SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
PERTEMUAN KE 12
ETY NURHAYATI S.Kp., M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat
KEPERAWATAN DASAR 1
NEXT
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
PEMENUHAN KEBUTUHAN
AMAN DAN NYAMAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN
AMAN DAN NYAMAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1. Mahasiswa/I diharapkan mampu memahami konsep dan
prinsip Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman
2. Mahasiswa/I mampu memahami Asuhan Keperawatan
(ASKEP) Kebutuhan Aman dan Nyaman
Pengertian Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun
psikologis.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia :
1). Penyakit; keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling
percaya.
Lanjutan
3). Konsep diri; terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap
diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah
mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih
mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual.
 Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan
demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen
kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien.
o Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1. Bernafas dengan normal
2. Makan dan minum cukup.
3. Pembuangan eliminassi tubuh.
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan
pakaian.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan
memodifikasi Lingkungan.
8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan
melindungi kulit
9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera
yang lain.
10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi,
kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan
kebutuhan.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan
pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan
fasilitas kesehatan yang tersedia.
Apa itu definisi keamanan dan keselamatan ?
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
 Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan
1) Keselamatan Fisik
a. Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi
atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman
tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada
lingkungan.
Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasi dari
kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus
memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga
dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai
apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang
dijumpai dalam lingkungan.
Misalnya, orang yang sakit atau acat lebih rentan untuk terancam
kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan
perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya.
 Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien.
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien,
jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lambat
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih
akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
 Macam-macam bahaya atau kecelakaan:
1. Di rumah: Suatu peristiwa atau kejadian yang berakibat sakit atau
cedera fisik bagi pemilik rumah atau kerusakan harta milik orang
rumah tersebut.
Contoh; terkena sengatan listrik / kesetrum
2. Di Rumah Sakit: Suatu peristiwa atau kejadian yang disebabkan
oleh factor biologi, fisik, kimia, fisiologi atau ergonomi dan psikologi
dapat menyebabkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja akibat
pekerja, pengunjung, pasien, dan masyarakat disekitar lingkungan
rumah sakit.
Contoh: tertusuk jarum suntik atau jarum jahit bekas pasien
3. Cahaya: Sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang.
Contoh: apabila munculnya cahaya berlebihan dari billboard maka
akan mengganggu orang yang sedang tidur
4. kebisingan: Sumber bahaya dari faktor fisika ditempat kerja, yang
sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta lingkungan
kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja.
Contoh: bising impulsive (berulang) yang terjadi secara berulang-ulang pada
periode yang sama seperti suara mesin tempa
5. Cedera: Kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia tiba-tiba
mengalami penurunan energi dalam jumlah yang melebihi ambang
batas toleransi fisiologis atau akibat dari kurangnya 1 atau lebih elemen
penting.
Contoh: Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak disekitar daerah yang
cedera.
6. Peralatan medis: Peralatan yang digunakan oleh tenaga medis
Contoh: benda-benda bergerak yang dapat membentur (ranjang pasien atau
kursi roda)
 Cara Meningkatkan keamanan:
1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi
diri
2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
4. Penghalang sisi tempat tidur
5. Bel yg mudah dijangkau
6. Meja yang mudah dijangkau
7. Kereta dorong ada penghalangnya
8. Kebersihan lantau
9. Prosedur tindakan.
Definisi kenyamanan
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Meningkatkan kebutuhan
rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan,
hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam
aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan
rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang
ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
 Kenyamanan dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal
dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna
kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan
unsur alamiah lainnya.
• Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan
dan Kenyamanan :
1. Emosi
2. Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
3. Status Mobilisasi
4. Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
5. Gangguan Persepsi Sensory
6. Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan
7. Keadaan Imunits
8. Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
9. Tingkat Kesadaran
10. Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
11. Informasi atau Komunikasi
12. Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
13. Gangguan Tingkat Pengetahuan
14. Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan
dapat diprediksi sebelumnya.
15. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
16. Status nutrisi
17. Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
18. Usia
19. Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok
usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
20. Jenis Kelamin
21. Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
22. Kebudayaan
23. Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan
pelayanan kesehatan adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh
klien, kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur, dan kecelakaan
yang disebabkan oleh penggunaan alat. (Potter&Perry, 2005).
1. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari
seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih
besar dialami oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu,
masalah pada sikap berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural,
perubahan sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan
beberapa kategori diagnose tertentu seperti kanker, penyakit
kardiovaskuler, neurologi, dan penggunaan obat-obatan dan interaksi
obat juga dapat menyebabkan jatuh modifikasi dalam lingkungan
pelayanan kesehatan dengan mudah mengurangi resiko jatuh.
• Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh :
1. Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik sekitarnya
2. Jelaskan penggunaan system bel pemanggil
3. Kaji resiko klien untuk jatuh
4. Tempatkan klien yang beresiko jatuh dekat dengan ruangan perawat
5. Ingatkan seluruh petugas terhadap resiko klien jatuh
