3. Makna Keragaman Manusia
Keragaman berasal dari kata ragam yang berarti “macam, jenis; warna,
corak”.
KBBI (2008): ragam berarti; (a) sikap, tingkah laku, cara; (b) macam,
jenis; (c) musik, lagu, langgam; (d) warna, corak; (e) laras (tata bahasa).
Keragaman bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis
seperti tumbuhan (ada anggrek, tulip, mawar, melati, dan lain
sebagainya) dan hewan (ada Harimau, Singa, Kerbau, dan lain
sebagainya).
Keragaman maksudnya bahwa setiap manusia itu memiliki perbedaan
seperti ciri-ciri fisik, sikap, watak, kelakuan, temperamental, dan hasrat
4. Masyarakat plural
Masyarakat plural adalah
masyarakat yang terdiri lebih
dari satu golongan/kelompok
(many).
Masyarakat majemuk
Masyarakat majemuk
menunjukkan bahwa
keberagaman yang lebih dari
satu itu memang berbeda-
beda, bermacam-macam, dan
bahkan tidak dapat
disamakan.
5. Masyarakat
multikultural
Masyarakat muktikultural bermakna
adanya keragaman dan kesediaan
anggota masyarakat untuk menerima
keragaman (kelompok lain dianggap
sama) sebagai kesatuan tanpa
memperdulikan perbedaan budaya,
etnik, gender, bahasa, maupun agama
Multikulturalisme memberikan
penegasan bahwa dengan segala
perbedaannya itu mereka adalah
sama di ruang publik serta
menekankan pengakuan dan
penghargaan pada perbedaan
6.
7. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan berasal dari kata setara dan sederajat yang berarti “sama
tingkatannya”.
KBBI (2008): sederajat artinya; “sama tingkatan, baik dalam hal kedudukan,
pangkat, golongan, dan lain-lain”.
Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya
tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau lebih
rendah satu sama lain.
8. Jika dikaitkan dengan keragaman, maka kesetaraan
memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam
perbedaan dan keragaman yang ada, manusia tetap
memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki
Keragaman yang ada tidak membuat manusia
menjadi tidak sederajat atau tidak setara, akan tetapi
manusia akan tetap setara atau sederajat dengan
manusia lainnya walaupun memiliki perbedaan.
Keragaman hanyalah menambah keunikan
tersendiri yang ada pada masing-masing manusia,
bukan untuk mendiskriminasikan
9. Kemajemukan dalam Dinamika Sosial
Budaya
Majemuk berarti “banyak ragam, beraneka, berjenis”. Ciri
utama masyarakat majemuk adalah: “hidup berkelompok
yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh
kehidupan sosial yang tergabung dalam sebuah satuan
politik”.
Konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia pada masa
pemerintahan kolonial Belanda, yang terpisah antara: (1)
Orang Eropa, (2) Orang Indo, (3) Orang Timur Asing, (4) Orang
Bumi Putera
Keempat masyarakat ini terpisah oleh kehidupan sosial
budaya, akan tetapi berada di bawah satu kekuasaan
politik, yaitu pemerintahan kolonial Belanda.
10. Menurut Usman Pelly (Tundjung W Sutirto, 2000:36), masyarakat
majemuk dewasa ini didasarkan pada dua hal, yaitu pembelahan
horizontal dan vertikal
Secara horizontal, masyarakat
majemuk dikelompokkan berdasar:
Etnik dan ras atau asal usul
keturunan,
Bahasa daerah,
Adat istiadat atau perilaku,
Agama,
Pakaian, makanan dan budaya
material lainnya
11. Sementara itu, secara vertikal masyarakat
majemuk dikelompokkan berdasar:
Penghasilan atau ekonomi,
Pendidikan,
Pemukiman,
Pekerjaan,
Kedudukan sosial politik.
12. Di Indonesia sendiri, sebagai sebuah negara yang majemuk,
kemajemukan masyarakat Indonesia itu bedasarkan atas unsur ras dan
etnik
Ras berasal dari bahasa Prancis, yaitu race dan bahasa
Italia, yaitu razza, adalah suatu sistem klasifikasi yang
digunakan untuk mengategorikan manusia dalam
populasi atau kelompok besar dan berbeda menurut ciri
fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani, dan
kesukuan yang diwarisi.
