Dokumen tersebut membahas hubungan psikologi manusia dan agama, termasuk motivasi beragama, peran ritual dalam budaya, dan pengaruh agama terhadap kesejahteraan jiwa manusia."
1. KELOMPOK 4
Memahami latar belakang psikologis manusia dalam
beragama dan melakukan cara model/ritual
keagamaan
2. AGAMA DAN PSIKOLOGI MANUSIA
Manusia memiliki kemampuan terbatas,
kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan
keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar
biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar
biasa itu tentu berasal dari sumber
yang luar biasa juga. Dan sumber yang
luar biasa itu ada bermacam-macam
sesuai dengan bahasa manusianya sesuai
apa yang mereka percayai, Misal Tuhan,
Dewa, God, Syang-ti.
3.
4. PENGERTIAN AGAMA MENURUT PARA AHLI
H. Moenawar Chalil definisi perlibatan yang
merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai
konsekuensi atas pengakuannya.
Hendro Puspito definisi Agama sistem nilai yang
mengatur hubungan manusia dan alam semesta yang
berkaitan dengan keyakinan.
6. Hubungan psikologi manusia dan agama
Secara konsep sebenarnya antara manusia dan agama merupakkan dua
hal yang berbeda dapat dipisahkan. Dalam kajian psikologi manusia
dipandang mahluk hidup yang kehadirannya dibekali aspek fisik dan
mental.
Aspek fisik melibatkan semua organ tubuh yang Nampak dan melekat
pada manusia, sehingga dapat diraba dan diamati.
Aspek mental merupakan organ hidup manusia yang tidak dapat diraba
dan diamati, tapi diyakini keberadaannya, karena justru dapat
mengendalikan kegiatan yang bersifat fisik.
“agama menentukan arah yang dituju, agama menyesuaikan dengan
yang dituju, agama hiasan batin, agama member harapan dan dorongan
bagi jiwa”,-Murthadha Muthahhari
7. Pengaruh agama dalam
psikologi manusia
Agama dan ketenangan jiwa memiliki kaitan yang sangat
erat. Karena, agama mampu memberi pengaruh pada
perasaan kepemilikan dan keterikatan yang dimiliki
manusia, Sehingga manusia mampu mengontrol
kehidupannya sendiri.
Dengan melakukan berbagai aktivitas keagamaan, seperti
datang ke rumah ibadah. Manusia juga akan membuka
lingkungan sosialnya sehingga kepribadiannya pun akan
semakin berkembang. Selain itu, aturan-aturan agama juga
akan memberi pengaruh pada perilaku manusia dan
memberikan keselamatan jasmani, ruhani, dan
keseimbangan jiwa.
8. Dewasa ini terungkap fakta bahwa aktivitas keagamaan
memberikan nilai positif dalam menunjukkan arah
kehidupan seorang manusia. Sikap-sikap keagamaan
seperti ibadah dan tawakal, akan memunculkan harapan
dan pandangan positif terhadap kehidupan, serta
memberikan ketenangan kepada jiwa manusia.
Kepercayaan bahwa Tuhan itu ada dan segala aspek
kehidupan manusia berada di bawah kekuasaan Tuhan,
akan mengurangi rasa tertekan atau depresi dalam jiwa
manusia. Secara umum, manusia yang beriman akan
memiliki hubungan erat dengan Tuhannya, sebagaimana
eratnya hubungan manusia dengan sahabatnya.
9. TEORI PERKEMBANGAN PSIKOANALISIS
(SIGMUND FREUD)
Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran berisi semua
hal yang kita cermati pada saat
tertentu. Isi daerah sadar itu
merupakan basil proses
penyaringan yang diatur oleh
stimulus atau cue-eksternal dan
kesadaran itu hanya bertahan
dalam waktu yang singkat di
daerah conscious, dan segera
tertekan ke daerah perconscious
atau unconscious.
10. Prasadar (Preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni
tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar
dan tak sadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan
clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh
perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
Di sisi lain, isi-materi daerah tak sadar dapat muncul ke
daerah prasadar. Materi taksadar yang sudah berada di
daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk
simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan
mekanisme pertahanan diri.
11. Tak Sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian yang paling “dalam” dari struktur
kesadaran dan bagian terpenting dari jiwa manusia. Freud
membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik
tetapi itu adalah kenyataan empirik.
Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari
lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa
anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah
taksadar.
Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat
untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam
mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.
12. TIGA KOMPONEN POKOK MENGENAI MODEL
PERKEMBANGAN PSIKOANALISIS DASAR
1. Komponen Dinamik (Energi Psikis)
Insting (instincts) atau dorongan-dorongan psikologis yang muncul
tanpa dipelajari adalah sumber utama energy psikis. Insting memiliki dua
ciri khas yang sangat penting, yakni :
ciri konservatif
(pelestarian)
ciri repetitif
(perulangan)
Maksudnya, insting selalu menggunakan sesedikit mungkin jumlah energi yang di
perlukan untuk melaksanakan aktivitas tertentu dan kemudian mengembalikan
organisme kepada keadaannya yang semula, yang terjadi secara berulang-ulang.
