SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Nama : Ade Nurosita, S.Pd
Nim : 22323299553
No Peserta UKG : 201699611609
Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Materi 1 : Gerak dan gaya
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Karakteristik peserta didik
(gaya belajar) dalam materi
gerak dan gaya belum
diketahui.
Hasil Eksplorasi Kajian Literatur :
menurut S. Nasution, “gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid
dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.”
Menurut DePotter & Hernacki (2009 :116) gaya
belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
1. gaya belajar visual,
2. gaya belajar auditorial, dan
3. gaya belajar kinestetik.
Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya
belajar, telah menemukan banyak variabel yang
mempengaruhi gaya belajar peserta didik.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor fisik
2. Faktor emosional
3. Faktor sosiologis
4. Faktor lingkungan
Written By Anjar Saturday, September 27, 2014
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa Penyebab masalah Karakteristik
peserta didik (gaya belajar) dalam materi
gerak dan gaya belum diketahui adalah
• Guru belum melalukan observasi
terhadap gaya belajar peserta didik.
• Peserta didik memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda.
• Guru harus bisa mengimplikasikan model
pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajar peserta didik.
• Perlu ada tes diagnostik
• Guru belum paham penyusunan asesmen
diagnostik kognitif dan non kognitif yang
sesuai dengan materi gerak dan gaya.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Hasil kajian empiris
Hasil wawancara salah satu faktor Karakteristik
peserta didik (gaya belajar) dalam materi gerak dan
gaya belum diketahui.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Sebenarnya materi ini sangat menarik apalagi
kalau kita ajak peserta didik ke simulasi untuk
membuat gaya dorong, praktek langsung atau
simulasi, cara untuk mengetahui gaya belajar nya
adalah dengan mengajak langsung pada simulasi
materi gaya dorong, sehingga guru akan
mengetahui gaya belajar peserta didik tersebut
secara langsung artinya guru akan mengetahui
gaya belajar peserta didik ini di bab gaya dan gerak
adalah dengan praktek langsung dari pada hanya
di jelaskan secara teori.
Ibu Riandini Putri, S.Pd (Guru IPA)
Karena guru belum melakukan observasi terhadap
gaya belajar peserta didik. Guru terlalu fokus
terhadap materi pembelajaran.
H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala SMPN 1
Tangerang & Dosen Universitas Terbuka)
Pentingnya gaya belajar bagi guru, agar mudah
memberikan suatu treatmen yang cocok pada
peserta didik, sehingga peserta didik tercapai
tujuan pembelajarannya dengan baik. Tentunya,
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
dalam hal ini guru harus menyiapkan media
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
peserta didik.
2 Peserta didik kurang fokus
saat pembelajaran materi
gerak dan gaya dan
konsentrasi peserta didik
masih rendah.
Hasil Eksplorasi Kajian Literatur
Apabila kondisi peserta didik tidak mampu
memaksimalkan konsentrasi belajar terus
dibiarkan, maka dampaknya pada nilai dan hasil
pembelajaran yang tidak maksimal (Mindari &
Supriyo, 2015)
Kesulitan menjaga konsentrasi belajar juga
semakin bertambah jika peserta didik terpaksa
mempelajari materi pelajaran yang tidak
disukainya (Ikawati, 2015).
Faktor Penyebab Peserta didik kurang fokus saat
pembelajaran materi gerak dan gaya dan
konsentrasi peserta didik masih rendah yaitu :
• Faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik sendiri
(internal) seperti dipengaruhi oleh
kesehatan, bakat, minat motivasi, dan
intelegensi belajar peserta didik.
• Faktor eksternal; Menurut Syah (2008 :173)
“Faktor ekstern peserta didik meliputi
semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktifitas
belajar peserta didik”. Faktor ini dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1) Lingkungan sekolah, contohnya
kondisi dan letak gedung sekolah
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, serta dapat
diketahui bahwa
Penyebab masalah Peserta didik kurang fokus
saat pembelajaran materi gerak dan gaya dan
konsentrasi peserta didik masih rendah.
adalah :
• Kesulitan peserta didik dalam memahami
konsep materi gerak dan gaya
• Ketidakmauan peserta didik dalam
mencoba mengulang kembali materi yang
sudah diajarkan
• Menggali faktor Masalah peserta didik
dari dalam diri
• Menggali faktor dari guru (media
pembelajaran), guru membuat media
pembelajaran yang menarik bagi peserta
didik.
• guru belum membangkitkan semangat
melalui apersepsi dan motivasi
• menerapkan konsep umum untuk
menyelesaiakan persoalan hukum Gerak
dan Gaya yang kondisinya berbeda
dengan contoh yang biasa peserta didik
terima di kelas (misalnya gaya
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
yang buruk seperti dekat pasar,
kondisi guru serta alat- alat belajar
yang berkualitas rendah.
2) Lingkungan keluarga, contohnya
ketidakharmonisan hubungan antara
ayah dan ibu, dan rendahnya
kehidupan ekonomi keluarga.
3) Lingkungan masyarakat, contohnya
wilayah kumuh dan teman
sepermainan.
Sebagian besar peserta didik memiliki masalah
dalam mengenali konsep gaya (Halim, et al, 2014)
karena gaya dan gerak terdiri dari konsep-konsep
abstrak yang kadang sangat sulit dipelajari oleh
peserta didik (Alias, et al, 2015). Gaya adalah
konsep inti untuk dapat mempelajari hukum
Newton (Halim, et al, 2014).
Menurut Mulyadi (2010: 6), kesulitan belajar
mempunyai pengertian yang luas, meliputi :
1) Learning Disorder adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respon yang bertentangan. Dengan
demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih
rendah dari potensi yang dimiliki.
2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)
adalah ketidakmampuan seseorang yang
mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak
membentuk sudut tertentu dengan
perpindahan),
• pembelajaran kurang diperkenalkan sejak
usia sekolah dasar pada konsep gerak
dan gaya
• pembelajaran materi gerak dan gaya
belum melibatkan peserta didik dalam
kegiatan praktek sains
• Pemahaman yang tidak utuh atau parsial
tentang gaya dan percepatan,
• interprestasi yang salah dan kemampuan
pemahaman peserta didik yang berbeda-
beda,
• keterpaksaan peserta didik dalam
mempelajari materi gerak dan gaya yang
tidak disukainya.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
mampu belajar (menghindari belajar) sehingga
hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
3) Learning disfunction (ketidakfungsian belajar)
adalah menunjukkan gejala dimana proses
belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun
pada dasarnya tidak ada tanda-tanda
subnormalitas mental, gangguan alat indera
atau gangguan psikologis lainnya.
4) Under Achiever adalah mengacu pada
seseorang yang memiliki tingkat potensi
intelektual diatas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah
Hasil kajian empiris
Hasil wawancara penyebab Peserta didik kurang
fokus saat pembelajaran materi gerak dan gaya
dan konsentrasi peserta didik masih rendah.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
• Kesulitannya peserta didik kurang membaca
dan menelaah soal hitungan pada materi
gaya dan gerak (misalnya menerapkan
konsep rumus pada penerapan hukum
newton, merumuskan kelajuan,kecepatan
dan percepatan)
• Peserta didik kurang memahami konsep
dasar dari gaya dan gerak,
• Peserta didik kurang latihan dalam
penyelesaian rumus gerak dan gaya.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Ibu Riandini Putri, S.Pd (Guru IPA)
Dikarenakan peserta didik mendapatkan kesulitan
dalam belajar jika belajar dalam kelompok yang
tidak sesuai dengan keinginannya biasanya dari
unsur persamaan (circle) atau dikarenakan peserta
didik nyaman belajar dengan kelompok yang
memiliki persamaan seperti persamaan suka
terhadap hal tertentu atau persamaan dalam hal
kognitif maupun psikomotorik.
Ibu Siska Puspitasari, S.Pd (Guru IPA)
• Karena adanya pengelompokan belajar
setiap mapel berbeda beda dan belum lagi
pengelompokan p5.
• Membuat peserta didik sulit belajar sehingga
kurang fokus.
• Adanya pengelompokan peserta didik yang
high dan low terhadap soal yang diberikan
guru sehingga membuat peserta didik jenuh
dan sulit belajar.
3 Komunikasi peserta didik
dengan guru terkait
pembelajaran masih minim
baik dalam pembelajaran
maupun di luar
pembelajaran (terutama
peserta didik yang introvert)
Kajian Literatur
Hovland dalam Onong Uchjana Effendy,
Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan
”Komunikasi adalah sebagai proses dimana
seseorang (komunikator) mengoper perangsang-
perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam
bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku
orang lain” .
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa komunikasi peserta didik dengan guru
terkait pembelajaran masih minim baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran
yaitu:
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan
Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya 1997),
hal 46.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
• Kebisingan
• Keadaan psikologi komunikasi
• Kekurangan komunikator atau komunikan
• Kesalahan-kesalahan penilaian oleh
komunikator
• Kurangnya pengetahuan komunikator atau
komunikan
• Bahasa
• Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara
• Faktor teknis
• Kepentingan atau interes
k. Prasangka
l. Cara penyajian yang verbalitis, dan
sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68).
Hasil Kajian Empiris
Berdasarkan hasil wawancara penyebab
komunikasi peserta didik dengan guru terkait
pembelajaran masih minim baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling)
Untuk peserta didik yang introvert memang
kebanyakan mereka merasa sulit mengungkapkan
atau mengkomunikasikan apa yang dirasakan
• Peserta didik yang introvert lebih suka
mengungkapkan apa yang dirasakan dengan
teman yang dipercaya atau nyaman
• Kurangnya pendekatan guru dengan peserta
didik yang introvert.
• Peserta didik cendrung malu untuk bertanya.
• Percaya diri peserta didik yang masih rendah
• Peserta didik kesulitan dalam mengingat
nama nama ilmiah
• Kemampuan identifikasi peserta diidk masih
rendah
• Metode yang digunakan guru belum
mengaktifkan peserta didik untuk bertanya
• Guru belum secara langsung memberikan
tugas untuk mengukur keterampilan
berkomunikasi peserta didik.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
dalam kelas atau pembelajaran tetapi biasanya
peserta didik introvert mengkomunikasikan apa
yang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat
dipercaya.
4 Guru belum
mengoptimalkan model
pembelajaran yang inovatif
yang sesuai dengan materi
gerak dan gaya
Kajian Literatur :
Khodijah, N. (2022). Profesionalisme guru dalam
penerapan model-model pembelajaran inovatif
masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik
dari aspek pengetahuan maupun keterampilan
sebagian guru yang masih rendah dalam
menerapkan model-model pembelajaran inovatif,
dan ada dua faktor yang mempengaruhi
penerapan model-model pembelajaran inovatif,
yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop
yang diikuti dan rendahnya komitmen dan
motivasi guru untuk menerapkan model-model
pembelajaran inovatif.
Menurut Sartono Wahyuari (2012), dan sarjana
lainnya, bahwa ciri-ciri pembelajaran inovatif,
antara lain:
• memiliki prosedur yang sistematik untuk
memodifikasi perilaku peserta didik;
• hasil belajar yang ditetapkan secara khusus,
yaitu perubahan perilaku positif peserta
didik;
• penetapan lingkungan belajar secara khusus
dan kondusif;
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa penyebab masalah Guru belum
mengoptimalkan model pembelajaran yang
inovatif yang sesuai dengan materi gerak dan
gaya adalah :
• Guru kurang optimal dalam berinovasi
• Guru mengalami kesulitan untuk
menentukan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik
materi gerak dan gaya yang akan
diajarkan.
• Guru belum pandai mengelola kelas, dan
mengelola waktu dalam pembelajaran.
• Guru kurang megikuti
pelatihan/workshop tentang model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
• ukuran keberhasilan peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran, sehingga bisa
menetapkan kriteria keberhasilan dalam
proses belajarmengajar; serta
• interaksi dengan lingkungan agar
mendorong peserta didik aktif dalam
lingkungannya.
Pembelajaran inovatif juga menuntut kreativitas
guru dalam mengajar. (Ismail, 2003; Burhanuddin,
2014; dan Komara, 2014)
Hasil Kajian Empiris
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman guru,
kepala sekolah, penyebab masalah Guru belum
mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif
yang sesuai dengan materi gerak dan gaya
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Belum memanfaatkan sarana dan prasarana yang
ada untuk mempraktekan langusung pada materi
gaya dan gerak secara sederhana. Dan guru belum
banyak mengeksplor tentang model pembelajaran
yang inovatif.
Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA)
Pembelajaran inovatif jarang dipakai dikarenakan
guru terkadang mengejar materi pembelajaran IPA
yang banyak dengan waktu pembelajaran yang
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
sedikit. Selain faktor kurangnya waktu juga guru
masih ada yang kurang maksimal dalam
memanfaatkan teknogi juga dikarenakan kurang
pengetahuan guru dalam TI Dan Guru yang egois,
tidak mau mengembangkan diri dan mengajar
dengan pembelajaran yang monoton.
H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala Sekolah SMPN
1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka)
Pembelajaran inovatif jarang dipakai dikarenakan
guru sebagai tenaga pendidik kurang memenuhi
skill untuk bertugas mendidik, mengajarkan suatu
ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian
dan evaluasi. Di era revolusi industri 4.0 guru
dituntut kreatif dan inovatif dalam pembelajaran
baik di kelas maupun di luar kelas. Guru dapat
membuat alat peraga untuk pembelajaran yang
inovatif dan kreatif dengan harapan hasil belajar
peserta didik meningkat. Pembelajaran inovatif
jarang dipakai karena alasan tertentu, antara lain:
• Guru sudah merasa nyaman di posisi
sekarang
• Menurut mereka dengan inovatif
membutuhkan pemikiran, waktu, tenaga,
dan biaya
• Perlu contoh nyata dalam pembelajaran
