SlideShare a Scribd company logo
POTENSI BAHAYA BIOLOGI
                  ( Insect Bite & Snake Bite )


 Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
                        Kesehatan Kerja




                         Disusun oleh :
                        IPAN JUANDA
                         0312210 – 13




PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

                     STIKES BINAWAN

                             2012
BAB I
                                        PENDAHULUAN

A.      Latar belakang

         Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa
tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

        Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya
adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem
kerja. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1)
manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk
peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan.

        Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam
rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan
kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :

1.     faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang
       digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
2.     faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang
       bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil
       akhir;
3.     faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang
       melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik
       maupun psikis.

Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan
antara lain sebagai berikut :

1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan
   terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim
   (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan
   dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
     contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat
     tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap;
     daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

3    Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman
     penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang
     menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal
     dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.

4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan
   ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
   melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,
   pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja
   ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-
   aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
   penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
   temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,
   kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya
   latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi
   dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
   bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan
   peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

B.      Tujuan

Penyusunan makalah di susun untuk mempelajari potensi bahaya di tempat kerja terkait potensi
bahaya biologis yang disebabkan dari jenis fauna yang memiliki sengatan dan gigitan yang mematikan
(Insect Bite & Snake Bite ).

C.      Perumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan binatang berbahaya ?
2.      Penyebab gigitan serangga & binatang berbisa
3.      Penjelasan gigitan dan sengatan (Insect Bite & Snake Bite)
4.      Gejala akibat gigitan
5.      Potensi bahaya biologis (Insect Bite & Snake Bite) di tempat kerja
6.      Penatalaksanaan gigitan serangga & binatang berbisa
7.      Pertolongan Pertama
BAB II
                                          PEMBAHASAN


A.     Faktor Biologis

         Faktor biologis ditempat kerja biasanya dikenal dalam bentuk microorganisme seperti virus,
bakteri, jamur, protozoa, cacing, kutu, pinjal, tumbuhan dan juga dalam bentuk microorganisme seperti
binatang berbisa, binatang buas dan lain-lain, dalam makalah ini akan di jelaskan hanya Faktor biologis
dalam bentuk binatang berbisa yang memiliki sengatan dan gigitan yang berbahaya bagi manusia.

1.     Binatang Berbahaya

        Binatang Liar adalah semua binatang yg hidup di darat dan di air yg masih mempunyai sifat liar,
baik yg hidup bebas maupun yg dipelihara oleh manusia, Binatang berbisa seperti ular, kalajengking,
lipan,dan lain-lain biasanya terdapat pada kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan.demikian
pula binatang-binatang buas seperti macan,buaya,beruang dan lain-lain (golongan macroorganisme).
Hazards biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya kehidupan binatang
yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus).
Akan tetapi untuk jenis2 bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi
kesehatan. Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat mengggangu
keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah hutan mempunyai resiko terhadap
ancaman binatnag buas. Sedangkan binatang seperti nyamuk, lalat, dan tikus dapat menyebabkan
penyakit menular.

2.     Penyebab Gigitan Serangga & Gigitan Binatang Berbisa

        Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau
diganggu. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk
melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun
dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga
juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat. Lebah, tawon, penyengat, si jaket
kuning, dan semut api adalah anggota keluarga Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat
menyebabkan reaksi yang cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang
diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular.
Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat. Ketika lebah menyengat, dia melepaskan
seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat
berkali-kali karena tawon tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api
menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat
menyengat bisa berkali-kali.
3.     Gigitan dan sengatan

3.1. Insect Bites
Adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan,
rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga
ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Beberapa contoh masalah serius yang
diakibatkan oleh gigitan atau serangan gigitan serangga diantaranya adalah:
Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan
dan membutuhkan pertolongan darurat. Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
•        Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan
         masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital)
•         Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan
•         Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir
         (angioedema)
•         Pusing dan kacau
•         Mual, diare, dan nyeri pada perut
•         Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
         Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.
Berikut beberapa jenis serangga yang berbahaya :
•        Semut api merupakan jenis semut yang paling berbahaya di dunia. Racun atau bisa semut ini
         bisa berakibat fatal bahkan kematian korbannya. Dilaporkan 20 kematian setiap tahunnya
         karena sengatan semut beracun ini. Bila terkena sengatan anda akan merasakan panas seperti
         luka bakar,pembengkakan yang sangat menyakitkan,dan kematian jika ada reaksi alergi. Semut
         api ini bisa ditemukan di Asia, Amerika dan Eropa.