Insting bertindak sebagai perangsang pikiran mendorong individu untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Insting juga bisa dipandang sebagai
gambaran psikologis dari proses biologis yang berlangsung.
13. a. Id (Das Es)
sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id
ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat
dilahirkan, id berisi semua insting, impuls dan drives.
Id berada dan beroperasi dalam daerah unansdous,
mewakili subjektivitas yang tidak pemah disadari
sepanjang usia.
Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk
mendapatkan enerji psikis yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.
14. b. Ego (Das Ich)
Ego berkembang dari Id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (realityprinciple), usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan barn atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan.
Proses pengujian itu disebut uji realita (reality testin ; melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah difikirkan secara realistik. Dari cara kerjanya
dapat difahami sebagian besar daerah operasi ego berada di kesadaran,
namun ada sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar dan daerah
taksadar.
Prinsip realita itu dikerjakan melalui proses sekunder
(secondaryprocess), yakni berfikir realistik menyusun rencana
dan menguji apakah rencana itu menghasilkan objek yang
dimaksud.
15. C. Super ego (DasUeberIch)
• Superego adalah kekuatan moral dan etik dari
kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik
(idealisticprinciple) sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id
dan prinsip realistik dad Ego.
• Superego berkembang dari ego, dan seperti ego dia tidak
mempunyai energi sendiri. Sama dengan ego, superego
beroperasi di tiga daerah kesadaran.
• Namun berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak
dengan dunia luar (sama dengan Id) sehingga kebutuhan
kesempurnaan yang diperjuangkannya tidak realistik (Id
tidak realistik dalam memperjuangkan kenikmatan).
17. • Motivasi Intrinsik
• Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang berasal dari diri seseorang tanpa dirangsang dari
luar. Dalam beragama seseorang merespon ajaran melalui
pemahaman yang mendalam lewat kitab sucinya untuk
mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya setelah melalui
perjalanan rohani yang panjang.
Motivasi yang datang karena adanya rangsangan dari luar.
Seseorang beragama karena memang dari keturunan dan atau
lingkungannya memilih agama tersebut. Ataupun juga
dipengaruhi oleh hal-hal lain di luar dari nilai yang terkandung
dalam ajaran agama itu sendiri.
18. Macam – Macam Motivasi Beragama
Kedua macam motivasi tersebut pada
tahap-tahap awal seseorang beragama
sangat diperlukan. Kelanjutannya perlu
mendapat pembinaan agar tujuan mencapai
tujuan agama tersebut benar-benar terwujud.
Pada akhirnya nanti seseorang yang
beragama benar-benar bersih dari bentuk-
bentuk motivasi yang jahat. Sehingga tidak
ada lagi agama yang dijadikan dasar
legalisasi penghancuran terhadap yang tidak
beragama.
19. • Motivasi beragama merupakan salah satu unsur
pokok manusia dalam berbuat. Melihat struktur
manusia yang terdiri unsur fisik dan psikis.
• Pembagian motivasi ada dua yakni motivasi fisik
dan motivasi psikis atau spiritual yang termasuk
di dalamnya adalah motivasi beragama.
• Tokoh-tokoh psikologi yang menyebutkan
motivasi spiritual antara lain:
• W.A Gerungan menyebutkan motivasi biogentis, motivasi
sosiogenetis, dan motivasi teognetis;
• Lindzy mengungkapkan tentang dorongan aspek spiritual
dalam diri manusia yang meliputi dorongan untuk beragama,
kebenaran dan keadilan, benci terhadap kejahatan, kebatilan
dan kezaliman;
21. Tiga sistem utama dalam psikologi
budaya, yaitu:
1. Manusia dengan sistem
biologi tersendiri dengan
pengalaman sejarah yang
unik.
2. Masyarakat khususnya
struktur sosial setempat
dalam lingkup budaya
tertentu.
3. Pengertian budaya secara
simbolis, budaya adalah sistem
representasi, sistem simbolis
kolektif dan sistem penciptaan
makna membentuk suatu sikap.
22. Ritual secara lugas menunjukkan adanya
motif keseimbangan sosial dan kosmologis.
praktik ritual adalah suatu praktik yang
memberikan kepuasan batin. Jika terjadi
diantara mereka yang percaya dan kemudian
tak melakukan ritual, disana mereka akan
merasakan suatau kesalahan dan perbuatan
yang berdosa. karena itu menyelenggarakan
ritual menjadi suatu kewajiban. Ritual ini
dilakukan dan dihubungkan dengan upacara
adat.
23. Adat dan kebudayaan melakukan ritual tidak dapat
dipungkiri akan dapat membentuk sebuah persepsi
yang selanjutnya menghasilkan pola perilaku yang
khas (tradisi) dalam masyarakat tersebut.
Ritual atau upacara adat merupakan ekspresi emosi
para pelakunya. Ritual sebagai ekspresi subyektif
setiap orang atau kelompok orang tiap daerah
mempunyai bentuk dan makna yang berbeda sesuai
dengan keunikkannya masing-masing.