inovatif
• Guru belum pandai mengelola kelas, dan
mengelola waktu dalam pembelajaran
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
5 Kesulitan peserta didik
dalam mengerkajakan soal
HOTS pada materi gerak dan
gaya (peserta didik sulit
untuk memodifikasi rumus
dalam mengaplikasikan ke
persoalan gerak dan gaya).
Kajian Literatur jurnal/ artikel :
Menurut Andriani (2016), kesulitan peserta
didik dalam menyelesaikan soal pada tahap
pemahaman soal disebabkan karena peserta
didik tidak memahami soal dan tidak dapat
menerjemahkan/mengubah soal ke dalam bentuk
rumus atau bentuk matematika sehingga tidak
dapat menulis apa yang diketahui dan ditanyakan
(Andriani, et al. (2017). Analisis Kesulitan Peserta
didik Dalam Menyelesaikan Soal Gerak Lurus.
Jurnal pendidikan fisika Tadulako (JPFT). Vol 4.
No3. ISSN 2338 3240.)
pendapat Chi et al, (dalam Sujarwanto, 2014)
bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang
rendah dalam memecahkan masalah fisika mereka
cenderung mengenali masalah berdasarkn sajian
dari masalah, tidak melakukan evaluasi dan
cenderung menggunakan rumus dalam
memecahkan masalah.
Bentuk kesulitan deskripsi fisika (physics
description) apabila peserta didik tidak menuliskan
diketahui dan ditanya pada soal. memaknai
masalah dalam soal apa yang harus diselesaikan
dalam soal, menentukan informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal atau tujuan akhir dari
soal setelah dia mampu membaca soal. Jika
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa penyebab masalah kesulitan peserta
didik dalam mengerjakan soal HOTS pada
materi gerak dan gaya (peserta didik sulit
untuk memodifikasi rumus dalam
mengaplikasikan ke persoalan gerak dan
gaya) yang diidentifikasi adalah sebagai
berikut:
• Pemahaman guru yang kurang tentang
pembelajaran soal berbasis HOTS.
• Guru jarang memberikan soal Hots
kepada peserta didik.
• Guru kurang membiasakan mendidik
peserta didik dalam pembelajaran
menggunakan logika dan analisis.
• Peserta didik tidak dibiasakan menjawab
soal HOTS
• Peserta didik masih kesulitan
memvisualisasikan masalah disebabkan
karena peserta didik tidak tahu
menggambarkan sketsa pada tiap soal
• Peserta didik masih kesulitan deskripsi
fisika disebabkan karena kurang
memahami masalah yang diberikan pada
soal.
• Peserta didik masih kesulitan rencana
solusi disebabkan karena kurang
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
peserta didik sudah mengalami kesulitan dalam
deskripsi fisika, sudah tentu peserta didik juga
akan kesulitan dalam membuat rencana solusi
untuk menyelesaikan soal (Mustofa, 2016).
(Mustofa, M. Hariri. (2016). Profil Kemampuan
Pemecahan Masalah Peserta didik pada
Pembelajaran Gerak Lurus. (Online). (diakses 12
November 2020)
Hasil eksplorasi Kajian Empiris
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman guru,
kepala sekolah, penyebab kesulitan peserta didik
dalam mengerkajakan soal HOTS pada materi
gerak dan gaya (peserta didik sulit untuk
memodifikasi rumus dalam mengaplikasikan ke
persoalan gerak dan gaya). Adalah :
Ibu Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA)
Guru masih beranggapan bahwa soal HOTS itu
selalu berkaitan dengan hitung-hitungan yang
sulit. Karena peserta didik lemah dalam Numerasi
dan Literasi sehingga guru jarang menggunakan
soal HOTS untuk peserta didik. Selain itu, dalam
penyelesaian rumus karena peserta didik belum
memahami konsep serta tidak mau nemekaah soal
secara cermat. Konsep dasar matetatik yang
rendah,.
memahami konsep yang digunakan pada
soal.
• Peserta didik masih kesulitan
menjalankan rencana karena salah dalam
menuliskan diketahui dan ditanya, tidak
mengetahui konsep yang digunakan pada
soal dan kurang menguasai 8 operasi
hitung.
• Peserta didik masih kesulitan memeriksa
dan mengevaluasi disebabkan karena
kurang teliti dalam memeriksa jawaban
dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan
jawaban soal.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
• Peserta didik tidak tahu menggambarkan
sketsa pada tiap soal.
• Peserta didik kurang memahami masalah
yang diberikan pada soal.
• Peserta didik kurang memahami konsep
yang digunakan pada soal.
• Peserta didik salah dalam menuliskan
diketahui dan ditanya, tidak mengetahui
konsep yang digunakan pada soal dan
kurang menguasai operasi hitung
• Peserta didik kurang teliti dalam memeriksa
jawaban dan tergesa-gesa dalam
menyelesaikan jawaban soal
H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala Sekolah SMPN
1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka)
Ketika pembelajaran guru belum memberikan
pemantik agar peserta didik berfikir kritis dan
mamancing rasa ingin tahu peserta didik sehingga
kurang dapat menggunakan logika dan analisis.
Soal HOTS bukan hanya hitungan saja tapi juga
soal yang memiliki analisis deskirpsi, bisa juga
berupa tabel, grafik, dan gambar.
6 Guru hanya
mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi
informasi ICT dalam
Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa penyebab masalah Guru hanya
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
pembelajaran materi gerak
dan gaya (ppt dan video).
Menurut Rosenberg (2001), ada 5 pergeseran
dalam proses pembelajarn seiring dengan
berkembangnya penggunaan TIK, yaitu :
• Dari pelatihan ke penampilan
• Dari ruang kelas ke manapun dan
kapanpun
• Dari kelas ke online
• Dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
• Dari waktu siklus ke waktu nyata
Nikolopoulou dan Gialamas (2016)
mengelompokkan tantangan penggunaan TIK
dalam proses pembelajaran dari tiga aspek, yaitu
• kurangnya dukungan (lack of support),
• kurangnya kepercayaan (lack of confidence),
dan
• kurangnya perlengkapan (lack of equipment).
Analisis berdasarkan wawancara :
Guru hanya mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi ICT dalam pembelajaran
materi gerak dan gaya (ppt dan video).
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Sebenarnya pada materi gerak dan gaya guru tidak
hanya mengoptimalkan dalam penggunaan ICT
baik bentuk PPT dan video pembelajaran. akan
tetapi, guru bisa mengoptimalkan ke dalam bentuk
informasi ICT dalam pembelajaran materi
gerak dan gaya (ppt dan video). adalah sebagai
berikut:
• Fasilitas dan sarana pembelajaran (Non ICT)
kurang memadai.
• Guru kurang mengoptimalkan laboratorium
atau media yang ada di dalam kelas dalam
kegiatan pembelajaran.
• Guru kurang kreatif untuk mengembangkan
media yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan lingkungan sekolah
• Guru kurang optimal mengikuti pelatihan
non ICT dalam pembelajaran.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
praktek langsung (non ICT) seperti berjalan,
mendorong meja, mendorong tembok dan
sebagainya.
Bapak Tohirudin, S.Pd.i (Wakil Sarana
Prasarana)
• Sarana yang masih kurang sehingga harus
bergantian dalam pemakaian, ini yang
membuat guru malas untuk memakai
proyektor.
• Guru tidak mau ribet membuat media
pembelajaran, seperti ppt atau animasi.
• Tanggung jawab guru yang rendah dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi mengakibatkan hasil belajar
yang belum maksimal. Karena hal ini
menjadikan guru tidak kreatif dalam
mengembangkan media yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan lingkungan
sekolah
Nama : Ade Nurosita, S.Pd
Nim : 22323299553
No Peserta UKG : 201699611609
Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Materi 2 : Sistem Gerak pada Manusia
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Kemampuan literasi sains
pada peserta didik masih
rendah.
Hasil Kajian Literatur
Pengertian :
Literasi sains merupakankemampuan untuk
terlibat dengan isu-isu yang berkaitandengan
sains, dan dengan ide- ide sains sebagai warga
negarayang reflektif (OECD dalam Alatas :2020)
Menurut Alatas:2020 Rendahnya kemampuan
literasi sains pada peserta didik disebabkan oleh:
1. Sistem pendidikan, kurikulum, model dan
metode pembelajaran, sumber belajar, dan
bahan ajar yang belum mendukung untuk
meningkatkan kemampuanliterasi sains
2. Proses pembelajaran cenderung tidak
memberikan kesempatankepada peserta
didik untuk memahami fenomena sehari-
hari
3. Selama proses pembelajaran masih jarang
peserta didik yang mengajukan pertanyaan
dan menyampaikan pendapat sehingga
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian literatur dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa penyebab masalah
kemampuan literasi sains peserta didik
masih rendah adalah :
• Peserta didik belum mampu
menerapkan pengetahuan IPA yang
dipelajari untuk menjelaskanfenomena-
fenomena sehari – hari yang
berhubungan dengansains
• Peserta didik belum mampumenerapkan
pengetahuan IPAyang dipelajariuntuk
memecahkanpermasalahan
realsehari-hari yangberhubungan
denganIPA
• Peserta didik belum mampumemahami
bacaanteks sains.
• Peserta didik belum mampu melakukan
penyelidikan ilmiahdan
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
peserta didik sulit untuk
mengomunikasikan dan mengaitkan
pengetahuan yang dimiliki dengan topik-
topik sains
Hasil Kajian Empiris
Hasil Wawancara faktor kemampuan literasi
sains peserta didik masih rendah sebagai
berikut :
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd
• Faktor ekstern (lingkungan, keluarga,
lingkungan sekolah, lingkuman bermain)
• Faktor intern (motivasi dalam diri) belum
menemukan keinginan untuk membaca
dari dalam diri.
• Cara untuk melatihnya adalah dengan cara
intensif (yang dikondisikan/dipaksa secara
tidak langsung). Guru membebaskan dulu
peserta didik untuk membaca buku yang
diminati, kemudian selipkan semacam
pertanyaan-pertanyaan yang akan
bertambah kompleks sampai dengan
kesimpulan (seperti buku hiburan / untuk
kesenangan komik, novel dll).
• Guru harus memiliki strategi untuk
meningkatkan minat baca sesuai buku
bacaan mintanya,
• Pembiasaaan ekstensif di luar buku
mengkomunikasikan hasil
penyelidikan ilmiah
• Peserta didik kurang dalam pelatihan
soal.
• Guru masih belum optimal dalam
memberikan tugas keterampilan
beliterasi pada peserta didik.
• Guru belum optimal dalam melakukan
pembaisaan beliterasi pada diri sendiri
dan juga pada peserta didik.
• Guru belum optimal dalam
memfasilitasi peserta didik untuk
beliterasi.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
pelajaran, setelah peserta didik terbiaasa
melakukan pembelajaran ekstensif
otomotis pembiasaan intensif buku
pelajaran bisa mempengaruhi pembiasaan
membaca intensif.
Ibu Riandini Putri, S.Pd (guru IPA)
Karena banyaknya istilah dan konsep narasi
materi sistem gerak pada manusia, padahal jika di
kaitkan gambar peserta didik akan lebih tertarik.
Dr. Sabar Nurohman, M.Pd (Dosen Universitas
Yogyakarta)
• Guru belum memfasilitasi peserta didik
untuk berliterasi.
• Prinsipnya belum ada pembiasaan, contoh
dari orang tua, guru, dan lingkungan.
• Perlu adanya gerakan literasi sejak dini
• Pembelajaran di kelas juga kurang
menuntut anak untuk membaca.
2 • Peserta didik kesulitan
dalam belajar
(membedakan alat gerak
aktif dan alat gerak
pasif)
Kajian Literatur
Menurut Hamdani (2011:17) kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi yang menunjuk pada
sejumlah kelainan yang berpengaruh pada
pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan,
pemahaman dan penggunaan informasi secara
verbal dan non verbal.akibat dari keadaan ini
individu yang mengalami kesulitan belajar
mengalami kesulitan dalam mengoperasikan
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian literatur dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa penyebab masalah Peserta
didik kesulitan dalam membedakan alat
gerak aktif dan alat gerak pasif adalah :
• Peserta didik masih minim dalam mencari
refrensi terkait materi sistem gerak pada
manusia.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
pikiran karena kondisi yang berkaitan dengan
kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi
intelektual secara umum
Menurut Anurrahman (2010:177) faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar timbul karena adanya
permasalahan belajar, dari dimensi peserta didik,
masalah-masalah belajar yang dapat muncul
sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan
dengan karakteristik atau ciri peserta didik, baik
berkenaaan dengan minat, kecakapan maupun
pengalaman-pengalaman
Menurut Dalyono (2005:230) Faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke
dalam dua golongan yaitu :
a. Faktor internal faktor dari dalam diri manusia
itu sendiri yang meliputu: Faktor fisiologi, Faktor
psikologi.
b. Faktor ekstern faktor dari luar manusia
meliputi: Faktor orang tua, sekolah dan
masyarakat
Hasil Kajian Empiris
Hasil Wawancara faktor Peserta didik kesulitan
dalam belajar (membedakan alat gerak aktif dan
alat gerak pasif) sebagai berikut.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
• Peserta didik kesulitan dalam mengingat
nama ilmiah pada alat gerak aktif dan
alat gerak pasif.
• Guru belum mengoptimalkan strategi
pembelajaran yang tepat.
• Pembelajaran belum kontekstual
• Guru masih belum optimal dalam
memberikan apersepsi dan motivasi.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Menurut ibu,
• materi ini sulit dipahami oleh peserta didik
karena kurangnya referensi mengenai materi
tersebut dan cakupan materinya yang luas.
Selain itu
• pada saat pembelajaran peserta didik kurang
memperhatikan penjelasan guru.
• Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi
kesulitan belajar ini hanya memberikan
penugasan diakhir materi. Dari sini, maka
diperlukan suatu strategi yang tepat untuk
mengatasi kesulitan belajar peserta didik
materi pokok sistem gerak pada manusia.
Salah satu strategi yang digunakan untuk
mengatasi kesulitan belajar peserta didik
usaha meningkatkan hasil belajar adalah
strategi umpan balik.
3 Komunikasi peserta didik
dengan guru terkait
pembelajaran masih minim
baik dalam pembelajaran
maupun di luar
pembelajaran
Kajian Literatur
Hovland dalam Onong Uchjana Effendy,
Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan
”Komunikasi adalah sebagai proses dimana
seseorang (komunikator) mengoper perangsang-
perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam
bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku
orang lain” .
Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan
Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya 1997),
hal 46.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian literatur dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa penyebab masalah