13. Etnik atau suku bangsa merupakan kelompok
sosial/kesatuan hidup manusia yang memiliki
sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan
rasa identitas yang mempersatukan semua
anggotanya serta memiliki sistem
kepemimpinan sendiri (Kontjaraningrat, 1990).
Etnik atau suku bangsa
15. Kemajemukan Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia
Indonesia yang membentang dari Sabang sampai
Merauke merefleksikan begitu luasnya indonesia, begitu
besarnya indonesia, begitu kayanya indonesia, begitu
beragamnya indonesia sebagai sebuah entitas
geografis, entitas kebangsaan, dan identitas
kenegaraan
Kekayaan yang terefleksi dari kemajemukan etnis,
budaya dan agama mengantarkan indonesia menjadi
sebuah negara dengan kekuatan budaya yang khas di
dunia
16. Kesetaraan sebagai Warga
Bangsa Indonesia
Manusia indonesia
memiliki kesetaraan
dalam arti memiliki
kesamaan kedudukan,
hak, kewajiban yang
dijamin oleh UUD 1945
Setiap manusia
dilahirkan setara,
meskipun dengan
keragaman identitas
yang disandang
Di Indonesia,
pengakuan akan
prinsip kesetaraan dan
kesederajatan secara
yuridis diakui dan
dijamin oleh Negara
melalui UUD 1945,
yang tertuang dalam
pasal 27 ayat 1 UUD
1945 yang berbunyi
Segala arga Negara
Bersamaan
Kedudukannya dalam
Hukum dan
17. Problema Keragaman dan Kesetaraan serta Solusinya
dalam KehidupanVan de Berghe (Elly M Setiadi,
2006) menyatakan bahwa masyarakat
majemuk selalu memiliki sifat dasar:
Terjadinya segmentasi ke dalam
kelompok-kelompok yang sering
kali memiliki kebudayaan yang
berbeda.
Memiliki struktuk sosial yang
terbagi-bagi ke dalam lembaga-
lembaga yang bersifat
nonkomplemente.
Kurang mengembangkan konsensus
diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang
bersifat dasar.
Secara relatif, sering kali
terjadi konflik antara kelompok
satu dengan yang lainnya.
Secara relatif, integrasi sosial
tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan didalam bidang
ekonomi.
18. Adapun problema keragaman tersebut adalah
keragaman yang ada kadang kala menimbulkan sikap
saling curiga antar masyarakat yang satu dengan
lainnya. Sikap curiga ini timbul akibat tidak adanya sikap
terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman masyarakat
tersebut
Akibatnya adalah :
Terjadinya disharmonisasi/ketidakharmonisan.
Terjadinya disintegrasi/perpecahan.
Menimbulkan perilaku diskriminatif terhadap
kelompok masyarakat tertentu.
Menimbulkan sikap rasialis (menganggap derajat
kelompoknya lebih tinggi dari kelompok lain.
19. Disharmonisasi menunjuk
pada adanya perbedaan
pandangan tentang tujuan,
nilai, norma, dann tindakan
antar kelompok, yang
mengakibatkan antar
kelompok lain
Disintegrasi merupakan
fase dimana sudah tidak
dapat disatukan lagi
pandangan, nilai, norma,
dan tindakan kelompok
yang menyebabkan
pertentangan antar
kelompok.
sikap/perilaku diskriminatif
(tidakan mengucilkan)
terhadap kelompok
masyarakat yang dianggap
tidak sehaluan dengan
kelompok lainnya
sikap realis, dimana satu
kelompok menganggap
derajat mereka lebih tinggi
jika dibandingkan dengan
kelompok lain
20. Di Indonesia, potensi konflik terhadap keragaman
ini pernah dan bahkan sering terjadi, yang
dilatarbelakangi keragaman etnik, agama, dan
lain sebagainya
Kerusuhan Sambas
Kerusuhan di Sambas sudah
berlangsung sekitar tujuh kali sejak
1970, namun yang terakhir pada
tahun 1999, merupakan terbesar dan
akumulasi dari kejengkelan suku
Dayak dan Melayu terhadap ulah
oknum-oknum pendatang dari
Madura
21. Konflik sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis
indonesia, berwal pada Februari 2001dan berlangsung
sepanjang tahun itu. Konflik ini terjadi dengan kembali
melibatkan suku Dayak asli dan warga imigran Madura
dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh
sejumlah warga Dayak.