6. Instruksikan klien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien bangun dari tempat
tidur
7. Jawablah panggilan bel klien dengan cepat
8. Jaga agar tempat tidur klien tetap berada pada posisi rendah dengan sisi pembatas
tempat tidur yang terpasang jika diperlukan
9. Jaga barang-barang pribasi tetap berada dalam jangkuan klien
10. Kurangi keributan
11. Kunci seluruh temapt tidur, kursi roda atau brankar
12. Observasi klien secara teratur
13. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien
(Potter&Perry, 2005).
2. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien.
Menurut jurnal Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman
dalam situasi darurat dan bencana, system gas medic harus diatur
seperti berikut :
1. gas medik disimpan dengan benar dan dipasang dalam area
berventilasi cukup area penyimpanan dengan kompartemen.
2. lokasi yang benar dan aman untuk penyimpanan gas medik.
3. untuk penggunaan di rumah sakit gas medik harus dalam pipa,
minimum penyimpanan selama minimum 7 (tujuh) hari.
4. untuk rumah sakit yang menggunakan silinder individual,
penyimpanan minimum untuk 3 (tiga) hari.
5. tangki mempunyai segel (seal) utuh dan aman dari pemasok
3. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Kualitas
pelayanan dalam rumah sakit dapat ditingkatkan apabila didukung oleh peningkatan
kualitas fasilitas fisik. Ruang rawat inap merupakan salah satu wujud fasilitas fisik yang
penting keberadaannya bagi pelayanan pasien. Tata pencahayaan dalam ruang rawat
inap dapat mempengaruh kenyamanan pasien selama menjalani rawat inap,
disamping juga berpengaruh bagi kelancaran paramedis dalam menjalankan
aktivitasnya untuk melayani pasien.( Adi Santosa)
Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Pada rumah sakit intensitas pencahayaan antara lain sebagai berikut:
1. untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux dengan warna cahaya sedang,
2. pada saat tidur maksimum 50 lux,
3. koridor minimal 60 lux,
4. tangga minimal 100 lux, dan
5. toilet minimal 100 lux.
Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan silau dan intensitasnya
sesuai dengan peruntukannya.
4. Kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur
Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal ini meliputi
kesalahan pemberian medikasi dan cairan. Perawat dapat melaksanakan sesuai
prosedur agar tidak terjadi kecelakaan.
Menurut jurnal PENGEMBANGAN BUDAYA PATIENT SAFETY DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN oleh Lia Mulyati dan Asep Sufyan ada enam (6) cara pemberian obat,
antara lain :
Enam benar pemberian obat :
a. Tepat obat: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi
obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat,
mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya memberikan obat yang didiapkan diri
sendiri.
b. Tepat dosis: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek hasil hitungan dosis
dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos obat.
c. Tepat waktu: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadarluarsa
obat, memberikan obat dalam rentang 30 menit.
d. Tepat pasien: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang
akan diberikan obat, mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien
e. Tepat cara pemberian: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek cara
pemberian pada label/kemasan obat.
f. Tepat dokumentasi: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat nama pasien,
nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanismelepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES
2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.
Adapun teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan menurut WHO
(2007) yaitu sebagai berikut ;
a. Dimulai cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan bersih.
b. Menggunakan sabun cair atau sabun batangan, menggosokan sabun tersebut sampai
berbusa banyak.
c. Menggosokan ke bagian punggung tangan dengan jari tangan menjalin secara
bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali.
d. Mengepalkan salah satu tangan dan menggosokan ke permukaan tangan
lainnya dimulai dengan menggosokan buku-buku jari tangan, kuku tangan, dan
ujung-ujung jari tangan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali
e. Memutar-mutar ibu jari tangan dengan salah satu tangan yang dilakukan
secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali.
f. Membilas tangan dengan air mengalir mulai dari permukaan tangan sampai
dengan sikut tangan.
g. Mengeringkan tangan.
5. Kecelakaan yang disebabkan peralatan
Kecelakaan yang disebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan
tidak berfungsi, rusak atau salah digunakan. Hal-hal yang dapat terjadi antara
lain kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena listrik atau anestetik.
Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman
dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system listrik adalah sebagai
berikut :
1. Sistem kelistrikan:
1) Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas rumah sakit
(ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk untuk ruang operasi, perawatan intensif dan
lorong).
2) Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase, 4 kawat
dipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah yang lebih besar untuk effisiensi
jangka panjang.
3) Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi dari bencana
alam dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton yang diperkuat; ketinggian lantainya lebih
tinggi dari tanah.
4) Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang dengan pengikat
(bracket) khusus yang memungkinkan gerakan tetapi mencegahnya dari terjungkir.
5) mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem buangan harus dibuat dalam
bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas rumah sakit dan unit dilengkapi dengan isolator getaran jika
generator berada di dalam bangunan.
6) generator dilengkapi dengan sakelar pemindah otomatis.
7) menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah terbakar (yaitu jenis kering, resin
epoxy atau minyak silikon atau minyak temperatur tinggi)
8) menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat standar, lebih disukai dengan
insulasi thermoplastik nilon tahan panas tinggi dan kabel dipasang erat dan dikencangkan pada pemutus
arus (CB) atau sakelar atau pengaman kawat.
9) Pemutus beban, kontaktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar tanpa pengaman lebur yang
terpasang dalam panel control harus terproteksi.
10) Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak harusdilengkapi dengan
pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS = Gawai Proteksi Arus Sisa).
11) Kotak kontak (stop kontak, outlet) dilengkapi dengan kutup pembumian.
12) Bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus, dibumikan dengan benar,
termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan, duct dan tray.
13) Panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti standar SNI 0225-2000,
Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan diproteksi dengan electrical surge suppressor.
14) Semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit pemadam api kimia ringan
15) Pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasuk halaman.
15) Sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan
pencahayaan; konduit baja kaku atau konduit metal menengah untuk
sistem deteksi dan alarm; PVC untuk telepon, intekom, CCTV, kabel
TV, jaringan data komputer.
16) Menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi
dan tabung merkuri tanpa merkuri.
18) Sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah.
19) Listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan
dalam seluruh area ktiris.
20) Luminus (armatur) lampu eksit dengan batere cadangan.
 Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melengkapi system
alarm. Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system
pemadam kebakaran adalah :
1. Sistem Pemadam Kebakaran
(1) Sistem alarm, deteksi dan pemadaman harus dihubungkan
dengan sistem alarm kebakaran otomatis, sistem deteksi panas
dan/atau sistem pemadam kebakaran otomatik.
(2) Sistem alarm kebakaran dapat dioperasikan secara manual dan
otomatis.
(3) Sistem alarm kebakaran di monitor oleh pos pemadam
kebakaran atau agen monitor yang terakreditasi.
(4) Deteksi panas dan asap dipasang di koridor rumah sakit, panti
jompo, dan fasilitas penyandang cacat.
Detektor asap harus tidak dipasang terlalu jauh dari 9 (sembilan) meter
dari titik pusatnya dan lebih dari 4 (empat) dan 6 (enam) sampai 10
meter dari setiap dinding.
(6) Menggunakan zat pemadaman yang ramah lingkungan, effektif
dan kerusakan yang diakibatkannya kecil.
(7) Setiap ruangan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan.
(8) Direkomendasikan alat pemadam api ringan; untuk peralatan
elektrikal dan elektronik menggunakan carbon dioksida, untuk layanan
umum menggunakan alat pemadam api ringan jenis ABC.
(9) Dengan pipa tegak basah lengkap dengan perlengkapannya.
(10) Mempunyai program keselamatan terhadap kebakaran dengan
mengutamakan sebagai berikut :
a. Di organisasi oleh dinas kebakaran yang melakukan seminar,
pelatihan pemadaman api, pelatihan evakuasi dalam situasi
kebakaran, pelatihan pada saat terjadinya gempa bumi,
b. Melakukan pelatihan pemadaman api dan evakuasi pada
situasi kebakaran
c. Melakukan penanggulangan kebakaran, latihan pencegahan
dan pemadaman kebakaran.
d. Tersedia peralatan pemadam kebakaran.
e. Pemeliharaan pencegahan dari peralatan pemadam
kebakaran.
f. Tersedia gambar eksit kebakaran dan gambar ketentuan
evakuasi melalui eksit kebakaran di tempat yang menyolok pada
setiap tingkat lantai.
2. Sistem Eksit Darurat
1. Lantai balok dari jalan keluar diterangi pada semua titik termasuk sudut dan
persimpangan dari koridor dan lorong, bordes tangga dan pintu eksit dengan
lampu yang mempunyai lumen minimal 0,001 lumen per cm2
2. Sumber pencahayaan mudah diakses dan andal, seperti layanan listrik PLN.
3. Fasilitas pencahayaan darurat dijaga dengan tingkat iluminasi tertentu pada
kejadian kegagalan pencahayaan normal untuk jangka waktu sekurang-kurangnya
1 jam.
4. Tanda arah “EKSIT” diterangi, dengan warna khusus, dengan sumber yang
andal, 0,005 lumen per cm2.
5. Tinggi huruf dari tanda arah 15 cm dengan huruf yang menonjol dengan lebar
tidak kurang dari 19 mm.
6. Lengkapi luminous (armature) penunjuk arah eksit pada dinding dan diletakkan
30 cm atau lebih lebih rendah dari permukaan lantai.
 Jika terjadi kebakaran, maka perawat harus melindungi klien dari cedera,
melaporkan lokasi kebakaran, dan membatasi lokasi penyebaran api. Salah satu
tingkatan yang sangat membantu untuk membuat prioritas saat terjadi kebakaran
adalah RACE: Rescue, Alarm, Confine, dan Extinguish. Penyelamatan dan
pemindahan seluruh klien dari berbahaya yang mengancam. Dengan
menggunakan prosedur peringatan berbahaya untuk melaporkan lokasi kebakaran,
maka petugas harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran atau
memadamkan kebakaran (misalnya menutup pintu dan jendela, mematikan
oksigen dan alat-alat listrik dan menggunakan alat pemadan kebakaran).
•Klien yang terjebak dalam kebakaran, berapapun besarnya kebakaran tersebut, berada dalam resiko
dan haruus dipindahkan ke area lain.
•Jika klien menggunakan oksigen tetapi tidak menjadi pendukung kehidupannya, maka perawat dapat
melepaskan oksigen tersebut
•Jika klien menggunakan oksigen sebagai pendukung kehidupannya maka perawat harus
mempertahannkan status pernapasan klien secara manual dengan menggunakan ambubag sampai
klien terlepas dari ancaman kebakaran.
•Klien yang bisa berjalan dapat diarahakan untuk berjalan sendiri kearah yang aman dan pada
beberapa kasus mungkin dapat dibantu denga kursi roda
•Klien yang berbaring di tempat tidur umunya dipindahkan dengan menggunakan brankar, temapat
tidur atau kursi roda
•Jika tidak ada satupun metode yang dapat digunakan, maka klien harus diangkat dari ares tersebut
Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan :
1. Jangan panik
2. Hentikan Perdarahan
3. Waspadai Gejala syok
4. Jangan Buru – buru memindakan korban
5. Cari Bantuan
6. Kirim Korban ke rumah sakit
7. Jangan Lupa catat nama korban , tempat kejadian , sebab atau
macam kecelakaan , pertolongan yang diberikan dan laporan kejadian.
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dan
keselamatan
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung perawat dapat
melakukan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah terkait
dengan ketidaktepenuhinya kebutuhan keamanan.
- Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai
beikut:
1. Pemberi perawatan langsung (care giver)
Perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah
terkait denan kebutuhan keamanan.
2. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga agar klien dan keluarga
melakukan program asuhan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara mandiri
, dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga.
3. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau
melakukan pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga .
4. Konsultan
Perawat sebgai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga.
Agar keluarga mau meminta nasihat kepada perawat maka hubungan perawat keluarga
harus dibina dengan baik , perawat arus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
5. Kolaborasi
Perawat juga harus berkerja sama dengan Lintas program maupun secara lintas skotral
dalam pemenuhan kebutuan keamanan keluarga untuk mecapai kesehatan dan keamanan
keluarga yang optimal.
6. Fasilitator
Perawat harus menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien
dan keluarga sehingga faktor resiko dalam ketidakpemenuhan keamanan dapat diatasi.
7. Penemu Kasus/Masalah
Perawat mengedintifikasi masalah keamanan secara dini , sehinga tidak terjadi cidera
atau resiko jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanan.
8. Modifikasi Lingkungan
Perawat dpat memodifikasi linkungan baik rumah maupun lingkungan masyarakat agar
tercapai linkungan yag sehat dalam menjunjung pemenuhan kebutuhan keamanan.
SAFETY
Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan
aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik,
emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan,
kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan.
Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat
individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres
dan meningkatkan kesehatan umum.
Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman
terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis,
thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan
fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety
atau memberikan lingkungan yang aman.
Sedangkan keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan. Kecelakaan adalah kejadian
yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan
kerugian.
Karakteristik keamanan dan keselamatan :
1. Pervasiveness (insidensi)
Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi semua hal.
Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya
seperti makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain.
2. Perception (persepsi)
Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi
aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan
keamanan dapat efektif jika individu mengerti dan menerima bahaya
secara akurat.
3. Management (pengaturan)
Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien akan
melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah
praktek keamanan. Pencegahan adalah karakteristik mayor dari
keamanan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan dan keselamatan :
1. Usia
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan pengkajian akurat tentang
lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap
tumbuh kembangnya sekaligus tindakan pencegahannya.
2. Gaya Hidup
3. Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal
didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses
dengan obat-obatan atau zat aditif berbahaya.
4. Status mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan keseimbangan/koordinasi memiliki resiko
untuk terjadinya cedera.
5. Gangguan sensori persepsi
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan seseorang. Klien dengan
gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera.
6. Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan berespon tepat melalui proses
berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar
atau setengah sadar, klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan
hipnotik.
7. Status emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya lingkungan. Contohnya situasi
penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi
cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.
8. Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera.
Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol
tanda bahaya.
9. Pengetahuan pencegahan kecelakaan
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada dalam
lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap individu perlu
mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.
10. Faktor lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera baik di rumah,
tempat kerja, dan jalanan.
11. Informasi / komunikasi
Gangguan komunikasi seperti afasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
12. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
Antibiotic dapat menimbulkan resisten dan syok anafilaktik.
13. Keadaan imunitas
Gangguan imunitas akan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
penyakit.
14. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih
Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit.
15. Status nutrisi
Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah terserang penyakit, demikian
sebaliknya kelebihan nutrisi berresiko terhadap penyakit tertentu.
16. Tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
Penata pelaksanaan untuk pemenuhan kebutuhan keamanan
dan keselamatan :
1. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia
2. Mempertahankan kondisi aman dari api dan kebakaran
3. Mencegah terjadinya jatuh pada klien
4. Melakukan tindakan pengamanan pada klien kejang
5. Memberikan pertolongan bila terjadi keracunan
6. Memberikan pertolongan bagi klien yang terkena sengatan listrik
7. Melakukan penanganan bagi klien yang terpapar kebisingan
8. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami
tersedak.
9. Melakukan perlindungan terhadap radiasi
10. Melakukan pemasangan restrain pada klien
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
MASALAH KEAMANAN
I. HAL – HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN
• Riwayat keperawatan :
• Riwayat cedera atau jatuh
• Riwayat imunisasi
• Riwayat infeksi akut atau kronik
• Terapi yang sedang dijalani
• Stressor emosional : ekspresi verbal dan non verbal, gaya hidup.
• Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan fisik.
• Status nutrisi.
• Tingkat kesadaran, kelemahan fisik, imobilisasi, penggunaan alat bantu.
1. Pemeriksaan fisik :
1. Infeksi local, terbatas pada kulit dan membrane mukosa. Tanda – tandanya meliputi
bengkak, kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi gerak.
2. Infeksi sistemik, tanda – tandanya meliputi demam, peningkatan frekuensi nadi dan
pernafasan, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, pembesaran kelenjar di area
infeksi.
3. Sistem Neurologis : Status mental, Tingkat kesadaran, Fungsi sensori, Sistem reflek,
Sistem koordinasi, Test pendengaran, penglihatan dan pembauan, Sensivitas terhadap
lingkungan
4. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi : Toleransi terhadap aktivitas, Nyeri dada, Kesulitan
bernafas saat aktivitas, Frekuensi nafas, tekanan darah dan denyut nadi
5. Integritas kulit : Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien, Kaji adanya luka, scar, dan lesi,
Kaji tingkat perawatan diri kulit klien
6. Mobilitas : Inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian, dan tulang klien, Kaji range of
motion klien, Kaji kekuatan otot klien, kaji tingkat ADLs klien
2. Pemeriksaan penunjang :
Berupa data laboratorium yang menunjukkan adanya infeksi meliputi peningkatan
angka leukosit, penignkatan laju enap darah, dan kultur urin, darah serta secret
menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Resiko Infeksi
2.Resiko Cedera
3.Kurang Pengetahuan
III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Resiko Infeksi
NOC :
Kontrol Resiko
Kriteria hasil :
•Klien bebas dari tanda – tanda infeksi
•Klien mampu menjelakan tanda dan gejala infeksi
•Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
NIC :
Kontrol Infeksi
• Menjaga kebersihan lingkungan.
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberi perawatan dan pengobatan.
• Menggunakan sarung tangan saat melakukan perawatan.
• Membatasi pengunjung bila perlu.
• Mendorong keluarga untuk mencuci tangan saat masuk dan meninggalkan
ruangan.
• Mendorong klien untuk meningkatkan intake nutrisi, cairan dan istirahat.
• Menekankan memperbanyak intake protein untuk pembentukan system imun.
• Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang cara mencegah infeksi dan
tanda gejala infeksi.
• Mengkaji suhu klien, dan melaporkan jika suhu lebih dari 38° C.
• Memonitor nilai laboratorium.
• Mengkaji warna kulit, tekstur dan turgor.
2. Resiko Cedera
NOC :
Perilaku keamanan : personal
Kriteria hasil :
•Tercapainya keseimbangan tidur dengan istirahat dan aktifitas.
•Digunakannya alat bantu yang tepat.
•Digunakannya alat pelindung diri yang tepat.
•Tindakan yang berresiko tinggi dapat dicegah
•Perilaku keamanan : mencegah jatuh
•Kriteria hasil :
•Digunakannya alat bantu yang tepat.
•Agitasi dan penurunan istirahat dapat terkontrol.
NIC :
Pencegahan jatuh :
• Mengidentifikasi penurunan kognitif dan fisik klien yang dapat meningkatkan potensial
untuk jatuh.
• Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensial untuk
jatuh.
• Membantu klien untuk ambulasi.
• Mengunci roda tempat tidur.
• Memasang side rail.
• Mengkaji TTV dan kepatenan jalan napas.
3. Kurang Pengetahuan
NOC :
Pengetahuan : keamanan personal
Kriteria hasil :
• Klien mampu menjelaskan cara mencegah jatuh.
• Klien mampu mendeskripsikan cara mengurangi resiko cedera.
• Klien mampu menjelaskan prosedur emergensi.
• Klien mampu mendeskripsikan perilaku yang berresiko tinggi menimbulkan cedera.
NIC :
Teaching individual
• Menentukan kebutuhan pengajaran pada klien.
Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang perlindungan
diri.
• Mengkaji kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif klien dan
keluarga.
• Menentukaan kemampuan klien dan keluarga untuk mendapatkan
informasi baru.
• Menentukan motivasi klien dan keluarga untuk mendapatkan
informasi.
• Mengidentifikasi tujuan belajar yang dibutuhkan.
• Memberikan reinforcement positif kepada klien dan keluarga.
• Memperbaiki atau meluruskan informasi klien dan keluarga yang
salah
PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt

