SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
LAPORAN STUDI KASUS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA
DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU
Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Kinerja Tertulis
Mahasiswa PPG Dalam Jabatan
Oleh
WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd
NIM : A2G223021
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
BIDANG STUDI KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Dalam pengalaman praktis mengajar di posisi PPG, Dimana
Penyelenggaraan program Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat
membantu calon guru menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru
profesional. Berdasarkan pengalaman saya dalam melaksanakan PPL, saya
menemukan adanya permasalahan di dalam kelas yaitu siswa kurang
termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas dimana
siswa menunjukkan perilaku seperti: cenderung cepat bosan dengan kegiatan
pembelajaran, tidak mau bertanya jika kesulitan belajar, perhatian tidak
terfokus pada pembelajaran, melakukan permainan. Permainan dan ngobrol
selama kegiatan pembelajaran.
Pertama, saya melihat semangat belajar siswa masih belum tinggi.
Mereka hanya duduk dan mendengarkan saya, dan beberapa di antaranya
membuat pembelajaran jadi mengantuk. Mereka tampak enggan mempelajari
pelajaran ikatan kimia. Hal ini merupakan permasalahan yang harus diatasi
karena materi ini sangat penting karena mereka harus memahami ikatan kimia
sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan ilmu bagaimana ikatan kimia
dalam kehidupan sehari-hari maka pelajaran kimia ini sangat penting secara
komprehensif sehingga mereka dapat menguasai hampir semua topik kimia
seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam dan basa, energi kimia. dan
termodinamika, ketika kamu belajar kimia, kamu akan menemukan alasan
mengapa segala sesuatu di sekitar kamu terjadi.
Ini bisa dilihat dari contoh Kenapa coklat rasanya enak, kenapa
sabunnya bersih, kenapa langitnya biru? Memahami struktur atom,
elektrokimia larutan asam-basa, atau stoikiometri molekul sangat penting
untuk memahami segala sesuatu di lingkungan kita, mulai dari pasta gigi yang
kita gunakan setiap pagi hingga baterai ponsel yang kita isi ulang setiap hari.
Dari karatan logam hingga pencernaan, setiap reaksi di alam dikendalikan oleh
kimia. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu, kursus kimia akan membantu siswa
menjawab semua pertanyaan tentang dunia dan lingkungan. Misalnya, tahukah
siswa bahwa daun berubah warna pada musim gugur karena produksi klorofil
diatur oleh cahaya? Seiring dengan semakin pendeknya hari, jumlah klorofil di
daun berkurang, dan bahan kimia hijau yang umum di musim semi dan musim
panas digantikan oleh senyawa lain yang ada di daun.
Dalam hal ini yang harus kita lakukan adalah mencari akar
permasalahannya yaitu fokus pada metode dan model pembelajaran, media
pembelajaran dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, kemampuan pedagogi
guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode
pembelajaran, serta menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kedua, ketika hanya ada satu atau dua siswa yang bekerja dalam
kelompok, maka kemampuan kolaborasi dalam kelas rendah.Topik ini sangat
penting sebagai bahan pembelajaran karena berkaitan dengan kemampuan
mengajar guru. Tujuan pelaksanaan pembelajaran abad 21 adalah agar siswa
memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui pengembangan
keterampilan membaca dan memiliki kemampuan 4C termasuk kolaborasi.
B. Analisis Situasi
Menganalisis keadaan yang relevan dengan kasus ini, dapat diketahui
bahwa rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kurang inovatifnya
pembelajaran. Metode tradisional masih digunakan dan pembelajaran tetap
berpusat pada guru. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dihasilkan
secara internal dan eksternal oleh siswa, yang dapat membangkitkan semangat
dan semangat belajar, memberikan arahan bagi kegiatan belajar, dan
memungkinkan tercapainya tujuan belajar.
Peran saya dalam merancang pembelajaran terlihat pada penilaian
yang saya lakukan. Saya merancang bahan ajar yang menarik minat siswa dan
membiarkan siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama. Dimana
dalam PPl ini saya menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah guru
mata pelajaran, guru kelas, dan siswa. guru mata pelajaran dan guru kelas
merupakan sumber informasi tentang kemajuan siswa dalam belajar. Siswa
mempunyai peranan yang menentukan dalam menentukan kualitas desain
pembelajaran yang terlihat dari hasil belajarnya, pada saat yang sama siswa
juga berperan sebagai pelaku dalam memecahkan permasalahan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, dalam proses penyusunan perangkat
pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Langkah pertama saya
melakukan diskusi dengan rekan-rekan di sekolah dan guru mata pelajaran dan
guru kelas. Saya membahas metode pembelajaran menyenangkan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Selain itu saya juga memahami dan memahami
karakteristik siswa melalui observasi, selain guru saya juga membaca kasus
dari berbagai sumber dan apa yang bisa saya lakukan untuk menyelesaikan
kasus yang ada tentang rendahnya motivasi siswa untuk belajar kimia dengan
materi ikatan kimia.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar, saya memilih
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang didukung dengan
media pembelajaran inovatif untuk mengajarkan ikatan kimia. Melalui model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), saya berharap siswa mampu
memahami permasalahan yang berkaitan dengan materi yang terikat secara
kimia. Selain itu, media yang inovatif perlu digunakan sesuai dengan
karakteristik siswa.
Tantangan dan hambatan yang saya temui ketika merancang dan
melakukan penilaian model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
adalah membutuhkan banyak waktu. Selain itu, menemukan pertanyaan sehari-
hari terkait materi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan
menemukan pendekatan yang tepat berdasarkan gaya belajar siswa merupakan
tantangan tersendiri. Namun dengan bekerja sama dengan rekan kerja, saya
mengatasi tantangan ini.
C. Alternatif Solusi
Berdasarkan permasalahan yang saya temui pada pengalaman
lapangan sebenarnya, saya menemukan alternatif untuk memecahkan dan
mengatasi permasalahan tersebut.
Solusi alternatif ini dapat saya uraikan dengan langkah-langkah
berikut:
Salah satunya adalah model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) yang menggunakan media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, saya akan memastikan
lingkungan belajar siswa aman dan nyaman.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan. Acara
pembukaan, inti dan penutup. Saya mengawali kelas dengan icebreaker,
kegiatan icebreaker dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman, mereka cenderung
berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan kegiatan pembelajaran lainnya.
