SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PROSES PENGAUDITAN

               TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA



A. Berbagai Macam Pengujian Audit

          Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test), yaitu :

   a. Pengujian analitik (analytical test)

              Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audinya dan pada

      tahap review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor

      dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan

      data yang lain. Pada tahap awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk

      membantu auditor dalam memahami bisnis, klien dan dalam menemukan bidang yang

      memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor melaksanakan audit secara

      rinci dan mendalam terhadap objek audit, ia harus memperoleh gambaran yang

      menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisis ratio, analisis laba

      bruto, analisis terhadap laporan keuangan perbandingan (comparative financial

      statements) merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh auditor untuk mendapatan

      gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keuangan dan hasil

      usaha klien.

   b. Pengujian pengendalian (test of control)

              Pengujian pengendalian adalah prosedur pengauditan yang dilakukan untuk

      menetapkan efektifitas perancangan dan/atau pengoperasian kebijakan dan prosedur

      struktur pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan

      perancangan dimaksudkan untuk menilai apakah kebijakan atau prosedur yang telah

      dirancang dengan baik untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material pada suatu




                                             1
asersi laporan keuangan tertentu. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk

mendapatkan informsi mengenai:

1) frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan. Dalam pengujian

   pengendalian, auditor memeriksa seberapa banyak transaksi pembelian diotorisasi

   dari pejabat yang berwenang dalam periode yang diperiksa. Kemungkinan dari

   150 lembar order pembelian yang dibuat oleh klien dalam April tersebut, auditor

   hanya menemukan:

       145 lembar, telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

       5 lembar, tidak berisi tanda tangan pejabat yang berwenang

2) mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut. Otorisasi dari pejabat yang

   berwenang merupakan salah satu aktivitas pengendalian untuk mengawasi

   transaksi pembelian. Di samping auditor berkepentingan terhadap frekuensi

   terjadinya pengendalian atas transaksi pembelian melalui otorisasi tersebut, dalam

   pengujian pengendalian auditor juga menguji mutu pelaksanaan aktivitas

   pengendalian tersebut. Seringkali dalam melaksanakan suatu aktivitas, karyawan

   hanya melaksanakan aktivitas tersebut tanpa mengetahui apa yang hendak dicapai

   dengan aktivitas pengendalian tersebut. Pelaksanaan suatu aktivitas pengendalian

   dikatakan baik mutunya jika aktivitas tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak

   dicapai dengan melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

3) karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. Pelaksanaan suatu

   aktivitas pengendalian sangat tergantung pada siapa yang melaksanakan aktivitas

   tersebut. Salah satu unsur pengendalian intern terhadap sediaan adalah

   dilakukannya secara periodik pencocokan jumlah fisik sediaan yang benar-benar

   ada di tangan perusahaan dengan jumlah sediaan yang tercantum dalam catatan

   akuntansi. Biasanya aktivitas pengendalian ini dilaksanakan oleh klien dengan


                                     2
penghitungan fisik sediaan. Dalam pengujian pengendalian auditor menguji

       apakah secara periodik klien melaksanakan aktivitas pengendalian terhadap

       sediaan. Di samping itu auditor juga melakukan pengujian mengenai karyawan

       yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

c. Pengujian substantif (subtantif test)

           Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk

   menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi

   kewajiban penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam

   informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena

   kesalahan dalam :

   1) Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia

   2) Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia

   3) Ketidakkonsistensia dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di

       Indonesia

   4) Ketidaktepatan pisah batas (cut off) pencatatan transaksi

   5) Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian)

