2. 2
Nyawa Zainudin alias Yudi (25) tidak tertolong akibat tertimbun reruntuhan galian tanah
proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, siang tadi. Pekerja
itu tewas setelah dilarikan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
"Tadi masih hidup, dalam kondisi kritis. Tapi setelah sempat dibawa ke IGD RS Fatmawati,
nyawanya ternyata tak tertolong," kata Kapolsek Cilandak, Kompol Nuredy, Jumat (19/10).
Nuredy menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi. Saat itu,
korban bersama tiga rekannya ditugaskan memasang coran besi beton di dasar galian yang
berketinggian 6-8 meter di atas permukaan tanah. Namun tiba-tiba, dinding tanah yang di
atasnya ditumpuki galian langsung ambrol.
Tiga orang pekerja berhasil menyelamatkan diri dalam insiden itu. Namun nahas bagi Yudi,
saat hendak menyelamatkan diri, kakinya tersangkut besi beton dan langsung terjatuh dan
tertimbun longsoran tanah.
"Tiga temannya berhasil lari menyelamatkan diri. Sedangkan, korban saat lari kakinya
tersangkut besi beton dan terjatuh. Korban akhirnya tertimbun runtuhan tanah," papar Nuredy.
Petugas yang datang ke lokasi kejadian, kemudian mengevakuasi korban dan membawanya
ke RS Fatmawati. Namun nahas, setelah menjalani perawatan Yudi akhirnya tewas.
Nuredy mengatakan kejadian ini tidak bisa langsung dianggap sebagai kecelakaan kerja biasa.
Unsur kesengajaan atau pun keteledoran manusia akan diselidiki.
"Kita akan tetap lakukan pemeriksaan. Tiga saksi telah kita bawa untuk dimintai keterangan
lebih lanjut," kata dia.
[ren]
Sumber berita: http://www.merdeka.com/peristiwa/pria-terkubur-hidup-hidup-galian-rs-siloam.html
3. 3
II. Kronologi Kejadian
Korban bernama Zainudin alias Yudi, berusia 25 tahun;
Kejadian terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, siang hari pada tanggal 19 Oktober
2012, di area proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta
Selatan;
Korban (Yudi) bersama tiga rekannya ditugaskan memasang coran besi beton
di dasar galian yang berketinggian 6-8 meter di atas permukaan tanah;
Tiba-tiba, dinding tanah yang di atasnya ditumpuki tanah galian langsung
ambrol;
Tiga orang temannya berhasil menyelamatkan diri. Namun saat Yudi hendak
menyelamatkan diri, kakinya tersangkut besi beton dan langsung terjatuh dan
tertimbun longsoran tanah;
Tiga pekerja lainnya berhasil menyelamatkan diri, sedangkan Yudi (korban)
saat lari kakinya tersangkut besi beton dan terjatuh;
Korban akhirnya tertimbun runtuhan tanah;
Dalam keadaan masih hidup namun kritis, Yudi dibawa ke bagian IGD Rumah
Sakit Fatmawati, Jakarta;
Setelah menjalani perawatan, Yudi akhirnya tewas.
4. 4
III. Analisis Menggunakan Metode Fish Bone Analysis
Lingkungan Material Manusia
Ruang/area kerja kurang
memberi keluwesan
bergerak.
Tumpukan galian diletakkan
terlalu di bibir lubang galian,
sehingga tekanan terhadap tanah
di bawahnya meningkat,
mendorong untuk terjadinya
ambruk.
Material yang digunakan dan
berada di sekitar tempat kerja
tidak tertata dengan aman dan
baik. (tanah galian, besi
beton, dsb). Pekerja tidak menerapkan
kewaspadaan dan ketelitian
dalam bekerja sehingga tidak
menyadari potensi ambruk atau
ambrolnya dinding tanah galian.
Pekerja kurang berhati-hati
sehingga tersangkut besi beton
ketika berlari menyelamatkan diri
lalu terjatuh dan kemudian
tertimbun longsoran.
Kurangnya pengawasan dari
pegawai atasan
(mandor/supervisor, dsb)
Masalah:
Pekerja tertimbun
longsoran dinding
galian tanah yang
ambrol (ambruk).
Peralatan Metode
Pekerja tidak disertai dengan peralatan
untuk kondisi darurat atau semacam alat
bantu yang akan segera menarik mereka
ke permukaan ketika terjadi gangguan di
dalam lubang galian, sehingga pekerja
tidak perlu berlari-larian untuk
menyelamatkan diri.
Metode kerja kurang baik
dan tidak disesuaikan
dengan kondisi tempat
kerja.
Tidak ada standar-standar yang ditetapkan
dalam pemilihan tanah untuk galian, atau
menetapkan metode khusus untuk galian
pada lahan yang tidak cukup padat.
Tidak menggunakan metode antisipasi terhadap potensi-potensi atau
kemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan, misalnya
dengan memasang dinding penghalang pada dinding galian untuk
mencegah ambrolnya tanah dinding galian.
Kepadatan tanah di
sekitar galian kurang
baik.