Kemudian pada kegiatan inti pembelajaran, saya terlebih dahulu
memberikan soal-soal terkait model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam format video yang sesuai dengan karakteristik visual anak, dan
selain itu saya juga memberikan contoh soal dalam bentuk gambar. Dengan
menyediakan berbagai media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik anak,
semangat belajar anak semakin hari semakin meningkat.
Setelah orientasi masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan menggunakan media scrapbook yang telah disiapkan untuk membangun
ikatan kimia. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Di akhir pelajaran, siswa dievaluasi melalui refleksi dan rangkuman
pengalaman mereka selama proses pembelajaran bersama. Sumber daya atau
bahan yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kemampuan
guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran. Kemudian, gunakan
berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung karakteristik gaya belajar
setiap siswa. Menyediakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
atau minat siswa. Gunakan teknologi untuk menjadikan pembelajaran lebih
interaktif dan menyenangkan. Tetapkan tugas kelompok untuk meningkatkan
keterlibatan siswa.
D. Evaluasi
Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan
media scrapbook, saya melihat siswa menikmati pembelajaran. Mereka tampak
antusias dengan media yang saya berikan. Siswa tampak aktif terlibat dalam
pembelajaran. Diketahui bahwa siswa dicirikan oleh rentang perhatian yang
pendek. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan kreatif dalam
merancang pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap anak mempunyai ciri gaya belajarnya masing-masing. Guru
juga harus mampu menyediakan berbagai media inovatif yang sesuai dengan
gaya belajar anak. Dengan membiarkan siswa belajar sesuai dengan
karakteristik metode pembelajaran yang sesuai, maka siswa dapat lebih
proaktif dalam proses pembelajaran, dan terlihat perubahan kemampuan
kolaboratif selama proses pembelajaran. Hal ini disebabkan LKPD yang dibuat
disesuaikan dengan anggota kelompok sehingga mereka memiliki tugasnya
masing-masing.
Guru juga menegaskan bahwa adanya penilaian sikap bekerjasama
dan bertanggung jawab yang bertujuan agar peserta didik paham bahwa
mereka harus saling bertanggung jawab dan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya Sebab, LKPD disesuaikan dengan anggota kelompok
sehingga mempunyai misi masing-masing.
Guru juga menekankan bahwa penilaian sikap kooperatif dan
bertanggung jawab bertujuan agar siswa memahami bahwa mereka harus
saling bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama.
Lampiran
Model pembelajaran PJBL dengan berbantuan media scrapbook dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ikatan kimia di
Kelas X.
Analisis Data Angket Motivasi Belajar Siswa
No Rentang Skor Kategori
1 80-100 Baik Sekali
2 66-79 Baik
3 56-65 Cukup
4 40-55 Kurang
5 30-39 Gagal
NO NAMA KETERANGAN
KIMIA
75
1 Ade Rinaldi Saputra 78 TUNTAS
2 Akhmad Fajaruddin 84 TUNTAS
3 Andani Saladin 85 TUNTAS
4 Ani Sugiyanti 76 TUNTAS
5 Antonius Bayu 90 TUNTAS
6 Ardana Priska Surya 95 TUNTAS
7 Bima Pratama Daulay 81 TUNTAS
8 Darmawanto 83 TUNTAS
9 Delvia Zulfayanti 70 BELUM TUNTAS
10 Dhimas Haryo Kanigoro 76 TUNTAS
11 Dio Adi Putra 65 BELUM TUNTAS
12 Fatkhur Muhlis 75 TUNTAS
13 Hizkia Roynaldo 75 TUNTAS
14 Iis Noviyanti 82 TUNTAS
15 Ika Prasetiowati 75 TUNTAS
16 Kevin Adrian Faisal 71 BELUM TUNTAS
17 Lala sari dewi 75 TUNTAS
18 Linda Pratika Sari 76 TUNTAS
19 M. Frans Dito Dendy 77 TUNTAS
20 Magdalena Debora 79 TUNTAS
JUMLAH 1568 20 SISWA
RATA-RATA 78,4
JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TUNTAS 17 TUNTAS
PRESENTASE TUNTAS 85%
JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TIDAK TUNTAS 3 SISWA
PRESENTASE TIDAK TUNTAS 15%
NILAI TERTINGGI 95
NILAI TERENDAH 65
Dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa diperoleh nilai persentase 85 %, berarti
taraf keberhasilan aktivitas siswa termasuk kategori : Baik Sekali
Dari grafik tampak jelas nilai rata-rata yang diperoleh 85 %. Hal ini berarti
sebagian besar siswa memperoleh ketuntasan. Dapat dilihat dari 85 % hasil belajar
siswa yang telah memenuhi KKTP.
MODUL AJAR
IKATAN KIMIA
PPPG DALAM JABATAN
(DALJAB) ANGKATAN 3
TAHUN 2023
Disusun oleh Waita Rachmi Achir, S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN
PPPG DALAM JABATAN (DALJAB) ANGKATAN 3 TAHUN 2023
dibidang Kimia dan Modul ajar yang disusun oleh :
Nama : WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd.
Mata Pelajaran : Kimia
Semester : X / Genap
Tahun Ajaran : 2023 / 2024
Sekolah : SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA
Hormat Saya,
WAITA RACHMI ACHIR,S.Pd
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah saya panjatkan puja dan puji syukur kehadiratAllah
swt yang senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufikdan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikanmodul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta PPG Dalam
Jabatan (DALJAB) Angkatan 3 Tahun 2023 di bidang Kimia. Sesuai
dengan segmentasi peserta, maka modul inidisusun dengan
kualifikasi yang tidak diragukan lagi.
Teknik penyajian yang diangkat dilakukan secara terpadu tan
papemilihan berdasarkan jenjang pendidikan. Pembahasan modul
ini dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai.Kelebihan
modul ini, Anda bisa melihat keterpaduan ilmu Kimia. Pembahasan
yang akan disampaikan pun disertai dengan soal-soal yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkatketercapaian dan ketuntasan.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih
banyak kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan
kritik yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan modul ini dapat
memberikan manfaat.
Baturaja, 8 Januari 2024
Penulis
WAITA RACHMI ACHIR,S.Pd
M A S A L A H
T E R P I L I H
13 dari 20 orang
peserta didik masih
memiliki hasil
belajar kimia yang
rendah
A K A R P E N Y E B A B
M A S A L A H
belum adanya
penggunaan media
yang tepat dalam
pembelajaran kimia
dengan materi ikatan
kimia
S O L U S I Y A N G
D I A M B I L
menggunakan
media pembelajaran
Pjbl
I. Kompetensi Dasar II. PROFIL PELAJAR PANCASILA
siswa sudah mengenal
materi ikatan Kimia
Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa,
bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif,
mandiri, berkebhinekaan global
MODUL AJAR 1
IKATAN KIMIA
INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Guru : Waita Rachmi Achir, S.Pd
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku
Tahun Ajaran : 2023-2024
Kelas : X (Sepuluh)/Fase E
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan x 45 Menit)
B. Kompetensi Awal
III. SARANA PRASARANA
1. Buku Teks
4. Handout materi
7. Infokus/Proyektor
2. Laptop
5. White Board
8. Referensi lain
3. Akses Internet
6. LKPD
IV. TARGET PESERTA DIDIK
Siswa sasarannya adalah siswa rata-rata/tipikal,
yakni tidak mengalami kesulitan dalam mencerna
dan memahami materi.
2
