendalian yang dinilainya dengan memodifikasi: Prosedur – prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman tentang struktur pengendalian, dan prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian. Risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi. Merupakan kombinasi dari risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci dimana tingkat aktualnya dapat dirubah dengan memvariasi sifat, waktu, efektifitas pengujian atau penempatan staf audit. Dalam tahap perencanaan audit, tingkat risiko deteksi yang direncanakan dapat diterima untuk prosedur analitis dan pengujian terinci ditentukan untuk setiap asersi yang signifikan menggunakan model risiko audit. Menilai Komponen Risiko Audit . Risiko Bawaan. Risiko Deteksi. Risiko Pengendalian.
  • 11. Dwi&Hanna • Auditor disyaratkan untuk menilai risiko salah saji material akibat kecurangan tanpa peduli apakah auditor akan merencanakan untuk menilai risiko bawaan/ risiko pengendalian pada tingkat maksimum. Dua jenis salah saji • Pelaporan laporan keuangan yang curang, seperti:  Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi/ dokumen - dokumen pendukung yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan  Interpretasi yang salah dalam, atau penghilangan yang disengaja dari kejadian – kejadian, transaksi, atau informasi signifikan lainnya dalam laporan keuangan.  Penerapan yang salah secara sengaja dari prinsip – prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. • Penyalahgunaan aktiva termasuk pencurian aktiva entitas yang menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan PABU. Risiko Bawaan, Risiko Pengendalian, dan Risiko Kecurangan
  • 12. Dwi&Hanna  Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun Auditor menentukan tingkat risiko audit secara keseluruhan yang akan dicapai untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Tingkat yag sama diterapkan pada setiap saldo akun dan semua asersi yang berkaitan.  Hubungan Antara Risiko Audit dan Bukti Audit Semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. Semakin rendah tingkat yang dapat diterima dari risiko prosedur analitis atau risiko pengujian terinci yang ditentukan oleh auditor, maka semakin besar kecukupan dan kompetensi pengujian substansial yang diperlukan untuk membatasi risiko deteksi keseluruhan pada tingkat tersebut.  Hubungan Timbal Balik antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit 1. Menaikan tingkat materialitas sementara menahan bukti audit konstan 2. Menaikan bukti audit sementara menahan tingkat materialitas konstan 3. Membuat kenaikan yang lebih kecil untuk jumlah bukti audit dan tingkat materialitas.  Peringatan akan adanya Risiko Audit Tujuan peringatan akan adanya risiko audit adalah memberikan suatu tinjauan mengenai perkembangan ekonomi baru ini kepada auditor, perkembangan profesional dan perkembangan peraturan yang mungkin akan mempengaruhi audit untuk klien dalam banyak industri
  • 13. Dwi&Hanna • Komponen Strategi Audit Pendahuluan • Tingkat risiko bawaan yang dinilai • Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dg mempertimbangkan:  Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yg diperoleh.  Pengujian pengendalian yg dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian. • Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dg mempertimbangkan:  Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yg diperoleh.  Prosedur analitis yg akan dilaksanakan yg menyediakan bukti mengenai penyajian wajar dari suatu asersi. • Tingkat pengujian rincian yg dirancanakan, apabila dikombinasikan dg prosedur lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yg sesuai. Standar Audit Pendahuluan
  • 14. • Empat Strategi Audit Pendahuluan Umum Strategi untuk memperoleh keyakinan Risiko audit residual Dwi&Hanna
  • 15. Hubungan antara Strategi dan Siklus Transaksi Golongan Transaksi UtamaSiklus Pendapatan Pengeluaran Jasa personel Produksi Investasi Pembiayaan Penjualan, penerimaan kas, penyesuaian penjualan Pembelian, pengeluaran kas Penggajian Memproses persediaan Investasi dalam jangka panjang/ investasi moneter dari kelebihan kas Pembiayaan dari hutang lancar dan hutang jangka panjang, serta modal saham Dwi&Hanna