komunikasi peserta didik dengan guru
terkait pembelajaran masih minim baik
dalam pembelajaran maupun di luar
pembelajaran adalah :
• Pembelajaran berlangsung satu arah
• Guru hanya fokus terhadap
pelaksanaan RPP yang dibuat
• Guru belum optimal dalam memberikan
stimulus yang berkelanjutan dalam
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
• Kebisingan
• Keadaan psikologi komunikasi
• Kekurangan komunikator atau komunikan
• Kesalahan-kesalahan penilaian oleh
komunikator
• Kurangnya pengetahuan komunikator atau
komunikan
• Bahasa
• Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara
• Faktor teknis
• Kepentingan atau interes
k. Prasangka
l. Cara penyajian yang verbalitis, dan
sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68).
Hasil Kajian Empiris
Berdasarkan hasil wawancara penyebab
komunikasi peserta didik dengan guru terkait
pembelajaran masih minim baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling)
Untuk peserta didik yang introvert memang
kebanyakan mereka merasa sulit mengungkapkan
atau mengkomunikasikan apa yang dirasakan
dalam kelas atau pembelajaran tetapi biasanya
peserta didik introvert mengkomunikasikan apa
yang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat
dipercaya.
proses pembelajaran
• Kurang masih kurang maksimal dalam
memfasilitasi proses pembelajaran
dengan metode diskusi
• Guru masih kurang optimal dalam
membangun keterampilan komunikasi
peserta didik.
• Guru masih kurang optimal dalam
memberikan stimulus
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
4 Guru belum optimal
menggunakan model
pembelajan yang sesuai
untuk materi gerak pada
manusia
Hasil kajian literatur
Menurut Cepi Supriatna dkk: 2021
Ciri – ciri keaktifan peserta didik dalam belajar
diantaranya :
1. Peserta didik selalu bertanya mengenai materi
yang dijelaskan oleh guru
2. Peserta didik mampu mengemukaan gagasan
dan mendiskusikannya kepada orang lain
denganpemikiran sendiri
3. Peserta didik mengerjakan tugas dengan
gagasan dan fikirannya sendiri.
4. Aktif dalam bertanya baik kepada guru maupun
kepada peserta didik.
5. Mampu mengemukakan pendapat
6. Aktif dalam memecahkan masalah
7. Mandiri dan aktif dalam mengerjakan tugas.
Ni Ketut Suriani, dkk : 2019.
Proses pembelajaran menyajikan informasi yang
kurang memotivasi dan kurang menantang peserta
didik, dan cenderung monoton. Padahal,
pembelajaran IPA dapat menyajikan informasi
menarik pada kegiatan mengamati dapat berupa
masalah nyata yang ditemui peserta didik dalam
kehidupannya sehari-hari. Berpedoman pada hal di
atas, guru sebaiknya menerapkan model
pembelajaran yang inovatif yang dapat membantu
peserta didik mengembangkan kemampuannya
dalam memecahkan masalah belajar. Model
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
kajian literatur dan hasil wawancara, dapat
diketahui bahwa penyebab masalah Guru
belum menggunakan model pembelajan
yang sesuai untuk materi gerak pada
manusia adalah :
1. Peserta didik lebih sering mengajar dengan
model pembelajaran ceramah.
2. Selama pembelajaran guru sebagai pusat
kegiatan pembelajaran.
3. Guru banyak memberikan tugas tanpa ada
umpan balik dari hasil kerja peserta didik.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
pembelajaran yang memberi peluang
berkembangnya keterampilan berpikir peserta
didik dalam memecahkan masalah adalah dengan
model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
Hasil kajian Empiris
Pakar : Widodo Setiyo W, S.Pd.Si., M.Pd (Dosen
PPG)
• Tidak mudah untuk memberikan atau
menentukan model yang tepat untuk
pembelajaran peserta didik pada setiap
materi. Karena penerapan suatu model jika
tidak divariasikan juga akan ditebak oleh
peserta didik, sehingga peserta didik juga
akan mudah bosan
• Dalam penerapan model pembelajaran, bisa
mencari yang sintaknya memenuhi semua
gaya belajar murid, dari audio, visual
maupun kinestetik. Namun, dalam sekali
tatap muka kita tidak diharuskan
memenuhi semua kebutuhan belajar dan
gaya belajar murid
• Pembelajaran berbasis STEAM bisa menjadi
pilihan untuk diterapkan dalam
pembelajaran karena memiliki beberapa
keunggulan yaitu peserta didik mampu
mengikuti perkembangan zaman,
mengembangkan inovasi dalam kehidupan,
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
peserta didik dapat mengembangkan konsep
diri secara aktif, dan kreatif.
5 Peserta didik mengalami
miskonsepsi dalam materi
pembelajaran sistem gerak
pada manusia.
Kajian literatur
Miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan
suatu gagasan yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah yang diterima para ahli.
Miskonsepsi secara inci dapat merupakan
pengertian yang tidak akurat tentang konsep,
penguasaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
contoh yang salah tentang penerapan konsep,
pemaknaan konsep yang berbeda, dan hubungan
hirerarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Novak & Gowin dalam (Eka 2014: ix) menyatakan
bahwa miskonsepsi merupakan suatu interpretasi
mengenai konsep-konsep dalam suatu pernyataan
yang tidak dapat diterima.
Menurut Suparno (2013: 30-52) mengemukakan
bahwa penyebab miskonsepsi ada enam kelompok
antara lain:
• Miskonsepsi dari sudut filsafat
kontruktivisme
• Peserta didik
• Guru
• Buku teks
• Konteks
• Metode mengajar
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui
bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi
dalam materi pembelajaran sistem gerak pada
manusia yaitu :
• kurangnya wawasan peserta didik dalam
mencari informasi/ sumber peserta didik
terhadap konsep atau hal yang
miskonsepsi tersebut.
• Miskonsepsi terjadi dari pengetahuan
awal peserta didik.
• Pemahaman yang tidak utuh atau parsial
tentang kemagnetan,
• interprestasi yang salah dan kemampuan
pemahaman peserta didik yang berbeda-
beda,
• Guru dalam memberikan penjelasan
terlalu cepat
• Peserta didik masih kurang dalam literasi.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Hasil Kajian Empiris
Hasil Wawancara Peserta didik mengalami
miskonsepsi dalam materi pembelajaran sistem
gerak pada manusia adalah.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Menurut ibu,
Miskonsepsi yang sering terjadi pada materi ini
adalah penerapan konsep kontraksi otot dan pada
konsep tulang. Faktor penyebab miskonsepsi ini
berasal dari peserta didik yang memperoleh
keyakinan konsep sendiri pada beberapa konsep
materi Sistem Gerak Manusia yang dianggap sulit,
buku teks yang digunakan tidak terperinci serta
penjelasan guru yang kurang mendetail dan terlalu
cepat.
H.Mulyono Sobari, M.Pd (Kepala Sekolah &
Dosen Universitas Terbuka)
Kurangnya wawasan peserta didik dalam mencari
informasi/ sumber peserta didik terhadap konsep
yang miskonsepsi, dampaknya materi tersebut
dapat disalah artikan atau disalahpahami oleh
peserta didik.
6 Guru belum
mengoptimalkan teknologi
(non ICT) secara maksimal.
Kajian Literatur
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap
budaya. Makin maju suatu budaya, makin banyak
dan makin canggih teknologi yang digunakan.
Analisis eksplorasi penyebab masalah Guru
belum mengoptimalkan teknologi (non ICT)
secara maksimal yaitu :
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Meskipun demikian masih banyak di antara kita
yang tidak menyadari akan hal itu. Teknologi
diterapkan di semua bidang kehidupan, di
antaranya bidang pendidikan. Teknologi
pendidikan ini karenanya beroperasi dalam
seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu
secara rasional berkembang dan terjalin dalam
berbagai bidang pendidikan (Cece Wijaya, Upaya
Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran,
(Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya), 1992,
145).
Penerapan teknologi pembelajaran yang baru
tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal
diperlukan suatu profesi baru yang berperan
dalam pengelolaan dan penyusunan desain,
implementasi dan evaluasi program pendidikan
secara penuh. Alat teknologi pendidikan dapat
mengubah peranan guru namun peranan guru
tidak akan dapat di tiadakan dan akan selalu di
perlukan (Hilda, dkk, 2017, 1
Pentingnya Teknologi Pembelajaran dalam
Pendidikan)
Kajian Empiris
Hasil wawancara penyebab guru belum
mengoptimalkan teknologi secara maksimal
• guru belum menguasai secara mendalam
akan teknologi pembelajaran yang akan
digunakan.
• guru kurang optimal dalam mengikuti
pelatihan.
• Guru lebih sering memanfaatkan media
ICT seperti quiziz, google form, PPt.
• Guru masih kurang mengajak peserta
diidk untuk mengeksplor teknologi non
ICT seperti praktikum langsung.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Tohirudin, S.Ag (Guru PAI & Wakil Sarana
Prasarana)
Penyebab hal tersebut antara lain:
1) Guru belum menguasai secara mendalam
teknologi pembelajaran yang akan digunakan
hal ini dapat dikarenakan background
pendidikan guru
2) Belum adanya pelatihan yang berkaitan dengan
masalah teknis dalam penggunaan teknologi
pendidikan
Nama : Ade Nurosita, S.Pd
Nim : 22323299553
No Peserta UKG : 201699611609
Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Materi 3 : Kemagnetan
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Rendahnya kemampuan
peserta didik dalam
numerasi (menghitung baik
perkalian dan pembagian
dalam rumus induksi
magnet dan gaya loretz)
Sumber Kajian Literatur jurnal/ artikel :
Menurut Muncarno (dalam Sudirman, dkk, 2019)
mengatakan bahwa peserta didik kesulitan dalam
mengerjakan soal cerita disebabkan karena
peserta didik kurang cermat dalam membaca dan
memahami kalimat demi kalimat serta mengenai
apa yang diketahui dalam soal dan apa yang
ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan
soal secara tepat.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya
kemampuan berhitung awal peserta didik dalam
proses kegiatan pembelajaran diantaranya peserta
didik masih belum memahami konsep dan
menghafal operasi hitung perkalian dan
pembagian, peserta didik masih bingung tentang
konsep dasar dari faktor dan kelipatan bilangan,
peserta didik yang masih kurang memperhatikan
guru pada saat proses pembelajaran, masih
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, penyebab
masalah rendahnya kemampuan peserta
didik dalam menghitung adalah :
• Peserta didik tidak diberikan bimbingan
secara khusus untuk meningkatkan
kemampuan dasar matematis.
• Kemampuan dasar matematika dan
perhitungan peserta didik masih rendah
• Peserta didik kurang latihan soal
• Guru terlalu terburu-buru dalam
menyelesaikan materi pembelajaran
• Kurang mengoptimalkan LKPD dengan baik
• Ketika di kelas, datang, menjelaskan,
memberikan contoh soal, kemudian
memberikan soal
• Kurang mengoptimalkan dalam
mengembangkan kemampuan sisiwa
• Belum optimal dalam Menyusun Asessmen
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
banyaknya peserta didik yang bercanda dan
berbicara dengan temannya daripada
mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.”
(Mukminah, Hirlan, dan Sriyani, 2021)
Hasil Kajian Empiris :
Ibu Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA)
Bakat kecerdasan peserta didik dan kondisi
peserta didik yang kurang diperhatikan oleh
keluarga karena orang tua sibuk bekerjadi
ladang atau merantau di jakarta sehingga
peserta didik dititipkan ke neneknya. Jadi ketika
Peserta didik di rumah Peserta didik tidak
mengulang lagi pembelajaran yang telah
dipelajari, karena tidak ada yang memantau.
Ibu Arum Puri Suryandari, S.Si., M.Pd
(Pengawas SMPN 1 Tangerang & Guru IPA)
• Peserta didik dalam proses kegiatan
pembelajaran diantaranya peserta didik
masih belum memahami konsep dan
menghafal operasi hitung perkalian dan
pembagian, peserta didik masih bingung
tentang konsep dasar dari faktor dan
kelipatan bilangan. Guru juga kurang
memberikan latihan-latihan atau
pembiasaan berhitung. Penjelasan yang
disampaikan guru kurang ramah atau
• Belum optimal dalam menggunakan media
ajar
• Pembelajaran yang diberikan belum sesuai
dengan materi ajar.
• Operasi hitung matematika dasar masih
rendah
• Kurang mengikuti pelatihan pembelajaran
model inovatif
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
dipahami peserta didik sehingga peserta
didik belum bisa memahami konsep
perhitungan.
• Peserta didik yang masih kurang
memperhatikan guru pada saat proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta
didik belum merasakan pentingnya
sekolah. Penjelasan yang disampaikan guru
kurang ramah atau dipahami peserta didik
tidak berkaitan dengan kehidupan harian
mereka.
2 • Peserta didik sulit
memahami konsep
kemagnetan.
• Peserta didik kesulitan
dalam memecahkan
rumus persoalan
kemagnetan.
Kalian literatur :
Peserta didik yang tidak mampu memahami
konsep adalah peserta didik-peserta didik yang
terindikasi kesulitan memahami konsep. Dan
peserta didik yang kesulitan memahami konsep
adalah peserta didik yang memiliki masalah
dalam belajarnya. Selain itu, peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar cenderung kesulitan
dalam memecahkan masalah, hal ini terlihat 59
dari banyaknya ditemukan kesalahan dalam
mengerjakan soal pemecahan masalah.
Hasil kajian Busyari & Sinaga (2015).
menunjukkan keterampilan berfikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh
kebanyakan peserta didik adalah sebatas
menemukan fakta sedangkan kemampuan
menemukan atau identifikasi masalah,
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
literatur dan hasil wawancara, penyebab
masalah Peserta didik sulit memahami konsep
kemagnetan adalah :
• Peserta didik memiliki masalah dalam
belajar (baik masalah yang berasal dari
dalam diri maupun dari lingkungan)
• Peserta didik kesulitan dalam memecahnya
persoalan
• Kemampuan berfikir kreatif peserta didik
masih rendah
• Kemampuan mengemukakan ide atau
gagasan peserta didik masih rendah
• Pemahaman konsep peserta didik terhadap
materi masih minim
• Guru perlu mencari strategi pembelajaran
yang tepat untuk konsep kemagnetan.
• Guru perlu menyiapkan LKPD yang yang
sesuai dengan isi materi dan keadaan
pesera didik.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
menemukan ide, dan solusi masih pada kategori
yang sangat rendah.
(Nugroho & Setiawan, 2009) permasalahan pada
peserta didik juga terkait dengan penguasaan
konsep kemagnetan. Sebagai contoh, salah satu
karakteristik dari konsep medan adalah bersifat
abstrak baik dalam pemahaman maupun
penerapannya.
Kajian empiris
Berdasarkan hasil wawancara penyebab terkait
Peserta didik sulit memahami konsep
kemagnetan dan Peserta didik kesulitan dalam
memecahkan rumus persoalan kemagnetan.
