SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I
                                   PENDAHULUAN


Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagai masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi
yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan
teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.
Mata kuliah fotografi merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan
di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai
bagian dari kegiatan humas untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis
bagaiman menggunakan seuatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang
memberikan makna pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan
disampaikan oleh seorang Humas.
Dalam kajian fotografi ini akan membahas tentang sejarah awal mulanya fotografi,
pengertian fotografi, anatomi kamera, pencahayaan, serta proses dan teknik pengambilan
gambar.
BAB II
                                       PEMBAHASAN


Pengertian Fotografi
      Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu
"Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas
cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki
medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Contoh salah satu hasil karya fotografi :




(Foto hitam putih hasil karya fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro)


Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,
seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi
ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dankecepatan rana (speed). Kombinasi antara
ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi Digital ISO.


Sejarah Fotografi Di Dunia
     Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of
New Mexico Presstahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM),
seorang lelaki bangsa Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila
pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam
ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.
Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomena
pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba menjabarkan fenomena
pinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak
ramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan
memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahaya
dapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati.
Khalayak pun dibuat terperangah.
Percobaan-demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dari
Inggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan lukisan fotografi yang juga menggunakan
kamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak.
Kemudian, pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang
terbuatdari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara.
Teknik ini juga bias digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini
disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes. Untuk menghasilkan
gambar positif, Talbot menggunakan proses Saltprint. Gambar dengan film negatif pertama
yang dibuat Talbot pada Agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di rumahnya
di Hacock Abbey,Wiltshire, Inggris.
Foto paling pertama yang ada di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak
Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat pada
tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton. Fotografi kemudian
berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek
utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha bernama George Eastman. Melalui
perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi
dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis. Saat itu, dunia
fotografi sudah mengenal perbaikan lensa, shutter,film, dan kertas foto. Penemuan-penemuan
tersebut telah mempermudah orangmengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa
dan mereproduksinya. Dengan demikian, para fotografer, baik amatir maupun profesional,
bisa menghasilkansuatu karya seni tinggi tanpa terhalang oleh keterbatasan teknologi.
Pada Tahun 1900 seorang juru gambar telah menciptakan kamera Mammoth. Ukuran kamera
ini amat besar. Beratnya1,400 pon, sedangkan lensanya memiliki berat 500 pon. Untuk
mengoperasikan ataumemindahkannya, sang fotografer membutuhkan bantuan 15 orang.
Kamera ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia sebanyak
10galon ketika memprosesnya. Lalu, pada tahun 1950, pemakaian prisma untuk memudahkan
pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) mulairamai. Dan di tahun yang sama,
Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan memproduksi kamera NIKON.


Sejarah Fotografi Di Indonesia
      Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum
sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial,
revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia
fotografi. MasuknyaJepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa
Indonesia untukmenyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih
orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka,Domei. Pada saat itulah
muncul nama Mendur Bersaudara.
Frans Soemarto Mendur (1913 - 1971) bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi
dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini,
salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera
berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri. Merekalah yang
membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia. Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha
menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat dengan bangsa lain.


Perkembangan Fotografi di Indonesia
      Di Indonesia perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyakny jumlah
penggemar fotografi, tumbuhnya klub-klub fotografi, serta semakin banyaknya digunakan
media fotografi sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media
massa, bidang perdagangan, pendidikan, ilmu pengetahuan, hukum, kedokteran, hiburan,
seni/budaya, dan lain-lain. Berawal dari kedatangan seorang pegawai kesehatan Belanda pada
tahun 1841 , atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa
dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas “to collect photographic
representations of principal views and also of plants and other natural objects” (Groeneveld
1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut
wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat
yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari
yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu
exposure 26 menit.
Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal,
kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah
Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan
tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan
meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi
modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administrative
colonial, pegawai pengadilan, opsir militer dan misionaris.
Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia
(1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang
China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940
menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186
China, 45 Jepang dan hanya 4 nama “lokal”: Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia,
Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon.
Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai
obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai
ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang
mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah
sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada
wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam
pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis.
Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang
Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini.
Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena
kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk
bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang
membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi
manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh
dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa.
Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia, ketika kamera
berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.(ref:sejarah
fotografi Indonesia).
Itulah catatan sejarah fotografi yang berkembang di Indonesia.hingga sampai saat ini
perkembangan dunia fotografi di Indonesia sangat berkembang dengan pesatnya