•      Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex,
       Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus Sewaktu
       nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan disebut juga probosis.
       Lalu terdapat pisau yang akan merobek kulit korban maju mundur hingga menemukan urat
       darah, setelah itu baru darah yang ada dihisap. Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air
       liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang ia hisap membeku. Proses ini
       berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh padahal
       tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat.
       Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan terbang. Air liur nyamuk yang
       tertinggal di kulit korban akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu,
       terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal
selain itu nyamuk dikenal sebagai penyebar virus seperti malaria, demam berdarah dan
    chikungunya




•   Laba-laba janda (widow) Black Widow Spider adalah laba-laba yang mudah untuk dikenali oleh
    tanda merah yang khas pada perutnya. Ini adalah laba-laba janda besar yang biasa ditemukan di
    seluruh dunia dan umumnya terkait dengan habitat perkotaan atau daerah pertanian. Black
    Widow racunnya sangat kuat 15 kali lebih kuat dari racun ular derik.




•   Kalajengking adalah serangga berbisa yang sangat mematikan di dunia. Serangga berkaki
    delapan ini menyuntikkan bisa melalui ujung ekornya yang menyebabkan kematian
    paling fatal. Dalam setahun saja, sekitar 800 bahkan hingga 2.000 orang meninggal
    akibat sengatan kalajengking.




•   Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki
    sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah
    semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk
    melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga
    tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya
akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa
       sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi
       pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal




3.2. Snake Bite
Adalah gigitan ular, Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular. Ular
yang berbisa memiliki ciri- ciri :
a.       Bentuk kepala segiempat panjang
b.       Gigi taring kecil
c.       Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :
a.       Bentuk kepala segitiga
b.       Dua gigi taring besar di rahang atas
c.       Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring bisa ular mengandung toksin dan
         enzim yang berasal dari air liur.
Bisa tersebut bersifat:
a.       Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise
         otot – otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang
         terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma.
b.       Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau
         menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat
         lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus
         berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal.
c.        Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
h        aemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
         kerusakan sel-sel otot.
d.       Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.
e.       Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya
         kardiovaskuler.
f.       Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat
         patukan
g.        Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
4.      Gejala Akibat Gigitan

4.1. Gejala dari gigitan serangga (Insect bite) bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam
faktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri,
dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang terkena
gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika luka tersebut
tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut.

4.2. Gejala dan tanda gigitan ular berbisa (Snake Bite) dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor :
•       Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan rasa
        sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan
        melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
•       Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan
        perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari
        luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak
        terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian. Efek sistem saraf : bisa ular elapid
        dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat
        beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum
        mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan
        bernafas, dan kesemutan.
•       Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia
        dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot
        yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat
        menyebabkan gagal ginjal.
•       Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban,
        menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
5.      Potensi Bahaya

Binatang berbisa seperti jenis ular sangat menyukai tempat-tempat lembab , dan gelap untuk
bersembunyi contohnya kolong-kolong kendaraan, dibawah atau disela-sela tumpukan material di
dalam lubang – lubang tanah atau sela-sela batu, sepatu boots pada saat disimpan, diatas pohon dll.
Selalu berhati-hati sebelum bekerja atau menggunakan alat-alat yang bisa terdapat bahaya binatang
berbahaya.




