Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit dan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor fisik, sosial, dan ekonomi berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar epidemiologi, termasuk definisi, prinsip, triad epidemiologi, manfaat, istilah terkait, riwayat alamiah penyakit, rantai infeksi, faktor yang menjelaskan distribusi penyakit, pola epidemi, dan indikator epidemiologi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit dan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor fisik, sosial, dan ekonomi berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Analisis situasi kesehatan masyarakat mencakup penilaian masalah kesehatan, faktor penyebab, pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, dan lingkungan hidup untuk merencanakan program kesehatan yang tepat sasaran. Langkah-langkahnya meliputi analisis derajat kesehatan, demografi, pelayanan, perilaku, dan lingkungan untuk mengidentifikasi masalah utama dan prioritas.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam “vehicle” transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan data epidemiologi secara teratur dan berkelanjutan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kesehatan masyarakat serta mendisseminasikan data kepada yang membutuhkan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.
Model PRECEDE-PROCEED adalah model perencanaan program promosi kesehatan yang terdiri atas 9 fase, dimulai dari diagnosis sosial hingga evaluasi hasil. Model ini menekankan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)NajMah Usman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tentang campak:
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan virus morbillivirus dan menular melalui udara, dengan masa inkubasi 10-18 hari dan gejala awal demam dan ruam. Vaksinasi campak telah menurunkan kematian global akibat penyakit ini meski masih menjadi penyebab kematian anak-anak.
Epidemiologi penyakit menular merupakan studi tentang distribusi dan penyebab penyakit menular dalam suatu populasi untuk mengembangkan langkah pengendalian. Dokumen ini membahas definisi epidemiologi penyakit menular dan istilah-istilah terkait seperti transmisi, triad epidemiologi, karier, endemik, epidemi, pandemi dan wabah. Juga diberikan contoh kasus HIV/AIDS dan campak di Indonesia.
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)riri_hermana
Dokumen tersebut membahas tentang indikator biologis dan kimia untuk mengukur tingkat polusi udara, air, dan tanah. Indikator biologis untuk udara meliputi keberadaan lumut kerak dan cacing tanah, sedangkan untuk air meliputi keberadaan bakteri koliform dan organisme perairan. Indikator kimia untuk udara meliputi kadar polutan seperti SO2 dan NO2, sedangkan untuk air meliputi BOD, COD, oksigen terlarut, nut
Analisis situasi kesehatan masyarakat mencakup penilaian masalah kesehatan, faktor penyebab, pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, dan lingkungan hidup untuk merencanakan program kesehatan yang tepat sasaran. Langkah-langkahnya meliputi analisis derajat kesehatan, demografi, pelayanan, perilaku, dan lingkungan untuk mengidentifikasi masalah utama dan prioritas.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam “vehicle” transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan data epidemiologi secara teratur dan berkelanjutan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kesehatan masyarakat serta mendisseminasikan data kepada yang membutuhkan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.
Model PRECEDE-PROCEED adalah model perencanaan program promosi kesehatan yang terdiri atas 9 fase, dimulai dari diagnosis sosial hingga evaluasi hasil. Model ini menekankan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)NajMah Usman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tentang campak:
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan virus morbillivirus dan menular melalui udara, dengan masa inkubasi 10-18 hari dan gejala awal demam dan ruam. Vaksinasi campak telah menurunkan kematian global akibat penyakit ini meski masih menjadi penyebab kematian anak-anak.
Epidemiologi penyakit menular merupakan studi tentang distribusi dan penyebab penyakit menular dalam suatu populasi untuk mengembangkan langkah pengendalian. Dokumen ini membahas definisi epidemiologi penyakit menular dan istilah-istilah terkait seperti transmisi, triad epidemiologi, karier, endemik, epidemi, pandemi dan wabah. Juga diberikan contoh kasus HIV/AIDS dan campak di Indonesia.
