SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT-202
PERSONALITY STUDIES (STUDI KEPRIBADIAN)
A. PENDAHULUAN
Psikologi mengenai kepribadian sebenarnya telah ditujukan menjadi suatu disiplin ilmu sejak lama
bahkan sebelum masehi. Hal ini juga terdapat dalam sebuah literatur mitologi kuno, yang memberikan
informasi bahwa para pemain drama sering menggunakan make up atau topeng untuk memerankan
tokoh lain atau menyembunyikan identitasnya sendiri. Kemudian oleh bangsa romawi cara ini diberi
nama dengan istilah personality. Dari kata personality, kata persona yang berarti kehadiran seseorang
melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri. Akan tetapi, para pemain drama ingin
menciptakan kesan yang mendalam bagi para penonton, namun tidak meninggalkan kesan mengenai
pemeran drama tersebut tapi kesan pada tokoh yang diperankannya. Istilah personality kemudian
muncul untuk menamakan para pemeran sendiri, yang tadinya hanya sebuah peran bisa menjadi nama
panggung yang membuat pemerannya terkenal.
Untuk membedakan ciri-ciri tentang tingkah laku asli dari pemeran drama dan tingkah laku dari tokoh
yang diperankannya, para filsuf akhirnya tertarik untuk mempelajari tingkah laku manusia melalui
berbagai penelitian. Sejarah psikologi kepribadian ini semakin berkembang sekitar abad ke-18, saat
psikologi menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka berkembang pula Psikologi Kepribadian
menjadi salah satu cabang dari disiplin ilmunya
B. ISI TOPIK
1. Definisi Kepribadian (Personality)
Banyak ahli yang setuju dan mengatakan bahwa kepribadian (personality) berasal dari bahasa Latin
(personal), yang mengacu kepada topeng teatrikal yang dikenakan aktor-aktor zaman Romawi. Persona
atau topeng ini memproyeksikan sebuah peran atau penampilan yang keliru. Namun, tidak semua ahli
sepakat dengan hal ini karena kepribadian harusnya mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar peran
yang dimainkan manusia.
Kepribadian menurut Feist & Feist (2008) adalah pola-pola dari sifat yang relatif permanen dan
memiliki karakter unik secara konsisten dan yang pada akhirnya memunculkan perilaku individu.
Kepribadian yang relatif menetap cenderung mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai dengan
tujuan dan tuntutan yang diberikan terhadap seseorang (Rosito, 2018). Mc Crae dan Costa dalam
(Rosito, A.C, 2018) membagi teori kepribadian The Five Factor Model of Personality ke dalam 5 besar
2
faktor atau dimensi kepribadian, yaitu neuroticism (neurotisme), extraversion (ekstraversi), openness
(keterbukaan), agreeableness (persetujuan/kesepakatan), dan concientiousness (hati nurani/ketelitian).
a. Pada dimensi neuroticism (neurotisme), pribadi dengan skor tinggi cenderung menjadi cemas,
temperamental, mengasihani diri sendiri, dan rapuh terhadap gangguan yang berkaitan dengan
stres.
b. Dimensi extraversion (ekstraversi), menyangkut kelekatan seseorang yaitu bersahabat, memiliki
hasrat untuk bersama orang lain, dan ingin menghibur orang lain atau mudah terharu.
c. Tipe kepribadian openness (keterbukaan), memiliki kesamaan dengan aspek kreatif dan inovatif.
Pribadi dengan tipe openness yang tinggi secara konsisten mencari pengalaman-pengalaman
yang beragam.
d. Tipe kepribadian agreeableness (persetujuan/kesepakatan), membedakan pribadi yang berhati
lembut dari pribadi yang berhati kejam.
e. Dimensi conscientiousness (hati nurani/ketelitian), berasosiasi dengan perilaku disiplin, pekerja
keras, teratur dan tertib.
Mencermati paparan di atas dapat dipahami secara lebih sederhana bahwa kepribadian bisa dimaknai
sebagai:
1) Pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang bersumber dari masing-masing
individu.
2) Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences.
3) Proses Intrapersonal, yang berarti proses yang termasuk emosional, motivasional, dan kognitif
yang berlangsung di dalam diri dan mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak dan merasakan.