Ibu Hj. Heriyah, S.Pd (Guru IPA)
Menurut ibu, materi kemagnetan ini cukup sulit
di pahami oleh siswa, karena konsep yang sulit,
dan di perlukan pemahaman yang mendalam.
Konsep dasar seperti untuk menentukan arah
magnet, kutub magnet ini sangat penting sekali.
Selain itu guru perlu berupaya mencari strategi
yang tepat untuk meteri ini, misalnya dengan
membuat peta konsep atau melaksanakan
praktikum dan membuat LKPD untuk pesera
didik
• Guru perlu meningkatkan keterampilan
peserta didik dalm pemecahan masalah
kemagnetan
3 Komunikasi peserta didik
dengan guru terkait
pembelajaran masih minim
Kajian Literatur
Hovland dalam Onong Uchjana Effendy,
Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan
Setelah melakukan wawancara dan kajian
literatur, maka penyebab dari masalah
Komunikasi peserta didik dengan guru terkait
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
baik dalam pembelajaran
maupun di luar
pembelajaran (Kebiasaan
peserta didik yang malu
atau takut untuk bertanya
kepada guru)
”Komunikasi adalah sebagai proses dimana
seseorang (komunikator) mengoper perangsang-
perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam
bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku
orang lain” .
Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan
Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya
1997), hal 46.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
• Kebisingan
• Keadaan psikologi komunikasi
• Kekurangan komunikator atau komunikan
• Kesalahan-kesalahan penilaian oleh
komunikator
• Kurangnya pengetahuan komunikator atau
komunikan
• Bahasa
• Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara
• Faktor teknis
• Kepentingan atau interes
k. Prasangka
l. Cara penyajian yang verbalitis, dan
sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68).
Hasil Kajian Empiris
pembelajaran masih Berdasarkan hasil
wawancara penyebab komunikasi peserta didik
dengan guru terkait minim baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran
pembelajaran masih minim baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran
(Kebiasaan peserta didik yang malu atau
takut untuk bertanya kepada guru) adalah
sebagai berikut :
• Peserta didik tidak tinggal dengan orang tua
menyebabkan pengawasan terhadap peserta
didik kurang
• Guru kurang melakukan pendekatan dengan
peserta didik
• Orang tua menganggap jika pendidikan anak
merupakan tanggung jawab guru
sepenuhnya.
• Kondisi lingkungan belajar di kelas yang
kurang kondusif
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
(Kebiasaan peserta didik yang malu atau
takut untuk bertanya kepada guru)
Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling)
Untuk peserta didik yang introvert memang
kebanyakan mereka merasa sulit
mengungkapkan atau mengkomunikasikan apa
yang dirasakan dalam kelas atau pembelajaran
tetapi biasanya peserta didik introvert
mengkomunikasikan apa yang dirasakan kepada
orang yang dirasa dapat dipercaya.
4 Guru belum maksimal
dalam mengembangkan
model discovery learning
dalam materi kemagnetan
Hasil Kajian Literatur :
Model pembelajaran discovery learning
merupakan model pembelajaran yang
mengajarkan peserta didik untuk menemukan
suatu konsep dari fakta hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri (Dina et
al., 2019)
Tahap dalam implementasi model discovery
learning yaitu diawali dengan pemberian stimulus
kepada peserta didik melalui observasi,
merumuskan masalah, pengumpulan data,
analisis data, dan generalisasi (Erman et al.,
2018).
Tahap dalam discovery learning menuntut peserta
didik untuk berpikir layaknya seorang ilmuwan
Setelah melakukan wawancara dan kajian
literatur, maka penyebab dari masalah Guru
belum maksimal dalam mengembangkan model
discovery learning dalam materi kemagnetan
adalah :
• Peserta didik yang cendrung pasif dalam
merumuskan masalah .
• Motivasi belajar peserta didik yang rendah.
• LKPD yang digunakan belum memuat
aktivitas discovery secara lengkap.
• guru masih mendominasi dalam
pembelajaran.
• rasa ingin tahu peserta didik yang masih
rendah.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
karena peserta didik diarahkan untuk melakukan
suatu penelitian untuk menemukan suatu konsep
(Ilhan & Gülersoy, 2019).
Kekurangan model pembelajaran Discovery
Learning menurut Hosnan dalam Suherti
(2015:60) sebagai berikut:
• Biasanya terjadi kegagalan mendeteksi
masalah dan adanya kesalahpahaman
antara guru dengan pesrta didik.
• Tidak semua peserta didik mampu
melakukan penemuan.
• Tidak berlaku untuk semua topik pelajaran
Hasil Kajian wawancara terkait masalah Guru
belum maksimal dalam mengembangkan model
discovery learning dalam materi kemagnetan
adalah :
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Menurut ibu, kesulitannya pada tahap
perumusan masalah pada topik kemagnetan dan
pemanfaatan peserta didik kurang aktif selama
pembelajaran karena peserta didik merasa
kebingungan dalam merumuskan masalah dan
hipotesis, sealian itu informasi yang diberikan
oleh guru tidak memicu peserta didik untuk
bertanya sehingga dapat mempengaruhi tahapan
discovery learning selanjutnya kemudian di tahap
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
verification tidak dapat terlaksana juga karena
peserta didik yang kurang aktif selama
pembelajaran, motivasi belajar peserta didik yang
rendah, adanya gangguan pada jaringan ponsel,
serta LKPD yang digunakan belum memuat
aktivitas discovery secara lengkap di dalamnya
yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran.
Ibu Riandini Putri (Guru IPA)
menyatakan bahwa beberapa tahap dalam
discovery learning belum dapat terlaksana karena
guru masih mendominasi dalam pembelajaran
serta rasa ingin tahu peserta didik yang masih
rendah.
5 Peserta didik mengalami
miskonsepsi saat
menentukan arah magnet
pada gaya lorentz.
Kajian Literatur
Euwe van den Berg (1991) mengemukakan
miskonsepsi adalah pola berfikir yang konsisten
pada suatu situasi atau masalah yang berbeda –
beda tetapi pola berfikir itu salah. Biasanya
miskonsepsi peserta didik menyangkut kesalahan
peserta didik dalam pemahaman antar konsep.
Setiap peserta didik mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda terhadap suatu konsep. Hal
tersebut terjadi karena setiap peserta didik
mempunyai cara yang berbedabeda dalam
membangun pengetahuan mereka. Tafsiran
seseorang terhadap suatu konsep disebut
konsepsi (Berg 1991: 8).
Setelah melakukan wawancara dan kajian
literatur, maka penyebab dari masalah Peserta
didik mengalami miskonsepsi saat menentukan
arah magnet pada gaya lorentz adalah :
• Guru perlu mengidentifikasi apasaja
miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik
dalam materi kemagnetan
• Guru perlu mengoptimalkan kemampuan
untuk menerapkan strategi, model serta
metode pemeblajaran yang sesuai.
• Guru perlu memberikan penguatan
terhadap konsep dasar kemagnetan kepada
pesera didik.
• Guru perlu membuat LKPD yang sesuai.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Suparno (2007: 3) menyatakan salah satu tujuan
pembelajaran fisika adalah menguasai
pengetahuan (konsep). Piaget (dalam Suparno
2007: 12) mengemukakan bahwa fisika
dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis yang
terjadi karena abstraksi terhadap alam dunia ini.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
berhubungan dengan penguasaan konsep yang
berhubungan dengan alam.
Kajian empiris berdasarkan hasil wawancara
tentang masalah Peserta didik mengalami
miskonsepsi saat menentukan arah magnet
pada gaya lorentz.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Menurut ibu, bukan saja saat mementukan arah
megnet pada gaya loretz, tapi peserta didik juga
mengalami miskonsepsi misalnya menganggap
bahwa:
• Semua logam bisa tertarik magnet
• Semua benda berwarna perak bis atertarik
magnet
• Semua magnet terbuat dari besi
• Magnet yang lebih besar akan lebih kuat
dari pada magnet yang lebih kecil.
Ibu Arum Puri, S.Si., M.pd (Pengawas SMPN 1
Tangerang & Guru IPA)
• Peserta didik masih kurang dalam
pemahaman konsep kemagnetan.
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Guru perlu mengidentifikasi miskonsepsi yang
terdapat pada peserta didik, setelah itu guru juga
dapat lebih mudah membimbing peserta didik
untuk menemukan konsepsi ilmiah yang dapat
diterima dengan meningkatkan strategi
pengajaran. Selain itu, guru perlu meremidiasi
miskonsepsi yang dialami peserta didik dengan
beberapa model dan metode pengajaran yang ada
seperti, metode pembelajaran kooperatif,
penemuan terbimbing, eksperimen, peta konsep
pendekatan konflik kognitif dll. Selain itu, guru
juga dapat mengembangkan bahan ajar yang
sesuai dengan miskonsepsi yang dialami oleh
peserta didik
6 Guru belum memanfaatkan
teknologi non ICT secara
maksimal sebaggai media
pembelajaran.
Kajian literatur
(Damayanti, sutikno, & maturi, 2015).
(yunita&ilyas, 2019)
Alat peraga dapat digunakan untuk membantu
pembelajaran yang menunjukkan fenomena atau
konsep yang abstrak dan sulit dipahami, sehingga
dapat menerangkan konsep, fakta, prinsip, dan
prosedur tertentu agar tampak lebih jelas.
Alat peraga IPA dalam proses pembelajran IPA
memegang peranan penting yaitu sebagai alat
bantu untuk menciptakan proses pembelajaran
IPA yang efektif (Sudjana, 2011)
Setelah melakukan wawancara dan kajian
literatur, maka penyebab dari masalah Guru
belum memanfaatkan teknologi non ICT secara
maksimal sebaggai media pembelajaran adalah :
• Guru masih kurang optimal dalam
pemanfaatan laboratorium IPA.
• guru belum menguasai secara mendalam
akan teknologi pembelajaran yang akan
digunakan.
• guru kurang optimal dalam mengikuti
pelatihan.
• Fasilitas laboratorium belum maksimal
• Guru belum optimal mengajak siswa untuk
mengeksplor atau praktikum langsung.
• Guru kurang optimal dalam menggunakan
alat peraga
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskaan suatu
ide, prinsip, gejala atau alam, dapat disebut alat
peraga. Pembelajaran IPA pada awalnya dirasakan
sulit oleh peserta didik menjadi lebih mudah
dipahami jika menggunakan media alat peraga
(Soelarko, 19915). (peserta didik et al., 2019)
Kajian empiris berdasarkan hasil wawancara
tentang masalah Guru belum memanfaatkan
teknologi non ICT secara maksimal.
Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA)
Menurut saya, pada materi kemagnetan guru
tidak hanya mengoptimalkan dalam penggunaan
ICT baik bentuk PPT dan video pembelajaran.
akan tetapi, guru bisa mengoptimalkan ke dalam
bentuk praktek langsung (non ICT) seperti
menggunakan alat praga yang tersedia di
laboratorium, ataupun praktek langsung.
Bp. H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala SMPN 1
Tangerang & Dosen Universitas Terbuka)
Didalam pembelajaran IPA khusus nya pada
materi Kemagnetan, sebuah gaya megnet baik
diantara kawat lurus atau kawat melingkar
berarus listrik dapat dihasilkan oleh aliran arus
listrik hal ini bisa dipelajari oleh materi induksi
elektromegnetik dengan melakukan eksperimen
membuat alat peraga elektomagnetik sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto, E. (2015). Pengembangan MediaPembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten. 2(1),20-24
Aunurrahman, 2008. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
arjanto, S. (2015). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INDUKSISNF2015-II-23 SNF2015-II-24. IV , 23–26
Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Pengantar Lokakarya di Universitas Kristen Satya Wacana 7-10 Oktober 1990.
Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
Charli, et al. (2018). Kesulitan Peserta didik Dalam Menyelesaikan Soal Fisika Pada Materi Suhu Dan Kalor Di Kelas X SMA Ar Risalah
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016 / 2017. Journal of education and instruction (JOEAI). Vol. 1 No. 1. eissn 2614-8617. p-issn 2620.7346.
DOI: http: // doi.org / 10.31539 / JOEAI.v1i1.239)
Dina, Z. H., Ikhsan, M., & Hajidin, H. (2019). The improvement of communication and mathematical disposition abilities through discovery
learning model in junior high school. JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education), 4(1), 11–22.
https://doi.org/10.23917/jramathedu.v4i1.6824
Dalyono,M. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta.
Erman, E., & Wakhidah, N. (2021). Re-examining a classical issue: Integrating cognitive processes in scientific-5 m approach to learn science in
Indonesia. Asia-Pacific Education Researcher. https://doi.org/10.1007/s40299-021-00628-z
Erman, E., Wasis, W., Susantini, E., & Azizah, U. (2018). Scientific thinking skills: Why junior high school science teachers can not use discovery
and inquiry models in classroom. Atlantis Press, 1(Icst), 201– 204. https://doi.org/10.2991/icst-18.2018.43
Hamdani, M. A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung.
Ilhan, A., & Gülersoy, A. E. (2019). Discovery learning strategy in geographical education: A sample of lesson design. Review of International
Geographical Education Online, 9(3), 523–541. https://doi.org/10.33403/rigeo.672975
Khodijah, N. (2022). PROFESIONALISME GURU DALAM PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL. Jurnal Teknodik, Hal. 255 – 264. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.27
Suhendri, H. (2011). Pengaruh kecerdasan matematis– logis dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 1(1), 29–39. https://doi.org/10.30998/formatif.v1i1.61
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Winarso, W. (2014). Membangun kemampuan berfikir matematika tingkat tinggi melalui pendekatan induktif, deduktif dan induktif-deduktif
dalam pembelajaran matematika. Jurnal Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching, 3(2).
https://doi.org/10.24235/eduma.v3i2.58
Yunita, I., & Ilyas, A. (2019). EFFECTIVENESS OF ELECTROMAGNETIC INDUCTION PROPS TO STUDENT ’ S CRITICAL THINKING ABILITY berpikir
proses keharusan dalam usaha kan rangasangan yang dapatdiproses proses pembelajaran sangat penting motivasi peserta didik untukbelajar
kawat lurus atau kawat melingkar berarus peraga pada materi ini
. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang yaknihanya sedikit peserta didik yang menunjukkan. 02 (2), 245 – 253.
LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI
Wawancara bersama Bapak H. Mulyono Sobar (Kepala SMPN 1 Tangerang)
Wawancara Bersama Ibu Hj. Haeriyah M.Pd (Guru IPA SMPN 1 Tangerang)
Wawancara Bersama Ibu Riandini Putri (Guru IPA SMPN 1 Tangerang)

