Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan kerangka konseptual akuntansi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Termasuk pengguna laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, asumsi dasar, karakteristik kualitatif, unsur-unsur laporan keuangan, pengakuan dan pengukuran.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Makalah Auditing 2-Audit Atas Siklus Penjualan dan Penagihan Kas. Materi Audit Atas Siklus Penjualan dan Penagihan Kas diambil dari buku Auditing Arens.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Makalah Auditing 2-Audit Atas Siklus Penjualan dan Penagihan Kas. Materi Audit Atas Siklus Penjualan dan Penagihan Kas diambil dari buku Auditing Arens.
Education at a Glance is the authoritative source for information on the state of education around the world. It provides key information on the output of educational institutions; the impact of learning across countries; the financial and human resources invested in education; access, participation and progression in education; and the learning environment and organisation of schools.
The 2016 edition introduces a new indicator on the completion rate of tertiary students and another one on school leaders. It provides more trend data and analysis on diverse topics, such as: teachers’ salaries; graduation rates; expenditure on education; enrolment rates; young adults who are neither employed nor in education or training; class size; and teaching hours. The publication examines gender imbalance in education and the profile of students who attend, and graduate from, vocational education.
The report covers all 35 OECD countries and a number of partner countries (Argentina, Brazil, China, Colombia, Costa Rica, India, Indonesia, Lithuania, the Russian Federation, Saudi Arabia and South Africa).
This edition includes more than 125 figures and 145 tables. The Excel™ spreadsheets used to create them are available via the StatLinks provided throughout the publication. More data is available in the OECD Education Statistics database.
Education at a Glance is the authoritative source for information on the state of education around the world. It provides key information on the output of educational institutions; the impact of learning across countries; the financial and human resources invested in education; access, participation and progression in education; and the learning environment and organisation of schools.
The 2016 edition introduces a new indicator on the completion rate of tertiary students and another one on school leaders. It provides more trend data and analysis on diverse topics, such as: teachers’ salaries; graduation rates; expenditure on education; enrolment rates; young adults who are neither employed nor in education or training; class size; and teaching hours. The publication examines gender imbalance in education and the profile of students who attend, and graduate from, vocational education.
The report covers all 35 OECD countries and a number of partner countries (Argentina, Brazil, China, Colombia, Costa Rica, India, Indonesia, Lithuania, the Russian Federation, Saudi Arabia and South Africa).
This edition includes more than 125 figures and 145 tables. The Excel™ spreadsheets used to create them are available via the StatLinks provided throughout the publication. More data is available in the OECD Education Statistics database.
Publication de référence sur l’état de l’éducation dans le monde, Regards sur l’éducation fournit des données clés sur : les résultats des établissements d’enseignement ; l’impact de l’apprentissage dans les différents pays ; les ressources financières et humaines investies dans l’éducation ; l’accès, la participation et la progression au sein des systèmes d’éducation ; l’environnement d’apprentissage ; et l’organisation scolaire.
Cette édition 2016 présente de nouveaux indicateurs, notamment sur les taux de réussite des étudiants dans l’enseignement tertiaire et les chefs d’établissement. Elle offre également de nouvelles données tendancielles et analyses sur différents thèmes, dont : le salaire des enseignants ; les taux d’obtention d’un diplôme ; les dépenses d’éducation ; les taux de scolarisation ; les jeunes adultes sans emploi ne suivant ni études ni formation ; la taille des classes ; et le nombre d’heures d’enseignement. La publication analyse en outre les déséquilibres entre les sexes dans le domaine de l’éducation, ainsi que le profil des élèves/étudiants des filières professionnelles et de leurs diplômés.
Ce rapport couvre l’ensemble des 35 pays de l’OCDE ainsi qu’un certain nombre de pays partenaires (Afrique du Sud, Arabie saoudite, Argentine, Brésil, Chine, Colombie, Costa Rica, Fédération de Russie, Inde, Indonésie et Lituanie).
Cette édition inclut plus de 125 graphiques et 145 tableaux. Les fichiers Excel™ qui ont servi à leur création sont disponibles via les liens StatLinks fournis tout au long de la publication, corpus que vient compléter la Base de données statistique de l’OCDE sur l’éducation.