4) Bagaimana kita menggunakan proses intrapersonal tersebut dan bagaimana hal itu berinteraksi
dengan perbedaan individual, memainkan peranan penting dalam menentukan karakter individual
kita.
2. Objek Kajian Psikologi Kepribadian
Terdapat 4 (empat) objek kajian dalam memahami seluk-beluk kepribadian (personality), diantaranya
yaitu:
a. Karakter atau watak,
Sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup lainnya. Istilah Karakter digunakan untuk menggambarkan tingkah
laku individu yang terkait dengan nilai implisit maupun eksplisit. Karakter adalah organisasi
dinamis dalam individu dari sistem psikofisik yang menentukan adaptasinya yang unik terhadap
lingkungannya (Thahir & Hidayat, 2020). Sedangkan istilah watak digunakan untuk
menyebutkan karakter yang dimiliki individu dan tidak berubah hingga saat ini.
b. Trait
3
Elemen dasar kepribadian yang berperan vital dalam meramalkan tingkah laku manusia.
Istilah trait digunakan untuk menyebutkan suatu respon yang cenderung sama dalam menghadapi
stimuli yang serupa dalam jangka waktu yang relatif lama.
b. Tempramen
Gaya khas seseorang dalam menanggapi situasi atau kejadian. Istilah temperamen digunakan
dalam penyebutan kepribadian yang terkait dengan determinan fisiologis atau biologis.
c. Kebiasaan
Sesuatu yang dilakukan oleh manusia secara berulang-ulang dalam menanggapi kondisi yang
sama. Istilah kebiasaan atau habit digunakan untuk respon yang sama pada stimulus yang sama,
dimana respon ini cenderung berulang.
3. Memahami Pikiran Manusia
Freud membagi pemikiran manusia dalam tiga bagian yaitu sadar (conscious), bawah sadar
(preconscious) dan tidak sadar (unconscious) (Syam & Rosaliza, 2020).
a. Kondisi sadar adalah bagian pemikiran tempat dimana proses berpikir secara sadar (conscious),
yang merupakan sumber gagasan dan sumber pemahaman, pemikiran logis, realitas dan prilaku
yang beradab.
b. Sedangkan bawah sadar (preconscious) merupakan tempat informasi yang mudah diakses di saat
diperlukan.
c. Terakhir, yaitu tidak sadar (unconscious) merupakan bagian pikiran yang merepresi dan
menempatkan hal-hal yang dianggap tidak memerlukan perhatian karena kualitas informasi yang
dianggap tidak penting.
4. Pendekatan Kepribadian
Salah satu cara atau metode untuk menggali lebih dalam mengenai kepribadian manusia (personal
studies) adalah melalui suatu pendekatan-pendekatan yang bersifat normatif maupun praktis. Salah satu
pendekatan dalam mengkaji kepribadian seseorang adalah melalui pendekatan trait. Trait merupakan
elemen dasar kepribadian yang memiliki peran vital dalam meramalkan tingkah laku manusia. Trait
adalah karakteristik individu yang bersifat konsisten atau menetap. Salah satu teori yang berkembang
dengan menggunakan pendekatan trait yaitu Teori Psikoanalisis Sigmund Freud.
Tabel 1. Empat Teori Psikologi Kepribadian
Teori
Konsepsi tentang
Manusia
Tokoh
Kontribusi pada psikologi
sosial
Psikoanalisis Homo Volens
(manusia
berkeinginan)
Freud, Jung,
Adler, Abraham,
Horney, Bion
Perkembangan kepribadian,
sosialisasi, identifikasi,
agresi, kebudayaan &
perilaku
4
Kognitif Homo Sapiens
(manusia berpikir)
Lewin, heider,
Festinger,
Piaget,
Kohiberg
Sikap, Bahasa dan Berpikir,
Dinamika Kelompok,
Propaganda
Behaviorisme Homo Mechanicus
(manusia mesin)
Hull, Miller &
Dollard, Rotter,
Skinner,
Bandura
Persepsi interpersonal,
Konsep diri, Eksperimen,
Sosialisasi, Kontrol sosia,
Ganjaran dan Hukuman
Humanisme Homo Ludens
(manusia bermain)
Rogers, Combs
& Snygg.