6.      Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa

Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling
sering ini diobati di rumah dengan antihistamin. Jika terjadi infeksi, sangat penting menjaga area gigitan
supaya tidak meluas. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigit serangga juga harus ke
bagian gawat darurat jika:
a.       Mendesah
b.       Sesak nafas
c.       Dada sesak atau sakit
d.       Tenggorokan sakit atau susah berbicara
e.       Pingsan atau lemah
f.       Infeksi

7.      Pertolongan Pertama

1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua.
2) Buat korban tetap tenang
3) Jika terdapat alat penghisap
4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat
5) Monitor tanda-tanda vital korban
6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna
7) Segera dapatkan pertolongan medis.
8) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat akan lama,
   pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit.
9) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek mayor dari luka lokal,
   dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi dengan tekanan.


7.1. Pengobatan Gigitan Serangga Pribadi
Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang
digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun
dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh
serangga (seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak
dibersihkan. Pengobatan dapat juga menggunakan antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl)
dalam bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi gatal-gatal.
Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan



                                               BAB III
                                              PENUTUP

A. Kesimpulan

         Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi, rekognisi,
evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stress, yang timbul di atau dari
tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau
ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga masyarakat. Higene industri dapat dikatakan
sebagai juru bicara antara profesi keselamatan dan kedokteran.Adapun ruang lingkup hygiene industry
terdiri dari antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengontrolan.Potensi bahaya yang terdapat di lingkungan
industry yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, factor biologi, ergonomic dan factor psikologi.

B. Daftar Pustaka

“N.Syamsi, S.Kep. Ns “ Gigitan serangga & binatang berbisa

http://halodokterku.blogspot.com

http://saraung2.blogspot.com

http://ekoteguhprasetiya.blogspot.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Ular

More Related Content

What's hot

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Lilis Suryani Arta
 
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen RisikoPemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Ali Fuad R
 
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKKResume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
Indah Maya Safitri
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi
Ngulya Imroatul
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
yesintabella
 
Konsep analisis risiko
Konsep analisis risikoKonsep analisis risiko
Konsep analisis risiko
Anggita Dewi
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
Muhamad Imam Khairy
 
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
fitrianipoel
 
PPT PBL 2
PPT PBL 2PPT PBL 2
PPT PBL 2
Hrdnt
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
NajMah Usman
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
Manajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuanganManajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuangan
Ahmad Abdul Haq
 
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Rofiqoh Damayanti
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan Bencana
Muhammad Arafat
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
NajMah Usman
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
WiandhariEsaBBPKCilo
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
Syahrum Syuib
 

What's hot (20)

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen RisikoPemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
 
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKKResume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
Resume AKK minggu ke 2: Ilmu AKK
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
 
Konsep analisis risiko
Konsep analisis risikoKonsep analisis risiko
Konsep analisis risiko
 
Pengelolaan risiko (1)
Pengelolaan risiko (1)Pengelolaan risiko (1)
Pengelolaan risiko (1)
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
Essay mef2021 fitriani_universitas andalas_program 100 aplikasi smartmath ber...
 
PPT PBL 2
PPT PBL 2PPT PBL 2
PPT PBL 2
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Manajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuanganManajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuangan
 
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
 
Kesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan BencanaKesehatan Lingkungan Bencana
Kesehatan Lingkungan Bencana
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 

Viewers also liked

Isi makalah iad
Isi makalah iadIsi makalah iad
Isi makalah iad
Yusdiana (UNM)
 
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
riri_hermana
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
Muhammad Arham
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusIda Saumi
 
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknyaSkl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
Herfen Suryati
 
Topik 2 hazard dan risiko
Topik 2 hazard dan risikoTopik 2 hazard dan risiko
Topik 2 hazard dan risiko
Wan Nurhidayati Wan Johari
 
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah MakalahOlahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
Sariana Csg
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Herry Prakoso
 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
Jeff Brenman
 
Healthcare Napkins All
Healthcare Napkins AllHealthcare Napkins All
Healthcare Napkins All
Dan Roam
 

Viewers also liked (10)

Isi makalah iad
Isi makalah iadIsi makalah iad
Isi makalah iad
 
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
Biological hazard dan chemical hazard(SRI_HANDAYANI)
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
Ppt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virusPpt hazard biologi virus
Ppt hazard biologi virus
 