More Related Content

Similar to PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt

Tingkah Laku Sakit
Tingkah Laku SakitTingkah Laku Sakit
Tingkah Laku Sakitpjj_kemenkes
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxNandaMaisyuri1
 
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...Yolly Finolla
 
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-buku
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-bukuAsuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-buku
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-bukurasya_wirayudha
 
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Lydia Ungam
 
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxTeori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxazhp49
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin Amq
 
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusia
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusiaambon Syarifudin, rumah pertobatan manusia
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin Amq
 
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Ika Asyikah
 
Paradigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingParadigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingYabniel Lit Jingga
 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxPENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxNoveldiPitna
 
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docx
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docxKonsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docx
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docxcitraliajanuarty
 
Tinjauan teori ulkus
Tinjauan teori ulkusTinjauan teori ulkus
Tinjauan teori ulkusFriday Gruupi
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaSariana Csg
 

Similar to PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt (20)

Tingkah Laku Sakit
Tingkah Laku SakitTingkah Laku Sakit
Tingkah Laku Sakit
 
Askep hiv holistik care
Askep hiv holistik careAskep hiv holistik care
Askep hiv holistik care
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...
Model Konseptual Florence Nightingale dan Virginia Henderson Pada Keperawatan...
 
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-buku
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-bukuAsuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-buku
Asuhan keperawatan-pada-pasien-hiv-menurut-jurnal-dan-buku
 
Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)Health and wellness (mpu3313)
Health and wellness (mpu3313)
 
Ltm 1 kd 1
Ltm 1 kd 1Ltm 1 kd 1
Ltm 1 kd 1
 
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptxTeori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
Teori-Keperawatan-Menurut-Dorothy-Orem.pptx
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
 
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusia
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusiaambon Syarifudin, rumah pertobatan manusia
ambon Syarifudin, rumah pertobatan manusia
 
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
Pelayanan fisioterapi (mapel) kel 4
 
Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1
 
Paradigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene kingParadigma keperawatan menurut imogene king
Paradigma keperawatan menurut imogene king
 
Ppt sehat saKIT
Ppt sehat saKITPpt sehat saKIT
Ppt sehat saKIT
 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docxPENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICU.docx
 
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docx
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docxKonsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docx
Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik.docx
 
RPS KKPK.pdf
RPS KKPK.pdfRPS KKPK.pdf
RPS KKPK.pdf
 
Tinjauan teori ulkus
Tinjauan teori ulkusTinjauan teori ulkus
Tinjauan teori ulkus
 
Konsep manusia
Konsep manusiaKonsep manusia
Konsep manusia
 
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat KerjaMakalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
Makalah Faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 