More Related Content

What's hot

LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxHasanCkp
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxMasitaMasita16
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfSusiloWardani5
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2  Eksplorasi Masalah.docxLK 1.2  Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docxIrmadaBoheaIR
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfarba15
 
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxdiahprameswari1986
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docxIdaRoyanti3
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docAbdulRosyd1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiqbal
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfYusriRahayu1
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiqbal
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfUlfaKhoirunisa2
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxSukarnoSukarno16
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxshananah
 
JURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docxJURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docxAnwarMaulana12
 

What's hot (20)

LK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docxLK 2.3 Rencana Aksi.docx
LK 2.3 Rencana Aksi.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2  Eksplorasi Masalah.docxLK 1.2  Eksplorasi Masalah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah - Berita.pdf
 
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi  (1) (1).docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi (1) (1).docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdfLK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
LK 2.4. Rencana Evaluasi.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docx
 
JURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docxJURNAL REFLEKSI GURU.docx
JURNAL REFLEKSI GURU.docx
 

Similar to OPTIMALKAN KOMUNIKASI

lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdflk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdfThimoPanjaitan
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfNuryaniMakmur
 
Penilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruPenilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruSani Assyifa
 
cara menilai PK Guru
cara menilai PK Gurucara menilai PK Guru
cara menilai PK GuruIbnu Fajar
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaBunda Dewi
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarAprilia Mantayani
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranWidya Lylaxoe
 
Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)unclesyafiq
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docxIsmailIsmail164004
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfLK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfmersiyuniati86
 
PPT Asassment Diagnostik.pdf
PPT Asassment Diagnostik.pdfPPT Asassment Diagnostik.pdf
PPT Asassment Diagnostik.pdfelitriana88
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsf
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsfarchimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsf
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsfAdeSusilowati
 
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdf
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdfLK 1.2 Dadan Gunawan.pdf
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdfDadanGunawan4
 

Similar to OPTIMALKAN KOMUNIKASI (20)

lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdflk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (2).pdf
 
Penilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruPenilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guru
 
cara menilai PK Guru
cara menilai PK Gurucara menilai PK Guru
cara menilai PK Guru
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Ptk ips
Ptk ipsPtk ips
Ptk ips
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
Ipa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbingIpa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbing
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
 
Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)Psi.pendidikan(1)
Psi.pendidikan(1)
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah ISMAIL.docx
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfLK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
 
PPT Asassment Diagnostik.pdf
PPT Asassment Diagnostik.pdfPPT Asassment Diagnostik.pdf
PPT Asassment Diagnostik.pdf
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsf
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsfarchimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsf
archimedessadadfefefdefdefefedfsdfsdsfsfsf
 
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdf
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdfLK 1.2 Dadan Gunawan.pdf
LK 1.2 Dadan Gunawan.pdf
 