Presentación-Conferencia de prensa de Gabriela Ramos,
Consejera Especial del Secretario General,
Directora de Gabinete y Sherpa de la OCDE
14 de septiembre de 2016
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena
Ini adalah contoh sederhana dari presentasi tentang Akuntansi Keuangan, Bagi yang butuh referensi tentang contoh presentasi Akuntansi Keuangan mungkin bisa melihat atau menggunakan Powerpoint ini.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. KONSEP DASAR AKUNTANSI & KERANGKA KOSEPTUAL
KONSEP DASAR AKUNTANSI & KERANGKA KONSEPTUAL
MATERI
1. IkthisarKerangka Konseptual
2. Pengguna & Tujuan Laporan Keuangan
3. Asumsi-Asumsi DasarLaporan Keuangan
4. KarakteristikKualitatif
5. Unsur-UnsurLaporan Keuangan
6. Pengakuan Unsur-UnsurLaporan Keuangan
7. Pengukuran Unsur-UnsurLaporan Keuangan
8. Konsep Pemeliharaan Modal
REFERENSI
- Akuntansi Keuangan Menengah ( Berbasis PSAK). Martani
Dwi;Veronica Sylvia;Wardhani Ratna, Salemba Empat (MVW)
- Intermediate Accounting ( IFRS Editions). Kieso;Weygandt;
Warfield (KWW)
- Ikatan Akuntansi Indonesia 2012, Standard Akuntansi Keuangan
(SAK)
3. Kerangka Konseptual
merupakan dasar untuk merumuskan konsep-konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai ekstern.
Bukan standar akuntansi keuangan, karenanya tidak
mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran
atau pengungkapan tertentu
Bila terjadi pertentangan antara Kerangka Konseptual
dengan SAK, maka yang harus diunggulkan adalah SAK
relatif thd Kerangka Konseptual.
Revisi atas kerangka konseptual ini harus dilakukan dari
waktu ke waktu untuk penyesuaian dan adopsi terhadap
kondisi yang berjalan dan yad.
4. Tujuan Kerangka Konseptual
Untuk digunakan sebagai acuan bagi
Komite penyusunan laporan keuangan dalam
melaksanakan tugasnya
Auditor dalam memberikan pendapat mengenai
apakah laporan keuangan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umuim
Para pemakai laporan keuangan dalam
menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
5. Ruang Lingkup
Kerangka dasar ini membahas;
1. Tujuan laporan keuangan
2. Karakteristik kualitiatif yang menentukan
manfaat informasi dalam laporan kauangan
3. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-
unsur yang memberntuk laporan keuangan.
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal.
6. Kerangka ini membahas;
Laporan keuangan dibuat untuk tujuan umum (general
purpose financial statements) termasuk laporan
keuangan konsolidasi
Laporan keuangan harus disusun dan disajikan
sekurang-kurangnya setahun sekali
Beberapa pemakai berhak dan membutuhkan informasi
tambahan.
Laporan keuangan terdiri dari, Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Arus Dana, serta catatan, laporan lain,
dan materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari lap. keu., termasuk informasi tambahan mis. Info
keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan mengenai pengaruh peubahan harga.
7. Pengguna Laporan Keuangan
Investors
Employees (Karyawan)
Lenders (Pemberi pinjaman)
Suppliers and other trade creditors (pemasok
dan kreditor usaha yang lainnya)
Customers (pelanggan)
Government and their agencies (pemerintah)
Public (masyarakat)
8. Gambaran Laporan keuangan &
Pengguna
PROSES AKUNTANSI
Manajemen
Proses
Akuntansi
Laporan
Keuangan
Akuntan
Publik
Lap. Keu
Audited
Investor/
Pemilik
Organisasi
Tertentu
Badan/Inst
Tertentu
Kreditor Umum
Badan/Inst
Tertentu
Pemeritah
9. Tujuan Laporan Keuangan
Menyediakan info ttg posisi keuangan, kinerja, serta
peubahan posisi keuangan suatu perusahaan untuk
pengambilan keputusan ekonomi
Disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakainya, walau tidak menyediakan
semua informasi yang dibutuhkan pemakai tsb.
Menyajikan info keuangan dan tidak diwajibkan
menyajikan info non keuangan.
Menunjukkan apa yang sdh dilakukan manajemen
(stewardship) dan pertanggungjawaban atas
pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan
kepadanya.