   6) Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi

   7) Pencantuman pengungkapan (disclosure) unsur tertentu dalam laporan keuangan

           Sebagai contoh, dalam pengujian substantif terhadap pendapatan penjualan

   (sale revenues), auditor melakukan prosedur audit untuk menemukan :

   a) Kemungkinan terjadinya kesalahan klien dalam menerapkan prinsip akuntansi

       berterima umum di Indonesia, sehingga berakibat angka pendapatan penjualan

       dalam laporan laba-rugi menjadi lebih rendah atau lebih tinggi dari jumlah yang

       seharusnya




                                           3
b) Adanya kemungkinan klien menyajikan informasi pendapatan penjualan yang

   tidak berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga dapat

   mengakibatkan pemakain laporan keuangan salah dalam membuat keputusan

c) Kemungkinan klien mengubah prinsip akuntansi yang digunakan dalam

   menyajikan angka pendapatan penjualan dan tidak memberikan pengungkapan

   mengenai akibat perubahan penerapan prinsip tersebut terhadap angka hasil laba

   bersih, sehingga hal ini dapat mengakibatkan tidak dapat diperbandingkannya

   laporan keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan keuangan klien yang

   disajikan dalam tahun sebelumnya.

d) Kemungkinan klien melakukan pisah batas (cut off) transaksi penjualan tidak

   tepat atau tidak konsisten dengan yang digunakan dalam tahun sebelumnya.

   Misalnya transaksi penjualan tahun 20X1 dicatat oleh klien sebagai pendapatan

   penjualan tahun 20X1. Contoh lainnya adlaah dalam tahun yang diaudit, klien

   menggunakan tangga 24 Desember sebagai tanggal pisah batas (cut off) untuk

   memisahkan transaksi penjualan tahun yang diaudit dengan tahun yang akan

   datang, sedangkan dalam tahun sebelumnya klien menggunakan tanggal 31

   Desember sebagai tanggal pisah batas. Hal ini akan berakibat terhadap terjadinya

   kesalahan penyajian angka pendapatan penjualan dalam laporan laba-rugi.

e) Kemungkinan terjadinya kesalahan moneter dalam menyajikan angka pendapatan

   penjualan karena terjadinya kesalahan pekerjaan klerikal (clerical works).

   Pengumpulan informasi penjualan mencakup kegiatan menyalin informasi dari

   berbagai dokumen ke dalam jurnal: kegiatan menjumlah, mengurangi, mengalikan

   dan membagi: kegiatan meringkas informasi dalam jurnal dan memindahkan

   jumlahnya untuk di posting ke dalam akun-akun buku besar: kegiatan menyajikan

   informasi dalam laporan keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan


                                       4
kegiatan klerikal. Dalam pengujian substantif, auditor melakukan prosedur audit

          untuk menemukan kesalahan moneter sebagau akibat dari kesalahan pekerjaan

          klerikal ini

      f) Kemungkinan tidak cukupnya pengungkapan dari klien yang seharusnya

          dicantumkan dalam laporan keuangan yang dapat mengakibatkan pemakai lapora

          keuangan salah dalam mengambil keputusan. Misalnya klien mengajikan angka

          pendapatan penjualan dalam tahun yang diaudit sebesar Rp. 500.000.000,-.

          Informasi tersebut misalnya disajikan oleh klien dalam laporan laba-rugi tanpa

          pengungkapan lebih lanjut. Dari pengujian subtantif misalnya auditor menemukan

          informasi bahwa 75 % dari jumlah tersebut merupakan pendapatan penjualan

          klien dari transaksi penjualan produk kepada anak perusahaannya. Karena

          sebagian besar angka pendapatan penjualan tersebut terjadi dari transaksi antar

          pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (hubungan induk-anak

          perusahaan), maka auditor harus mengusulkan kepada klien untuk menambahkan

          pengungkapan (disclosure) mengenai informasi tersebut dalam laporan keuangan.



B. Tujuan Audit

          Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas

   kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas

   sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor

   perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten

   yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit

   spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik

   tersebut, auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan

   bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.


                                            5
Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang

   apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

   material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal dengan GAAP.

   Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai

   dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu pilihan akan bukti audit

   dipengaruhi oleh :

   1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.

   2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan

      klien.

   3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.

   4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.

          Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang

   terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan untuk

   mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan, auditor

   merumuskan tujuan –tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam laporan keuangan.