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)riri_hermana
Dokumen tersebut membahas tentang indikator biologis dan kimia untuk mengukur tingkat polusi udara, air, dan tanah. Indikator biologis untuk udara meliputi keberadaan lumut kerak dan cacing tanah, sedangkan untuk air meliputi keberadaan bakteri koliform dan organisme perairan. Indikator kimia untuk udara meliputi kadar polutan seperti SO2 dan NO2, sedangkan untuk air meliputi BOD, COD, oksigen terlarut, nut
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan dan pengendalian faktor-faktor bahaya di lingkungan kerja, meliputi pengenalan berbagai jenis bahaya fisik, kimia, biologis, ergonomis, dan psikologis; evaluasi tingkat bahaya; serta langkah-langkah pengendaliannya seperti substitusi, isolasi, ventilasi, dan penggunaan alat pelindung diri.
Merkuri sulfat (HgSO4) adalah bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kerusakan organ parah dan kematian jika tertelan, terhirup, atau kontak dengan kulit dan mata. Paparan kronis dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat dan kerusakan ginjal. Langkah keselamatan harus diambil untuk mencegah paparan, termasuk menggunakan ventilasi yang memadai dan peralatan pelindung diri.
Managing Health in Construction – What Good Looks Like Mike Slater
Managing Health in Construction – What Good Looks Like
A presentation made at the Health and Wellbeing event at the NEC Birmingham on 9 March 2016
#breathefreely #bohsworld
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, dimulai dengan latar belakang tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia. Selanjutnya membahas tentang beberapa jenis penyakit akibat kerja seperti silikosis yang disebabkan debu silika, asbestosis oleh debu asbes, dan bisinosis oleh serat kapas. Penyakit-penyakit tersebut ditandai dengan sesak napas dan batuk.
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
- Construction workers face significant health risks from exposure to silica dust, which can lead to fatal lung diseases like silicosis. Over 500 workers in the UK are estimated to die from silica exposure each year.
- Exposure measurement studies show that workers performing tasks like drilling, demolition, and concrete grinding often experience respirable silica exposures above the UK limit of 0.1 mg/m3. Long-term or high-level exposures increase the risk of developing silicosis.
- Effective dust control measures during tasks that generate silica dust, such as using water sprays or extraction tools, are needed to reduce worker exposures and health risks from silica.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian tentang berbagai jenis gambar dan teknik menggambar seperti gambar vektor, raster, perspektif, sudut pandang wajah, serta istilah-istilah yang terkait dengan desain grafis seperti nirmana, flow chart, dan pengertian kata design.
Penyakit akibat kerja disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja dan mencakup berbagai kondisi seperti pneumokoniosis yang disebabkan debu, penyakit paru akibat paparan logam berat, dan penyakit kulit dan kanker dari paparan bahan kimia. Diagnosis penyakit akibat kerja memerlukan penilaian terhadap paparan di tempat kerja dan bukti ilmiah mengenai hubungan antara paparan dan penyakitnya.
Pelatihan diagnosis penyakit akibat kerja ini membahas tentang:
1. Tujuan pelatihan untuk mampu mendiagnosis penyakit akibat pajanan biologis di tempat kerja dan melakukan rujukan yang tepat.
2. Materi pelatihan meliputi pengertian pajanan biologis, sektor pekerjaan berisiko, jenis penyakit, dan upaya diagnosis serta pencegahan.
3. Metode diagnosis penyakit akibat kerja meliputi anamnes
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja (PAK), yang dijelaskan sebagai penyakit yang timbul karena pekerjaan dan dapat dicegah dengan menerapkan pedoman K3. Faktor-faktor penyebab PAK dijelaskan seperti faktor kimia, fisika, biologi, ergonomi, dan psikologi beserta contoh-contoh dan pengendaliannya. Syarat-syarat K3 lingkungan kerja juga diuraikan.