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknyaSkl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
Skl 6. perubahan lingkungan dan dampaknya
 
Topik 2 hazard dan risiko
Topik 2 hazard dan risikoTopik 2 hazard dan risiko
Topik 2 hazard dan risiko
 
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah MakalahOlahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
Olahan Lebah sebagai Pengobatan Alternatif-Sebuah Makalah
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
 
Healthcare Napkins All
Healthcare Napkins AllHealthcare Napkins All
Healthcare Napkins All
 

Similar to Tugas higiene faktor biologi ipan juanda

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdf
MuhIbad1
 
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptxPPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
MohamadPrasetyoHasan
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
RizaAldina1
 
Tugas makalah k3 kelp nanda & jea
Tugas makalah k3 kelp nanda & jeaTugas makalah k3 kelp nanda & jea
Tugas makalah k3 kelp nanda & jeaKim HeaQin
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
AlexBono3
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Agus Candra
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
Ir. Zakaria, M.M
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Alfian Nopara Saifudin
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
edikaputra
 
Ds.kesling
Ds.keslingDs.kesling
Ds.kesling
haryatietty
 
laporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 printlaporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 print
Utari Yolla Sundari
 
Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)
indah genesya
 
Hygiene industri
Hygiene industriHygiene industri
Hygiene industri
Klinik Raphael
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
Sri Siswaty Tahir
 
Mg. IX Hazard.pptx
Mg. IX Hazard.pptxMg. IX Hazard.pptx
Mg. IX Hazard.pptx
puskesmastambaruntun
 
Gmp
GmpGmp
AGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.pptAGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.ppt
ssuser685b7b
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Yohanita Tengku
 

Similar to Tugas higiene faktor biologi ipan juanda (20)

Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdf
 
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptxPPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
PPT K3RS TUGAS 2 - Salin.pptx
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
 
Tugas makalah k3 kelp nanda & jea
Tugas makalah k3 kelp nanda & jeaTugas makalah k3 kelp nanda & jea
Tugas makalah k3 kelp nanda & jea
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 
Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3Dasar kesehatan kerja.sesi3
Dasar kesehatan kerja.sesi3
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Keskerja
KeskerjaKeskerja
Keskerja
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Ds.kesling
Ds.keslingDs.kesling
Ds.kesling
 
laporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 printlaporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 print
 
Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)
 
Hygiene industri
Hygiene industriHygiene industri
Hygiene industri
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 
Mg. IX Hazard.pptx
Mg. IX Hazard.pptxMg. IX Hazard.pptx
Mg. IX Hazard.pptx
 
Gmp
GmpGmp
Gmp
 
AGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.pptAGENT_+PESTISIDA.ppt
AGENT_+PESTISIDA.ppt
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
 