10. Posisi Keuangan
Disajikan di Neraca
Kas
Likwiditas,
Solvabilitas
Debts to Equities or Assets Ratio
Komposisi Fixed Assets
A/R Turn Over
Inventory Turn Over
11. Kinerja Perusahaan
Bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan
dalam menghasilkan Arus Kas dan Laba. disajikan
dalam Lap. Arus Kas dan Laporan Laba/Rugi
Profit
Earning per share
Sales Revenues
Gross Margin
Operating Expenses
Operating Income
Profit per Sales Revenues
Times interest Earns
12. Laporan Arus Kas
Cash Balance at the beginning period
Cash Flows from Operation
Cash Flows from Investment
Cash Flows from Financing
Cash Balance at the ending period
13. Perubahan Posisi Keuangan
Biasanya disajikan dalam laporan tersendiri
mis. Fund Statement atau Statement of
Changes in Financial Position.
Menyajikan laporan komparatif yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan
melihat trend kondisi keuangan perusahaan
tahun-tahun sebelumnya dengan tahun
berjalan
14. Catatan
Pada dasarnya masing-masing laporan tsb.
(Balance Sheet, Income Statement,
Statement of Cash Flows, dan Statement of
Equity) apabila digunakan sendiri-sendiri,
tidak dapat memberikan gambaran yang
lengkap mengenai informasi terkait.
Oleh karenanya penggunaan laporan
tersebut harus integrated (dikaitkan antara
satu dengan yang lainnya)
15. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Kesatuan Usaha ( Economic Identity )
Perusahaan dipandang sebagai Unit Usaha
yang terpisah dari pemiliknya
Kelangsungan Usaha ( Going Concern )
Perusahaan akan hidup terus dan tidak akan
dibubarkan
Unit Moneter ( Unit Of Measure )
Pencatatannya menggunakan mata uang
Periode waktu ( Time Period )
Lap Keu disusun berdasarkan periode waktu
tertentu agar informasinya berguna
16. Karakteristik Kualitatif
Laporan Keuangan
Dapat dipahami (Understandability)
Relevan (Relevance)
Materialitas (Materiality)
Keandalan (Reliability)
Penyajian yang Jujur (Faithful Presentation)
Substansi mengungguli bentuk (Subtance ove
Form)
Netralitas (Neutrality)
Pertimbangan yang Sehat (Prudence)
Kelengkapan (Completeness)
Dapat Dibandingkan (Comparability)
17. Understandability
Laporan Keuangan harus mudah dipahami
oleh para penggunanya
Asumsi, para pemakai laporan keuangan juga
mempunyai pengetahuan yang memadai
mengenai aktivitas ekonomida bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
Understandability ini tidak boleh mencegah
dimasukkannya informasi yang complicated
tetapi penting untuk diketahui para pemakai
laporan keuangan.
18. Materiality
Suatu informasi dikatakan material apabila
Kalalaian atau kesalahan dalam
mengungkapkan informasi tsb akan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan
diambil oleh users
Materialitas merupakan suatu ambang batas atau
titik pemisah dalam menilai apakah suatu
informasi itu dapat diabaikan atau harus
diungkapkan.
20. Relevance
Informasi dikatakan relevan apabila,
Mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan
diambil oleh users
Mempunyai peran dalam membantu
meramalkan (predict) dan menegaskan
(confirm) atas sesuatu yang ingin diketahui
users
Informasi ini bisa menyangkut kejadian atau
kondisi dimasa lalu dan masa sekarang yang
dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
kejadian dimana yang akan datang.
22. Reliability
Informasi dikatakan reliable apabila
Bebas dari kesalahan yang material,
Bebas dari pengertian yang menyesatkan,
Disajikan sesuai dengan fakta (didukung
dengan bukti yang valid)
Quantitative Reliability
Vs
Qualitative Reliability
23. Kendala atas Informasi yang
Relevant dan Reliable
Tepat waktu
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan diantara Karakteristik
Kualitatif
Penyajian yang wajar
24. Faithful Presentation
Informasi keuangan harus menggambarkan
secara jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
25. Substance over Form
Substansi atas suatu transaksi harus mengungguli
bentuk (hukum)nya.
Mis. Terdapat transaksi penjualan aktiva tetap
perusahaan dengan didukung dokumen-dokumen
legalnya. Namun demikian, pada kenyataannya
perusahaan masih dapat memanfaatkan aktiva tetap
tersebut (tanpa kompensasi yang wajar). Pelaporan
penjualan yang demikian bertentangan dengan
substansi yang sesungguhnya, sehingga paling tidak
perlu ada disclosure atas pengungkapan transaksi tsb.
