Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang keperawatan. Ringkasannya adalah:
1. Materi tersebut membahas pentingnya penerapan K3 di bidang keperawatan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Organisasi pelayanan kesehatan kerja diatur dalam peraturan untuk melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan akibat pekerjaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, tujuan, landasan hukum, klasifikasi, jenis, komponen dan proses penegakan diagnosis keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Keperawatan maternitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita, pasangan, dan keluarga selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan setelah melahirkan hingga 3 bulan, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan fisik dan psikososial untuk membantu dalam adaptasi.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang keperawatan. Ringkasannya adalah:
1. Materi tersebut membahas pentingnya penerapan K3 di bidang keperawatan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Organisasi pelayanan kesehatan kerja diatur dalam peraturan untuk melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan akibat pekerjaan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, tujuan, landasan hukum, klasifikasi, jenis, komponen dan proses penegakan diagnosis keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Keperawatan maternitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita, pasangan, dan keluarga selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan setelah melahirkan hingga 3 bulan, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan fisik dan psikososial untuk membantu dalam adaptasi.
Dokumen tersebut membahas tentang determinan status kesehatan seseorang yang meliputi faktor sosial ekonomi, gaya hidup, dan gender. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan berpengaruh terhadap kesehatan secara individual maupun masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. SBAR merupakan format komunikasi yang awalnya dikembangkan untuk militer dan industri penerbangan untuk mengurangi risiko kesalahan informasi.
2. SBAR digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar tenaga kesehatan dengan memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien.
3. Format SBAR terdiri dari empat bagian yaitu Situasi, Latar Belakang
Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sehat dan sakit. Konsep sehat mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan memungkinkan seseorang hidup produktif, sedangkan konsep sakit adalah gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan dan menghalangi aktivitas sehari-hari. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai definisi sehat dan sakit menurut beberapa sumber.
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien di rumah sakit, puskesmas, dan tingkat pusat;
2. Mengembangkan sistem pelaporan insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien;
3. Menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan pembelajaran dari insiden.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan untuk kesembuhan pasien dan menciptakan hubungan harmonis antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi terapeutik memiliki ciri empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian. Proses komunikasi terdiri dari pengirim, pengkodean pesan, saluran, penerima, dan penafsiran pesan. Perawat menggunakan berbagai teknik seperti mendengarkan, mengajukan pertanyaan
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Etika dalam Promosi Kesehatan - di sampaikan oleh Yayi S P(1).pdfpromkesseyegan
Dokumen tersebut membahas etika dalam promosi kesehatan. Ia menjelaskan perbedaan antara etika biomedis dan etika dalam promosi kesehatan, serta tantangan khusus dalam promosi kesehatan seperti lingkup yang lebih luas pada tingkat populasi. Dokumen tersebut juga menganalisis permasalahan etika dalam promosi kesehatan dan mencontohkan penerapan prinsip-prinsip etika dalam program berhenti merokok di Indonesia.
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang mencakup definisi, klasifikasi, lingkup, dan faktor-faktor keamanan serta kenyamanan pasien selama dirawat di rumah sakit."
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Berdasarkan dokumen tersebut, konsep sehat dan sakit dipandang secara lebih luas dari sekadar kehadiran atau ketidakhadiran penyakit. Sehat meliputi aspek psikososial seperti rasa memiliki kekuasaan dan hubungan sosial. Sakit didefinisikan sebagai gangguan fungsi fisik, mental, sosial, dan psikologis. Terdapat berbagai model yang menjelaskan hubungan antara agen, pejamu, lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang determinan status kesehatan seseorang yang meliputi faktor sosial ekonomi, gaya hidup, dan gender. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan berpengaruh terhadap kesehatan secara individual maupun masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. SBAR merupakan format komunikasi yang awalnya dikembangkan untuk militer dan industri penerbangan untuk mengurangi risiko kesalahan informasi.
2. SBAR digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar tenaga kesehatan dengan memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien.
3. Format SBAR terdiri dari empat bagian yaitu Situasi, Latar Belakang
Dokumen tersebut membahas konsep sehat dan sakit menurut WHO serta beberapa model dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial yang sejahtera, bukan hanya ketiadaan penyakit. Dokumen ini juga membahas model kontinum sehat-sakit, faktor penentu status kesehatan, serta dampak sakit terhadap pasien dan keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sehat dan sakit. Konsep sehat mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan memungkinkan seseorang hidup produktif, sedangkan konsep sakit adalah gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan dan menghalangi aktivitas sehari-hari. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai definisi sehat dan sakit menurut beberapa sumber.