Maslowl, May
Satir, Peris
Konsep diri, Transaksi
interpersonal, Masyarakat &
individu
5. Struktur Kepribadian Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah orang paling berpengaruh di bidang psikologi. Freud adalah pendiri
psikoanalisis, juga orang pertama yang mengajukan teori kepribadian psikoanalisis. Id, Ego, dan
Superego adalah tiga lapisan kepribadian dalam teori Freud. Hal tersebut adalah struktur dasar
kepribadian individu (Zhang, 2020).
1) Id
Freud mendeskripsikan Id sebagai “prinsip kesenangan” dan “pemikiran proses utama”,
merepresentasikan Id memenuhi kebutuhan manusia dengan segera untuk menghilangkan rasa
gugup. Id adalah kualitas paling bawaan dari manusia yang mewakili keinginan fisiologisnya
(Zhang, 2020). Dalam bersikap seseorang bisa jadi dituntun oleh tuntutan jiwanya yang selalu
mengedepankan keinginan untuk mendapatkan kesenangan dan memuaskan hawa nafsunya.
Manusia seperti ini biasanya mengejar kesenangan hidup belaka sehingga bersenang-senang tersebut
malah menjadi kebutuhannya (Syam, E & Rosaliza, M, 2020).
Id merupakan struktur yang sebagiannya terletak pada sadar dan sebagian lagi pada tidak sadar.
Id merupakan sumber semua energi psikis karena itulah Id merupakan bagian yang penting dalam
kepribadian. Bagian ini merupakan bagian yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan biologis,
yang merupakan kebutuhan primitif yang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesenangan
(pleasure). Karena itulah Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan yang mendorong manusia untuk
mendapatkan dan memenuhi semua keinginan dan kebutuhan. Pada saat keinginan dan kebutuhan
tidak terpenuhi, maka kondisi ini dapat menimbulkan kecemasan dan ketegangan. Jadi, Id bekerja
untuk mengurai ketegangan yang ditimbulkan oleh prinsip kesenangan tadi dengan cara memenuhi
keinginan dan kebutuhan yang diinginkan atau yang dibutuhkan saat itu.
Sebagai contoh bila seseorang merasa lapar, maka Id mendorongnya untuk mendapatkan
makanan yang akan memenuhi kebutuhannya saat itu sebagai jalan mengatasi kecemasan dan
ketegangan yang diakibatkan oleh rasa lapar tersebut. Maka, dengan mengatasi rasa lapar, maka
makan dapat memenuhi keinginan sampai Id terpuaskan.
2) Ego
5
Ego menggunakan "prinsip realitas", hal itu adalah proses rasionalisasi. Freud juga menyebut ego
sebagai "pemikiran proses kedua". Orang yang mendasari segala urusannya pada logikanya ini
merupakan struktur kepribadian yang dinamakan Freud dengan Ego (Syam & Rosaliza, 2020).
Freud membandingkan hubungan antara ego dan id dengan hubungan antara kusir dan kudanya:
kuda menyediakan energi dan dorongan, sedangkan kusir memberikan arahan (Zhang, 2020).
Seseorang yang didominasi oleh Egonya memandang segala hal penuh dengan perhitungan sehingga
ia memperhitungkan dan mengkalkulasikan segala hal secara logis. Orang seperti ini memandang
semua hal dalam hidupnya dengan perhitungan matematis. Ego berperan penting dalam memastikan
dorongan Id yang dapat diekspresikan dengan cara yang dapat diterima dalam dunia nyata. Jadi, Ego
mengekspresikan dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id dengan cara yang sesuai dengan
realitas.
Contohnya, seseorang yang ingin makan coklat, bila seseorang tersebut didominasi oleh Id, maka
dia akan memakan coklat sebanyak yang diinginkannya, namun bila Egonya lebih mendominasinya,
maka dia hanya akan memakan sekeping coklat saja dengan berbagai pertimbangan logis. Ego
bekerja pada proses berpikir yang rasional dan realistis yang membawa pada problem solving. Jika
suatu rencana tidak berjalan lancar, Ego akan mengajak seseorang untuk berpikir dan mencari solusi
lainnya. Tindakan ini dinamakan reality testing yang membawa seseorang mampu mengontrol
impuls-impuls yang memperlihatkan kontrol diri dengan menguasai Ego.