Biasanya juga terjadi dalam hal penerapan transfer
pricing antar anak dengan induk perusahaan (related
party transactions)
26. Neutral
Informasi keuangan diarahkan pada
kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung kepada kebutuhan dan keinginan
pihak tertentu.
Tidak boleh ada upaya untuk menyajikan
informasi yang akan menguntungkan salah
satu pihak dan merugikan pihak lain yang
berlawanan.
Informasi harus disajikan secara objektif dan
bebas dari bias
27. Prudence
Prudence pertimbangan sehat (hati-hati)
Laporan keuangan juga berisi informasi yang
mengandung ketidakpastian, seperti
Kolektabilitas piutang
Masa manfaat aktiva tetap
Penjualan vs retur
Conservatism
28. Comparability
Menyajikan informasi keuangan dalam lebih
dari satu periode pelaporan dengan catatan
harus “apple to apple”
Comparability vs Consistency
29. Comparable & Consistency
Comparability
Information that has been measured and
reported in a similar manner for different
enterprises
Consistency
When an entity applies the same accounting
treatment to similar events, from period to
period.
30. Unsur Laporan Keuangan
(Pengukuran) Posisi Keuangan
Aktiva
Mempunyai manfaat ekonomis dimasa yad
Kewajiban
Mempunyai potensi penggunaan (pengeluaran)
resources dimasa yad.
Ekuitas
(Pengukuran) Kinerja
Penghasilan
Beban
Penyesuaian Pemeliharaan Modal
31. Aktiva
Sesuatu yang mempunyai manfaat ekonomi
dimasa yang akan datang (dan dapat dinilai
dengan nilai yang wajar).
Manfaat ekonomi potensi dari aktiva ybs
untuk memberikan sumbangan, baik
langsung maupun tidak langsung, arus kas
kepada perusahaan.
Aktiva diperoleh perusahaan melalui;
pembuatan sendiri, pembelian, penjualan,
pertukaran, penerimaan (hibah).
32. Kewajiban
Karakteristik esensial kewajiban (liabilities)
adalah bahwa perusahaan mempunyai
kewajiban (obligation) masa kini.
Kewajiban (liabilities) adalah suatu tugas atau
tanggung jawab untuk bertindak atau
melakukan sesuatu dengan cara tertentu.
Kewajiban dapat dipaksakan secara hukum
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya
melibatkan perusahaan untuk mengorbankan
sumber daya yang memiliki manfaat dimana
yad demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain.
33. Munculnya Kewajiban
Kewajiban muncul sebagai akibat dari adanya suatu
transaksi pembelian barang atau jasa, ikatan
(perjanjian), pembebanan tertentu dari otoritas
(misalnya pajak dan kewajiban lain dari pemerintah),
serta praktek bisnis yang lazim, kebiasaan dan
keinginan untuk memelihara hubungan yang baik
atau bertindak dengan cara yang adil (mis. menarik
kembali produk yg cacat, pemberian garansi, after
sales service).
Kewajiban muncul akibat dari transaksi masa lalu.
Beberapa kewajiban diukur dengan suatu tingkat
estimasi tertentu (hutang garansi)
35. Equity
Equity merupakan residual (selisih antara
Aktiva dengan kewajiban kepada pihak
ekstern), equitas dapat subklasifikasikan
dalam neraca. Misalnya pada perseroan
terbatas, setoran modal oleh pemegang
saham, saldo laba (retained earning),
penyisihan saldo laba, dan penyisihan
penyesuaian pemeliharaan modal, yang
dapat disajikan masing-masing secara
terpisah atau tersendiri.
36. Measurement atas
unsur-unsur Laporan Keuangan
Recognition Revenue and Cost
Historical Cost
Current Cost
Realizable value
Present value
37. Kinerja
Penghasilan bersih (laba) sering kali
digunakan sebagai ukuran kinerja atau
sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti
imbalan investasi (ROI) atau penghasilan per
saha (EPS).
Pengukuran penghasilan bersih (laba)
berkaitan langsung dengan pengukuran
pengukuran penghasilan (revenues) dan
beban (expenses)
38. Concepts of Capital
Konsep Modal Fisik kapasitas atau alat
produksi (aktiva tetap dan aktiva lain yang
dimiliki perusahaan yang digunakan untuk
menghasilkan barang/ jasa yang pada
akhirnya menghasilkan pendapatan.
Mis. Unit output per hari
Konsep Modal Keuangan uang dan daya
beli yang diinvestasikan, misalnya aktiva
bersih atau ekuitas perusahaan