5. 5
Seperti yang telah digambarkan pada Fish Bone Chart di atas, penyebab terjadinya
kecelakaan kerja berupa tertimbunnya pekerja akibat ambrolnya tanah dinding galian di area galian
proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 5, yakni:
1. Lingkungan
o Ruang/area kerja kurang memberi keluwesan bergerak;
Ini nampak di mana pekerja dekat sekali dengan bagian tanah yang ambrol dan
mudah sekali tersandung pada besi beton.
o Kepadatan tanah di sekitar galian kurang baik;
Terbukti dengan ambrolnya tanah pada dinding galian.
o Tumpukan galian diletakkan terlalu di bibir lubang galian, sehingga tekanan
terhadap tanah di bawahnya meningkat, mendorong untuk terjadinya ambruk.
Terlihat dari keterangan Kapolsek Cilandak, bahwa bagian tanah yang ambrol
ialah yang di bagian atasnya terdapat tumpukan galian.
2. Material
Material yang digunakan dan berada di sekitar tempat kerja tidak tertata dengan aman
dan baik. (tanah galian, besi beton, dsb). Ini dapat diidentifikasi dari kondisi
tersandungnya pekerja pada besi beton dan tumpukan tanah galian di atas dinding
lubang yang ambrol.
3. Manusia
o Pekerja tidak menerapkan kewaspadaan dan ketelitian dalam bekerja sehingga
tidak menyadari potensi ambruknya dinding tanah galian;
Dapat diperkirakan, pekerja berlari menyelamatkan diri membuktikan bahwa
pekerja baru menyadari ambrolnya dinding galian ketika tanah sudah hampir
mendekati mereka di dalam lubang.
o Pekerja kurang berhati-hati sehingga tersangkut besi beton ketika berlari
menyelamatkan diri lalu tertimbun longsoran;
Karena terburu-buru ingin menyelamatkan diri, Yudi tidak lagi berkonsentrasi
pada kondisi dan posisi peralatan dan material di sekitar.
o Kurangnya pengawasan dari pegawai atasan (mandor/supervisor, dsb).
Hal ini dapat diperkirakan. Jika adanya pengawasan yang ketat dan teratur,
harusnya petugas pengawas sudah dapat mengindikasikan ambrolnya tanah
dinding galian sebelum terjadinya, sehingga dapat segera memberitahukannya
kepada para pekerjanya agar mereka berhati-hati.
4. Peralatan
Pekerja tidak disertai dengan peralatan untuk kondisi darurat atau semacam alat bantu
yang akan segera menarik mereka ke permukaan ketika terjadi gangguan di dalam
lubang galian, sehingga pekerja tidak perlu berlari-larian untuk menyelamatkan diri.
Hal ini terlihat pada berita, bahwa pekerja berlari-larian menyelamatkan diri.
Sehingga dapat kita perkirakan bahwa di sana tidak terdapat alat khusus yang akan
membantu mereka jika terjadi gangguan kerja yang sifatnya darurat seperti pada kasus
ini.
6. 6
5. Metode
o Metode kerja kurang baik dan tidak disesuaikan dengan kondisi tempat kerja;
Jika metode kerja disesuaikan dengan kondisi tanah yang tidak terlalu padat,
harusnya kejadian seperti ini dapat diantisipasi.
o Tidak ada standar-standar yang ditetapkan dalam pemilihan tanah untuk galian,
atau menetapkan metode khusus untuk galian pada lahan yang tidak cukup
padat;
Jika sebelumnya sudah ditetapkan bagaimana kriteria standar kondisi tanah
untuk membuat galian sedalam 6-8 yang aman, saya kira risiko ambrolnya
tanah dan tertimbunnya pekerja dapat diperkecil.
o Tidak menggunakan metode antisipasi terhadap potensi-potensi atau
kemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan, misalnya dengan
memasang dinding penghalang pada dinding galian untuk mencegah ambruk
atau ambrolnya dinding galian. Misalnya memasang papan penyanggah, atau
sejenisnya untuk menahan tekanan dan gerakan tanah ke bawah (ambrol).
7. 7
IV. Rekomendasi
Sangat perlu diadakannya identifikasi hazard dan risiko yang adequate di
tempat yang akan dijadikan area proyek pembangunan, guna mengetahui
ancaman bahaya apa saja yang berpotensi terjadi sebelum, ketika, atau pun
setelah pengerjaan pembangunan tersebut, lalu menetapkan serta
melakukan solusi pencegahan dan pengendalian terbaik sebelum memulai
proyek tersebut;
Penting untuk menyelenggarakan training untuk calon pekerja pada
proyek tersebut sebelum mereka diterjunkan ke lapangan agar mereka
benar-benar memahami kondisi tempat kerja dan metode kerja yang baik
dan aman;
Penempatan material dan peralatan (mesin) kerja yang aman baik bagi
pekerja maupun lingkungan sekitar;
Menyertakan tindakan pengawasan di setiap tahap selama pengerjaan
proyek berlangsung.
8. 8
Referensi
Berita Merdeka.com edisi 19 oktober 2012. Pria Terkubur Hidup-Hidup Galian RS Siloam.
Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/pria-terkubur-hidup-hidup-galian-rs-
siloam.html, pada 31 Maret 2013.
Prabowotri. Keselamatan Kerja [makalah]. Diakses dari
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/300/jbptunikompp-gdl-prabowotri-14995-3-bab2.doc,
pada 31 Maret 2013.