3) Superego
Super ego mewakili hati nurani, yang sudah dibentuk orang di masa kecil mereka. Seseorang
yang bersikap penuh dengan pertimbangan moral yang selalu menjadikan moralitas sebagai dasar
dan acuan dalam segala perilakunya, yang dalam struktur kepribadian Freud dinamakan Superego
(Syam & Rosaliza, 2020). Seseorang yang didominasi oleh Superego menjadi sosok yang sangat
memperhatikan moralitas, yang penuh pertimbangan terhadap konsep benar dan salah, baik dan
buruk sehingga Superego ini menuntun seseorang tersebut menjadi sosok yang memiliki moralitas
yang baik.
Superego merupakan sensor moral terhadap Ego yang merupakan kontrol diri, biasanya mewakili
ideologi keluarga (pendidikan keluarga). Superego berkembang pada usia tiga sampai lima tahun
pada fase falik dalam perkembangan psikoseksual. Pada fase ini seorang manusia mengenal konsep
moralitas dari lingkungannya. Dengan demikian Superego merupakan suatu kesadaran akan nilai-
nilai dan moral masyarakat yang disosialisasikan dan diinternalisasi dalam masyarakat lewat
berbagai sarana seperti adat istiadat, agama, pendidikan baik formal maupun informal dan sarana-
sarana pendidikan lainnya.
Superego dapat menjadi pedoman dalam menilai baik dan buruk (benar-salah). Misalnya,
seseorang terjebak macet saat pulang kerja. Ia hanya ingin motornya bergerak. Namun bila ia
memaksakan motornya maju, ia akan menyenggol motor yang berada di depannya dan dapat
6
mematahkan spion kendaraan di depannya. Maka bila dia memutuskan untuk tidak memaksakan
menyalip kendaraan di depannya, disaat itu Superego menuntunnya mengambil keputusan itu.
Superego terkait dengan aturan yang standar dan tingkah laku yang baik, dimana tingkah laku ini
mendapat persetujuan dari orang-orang yang memiliki otoritas seperti orang tua dan sosok lainnya.
Dengan mematuhi aturan standar tadi akan menimbulkan rasa senang, bangga dan sejenisnya. Selain
itu, Superego juga terkait hati nurani yang berhubungan dengan hal- hal yang dianggap buruk atau
baik oleh masyarakat. Bila suatu prilaku dilarang, ini menunjukkan bahwa prilaku tersebut dapat
menyebabkan hal- hal yang buruk. Dengan demikian, Superego menekan prilaku yang tidak dapat
diterima dengan cara menekan keinginan dan dorongan Id dan mendorong tindakan yang idealis dan
realistis.
Maka dari itu, Superego berperan sebagai acuan moralitas dan nilai- nilai yang digunakan oleh
Ego untuk bertindak dan mengambil keputusan. Dari penjabaran sebelumnya, sudah tergambar
bahwa Id dikendalikan oleh prinsip kesenangan dan Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan, dan
Superego merupakan bagian yang dikendalikan oleh prinsip moralitas dan idealistis.
6. Manfaat Mempelajari Kepribadian (Personality)
Adapun manfaat mempelajari kepribadian, diantaranya yaitu:
a. Memberikan pemahaman dalam berinteraksi antar individu yang berbeda karakter.
b. Memberikan kemudahan dalam berinteraksi dalam kelompok yang memiliki banyak perbedaan
karakter.
c. Memberikan kemudahan dalam memahami kepribadian seseorang.
d. Menumbuhkan dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Referensi
[1] Muhammad Nur Icsan, S. M. (2024, April 11). Estetika Humanisme Modul Estetika humanisme Part
2--20240410.pdf. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia:
https://edlink.id/panel/classes/736136. Diakses pada tanggal 13 April 2024.