Recently uploaded (13)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 

PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-12.ppt

  • 1. PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN PERTEMUAN KE 12 ETY NURHAYATI S.Kp., M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat KEPERAWATAN DASAR 1 NEXT
  • 2. VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
  • 5. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mahasiswa/I diharapkan mampu memahami konsep dan prinsip Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman 2. Mahasiswa/I mampu memahami Asuhan Keperawatan (ASKEP) Kebutuhan Aman dan Nyaman
  • 6. Pengertian Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia : 1). Penyakit; keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. 2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
  • 7. Lanjutan 3). Konsep diri; terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
  • 8.  Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. o Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi : 1. Bernafas dengan normal 2. Makan dan minum cukup. 3. Pembuangan eliminassi tubuh. 4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman. 5. Tidur dan istirahat. 6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian. 7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
  • 9. 8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit 9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain. 10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat. 11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang. 12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan. 13. Kebutuhan bermain dan rekreasi 14. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
  • 10. Apa itu definisi keamanan dan keselamatan ? Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis,, kimiawi, retmal dan bakteriologis.
  • 11.  Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan 1) Keselamatan Fisik a. Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. b. Keselamatan Psikologis Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan.
  • 12. Misalnya, orang yang sakit atau acat lebih rentan untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya.  Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
  • 13. 1. Oksigen Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida. 2. Kelembaban Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat 3. Nutrisi Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
  • 14.  Macam-macam bahaya atau kecelakaan: 1. Di rumah: Suatu peristiwa atau kejadian yang berakibat sakit atau cedera fisik bagi pemilik rumah atau kerusakan harta milik orang rumah tersebut. Contoh; terkena sengatan listrik / kesetrum 2. Di Rumah Sakit: Suatu peristiwa atau kejadian yang disebabkan oleh factor biologi, fisik, kimia, fisiologi atau ergonomi dan psikologi dapat menyebabkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja akibat pekerja, pengunjung, pasien, dan masyarakat disekitar lingkungan rumah sakit. Contoh: tertusuk jarum suntik atau jarum jahit bekas pasien 3. Cahaya: Sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Contoh: apabila munculnya cahaya berlebihan dari billboard maka akan mengganggu orang yang sedang tidur
  • 15. 4. kebisingan: Sumber bahaya dari faktor fisika ditempat kerja, yang sumber bahaya tersebut perlu dikendalikan agar tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja. Contoh: bising impulsive (berulang) yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara mesin tempa 5. Cedera: Kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam jumlah yang melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau akibat dari kurangnya 1 atau lebih elemen penting. Contoh: Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak disekitar daerah yang cedera. 6. Peralatan medis: Peralatan yang digunakan oleh tenaga medis Contoh: benda-benda bergerak yang dapat membentur (ranjang pasien atau kursi roda)
  • 16.  Cara Meningkatkan keamanan: 1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri 2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah 3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti 4. Penghalang sisi tempat tidur 5. Bel yg mudah dijangkau 6. Meja yang mudah dijangkau 7. Kereta dorong ada penghalangnya 8. Kebersihan lantau 9. Prosedur tindakan.
  • 17. Definisi kenyamanan Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
  • 18.  Kenyamanan dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial. c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan). d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
  • 19. • Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan : 1. Emosi 2. Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 3. Status Mobilisasi 4. Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury 5. Gangguan Persepsi Sensory 6. Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan 7. Keadaan Imunits 8. Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit
  • 20. 9. Tingkat Kesadaran 10. Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. 11. Informasi atau Komunikasi 12. Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 13. Gangguan Tingkat Pengetahuan 14. Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya. 15. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok 16. Status nutrisi
  • 21. 17. Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. 18. Usia 19. Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri 20. Jenis Kelamin 21. Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya. 22. Kebudayaan 23. Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
  • 22. Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah jatuh, kecelakaan yang disebabkan oleh klien, kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur, dan kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan alat. (Potter&Perry, 2005). 1. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu, masalah pada sikap berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan beberapa kategori diagnose tertentu seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan penggunaan obat-obatan dan interaksi obat juga dapat menyebabkan jatuh modifikasi dalam lingkungan pelayanan kesehatan dengan mudah mengurangi resiko jatuh.
  • 23. • Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh : 1. Orientasikan klien terhadap lingkungan fisik sekitarnya 2. Jelaskan penggunaan system bel pemanggil 3. Kaji resiko klien untuk jatuh 4. Tempatkan klien yang beresiko jatuh dekat dengan ruangan perawat 5. Ingatkan seluruh petugas terhadap resiko klien jatuh 6. Instruksikan klien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien bangun dari tempat tidur 7. Jawablah panggilan bel klien dengan cepat 8. Jaga agar tempat tidur klien tetap berada pada posisi rendah dengan sisi pembatas tempat tidur yang terpasang jika diperlukan 9. Jaga barang-barang pribasi tetap berada dalam jangkuan klien 10. Kurangi keributan 11. Kunci seluruh temapt tidur, kursi roda atau brankar 12. Observasi klien secara teratur 13. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien (Potter&Perry, 2005).
  • 24. 2. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien. Menurut jurnal Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana, system gas medic harus diatur seperti berikut : 1. gas medik disimpan dengan benar dan dipasang dalam area berventilasi cukup area penyimpanan dengan kompartemen. 2. lokasi yang benar dan aman untuk penyimpanan gas medik. 3. untuk penggunaan di rumah sakit gas medik harus dalam pipa, minimum penyimpanan selama minimum 7 (tujuh) hari. 4. untuk rumah sakit yang menggunakan silinder individual, penyimpanan minimum untuk 3 (tiga) hari. 5. tangki mempunyai segel (seal) utuh dan aman dari pemasok
  • 25. 3. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Kualitas pelayanan dalam rumah sakit dapat ditingkatkan apabila didukung oleh peningkatan kualitas fasilitas fisik. Ruang rawat inap merupakan salah satu wujud fasilitas fisik yang penting keberadaannya bagi pelayanan pasien. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruh kenyamanan pasien selama menjalani rawat inap, disamping juga berpengaruh bagi kelancaran paramedis dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani pasien.( Adi Santosa) Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pada rumah sakit intensitas pencahayaan antara lain sebagai berikut: 1. untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux dengan warna cahaya sedang, 2. pada saat tidur maksimum 50 lux, 3. koridor minimal 60 lux, 4. tangga minimal 100 lux, dan 5. toilet minimal 100 lux. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan silau dan intensitasnya sesuai dengan peruntukannya.