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
Epidemiologi mempelajari distribusi dan determinan kejadian penyakit dan kondisi kesehatan lainnya pada populasi untuk memberikan masukan kebijakan kesehatan. Dokumen ini menjelaskan konsep sehat dan sakit menurut WHO dan undang-undang Indonesia serta konsep triad epidemiologi yang terdiri atas agen, pejamu, dan lingkungan yang saling berhubungan untuk menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan kar
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, termasuk penyakit umum, penyakit terkait kerja, dan penyakit akibat kerja. Juga dijelaskan faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja seperti faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial. Terakhir, dibahas mengenai diagnosis dan pelayanan kesehatan kerja yang mencakup aspek promotif, preventif, kur
Dokumen tersebut merangkum kasus seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun yang datang dengan keluhan kulit gatal dan kemerahan di punggung akibat terkena cairan pestisida saat bekerja. Dokter mendiagnosis pasien mengalami dermatitis kontak iritan akibat kerja dan memberikan pengobatan non-medikamentosa serta resep obat oral dan salep untuk penanganannya."
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan utama adalah bahwa semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan harus menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi, dan membentuk komite khusus untuk hal tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan proses terjadinya infeksi, penyebabnya, dan mekanisme pertahanan tubuh ter
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan pada sekelompok manusia, termasuk frekuensi dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuannya antara lain menentukan penyebab masalah kesehatan dan mengembangkan langkah-langkah pencegahannya. Epidemiologi menganalisis interaksi antara host, agen, dan lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatansiakadurban
Makalah ini membahas tentang konsep infeksi, keselamatan, dan keamanan. Infeksi dijelaskan sebagai adanya organisme pada jaringan atau cairan tubuh disertai gejala klinis yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Faktor yang mempengaruhi infeksi antara lain usia, status imun, dan nutrisi. Pencegahan infeksi meliputi tindakan aseptik dan antiseptik
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), termasuk definisi, ruang lingkup kesehatan kerja, penggolongan dan faktor-faktor penyebab penyakit tersebut, serta hak tenaga kerja yang menderita penyakit akibat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium kesehatan. Ia menjelaskan pentingnya penerapan budaya kesehatan dan keselamatan yang baik di laboratorium untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dokumen ini juga mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium beserta langkah pencegahannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja (PAK), yang dijelaskan sebagai penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis penyakit akibat kerja seperti silikosis, asbestosis, dan bisnosis, serta cara pencegahannya melalui pengendalian lingkungan kerja, penggunaan alat pelindung diri, dan pemer
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), termasuk definisi, faktor penyebab, contoh penyakit, dan hak tenaga kerja yang menderita penyakit tersebut berdasarkan peraturan pemerintah."
Similar to Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja (20)
Puisi ini menceritakan seorang gadis yang masih merindukan kenangan bersama seorang pria yang dikenalnya empat tahun lalu. Gadis itu selalu mengingat senyum dan sikap malu-malu pria tersebut. Ia ingin tahu kabar pria itu sekarang dan masih menyimpan harapan untuk membangun keluarga bahagia bersamanya di masa depan.
Dokumen ini berisi curahan hati seseorang yang sedang merasakan rindu yang mendalam terhadap seseorang. Ia bertanya pada Tuhan mengenai rencana di balik perasaan rindunya ini. Ia menggambarkan betapa jauhnya orang tersebut dari pandangannya saat ini sehingga perasaan rindunya semakin membuncah.
(1) Puisi ini menceritakan tentang perasaan rindu yang dirasakan penyair ketika Idul Fitri, dimana dia merindukan seseorang yang belum bisa dia temui.
(2) Penyair memohon kepada Allah untuk menguatkan dirinya dalam menghadapi rindu yang mendera dan menitipkan doa untuk orang yang dirindukannya agar tetap memelihara iman.
(3) Penyair berdoa agar bisa terus menyampaikan cinta kepada orang tersebut dan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanSariana Csg
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pedagang, orang tua, dan pihak sekolah tentang penambahan zat berbahaya pada jajanan anak di SD Negeri 05 Indralaya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan pengawasan jajanan sekolah dan kesadaran akan bahaya zat tambahan makanan.
Regulasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, melindungi pasien dan sumber daya, serta menetapkan standar operasi dan tata kelola klinis dan korporasi rumah sakit. Dokumen ini membahas definisi regulasi rumah sakit, tujuan pengaturannya, serta pedoman untuk peraturan internal, prosedur operasi standar, dan tata kelola klinis dan korporasi.