V. .MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang di gunakan yaitu Project Based
Learning (PBL) Metode : Diskusi kelompok, pembuatan
proyek, tanya jawab
Pendekatan : TPACK
KOMPETENSI INTI
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan
menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja
ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam
keseharian; menerapkan operasi matematika dalam
perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur dan
interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa
termasuk pengolahan dan penerapannya dalam
keseharian
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
.Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan dengan tepat
proses terbentuknya ikatan kimia
Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis dengan benar
proses terbentuknya iktan kimia
Siswa dapat dengan benar menyajikan hasil analisis
perbandingan pembentukan ikatan kimia melalui
diskusi
D. PERTANYAAN PEMANTIK
A. 1.Bagaimana unsur-unsur penyusun garam meja membentuk
ikatan?
2.Bagaimana proses terjadinya ikatan unsur-unsur penyusun air?
3.Mengapa garam meja aman dikonsumsi, namun unsur
penyusunnya bersifat reaktif?
4Guru membandingkan jawaban peserta didik satu dengan
jawaban peserta didik lainnya.
Guru dapat mendidik siswa tentang ikatan kimia yang
materi ikatan kimia dimulai dari perkembangan model
atom, mekanika kuantum dan aplikasinya pada sistem
atom H dalam menjelaskan atom modern, sifat atom,
dasar spektroskopi atom, pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, simetri molekul, ikatan logam, dan ikatan
antar molekul serta sifat-sifat senyawaanya.
Dengan mempelajari ikatan kimia kita akan memahami
sifat-sifatnya, yang kemudian dapat kita terapkan dan
manfaatkan dalam kehidupan sehari hari. Pada modul
ini kita juga akan merancang dan membuat project
proses terbentuknya ikatan kimia
Guru dapat memperkenalkan siswa pada ikatan kimia
gaya yang mengikat dua atom atau lebih untuk
membuat senyawa atau molekul kimia. Ikatan itulah
yang akan menjaga atom tetap bersama dalam suatu
senyawa yang dihasilkan. Dengan kata lain, ikatan kimia
dari dua atau lebih unsur disebut senyawa.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat diilustrasikan
dengan adanya senyawa dari garam dapur
C. Pemahaman Bermakna
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Halaman 02
E. PENGAYAAN DAN
REMEDIAL
PENGAYAAN
REMEDIAL
Melakukan perbaikan jika hasil belajar
siswa tidak memenuhi Standar
Ketercapaian Sasaran Pembelajaran
Peserta didik yang daya tangkap dan daya
kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru
memberikan kegiatan pengayaan yang lebih
menantang dan memperkuat daya serapnya
terhadap materi yang telah diajarkan guru.
Lembar Kerja Peserta Didik
IKATAN KIMIA
Nama:
Kelas:
3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan
ikatan, logam serta kaitannya dengan sifat
zat.
IndikatorPembelajaran :
3.5.1 Menjelaskan kestabilan suatu unsur
berdasarkan konfigurasi elektron.
3.5.2 Menggambarkan struktur lewis berdasarkan
elektron valensi unsur.
3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion
berdasarkan contohnya.
LEMBAR KERJA PERSERTA DIDIK
Nama :
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku
Tahun Ajaran : 2023-2024
Kelas : X (Sepuluh)/Fase E
TujuanPembelajaran :
Siswa mampu menjelaskan proses
pembentukan jenis-jenis ikatan kimia.
Petunjuk Kegiatan/Kerja:
Tulislah nama anggota kelompokmu.
1.
Perhatikan gambar yang disajikan
mengenai Materi ikatan kimia
2.
Diskusilah dan bahaslah bersama
anggota kelompokmu untuk
mengerjakan soal di bawah ini
3.
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan
seksama.
4.
Jika kelompok mengalami kesulitan
dalam mempelajari lembar kerja peserta
didik tanyakan pada gurumu, tetapi
berusahala semaksimal mungkin.
5.
Presentasikan hasil kerja kelompokmu !
6.
Ikatan Kimia
A. Dasar Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom yang membentuk
suatu molekul. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung
mencapai stabilitas dengan memiliki susunan elektron seperti gas
mulia (struktur ganda atau oktet). Struktur dua keadaan berarti
jumlah elektron pada kulit terluar adalah 2, sedangkan struktur oktet
berarti jumlah elektron pada kulit terluar adalah 2
Ikatan kimia terbagi menjadi 3 yang pertama yaitu ikatan ion. Ikatan ion
adalah ikatan yang terjadi antara undur logam dengan non logam, ikatan
ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-
atom yang berikatan, contoh: NaCl.
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 ev =1
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 ev = 7
Na Cl
B. KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA
Pada tahun 1916 ilmuan bernama G.N. Lewis dan Walter Kossel
menyatakan bahwa:
Golongan VIIIA pada tabel periodik merupakan golongan mulia dan
dijadikan tolak ukur kestabilan unsur. Hal ini karena gas mulia
mempunyai konfigurasi elektron yang paling stabil. Berikut konfigurasi
elektron unsur golongan gas mulia menurut asas Aufbaugh, kaidah
Hund, dan larangan Pauli! Helium (He) Helium (He) memiliki nomor atom
2 yang berarti helium hanya memiliki 2 elektron. Menurut Chemistry
LibreTexts, kedua elektron tersebut akan menempati subkulit s pada
kulit pertama, yang paling dekat dengan inti dan memiliki energi
elektron paling rendah. Jadi, konfigurasi elektron helium adalah:
Elektron helium mengisi kulit pertama, sehingga elektron valensinya
penuh. Hal ini membuat helium stabil, sehingga menjadi standar aturan
doublet (aturan kestabilan unsur).
NEON (NE)
Radon (Rn)
UNSUR GAS MULIA TERAKHIR
ADALAH RADON. NOMOR
ATOM DAN NOMOR ELEKTRON
RADON ADALAH 86.
KONFIGURASI ELEKTRON GAS
RADON ADALAH: SUBKULIT
VALENSI GAS RADON ADALAH
6S2 DAN 6P8. ARTINYA RADON
MEMILIKI 8 ELEKTRON
VALENSI, YANG JUGA
MENGIKUTI ATURAN OKTET
UNTUK STABILITAS ATOM.
DARI KONFIGURASI
ELEKTRON GAS MULIA DI
ATAS DIKETAHUI BAHWA
SEMUA UNSUR GAS MULIA
(KECUALI HELIUM)
MEMPUNYAI ELEKTRON
VALENSI SEBANYAK 8
BUAH, YANG MERUPAKAN
PATOKAN ATURAN OKTET
KESTABILAN ATOM.
Argon (Ar)
GAS MULIA BERIKUTNYA ADALAH ARGON YANG
MEMILIKI NOMOR ATOM 18. 18 ELEKTRON ARGON
MENGISI 3 KULIT ELEKTRON DENGAN
KONFIGURASI SEBAGAI BERIKUT: ANDA DAPAT
MELIHAT BAHWA TERDAPAT 8 ELEKTRON PADA
KULIT VALENSI (KULIT KETIGA), YANG SEKALI LAGI
MEMENUHI ATURAN OKTET.
NENEON (NE) MERUPAKAN GAS MULIA DENGAN NOMOR ATOM 10. ARTINYA NEON
MEMPUNYAI 10 ELEKTRON DAN STRUKTURNYA SEBAGAI BERIKUT: MENURUT LUMEN
LEARNING, NEON MEMPUNYAI KULIT VALENSI 2 (TERMASUK SUBKULIT S DAN P) YANG
MENGANDUNG 8 ELEKTRON. 8 ELEKTRON MENGISI SELURUH KULIT ELEKTRON VALENSI
NEON, SEHINGGA NEON MERUPAKAN UNSUR STABIL. INILAH DASAR KESTABILAN UNSUR
LAIN YANG DISEBUT ATURAN OKTET.
ACTIVITY
Kripton (Kr)
Krypton merupakan gas mulia dengan
nomor atom 36. 36 elektron Krypton
mengisi 4 kulit elektron dan strukturnya
adalah sebagai berikut: Dalam struktur
ini, sekali lagi Anda dapat melihat
bahwa elektron valensi berada pada
kulit elektron keempat, dengan total 8
elektron.
Xenon (Xe)
Xenon merupakan unsur gas mulia dengan
nomor atom 54. Elektron xenon menempati
hingga 5 kulit elektron, dan strukturnya