FOTOGRAFI JURNALISTIK
Terdapat beberapa pengertian mengenai fotografi jurnalistik yang dikemukakan oleh para ahli
fotografi. Menurut Hanapi yang dimaksud dengan fotografi jurnalistik yaitu kegiatan
fotografi yang bertujuan merekam jurnal peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia.
Wilson Hick dalam bukunya Word and Picture memberi batasan fotografi jurnalistik adalah
media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Sedangkan Soelarko
mendefinisikan foto jurnalistik sebagai foto berita atau bisa juga disebut sebagai sebuah
berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar Motuloh, fotografer senior Biro
Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto jurnalistik adalah medium sajian untuk
menyampaikan baragam bukti visual atas suatu peristiwa pada suatu masyarakt seluas-
luasnya, bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut, tentu dalam waktu yang sesungkat-
singkatnya. Dilihat dari beberapa pengertian yang ada maka foto jurnalistik dapat disebut
sebagai suatu sajian dalam bentuk foto akan sebuah peristiwa yang terjadi, di mana peristiea
tersebut berkaitan dendan apek kehidupan manusia dan disampaikan guna kepentingan
manusia itu sendiri. Kepentingan manusia dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi
atau juga beita yang terjadi di seluruh belahan bumi ini.


Contoh Fotografi Jurnalistik
Memegang Rambut Wapres
Pegang Rambut - Ibu-ibu berlarian untuk berebut bersalaman dengan Wapres Jusuf Kalla. Namun salah satu dari
mereka justru memegang rambut Wapres. Foto ErfanHazransyah, foto diambil pada 7 April 2008


Fotojurnalistik
    1. Foto yang merepresentasikan kenyataan yang terjadi saat foto dibuat.
    2. Potret orang di lingkungannya. Tidak ada manipulasi digital, dan subjek bukan model
       dan tidak dibayar atau diberikan imbalan dalam pembuatan foto.
    3. Foto yang di stel secara digital, namun tidak berlebihan. Penyetelan terangnya atau
       kontras foto tidak mengubah kenyataan di lapangan. Mempertajam foto diperbolehkan
       asal tidak berlebihan.
    4. Manipulasi foto diperbolehkan sebatas membersihkan debu atau goretan di foto akibat
       scan.
    5. Membuat foto panorama dengan menggabungkan beberapa foto menjadi satu.
    6. Foto hitam putih yang tidak diberi warna.

Yang Bukan Fotojurnalistik
    1. Secara digital mengubah subjek foto misalnya mengubah bentuk subjek, menghapus
       cacat pada wajah seperti jerawat, kotoran, dan lain lain.
    2. Menggabungkan dua foto ata lebih dalam satu foto.
    3. Manipulasi foto baik warna, keterangan, kontras, saturasi yang mengubah realitas
       yang dilihat fotografer atau orang lain yang hadir saat foto diambil.
    4. Subjek merupakan model yang dibayar atau diberi imbalan untuk partisipasi mereka
       untuk diambil fotonya.
    5. Foto yang terlihat candid tapi ada elemen-elemen dimana subjek diposisikan secara
       khusus oleh fotografer.
    6. Foto dimana subjek memakai pakaian, peralatan atau aksesoris yang disediakan
       fotografer.
BAB III
                                   KESIMPULAN


Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam
bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film.
Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum
masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang
serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh
kamera maupun oleh film.
Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik
tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam
penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami
tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga
mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.
DAFTAR PUSTAKA

Soelarko, R.M. Prof.Dr. Penuntun Fotografi Edisi V. Bandung: PT. Karya Nusantara
Chiawono, Agus. Teknik Fotografi Digital Blitz for Dummies. www.situsfoto.net
(Basic) Kombinasi Shutterspeed, Diafragma, dan ISO. www.alvinfauzie.com
Glossary. www.library.thinkquest.org
www.wikipedia.com

More Related Content

What's hot

Penjelasan Kamera (Fisika)
Penjelasan Kamera (Fisika)Penjelasan Kamera (Fisika)
Penjelasan Kamera (Fisika)Dhimas Ilya'sa
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Dwitantri Rezkiandini
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioErwin Rasyid
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Ayudya Arumsari
 
Makalah fotografi lanscape
Makalah fotografi lanscapeMakalah fotografi lanscape
Makalah fotografi lanscaperima cemani
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniDery Andrian Romadhon
 
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodern
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodernPengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodern
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodernToto Haryadi
 
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullLaporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullAriefiandra Ariefiandra
 

What's hot (20)

Penjelasan Kamera (Fisika)
Penjelasan Kamera (Fisika)Penjelasan Kamera (Fisika)
Penjelasan Kamera (Fisika)
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
 
Animasi 2D dan 3D KD: Menganalisis elemen gambar digital puppeter dalam anima...
Animasi 2D dan 3D KD: Menganalisis elemen gambar digital puppeter dalam anima...Animasi 2D dan 3D KD: Menganalisis elemen gambar digital puppeter dalam anima...
Animasi 2D dan 3D KD: Menganalisis elemen gambar digital puppeter dalam anima...
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Presentasi Jenis jenis kamera
Presentasi Jenis jenis kameraPresentasi Jenis jenis kamera
Presentasi Jenis jenis kamera
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)
 
Lkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakanLkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakan
 
Makalah fotografi lanscape
Makalah fotografi lanscapeMakalah fotografi lanscape
Makalah fotografi lanscape
 
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografiMenerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
 
PPT fotografi 1.pptx
PPT fotografi 1.pptxPPT fotografi 1.pptx
PPT fotografi 1.pptx
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi
 
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodern
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodernPengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodern
Pengantar postmodern: pramodern, modern, dan postmodern
 
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullLaporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
 
Makalah kelompok-6
Makalah kelompok-6Makalah kelompok-6
Makalah kelompok-6
 
Teknik Dasar Fotografi
Teknik Dasar FotografiTeknik Dasar Fotografi
Teknik Dasar Fotografi
 

Similar to Makalah fotografi 1

Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...
Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...
Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan
 
Modul-DGP-Semester-2.pdf
Modul-DGP-Semester-2.pdfModul-DGP-Semester-2.pdf
Modul-DGP-Semester-2.pdfekasanjaya15
 
Sejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalSejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalmisbahazzahra
 
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.pptssuser89d628
 
Syarifudin, tokoh fotograf22
Syarifudin, tokoh fotograf22Syarifudin, tokoh fotograf22
Syarifudin, tokoh fotograf22Syarifudin Amq
 
ambon Syarifudin, tokoh fotograf22
ambon  Syarifudin, tokoh fotograf22ambon  Syarifudin, tokoh fotograf22
ambon Syarifudin, tokoh fotograf22Syarifudin Amq
 
Monochrome process group
Monochrome process groupMonochrome process group
Monochrome process groupedylive
 
Materi ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxMateri ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxhudriyah1
 
Fotografi Dasar.pdf
Fotografi Dasar.pdfFotografi Dasar.pdf
Fotografi Dasar.pdfzukata
 
Media audiovisual i
Media audiovisual iMedia audiovisual i
Media audiovisual iRaidah Yusuf
 
History of photography
History of photographyHistory of photography
History of photographydindakariz
 
History of photography
History of photographyHistory of photography
History of photographydindakariz
 
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industriPerkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industriUniversitas Negeri Padang
 
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan
 
Televisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahTelevisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahRatih Aini
 

Similar to Makalah fotografi 1 (20)

Sejarah dan dasar fotografi
Sejarah dan dasar fotografiSejarah dan dasar fotografi
Sejarah dan dasar fotografi
 
Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...
Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...
Pengenalan Fotografi (2) Sejarah Fotografi di dunia dan Indonesia - SMK NU Ba...
 