Pts
PtsPts
Pts
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

OPTIMALKAN KOMUNIKASI

  • 1. Nama : Ade Nurosita, S.Pd Nim : 22323299553 No Peserta UKG : 201699611609 Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Materi 1 : Gerak dan gaya No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Karakteristik peserta didik (gaya belajar) dalam materi gerak dan gaya belum diketahui. Hasil Eksplorasi Kajian Literatur : menurut S. Nasution, “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.” Menurut DePotter & Hernacki (2009 :116) gaya belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu 1. gaya belajar visual, 2. gaya belajar auditorial, dan 3. gaya belajar kinestetik. Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar peserta didik. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor fisik 2. Faktor emosional 3. Faktor sosiologis 4. Faktor lingkungan Written By Anjar Saturday, September 27, 2014 Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa Penyebab masalah Karakteristik peserta didik (gaya belajar) dalam materi gerak dan gaya belum diketahui adalah • Guru belum melalukan observasi terhadap gaya belajar peserta didik. • Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. • Guru harus bisa mengimplikasikan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik. • Perlu ada tes diagnostik • Guru belum paham penyusunan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif yang sesuai dengan materi gerak dan gaya.
  • 2. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Hasil kajian empiris Hasil wawancara salah satu faktor Karakteristik peserta didik (gaya belajar) dalam materi gerak dan gaya belum diketahui. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Sebenarnya materi ini sangat menarik apalagi kalau kita ajak peserta didik ke simulasi untuk membuat gaya dorong, praktek langsung atau simulasi, cara untuk mengetahui gaya belajar nya adalah dengan mengajak langsung pada simulasi materi gaya dorong, sehingga guru akan mengetahui gaya belajar peserta didik tersebut secara langsung artinya guru akan mengetahui gaya belajar peserta didik ini di bab gaya dan gerak adalah dengan praktek langsung dari pada hanya di jelaskan secara teori. Ibu Riandini Putri, S.Pd (Guru IPA) Karena guru belum melakukan observasi terhadap gaya belajar peserta didik. Guru terlalu fokus terhadap materi pembelajaran. H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala SMPN 1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka) Pentingnya gaya belajar bagi guru, agar mudah memberikan suatu treatmen yang cocok pada peserta didik, sehingga peserta didik tercapai tujuan pembelajarannya dengan baik. Tentunya,
  • 3. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah dalam hal ini guru harus menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik. 2 Peserta didik kurang fokus saat pembelajaran materi gerak dan gaya dan konsentrasi peserta didik masih rendah. Hasil Eksplorasi Kajian Literatur Apabila kondisi peserta didik tidak mampu memaksimalkan konsentrasi belajar terus dibiarkan, maka dampaknya pada nilai dan hasil pembelajaran yang tidak maksimal (Mindari & Supriyo, 2015) Kesulitan menjaga konsentrasi belajar juga semakin bertambah jika peserta didik terpaksa mempelajari materi pelajaran yang tidak disukainya (Ikawati, 2015). Faktor Penyebab Peserta didik kurang fokus saat pembelajaran materi gerak dan gaya dan konsentrasi peserta didik masih rendah yaitu : • Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri (internal) seperti dipengaruhi oleh kesehatan, bakat, minat motivasi, dan intelegensi belajar peserta didik. • Faktor eksternal; Menurut Syah (2008 :173) “Faktor ekstern peserta didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar peserta didik”. Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta dapat diketahui bahwa Penyebab masalah Peserta didik kurang fokus saat pembelajaran materi gerak dan gaya dan konsentrasi peserta didik masih rendah. adalah : • Kesulitan peserta didik dalam memahami konsep materi gerak dan gaya • Ketidakmauan peserta didik dalam mencoba mengulang kembali materi yang sudah diajarkan • Menggali faktor Masalah peserta didik dari dalam diri • Menggali faktor dari guru (media pembelajaran), guru membuat media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. • guru belum membangkitkan semangat melalui apersepsi dan motivasi • menerapkan konsep umum untuk menyelesaiakan persoalan hukum Gerak dan Gaya yang kondisinya berbeda dengan contoh yang biasa peserta didik terima di kelas (misalnya gaya
  • 4. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat- alat belajar yang berkualitas rendah. 2) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 3) Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah kumuh dan teman sepermainan. Sebagian besar peserta didik memiliki masalah dalam mengenali konsep gaya (Halim, et al, 2014) karena gaya dan gerak terdiri dari konsep-konsep abstrak yang kadang sangat sulit dipelajari oleh peserta didik (Alias, et al, 2015). Gaya adalah konsep inti untuk dapat mempelajari hukum Newton (Halim, et al, 2014). Menurut Mulyadi (2010: 6), kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas, meliputi : 1) Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki. 2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak membentuk sudut tertentu dengan perpindahan), • pembelajaran kurang diperkenalkan sejak usia sekolah dasar pada konsep gerak dan gaya • pembelajaran materi gerak dan gaya belum melibatkan peserta didik dalam kegiatan praktek sains • Pemahaman yang tidak utuh atau parsial tentang gaya dan percepatan, • interprestasi yang salah dan kemampuan pemahaman peserta didik yang berbeda- beda, • keterpaksaan peserta didik dalam mempelajari materi gerak dan gaya yang tidak disukainya.
  • 5. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah mampu belajar (menghindari belajar) sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya. 3) Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) adalah menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya. 4) Under Achiever adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah Hasil kajian empiris Hasil wawancara penyebab Peserta didik kurang fokus saat pembelajaran materi gerak dan gaya dan konsentrasi peserta didik masih rendah. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) • Kesulitannya peserta didik kurang membaca dan menelaah soal hitungan pada materi gaya dan gerak (misalnya menerapkan konsep rumus pada penerapan hukum newton, merumuskan kelajuan,kecepatan dan percepatan) • Peserta didik kurang memahami konsep dasar dari gaya dan gerak, • Peserta didik kurang latihan dalam penyelesaian rumus gerak dan gaya.
  • 6. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Ibu Riandini Putri, S.Pd (Guru IPA) Dikarenakan peserta didik mendapatkan kesulitan dalam belajar jika belajar dalam kelompok yang tidak sesuai dengan keinginannya biasanya dari unsur persamaan (circle) atau dikarenakan peserta didik nyaman belajar dengan kelompok yang memiliki persamaan seperti persamaan suka terhadap hal tertentu atau persamaan dalam hal kognitif maupun psikomotorik. Ibu Siska Puspitasari, S.Pd (Guru IPA) • Karena adanya pengelompokan belajar setiap mapel berbeda beda dan belum lagi pengelompokan p5. • Membuat peserta didik sulit belajar sehingga kurang fokus. • Adanya pengelompokan peserta didik yang high dan low terhadap soal yang diberikan guru sehingga membuat peserta didik jenuh dan sulit belajar. 3 Komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran (terutama peserta didik yang introvert) Kajian Literatur Hovland dalam Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan ”Komunikasi adalah sebagai proses dimana seseorang (komunikator) mengoper perangsang- perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain” . Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran yaitu:
  • 7. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya 1997), hal 46. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi • Kebisingan • Keadaan psikologi komunikasi • Kekurangan komunikator atau komunikan • Kesalahan-kesalahan penilaian oleh komunikator • Kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan • Bahasa • Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara • Faktor teknis • Kepentingan atau interes k. Prasangka l. Cara penyajian yang verbalitis, dan sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68). Hasil Kajian Empiris Berdasarkan hasil wawancara penyebab komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling) Untuk peserta didik yang introvert memang kebanyakan mereka merasa sulit mengungkapkan atau mengkomunikasikan apa yang dirasakan • Peserta didik yang introvert lebih suka mengungkapkan apa yang dirasakan dengan teman yang dipercaya atau nyaman • Kurangnya pendekatan guru dengan peserta didik yang introvert. • Peserta didik cendrung malu untuk bertanya. • Percaya diri peserta didik yang masih rendah • Peserta didik kesulitan dalam mengingat nama nama ilmiah • Kemampuan identifikasi peserta diidk masih rendah • Metode yang digunakan guru belum mengaktifkan peserta didik untuk bertanya • Guru belum secara langsung memberikan tugas untuk mengukur keterampilan berkomunikasi peserta didik.
  • 8. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah dalam kelas atau pembelajaran tetapi biasanya peserta didik introvert mengkomunikasikan apa yang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat dipercaya. 4 Guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan materi gerak dan gaya Kajian Literatur : Khodijah, N. (2022). Profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif, dan ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran inovatif, yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Menurut Sartono Wahyuari (2012), dan sarjana lainnya, bahwa ciri-ciri pembelajaran inovatif, antara lain: • memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku peserta didik; • hasil belajar yang ditetapkan secara khusus, yaitu perubahan perilaku positif peserta didik; • penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif; Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah Guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan materi gerak dan gaya adalah : • Guru kurang optimal dalam berinovasi • Guru mengalami kesulitan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi gerak dan gaya yang akan diajarkan. • Guru belum pandai mengelola kelas, dan mengelola waktu dalam pembelajaran. • Guru kurang megikuti pelatihan/workshop tentang model pembelajaran yang inovatif dan kreatif
  • 9. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah • ukuran keberhasilan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, sehingga bisa menetapkan kriteria keberhasilan dalam proses belajarmengajar; serta • interaksi dengan lingkungan agar mendorong peserta didik aktif dalam lingkungannya. Pembelajaran inovatif juga menuntut kreativitas guru dalam mengajar. (Ismail, 2003; Burhanuddin, 2014; dan Komara, 2014) Hasil Kajian Empiris Berdasarkan hasil wawancara dengan teman guru, kepala sekolah, penyebab masalah Guru belum mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan materi gerak dan gaya Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Belum memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada untuk mempraktekan langusung pada materi gaya dan gerak secara sederhana. Dan guru belum banyak mengeksplor tentang model pembelajaran yang inovatif. Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA) Pembelajaran inovatif jarang dipakai dikarenakan guru terkadang mengejar materi pembelajaran IPA yang banyak dengan waktu pembelajaran yang
  • 10. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah sedikit. Selain faktor kurangnya waktu juga guru masih ada yang kurang maksimal dalam memanfaatkan teknogi juga dikarenakan kurang pengetahuan guru dalam TI Dan Guru yang egois, tidak mau mengembangkan diri dan mengajar dengan pembelajaran yang monoton. H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala Sekolah SMPN 1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka) Pembelajaran inovatif jarang dipakai dikarenakan guru sebagai tenaga pendidik kurang memenuhi skill untuk bertugas mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian dan evaluasi. Di era revolusi industri 4.0 guru dituntut kreatif dan inovatif dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Guru dapat membuat alat peraga untuk pembelajaran yang inovatif dan kreatif dengan harapan hasil belajar peserta didik meningkat. Pembelajaran inovatif jarang dipakai karena alasan tertentu, antara lain: • Guru sudah merasa nyaman di posisi sekarang • Menurut mereka dengan inovatif membutuhkan pemikiran, waktu, tenaga, dan biaya • Perlu contoh nyata dalam pembelajaran inovatif • Guru belum pandai mengelola kelas, dan mengelola waktu dalam pembelajaran
  • 11. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 5 Kesulitan peserta didik dalam mengerkajakan soal HOTS pada materi gerak dan gaya (peserta didik sulit untuk memodifikasi rumus dalam mengaplikasikan ke persoalan gerak dan gaya). Kajian Literatur jurnal/ artikel : Menurut Andriani (2016), kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal pada tahap pemahaman soal disebabkan karena peserta didik tidak memahami soal dan tidak dapat menerjemahkan/mengubah soal ke dalam bentuk rumus atau bentuk matematika sehingga tidak dapat menulis apa yang diketahui dan ditanyakan (Andriani, et al. (2017). Analisis Kesulitan Peserta didik Dalam Menyelesaikan Soal Gerak Lurus. Jurnal pendidikan fisika Tadulako (JPFT). Vol 4. No3. ISSN 2338 3240.) pendapat Chi et al, (dalam Sujarwanto, 2014) bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang rendah dalam memecahkan masalah fisika mereka cenderung mengenali masalah berdasarkn sajian dari masalah, tidak melakukan evaluasi dan cenderung menggunakan rumus dalam memecahkan masalah. Bentuk kesulitan deskripsi fisika (physics description) apabila peserta didik tidak menuliskan diketahui dan ditanya pada soal. memaknai masalah dalam soal apa yang harus diselesaikan dalam soal, menentukan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal atau tujuan akhir dari soal setelah dia mampu membaca soal. Jika Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah kesulitan peserta didik dalam mengerjakan soal HOTS pada materi gerak dan gaya (peserta didik sulit untuk memodifikasi rumus dalam mengaplikasikan ke persoalan gerak dan gaya) yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: • Pemahaman guru yang kurang tentang pembelajaran soal berbasis HOTS. • Guru jarang memberikan soal Hots kepada peserta didik. • Guru kurang membiasakan mendidik peserta didik dalam pembelajaran menggunakan logika dan analisis. • Peserta didik tidak dibiasakan menjawab soal HOTS • Peserta didik masih kesulitan memvisualisasikan masalah disebabkan karena peserta didik tidak tahu menggambarkan sketsa pada tiap soal • Peserta didik masih kesulitan deskripsi fisika disebabkan karena kurang memahami masalah yang diberikan pada soal. • Peserta didik masih kesulitan rencana solusi disebabkan karena kurang
  • 12. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah peserta didik sudah mengalami kesulitan dalam deskripsi fisika, sudah tentu peserta didik juga akan kesulitan dalam membuat rencana solusi untuk menyelesaikan soal (Mustofa, 2016). (Mustofa, M. Hariri. (2016). Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta didik pada Pembelajaran Gerak Lurus. (Online). (diakses 12 November 2020) Hasil eksplorasi Kajian Empiris Berdasarkan hasil wawancara dengan teman guru, kepala sekolah, penyebab kesulitan peserta didik dalam mengerkajakan soal HOTS pada materi gerak dan gaya (peserta didik sulit untuk memodifikasi rumus dalam mengaplikasikan ke persoalan gerak dan gaya). Adalah : Ibu Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA) Guru masih beranggapan bahwa soal HOTS itu selalu berkaitan dengan hitung-hitungan yang sulit. Karena peserta didik lemah dalam Numerasi dan Literasi sehingga guru jarang menggunakan soal HOTS untuk peserta didik. Selain itu, dalam penyelesaian rumus karena peserta didik belum memahami konsep serta tidak mau nemekaah soal secara cermat. Konsep dasar matetatik yang rendah,. memahami konsep yang digunakan pada soal. • Peserta didik masih kesulitan menjalankan rencana karena salah dalam menuliskan diketahui dan ditanya, tidak mengetahui konsep yang digunakan pada soal dan kurang menguasai 8 operasi hitung. • Peserta didik masih kesulitan memeriksa dan mengevaluasi disebabkan karena kurang teliti dalam memeriksa jawaban dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan jawaban soal.
  • 13. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) • Peserta didik tidak tahu menggambarkan sketsa pada tiap soal. • Peserta didik kurang memahami masalah yang diberikan pada soal. • Peserta didik kurang memahami konsep yang digunakan pada soal. • Peserta didik salah dalam menuliskan diketahui dan ditanya, tidak mengetahui konsep yang digunakan pada soal dan kurang menguasai operasi hitung • Peserta didik kurang teliti dalam memeriksa jawaban dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan jawaban soal H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala Sekolah SMPN 1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka) Ketika pembelajaran guru belum memberikan pemantik agar peserta didik berfikir kritis dan mamancing rasa ingin tahu peserta didik sehingga kurang dapat menggunakan logika dan analisis. Soal HOTS bukan hanya hitungan saja tapi juga soal yang memiliki analisis deskirpsi, bisa juga berupa tabel, grafik, dan gambar. 6 Guru hanya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi ICT dalam Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah Guru hanya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