adalah sebagai berikut: Subkulit valensi
xenon adalah 5s2 dan 5p6. Artinya xenon
memiliki 8 elektron valensi sehingga stabil.
Rumusan Masalah
Buatlah jawaban sementara
berdasarkan permasalahan
diatas!
Hipotesis
No Atom Susunan Elektron Elektron Valensi
1 2He
2 9F
3 20Ca
4 35Br
5 54Xe
6 86Rn
Berdasarkan gambar yang telah diamati,
tuliskan masalah yang dapat ditemukan melalui
diskusi kelompok!
Pertanyaan
1. Lengkapilah tabel dibawah ini!
Gambarkan struktur lewis dari molekul-molekul dibawah ini!
a. MgS
b. KBr
Ikatan kovalen
koordinasi
ditunjukkan oleh
nomor…
Di antara zat berikut ini, yang mengandung ikatan ion adalah:
Lembar Kerja Peserta Didik
ikatan kovalen
Nama:
Kelas:
LEMBAR KERJA PERSERTA DIDIK
Nama :
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku
Tahun Ajaran : 2023-2024
Kelas : X (Sepuluh)/Fase E
Kompetensi Dasar:
3.6 Membandingkan ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinat, ikatan logam dan hubungannya dengan
sifat material. Jelaskan struktur Lewis berdasarkan elektron
valensi suatu unsur.
4.6 Merancang dan melakukan eksperimen untuk
mendemonstrasikan sifat-sifat.
IndikatorPembelajaran :
3.5.7 Berikan contoh proses pembentukan ikatan
kovalen.
3.5.8 Berikan contoh untuk menggambarkan proses
pembentukan ikatan kovalen koordinasi.
TujuanPembelajaran :
Siswa menggunakan sikap kooperatif, santun, dan
toleran untuk menanamkan rasa syukur kepada
Tuhan melalui percobaan membedakan ikatan
kovalen polar dan non polar. Rahmat yang diberikan.
Petunjuk pengerjaan
 Berdoa dulu sebelum mengerjakan
 Harus teliti selama mengerjakan LKPD
 Diskusikan dengan teman sekelompokmu
 Kerjakan di kertas yang telah disediakan.
 Hasil diskusi, dipresentasikan.
INSTRUCTIONS
EXAMPLE
Ikatan Kovalen
6C = 1s2 2s2 2p2 ev = 4
8O = 1s2 2s2 2p4 ev = 6
IIkatan kovalen terkoordinasi adalah
ikatan yang terbentuk melalui
penggunaan bersama sepasang elektron
dari satu atom yang berikatan atau atom
pusat yang mempunyai pasangan
elektron bebas (PEB).Sementara atom
lain hanya menerima pasangan elektron
bersama, syarat terjadinya ikatan
kovalen koordinasi adalah atom tali
pusat harus memiliki pasangan elektron
bebas (PEB).
Contoh : SO2
16S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 ev : 6
8O : 1s2 2s2 2p4
Rumusan Masalah
Berdasarkan gambar yang telah
diamati, tuliskan masalah yang
dapat ditemukan melalui diskusi
kelompok!
IIkatan kovalen terjadi karena atom-atom yang berikatan berbagi pasangan
elektron. Pasangan elektron yang digunakan bersama disebut pasangan elektron
terikat (PEI), dan pasangan elektron valensi yang tidak berpartisipasi bersama
disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara
unsur-unsur nonlogam, baik yang sejenis (misalnya: H2, N2, dsb) maupun berbeda
jenis (misalnya: H2O, CO2, dsb). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen
disebut senyawa yang terikat kovalen. Contoh: karbon dioksida
1
2
ROLE MODEL 1:
14 MINUTES
15
Minutes
Sebutkan dan jelaskan perbedaan ikatan kovalen
dan ikatan kovalen koordinasi dari gambar diatas !
.
.
Tentukan yang mana ikatan kovalen dan ikatan kovalen
koordinasi pada gambar dibawah ini ? Berikan alasanmu!
SCENARIOS
1
3
2
4
Tuliskan pembentukan
ikatan kovalen dari
senyawa berikut:
(lengkapi dengan rumus
struktur danr umus
kimianya)
•AtomCdenganOmembe
ntukmolekulCO2
•AtomCdenganHmembe
ntukmolekulC2H4(etena
)
Soal Tuliskan pembentukan
ikatan kovalen dari senyawa
berikut:(lengkapi dengan
rumus struktur dan rumus
kimianya)
•AtomCdenganHmembentukm
olekulCH4
•AtomHdenganOmembentukm
olekulH2O
•AtomBrdenganBrmembentuk
molekulBr2
Tunjukkan polaritas
ikatan berikut dengan
bantuan panah polar: N –
H, F –N, I –Cl
Susun berdasarkan urutan
kenaikan polaritas
beberapa ikatan berikut: H
–N, H –O, H –C.
Lembar Kerja Peserta Didik
KEPOLARAN SENYAWA
KEPOLARAN SENYAWA
Polaritas adalah kemampuan suatu senyawa untuk menghasilkan/membentuk
dipol. Polaritas suatu senyawa dijelaskan oleh momen dipolnya, yang juga
berhubungan dengan konstanta dielektriknya (E), dan jika nilai E meningkat,
maka polaritas senyawa tersebut juga meningkat. Polaritas suatu senyawa
merupakan bagian dari ikatan kovalen. Dipol adalah dua muatan berbeda yang
terkandung dalam molekul suatu zat.Tarik tarik antarmolekul adalah gaya yang
menyatukan molekul-molekul dalam suatu zat yang tersusun dari molekul.
Daya tarik berkaitan dengan sifat fisika suatu zat yaitu titik leleh, titik didih,
massa jenis, dan kelarutan.
Polaritas dalam ikatan kimia adalah keadaan dimana elektron tidak terdistribusi
secara merata atau elektron lebih cenderung berikatan dengan satu atom.
Bagaimana menyatakansenyawa bersifat kovalen murni (non polar) atau
kovalen polar.Cara mengetahui apakah suatu senyawa bersifat kovalen murni
(nonpolar) atau kovalen polar.
Polaritas berkaitan erat dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dari
segi polaritas suatu senyawa bergantung pada nilai momen dipolnya. Momen
dipol adalah perbedaan nilai keelektronegatifan antar atom yang berikatan.
Beberapa orang telah mengemukakan nilai keelektronegatifan untuk setiap
unsur, namun sekarang kita menggunakan angka keelektronegatifan yang
dikemukakan oleh Pauling. Perbedaan keelektronegatifan dua atom
menyebabkan kepolaran suatu senyawa. Perbedaan keelektronegatifan
menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik pada salah satu unsur
sehingga membentuk dipol. Adanya dipol menyebabkan senyawa menjadi polar
Pada senyawa HCl, pasangan elektron yang digunakan bersama akan lebih
dekat ke Cl karena gaya tarik menarik elektron lebih besar dari H. Hal ini
menyebabkan polarisasi ikatan H – Cl.
Tampilkan Perubahan
Periksa Plagiarisme
PdfWord
. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya
ikatan kovalen polar.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut.
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya
bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.
Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan
rumus di samping.
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka
senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya
tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut.
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya
bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.
Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:
􀁐 = d 􀁵 l
Di mana:
􀁐 = momen dipol dalam satuan Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam satuan cm
KEPOLARAN SENYAWA PADA UMUMNYA
TERDAPAT PADA MOLEKUL YANG ATOM-
ATOMNYA BERIKATAN....
KEPOLARAN SUATU SENYAWA KOVALEN
TERGANTUNG DARI ...
SENYAWA KOVALEN POLAR TERJADI KARENA
PERBEDAAN....
S
T
E
P
THREE
S
T
E
P
ONE
STEP
T
W
O
S O A L
3 STEP
RUMU SAN MA SA LA H
FILLABLE
HIPOTESIS :
BUATLAH JAWABAN SEMENTARA BERDASARKAN
PERMASALAHAN DIATAS!
WORKBOOK
OLIVIA WILSON
Berdasarkan video yang telah diamati, tuliskan masalah yang
dapat ditemukan melalui diskusi kelompok!
Lampiran Dokumen Aksi
LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU
LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU
LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU

More Related Content

What's hot

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
KarnilaSustrayeni
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
erica233597
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
shananah
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
alfathesafiloza
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rsdta
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
AlpiZaidah
 

What's hot (20)

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
JURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docxJURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docx
 
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfLK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
 
LK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdfLK. 2.1_PPG Daljab.pdf
LK. 2.1_PPG Daljab.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
2022-10-25 -- Refleksi PPL 1.pptx
2022-10-25 -- Refleksi PPL 1.pptx2022-10-25 -- Refleksi PPL 1.pptx
2022-10-25 -- Refleksi PPL 1.pptx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
 
LK 2.2 Penentuan Solusi .docx
LK 2.2 Penentuan Solusi .docxLK 2.2 Penentuan Solusi .docx
LK 2.2 Penentuan Solusi .docx
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
 

Similar to LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU

LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
SiswatiSiswati5
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Taryadi Taryadi
 

Similar to LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU (20)

LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
best Practices .pdf
best Practices .pdfbest Practices .pdf
best Practices .pdf
 
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdfLK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
LK 3 best practic_Menulis Aksara Jawa_Mashudi.pdf
 
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdfBEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
 
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdfBEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
BEST PRACTICE _ ERNI SETIAWATI.pdf
 
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdfLK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
LK 3.1 - BEST PRACTICE - UBAY BAEHAKI.pdf
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
 
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfBest Practice  Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdf
 
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdfLK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
LK 3.1_Rahmatiya (Best Practices).pdf
 
Best Practice.pdf
Best Practice.pdfBest Practice.pdf
Best Practice.pdf
 
ARTIKEL GEGURITAN.docx
ARTIKEL GEGURITAN.docxARTIKEL GEGURITAN.docx
ARTIKEL GEGURITAN.docx
 
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdfLK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
LK_3.1_Menyusun_Best_Practices.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
berbagi praktik baik.docx
berbagi praktik baik.docxberbagi praktik baik.docx
berbagi praktik baik.docx
 
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdfLK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
LK 3.1 Best Practices _HILMA NUR AFIDATI.docx.pdf
 
LK 3.1 Best Practice.docx
LK 3.1 Best Practice.docxLK 3.1 Best Practice.docx
LK 3.1 Best Practice.docx
 
BEST PRACTICES.pdf
BEST PRACTICES.pdfBEST PRACTICES.pdf
BEST PRACTICES.pdf
 
LK 3.1 PENDI VREDIYANTO.pdf
LK 3.1 PENDI VREDIYANTO.pdfLK 3.1 PENDI VREDIYANTO.pdf
LK 3.1 PENDI VREDIYANTO.pdf
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU

  • 1.
  • 2. LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Kinerja Tertulis Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Oleh WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd NIM : A2G223021 PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN BIDANG STUDI KIMIA UNIVERSITAS JAMBI 2023
  • 3. A. Deskripsi Studi Kasus Dalam pengalaman praktis mengajar di posisi PPG, Dimana Penyelenggaraan program Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat membantu calon guru menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru profesional. Berdasarkan pengalaman saya dalam melaksanakan PPL, saya menemukan adanya permasalahan di dalam kelas yaitu siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas dimana siswa menunjukkan perilaku seperti: cenderung cepat bosan dengan kegiatan pembelajaran, tidak mau bertanya jika kesulitan belajar, perhatian tidak terfokus pada pembelajaran, melakukan permainan. Permainan dan ngobrol selama kegiatan pembelajaran. Pertama, saya melihat semangat belajar siswa masih belum tinggi. Mereka hanya duduk dan mendengarkan saya, dan beberapa di antaranya membuat pembelajaran jadi mengantuk. Mereka tampak enggan mempelajari pelajaran ikatan kimia. Hal ini merupakan permasalahan yang harus diatasi karena materi ini sangat penting karena mereka harus memahami ikatan kimia sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan ilmu bagaimana ikatan kimia dalam kehidupan sehari-hari maka pelajaran kimia ini sangat penting secara komprehensif sehingga mereka dapat menguasai hampir semua topik kimia seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam dan basa, energi kimia. dan termodinamika, ketika kamu belajar kimia, kamu akan menemukan alasan mengapa segala sesuatu di sekitar kamu terjadi. Ini bisa dilihat dari contoh Kenapa coklat rasanya enak, kenapa sabunnya bersih, kenapa langitnya biru? Memahami struktur atom, elektrokimia larutan asam-basa, atau stoikiometri molekul sangat penting untuk memahami segala sesuatu di lingkungan kita, mulai dari pasta gigi yang kita gunakan setiap pagi hingga baterai ponsel yang kita isi ulang setiap hari. Dari karatan logam hingga pencernaan, setiap reaksi di alam dikendalikan oleh kimia. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu, kursus kimia akan membantu siswa menjawab semua pertanyaan tentang dunia dan lingkungan. Misalnya, tahukah siswa bahwa daun berubah warna pada musim gugur karena produksi klorofil diatur oleh cahaya? Seiring dengan semakin pendeknya hari, jumlah klorofil di daun berkurang, dan bahan kimia hijau yang umum di musim semi dan musim panas digantikan oleh senyawa lain yang ada di daun. Dalam hal ini yang harus kita lakukan adalah mencari akar permasalahannya yaitu fokus pada metode dan model pembelajaran, media pembelajaran dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, kemampuan pedagogi guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode pembelajaran, serta menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kedua, ketika hanya ada satu atau dua siswa yang bekerja dalam kelompok, maka kemampuan kolaborasi dalam kelas rendah.Topik ini sangat penting sebagai bahan pembelajaran karena berkaitan dengan kemampuan
  • 4. mengajar guru. Tujuan pelaksanaan pembelajaran abad 21 adalah agar siswa memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui pengembangan keterampilan membaca dan memiliki kemampuan 4C termasuk kolaborasi. B. Analisis Situasi Menganalisis keadaan yang relevan dengan kasus ini, dapat diketahui bahwa rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kurang inovatifnya pembelajaran. Metode tradisional masih digunakan dan pembelajaran tetap berpusat pada guru. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dihasilkan secara internal dan eksternal oleh siswa, yang dapat membangkitkan semangat dan semangat belajar, memberikan arahan bagi kegiatan belajar, dan memungkinkan tercapainya tujuan belajar. Peran saya dalam merancang pembelajaran terlihat pada penilaian yang saya lakukan. Saya merancang bahan ajar yang menarik minat siswa dan membiarkan siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama. Dimana dalam PPl ini saya menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah guru mata pelajaran, guru kelas, dan siswa. guru mata pelajaran dan guru kelas merupakan sumber informasi tentang kemajuan siswa dalam belajar. Siswa mempunyai peranan yang menentukan dalam menentukan kualitas desain pembelajaran yang terlihat dari hasil belajarnya, pada saat yang sama siswa juga berperan sebagai pelaku dalam memecahkan permasalahan belajar. Berdasarkan hal tersebut, dalam proses penyusunan perangkat pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Langkah pertama saya melakukan diskusi dengan rekan-rekan di sekolah dan guru mata pelajaran dan guru kelas. Saya membahas metode pembelajaran menyenangkan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu saya juga memahami dan memahami karakteristik siswa melalui observasi, selain guru saya juga membaca kasus dari berbagai sumber dan apa yang bisa saya lakukan untuk menyelesaikan kasus yang ada tentang rendahnya motivasi siswa untuk belajar kimia dengan materi ikatan kimia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar, saya memilih model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang didukung dengan media pembelajaran inovatif untuk mengajarkan ikatan kimia. Melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), saya berharap siswa mampu memahami permasalahan yang berkaitan dengan materi yang terikat secara kimia. Selain itu, media yang inovatif perlu digunakan sesuai dengan karakteristik siswa. Tantangan dan hambatan yang saya temui ketika merancang dan melakukan penilaian model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah membutuhkan banyak waktu. Selain itu, menemukan pertanyaan sehari-
  • 5. hari terkait materi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan menemukan pendekatan yang tepat berdasarkan gaya belajar siswa merupakan tantangan tersendiri. Namun dengan bekerja sama dengan rekan kerja, saya mengatasi tantangan ini. C. Alternatif Solusi Berdasarkan permasalahan yang saya temui pada pengalaman lapangan sebenarnya, saya menemukan alternatif untuk memecahkan dan mengatasi permasalahan tersebut. Solusi alternatif ini dapat saya uraikan dengan langkah-langkah berikut: Salah satunya adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang menggunakan media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik siswa. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, saya akan memastikan lingkungan belajar siswa aman dan nyaman. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan. Acara pembukaan, inti dan penutup. Saya mengawali kelas dengan icebreaker, kegiatan icebreaker dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman, mereka cenderung berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan kegiatan pembelajaran lainnya. Kemudian pada kegiatan inti pembelajaran, saya terlebih dahulu memberikan soal-soal terkait model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam format video yang sesuai dengan karakteristik visual anak, dan selain itu saya juga memberikan contoh soal dalam bentuk gambar. Dengan menyediakan berbagai media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik anak, semangat belajar anak semakin hari semakin meningkat. Setelah orientasi masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan menggunakan media scrapbook yang telah disiapkan untuk membangun ikatan kimia. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Di akhir pelajaran, siswa dievaluasi melalui refleksi dan rangkuman pengalaman mereka selama proses pembelajaran bersama. Sumber daya atau bahan yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran. Kemudian, gunakan berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung karakteristik gaya belajar setiap siswa. Menyediakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau minat siswa. Gunakan teknologi untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Tetapkan tugas kelompok untuk meningkatkan keterlibatan siswa. D. Evaluasi Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media scrapbook, saya melihat siswa menikmati pembelajaran. Mereka tampak
  • 6. antusias dengan media yang saya berikan. Siswa tampak aktif terlibat dalam pembelajaran. Diketahui bahwa siswa dicirikan oleh rentang perhatian yang pendek. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan kreatif dalam merancang pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Setiap anak mempunyai ciri gaya belajarnya masing-masing. Guru juga harus mampu menyediakan berbagai media inovatif yang sesuai dengan gaya belajar anak. Dengan membiarkan siswa belajar sesuai dengan karakteristik metode pembelajaran yang sesuai, maka siswa dapat lebih proaktif dalam proses pembelajaran, dan terlihat perubahan kemampuan kolaboratif selama proses pembelajaran. Hal ini disebabkan LKPD yang dibuat disesuaikan dengan anggota kelompok sehingga mereka memiliki tugasnya masing-masing. Guru juga menegaskan bahwa adanya penilaian sikap bekerjasama dan bertanggung jawab yang bertujuan agar peserta didik paham bahwa mereka harus saling bertanggung jawab dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompoknya Sebab, LKPD disesuaikan dengan anggota kelompok sehingga mempunyai misi masing-masing. Guru juga menekankan bahwa penilaian sikap kooperatif dan bertanggung jawab bertujuan agar siswa memahami bahwa mereka harus saling bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama.