Modul-DGP-Semester-2.pdf
Modul-DGP-Semester-2.pdfModul-DGP-Semester-2.pdf
Modul-DGP-Semester-2.pdf
 
Sejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalSejarah kamera digital
Sejarah kamera digital
 
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt
1-PENGENALAN FOTOGRAFI.ppt
 
Syarifudin, tokoh fotograf22
Syarifudin, tokoh fotograf22Syarifudin, tokoh fotograf22
Syarifudin, tokoh fotograf22
 
ambon Syarifudin, tokoh fotograf22
ambon  Syarifudin, tokoh fotograf22ambon  Syarifudin, tokoh fotograf22
ambon Syarifudin, tokoh fotograf22
 
Monochrome process group
Monochrome process groupMonochrome process group
Monochrome process group
 
Materi ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptxMateri ajar fotografi.pptx
Materi ajar fotografi.pptx
 
Fotografi Dasar.pdf
Fotografi Dasar.pdfFotografi Dasar.pdf
Fotografi Dasar.pdf
 
Media audiovisual i
Media audiovisual iMedia audiovisual i
Media audiovisual i
 
History of photography
History of photographyHistory of photography
History of photography
 
History of photography
History of photographyHistory of photography
History of photography
 
Foto jurnalistik - saksi sejarah
Foto jurnalistik - saksi sejarahFoto jurnalistik - saksi sejarah
Foto jurnalistik - saksi sejarah
 
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industriPerkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
 
02. Dasar Fotografi 1 (1).pdf
02. Dasar Fotografi 1 (1).pdf02. Dasar Fotografi 1 (1).pdf
02. Dasar Fotografi 1 (1).pdf
 
Buku kelas #1
Buku kelas #1Buku kelas #1
Buku kelas #1
 
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
Pengenalan Fotografi (4) Jenis Fotografi Lainnya dan Tugas Siswa - SMK NU Bal...
 
Bab 2
Bab 2 Bab 2
Bab 2
 
Televisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media DakwahTelevisi Sebagai Media Dakwah
Televisi Sebagai Media Dakwah
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 