  • 14. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah pembelajaran materi gerak dan gaya (ppt dan video). Menurut Rosenberg (2001), ada 5 pergeseran dalam proses pembelajarn seiring dengan berkembangnya penggunaan TIK, yaitu : • Dari pelatihan ke penampilan • Dari ruang kelas ke manapun dan kapanpun • Dari kelas ke online • Dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja • Dari waktu siklus ke waktu nyata Nikolopoulou dan Gialamas (2016) mengelompokkan tantangan penggunaan TIK dalam proses pembelajaran dari tiga aspek, yaitu • kurangnya dukungan (lack of support), • kurangnya kepercayaan (lack of confidence), dan • kurangnya perlengkapan (lack of equipment). Analisis berdasarkan wawancara : Guru hanya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi ICT dalam pembelajaran materi gerak dan gaya (ppt dan video). Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Sebenarnya pada materi gerak dan gaya guru tidak hanya mengoptimalkan dalam penggunaan ICT baik bentuk PPT dan video pembelajaran. akan tetapi, guru bisa mengoptimalkan ke dalam bentuk informasi ICT dalam pembelajaran materi gerak dan gaya (ppt dan video). adalah sebagai berikut: • Fasilitas dan sarana pembelajaran (Non ICT) kurang memadai. • Guru kurang mengoptimalkan laboratorium atau media yang ada di dalam kelas dalam kegiatan pembelajaran. • Guru kurang kreatif untuk mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah • Guru kurang optimal mengikuti pelatihan non ICT dalam pembelajaran.
  • 15. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah praktek langsung (non ICT) seperti berjalan, mendorong meja, mendorong tembok dan sebagainya. Bapak Tohirudin, S.Pd.i (Wakil Sarana Prasarana) • Sarana yang masih kurang sehingga harus bergantian dalam pemakaian, ini yang membuat guru malas untuk memakai proyektor. • Guru tidak mau ribet membuat media pembelajaran, seperti ppt atau animasi. • Tanggung jawab guru yang rendah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi mengakibatkan hasil belajar yang belum maksimal. Karena hal ini menjadikan guru tidak kreatif dalam mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah
  • 16. Nama : Ade Nurosita, S.Pd Nim : 22323299553 No Peserta UKG : 201699611609 Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Materi 2 : Sistem Gerak pada Manusia No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Kemampuan literasi sains pada peserta didik masih rendah. Hasil Kajian Literatur Pengertian : Literasi sains merupakankemampuan untuk terlibat dengan isu-isu yang berkaitandengan sains, dan dengan ide- ide sains sebagai warga negarayang reflektif (OECD dalam Alatas :2020) Menurut Alatas:2020 Rendahnya kemampuan literasi sains pada peserta didik disebabkan oleh: 1. Sistem pendidikan, kurikulum, model dan metode pembelajaran, sumber belajar, dan bahan ajar yang belum mendukung untuk meningkatkan kemampuanliterasi sains 2. Proses pembelajaran cenderung tidak memberikan kesempatankepada peserta didik untuk memahami fenomena sehari- hari 3. Selama proses pembelajaran masih jarang peserta didik yang mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat sehingga Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah kemampuan literasi sains peserta didik masih rendah adalah : • Peserta didik belum mampu menerapkan pengetahuan IPA yang dipelajari untuk menjelaskanfenomena- fenomena sehari – hari yang berhubungan dengansains • Peserta didik belum mampumenerapkan pengetahuan IPAyang dipelajariuntuk memecahkanpermasalahan realsehari-hari yangberhubungan denganIPA • Peserta didik belum mampumemahami bacaanteks sains. • Peserta didik belum mampu melakukan penyelidikan ilmiahdan
  • 17. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah peserta didik sulit untuk mengomunikasikan dan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan topik- topik sains Hasil Kajian Empiris Hasil Wawancara faktor kemampuan literasi sains peserta didik masih rendah sebagai berikut : Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd • Faktor ekstern (lingkungan, keluarga, lingkungan sekolah, lingkuman bermain) • Faktor intern (motivasi dalam diri) belum menemukan keinginan untuk membaca dari dalam diri. • Cara untuk melatihnya adalah dengan cara intensif (yang dikondisikan/dipaksa secara tidak langsung). Guru membebaskan dulu peserta didik untuk membaca buku yang diminati, kemudian selipkan semacam pertanyaan-pertanyaan yang akan bertambah kompleks sampai dengan kesimpulan (seperti buku hiburan / untuk kesenangan komik, novel dll). • Guru harus memiliki strategi untuk meningkatkan minat baca sesuai buku bacaan mintanya, • Pembiasaaan ekstensif di luar buku mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah • Peserta didik kurang dalam pelatihan soal. • Guru masih belum optimal dalam memberikan tugas keterampilan beliterasi pada peserta didik. • Guru belum optimal dalam melakukan pembaisaan beliterasi pada diri sendiri dan juga pada peserta didik. • Guru belum optimal dalam memfasilitasi peserta didik untuk beliterasi.
  • 18. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah pelajaran, setelah peserta didik terbiaasa melakukan pembelajaran ekstensif otomotis pembiasaan intensif buku pelajaran bisa mempengaruhi pembiasaan membaca intensif. Ibu Riandini Putri, S.Pd (guru IPA) Karena banyaknya istilah dan konsep narasi materi sistem gerak pada manusia, padahal jika di kaitkan gambar peserta didik akan lebih tertarik. Dr. Sabar Nurohman, M.Pd (Dosen Universitas Yogyakarta) • Guru belum memfasilitasi peserta didik untuk berliterasi. • Prinsipnya belum ada pembiasaan, contoh dari orang tua, guru, dan lingkungan. • Perlu adanya gerakan literasi sejak dini • Pembelajaran di kelas juga kurang menuntut anak untuk membaca. 2 • Peserta didik kesulitan dalam belajar (membedakan alat gerak aktif dan alat gerak pasif) Kajian Literatur Menurut Hamdani (2011:17) kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang menunjuk pada sejumlah kelainan yang berpengaruh pada pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman dan penggunaan informasi secara verbal dan non verbal.akibat dari keadaan ini individu yang mengalami kesulitan belajar mengalami kesulitan dalam mengoperasikan Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah Peserta didik kesulitan dalam membedakan alat gerak aktif dan alat gerak pasif adalah : • Peserta didik masih minim dalam mencari refrensi terkait materi sistem gerak pada manusia.
  • 19. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah pikiran karena kondisi yang berkaitan dengan kesulitan belajar mempengaruhi operasi fungsi intelektual secara umum Menurut Anurrahman (2010:177) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar timbul karena adanya permasalahan belajar, dari dimensi peserta didik, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik atau ciri peserta didik, baik berkenaaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman Menurut Dalyono (2005:230) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu : a. Faktor internal faktor dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputu: Faktor fisiologi, Faktor psikologi. b. Faktor ekstern faktor dari luar manusia meliputi: Faktor orang tua, sekolah dan masyarakat Hasil Kajian Empiris Hasil Wawancara faktor Peserta didik kesulitan dalam belajar (membedakan alat gerak aktif dan alat gerak pasif) sebagai berikut. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) • Peserta didik kesulitan dalam mengingat nama ilmiah pada alat gerak aktif dan alat gerak pasif. • Guru belum mengoptimalkan strategi pembelajaran yang tepat. • Pembelajaran belum kontekstual • Guru masih belum optimal dalam memberikan apersepsi dan motivasi.
  • 20. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Menurut ibu, • materi ini sulit dipahami oleh peserta didik karena kurangnya referensi mengenai materi tersebut dan cakupan materinya yang luas. Selain itu • pada saat pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru. • Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar ini hanya memberikan penugasan diakhir materi. Dari sini, maka diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik materi pokok sistem gerak pada manusia. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik usaha meningkatkan hasil belajar adalah strategi umpan balik. 3 Komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran Kajian Literatur Hovland dalam Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan ”Komunikasi adalah sebagai proses dimana seseorang (komunikator) mengoper perangsang- perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain” . Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya 1997), hal 46. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran adalah : • Pembelajaran berlangsung satu arah • Guru hanya fokus terhadap pelaksanaan RPP yang dibuat • Guru belum optimal dalam memberikan stimulus yang berkelanjutan dalam
  • 21. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah • Kebisingan • Keadaan psikologi komunikasi • Kekurangan komunikator atau komunikan • Kesalahan-kesalahan penilaian oleh komunikator • Kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan • Bahasa • Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara • Faktor teknis • Kepentingan atau interes k. Prasangka l. Cara penyajian yang verbalitis, dan sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68). Hasil Kajian Empiris Berdasarkan hasil wawancara penyebab komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling) Untuk peserta didik yang introvert memang kebanyakan mereka merasa sulit mengungkapkan atau mengkomunikasikan apa yang dirasakan dalam kelas atau pembelajaran tetapi biasanya peserta didik introvert mengkomunikasikan apa yang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat dipercaya. proses pembelajaran • Kurang masih kurang maksimal dalam memfasilitasi proses pembelajaran dengan metode diskusi • Guru masih kurang optimal dalam membangun keterampilan komunikasi peserta didik. • Guru masih kurang optimal dalam memberikan stimulus
  • 22. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 4 Guru belum optimal menggunakan model pembelajan yang sesuai untuk materi gerak pada manusia Hasil kajian literatur Menurut Cepi Supriatna dkk: 2021 Ciri – ciri keaktifan peserta didik dalam belajar diantaranya : 1. Peserta didik selalu bertanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru 2. Peserta didik mampu mengemukaan gagasan dan mendiskusikannya kepada orang lain denganpemikiran sendiri 3. Peserta didik mengerjakan tugas dengan gagasan dan fikirannya sendiri. 4. Aktif dalam bertanya baik kepada guru maupun kepada peserta didik. 5. Mampu mengemukakan pendapat 6. Aktif dalam memecahkan masalah 7. Mandiri dan aktif dalam mengerjakan tugas. Ni Ketut Suriani, dkk : 2019. Proses pembelajaran menyajikan informasi yang kurang memotivasi dan kurang menantang peserta didik, dan cenderung monoton. Padahal, pembelajaran IPA dapat menyajikan informasi menarik pada kegiatan mengamati dapat berupa masalah nyata yang ditemui peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. Berpedoman pada hal di atas, guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang inovatif yang dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar. Model Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa penyebab masalah Guru belum menggunakan model pembelajan yang sesuai untuk materi gerak pada manusia adalah : 1. Peserta didik lebih sering mengajar dengan model pembelajaran ceramah. 2. Selama pembelajaran guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran. 3. Guru banyak memberikan tugas tanpa ada umpan balik dari hasil kerja peserta didik.
  • 23. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah pembelajaran yang memberi peluang berkembangnya keterampilan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah adalah dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) Hasil kajian Empiris Pakar : Widodo Setiyo W, S.Pd.Si., M.Pd (Dosen PPG) • Tidak mudah untuk memberikan atau menentukan model yang tepat untuk pembelajaran peserta didik pada setiap materi. Karena penerapan suatu model jika tidak divariasikan juga akan ditebak oleh peserta didik, sehingga peserta didik juga akan mudah bosan • Dalam penerapan model pembelajaran, bisa mencari yang sintaknya memenuhi semua gaya belajar murid, dari audio, visual maupun kinestetik. Namun, dalam sekali tatap muka kita tidak diharuskan memenuhi semua kebutuhan belajar dan gaya belajar murid • Pembelajaran berbasis STEAM bisa menjadi pilihan untuk diterapkan dalam pembelajaran karena memiliki beberapa keunggulan yaitu peserta didik mampu mengikuti perkembangan zaman, mengembangkan inovasi dalam kehidupan,
  • 24. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah peserta didik dapat mengembangkan konsep diri secara aktif, dan kreatif. 5 Peserta didik mengalami miskonsepsi dalam materi pembelajaran sistem gerak pada manusia. Kajian literatur Miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Miskonsepsi secara inci dapat merupakan pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penguasaan konsep yang salah, klasifikasi contoh- contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, dan hubungan hirerarkis konsep-konsep yang tidak benar. Novak & Gowin dalam (Eka 2014: ix) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan suatu interpretasi mengenai konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Menurut Suparno (2013: 30-52) mengemukakan bahwa penyebab miskonsepsi ada enam kelompok antara lain: • Miskonsepsi dari sudut filsafat kontruktivisme • Peserta didik • Guru • Buku teks • Konteks • Metode mengajar Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi dalam materi pembelajaran sistem gerak pada manusia yaitu : • kurangnya wawasan peserta didik dalam mencari informasi/ sumber peserta didik terhadap konsep atau hal yang miskonsepsi tersebut. • Miskonsepsi terjadi dari pengetahuan awal peserta didik. • Pemahaman yang tidak utuh atau parsial tentang kemagnetan, • interprestasi yang salah dan kemampuan pemahaman peserta didik yang berbeda- beda, • Guru dalam memberikan penjelasan terlalu cepat • Peserta didik masih kurang dalam literasi.
  • 25. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Hasil Kajian Empiris Hasil Wawancara Peserta didik mengalami miskonsepsi dalam materi pembelajaran sistem gerak pada manusia adalah. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Menurut ibu, Miskonsepsi yang sering terjadi pada materi ini adalah penerapan konsep kontraksi otot dan pada konsep tulang. Faktor penyebab miskonsepsi ini berasal dari peserta didik yang memperoleh keyakinan konsep sendiri pada beberapa konsep materi Sistem Gerak Manusia yang dianggap sulit, buku teks yang digunakan tidak terperinci serta penjelasan guru yang kurang mendetail dan terlalu cepat. H.Mulyono Sobari, M.Pd (Kepala Sekolah & Dosen Universitas Terbuka) Kurangnya wawasan peserta didik dalam mencari informasi/ sumber peserta didik terhadap konsep yang miskonsepsi, dampaknya materi tersebut dapat disalah artikan atau disalahpahami oleh peserta didik. 6 Guru belum mengoptimalkan teknologi (non ICT) secara maksimal. Kajian Literatur Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya, makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Analisis eksplorasi penyebab masalah Guru belum mengoptimalkan teknologi (non ICT) secara maksimal yaitu :
  • 26. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Meskipun demikian masih banyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Teknologi diterapkan di semua bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini karenanya beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara rasional berkembang dan terjalin dalam berbagai bidang pendidikan (Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya), 1992, 145). Penerapan teknologi pembelajaran yang baru tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal diperlukan suatu profesi baru yang berperan dalam pengelolaan dan penyusunan desain, implementasi dan evaluasi program pendidikan secara penuh. Alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru namun peranan guru tidak akan dapat di tiadakan dan akan selalu di perlukan (Hilda, dkk, 2017, 1 Pentingnya Teknologi Pembelajaran dalam Pendidikan) Kajian Empiris Hasil wawancara penyebab guru belum mengoptimalkan teknologi secara maksimal • guru belum menguasai secara mendalam akan teknologi pembelajaran yang akan digunakan. • guru kurang optimal dalam mengikuti pelatihan. • Guru lebih sering memanfaatkan media ICT seperti quiziz, google form, PPt. • Guru masih kurang mengajak peserta diidk untuk mengeksplor teknologi non ICT seperti praktikum langsung.
  • 27. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Tohirudin, S.Ag (Guru PAI & Wakil Sarana Prasarana) Penyebab hal tersebut antara lain: 1) Guru belum menguasai secara mendalam teknologi pembelajaran yang akan digunakan hal ini dapat dikarenakan background pendidikan guru 2) Belum adanya pelatihan yang berkaitan dengan masalah teknis dalam penggunaan teknologi pendidikan
  • 28. Nama : Ade Nurosita, S.Pd Nim : 22323299553 No Peserta UKG : 201699611609 Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) LPTK PPG : Universitas Negeri Yogyakarta LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Materi 3 : Kemagnetan No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah 1 Rendahnya kemampuan peserta didik dalam numerasi (menghitung baik perkalian dan pembagian dalam rumus induksi magnet dan gaya loretz) Sumber Kajian Literatur jurnal/ artikel : Menurut Muncarno (dalam Sudirman, dkk, 2019) mengatakan bahwa peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal cerita disebabkan karena peserta didik kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat. “Faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya kemampuan berhitung awal peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran diantaranya peserta didik masih belum memahami konsep dan menghafal operasi hitung perkalian dan pembagian, peserta didik masih bingung tentang konsep dasar dari faktor dan kelipatan bilangan, peserta didik yang masih kurang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran, masih Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, penyebab masalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam menghitung adalah : • Peserta didik tidak diberikan bimbingan secara khusus untuk meningkatkan kemampuan dasar matematis. • Kemampuan dasar matematika dan perhitungan peserta didik masih rendah • Peserta didik kurang latihan soal • Guru terlalu terburu-buru dalam menyelesaikan materi pembelajaran • Kurang mengoptimalkan LKPD dengan baik • Ketika di kelas, datang, menjelaskan, memberikan contoh soal, kemudian memberikan soal • Kurang mengoptimalkan dalam mengembangkan kemampuan sisiwa • Belum optimal dalam Menyusun Asessmen