Konflik Sampit
24. Solusi menghindari dampak buruk
dari problem keragaman
Integrasi karena keterpaksaan terjadi karena suatu
ketergantungan dan mau tidak mau antar lapisan
masyarakat harus saling berhubungan untuk memenuhi
kebutuhan. Namun dalam integrasi yang terjadi karena
paksaan biasanya ada upaya antar kelompok untuk
mendominasi satu sama lain.
Meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme,
semangat pluralism, semangat humanism, dialog antar umat
beragama, dan membangun suatu pola komunikasi untuk
interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media
massa, dan harmonisasi dunia.
25. Jalin komunikasi antar budaya
daerah
komunikasi antar budaya aadalah
komunikasi antara orang-orang
yang berbeda budaya (baik dalam
arti ras, etnik atau perbedaan-
perbedaan sosio ekonomi).
Komunikasi antar budaya daerah
dapat dilakukan misalnya dalam
keterlibatan dalam suatu
konferensi berskala nasional
dimana perwakilan dari daerah-
daerah di indonesia berkumpul
dan berkomunikasi satu sama
lain.
Melakukan reintegrasi
Reintegrasi adalah suatu proses
pembentukan nilai-nilai dan
norma-norma baru agar serasi
dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah
mengalami perubahan.
Reintegrasi bertujuan untuk
membangun kembali integrasi
dengan nilai dan norma baru yang
lebih relevan dengan masyarakat
sehingga akan tercipta
keharmonisan dan keserasian
diantara para kelompok
masyarakat yang bersifat
multikultural
26. Hilangkan penyakit budaya seperti berikut :
Etnosentrisme: kecenderungan melihat nilai atau norma kebudayaan sendiri
sebagai sesuatu yang mutlak dan tolak ukur bagi budaya lain.
Stereotype: pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif, hanya karena seseorang berasal dari
kelompok yang lain (pelabelan/stigma/cap negatif).
Prasangka: pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman dan
keputusan yang tidak teruji sebelumnya, dan menjurus pada pandangan
yang emosional dan bersifat negatif terhadap orang atau sekelompok orang.
Rasisme: anti terhadap ras tertentu diluar ras sendiri, yang dapat muncul
dalam bentuk cemooh atau ejekan terhadap perilaku orang lain karena
berbeda ras dengan kita. Tindakan rasisme ini sering lain karena berbeda
ras dengan kita. Tindakan rasisme ini sering menimpa orang-orang kulit
hitam oleh golongan kulit putih.
Diskriminasi: tindakan membeda-bedakan dari kelompok dominan terhadap
kelompok subordinasinya.
Scape goating: pengkambinghitaman. Jika individu tidak bisa menerima
perlakuan tertentu yang tidak adil, maka perlakuan itu dapat ditanggungkan
(dikambinghitamkan) pada orang lain.
27. Problem Kesetaraan Serta
Solusinya
Permasalahan yang sering muncul dan
bertentangan dengan kesetaraan adalah
munculnya sikap dan perilaku untuk tidak
mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan
kewajiban antar manusia atau antar warga
(diskriminasi).
Perilaku yang tidak mengakui adanya kesetaraan
ini memang seringkali menimbulkan penderitaan
bagi kelompok minoritas/lemah
28. Solusi untuk mengatasi problem
kesetaraan
Perlindungan dan penegakan
HAM, baik oleh Pemerintah
dalam satu negara ataupun
oleh kelompok atau individu
terhadap individu lainnya.
Penghapusan segala bentuk
diskriminasi
Semua orang dianggap sama,
tanpa membedakan faktor
primordial, ras, dan lain
sebagainya