Puisi ini menceritakan tentang perasaan rindu dan penantian penyair terhadap seseorang yang dicintainya. Penyair menggambarkan perasaannya itu dengan metafora teratai yang indah di telaga. Ia menjaga dan melindungi cintanya itu dalam hatinya, sambil menunggu waktu yang tepat untuk menyatakannya. Namun kini mulai ada riak baru yang mencoba mengganggu ketenangannya.
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah MakalahSariana Csg
Lebah memiliki peran penting dalam pengobatan karena madu dan produk lainnya seperti propolis, sarang, larva, dan royal jelly memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti meningkatkan imunitas, mengobati berbagai penyakit, dan menurunkan tekanan darah."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, unsur-unsur, proses, dan gaya kepemimpinan. Secara khusus, dibahas mengenai definisi kepemimpinan, proses kepemimpinan yang terdiri dari beberapa tahapan, serta gaya kepemimpinan otokratik, demokratik, dan situasional.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan penelitian fiktifku ^^Sariana Csg
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan. Secara singkat, dibahas definisi kepemimpinan, gaya-gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis, dan laissez-faire, serta unsur-unsur dalam layanan kesehatan seperti input, proses, dan output. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan juga dianalisis.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi lansia secara umum, termasuk osteoporosis dan demensia sebagai penyakit umum pada lansia. Juga dibahas faktor risiko penyakit pada lansia dan hasil penelitian terkait. Data dunia menunjukkan prevalensi osteoporosis pada lansia Indonesia cukup tinggi dan diprediksi akan meningkat. Data lokal Sumatra Selatan juga menunjukkan angka yang cukup besar.
Puisi ini menceritakan tentang kerinduan dan harapan penyair untuk bersama dengan orang yang dicintai. Puisi ini menggambarkan perasaan gelisah menanti kabar dari orang tersebut sambil berdoa agar Tuhan mempertemukan mereka kembali dan membahagiakan hubungan mereka.
Analisis Kecelakaan Berdasarkan Accident Theories-Tugas KesKer-FKMUNSRI 2011Sariana Csg
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang analisis teori kecelakaan terhadap jatuhnya pesawat Cassa 212 milik maskapai Nusantara Buana Air pada tanggal 29 September 2011. Dibahas mengenai kronologi kecelakaan, korban, kondisi korban, penyebab kecelakaan, serta hubungannya dengan teori kecelakaan. Pesawat jatuh di lereng Gunung Hulu Sikelan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dengan 18 korban
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian
Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993,
adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat
kerja.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma
Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor
penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.
I.2 Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada
bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja,
sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab
dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1
2. 1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang
sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,
maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap,
gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan
cara kerja
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.
I.3 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu
dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
dan menginterpretasinya secara tepat.
Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai
pedoman:
1. Tentukan Diagnosis klinisnya
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan
untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru
dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan
pekerjaan atau tidak.
2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja
adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan
pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat
pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:
Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita
secara khronologis
2
3. Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
Bahan yang diproduksi
Materi (bahan baku) yang digunakan
Jumlah pajanannya
Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
Pola waktu terjadinya gejala
Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala
serupa)
Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS,
label, dan sebagainya)
3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung
pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika
dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal
tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika
dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara
khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita
(konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).
4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting
untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada
untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat
pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan
APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat.
Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang
3
4. mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang
dialami.
6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit?
Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan
penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat
digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu
keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab
langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu
kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu
menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab
suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan
tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini.
Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila
penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung
pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat
timbulnya penyakit.
I.4 Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan oleh
makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang
terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-
bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan, bulu, bunga, virus, bakteri, dan
sebagainya.
4
5. 1) Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu (i) bulat (kokus), (ii) lengkung dan
(iii) batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan
dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan
baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis
(sakit kepala,atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya.
2) Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300 nano meter. Virus
tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang
khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus: influenza, varicella, hepatitis,
HIV, dan sebagainya (HIV), menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh,
ditularkan melalui: Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau
yag terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan.