C. Bukti Audit

          Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam

   laporan keuangan, yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya,

   yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya

   mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

          Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya

   standar ketiga, mendasari pembahasan bukti audit yang berbunyi: “Bukti audit kompeten

   yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan




                                            6
konfirmasi sebagai dasar       untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit“.

          Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. Dalam SA 326.14

menyatakan bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat

yang tersedia bagi auditor.

a. Tipe Bukti Audit

          Tipe Data Akuntansi : (1) Pengendalian Intern, dan (2) Catatan Akuntansi.

          Tipe Informasi Penguat (corroborating information) : (1) Bukti Fisik, (2) Bukti

          Dokumenter, (3) Perhitungan, (4) Bukti Lisan, (5) Perbandingan dan Ratio, dan

          (6) Bukti dari spesialis.

b. Kecukupan bukti audit

     Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti

     audit, meliputi : (1) Materialitas, (2) Resiko audit, (3) Faktor – faktor ekonomi, dan

     (4) Ukuran dan karakteristik populasi.

c. Kompetensi Bukti Audit

    Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti

    tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya, sah, obyektif, dan

    relevan. Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai

    faktor, yaitu : (1) Sumber bukti, (2) Relevansi bukti, (3) Obyektivitas bukti, dan (4)

    Saat atau waktu.

          Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor,

yaitu :

1) Pertimbangan profesional auditor.

2) Integritas manajemen.

3) Transaksi yang terjadi di perusahaan.


                                           7
4) Jenis kepemilikan perusahaan.

5) Kondisi keuangan perusahaan.

       Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan

keputusan yang saling berkaitan, yaitu :

1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan

2. Penentuan besarnya sample untuk prosedur audit tertentu

3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi

4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut


a) Audit Top-Down Vs. Audit Bottom-Up

   Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari

   pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya.

   Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam

   laporan keuangan

b) Keputusan penting tentang Bukti Audit

       Sifat Pengujian

       o Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan

       o Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor

       o Harus relevan

       o Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dg tujuan

           audit

       o Pendekatan compliance atau substantive test

       Saat pengujian

       o Interim audit atau year end audit

       Luas pengujian

       o Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh

                                           8
Penerapan staf audit

      o Terkait dengan due audit care

      o Tim audit

      o Independensi

      o Penggunaan tenaga spesialis

c) Tujuan Audit khusus dan Bukti Audit

          Terdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan, yaitu:

      Keberadaannya atau keterjadiannya (existence or occurrence)

      Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva

      atau utang perusahaan benar–benar ada pada tanggal neraca dan transaksi–

      transaksi yang tercatat telah benar–benar terjadi selama periode tertentu.

      Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja,

      seperti kas, persediaan dan aktiva tetap, namun ada pula yang tidak ada ujud

      fisiknya, misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang

      diatas, manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang

      usaha, benar-benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan bahwa

      Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar

      Kelengkapannya (completeness)

      Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan

      semua transaksi dan akun (rekening) yang seharusnya disajikan dalam laporan

      keuangan.

      Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,– mempunyai arti bahwa

      jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi

      saldo piutang tersebut, tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau

      dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan terhadap asersi


                                         9
kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan kemungkinan adanya

penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan

menghilangkan sesuatu atau transaksi yang seharusnya ada.

Hak dan kewajiban (right and obligations)

Asersi tentang hak (rights) dan kewajiban (obligations) berhubungan dengan

apakah aktiva tersebut benar-benar milik perusahaan dan semua utang adalah

benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.

Asersi ini menyatakan, bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa

piutang dan aktiva-aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar-benar milik

perusahaan, dan utang-utang yang dilaporkan pada neraca benar-benar kewajiban

perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan dengan

komponen-komponen neraca khususnya aktiva dan utang.

Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)

Asersi penilaian (valuation) atau alokasi (allocation) berkaitan dengan ketepatan

metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta

kebenaran perhitungannya.

Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu mempunyai

arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berterima umum umum, dan (2) bebas dari kesalahan perhitungan atau

kekeliruan klerikal.

Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan

penerapan prinsip harga perolehan (cost), mempertemukan (matching), dan

prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum (PABU) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya, piutang

telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai bersih


                                   10
yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya

      piutang ; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga

      perolehan mula-mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah

      akumulasi depresiasinya.

      Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan

      dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto, (2) penilaian neto, dan (3)

      ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan (reasonableness)

      terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen.

      Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

      Asersi tentang penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure)

      berhubungan dengan apakah masing – masing komponen laporan keuangan telah

      diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dengan benar.

      Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan keuangan

      telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam hal

      penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat

      direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus

      sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali

      dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan harus

      dijelaskan (diungkapkan),misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak

      dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat (contingent

      liability) dan lain sebagainya.

d) Prosedur Audit

          Prosedur audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode dan

   teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.




                                        11
1. Jenis-Jenis Prosedur Audit

   Prosedur audit yang biasa dilakukan auditor yaitu: (1) Prosedur analitis, (2)

   Menginspeksi, (3) Mengkonfirmasi, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Menghitung,

   (6) Menelusur, (7) Mencocokkan kedokumen, (8) Mengamati, (9) Melakukan

   ulang, serta (10) Teknik audit berbantuan komputer.

2. Penggolongan Prosedur Audit

   Prosedur-prosedur audit biasanya diklesifikasikan berdasarkan tujuannya menjadi

   beberapa kategori, yaitu: (1) Prosedur-prosedur untuk Mendapatkan Pemahaman,

   (2) Pengujian Pengendalian, (3) Pengujian Substantif.

       Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten

atau dapat dipercaya adalah : Inspeksi, Observasi, Konfirmasi, Wawancara,

Perbandingan, Pengkajian ulang, Penilaian, Verifikasi, Penelusuran, Pembuktian

(vouching), Kalkulasi Kembali, Analisis, Rekonsiliasi, Penjajagan, Perhitungan

(count), Pengujian (test), dan Scanning.

       Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang

mengandung resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengawasan intern yang lemah .

b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat.

c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya.

d. Penggantian kantor akuntan publik.

e. Perubahan peraturan perpajakan.

f. Usaha yang bersifat spekulatif.

g. Transaksi yang kompleks.




                                      12
D. Penyiapan Kertas Kerja

          Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama

   melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah

   dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-

   kesimpulan yang telah dibuatnya.

          Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang

   menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga

   kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidak

   diinginkan perusahaan.

    Jenis Kertas Kerja

       Kertas kerja neraca saldo

       Jadwal dan analisis

       Memo audit dan informasi pendukung

       Jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali

    Isi Kertas Kerja Audit

             Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok

      dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing

      yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.

      Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang

      memperlihatkan :

      1. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan

          dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

      2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk

          merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah

          dilakukan.


                                           13
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan

      pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup

      sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

      auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang

      ketiga.

 Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit

    Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan

      keuangan yang diauditnya

    Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.

    Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.

 Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit

          Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja.

   Keempat tehnik tersebut adalah : (1) Pembuatan heading, (2) Nomor indeks, (3) Tick

   marks, dan (4) Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal

   pembuatan serta penelaahan.

 Tipe Kertas Kerja

    Audit program

      Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit

      program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan

      daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu.

      Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe

      bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan. Program

      pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang yang diperlukan

      untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang direncanakan.




                                       14
 Working Trial Balance

      Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar pada

      akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan

      serta saldo menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan

      menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.

    Summary of adjusment journal entries

      Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang

      diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

    Top Schedules

      Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi

      yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.

    Supporting schedules

      Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan,

      serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik

      pemeriksaan yang dilaksanakana oleh akuntan.

      Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.

 Pengarsipan Kertas Kerja

   Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun

   berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun

   yang diperiksa. Contoh: Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank,

   Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.

   Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami

   perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode

   pengauditan. Contoh: Akte pendirian, Accounting manual (pedoman akuntansi),

   Kontrak kontrak, Notulen rapat


                                         15
Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.

 Kepemilikan Kertas Kerja Audit

          Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang

   disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah

   milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus

   disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur

   sesuai dengan urutan yang logis.

          Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang

   memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut

   kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau

   profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah informasi

   yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan penting (key

   personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jual

   produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada

   karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya

   atau dituntut ke pengadilan.




                                         16

More Related Content

What's hot

Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiTrisna Wahyuni
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
Ppt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikPpt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikMubarok Syahrul
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Hasan Romadon
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 

What's hot (20)

Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23
 
Ppt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikPpt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publik
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)
Program audit manajemen (jiantari c 301 09 013)
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 

Viewers also liked

Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...gitathiananda
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensSeh Wahyu Lestari
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing Astri Yulia
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian Ilham Akbar
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Jiantari Marthen
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen auditZivie Vieta
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2milanovira
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganAsep suryadi
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanghiyats dewantara
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAndreas Jiman
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanDwi Wahyu
 

Viewers also liked (20)

Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing
 
Audit siklus-produksi
Audit siklus-produksiAudit siklus-produksi
Audit siklus-produksi
 
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus produksi, pengujian pengendalian
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
Rangkuman mata kuliah auditing i (audit siklus pendapatan i) jiantari kel. 4
 
Modul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libreModul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libre
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen audit
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuangan
 
Calk modul 9
Calk modul 9Calk modul 9
Calk modul 9
 
TUGAS AUDIT
TUGAS AUDITTUGAS AUDIT
TUGAS AUDIT
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 

Similar to Tugas auditing no.3

(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihanIlham Sousuke
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I9elevenStarUnila
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorrizal hadi
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2Rose Meea
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2purplenhyy
 
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Zaina Rizka
 
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017Basori Basori
 
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly YessieAndreas Jiman
 
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasanAudit terhadap siklus pendapatan ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasanFuzzari Rizal
 
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptx
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptxMateri Audit Ruang Lingkup Auditing.pptx
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptxYurinaMelusi
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditCecylia Preketeg
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANBiyah Djauhar
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi auditIlham Sousuke
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxWidyaRomadhan
 

Similar to Tugas auditing no.3 (20)

(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
 
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
BE & GG9, Basori, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, UMB, 2017
 
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie
 
Audit terhadap siklus pendapatan Ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan RingkasanAudit terhadap siklus pendapatan Ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan Ringkasan
 
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasanAudit terhadap siklus pendapatan ringkasan
Audit terhadap siklus pendapatan ringkasan
 
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptx
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptxMateri Audit Ruang Lingkup Auditing.pptx
Materi Audit Ruang Lingkup Auditing.pptx
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
Audit kertas-kerja
Audit kertas-kerjaAudit kertas-kerja
Audit kertas-kerja
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Audit 2
Audit 2Audit 2
Audit 2
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 