Tugas higiene faktor biologi ipan juanda

  • 1. POTENSI BAHAYA BIOLOGI ( Insect Bite & Snake Bite ) Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan Kerja Disusun oleh : IPAN JUANDA 0312210 – 13 PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA STIKES BINAWAN 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik perusahaan. Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain : 1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri; 2. faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis. Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut : 1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi. 2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
  • 3. melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh. 3 Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi. 4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin. 5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek- aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja. 6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan. B. Tujuan Penyusunan makalah di susun untuk mempelajari potensi bahaya di tempat kerja terkait potensi bahaya biologis yang disebabkan dari jenis fauna yang memiliki sengatan dan gigitan yang mematikan (Insect Bite & Snake Bite ). C. Perumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan binatang berbahaya ? 2. Penyebab gigitan serangga & binatang berbisa 3. Penjelasan gigitan dan sengatan (Insect Bite & Snake Bite) 4. Gejala akibat gigitan 5. Potensi bahaya biologis (Insect Bite & Snake Bite) di tempat kerja 6. Penatalaksanaan gigitan serangga & binatang berbisa 7. Pertolongan Pertama
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Faktor Biologis Faktor biologis ditempat kerja biasanya dikenal dalam bentuk microorganisme seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, kutu, pinjal, tumbuhan dan juga dalam bentuk microorganisme seperti binatang berbisa, binatang buas dan lain-lain, dalam makalah ini akan di jelaskan hanya Faktor biologis dalam bentuk binatang berbisa yang memiliki sengatan dan gigitan yang berbahaya bagi manusia. 1. Binatang Berbahaya Binatang Liar adalah semua binatang yg hidup di darat dan di air yg masih mempunyai sifat liar, baik yg hidup bebas maupun yg dipelihara oleh manusia, Binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan,dan lain-lain biasanya terdapat pada kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan.demikian pula binatang-binatang buas seperti macan,buaya,beruang dan lain-lain (golongan macroorganisme). Hazards biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya kehidupan binatang yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus). Akan tetapi untuk jenis2 bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi kesehatan. Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat mengggangu keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah hutan mempunyai resiko terhadap ancaman binatnag buas. Sedangkan binatang seperti nyamuk, lalat, dan tikus dapat menyebabkan penyakit menular. 2. Penyebab Gigitan Serangga & Gigitan Binatang Berbisa Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau mereka digusar atau diganggu. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan. Gigitan serangga untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat. Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah anggota keluarga Hymenoptera. Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang diakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api berbeda-beda dalam menyengat. Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia mati ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat menyengat berkali-kali karena tawon tidak melepaskan seluruh alat sengatnya setelah ia menyengat. Semut api menyengatkan bisanya dengan menggunakan rahangnya dan memutar tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa berkali-kali.
  • 5. 3. Gigitan dan sengatan 3.1. Insect Bites Adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam beberapa jam sampai berhari-hari. Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan gigitan serangga diantaranya adalah: Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam kahidupan dan membutuhkan pertolongan darurat. Tanda-tanda atau gejalanya adalah: • Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak mendapatkan masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital) • Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau kerongkongan/tenggorokan • Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan selaput lendir (angioedema) • Pusing dan kacau • Mual, diare, dan nyeri pada perut • Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak Gejala tersebut dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi. Berikut beberapa jenis serangga yang berbahaya : • Semut api merupakan jenis semut yang paling berbahaya di dunia. Racun atau bisa semut ini bisa berakibat fatal bahkan kematian korbannya. Dilaporkan 20 kematian setiap tahunnya karena sengatan semut beracun ini. Bila terkena sengatan anda akan merasakan panas seperti luka bakar,pembengkakan yang sangat menyakitkan,dan kematian jika ada reaksi alergi. Semut api ini bisa ditemukan di Asia, Amerika dan Eropa. • Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus Sewaktu nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan disebut juga probosis. Lalu terdapat pisau yang akan merobek kulit korban maju mundur hingga menemukan urat darah, setelah itu baru darah yang ada dihisap. Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air liur yang mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang ia hisap membeku. Proses ini berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh padahal tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah yang cepat dan akurat. Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan terbang. Air liur nyamuk yang tertinggal di kulit korban akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal
  • 6. selain itu nyamuk dikenal sebagai penyebar virus seperti malaria, demam berdarah dan chikungunya • Laba-laba janda (widow) Black Widow Spider adalah laba-laba yang mudah untuk dikenali oleh tanda merah yang khas pada perutnya. Ini adalah laba-laba janda besar yang biasa ditemukan di seluruh dunia dan umumnya terkait dengan habitat perkotaan atau daerah pertanian. Black Widow racunnya sangat kuat 15 kali lebih kuat dari racun ular derik. • Kalajengking adalah serangga berbisa yang sangat mematikan di dunia. Serangga berkaki delapan ini menyuntikkan bisa melalui ujung ekornya yang menyebabkan kematian paling fatal. Dalam setahun saja, sekitar 800 bahkan hingga 2.000 orang meninggal akibat sengatan kalajengking. • Tawon memiliki sengat yang terdapat di ujung abdomennya. Hanya tawon betina yang memiliki sengat, sementara pejantannya tidak memiliki sengat. Sengat tawon sebenarnya adalah semacam saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Tawon menggunakan sengatnya untuk melumpuhkan korbannya dan mempertahankan diri. Sengat tawon tidak bergerigi sehingga tawon bisa menggunakan sengatnya untuk menyengat berulang kali tanpa khawatir sengatnya
  • 7. akan menancap dan tidak bisa dicabut. Sengatan tawon sendiri walaupun menimbulkan rasa sakit biasanya tidak berbahaya bagi manusia, namun pada beberapa orang yang memiliki alergi pada racun tawon, sengatan yang disebabkan oleh tawon bisa berakibat fatal 3.2. Snake Bite Adalah gigitan ular, Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit ular. Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri : a. Bentuk kepala segiempat panjang b. Gigi taring kecil c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti : a. Bentuk kepala segitiga b. Dua gigi taring besar di rahang atas c. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Bisa tersebut bersifat: a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot – otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan otot pernafasan, kardiovaskuler yang terganggu, derajat kesadaran menurun sampai dengan koma. b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis, hematemesis, gagal ginjal. c. Myotoksin: mengakibatkan rhabdomiolisis yang sering berhubungan dengan h aemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung. e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya kardiovaskuler. f. Cytolitik: zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan g. Enzim-enzim: termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
  • 8. 4. Gejala Akibat Gigitan 4.1. Gejala dari gigitan serangga (Insect bite) bermacam-macam dan tergantung dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga tersebut. Kulit yang terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika luka tersebut tidak dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut. 4.2. Gejala dan tanda gigitan ular berbisa (Snake Bite) dapat dibagi ke dalam beberapa kategori mayor : • Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja spp) menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka. • Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan perdarahan organ internal seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian. Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan. • Kematian otot : bisa dari Russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. • Mata : semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban, menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
  • 9.
  • 10. 5. Potensi Bahaya Binatang berbisa seperti jenis ular sangat menyukai tempat-tempat lembab , dan gelap untuk bersembunyi contohnya kolong-kolong kendaraan, dibawah atau disela-sela tumpukan material di dalam lubang – lubang tanah atau sela-sela batu, sepatu boots pada saat disimpan, diatas pohon dll. Selalu berhati-hati sebelum bekerja atau menggunakan alat-alat yang bisa terdapat bahaya binatang berbahaya. 6. Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan Binatang Berbisa Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala yang paling sering ditemui. Paling sering ini diobati di rumah dengan antihistamin. Jika terjadi infeksi, sangat penting menjaga area gigitan supaya tidak meluas. Sedang orang yang tidak mempunyai riwayat tergigit serangga juga harus ke bagian gawat darurat jika: a. Mendesah b. Sesak nafas c. Dada sesak atau sakit d. Tenggorokan sakit atau susah berbicara e. Pingsan atau lemah f. Infeksi 7. Pertolongan Pertama 1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua.
  • 11. 2) Buat korban tetap tenang 3) Jika terdapat alat penghisap 4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat 5) Monitor tanda-tanda vital korban 6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna 7) Segera dapatkan pertolongan medis. 8) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat darurat akan lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. 9) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek mayor dari luka lokal, dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi dengan tekanan. 7.1. Pengobatan Gigitan Serangga Pribadi Pengobatan tergantung pada jenis reaksi yang terjadi. Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian yang digigit, cukup menggunakan es sebagai pengobatan. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk). Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih lanjut jika luka tidak dibersihkan. Pengobatan dapat juga menggunakan antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil. Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi gatal-gatal. Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stress, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga masyarakat. Higene industri dapat dikatakan sebagai juru bicara antara profesi keselamatan dan kedokteran.Adapun ruang lingkup hygiene industry terdiri dari antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengontrolan.Potensi bahaya yang terdapat di lingkungan industry yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, factor biologi, ergonomic dan factor psikologi. B. Daftar Pustaka “N.Syamsi, S.Kep. Ns “ Gigitan serangga & binatang berbisa http://halodokterku.blogspot.com http://saraung2.blogspot.com http://ekoteguhprasetiya.blogspot.com http://id.wikipedia.org/wiki/Ular