  • 29. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah banyaknya peserta didik yang bercanda dan berbicara dengan temannya daripada mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.” (Mukminah, Hirlan, dan Sriyani, 2021) Hasil Kajian Empiris : Ibu Riandini Putri, S. Pd (Guru IPA) Bakat kecerdasan peserta didik dan kondisi peserta didik yang kurang diperhatikan oleh keluarga karena orang tua sibuk bekerjadi ladang atau merantau di jakarta sehingga peserta didik dititipkan ke neneknya. Jadi ketika Peserta didik di rumah Peserta didik tidak mengulang lagi pembelajaran yang telah dipelajari, karena tidak ada yang memantau. Ibu Arum Puri Suryandari, S.Si., M.Pd (Pengawas SMPN 1 Tangerang & Guru IPA) • Peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran diantaranya peserta didik masih belum memahami konsep dan menghafal operasi hitung perkalian dan pembagian, peserta didik masih bingung tentang konsep dasar dari faktor dan kelipatan bilangan. Guru juga kurang memberikan latihan-latihan atau pembiasaan berhitung. Penjelasan yang disampaikan guru kurang ramah atau • Belum optimal dalam menggunakan media ajar • Pembelajaran yang diberikan belum sesuai dengan materi ajar. • Operasi hitung matematika dasar masih rendah • Kurang mengikuti pelatihan pembelajaran model inovatif
  • 30. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah dipahami peserta didik sehingga peserta didik belum bisa memahami konsep perhitungan. • Peserta didik yang masih kurang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik belum merasakan pentingnya sekolah. Penjelasan yang disampaikan guru kurang ramah atau dipahami peserta didik tidak berkaitan dengan kehidupan harian mereka. 2 • Peserta didik sulit memahami konsep kemagnetan. • Peserta didik kesulitan dalam memecahkan rumus persoalan kemagnetan. Kalian literatur : Peserta didik yang tidak mampu memahami konsep adalah peserta didik-peserta didik yang terindikasi kesulitan memahami konsep. Dan peserta didik yang kesulitan memahami konsep adalah peserta didik yang memiliki masalah dalam belajarnya. Selain itu, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar cenderung kesulitan dalam memecahkan masalah, hal ini terlihat 59 dari banyaknya ditemukan kesalahan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah. Hasil kajian Busyari & Sinaga (2015). menunjukkan keterampilan berfikir kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh kebanyakan peserta didik adalah sebatas menemukan fakta sedangkan kemampuan menemukan atau identifikasi masalah, Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, penyebab masalah Peserta didik sulit memahami konsep kemagnetan adalah : • Peserta didik memiliki masalah dalam belajar (baik masalah yang berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan) • Peserta didik kesulitan dalam memecahnya persoalan • Kemampuan berfikir kreatif peserta didik masih rendah • Kemampuan mengemukakan ide atau gagasan peserta didik masih rendah • Pemahaman konsep peserta didik terhadap materi masih minim • Guru perlu mencari strategi pembelajaran yang tepat untuk konsep kemagnetan. • Guru perlu menyiapkan LKPD yang yang sesuai dengan isi materi dan keadaan pesera didik.
  • 31. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah menemukan ide, dan solusi masih pada kategori yang sangat rendah. (Nugroho & Setiawan, 2009) permasalahan pada peserta didik juga terkait dengan penguasaan konsep kemagnetan. Sebagai contoh, salah satu karakteristik dari konsep medan adalah bersifat abstrak baik dalam pemahaman maupun penerapannya. Kajian empiris Berdasarkan hasil wawancara penyebab terkait Peserta didik sulit memahami konsep kemagnetan dan Peserta didik kesulitan dalam memecahkan rumus persoalan kemagnetan. Ibu Hj. Heriyah, S.Pd (Guru IPA) Menurut ibu, materi kemagnetan ini cukup sulit di pahami oleh siswa, karena konsep yang sulit, dan di perlukan pemahaman yang mendalam. Konsep dasar seperti untuk menentukan arah magnet, kutub magnet ini sangat penting sekali. Selain itu guru perlu berupaya mencari strategi yang tepat untuk meteri ini, misalnya dengan membuat peta konsep atau melaksanakan praktikum dan membuat LKPD untuk pesera didik • Guru perlu meningkatkan keterampilan peserta didik dalm pemecahan masalah kemagnetan 3 Komunikasi peserta didik dengan guru terkait pembelajaran masih minim Kajian Literatur Hovland dalam Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi mendefenisikan Setelah melakukan wawancara dan kajian literatur, maka penyebab dari masalah Komunikasi peserta didik dengan guru terkait
  • 32. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran (Kebiasaan peserta didik yang malu atau takut untuk bertanya kepada guru) ”Komunikasi adalah sebagai proses dimana seseorang (komunikator) mengoper perangsang- perangsang (biasanya) lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain” . Onong Uchjana Effendy, Kepemimipinan dan Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya 1997), hal 46. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi • Kebisingan • Keadaan psikologi komunikasi • Kekurangan komunikator atau komunikan • Kesalahan-kesalahan penilaian oleh komunikator • Kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan • Bahasa • Isi pesan berlebihan Bersifat satu ara • Faktor teknis • Kepentingan atau interes k. Prasangka l. Cara penyajian yang verbalitis, dan sebagainya (Widjaja H.A.W, Op Cit, hal 68). Hasil Kajian Empiris pembelajaran masih Berdasarkan hasil wawancara penyebab komunikasi peserta didik dengan guru terkait minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran pembelajaran masih minim baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran (Kebiasaan peserta didik yang malu atau takut untuk bertanya kepada guru) adalah sebagai berikut : • Peserta didik tidak tinggal dengan orang tua menyebabkan pengawasan terhadap peserta didik kurang • Guru kurang melakukan pendekatan dengan peserta didik • Orang tua menganggap jika pendidikan anak merupakan tanggung jawab guru sepenuhnya. • Kondisi lingkungan belajar di kelas yang kurang kondusif
  • 33. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah (Kebiasaan peserta didik yang malu atau takut untuk bertanya kepada guru) Ibu Handayani (Guru Bimbingan Konseling) Untuk peserta didik yang introvert memang kebanyakan mereka merasa sulit mengungkapkan atau mengkomunikasikan apa yang dirasakan dalam kelas atau pembelajaran tetapi biasanya peserta didik introvert mengkomunikasikan apa yang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat dipercaya. 4 Guru belum maksimal dalam mengembangkan model discovery learning dalam materi kemagnetan Hasil Kajian Literatur : Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk menemukan suatu konsep dari fakta hasil pengamatan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri (Dina et al., 2019) Tahap dalam implementasi model discovery learning yaitu diawali dengan pemberian stimulus kepada peserta didik melalui observasi, merumuskan masalah, pengumpulan data, analisis data, dan generalisasi (Erman et al., 2018). Tahap dalam discovery learning menuntut peserta didik untuk berpikir layaknya seorang ilmuwan Setelah melakukan wawancara dan kajian literatur, maka penyebab dari masalah Guru belum maksimal dalam mengembangkan model discovery learning dalam materi kemagnetan adalah : • Peserta didik yang cendrung pasif dalam merumuskan masalah . • Motivasi belajar peserta didik yang rendah. • LKPD yang digunakan belum memuat aktivitas discovery secara lengkap. • guru masih mendominasi dalam pembelajaran. • rasa ingin tahu peserta didik yang masih rendah.
  • 34. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah karena peserta didik diarahkan untuk melakukan suatu penelitian untuk menemukan suatu konsep (Ilhan & Gülersoy, 2019). Kekurangan model pembelajaran Discovery Learning menurut Hosnan dalam Suherti (2015:60) sebagai berikut: • Biasanya terjadi kegagalan mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman antara guru dengan pesrta didik. • Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan. • Tidak berlaku untuk semua topik pelajaran Hasil Kajian wawancara terkait masalah Guru belum maksimal dalam mengembangkan model discovery learning dalam materi kemagnetan adalah : Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Menurut ibu, kesulitannya pada tahap perumusan masalah pada topik kemagnetan dan pemanfaatan peserta didik kurang aktif selama pembelajaran karena peserta didik merasa kebingungan dalam merumuskan masalah dan hipotesis, sealian itu informasi yang diberikan oleh guru tidak memicu peserta didik untuk bertanya sehingga dapat mempengaruhi tahapan discovery learning selanjutnya kemudian di tahap
  • 35. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah verification tidak dapat terlaksana juga karena peserta didik yang kurang aktif selama pembelajaran, motivasi belajar peserta didik yang rendah, adanya gangguan pada jaringan ponsel, serta LKPD yang digunakan belum memuat aktivitas discovery secara lengkap di dalamnya yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran. Ibu Riandini Putri (Guru IPA) menyatakan bahwa beberapa tahap dalam discovery learning belum dapat terlaksana karena guru masih mendominasi dalam pembelajaran serta rasa ingin tahu peserta didik yang masih rendah. 5 Peserta didik mengalami miskonsepsi saat menentukan arah magnet pada gaya lorentz. Kajian Literatur Euwe van den Berg (1991) mengemukakan miskonsepsi adalah pola berfikir yang konsisten pada suatu situasi atau masalah yang berbeda – beda tetapi pola berfikir itu salah. Biasanya miskonsepsi peserta didik menyangkut kesalahan peserta didik dalam pemahaman antar konsep. Setiap peserta didik mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep. Hal tersebut terjadi karena setiap peserta didik mempunyai cara yang berbedabeda dalam membangun pengetahuan mereka. Tafsiran seseorang terhadap suatu konsep disebut konsepsi (Berg 1991: 8). Setelah melakukan wawancara dan kajian literatur, maka penyebab dari masalah Peserta didik mengalami miskonsepsi saat menentukan arah magnet pada gaya lorentz adalah : • Guru perlu mengidentifikasi apasaja miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik dalam materi kemagnetan • Guru perlu mengoptimalkan kemampuan untuk menerapkan strategi, model serta metode pemeblajaran yang sesuai. • Guru perlu memberikan penguatan terhadap konsep dasar kemagnetan kepada pesera didik. • Guru perlu membuat LKPD yang sesuai.
  • 36. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Suparno (2007: 3) menyatakan salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah menguasai pengetahuan (konsep). Piaget (dalam Suparno 2007: 12) mengemukakan bahwa fisika dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis yang terjadi karena abstraksi terhadap alam dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika berhubungan dengan penguasaan konsep yang berhubungan dengan alam. Kajian empiris berdasarkan hasil wawancara tentang masalah Peserta didik mengalami miskonsepsi saat menentukan arah magnet pada gaya lorentz. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Menurut ibu, bukan saja saat mementukan arah megnet pada gaya loretz, tapi peserta didik juga mengalami miskonsepsi misalnya menganggap bahwa: • Semua logam bisa tertarik magnet • Semua benda berwarna perak bis atertarik magnet • Semua magnet terbuat dari besi • Magnet yang lebih besar akan lebih kuat dari pada magnet yang lebih kecil. Ibu Arum Puri, S.Si., M.pd (Pengawas SMPN 1 Tangerang & Guru IPA) • Peserta didik masih kurang dalam pemahaman konsep kemagnetan.
  • 37. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Guru perlu mengidentifikasi miskonsepsi yang terdapat pada peserta didik, setelah itu guru juga dapat lebih mudah membimbing peserta didik untuk menemukan konsepsi ilmiah yang dapat diterima dengan meningkatkan strategi pengajaran. Selain itu, guru perlu meremidiasi miskonsepsi yang dialami peserta didik dengan beberapa model dan metode pengajaran yang ada seperti, metode pembelajaran kooperatif, penemuan terbimbing, eksperimen, peta konsep pendekatan konflik kognitif dll. Selain itu, guru juga dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik 6 Guru belum memanfaatkan teknologi non ICT secara maksimal sebaggai media pembelajaran. Kajian literatur (Damayanti, sutikno, & maturi, 2015). (yunita&ilyas, 2019) Alat peraga dapat digunakan untuk membantu pembelajaran yang menunjukkan fenomena atau konsep yang abstrak dan sulit dipahami, sehingga dapat menerangkan konsep, fakta, prinsip, dan prosedur tertentu agar tampak lebih jelas. Alat peraga IPA dalam proses pembelajran IPA memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran IPA yang efektif (Sudjana, 2011) Setelah melakukan wawancara dan kajian literatur, maka penyebab dari masalah Guru belum memanfaatkan teknologi non ICT secara maksimal sebaggai media pembelajaran adalah : • Guru masih kurang optimal dalam pemanfaatan laboratorium IPA. • guru belum menguasai secara mendalam akan teknologi pembelajaran yang akan digunakan. • guru kurang optimal dalam mengikuti pelatihan. • Fasilitas laboratorium belum maksimal • Guru belum optimal mengajak siswa untuk mengeksplor atau praktikum langsung. • Guru kurang optimal dalam menggunakan alat peraga
  • 38. No. Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskaan suatu ide, prinsip, gejala atau alam, dapat disebut alat peraga. Pembelajaran IPA pada awalnya dirasakan sulit oleh peserta didik menjadi lebih mudah dipahami jika menggunakan media alat peraga (Soelarko, 19915). (peserta didik et al., 2019) Kajian empiris berdasarkan hasil wawancara tentang masalah Guru belum memanfaatkan teknologi non ICT secara maksimal. Ibu Hj. Haeriyah, S.Pd (Guru IPA) Menurut saya, pada materi kemagnetan guru tidak hanya mengoptimalkan dalam penggunaan ICT baik bentuk PPT dan video pembelajaran. akan tetapi, guru bisa mengoptimalkan ke dalam bentuk praktek langsung (non ICT) seperti menggunakan alat praga yang tersedia di laboratorium, ataupun praktek langsung. Bp. H. Mulyono Sobar, M.Pd (Kepala SMPN 1 Tangerang & Dosen Universitas Terbuka) Didalam pembelajaran IPA khusus nya pada materi Kemagnetan, sebuah gaya megnet baik diantara kawat lurus atau kawat melingkar berarus listrik dapat dihasilkan oleh aliran arus listrik hal ini bisa dipelajari oleh materi induksi elektromegnetik dengan melakukan eksperimen membuat alat peraga elektomagnetik sederhana.
  • 39. DAFTAR PUSTAKA Afriyanto, E. (2015). Pengembangan MediaPembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten. 2(1),20-24 Aunurrahman, 2008. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. arjanto, S. (2015). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INDUKSISNF2015-II-23 SNF2015-II-24. IV , 23–26 Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Pengantar Lokakarya di Universitas Kristen Satya Wacana 7-10 Oktober 1990. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Charli, et al. (2018). Kesulitan Peserta didik Dalam Menyelesaikan Soal Fisika Pada Materi Suhu Dan Kalor Di Kelas X SMA Ar Risalah Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016 / 2017. Journal of education and instruction (JOEAI). Vol. 1 No. 1. eissn 2614-8617. p-issn 2620.7346. DOI: http: // doi.org / 10.31539 / JOEAI.v1i1.239) Dina, Z. H., Ikhsan, M., & Hajidin, H. (2019). The improvement of communication and mathematical disposition abilities through discovery learning model in junior high school. JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education), 4(1), 11–22. https://doi.org/10.23917/jramathedu.v4i1.6824 Dalyono,M. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta. Erman, E., & Wakhidah, N. (2021). Re-examining a classical issue: Integrating cognitive processes in scientific-5 m approach to learn science in Indonesia. Asia-Pacific Education Researcher. https://doi.org/10.1007/s40299-021-00628-z Erman, E., Wasis, W., Susantini, E., & Azizah, U. (2018). Scientific thinking skills: Why junior high school science teachers can not use discovery and inquiry models in classroom. Atlantis Press, 1(Icst), 201– 204. https://doi.org/10.2991/icst-18.2018.43 Hamdani, M. A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung. Ilhan, A., & Gülersoy, A. E. (2019). Discovery learning strategy in geographical education: A sample of lesson design. Review of International Geographical Education Online, 9(3), 523–541. https://doi.org/10.33403/rigeo.672975 Khodijah, N. (2022). PROFESIONALISME GURU DALAM PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Jurnal Teknodik, Hal. 255 – 264. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.27
  • 40. Suhendri, H. (2011). Pengaruh kecerdasan matematis– logis dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 1(1), 29–39. https://doi.org/10.30998/formatif.v1i1.61 Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Winarso, W. (2014). Membangun kemampuan berfikir matematika tingkat tinggi melalui pendekatan induktif, deduktif dan induktif-deduktif dalam pembelajaran matematika. Jurnal Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching, 3(2). https://doi.org/10.24235/eduma.v3i2.58 Yunita, I., & Ilyas, A. (2019). EFFECTIVENESS OF ELECTROMAGNETIC INDUCTION PROPS TO STUDENT ’ S CRITICAL THINKING ABILITY berpikir proses keharusan dalam usaha kan rangasangan yang dapatdiproses proses pembelajaran sangat penting motivasi peserta didik untukbelajar kawat lurus atau kawat melingkar berarus peraga pada materi ini . Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang yaknihanya sedikit peserta didik yang menunjukkan. 02 (2), 245 – 253.
  • 41. LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI Wawancara bersama Bapak H. Mulyono Sobar (Kepala SMPN 1 Tangerang)
  • 42. Wawancara Bersama Ibu Hj. Haeriyah M.Pd (Guru IPA SMPN 1 Tangerang)
  • 43. Wawancara Bersama Ibu Riandini Putri (Guru IPA SMPN 1 Tangerang)