  • 26. 4. Kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal ini meliputi kesalahan pemberian medikasi dan cairan. Perawat dapat melaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kecelakaan. Menurut jurnal PENGEMBANGAN BUDAYA PATIENT SAFETY DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN oleh Lia Mulyati dan Asep Sufyan ada enam (6) cara pemberian obat, antara lain : Enam benar pemberian obat : a. Tepat obat: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya memberikan obat yang didiapkan diri sendiri. b. Tepat dosis: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos obat. c. Tepat waktu: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30 menit. d. Tepat pasien: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasien e. Tepat cara pemberian: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat. f. Tepat dokumentasi: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
  • 27. Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanismelepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi. Adapun teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan menurut WHO (2007) yaitu sebagai berikut ; a. Dimulai cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan bersih. b. Menggunakan sabun cair atau sabun batangan, menggosokan sabun tersebut sampai berbusa banyak. c. Menggosokan ke bagian punggung tangan dengan jari tangan menjalin secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali. d. Mengepalkan salah satu tangan dan menggosokan ke permukaan tangan lainnya dimulai dengan menggosokan buku-buku jari tangan, kuku tangan, dan ujung-ujung jari tangan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali e. Memutar-mutar ibu jari tangan dengan salah satu tangan yang dilakukan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga) kali. f. Membilas tangan dengan air mengalir mulai dari permukaan tangan sampai dengan sikut tangan. g. Mengeringkan tangan.
  • 28. 5. Kecelakaan yang disebabkan peralatan Kecelakaan yang disebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan tidak berfungsi, rusak atau salah digunakan. Hal-hal yang dapat terjadi antara lain kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena listrik atau anestetik. Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system listrik adalah sebagai berikut : 1. Sistem kelistrikan: 1) Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas rumah sakit (ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk untuk ruang operasi, perawatan intensif dan lorong). 2) Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase, 4 kawat dipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah yang lebih besar untuk effisiensi jangka panjang. 3) Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi dari bencana alam dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton yang diperkuat; ketinggian lantainya lebih tinggi dari tanah. 4) Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang dengan pengikat (bracket) khusus yang memungkinkan gerakan tetapi mencegahnya dari terjungkir.
  • 29. 5) mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem buangan harus dibuat dalam bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas rumah sakit dan unit dilengkapi dengan isolator getaran jika generator berada di dalam bangunan. 6) generator dilengkapi dengan sakelar pemindah otomatis. 7) menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah terbakar (yaitu jenis kering, resin epoxy atau minyak silikon atau minyak temperatur tinggi) 8) menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat standar, lebih disukai dengan insulasi thermoplastik nilon tahan panas tinggi dan kabel dipasang erat dan dikencangkan pada pemutus arus (CB) atau sakelar atau pengaman kawat. 9) Pemutus beban, kontaktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar tanpa pengaman lebur yang terpasang dalam panel control harus terproteksi. 10) Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak harusdilengkapi dengan pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS = Gawai Proteksi Arus Sisa). 11) Kotak kontak (stop kontak, outlet) dilengkapi dengan kutup pembumian. 12) Bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus, dibumikan dengan benar, termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan, duct dan tray. 13) Panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti standar SNI 0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan diproteksi dengan electrical surge suppressor. 14) Semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit pemadam api kimia ringan 15) Pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasuk halaman.
  • 30. 15) Sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan pencahayaan; konduit baja kaku atau konduit metal menengah untuk sistem deteksi dan alarm; PVC untuk telepon, intekom, CCTV, kabel TV, jaringan data komputer. 16) Menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi dan tabung merkuri tanpa merkuri. 18) Sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah. 19) Listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan dalam seluruh area ktiris. 20) Luminus (armatur) lampu eksit dengan batere cadangan.
  • 31.  Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melengkapi system alarm. Menurut kemenkes Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal system pemadam kebakaran adalah : 1. Sistem Pemadam Kebakaran (1) Sistem alarm, deteksi dan pemadaman harus dihubungkan dengan sistem alarm kebakaran otomatis, sistem deteksi panas dan/atau sistem pemadam kebakaran otomatik. (2) Sistem alarm kebakaran dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. (3) Sistem alarm kebakaran di monitor oleh pos pemadam kebakaran atau agen monitor yang terakreditasi. (4) Deteksi panas dan asap dipasang di koridor rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas penyandang cacat.
  • 32. Detektor asap harus tidak dipasang terlalu jauh dari 9 (sembilan) meter dari titik pusatnya dan lebih dari 4 (empat) dan 6 (enam) sampai 10 meter dari setiap dinding. (6) Menggunakan zat pemadaman yang ramah lingkungan, effektif dan kerusakan yang diakibatkannya kecil. (7) Setiap ruangan dilengkapi dengan alat pemadam api ringan. (8) Direkomendasikan alat pemadam api ringan; untuk peralatan elektrikal dan elektronik menggunakan carbon dioksida, untuk layanan umum menggunakan alat pemadam api ringan jenis ABC. (9) Dengan pipa tegak basah lengkap dengan perlengkapannya. (10) Mempunyai program keselamatan terhadap kebakaran dengan mengutamakan sebagai berikut :
  • 33. a. Di organisasi oleh dinas kebakaran yang melakukan seminar, pelatihan pemadaman api, pelatihan evakuasi dalam situasi kebakaran, pelatihan pada saat terjadinya gempa bumi, b. Melakukan pelatihan pemadaman api dan evakuasi pada situasi kebakaran c. Melakukan penanggulangan kebakaran, latihan pencegahan dan pemadaman kebakaran. d. Tersedia peralatan pemadam kebakaran. e. Pemeliharaan pencegahan dari peralatan pemadam kebakaran. f. Tersedia gambar eksit kebakaran dan gambar ketentuan evakuasi melalui eksit kebakaran di tempat yang menyolok pada setiap tingkat lantai.
  • 34. 2. Sistem Eksit Darurat 1. Lantai balok dari jalan keluar diterangi pada semua titik termasuk sudut dan persimpangan dari koridor dan lorong, bordes tangga dan pintu eksit dengan lampu yang mempunyai lumen minimal 0,001 lumen per cm2 2. Sumber pencahayaan mudah diakses dan andal, seperti layanan listrik PLN. 3. Fasilitas pencahayaan darurat dijaga dengan tingkat iluminasi tertentu pada kejadian kegagalan pencahayaan normal untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 1 jam. 4. Tanda arah “EKSIT” diterangi, dengan warna khusus, dengan sumber yang andal, 0,005 lumen per cm2. 5. Tinggi huruf dari tanda arah 15 cm dengan huruf yang menonjol dengan lebar tidak kurang dari 19 mm. 6. Lengkapi luminous (armature) penunjuk arah eksit pada dinding dan diletakkan 30 cm atau lebih lebih rendah dari permukaan lantai.
  • 35.  Jika terjadi kebakaran, maka perawat harus melindungi klien dari cedera, melaporkan lokasi kebakaran, dan membatasi lokasi penyebaran api. Salah satu tingkatan yang sangat membantu untuk membuat prioritas saat terjadi kebakaran adalah RACE: Rescue, Alarm, Confine, dan Extinguish. Penyelamatan dan pemindahan seluruh klien dari berbahaya yang mengancam. Dengan menggunakan prosedur peringatan berbahaya untuk melaporkan lokasi kebakaran, maka petugas harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran atau memadamkan kebakaran (misalnya menutup pintu dan jendela, mematikan oksigen dan alat-alat listrik dan menggunakan alat pemadan kebakaran). •Klien yang terjebak dalam kebakaran, berapapun besarnya kebakaran tersebut, berada dalam resiko dan haruus dipindahkan ke area lain. •Jika klien menggunakan oksigen tetapi tidak menjadi pendukung kehidupannya, maka perawat dapat melepaskan oksigen tersebut •Jika klien menggunakan oksigen sebagai pendukung kehidupannya maka perawat harus mempertahannkan status pernapasan klien secara manual dengan menggunakan ambubag sampai klien terlepas dari ancaman kebakaran. •Klien yang bisa berjalan dapat diarahakan untuk berjalan sendiri kearah yang aman dan pada beberapa kasus mungkin dapat dibantu denga kursi roda •Klien yang berbaring di tempat tidur umunya dipindahkan dengan menggunakan brankar, temapat tidur atau kursi roda •Jika tidak ada satupun metode yang dapat digunakan, maka klien harus diangkat dari ares tersebut