Tugas auditing no.3

  • 1. PROSES PENGAUDITAN TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA A. Berbagai Macam Pengujian Audit Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test), yaitu : a. Pengujian analitik (analytical test) Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audinya dan pada tahap review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pada tahap awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis, klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap objek audit, ia harus memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisis ratio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan keuangan perbandingan (comparative financial statements) merupakan cara yang umumnya ditempuh oleh auditor untuk mendapatan gambaran menyeluruh dan secara garis besar mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha klien. b. Pengujian pengendalian (test of control) Pengujian pengendalian adalah prosedur pengauditan yang dilakukan untuk menetapkan efektifitas perancangan dan/atau pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan perancangan dimaksudkan untuk menilai apakah kebijakan atau prosedur yang telah dirancang dengan baik untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material pada suatu 1
  • 2. asersi laporan keuangan tertentu. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informsi mengenai: 1) frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan. Dalam pengujian pengendalian, auditor memeriksa seberapa banyak transaksi pembelian diotorisasi dari pejabat yang berwenang dalam periode yang diperiksa. Kemungkinan dari 150 lembar order pembelian yang dibuat oleh klien dalam April tersebut, auditor hanya menemukan: 145 lembar, telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang 5 lembar, tidak berisi tanda tangan pejabat yang berwenang 2) mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut. Otorisasi dari pejabat yang berwenang merupakan salah satu aktivitas pengendalian untuk mengawasi transaksi pembelian. Di samping auditor berkepentingan terhadap frekuensi terjadinya pengendalian atas transaksi pembelian melalui otorisasi tersebut, dalam pengujian pengendalian auditor juga menguji mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut. Seringkali dalam melaksanakan suatu aktivitas, karyawan hanya melaksanakan aktivitas tersebut tanpa mengetahui apa yang hendak dicapai dengan aktivitas pengendalian tersebut. Pelaksanaan suatu aktivitas pengendalian dikatakan baik mutunya jika aktivitas tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. 3) karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. Pelaksanaan suatu aktivitas pengendalian sangat tergantung pada siapa yang melaksanakan aktivitas tersebut. Salah satu unsur pengendalian intern terhadap sediaan adalah dilakukannya secara periodik pencocokan jumlah fisik sediaan yang benar-benar ada di tangan perusahaan dengan jumlah sediaan yang tercantum dalam catatan akuntansi. Biasanya aktivitas pengendalian ini dilaksanakan oleh klien dengan 2
  • 3. penghitungan fisik sediaan. Dalam pengujian pengendalian auditor menguji apakah secara periodik klien melaksanakan aktivitas pengendalian terhadap sediaan. Di samping itu auditor juga melakukan pengujian mengenai karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. c. Pengujian substantif (subtantif test) Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajiban penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam : 1) Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia 2) Tidak diterapkannya prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia 3) Ketidakkonsistensia dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia 4) Ketidaktepatan pisah batas (cut off) pencatatan transaksi 5) Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian) 6) Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi 7) Pencantuman pengungkapan (disclosure) unsur tertentu dalam laporan keuangan Sebagai contoh, dalam pengujian substantif terhadap pendapatan penjualan (sale revenues), auditor melakukan prosedur audit untuk menemukan : a) Kemungkinan terjadinya kesalahan klien dalam menerapkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga berakibat angka pendapatan penjualan dalam laporan laba-rugi menjadi lebih rendah atau lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya 3
  • 4. b) Adanya kemungkinan klien menyajikan informasi pendapatan penjualan yang tidak berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga dapat mengakibatkan pemakain laporan keuangan salah dalam membuat keputusan c) Kemungkinan klien mengubah prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyajikan angka pendapatan penjualan dan tidak memberikan pengungkapan mengenai akibat perubahan penerapan prinsip tersebut terhadap angka hasil laba bersih, sehingga hal ini dapat mengakibatkan tidak dapat diperbandingkannya laporan keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan keuangan klien yang disajikan dalam tahun sebelumnya. d) Kemungkinan klien melakukan pisah batas (cut off) transaksi penjualan tidak tepat atau tidak konsisten dengan yang digunakan dalam tahun sebelumnya. Misalnya transaksi penjualan tahun 20X1 dicatat oleh klien sebagai pendapatan penjualan tahun 20X1. Contoh lainnya adlaah dalam tahun yang diaudit, klien menggunakan tangga 24 Desember sebagai tanggal pisah batas (cut off) untuk memisahkan transaksi penjualan tahun yang diaudit dengan tahun yang akan datang, sedangkan dalam tahun sebelumnya klien menggunakan tanggal 31 Desember sebagai tanggal pisah batas. Hal ini akan berakibat terhadap terjadinya kesalahan penyajian angka pendapatan penjualan dalam laporan laba-rugi. e) Kemungkinan terjadinya kesalahan moneter dalam menyajikan angka pendapatan penjualan karena terjadinya kesalahan pekerjaan klerikal (clerical works). Pengumpulan informasi penjualan mencakup kegiatan menyalin informasi dari berbagai dokumen ke dalam jurnal: kegiatan menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi: kegiatan meringkas informasi dalam jurnal dan memindahkan jumlahnya untuk di posting ke dalam akun-akun buku besar: kegiatan menyajikan informasi dalam laporan keuangan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan 4