Pekerja berisiko (HIV), Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti pasangan.
3) Parasit
(i) Malaria ; gigitan nyamuk anopheles, (ii) Ansxylostomiosis, anemia khronis,
(iii) , gatal-gatal dikulit. Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi
berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan
nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
4) Hewan
Seraangga : sengatan
Binatang berbisa : gigitan / ular
Binatang buas : Carnovora
5
6. 5) Tumbuhan
Debu kayu: Allergi & asma
Debu kapas: allergi saluran nafas
6) Organisme viable dan racun biogenic.
Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,
kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko:
pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire’s disease.
7) Alergi Biogenik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut
dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan
obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi (
enzim, vaksin dan kultur jaringan).
Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi
seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.
Contoh Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
Factor-faktor penyebab penyakit kerja akibat biologi:
1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh
manusia seperti hepatitis, AIDS, TBC, flu burung, flu babi, demam berdarah,
anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau
kontak dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via
vektor.
6
7. 3. Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang menimbulkan
penyakit seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong
asap pabrik, pabrik penghasil debu-debu.:
a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang berat : metal fume fever,
polymer fume fever, organic dust fever, legionenelosis
b. Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan
penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular
dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan.
Infeksi silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi
menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar
gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.
7
8. BAB II
ISI
II.1 Penyakit Akibat Kerja dengan Penyebab Faktor Biologi: Dermatitis pada
Industri Pupuk Organik
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi)
dan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya
beberapa (oligomorfik). dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.
Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan
eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
II.2 Penyebab Dermatitis
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,
fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam
(endogen), misalnya dermatitis atopik.
II.3 Gejala Dermatitis
Pada umumnya penderita dermatitismengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung
pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya
dapat setempat, generalisata, bahkan universalis.
Pada stadium akut, biasanya kulit yang terkena eksim nampak kemerahan,
mengalami penebalan dan timbul bercak-bercak, adakalanya berair (basah).
Pada stadium subakut, bercak merah dan penebalan kulit nampak mereda,
kemudian bercak yang basah akan mengering dan menjadi keropeng (krusta).
8
9. Pada stadium kronis, eksim nampak kering, bersisik dan mengalami
hiperpigmentasi (menghitam). Tak jarang eksim mengalami perubahan bentuk
menjadi bintik-bintik menonjol, bahkan kadang mengalami erosi.
II.4 Jenis-Jenis Dermatitis
1) Dermatititis kontak iritan akut
Penyebabnya iritan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau
panas, eritema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang
terkena, berbatas tegas.
Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada
sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin,
antralin, asam fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut
lambat. Kelainan kulit baru terlihat setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya
ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang pada malam
hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih setelah esok harinya,
pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau bahkan
nekrosis.
2) Dermatitis kontak iritan kronis
Nama lain ialah dermatitis iritan kumulatif, disebabkan oleh kontak dengan iritan
lembah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya gesekan, trauma mikro,
kelembaban rendah, panas atau dingin; juga bahan contohnya detergen, sabun,
pelarut, tanah, bahkan juga air). Dermatitis kontak iritan kronis mungkin terjadi
oleh karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak
cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor
lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu atau bulan,
bahkan bisa bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak
merupakan faktor paling penting. Dermatitis iritan kumulatif ini merupakan
dermatitis kontak iritan yang paling sering ditemukan.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
9
10. berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada
kulit tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen.
Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema,
sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru
mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang memungkinkan
terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci, memasak,
membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.
II.5 Pengendalian yang Dapat Dilakukan
1. Eliminasi
Eliminasi faktor biologi penyebab dermatitis di tempat kerja dapat dilakukan
dengan cara:
- Membersihkan tempat kerja secara rutin setelah pekerja usai bekerja;
- Mensterilkan bahan-bahan pengolahan pupuk secara optimal;
- Memastikan bahwa alat yang akan digunakan dan alat yang telah
digunakan adalah bersih;
- Penyemprotan fungisida, bakterisida, dan atau sejenisnya pada tempat
kerja setelah pekerja usai bekerja.
