Komunikasi risiko merupakan bagian penting dalam proses meminimalkan risiko dengan bertukar informasi secara terus menerus antara berbagai pihak. Tujuannya adalah meningkatkan peran masyarakat dalam menanggulangi risiko melalui berbagai strategi seperti pendidikan kesehatan, bina suasana, dan penanganan masa krisis sesuai dengan tingkat bahaya dan kekuatiran masyarakat.
2. Komunikasi RISIKO
Komunikasi risiko
pada dasarnya
merupakan bagian
dari rangkaian
proses
meminimalkan risiko,
yang terdiri dari tiga
komponen, yaitu
Persepsi risiko,
manajemen risiko
dan komunikasi
risiko.
3. Persepsi Risiko
• proses penentuan
faktor-faktor dan
tingkat risiko
berdasarkan data-
data ilmiah
Manajemen Risiko
• proses penyusunan
dan penerapan
kebijakan dengan
mempertimbangkan
masukan dari
bebagai pihak untuk
melindungi
masyarakat dari
risiko, dalam hal ini
risiko terhadap
kesehatan.
Komunikasi Risko
• pertukaran informasi
dan opini secara
timbal balik dalam
pelaksanaan
manajemen risiko.
4. Komunikasi Risiko
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-
menerus, baik langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang
benar dan bertanggung jawab yang terbuka dan interaktif atau berulang
di antara individu, kelompok atau lembaga
5. Tujuan KOMunikasi risiko
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mensiapsiagakan
masyarakat dalam penanggulangan KLB/Wabah
Prinsip dasar komunikasi risiko, sebagai landasan umum pengambilan
keputusan dan penetapan kegiatan kesiapsiagaan
Prosedur penyelenggaraan kegiatan komunikasi risiko
Upaya menggalang kemitraan dalam menghadapi KLB/Wabah
Mengembangkan pesan-pesan KLB/Wabah
6. Ruang Lingkup
Dalam penanggulangan KLB dan atau wabah, ruang lingkup kegiatan komunikasi risiko
mencakup persiapan dan pelaksanaan komunikasi risiko, dibagi atas tahap sebelum,
saat dan setelah KLB dan atau wabah
7. Inti komunikasi risiko adalah penyebaran
informasi
Langsung kepada
masyarakat
Melalui media masa
8. PELAKSANAAN
Tim Komunikasi Risiko (TKR)
• Menggerakkan masyarakat agar
berperan serta aktif dalam
• Menyampaikan informasi secara
baik langsung (penyuluhan, rapat
• Desa,dll) dan tidak langsung
(media cetak dan elektronik)
• Menggalang kemitraan dengan
berbagai unsur yang
dimasyarakat
Tim Sentra Media (TSM)
• Menggerakkan masyarakat agar
berperan serta aktif dalam
• Menyampaikan informasi secara
baik langsung (penyuluhan, rapat
• Desa,dll) dan tidak langsung
(media cetak dan elektronik)
• Menggalang kemitraan dengan
berbagai unsur yang
dimasyarakat
9. Wilayah Komunikasi Risiko
Masyarakat di dalam wilayah penanggulangan
Masyarakat di sekitar wilayah (desa, kabupaten, kota yang
berbatasan langsung dengan lokasi penanggulangan
episenter pandemi influenza)
Masyarakat di luar dua wilayah di atas, yang masih dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atau di luar
negeri
10. Sasaran Komunikasi
PRIMER
• individu, kelompok atau masyarakat yang diharapkan akan berubah perilakunya. Yang termasuk dalam sasaran primer adalah
semua anggota masyarakat yang berisiko tertular.
SEKUNDER
• individu, kelompok atau organisasi yang mempengaruhi perubahan perilaku sasaran primer. Yang termasuk dalam sasaran
sekunder adalah kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan, petugas pemerintah, organisasi profesi,
organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya.
TERSIER
• individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan dalam pelaksanaan
penanggulangan yang termasuk dalam sasaran tersier adalah para pejabat eksekutif, legislatif, penyandang dana, pimpinan
media massa, dan sebagainya
11. Perilaku
Perilaku adalah respon individu rangsangan, baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku juga merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
12. Faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat pada perilaku
Kesiapan individu untuk
merubah perilaku
Adanya dorongan dalam
lingkungan individu yang
membuatnya merubah
perilaku
Perilaku itu sendiri
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan
individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana
dan petugas kesehatan.
13. Sosial Budaya
Sosial budaya adalah keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Aspek sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena
yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit.
15. TEKNIK KOMUNIKASI DALAM
PENYEBARLUASAN INFORMASI
Menurut Peter sandman, terdapat 4 jenis komunikasi yang didasarkan pada
situasi kekhwawatiran masyarakat dan tingkat bahaya yang sesungguhnya.
Formulanya dikenal dengan :
Risk = Hazard +Ourgage
1. situasi pertama adalah terdapat bahaya tinggi, namun masyarakat tidak
peduli
2. situasi kedua baha sedang dan perhatian masyarakat juga sedang
3. siuasi ketiga, bahaya rendah namun menimbulkan kepanikan/kemarahan di
masyarakat
4. Situasi keempat, keadaan dimana bahaya tinggi dan masyarakat sangat
kuatir (situasi ini banyak dihadapi oleh PETUGAS).
KEKUATIRAN / OUTRAGE
B
A
H
A
Y
A
/
H
A
Z
A
R
D
KOMUNIKAS
I
KRISIS
BINA SUASANA
PENDIDIKAN
KESEHATAN
PENENANGA
N
MASSA
Adaptasi dari: Peter Sandaman, Four Kinds of Risk Communication,
2003
16. Bentuk komunikasi yang
disarankan untuk setiap situasi
•PENDIDIKAN KESEHATANBahaya tinggi, kekuatiran
rendah (masa bodoh)
•BINA SUASANABahaya sedang, kekuatiran
sedang (waspada/perhatian
Bahaya rendah, kekuatiran
tinggi (panic/marah)
Bahaya tinggi, kekuatiran
tinggi
• PENANGANAN MASA
• KOMUNIKASI KRISI
17. Referensi
Modul Pelatihan Tim Gerak Cepat, Ditjen P2P tahun 2016
Buku Pedoman Penilaian Risiko Cepat Wabah Penyakit Luar Negeri