Link Youtube:
Link Slideshare:
7

More Related Content

Similar to Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf

Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadiannorthonism
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasiPengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasiSTIKOM Indonesia Maju
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsAdhi Kurniawan
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisvarizalamir
 
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -Jamaludin S.Pd
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianJoko Setiawan
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIxue er tui
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianelmakrufi
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusiaAhmad Kurnia
 

Similar to Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf (20)

Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasiPengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi
Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five Factors
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -
Materi training kepribadian dan leadership - Created by Jamaludin -
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Uts bu richma novi
Uts bu richma noviUts bu richma novi
Uts bu richma novi
 
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2   karakteristik manusia
#Materi Psikologi Komunikasi, Session 2 karakteristik manusia
 

More from HendroGunawan8

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf

  • 1. 1 Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT-202 PERSONALITY STUDIES (STUDI KEPRIBADIAN) A. PENDAHULUAN Psikologi mengenai kepribadian sebenarnya telah ditujukan menjadi suatu disiplin ilmu sejak lama bahkan sebelum masehi. Hal ini juga terdapat dalam sebuah literatur mitologi kuno, yang memberikan informasi bahwa para pemain drama sering menggunakan make up atau topeng untuk memerankan tokoh lain atau menyembunyikan identitasnya sendiri. Kemudian oleh bangsa romawi cara ini diberi nama dengan istilah personality. Dari kata personality, kata persona yang berarti kehadiran seseorang melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri. Akan tetapi, para pemain drama ingin menciptakan kesan yang mendalam bagi para penonton, namun tidak meninggalkan kesan mengenai pemeran drama tersebut tapi kesan pada tokoh yang diperankannya. Istilah personality kemudian muncul untuk menamakan para pemeran sendiri, yang tadinya hanya sebuah peran bisa menjadi nama panggung yang membuat pemerannya terkenal. Untuk membedakan ciri-ciri tentang tingkah laku asli dari pemeran drama dan tingkah laku dari tokoh yang diperankannya, para filsuf akhirnya tertarik untuk mempelajari tingkah laku manusia melalui berbagai penelitian. Sejarah psikologi kepribadian ini semakin berkembang sekitar abad ke-18, saat psikologi menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka berkembang pula Psikologi Kepribadian menjadi salah satu cabang dari disiplin ilmunya B. ISI TOPIK 1. Definisi Kepribadian (Personality) Banyak ahli yang setuju dan mengatakan bahwa kepribadian (personality) berasal dari bahasa Latin (personal), yang mengacu kepada topeng teatrikal yang dikenakan aktor-aktor zaman Romawi. Persona atau topeng ini memproyeksikan sebuah peran atau penampilan yang keliru. Namun, tidak semua ahli sepakat dengan hal ini karena kepribadian harusnya mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar peran yang dimainkan manusia. Kepribadian menurut Feist & Feist (2008) adalah pola-pola dari sifat yang relatif permanen dan memiliki karakter unik secara konsisten dan yang pada akhirnya memunculkan perilaku individu. Kepribadian yang relatif menetap cenderung mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai dengan tujuan dan tuntutan yang diberikan terhadap seseorang (Rosito, 2018). Mc Crae dan Costa dalam (Rosito, A.C, 2018) membagi teori kepribadian The Five Factor Model of Personality ke dalam 5 besar