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien di rumah sakit, puskesmas, dan tingkat pusat;
2. Mengembangkan sistem pelaporan insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien;
3. Menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan pembelajaran dari insiden.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan untuk kesembuhan pasien dan menciptakan hubungan harmonis antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi terapeutik memiliki ciri empati, rasa percaya, validasi, dan perhatian. Proses komunikasi terdiri dari pengirim, pengkodean pesan, saluran, penerima, dan penafsiran pesan. Perawat menggunakan berbagai teknik seperti mendengarkan, mengajukan pertanyaan
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Etika dalam Promosi Kesehatan - di sampaikan oleh Yayi S P(1).pdfpromkesseyegan
Dokumen tersebut membahas etika dalam promosi kesehatan. Ia menjelaskan perbedaan antara etika biomedis dan etika dalam promosi kesehatan, serta tantangan khusus dalam promosi kesehatan seperti lingkup yang lebih luas pada tingkat populasi. Dokumen tersebut juga menganalisis permasalahan etika dalam promosi kesehatan dan mencontohkan penerapan prinsip-prinsip etika dalam program berhenti merokok di Indonesia.
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang mencakup definisi, klasifikasi, lingkup, dan faktor-faktor keamanan serta kenyamanan pasien selama dirawat di rumah sakit."
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Berdasarkan dokumen tersebut, konsep sehat dan sakit dipandang secara lebih luas dari sekadar kehadiran atau ketidakhadiran penyakit. Sehat meliputi aspek psikososial seperti rasa memiliki kekuasaan dan hubungan sosial. Sakit didefinisikan sebagai gangguan fungsi fisik, mental, sosial, dan psikologis. Terdapat berbagai model yang menjelaskan hubungan antara agen, pejamu, lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit-penyakit akibat kerja, termasuk definisi, faktor-faktor penyebab, diagnosis, serta contoh penyakit seperti bising, panas, penyakit kulit dan paru-paru akibat kerja, serta zoonosis yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan fisik dan analisis resiko. Faktor-faktor lingkungan fisik seperti temperatur, sirkulasi udara, kelembaban, cahaya, getaran, kebisingan, dan ketinggian dapat mempengaruhi kinerja manusia. Analisis resiko meliputi pengertian bahaya dan risiko, serta manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan meminimalkan dampak merugikan dari risiko tersebut."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. 1. Hazard adalah sesuatu yang potensial
menimbulkan kerugian.
Misalnya : bahan kimia, arus listrik, longsor,
runtuhan, lantai licin, mesin berputar, alat
berat
2. Risiko adalah cedera, penyakit atau bahkan
kematian yang timbulkan oleh hazard
3. Suhu panas
Suhu dingin
Getaran
Pencahayaan kurang
Radiasi nuklir
Asam
Basa
Solvent
Partikel (asbestos,silika)
Logam berat
Bahan Bakar : bensin solar
Asap
4. Bakteri : TBC, Thypoid, Tetanus
Virus
Parasit
Binatang berbisa
Blood borne pathogen : HIV, Hepatitis B dan C
5. Posisi canggung (Awkward Posture)
Manual lifting
Repetitive motion
Hazard Psikososial
Jam kerja panjang
Situasi yang tidak menentu
Kordinasi dan komunikasi yang tidak baik
Pembagian tugas yang tidak jelas
Sumberdaya yang terbatas
6. Bekerja di ketinggian
Mesin bergerak atau alat berat
Ledakan
Runtuhan
Rekahan
Longsoran
7. Kategori Risiko di Faskes
Risiko terkait dengan pasien
Risiko terkait dengan staf medis
Risiko terkait dengan staff non medis
Risiko terkait dengan properties
Risiko keuangan, dll
(Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook for Health
Care Organizations, 4th edition, Jossey Bass, 2004)
8. Manajemen Risiko
Penerapan secara sistematis dari kebijakan
manajemen dengan pendekatan proaktif / Reaktif
yang dilaksanakan dengan cara mengidentifikasi dan
mengevaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit,
pengunjung dan organisasi sendiri
(The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations
/ JCAHO)
Tujuannya untuk menciptakan lingkungan yang aman
bagi karyawan, pasien dan pengunjung.
