1. Praktik ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan model Problem Based Learning yang berfokus pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Tantangan yang dihadapi adalah rendahnya motivasi siswa dan pemahaman materi, sehingga dilakukan langkah-langkah seperti membuat RPP, memilih model PBL, dan membuat media pembelajaran interaktif.
3. Hasilny
1. LK 3.1 BEST PRACTICE
PPG DALAM JABATAN
BAHASA INGGRIS
2023
Nama : MINA, S.Pd
No UKG : 201503101916
NIM : 2231571020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
Jl. Jend. Ahmad Yani No.Km. 6
Bukit Harapan, Kec. Soreang, Kota Parepare
Sulawesi Selatan 91112
2. LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMAS Shalom Bengkayang
Lingkup Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Kalimantan Barat
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris dengan
Model Problem Based Learning yang beorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) dalam
Pokok Bahasan Song.
Penulis MINA, S. Pd.
Tanggal 8 Juli 2023
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
adalah :
Pelajaran Bahasa Inggris merupakan pelajaran
yang menurut siswa sulit. Biasanya ketika mereka
belajar Bahasa Inggris siswa merasa bosan, tidak
semangat dan bawaannya ngantuk karena tidak
mengerti. Dengan adanya tuntutan
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, yang
jika kita terapkan sebenarnya akan mempermudah
kita dalam menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga peserta didik merasa nyaman dan senang
mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Sehingga dapat merubah persepsi siswa
bahwa Bahasa Inggris itu mudah, menyenangkan
dan cepat dimengerti. Rendahnya penguasaan
kosakata Bahasan Inggris peserta didik,
rendahnya pemahaman peserta didik pada
struktur dan ciri kebahasaan dalam materi Song
serta guru yang kurang dalam mengembangkan
model pembelajaran yang beragam menjadi
sebagaian dari latar belakang masalah.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat
menimbulkan dampak yang sangat besar dan luar
biasa dalam proses pembelajaran.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0,
peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan di sarankan dalam implementsi
kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berbasis
masalah dan penemuan Konsep suatu materi.
Implementasi Kurikulum 2013 menurut
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model
pembelajran yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah
3. (1). Model Pembelajaran melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem-based Learning/ PBL), (3) model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based
Learning/PJBL).
Menurut Barret (2011:4) menguraikan bahwa PBL
merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari
suatu proses pemecahan masalah yang disajikan
di awal proses pembelajaran. Siswa belajar dari
masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
mengorganisai, merencana, serta memutuskan apa
yang dipelajari dalam kelompok kecil.
Dengan menerapkan model Pembelajaran Problem
Based Learning suasana pembelajaran jadi
menarik dan peserta didik bersemangat, tidak
merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti
pembelajaran sehingga praktik ini penting untuk
dibagikan.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini
adalah saya sebagai Mahasiswa PPG Daljab
Kategori 1 Universitas Muhammadiyah Parepare
yang harus Melaksanakan Praktik ini, selain itu
juga sebagai guru yang harus bertanggung jawab
atas hasil kegiatan belajar anak melaui interaksi
belajar-mengajar. Guru merupakan faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar,
karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip
belajar, materi-materi yang diajarkan, model,
metode dan media apa yang harus di gunakan
untuk tercapainya tujuan pembelajaran sehingga
hasil prestasi belajar siswa meningkat terutama
dalam materi Song.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat,
Bukanlah suatu proses kalau tidak ada tantangan
atau hambatan yang harus dihadapi, begitu pula
halnya dengan praktik yang saya lakukan ini,
dimulai dari tantangan rendahnya motivasi
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
pemahaman peserta didik pada struktur teks dan
ciri kebahasaan dalam Song masih rendah,
penggunaan model satu arah/ceramah yang
dilakukan guru, dan keterbatasan guru dalam
penggunaan model dan metode yang diterapkan
dalam pembelajaran kurang kreatif, inovatif dan
variatif.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam praktik
ini adalah : peserta didik sebagai bagian paling
utama dalam kegiatan proses belajar mengajar,
dosen pembimbing dan guru pamong yang
membimbing dari awal sampai akhir
terlaksananya praktik ini, dan juga rekan sejawat
yang membantu hingga praktik ini berjalan
dengan lancar serta berkat dukungan dari Kepala
SMAS Shalom Bengkayang.
4. Aksi :
Langkah-langkah apa yang
dilakukan untuk
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah – langkah yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan yaitu salah satunya dengan
menggunakan model problem based learning (PBL)
dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas X
yang berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS). Dan langkah-langkahnya
yaitu :
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan komponen komponen
penyusunan RPP menurut Permendikbud No.
22 tahun 2016.
2. Memilih Model Pembelajaran.
3. Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
sesuai model pembelajaran yang di pilih.
Sesuai dengan syntax Problem Based Learning
kegiatan pembelajaran dilakukan secara
merinci :
Orientasi peserta didik pada masalah
Di sini saya menampilkan beberapa contoh
gambar seperti gambar seorang penyanyi.
Dari gambar tersebut siswa diberikan
pertanyaan pemantik terkait gambar yang
ditayangkan.
Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
Membimbing penyelidikan
Mengembangkan dan menyajikan hasil
diskusi
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
4. Membuat media dan instrumen pembelajaran.
Menurut Suraya (2012), Media Pembelajaran
yaitu alat yang mampu membantu
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk
memperjelas makna pesan atau informasi yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Proses pembuatan media pembelajaran
dilakukan oleh saya sendiri dengan memilih
gambar slide yang dapat menarik perhatian
siswa, dan mencari video dan gambar yang
sesuai dengan materi pelajaran. Semua itu di
dapat dari beberapa sumber yang ada di you
tube dan juga google.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa
yang menjadi faktor
keberhasilan atau
Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang
dilakukan.
Dampak dari aksi yang dilakukan adalah
meningkatnya hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model Problem Based Learning yang
berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi (HOTS).
Hasil yang didapat dari praktik ini yaitu:
1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran Problem
5. ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
Based Lerning berlangsung aktif. Siswa menjadi
lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
maupun temannya. Aktifitas pembelajaran
yang dirancang sesuai sintak Problem Based
Lerning megharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis
tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-
sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tidak
hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini
selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat siswa cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Respon teman sejawat terkait strategi praktik ini
yang didalamnya ada penggunaan model dan
metode sangat positif dan mereka tertarik untuk
melakukan hal yang sama dalam proses
pembelajarannya juga.
Seiring tantangan global, peserta didik perlu
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
masalah. Untuk itu, guru juga perlu
mempersiapkan diri untuk dapat membelajarkan
kemampuan tersebut. Banyak permasalahan
sehari-hari yang dapat atau bahkan perlu
diselesaikan menggunakan langkah-langkah yang
baik dan benar. Guru perlu menjembatani
permasalahan kontekstual dengan peserta didik
sehingga mereka memiliki kemampuan dalam
mengaplikasikan konsep yang dipelajari untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang atau
dihadapinya kelak.