  • 2. 2 faktor atau dimensi kepribadian, yaitu neuroticism (neurotisme), extraversion (ekstraversi), openness (keterbukaan), agreeableness (persetujuan/kesepakatan), dan concientiousness (hati nurani/ketelitian). a. Pada dimensi neuroticism (neurotisme), pribadi dengan skor tinggi cenderung menjadi cemas, temperamental, mengasihani diri sendiri, dan rapuh terhadap gangguan yang berkaitan dengan stres. b. Dimensi extraversion (ekstraversi), menyangkut kelekatan seseorang yaitu bersahabat, memiliki hasrat untuk bersama orang lain, dan ingin menghibur orang lain atau mudah terharu. c. Tipe kepribadian openness (keterbukaan), memiliki kesamaan dengan aspek kreatif dan inovatif. Pribadi dengan tipe openness yang tinggi secara konsisten mencari pengalaman-pengalaman yang beragam. d. Tipe kepribadian agreeableness (persetujuan/kesepakatan), membedakan pribadi yang berhati lembut dari pribadi yang berhati kejam. e. Dimensi conscientiousness (hati nurani/ketelitian), berasosiasi dengan perilaku disiplin, pekerja keras, teratur dan tertib. Mencermati paparan di atas dapat dipahami secara lebih sederhana bahwa kepribadian bisa dimaknai sebagai: 1) Pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang bersumber dari masing-masing individu. 2) Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences. 3) Proses Intrapersonal, yang berarti proses yang termasuk emosional, motivasional, dan kognitif yang berlangsung di dalam diri dan mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak dan merasakan. 4) Bagaimana kita menggunakan proses intrapersonal tersebut dan bagaimana hal itu berinteraksi dengan perbedaan individual, memainkan peranan penting dalam menentukan karakter individual kita. 2. Objek Kajian Psikologi Kepribadian Terdapat 4 (empat) objek kajian dalam memahami seluk-beluk kepribadian (personality), diantaranya yaitu: a. Karakter atau watak, Sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Istilah Karakter digunakan untuk menggambarkan tingkah laku individu yang terkait dengan nilai implisit maupun eksplisit. Karakter adalah organisasi dinamis dalam individu dari sistem psikofisik yang menentukan adaptasinya yang unik terhadap lingkungannya (Thahir & Hidayat, 2020). Sedangkan istilah watak digunakan untuk menyebutkan karakter yang dimiliki individu dan tidak berubah hingga saat ini. b. Trait
  • 3. 3 Elemen dasar kepribadian yang berperan vital dalam meramalkan tingkah laku manusia. Istilah trait digunakan untuk menyebutkan suatu respon yang cenderung sama dalam menghadapi stimuli yang serupa dalam jangka waktu yang relatif lama. b. Tempramen Gaya khas seseorang dalam menanggapi situasi atau kejadian. Istilah temperamen digunakan dalam penyebutan kepribadian yang terkait dengan determinan fisiologis atau biologis. c. Kebiasaan Sesuatu yang dilakukan oleh manusia secara berulang-ulang dalam menanggapi kondisi yang sama. Istilah kebiasaan atau habit digunakan untuk respon yang sama pada stimulus yang sama, dimana respon ini cenderung berulang. 3. Memahami Pikiran Manusia Freud membagi pemikiran manusia dalam tiga bagian yaitu sadar (conscious), bawah sadar (preconscious) dan tidak sadar (unconscious) (Syam & Rosaliza, 2020). a. Kondisi sadar adalah bagian pemikiran tempat dimana proses berpikir secara sadar (conscious), yang merupakan sumber gagasan dan sumber pemahaman, pemikiran logis, realitas dan prilaku yang beradab. b. Sedangkan bawah sadar (preconscious) merupakan tempat informasi yang mudah diakses di saat diperlukan. c. Terakhir, yaitu tidak sadar (unconscious) merupakan bagian pikiran yang merepresi dan menempatkan hal-hal yang dianggap tidak memerlukan perhatian karena kualitas informasi yang dianggap tidak penting. 4. Pendekatan Kepribadian Salah satu cara atau metode untuk menggali lebih dalam mengenai kepribadian manusia (personal studies) adalah melalui suatu pendekatan-pendekatan yang bersifat normatif maupun praktis. Salah satu pendekatan dalam mengkaji kepribadian seseorang adalah melalui pendekatan trait. Trait merupakan elemen dasar kepribadian yang memiliki peran vital dalam meramalkan tingkah laku manusia. Trait adalah karakteristik individu yang bersifat konsisten atau menetap. Salah satu teori yang berkembang dengan menggunakan pendekatan trait yaitu Teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Tabel 1. Empat Teori Psikologi Kepribadian Teori Konsepsi tentang Manusia Tokoh Kontribusi pada psikologi sosial Psikoanalisis Homo Volens (manusia berkeinginan) Freud, Jung, Adler, Abraham, Horney, Bion Perkembangan kepribadian, sosialisasi, identifikasi, agresi, kebudayaan & perilaku