2. Substitusi
Substitusi bisa dilakukan dengan:
- Mengganti bahan baku pupuk;
- Mengganti peralatan pengolahan pupuk;
- Mengganti atau memindahkan tempat pengolahan pupuk;
- Mengganti atau memindahkan pekerja yang memiliki sensitivitas kulit
yang tinggi dengan pekerja yang memiliki sensitivitas lebih rendah
terhadap agen biologi, lalu menempatkan pekerja yang memiliki
sensitivitas tinggi tersebut ke sektor atau bagian lain dari aktivitas
industri.
10
11. 3. Engineering Control
Pada pengendalian faktor biologi, mungkin tidak terlalu melibatkan engineering
control. Namun engineering control dalam industri pengolahan pupuk organik ini
dapat dilakukan dengan cara:
- Mendesain peralatan yang memperpanjang jarak antara pekerja dengan
objek kerja (bahan baku pupuk);
- Melapisi peralatan kerja dan tangan pekerja dengan disinfektan;
- Menyediakan mesin penggilingan atau pengaduk atau pencampur
otomatis yang aman untuk mengurangi masa keterpaparan atau kontak
langsung pekerja dengan bahan baku pupuk organik yang umumnya kaya
akan mikrobiologi yang sangat mungkin menyebabkan dermatitis.
4. Administrative Control
- Membuat dan memasang media-media pengingat dan peringatan
mengenai cara kerja yang baik dan benar, misalnya poster, stiker, atau
selebaran;
- Meng-upgrade pekerja secara rutin mengenai SOP dan petunjuk teknis
kerja melalui berbagai bentuk kemasan cara, misalnya sosialisasi atau
diskusi bersama;
- Menetapkan waktu kerja maksimal, untuk meminimalisir lamanya waktu
maksimal kontak pekerja dengan agen biologi penyebab dermatitis;
5. Alat Pelindung Diri
- Menyediakan masker bagi para pekerja;
- Menyediakan sarung tangan untuk para pekerja;
- Menyediakan sepatu boot untuk para pekerja;
- Menyediakan seragam kerja yang berlengan panjang dan celana panjang,
hal in untuk mengurangi kemungkinan kontaknya agen biologi
(mikroorganisme) dengan kulit pekerja;
- Menyediakan semacam lotion disinfektan kulit sebelum pekerja memulai
pekerjaannnya, ini untuk meningkatkan imunitas kulit pekerja;
11
12. - Meyediakan tempat membersihkan diri beserta sabun anti-mikroba dan
kelengkapan lainnya di area tempat kerja, untuk memudahkan pekerja
yang ingin segera membersihkan diri usai bekerja. Hal ini juga bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya membersihkan
diri setelah bekerja.
12
13. BAB III
PENUTUP
Menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, Penyakit Akibat Kerja adalah
penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja terjadi
sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.
Di tempat kerja, ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjangkitnya
Penyakit Akibat Kerja pada diri pekerja. Faktor-faktor tersebut ialah faktor fisik, faktor
kimiawi, faktor biologis, faktor fisiologis, dan faktor psikososial.
Faktor biologis dapat meliputi hewan, tanaman, serangga, maupun
mikroorganisme serta bisa juga serbuk kayu.
Untuk mengurangi atau meminimalisir kemungkinan faktor-faktor tersebut
mengakibatkan Penyakit Akibat Kerja, maka perlu dilakukannya beberapa rangkaian
tindakan pengendalian, di antaranya ialah sebagai berikut:
1. Eliminasi;
2. Substitusi;
3. Engineering Control;
4. Administrative Control; dan
5. Pengadaan Alat Pelindung Diri disertai panduan penggunaan dan
pemeliharaannya.
Dengan diterapkannya tindakan pengendalian tersebut dengan baik, diharapkan
bahwa derajat kesehatan para pekerja pun akan baik dan terpelihara. Sehingga dengan itu
produktivitas kerja pun semakin meningkat yang nantinya berdampak pula pada
peningkatan income perusahaan/industri.
13