13. UPAYA UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN
KESELAMATAN DAN MENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATAN PEKERJA DENGAN CARA
PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA, PENGENDALIAN BAHAYA DI
TEMPAT KERJA, PROMOSI KESEHATAN,
PENGOBATAN DAN REHABILITASI ( KEMKES )
14. Pandangan lama
Penerapan K3
dianggap beban
biaya perusahaan
Fokus pada fire
safety
Rambu-rambu
keselamatan
Pandangan baru
Penerapan K3
sebagai kebutuhan
untuk memenuhi
tuntutan pasar global
Industri yang tidak
memfasilitasi sesuai
persyaratan yang
diminta (HAM,
Lingkungan dan K3)
produknya dapat
ditolak
15. Karakteristik penghuni (jumlah orang,
kondisi fisik, kedisiplinan, dll)
Kompleksitas peralatan yang ada dan pada
umumnya tersentral (listrik, air, tata udara,
lift dan escalator, komunikasi, gas, dll)
Kemungkinan terjangkit penyakit menular
(biologi)
Kondisi darurat (bencana gempa bumi,
kebakaran)
Design bangunan
16. Tujuan Menciptakan naker yg sehat &
produktif
Cara
Menggunakan pendekatan medis dengan
memusatkan perhatian kepada aspek medis
yang mempelajari secara cermat batas-batas
reaksi tenaga kerja terhadap efek buruk
pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Sasaran Tenaga kerja yang ada di
rumah sakit (medis, perawat, penunjang
medis, dll)
17. Melindungi para pekerja dan orang lain di
tempat kerja
Menjamin sumber produksi dipakai secara
aman dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan lancar
19. SEMUA TEMPAT KERJA BAIK DI DARAT,
DALAM TANAH, DI PERMUKAAN AIR MAUPUN
DI UDARA
TEMPAT KERJA YANG TERSEBAR DI SEGENAP
KEGIATAN EKONOMI
PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI BARANG
MAUPUN JASA
20. BEBAN KERJA ( FISIK, MENTAL, SOSIAL )
KAPASITAS KERJA (KETRAMPILAN,
KESEGARAN JASMANI, STATUS KESEHATAN,
USIA, JNS KLAMIN, UKURAN TUBUH )
LINGKUNGAN ( FISIK, KIMIA, BIOLOGI,
ERGONOMI, PSIKOLOGI )
22. No Bahaya Potensial Lokasi Pekerja yang paling berisiko
1. FISIK :
Bising
IPS-RS, Laundri, dapur, CSSD, gedung
genset boiler, IPAL
Karyawan yang bekerja di lokasi tsb
Getaran Ruang mesin-mesin dan peralatan yang
menghasilkan getaran (ruang gigi dll)
Perawat, cleaning service dll
Debu Genset, bengkel kerja, laboratorium gigi,
gudang rekam medis, incinerator
Petugas sanitasi, teknisi gigi, petugas IPS
dan rekam medis
Panas CSSD, dapur, laundri, incinerator, boiler Pekerja dapur, pekerja laundry, petugas
sanitasi dan IP-RS
Radiasi X-Ray, OK yang menggunakan c-arm,
ruang fisioterapi, unit gigi
Ahli radiologi, radioterapist dan radiografer,
ahli fisioterapi dan petugas roentgen gigi
2. KIMIA :
Disinfektan
Semua area Petugas kebersihan, perawat
Cytotoxics Farmasi, tempat pembuangan limbah,
bangsal
Pekerja farmasi, perawat, petugas
pengumpul sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
Formaldehyde Laboratorium, kamar mayat, gudang
farmasi
Petugas kamar mayat, petugas laboratorium
dan farmasi
Methyl :
Methacrylate, Hg (amalgam)
Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter bedah, perawat
Solvents Laboratorium, bengkel kerja, semua area di
RS
Teknisi, petugas laboratorium, petugas
pembersih
Gas-gas anaestesi Ruang operasi gigi, OK, ruang pemulihan
(RR)
Dokter gigi, perawat, dokter bedah, dokter/
perawat anaestesi
Kepmenkes No.432 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit
23. N
o
Bahaya Potensial Lokasi Pekerja yang paling berisiko
3. BIOLOGIK:
AIDS, Hepatitis B
Dan Non A-Non B
IGD, kamar operasi, ruang
pemeriksaan gigi, laboratorium,
laundry
Dokter, dokter gigi, perawat, petugas
laboratorium, petugas sanitasi dan
laundry
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang anak Perawat, dokter yang bekerja dibagian
Ibu dan anak
Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
Tuberculosis Bangsal, laboratorium, ruang isolasi Perawat, petugas laboratorium,
fisioterapis
4. ERGONOMIK :
Pekerjaan yang dilakukan
secara manual
Area pasien dan tempat penyimpanan
barang (gudang)
Petugas yang menangani pasien dan
barang
Postur yang salah dalam
melakukan pekerjaan
Semua area Semua karyawan
Pekerjaan yang berulang Semua area Dokter gigi, petugas pembersih,
fisioterapis, sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis
5. PSIKOSOSIAL :
Sering kontak
denganpasien, kerja
bergilir, kerja berlebih,
ancaman seara fisik
Semua area Semua karyawan
Kepmenkes No.432 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit
24. Penyakit yang diderita karyawan dalam
hubungan dengan kerja, baik faktor risiko
karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja,
material yang dipakai, proses produksi, cara
kerja, limbah perusahaan dan hasil produksi
1. Diatur dalam kep.Men. No.01/MEN/1981
2. Meliputi 30 jenis penyakit
3. dpt kompensasi ganti rugi
25. WHO membedakan empat kategori Penyakit
Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh
pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah
pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah
satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab
lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu
kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya
asma.
26. Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Fisika - bising, radiasi, vibrasi, tekanan
udara, dll
2. Kimia - bahan kimia dlm bentuk larutan,
gas, debu uap, kabut, antiseptik, anastesi
3. Biologi - bakteri, virus, jamur, dll
4. Ergonomi - desain tempat kerja/ alat
kerja, beban kerja, cara kerja
5. Psikososial - Stres, monoton, hubungan
sesama karyawan – kerja bergilir
27. Faktor Fisika
- Radiasi : Mandul, kanker darah
- Bising : Tuli pendengaran
- Panas : Heat Stress
Faktor Kimia : - Keganasan
- Asma
- Alergi
Faktor Biologi : - Hepatitis
- TBC
- HIV
Ergonomi : - Low Back Pain
Psikososial : - Stress
- Insomnia
28. Lampiran Kep. Pres No.22 Tahun 1993
1. Pneumokoniosis
2. Penyakit Paru debu logam keras
3. Penyakit Paru debu kapas, henep dan sisal (Bissinosis)
4. Asma Akibat Kerja
5. Allveolitis allergika
6. Peny. yang disebabkan Berilium
7. Peny. yang disebabkan Cadmium
8. Peny. yang disebabkan oleh Fosfor
9. Peny. yang disebabkan oleh Krom
10. Peny. yang disebabkan oleh Mangan
11. Peny. yang disebabkan oleh Arsen
12. Peny. yang disebabkan oleh Raksa
29. Lampiran Kep. Pres No.22 Tahun 1993
13. Peny. yang disebabkan oleh Timbal
14. Peny. yang disebabkan Fluor
15. Peny. yang disebabkan oleh Carbon dioksida
16. Peny. yang disebabkan oleh derivat Halogen
17. Peny. yang disebabkan oleh Benzene
18. Peny. yang disebabkan oleh derivat Nitro dan Amina dari
Benzene
19. Peny. yang disebabkan oleh Nitroglycerine
20. Peny. yang disebabkan oleh alkohol, glikol & keton
21. Peny. yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asphyxia
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
23. Peny. yang disebabkan oleh getaran mekanik
30. Lampiran Kep. Pres No.22 Tahun 1993
24. Peny. yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
bertekanan lebih
25. Peny. yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik
26. Dermatosis penyebab fisik, kimiawi dan biologis
27. Kanker kulit ter, pic, bitumen, minyak mineral
28. Mesothelioma
29. Penyakit infeksi virus, bakteri, parasit
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi/ rendah
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia termasuk obat
31. Bagi Pekerja
- Tidak mampu bekerja untuk sementara
- Cacat sebagian untuk selamanya
- Cacat fatal untuk selamanya
- Cacat kekurangan fungsi organ
- Meninggal dunia
Bagi Pengusaha
- Berkurangnya tenaga kerja karena sakit
- Keluar biaya pengobatan
- Penambahan tenaga kerja pengganti
- Biaya pendidikan pelatihan tenaga kerja baru
- Menurunnya produktivitas
Akibat dari Penyakit Akibat Kerja
32. 1. Pemeriksaan kesehatan berkala
2. Pemeriksaan kesehatan khusus
3. Pelayanan kesehatan
4. Penyedian sarana dan prasarana serta
perbaikan tempat kerja yang lebih aman,
sehat dan aman
33. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
A. Pencegahan Primer – Health Promotion
- Perilaku hidup sehat dan bersih
- Faktor bahaya ditempat kerja dikontrol
- Perilaku kerja yang baik
- Olah raga teratur dan terukur
- Gizi seimbang
B. Pencegahan Sekunder – Specific Protection
- Pengendalian melalui peraturan
- Pengendalian administratif ; radiasi, pembatasan jam kerja
- Pengendalian teknis, substitusi, isolasi ventilasi, alat
pelindung diri (APD)
- Pengendalian jalur kesehatan : Imunisasi
34. Next,,,,,
C. Pencegahan Tersier
- Pemeriksaan kesehatan pra kerja
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Surveilans
- Pemeriksaan lingkungan kerja secara berkala
- Pengobatan segera bila ada gangguan kesehatan
pada pekerja
- Pengendalian hazard yan ditempat kerja