  • 4. 4 Kognitif Homo Sapiens (manusia berpikir) Lewin, heider, Festinger, Piaget, Kohiberg Sikap, Bahasa dan Berpikir, Dinamika Kelompok, Propaganda Behaviorisme Homo Mechanicus (manusia mesin) Hull, Miller & Dollard, Rotter, Skinner, Bandura Persepsi interpersonal, Konsep diri, Eksperimen, Sosialisasi, Kontrol sosia, Ganjaran dan Hukuman Humanisme Homo Ludens (manusia bermain) Rogers, Combs & Snygg. Maslowl, May Satir, Peris Konsep diri, Transaksi interpersonal, Masyarakat & individu 5. Struktur Kepribadian Sigmund Freud Sigmund Freud adalah orang paling berpengaruh di bidang psikologi. Freud adalah pendiri psikoanalisis, juga orang pertama yang mengajukan teori kepribadian psikoanalisis. Id, Ego, dan Superego adalah tiga lapisan kepribadian dalam teori Freud. Hal tersebut adalah struktur dasar kepribadian individu (Zhang, 2020). 1) Id Freud mendeskripsikan Id sebagai “prinsip kesenangan” dan “pemikiran proses utama”, merepresentasikan Id memenuhi kebutuhan manusia dengan segera untuk menghilangkan rasa gugup. Id adalah kualitas paling bawaan dari manusia yang mewakili keinginan fisiologisnya (Zhang, 2020). Dalam bersikap seseorang bisa jadi dituntun oleh tuntutan jiwanya yang selalu mengedepankan keinginan untuk mendapatkan kesenangan dan memuaskan hawa nafsunya. Manusia seperti ini biasanya mengejar kesenangan hidup belaka sehingga bersenang-senang tersebut malah menjadi kebutuhannya (Syam, E & Rosaliza, M, 2020). Id merupakan struktur yang sebagiannya terletak pada sadar dan sebagian lagi pada tidak sadar. Id merupakan sumber semua energi psikis karena itulah Id merupakan bagian yang penting dalam kepribadian. Bagian ini merupakan bagian yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan biologis, yang merupakan kebutuhan primitif yang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesenangan (pleasure). Karena itulah Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan yang mendorong manusia untuk mendapatkan dan memenuhi semua keinginan dan kebutuhan. Pada saat keinginan dan kebutuhan tidak terpenuhi, maka kondisi ini dapat menimbulkan kecemasan dan ketegangan. Jadi, Id bekerja untuk mengurai ketegangan yang ditimbulkan oleh prinsip kesenangan tadi dengan cara memenuhi keinginan dan kebutuhan yang diinginkan atau yang dibutuhkan saat itu. Sebagai contoh bila seseorang merasa lapar, maka Id mendorongnya untuk mendapatkan makanan yang akan memenuhi kebutuhannya saat itu sebagai jalan mengatasi kecemasan dan ketegangan yang diakibatkan oleh rasa lapar tersebut. Maka, dengan mengatasi rasa lapar, maka makan dapat memenuhi keinginan sampai Id terpuaskan. 2) Ego
  • 5. 5 Ego menggunakan "prinsip realitas", hal itu adalah proses rasionalisasi. Freud juga menyebut ego sebagai "pemikiran proses kedua". Orang yang mendasari segala urusannya pada logikanya ini merupakan struktur kepribadian yang dinamakan Freud dengan Ego (Syam & Rosaliza, 2020). Freud membandingkan hubungan antara ego dan id dengan hubungan antara kusir dan kudanya: kuda menyediakan energi dan dorongan, sedangkan kusir memberikan arahan (Zhang, 2020). Seseorang yang didominasi oleh Egonya memandang segala hal penuh dengan perhitungan sehingga ia memperhitungkan dan mengkalkulasikan segala hal secara logis. Orang seperti ini memandang semua hal dalam hidupnya dengan perhitungan matematis. Ego berperan penting dalam memastikan dorongan Id yang dapat diekspresikan dengan cara yang dapat diterima dalam dunia nyata. Jadi, Ego mengekspresikan dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id