Recently uploaded

polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

Makalah fotografi 1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagai masyarakat dunia. Seiring berjalannya waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah. Mata kuliah fotografi merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai bagian dari kegiatan humas untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaiman menggunakan seuatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan oleh seorang Humas. Dalam kajian fotografi ini akan membahas tentang sejarah awal mulanya fotografi, pengertian fotografi, anatomi kamera, pencahayaan, serta proses dan teknik pengambilan gambar.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Contoh salah satu hasil karya fotografi : (Foto hitam putih hasil karya fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro) Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dankecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
  • 3. Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO. Sejarah Fotografi Di Dunia Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Presstahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang lelaki bangsa Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi. Selang beberapa abad kemudian, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomena pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba menjabarkan fenomena pinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak ramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati. Khalayak pun dibuat terperangah. Percobaan-demi percobaan terus berlanjut, sampai akhirnya William Henry Talbott dari Inggris pada 25 Januari 1839 memperkenalkan lukisan fotografi yang juga menggunakan kamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak. Kemudian, pada tahun yang sama Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuatdari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara. Teknik ini juga bias digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes. Untuk menghasilkan gambar positif, Talbot menggunakan proses Saltprint. Gambar dengan film negatif pertama yang dibuat Talbot pada Agustus 1835 adalah pemandangan pintu perpustakaan di rumahnya di Hacock Abbey,Wiltshire, Inggris. Foto paling pertama yang ada di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat pada tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton. Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha bernama George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis. Saat itu, dunia
  • 4. fotografi sudah mengenal perbaikan lensa, shutter,film, dan kertas foto. Penemuan-penemuan tersebut telah mempermudah orangmengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa dan mereproduksinya. Dengan demikian, para fotografer, baik amatir maupun profesional, bisa menghasilkansuatu karya seni tinggi tanpa terhalang oleh keterbatasan teknologi. Pada Tahun 1900 seorang juru gambar telah menciptakan kamera Mammoth. Ukuran kamera ini amat besar. Beratnya1,400 pon, sedangkan lensanya memiliki berat 500 pon. Untuk mengoperasikan ataumemindahkannya, sang fotografer membutuhkan bantuan 15 orang. Kamera ini menggunakan film sebesar 4,5 x 8 kaki dan membutuhkan bahan kimia sebanyak 10galon ketika memprosesnya. Lalu, pada tahun 1950, pemakaian prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR) mulairamai. Dan di tahun yang sama, Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan memproduksi kamera NIKON. Sejarah Fotografi Di Indonesia Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998. Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. MasuknyaJepang pada tahun 1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untukmenyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka,Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Frans Soemarto Mendur (1913 - 1971) bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini, salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia. Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat dengan bangsa lain. Perkembangan Fotografi di Indonesia Di Indonesia perkembangan fotografi tampak dengan semakin banyakny jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya klub-klub fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, pendidikan, ilmu pengetahuan, hukum, kedokteran, hiburan,
  • 5. seni/budaya, dan lain-lain. Berawal dari kedatangan seorang pegawai kesehatan Belanda pada tahun 1841 , atas perintah Kementerian Kolonial, mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Juriaan Munich, nama ambtenaar itu, diberi tugas “to collect photographic representations of principal views and also of plants and other natural objects” (Groeneveld 1989). Tugas ini berakhir dengan kegagalan teknis. Di Holand Tropika, untuk menyebut wilayah mereka di daerah tropis, Munich kelabakan mengendalikan sensitivitas cahaya plat yang dibawanya, dihajar oleh kelembapan udara yang mencapai 90 persen dan terik matahari yang tegak lurus dengan bumi. Foto terbaik yang dihasilkannya membutuhkan waktu exposure 26 menit. Terlepas dari kegagalan percobaan pertama di atas, bersama mobil dan jalanan beraspal, kereta api dan