  • 7. Lampiran Model pembelajaran PJBL dengan berbantuan media scrapbook dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ikatan kimia di Kelas X. Analisis Data Angket Motivasi Belajar Siswa No Rentang Skor Kategori 1 80-100 Baik Sekali 2 66-79 Baik 3 56-65 Cukup 4 40-55 Kurang 5 30-39 Gagal NO NAMA KETERANGAN KIMIA 75 1 Ade Rinaldi Saputra 78 TUNTAS 2 Akhmad Fajaruddin 84 TUNTAS 3 Andani Saladin 85 TUNTAS 4 Ani Sugiyanti 76 TUNTAS 5 Antonius Bayu 90 TUNTAS 6 Ardana Priska Surya 95 TUNTAS 7 Bima Pratama Daulay 81 TUNTAS 8 Darmawanto 83 TUNTAS 9 Delvia Zulfayanti 70 BELUM TUNTAS 10 Dhimas Haryo Kanigoro 76 TUNTAS 11 Dio Adi Putra 65 BELUM TUNTAS 12 Fatkhur Muhlis 75 TUNTAS 13 Hizkia Roynaldo 75 TUNTAS 14 Iis Noviyanti 82 TUNTAS 15 Ika Prasetiowati 75 TUNTAS 16 Kevin Adrian Faisal 71 BELUM TUNTAS 17 Lala sari dewi 75 TUNTAS 18 Linda Pratika Sari 76 TUNTAS 19 M. Frans Dito Dendy 77 TUNTAS 20 Magdalena Debora 79 TUNTAS JUMLAH 1568 20 SISWA RATA-RATA 78,4 JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TUNTAS 17 TUNTAS PRESENTASE TUNTAS 85% JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TIDAK TUNTAS 3 SISWA PRESENTASE TIDAK TUNTAS 15% NILAI TERTINGGI 95 NILAI TERENDAH 65 Dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa diperoleh nilai persentase 85 %, berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa termasuk kategori : Baik Sekali
  • 8. Dari grafik tampak jelas nilai rata-rata yang diperoleh 85 %. Hal ini berarti sebagian besar siswa memperoleh ketuntasan. Dapat dilihat dari 85 % hasil belajar siswa yang telah memenuhi KKTP.
  • 9. MODUL AJAR IKATAN KIMIA PPPG DALAM JABATAN (DALJAB) ANGKATAN 3 TAHUN 2023 Disusun oleh Waita Rachmi Achir, S.Pd
  • 10. LEMBAR PENGESAHAN PPPG DALAM JABATAN (DALJAB) ANGKATAN 3 TAHUN 2023 dibidang Kimia dan Modul ajar yang disusun oleh : Nama : WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd. Mata Pelajaran : Kimia Semester : X / Genap Tahun Ajaran : 2023 / 2024 Sekolah : SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA Hormat Saya, WAITA RACHMI ACHIR,S.Pd
  • 11. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah saya panjatkan puja dan puji syukur kehadiratAllah swt yang senantiasa melimpahkan segala rahmat, taufikdan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikanmodul ini. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta PPG Dalam Jabatan (DALJAB) Angkatan 3 Tahun 2023 di bidang Kimia. Sesuai dengan segmentasi peserta, maka modul inidisusun dengan kualifikasi yang tidak diragukan lagi. Teknik penyajian yang diangkat dilakukan secara terpadu tan papemilihan berdasarkan jenjang pendidikan. Pembahasan modul ini dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai.Kelebihan modul ini, Anda bisa melihat keterpaduan ilmu Kimia. Pembahasan yang akan disampaikan pun disertai dengan soal-soal yang dapat digunakan untuk mengukur tingkatketercapaian dan ketuntasan. Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan modul ini dapat memberikan manfaat. Baturaja, 8 Januari 2024 Penulis WAITA RACHMI ACHIR,S.Pd
  • 12. M A S A L A H T E R P I L I H 13 dari 20 orang peserta didik masih memiliki hasil belajar kimia yang rendah A K A R P E N Y E B A B M A S A L A H belum adanya penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran kimia dengan materi ikatan kimia S O L U S I Y A N G D I A M B I L menggunakan media pembelajaran Pjbl
  • 13. I. Kompetensi Dasar II. PROFIL PELAJAR PANCASILA siswa sudah mengenal materi ikatan Kimia Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri, berkebhinekaan global MODUL AJAR 1 IKATAN KIMIA INFORMASI UMUM A. Identitas Modul Nama Guru : Waita Rachmi Achir, S.Pd Jenjang Sekolah : SMA Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku Tahun Ajaran : 2023-2024 Kelas : X (Sepuluh)/Fase E Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan x 45 Menit) B. Kompetensi Awal
  • 14. III. SARANA PRASARANA 1. Buku Teks 4. Handout materi 7. Infokus/Proyektor 2. Laptop 5. White Board 8. Referensi lain 3. Akses Internet 6. LKPD IV. TARGET PESERTA DIDIK Siswa sasarannya adalah siswa rata-rata/tipikal, yakni tidak mengalami kesulitan dalam mencerna dan memahami materi. 2 V. .MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran yang di gunakan yaitu Project Based Learning (PBL) Metode : Diskusi kelompok, pembuatan proyek, tanya jawab Pendekatan : TPACK KOMPETENSI INTI Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam keseharian; menerapkan operasi matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur dan interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa termasuk pengolahan dan penerapannya dalam keseharian A. CAPAIAN PEMBELAJARAN B. TUJUAN PEMBELAJARAN .Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan dengan tepat proses terbentuknya ikatan kimia Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis dengan benar proses terbentuknya iktan kimia Siswa dapat dengan benar menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan kimia melalui diskusi
  • 15. D. PERTANYAAN PEMANTIK A. 1.Bagaimana unsur-unsur penyusun garam meja membentuk ikatan? 2.Bagaimana proses terjadinya ikatan unsur-unsur penyusun air? 3.Mengapa garam meja aman dikonsumsi, namun unsur penyusunnya bersifat reaktif? 4Guru membandingkan jawaban peserta didik satu dengan jawaban peserta didik lainnya. Guru dapat mendidik siswa tentang ikatan kimia yang materi ikatan kimia dimulai dari perkembangan model atom, mekanika kuantum dan aplikasinya pada sistem atom H dalam menjelaskan atom modern, sifat atom, dasar spektroskopi atom, pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, simetri molekul, ikatan logam, dan ikatan antar molekul serta sifat-sifat senyawaanya. Dengan mempelajari ikatan kimia kita akan memahami sifat-sifatnya, yang kemudian dapat kita terapkan dan manfaatkan dalam kehidupan sehari hari. Pada modul ini kita juga akan merancang dan membuat project proses terbentuknya ikatan kimia Guru dapat memperkenalkan siswa pada ikatan kimia gaya yang mengikat dua atom atau lebih untuk membuat senyawa atau molekul kimia. Ikatan itulah yang akan menjaga atom tetap bersama dalam suatu senyawa yang dihasilkan. Dengan kata lain, ikatan kimia dari dua atau lebih unsur disebut senyawa. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diilustrasikan dengan adanya senyawa dari garam dapur C. Pemahaman Bermakna
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Halaman 02 E. PENGAYAAN DAN REMEDIAL PENGAYAAN REMEDIAL Melakukan perbaikan jika hasil belajar siswa tidak memenuhi Standar Ketercapaian Sasaran Pembelajaran Peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru memberikan kegiatan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya terhadap materi yang telah diajarkan guru.
  • 25.
  • 26.
  • 27. Lembar Kerja Peserta Didik IKATAN KIMIA Nama: Kelas:
  • 28. 3.5 Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan, logam serta kaitannya dengan sifat zat. IndikatorPembelajaran : 3.5.1 Menjelaskan kestabilan suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron. 3.5.2 Menggambarkan struktur lewis berdasarkan elektron valensi unsur. 3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion berdasarkan contohnya. LEMBAR KERJA PERSERTA DIDIK Nama : Jenjang Sekolah : SMA Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku Tahun Ajaran : 2023-2024 Kelas : X (Sepuluh)/Fase E
  • 29. TujuanPembelajaran : Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan jenis-jenis ikatan kimia. Petunjuk Kegiatan/Kerja: Tulislah nama anggota kelompokmu. 1. Perhatikan gambar yang disajikan mengenai Materi ikatan kimia 2. Diskusilah dan bahaslah bersama anggota kelompokmu untuk mengerjakan soal di bawah ini 3. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan seksama. 4. Jika kelompok mengalami kesulitan dalam mempelajari lembar kerja peserta didik tanyakan pada gurumu, tetapi berusahala semaksimal mungkin. 5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu ! 6.
  • 30. Ikatan Kimia A. Dasar Ikatan Kimia Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom yang membentuk suatu molekul. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung mencapai stabilitas dengan memiliki susunan elektron seperti gas mulia (struktur ganda atau oktet). Struktur dua keadaan berarti jumlah elektron pada kulit terluar adalah 2, sedangkan struktur oktet berarti jumlah elektron pada kulit terluar adalah 2 Ikatan kimia terbagi menjadi 3 yang pertama yaitu ikatan ion. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara undur logam dengan non logam, ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom- atom yang berikatan, contoh: NaCl. 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 ev =1 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 ev = 7 Na Cl B. KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA Pada tahun 1916 ilmuan bernama G.N. Lewis dan Walter Kossel menyatakan bahwa: Golongan VIIIA pada tabel periodik merupakan golongan mulia dan dijadikan tolak ukur kestabilan unsur. Hal ini karena gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang paling stabil. Berikut konfigurasi elektron unsur golongan gas mulia menurut asas Aufbaugh, kaidah Hund, dan larangan Pauli! Helium (He) Helium (He) memiliki nomor atom 2 yang berarti helium hanya memiliki 2 elektron. Menurut Chemistry LibreTexts, kedua elektron tersebut akan menempati subkulit s pada kulit pertama, yang paling dekat dengan inti dan memiliki energi elektron paling rendah. Jadi, konfigurasi elektron helium adalah: Elektron helium mengisi kulit pertama, sehingga elektron valensinya penuh. Hal ini membuat helium stabil, sehingga menjadi standar aturan doublet (aturan kestabilan unsur).