  • 5. kegiatan klerikal. Dalam pengujian substantif, auditor melakukan prosedur audit untuk menemukan kesalahan moneter sebagau akibat dari kesalahan pekerjaan klerikal ini f) Kemungkinan tidak cukupnya pengungkapan dari klien yang seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan yang dapat mengakibatkan pemakai lapora keuangan salah dalam mengambil keputusan. Misalnya klien mengajikan angka pendapatan penjualan dalam tahun yang diaudit sebesar Rp. 500.000.000,-. Informasi tersebut misalnya disajikan oleh klien dalam laporan laba-rugi tanpa pengungkapan lebih lanjut. Dari pengujian subtantif misalnya auditor menemukan informasi bahwa 75 % dari jumlah tersebut merupakan pendapatan penjualan klien dari transaksi penjualan produk kepada anak perusahaannya. Karena sebagian besar angka pendapatan penjualan tersebut terjadi dari transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (hubungan induk-anak perusahaan), maka auditor harus mengusulkan kepada klien untuk menambahkan pengungkapan (disclosure) mengenai informasi tersebut dalam laporan keuangan. B. Tujuan Audit Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut. 5
  • 6. Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh : 1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien. 2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien. 3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan. 4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian. Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen dan untuk mendapatkan bukti sebagai pendukung pendapat atas laporan keuangan, auditor merumuskan tujuan –tujuan khusus audit untuk setiap rekening dalam laporan keuangan. C. Bukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan, yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar ketiga, mendasari pembahasan bukti audit yang berbunyi: “Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan 6
  • 7. konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit“. Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. Dalam SA 326.14 menyatakan bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. a. Tipe Bukti Audit Tipe Data Akuntansi : (1) Pengendalian Intern, dan (2) Catatan Akuntansi. Tipe Informasi Penguat (corroborating information) : (1) Bukti Fisik, (2) Bukti Dokumenter, (3) Perhitungan, (4) Bukti Lisan, (5) Perbandingan dan Ratio, dan (6) Bukti dari spesialis. b. Kecukupan bukti audit Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit, meliputi : (1) Materialitas, (2) Resiko audit, (3) Faktor – faktor ekonomi, dan (4) Ukuran dan karakteristik populasi. c. Kompetensi Bukti Audit Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya, sah, obyektif, dan relevan. Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu : (1) Sumber bukti, (2) Relevansi bukti, (3) Obyektivitas bukti, dan (4) Saat atau waktu. Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor, yaitu : 1) Pertimbangan profesional auditor. 2) Integritas manajemen. 3) Transaksi yang terjadi di perusahaan. 7
  • 8. 4) Jenis kepemilikan perusahaan. 5) Kondisi keuangan perusahaan. Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan keputusan yang saling berkaitan, yaitu : 1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan 2. Penentuan besarnya sample untuk prosedur audit tertentu 3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi 4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut a) Audit Top-Down Vs. Audit Bottom-Up Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya. Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam laporan keuangan b) Keputusan penting tentang Bukti Audit Sifat Pengujian o Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan o Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor o Harus relevan o Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dg tujuan audit o Pendekatan compliance atau substantive test Saat pengujian o Interim audit atau year end audit Luas pengujian o Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh 8
  • 9. Penerapan staf audit o Terkait dengan due audit care o Tim audit o Independensi o Penggunaan tenaga spesialis c) Tujuan Audit khusus dan Bukti Audit Terdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan, yaitu: Keberadaannya atau keterjadiannya (existence or occurrence) Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan dengan apakah aktiva atau utang perusahaan benar–benar ada pada tanggal neraca dan transaksi– transaksi yang tercatat telah benar–benar terjadi selama periode tertentu. Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja, seperti kas, persediaan dan aktiva tetap, namun ada pula yang tidak ada ujud fisiknya, misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang diatas, manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha, benar-benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan bahwa Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar Kelengkapannya (completeness) Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan semua transaksi dan akun (rekening) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,– mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut, tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan terhadap asersi 9