radio, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan, penempatan pasukan dan meriam, tetapi dengan membangun dan menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administrative colonial, pegawai pengadilan, opsir militer dan misionaris. Latar inilah yang menjelaskan, mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif berada di tangan orang Eropa, sedikit orang China dan Jepang. Survei fotografer dan studio foto komersial di Hindia Belanda 1850-1940 menunjukkan dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama Eropa, 186 China, 45 Jepang dan hanya 4 nama “lokal”: Cephas di Yogyakarta, A Mohamad di Batavia, Sarto di Semarang, dan Najoan di Ambon. Sedangkan bagi penduduk lokal, keterlibatan mereka dengan teknologi ini adalah sebagai obyek terpotret, sebagai bagian dari properti kolonial. Mereka berdiri di kejauhan, disertai ketakjuban juga ketakutan, melihat tanah mereka ditransfer dalam bidang dua dimensi yang mudah dibawa dan dijajakan. Kontak langsung mereka dengan produksi fotografi adalah sebagai tukang angkut peti peralatan fotografi. Pemisahan ini berdampak panjang pada wacana fotografi di Indonesia di kemudian hari, di mana kamera dilihat sebagai perekam pasif, sebagai teknologi yang melayani kebutuhan praktis. Dibutuhkan hampir seratus tahun bagi kamera untuk benar-benar sampai ke tangan orang Indonesia. Masuknya Jepang tahun 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Masuknya Jepang pada 1942 menciptakan kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang
  • 6. membentuk imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi, penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.(ref:sejarah fotografi Indonesia). Itulah catatan sejarah fotografi yang berkembang di Indonesia.hingga sampai saat ini perkembangan dunia fotografi di Indonesia sangat berkembang dengan pesatnya FOTOGRAFI JURNALISTIK Terdapat beberapa pengertian mengenai fotografi jurnalistik yang dikemukakan oleh para ahli fotografi. Menurut Hanapi yang dimaksud dengan fotografi jurnalistik yaitu kegiatan fotografi yang bertujuan merekam jurnal peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia. Wilson Hick dalam bukunya Word and Picture memberi batasan fotografi jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Sedangkan Soelarko mendefinisikan foto jurnalistik sebagai foto berita atau bisa juga disebut sebagai sebuah berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar Motuloh, fotografer senior Biro Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto jurnalistik adalah medium sajian untuk menyampaikan baragam bukti visual atas suatu peristiwa pada suatu masyarakt seluas- luasnya, bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut, tentu dalam waktu yang sesungkat- singkatnya. Dilihat dari beberapa pengertian yang ada maka foto jurnalistik dapat disebut sebagai suatu sajian dalam bentuk foto akan sebuah peristiwa yang terjadi, di mana peristiea tersebut berkaitan dendan apek kehidupan manusia dan disampaikan guna kepentingan manusia itu sendiri. Kepentingan manusia dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi atau juga beita yang terjadi di seluruh belahan bumi ini. Contoh Fotografi Jurnalistik Memegang Rambut Wapres
  • 7. Pegang Rambut - Ibu-ibu berlarian untuk berebut bersalaman dengan Wapres Jusuf Kalla. Namun salah satu dari mereka justru memegang rambut Wapres. Foto ErfanHazransyah, foto diambil pada 7 April 2008 Fotojurnalistik 1. Foto yang merepresentasikan kenyataan yang terjadi saat foto dibuat. 2. Potret orang di lingkungannya. Tidak ada manipulasi digital, dan subjek bukan model dan tidak dibayar atau diberikan imbalan dalam pembuatan foto. 3. Foto yang di stel secara digital, namun tidak berlebihan. Penyetelan terangnya atau kontras foto tidak mengubah kenyataan di lapangan. Mempertajam foto diperbolehkan asal tidak berlebihan. 4. Manipulasi foto diperbolehkan sebatas membersihkan debu atau goretan di foto akibat scan. 5. Membuat foto panorama dengan menggabungkan beberapa foto menjadi satu. 6. Foto hitam putih yang tidak diberi warna. Yang Bukan Fotojurnalistik 1. Secara digital mengubah subjek foto misalnya mengubah bentuk subjek, menghapus cacat pada wajah seperti jerawat, kotoran, dan lain lain. 2. Menggabungkan dua foto ata lebih dalam satu foto. 3. Manipulasi foto baik warna, keterangan, kontras, saturasi yang mengubah realitas yang dilihat fotografer atau orang lain yang hadir saat foto diambil. 4. Subjek merupakan model yang dibayar atau diberi imbalan untuk partisipasi mereka untuk diambil fotonya. 5. Foto yang terlihat candid tapi ada elemen-elemen dimana subjek diposisikan secara khusus oleh fotografer. 6. Foto dimana subjek memakai pakaian, peralatan atau aksesoris yang disediakan fotografer.
  • 8.
  • 9. BAB III KESIMPULAN Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film. Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Soelarko, R.M. Prof.Dr. Penuntun Fotografi Edisi V. Bandung: PT. Karya Nusantara Chiawono, Agus. Teknik Fotografi Digital Blitz for Dummies. www.situsfoto.net (Basic) Kombinasi Shutterspeed, Diafragma, dan ISO. www.alvinfauzie.com Glossary. www.library.thinkquest.org www.wikipedia.com