dengan cara yang sesuai dengan realitas. Contohnya, seseorang yang ingin makan coklat, bila seseorang tersebut didominasi oleh Id, maka dia akan memakan coklat sebanyak yang diinginkannya, namun bila Egonya lebih mendominasinya, maka dia hanya akan memakan sekeping coklat saja dengan berbagai pertimbangan logis. Ego bekerja pada proses berpikir yang rasional dan realistis yang membawa pada problem solving. Jika suatu rencana tidak berjalan lancar, Ego akan mengajak seseorang untuk berpikir dan mencari solusi lainnya. Tindakan ini dinamakan reality testing yang membawa seseorang mampu mengontrol impuls-impuls yang memperlihatkan kontrol diri dengan menguasai Ego. 3) Superego Super ego mewakili hati nurani, yang sudah dibentuk orang di masa kecil mereka. Seseorang yang bersikap penuh dengan pertimbangan moral yang selalu menjadikan moralitas sebagai dasar dan acuan dalam segala perilakunya, yang dalam struktur kepribadian Freud dinamakan Superego (Syam & Rosaliza, 2020). Seseorang yang didominasi oleh Superego menjadi sosok yang sangat memperhatikan moralitas, yang penuh pertimbangan terhadap konsep benar dan salah, baik dan buruk sehingga Superego ini menuntun seseorang tersebut menjadi sosok yang memiliki moralitas yang baik. Superego merupakan sensor moral terhadap Ego yang merupakan kontrol diri, biasanya mewakili ideologi keluarga (pendidikan keluarga). Superego berkembang pada usia tiga sampai lima tahun pada fase falik dalam perkembangan psikoseksual. Pada fase ini seorang manusia mengenal konsep moralitas dari lingkungannya. Dengan demikian Superego merupakan suatu kesadaran akan nilai- nilai dan moral masyarakat yang disosialisasikan dan diinternalisasi dalam masyarakat lewat berbagai sarana seperti adat istiadat, agama, pendidikan baik formal maupun informal dan sarana- sarana pendidikan lainnya. Superego dapat menjadi pedoman dalam menilai baik dan buruk (benar-salah). Misalnya, seseorang terjebak macet saat pulang kerja. Ia hanya ingin motornya bergerak. Namun bila ia memaksakan motornya maju, ia akan menyenggol motor yang berada di depannya dan dapat
  • 6. 6 mematahkan spion kendaraan di depannya. Maka bila dia memutuskan untuk tidak memaksakan menyalip kendaraan di depannya, disaat itu Superego menuntunnya mengambil keputusan itu. Superego terkait dengan aturan yang standar dan tingkah laku yang baik, dimana tingkah laku ini mendapat persetujuan dari orang-orang yang memiliki otoritas seperti orang tua dan sosok lainnya. Dengan mematuhi aturan standar tadi akan menimbulkan rasa senang, bangga dan sejenisnya. Selain itu, Superego juga terkait hati nurani yang berhubungan dengan hal- hal yang dianggap buruk atau baik oleh masyarakat. Bila suatu prilaku dilarang, ini menunjukkan bahwa prilaku tersebut dapat menyebabkan hal- hal yang buruk. Dengan demikian, Superego menekan prilaku yang tidak dapat diterima dengan cara menekan keinginan dan dorongan Id dan mendorong tindakan yang idealis dan realistis. Maka dari itu, Superego berperan sebagai acuan moralitas dan nilai- nilai yang digunakan oleh Ego untuk bertindak dan mengambil keputusan. Dari penjabaran sebelumnya, sudah tergambar bahwa Id dikendalikan oleh prinsip kesenangan dan Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan, dan Superego merupakan bagian yang dikendalikan oleh prinsip moralitas dan idealistis. 6. Manfaat Mempelajari Kepribadian (Personality) Adapun manfaat mempelajari kepribadian, diantaranya yaitu: a. Memberikan pemahaman dalam berinteraksi antar individu yang berbeda karakter. b. Memberikan kemudahan dalam berinteraksi dalam kelompok yang memiliki banyak perbedaan karakter. c. Memberikan kemudahan dalam memahami kepribadian seseorang. d. Menumbuhkan dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Referensi [1] Muhammad Nur Icsan, S. M. (2024, April 11). Estetika Humanisme Modul Estetika humanisme Part 2--20240410.pdf. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/736136. Diakses pada tanggal 13 April 2024. Link Youtube: Link Slideshare:
  • 7. 7