  • 10. kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan menghilangkan sesuatu atau transaksi yang seharusnya ada. Hak dan kewajiban (right and obligations) Asersi tentang hak (rights) dan kewajiban (obligations) berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar-benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca. Asersi ini menyatakan, bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa piutang dan aktiva-aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar-benar milik perusahaan, dan utang-utang yang dilaporkan pada neraca benar-benar kewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan dengan komponen-komponen neraca khususnya aktiva dan utang. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation) Asersi penilaian (valuation) atau alokasi (allocation) berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya. Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum, dan (2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal. Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan (cost), mempertemukan (matching), dan prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya, piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai bersih 10
  • 11. yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang ; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan mula-mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah akumulasi depresiasinya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto, (2) penilaian neto, dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan (reasonableness) terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) Asersi tentang penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure) berhubungan dengan apakah masing – masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dengan benar. Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan harus dijelaskan (diungkapkan),misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat (contingent liability) dan lain sebagainya. d) Prosedur Audit Prosedur audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. 11
  • 12. 1. Jenis-Jenis Prosedur Audit Prosedur audit yang biasa dilakukan auditor yaitu: (1) Prosedur analitis, (2) Menginspeksi, (3) Mengkonfirmasi, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Menghitung, (6) Menelusur, (7) Mencocokkan kedokumen, (8) Mengamati, (9) Melakukan ulang, serta (10) Teknik audit berbantuan komputer. 2. Penggolongan Prosedur Audit Prosedur-prosedur audit biasanya diklesifikasikan berdasarkan tujuannya menjadi beberapa kategori, yaitu: (1) Prosedur-prosedur untuk Mendapatkan Pemahaman, (2) Pengujian Pengendalian, (3) Pengujian Substantif. Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten atau dapat dipercaya adalah : Inspeksi, Observasi, Konfirmasi, Wawancara, Perbandingan, Pengkajian ulang, Penilaian, Verifikasi, Penelusuran, Pembuktian (vouching), Kalkulasi Kembali, Analisis, Rekonsiliasi, Penjajagan, Perhitungan (count), Pengujian (test), dan Scanning. Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengawasan intern yang lemah . b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat. c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya. d. Penggantian kantor akuntan publik. e. Perubahan peraturan perpajakan. f. Usaha yang bersifat spekulatif. g. Transaksi yang kompleks. 12
  • 13. D. Penyiapan Kertas Kerja Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan- kesimpulan yang telah dibuatnya. Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang tidak diinginkan perusahaan.  Jenis Kertas Kerja  Kertas kerja neraca saldo  Jadwal dan analisis  Memo audit dan informasi pendukung  Jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali  Isi Kertas Kerja Audit Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan. Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan : 1. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama. 2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan. 13
  • 14. 3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.  Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit  Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan yang diauditnya  Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.  Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.  Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik tersebut adalah : (1) Pembuatan heading, (2) Nomor indeks, (3) Tick marks, dan (4) Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta penelaahan.  Tipe Kertas Kerja  Audit program Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang direncanakan. 14
  • 15.  Working Trial Balance Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.  Summary of adjusment journal entries Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.  Top Schedules Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.  Supporting schedules Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana oleh akuntan. Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.  Pengarsipan Kertas Kerja Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa. Contoh: Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain. Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan. Contoh: Akte pendirian, Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak, Notulen rapat 15
  • 16. Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.  Kepemilikan Kertas Kerja Audit Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis. Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan. 16