  • 31. NEON (NE) Radon (Rn) UNSUR GAS MULIA TERAKHIR ADALAH RADON. NOMOR ATOM DAN NOMOR ELEKTRON RADON ADALAH 86. KONFIGURASI ELEKTRON GAS RADON ADALAH: SUBKULIT VALENSI GAS RADON ADALAH 6S2 DAN 6P8. ARTINYA RADON MEMILIKI 8 ELEKTRON VALENSI, YANG JUGA MENGIKUTI ATURAN OKTET UNTUK STABILITAS ATOM. DARI KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA DI ATAS DIKETAHUI BAHWA SEMUA UNSUR GAS MULIA (KECUALI HELIUM) MEMPUNYAI ELEKTRON VALENSI SEBANYAK 8 BUAH, YANG MERUPAKAN PATOKAN ATURAN OKTET KESTABILAN ATOM. Argon (Ar) GAS MULIA BERIKUTNYA ADALAH ARGON YANG MEMILIKI NOMOR ATOM 18. 18 ELEKTRON ARGON MENGISI 3 KULIT ELEKTRON DENGAN KONFIGURASI SEBAGAI BERIKUT: ANDA DAPAT MELIHAT BAHWA TERDAPAT 8 ELEKTRON PADA KULIT VALENSI (KULIT KETIGA), YANG SEKALI LAGI MEMENUHI ATURAN OKTET. NENEON (NE) MERUPAKAN GAS MULIA DENGAN NOMOR ATOM 10. ARTINYA NEON MEMPUNYAI 10 ELEKTRON DAN STRUKTURNYA SEBAGAI BERIKUT: MENURUT LUMEN LEARNING, NEON MEMPUNYAI KULIT VALENSI 2 (TERMASUK SUBKULIT S DAN P) YANG MENGANDUNG 8 ELEKTRON. 8 ELEKTRON MENGISI SELURUH KULIT ELEKTRON VALENSI NEON, SEHINGGA NEON MERUPAKAN UNSUR STABIL. INILAH DASAR KESTABILAN UNSUR LAIN YANG DISEBUT ATURAN OKTET. ACTIVITY Kripton (Kr) Krypton merupakan gas mulia dengan nomor atom 36. 36 elektron Krypton mengisi 4 kulit elektron dan strukturnya adalah sebagai berikut: Dalam struktur ini, sekali lagi Anda dapat melihat bahwa elektron valensi berada pada kulit elektron keempat, dengan total 8 elektron. Xenon (Xe) Xenon merupakan unsur gas mulia dengan nomor atom 54. Elektron xenon menempati hingga 5 kulit elektron, dan strukturnya adalah sebagai berikut: Subkulit valensi xenon adalah 5s2 dan 5p6. Artinya xenon memiliki 8 elektron valensi sehingga stabil.
  • 32. Rumusan Masalah Buatlah jawaban sementara berdasarkan permasalahan diatas! Hipotesis No Atom Susunan Elektron Elektron Valensi 1 2He 2 9F 3 20Ca 4 35Br 5 54Xe 6 86Rn Berdasarkan gambar yang telah diamati, tuliskan masalah yang dapat ditemukan melalui diskusi kelompok! Pertanyaan 1. Lengkapilah tabel dibawah ini!
  • 33. Gambarkan struktur lewis dari molekul-molekul dibawah ini! a. MgS b. KBr Ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan oleh nomor… Di antara zat berikut ini, yang mengandung ikatan ion adalah:
  • 34. Lembar Kerja Peserta Didik ikatan kovalen Nama: Kelas:
  • 35. LEMBAR KERJA PERSERTA DIDIK Nama : Jenjang Sekolah : SMA Satuan Pendidikan : SMA Sentosa Bhakti Baturaja Oku Tahun Ajaran : 2023-2024 Kelas : X (Sepuluh)/Fase E Kompetensi Dasar: 3.6 Membandingkan ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat, ikatan logam dan hubungannya dengan sifat material. Jelaskan struktur Lewis berdasarkan elektron valensi suatu unsur. 4.6 Merancang dan melakukan eksperimen untuk mendemonstrasikan sifat-sifat.
  • 36. IndikatorPembelajaran : 3.5.7 Berikan contoh proses pembentukan ikatan kovalen. 3.5.8 Berikan contoh untuk menggambarkan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi. TujuanPembelajaran : Siswa menggunakan sikap kooperatif, santun, dan toleran untuk menanamkan rasa syukur kepada Tuhan melalui percobaan membedakan ikatan kovalen polar dan non polar. Rahmat yang diberikan. Petunjuk pengerjaan  Berdoa dulu sebelum mengerjakan  Harus teliti selama mengerjakan LKPD  Diskusikan dengan teman sekelompokmu  Kerjakan di kertas yang telah disediakan.  Hasil diskusi, dipresentasikan.
  • 37. INSTRUCTIONS EXAMPLE Ikatan Kovalen 6C = 1s2 2s2 2p2 ev = 4 8O = 1s2 2s2 2p4 ev = 6 IIkatan kovalen terkoordinasi adalah ikatan yang terbentuk melalui penggunaan bersama sepasang elektron dari satu atom yang berikatan atau atom pusat yang mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).Sementara atom lain hanya menerima pasangan elektron bersama, syarat terjadinya ikatan kovalen koordinasi adalah atom tali pusat harus memiliki pasangan elektron bebas (PEB). Contoh : SO2 16S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 ev : 6 8O : 1s2 2s2 2p4 Rumusan Masalah Berdasarkan gambar yang telah diamati, tuliskan masalah yang dapat ditemukan melalui diskusi kelompok! IIkatan kovalen terjadi karena atom-atom yang berikatan berbagi pasangan elektron. Pasangan elektron yang digunakan bersama disebut pasangan elektron terikat (PEI), dan pasangan elektron valensi yang tidak berpartisipasi bersama disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara unsur-unsur nonlogam, baik yang sejenis (misalnya: H2, N2, dsb) maupun berbeda jenis (misalnya: H2O, CO2, dsb). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa yang terikat kovalen. Contoh: karbon dioksida 1 2 ROLE MODEL 1: 14 MINUTES 15 Minutes
  • 38. Sebutkan dan jelaskan perbedaan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi dari gambar diatas ! . . Tentukan yang mana ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi pada gambar dibawah ini ? Berikan alasanmu!
  • 39. SCENARIOS 1 3 2 4 Tuliskan pembentukan ikatan kovalen dari senyawa berikut: (lengkapi dengan rumus struktur danr umus kimianya) •AtomCdenganOmembe ntukmolekulCO2 •AtomCdenganHmembe ntukmolekulC2H4(etena ) Soal Tuliskan pembentukan ikatan kovalen dari senyawa berikut:(lengkapi dengan rumus struktur dan rumus kimianya) •AtomCdenganHmembentukm olekulCH4 •AtomHdenganOmembentukm olekulH2O •AtomBrdenganBrmembentuk molekulBr2 Tunjukkan polaritas ikatan berikut dengan bantuan panah polar: N – H, F –N, I –Cl Susun berdasarkan urutan kenaikan polaritas beberapa ikatan berikut: H –N, H –O, H –C.
  • 40. Lembar Kerja Peserta Didik KEPOLARAN SENYAWA
  • 41. KEPOLARAN SENYAWA Polaritas adalah kemampuan suatu senyawa untuk menghasilkan/membentuk dipol. Polaritas suatu senyawa dijelaskan oleh momen dipolnya, yang juga berhubungan dengan konstanta dielektriknya (E), dan jika nilai E meningkat, maka polaritas senyawa tersebut juga meningkat. Polaritas suatu senyawa merupakan bagian dari ikatan kovalen. Dipol adalah dua muatan berbeda yang terkandung dalam molekul suatu zat.Tarik tarik antarmolekul adalah gaya yang menyatukan molekul-molekul dalam suatu zat yang tersusun dari molekul. Daya tarik berkaitan dengan sifat fisika suatu zat yaitu titik leleh, titik didih, massa jenis, dan kelarutan. Polaritas dalam ikatan kimia adalah keadaan dimana elektron tidak terdistribusi secara merata atau elektron lebih cenderung berikatan dengan satu atom. Bagaimana menyatakansenyawa bersifat kovalen murni (non polar) atau kovalen polar.Cara mengetahui apakah suatu senyawa bersifat kovalen murni (nonpolar) atau kovalen polar. Polaritas berkaitan erat dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dari segi polaritas suatu senyawa bergantung pada nilai momen dipolnya. Momen dipol adalah perbedaan nilai keelektronegatifan antar atom yang berikatan. Beberapa orang telah mengemukakan nilai keelektronegatifan untuk setiap unsur, namun sekarang kita menggunakan angka keelektronegatifan yang dikemukakan oleh Pauling. Perbedaan keelektronegatifan dua atom menyebabkan kepolaran suatu senyawa. Perbedaan keelektronegatifan menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik pada salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol menyebabkan senyawa menjadi polar Pada senyawa HCl, pasangan elektron yang digunakan bersama akan lebih dekat ke Cl karena gaya tarik menarik elektron lebih besar dari H. Hal ini menyebabkan polarisasi ikatan H – Cl. Tampilkan Perubahan Periksa Plagiarisme PdfWord . Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
  • 42. Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut. 1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan rumus di samping. 2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar. Contoh: 1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3. 2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3. Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut. 1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan: 􀁐 = d 􀁵 l Di mana: 􀁐 = momen dipol dalam satuan Debye (D) d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses) l = jarak dalam satuan cm
  • 43. KEPOLARAN SENYAWA PADA UMUMNYA TERDAPAT PADA MOLEKUL YANG ATOM- ATOMNYA BERIKATAN.... KEPOLARAN SUATU SENYAWA KOVALEN TERGANTUNG DARI ... SENYAWA KOVALEN POLAR TERJADI KARENA PERBEDAAN.... S T E P THREE S T E P ONE STEP T W O S O A L 3 STEP
  • 44. RUMU SAN MA SA LA H FILLABLE HIPOTESIS : BUATLAH JAWABAN SEMENTARA BERDASARKAN PERMASALAHAN DIATAS! WORKBOOK OLIVIA WILSON Berdasarkan video yang telah diamati, tuliskan masalah yang dapat ditemukan melalui diskusi kelompok!
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.