  • 36. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan : 1. Jangan panik 2. Hentikan Perdarahan 3. Waspadai Gejala syok 4. Jangan Buru – buru memindakan korban 5. Cari Bantuan 6. Kirim Korban ke rumah sakit 7. Jangan Lupa catat nama korban , tempat kejadian , sebab atau macam kecelakaan , pertolongan yang diberikan dan laporan kejadian.
  • 37. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah terkait dengan ketidaktepenuhinya kebutuhan keamanan. - Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai beikut: 1. Pemberi perawatan langsung (care giver) Perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah terkait denan kebutuhan keamanan. 2. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuhan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara mandiri , dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga. 3. Pengawas Kesehatan Perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga .
  • 38. 4. Konsultan Perawat sebgai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasihat kepada perawat maka hubungan perawat keluarga harus dibina dengan baik , perawat arus bersikap terbuka dan dapat dipercaya 5. Kolaborasi Perawat juga harus berkerja sama dengan Lintas program maupun secara lintas skotral dalam pemenuhan kebutuan keamanan keluarga untuk mecapai kesehatan dan keamanan keluarga yang optimal. 6. Fasilitator Perawat harus menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluarga sehingga faktor resiko dalam ketidakpemenuhan keamanan dapat diatasi. 7. Penemu Kasus/Masalah Perawat mengedintifikasi masalah keamanan secara dini , sehinga tidak terjadi cidera atau resiko jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanan. 8. Modifikasi Lingkungan Perawat dpat memodifikasi linkungan baik rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercapai linkungan yag sehat dalam menjunjung pemenuhan kebutuhan keamanan.
  • 39. SAFETY Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan. Keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum. Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman. Sedangkan keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian.
  • 40. Karakteristik keamanan dan keselamatan : 1. Pervasiveness (insidensi) Keamanan bersifat pervasive artinya luas mempengaruhi semua hal. Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain. 2. Perception (persepsi) Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif jika individu mengerti dan menerima bahaya secara akurat. 3. Management (pengaturan) Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek keamanan. Pencegahan adalah karakteristik mayor dari keamanan.
  • 41. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan dan keselamatan : 1. Usia Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus tindakan pencegahannya. 2. Gaya Hidup 3. Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif berbahaya. 4. Status mobilisasi Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera. 5. Gangguan sensori persepsi Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera. 6. Tingkat kesadaran Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar, klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan hipnotik. 7. Status emosional Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan. 8. Kemampuan komunikasi Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.
  • 42. 9. Pengetahuan pencegahan kecelakaan Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera. 10. Faktor lingkungan Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan. 11. Informasi / komunikasi Gangguan komunikasi seperti afasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 12. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional Antibiotic dapat menimbulkan resisten dan syok anafilaktik. 13. Keadaan imunitas Gangguan imunitas akan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit. 14. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih Sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit. 15. Status nutrisi Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah terserang penyakit, demikian sebaliknya kelebihan nutrisi berresiko terhadap penyakit tertentu. 16. Tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
  • 43. Penata pelaksanaan untuk pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan : 1. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia 2. Mempertahankan kondisi aman dari api dan kebakaran 3. Mencegah terjadinya jatuh pada klien 4. Melakukan tindakan pengamanan pada klien kejang 5. Memberikan pertolongan bila terjadi keracunan 6. Memberikan pertolongan bagi klien yang terkena sengatan listrik 7. Melakukan penanganan bagi klien yang terpapar kebisingan 8. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami tersedak. 9. Melakukan perlindungan terhadap radiasi 10. Melakukan pemasangan restrain pada klien
  • 44. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH KEAMANAN I. HAL – HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN • Riwayat keperawatan : • Riwayat cedera atau jatuh • Riwayat imunisasi • Riwayat infeksi akut atau kronik • Terapi yang sedang dijalani • Stressor emosional : ekspresi verbal dan non verbal, gaya hidup. • Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan fisik. • Status nutrisi. • Tingkat kesadaran, kelemahan fisik, imobilisasi, penggunaan alat bantu.
  • 45. 1. Pemeriksaan fisik : 1. Infeksi local, terbatas pada kulit dan membrane mukosa. Tanda – tandanya meliputi bengkak, kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi gerak. 2. Infeksi sistemik, tanda – tandanya meliputi demam, peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, pembesaran kelenjar di area infeksi. 3. Sistem Neurologis : Status mental, Tingkat kesadaran, Fungsi sensori, Sistem reflek, Sistem koordinasi, Test pendengaran, penglihatan dan pembauan, Sensivitas terhadap lingkungan 4. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi : Toleransi terhadap aktivitas, Nyeri dada, Kesulitan bernafas saat aktivitas, Frekuensi nafas, tekanan darah dan denyut nadi 5. Integritas kulit : Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien, Kaji adanya luka, scar, dan lesi, Kaji tingkat perawatan diri kulit klien 6. Mobilitas : Inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian, dan tulang klien, Kaji range of motion klien, Kaji kekuatan otot klien, kaji tingkat ADLs klien 2. Pemeriksaan penunjang : Berupa data laboratorium yang menunjukkan adanya infeksi meliputi peningkatan angka leukosit, penignkatan laju enap darah, dan kultur urin, darah serta secret menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen.
  • 46. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Resiko Infeksi 2.Resiko Cedera 3.Kurang Pengetahuan III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Resiko Infeksi NOC : Kontrol Resiko Kriteria hasil : •Klien bebas dari tanda – tanda infeksi •Klien mampu menjelakan tanda dan gejala infeksi •Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
  • 47. NIC : Kontrol Infeksi • Menjaga kebersihan lingkungan. • Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberi perawatan dan pengobatan. • Menggunakan sarung tangan saat melakukan perawatan. • Membatasi pengunjung bila perlu. • Mendorong keluarga untuk mencuci tangan saat masuk dan meninggalkan ruangan. • Mendorong klien untuk meningkatkan intake nutrisi, cairan dan istirahat. • Menekankan memperbanyak intake protein untuk pembentukan system imun. • Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang cara mencegah infeksi dan tanda gejala infeksi. • Mengkaji suhu klien, dan melaporkan jika suhu lebih dari 38° C. • Memonitor nilai laboratorium. • Mengkaji warna kulit, tekstur dan turgor.
  • 48. 2. Resiko Cedera NOC : Perilaku keamanan : personal Kriteria hasil : •Tercapainya keseimbangan tidur dengan istirahat dan aktifitas. •Digunakannya alat bantu yang tepat. •Digunakannya alat pelindung diri yang tepat. •Tindakan yang berresiko tinggi dapat dicegah •Perilaku keamanan : mencegah jatuh •Kriteria hasil : •Digunakannya alat bantu yang tepat. •Agitasi dan penurunan istirahat dapat terkontrol.
  • 49. NIC : Pencegahan jatuh : • Mengidentifikasi penurunan kognitif dan fisik klien yang dapat meningkatkan potensial untuk jatuh. • Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensial untuk jatuh. • Membantu klien untuk ambulasi. • Mengunci roda tempat tidur. • Memasang side rail. • Mengkaji TTV dan kepatenan jalan napas. 3. Kurang Pengetahuan NOC : Pengetahuan : keamanan personal Kriteria hasil : • Klien mampu menjelaskan cara mencegah jatuh. • Klien mampu mendeskripsikan cara mengurangi resiko cedera. • Klien mampu menjelaskan prosedur emergensi. • Klien mampu mendeskripsikan perilaku yang berresiko tinggi menimbulkan cedera.
  • 50. NIC : Teaching individual • Menentukan kebutuhan pengajaran pada klien. Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang perlindungan diri. • Mengkaji kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif klien dan keluarga. • Menentukaan kemampuan klien dan keluarga untuk mendapatkan informasi baru. • Menentukan motivasi klien dan keluarga untuk mendapatkan informasi. • Mengidentifikasi tujuan belajar yang dibutuhkan. • Memberikan reinforcement positif kepada klien dan keluarga. • Memperbaiki atau meluruskan informasi klien dan keluarga yang salah